Anda di halaman 1dari 17

LABORATORIUM OPERASI TEKNIK KIMIA

I PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
TUGAS PENDAHULUAN
HEAT EXCHANGER

DISUSUN OLEH :
NAMA : A.ALYA RANA ATIKAH
STAMBUK : 09220190020
KELAS/KELOMPOK : C1/ II

LABORATORIUM OPERASI TEKNIK KIMIA


JURUSAN TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

MAKASSAR
2021

TANGKI BERPENGADUK
LABORATORIUM OPERASI TEKNIK KIMIA
I PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Proses perpindahan panas adalah salah satu bentuk dari transformasi
energi dan mempunyai peranan yang sangat penting di berbagai bidang
terutama di bidang industri dan teknologi seperti halnya industri permesinan,
pembangkit tenaga, pesawat terbang, industri otomotif, pengeringan,
pendinginan dan sebagainya. Pada proses perpindahan panas tersebut
memerlukan beberapa persyaratan kebutuhan temperatur tertentu untuk
sistemnya, sehingga sistem yang terdapat pada proses tersebut dapat berjalan
dengan baik sesuai dengan yang direncanakan. Dengan adanya hal tersebut,
untuk mengatur perpindahan panas yang terjadi diperlukan suatu alat yaitu
alat penukar kalor atau disebut juga heat exchanger (Artono 2020).

Heat exchanger adalah suatu alat yang dimana terjadi aliran perpindahan
panas diantara dua fluida atau lebih pada temperatur yang berbeda. Seperti
komponen atau mesin yang lain pada umumnya yang memiliki umur pakai,
berlaku pula pada heat exchanger. Semakin lama heat exchanger digunakan
akan menyebabkan pengotoran (fouling) pada bagian dalam heat exchanger
tersebut. Lapisan pengotoran ini menyebabkan penambahan tahanan termal
dan menyebabkan laju perpindahan panas pada heat exchanger berkurang
yang pada akhirnya akan berpengaruh pada kinerja dari heat exchanger
secara khususnya, dan unit booster pada umumnya.
Heat exchanger dapat dibagi menjadi beberapa tipe berdasarkan
fungsional dan jenis permukaan perpindahan panasnya. Pembagian tipe heat
exchanger secara fungsional diantaranya recuperative type, regenerative/
storage type, dan direct mixing type. Sementara itu, pembagian tipe heat
exchanger berdasarkan permukaan perpindahan panasnya dapat diatur dalam
beberapa bentuk diantaranya single tube arrangement, shell and tube
arrangement, dan cross flow heat exchanger. Karena komponen heat
exchanger tersebut memegang peranan penting pada operasi booster, maka

TANGKI BERPENGADUK
LABORATORIUM OPERASI TEKNIK KIMIA
I PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
kinerja dari heat exchanger tersebut harus terus dijaga agar tetap optimal dan
berfungsi dengan baik. Oleh karena itu perlu dilakukan analisis terhadap
kinerja dan efektivitas heat exchanger, terutama akibat pengaruh pengotoran
yang terjadi didalamnya, untuk selanjutnya dilakukan evaluasi akibat
pengaruh dari pengotoran tersebut. Shell and tube merupakan jenis heat
exchanger yang populer dan lebih banyak digunakan di dunia industri. Shell
and tube terdiri dari sejumlah tube yang terpasang didalam shell yang
berbentuk silindris. Terdapat dua jenis aliran fluida yaitu yang mengalir,
dimana salah satu aliran fluida mengalir dalam tube, dan juga aliran fluida
lainnya mengalir diluar tube ( Sudrajat, 2017).

TANGKI BERPENGADUK
LABORATORIUM OPERASI TEKNIK KIMIA
I PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

Tujuan Percobaan
1. Mengevaluasi nilai koefisien perpindahan panas pada alat shell and tube
Heat Exchanger.
2. Mengevaluasi kelayakan alat shell and tube heat exchanger

TANGKI BERPENGADUK
LABORATORIUM OPERASI TEKNIK KIMIA
I PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Heat Exchanger


Heat exchanger dapat dibagi menjadi beberapa tipe berdasarkan fungsional
dan jenis permukaan perpindahan panasnya. Pembagian tipe heat exchanger
secara fungsional diantaranya recuperative type, regenerative/ storage type,
dan direct mixing type. Sementara itu, pembagian tipe heat exchanger
berdasarkan permukaan perpindahan panasnya dapat diatur dalam beberapa
bentuk diantaranya single tube arrangement, shell and tube arrangement, dan
cross flow heat exchanger. ( Sudrajat, 2017).

Shell and tube merupakan jenis heat exchanger yang populer dan lebih
banyak digunakan di dunia industri. Shell and tube terdiri sejumlah tube yang
terpasang didalam shell yang berbentuk silindris. Terdapat dua aliran fluida
yang mengalir, dimana salah satu aliran fluida mengalir di dalam tube, dan
aliran fluida lainnya mengalir diluar tube ( Sudrajat, 2017).

Penukar panas (heat exchanger) sering digunakan untuk proses


pengolahan terutama untuk mengatasi kendala asap yang dihasilkan dari
pembakaran langsung. Disamping itu, penggunaan penukar panas dapat lebih
mengefektifkan pengendalian suhu proses dibandingkan dengan
menggunakan energi panas langsung dari pembakaran. Fungsi utama dari
penukar panas yaitu mempertukarkan panas dari satu fluida ke fluida lain.
Fluida-fluida tersebut dicegah bercampur satu dengan lainnya oleh pembatas
seperti dinding pipa. Penukar panas yang umumnya digunakan berupa
konfigurasi pipa-pipa atau plat. Jenis penukar panas yang banyak
diaplikasikan di industri adalah penukar panas tipe shell and tube atau
selubung dan tabung. Konfigurasi ini terdiri dari satu bundel pipa yang
dihubungkan paralel yang ditempatkan di dalam selubung.
Pada suautu unit penukar panas terdapat dua macam fluida yaitu fluida

TANGKI BERPENGADUK
LABORATORIUM OPERASI TEKNIK KIMIA
I PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
panas dan fluida dingin yang masing-masing dialirkan di bagian tabung atau
selubung tergantung kepentingan operasionalnya. Fluida dalam panas di
prioritaskan dengan dialirkan di bagian tabung dan fluida yang dipanaskan
dialirkan di bagian selubung sehingga panas bisa ditransfer ke arah luar (ke
arah fluida yang dipanaskan) sehingga tidak ada urgensi dibutuhkannya
isolator pada bagian selubung. Kata exchanger benar-benar berlaku untuk
semua jenis peralatan di mana panas dipertukarkan tetapi sering digunakan
khusus untuk menunjukkan peralatan dimana panas dipertukarkan di antara
dua aliran proses.
Penukar dimana cairan proses dipanaskan atau didinginkan oleh mesin
industri disebut sebagai pemanas dan pendingin. Suatu penguapan jika
dikaitkan dengan kolom distilasi dan alat menguap jika digunakan untuk
memusatkan solusi. Istilah penukar yang digunakan untuk penukar yang
dipanaskan oleh gas pembakaran, seperti boiler
Heat exchanger adalah suatu alat dimana terjadi aliran perpindahan panas
diantara dua fluida atau lebih pada temperatur yang berbeda dimana fluida
tersebut keduanya mengalir di dalam sistem. Di dalam heat exchanger
tersebut, kedua fluida yang mengalir terpisah satu sama lain, biasanya oleh
pipa silindris. Fluida dengan temperatur yang lebih tinggi akan mengalirkan
suatu panas ke fluida yang bertemperatur lebih rendah.
Heat exchanger dapat dibagi menjadi beberapa tipe berdasarkan
fungsional, jenis permukaan perpindahan panasnya. Pembagian suatu tipe
heat exchanger secara fungsional diantaranya recuperative type, regenerative
atau storage type, dan direct mixing type. Sementara itu, pembagian tipe Heat
exchanger berdasarkan permukaan perpindahan panasnya dapat diatur dalam
beberapa bentuk beberapa alat diantaranya adalah bagian single tube
arrangement, shell and tube arrangement, dan cross flow heat exchanger.
Dalam aplikasinya, penukar panas banyak ditemui permasalahan yang
dapat mempengaruhi kinerjanya seperti pressure drop, perpindahan panas,
faktor pengotoran, dan sebagainya. Evaluasi performansi penukar panas

TANGKI BERPENGADUK
LABORATORIUM OPERASI TEKNIK KIMIA
I PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
dianggap perlu untuk meningkatkan efektivitasnya sehingga penggunaannya
sesuai dengan kondisi operasi yang diharapkan. Suhu outlet merupakan suhu
yang dapat diharapkan dari perpindahan fluida panas dari pembakaran.
Pengontrolan suhu keluaran diperlukan agar suhu suatu proses operasi lebih
stabil (tidak berfluktuatif) sehingga proses yang dilakukan dapat dikendalikan.
(Sudrajat, 2017).
2.2 Jenis-jenis heat exchanger
Adapun jenis-jenis heat exchanger, yaitu :

1. Jenis shell and tube


Jenis ini merupakan jenis yang paling banyak digunakan dalam suatu
industri perminyakan. Alat ini terdiri dari sebuah shell (tabung atau slinder
besar) dimana didalamnya terdapat suatu bundle (berkas) pipa dengan
diameter yang relatif kecil. Satu jenis fluida mengalir di dalam pipa-pipa
sedangkan fluida lainnya mengalir di bagian luar pipa tetapi masih di
dalam shell. Untuk meningkatkan efisiensi pertukaran panas, biasanya pada
alat penukar panas shell dan tube dipasang sekat (baffle).
2. Jenis Double Pipe (Pipa Ganda)
Satu jenis penukar kalor ialah susunan pipa ganda. Dalam penukar kalor
jenis ini dapat digunakan suatu aliran searah atau aliran yang berlawanan arah,
baik dengan zat cair panas maupun zat cair dingin terdapat dalam ruang
annulus dan zat cair yang lain di dalam pipa dalam. Kemudian alat penukar
panas pipa rangkap terdiri dari dua pipa logam standar yang dimana kedua
ujungnya dilas menjadi satu atau di hubungkan dengan suatu kotak penyekat.
Sehingga fluida yang satu mengalir di dalam pipa, sedangkan fluida kedua
mengalir di dalam ruang anulus antara pipa luar dengan pipa dalam. Alat
penukar panas jenis double pipe heat exchanger dapat di gunakan pada laju
alir fluida yang kecil dan tekanan operasi yang tinggi. (Riyanto, 2019)
3. Koil Pipa
Heat exchanger mempunyai pipa berbentuk koil yang dibenamkan di
dalam sebuah box berisi air dingin yang kemudian mengalir atau yang

TANGKI BERPENGADUK
LABORATORIUM OPERASI TEKNIK KIMIA
I PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
disemprotkan untuk mendinginkan fluida panas yang mengalir di dalam
pipa.
4. Jenis Pipa Terbuka (Open Tube Section)
Pada heat exchanger jenis ini pipa-pipa tidak di tempatkan di dalam
suatu shell, tetapi di biarkan di udara. Pendinginan dilakukan dengan
mengalirkan air atau udara pada bagian pipa.
5. Jenis spiral
Jenis ini mempunyai bidang perpindahan panas yang melingkar. Karena
alirannya yang melingkar maka sistem ini dapat melakukan self
cleaning dan mempunyai efisiensi perpindahan panas yang baik, akan
tetapi konstruksi seperti ini tidak dapat dioperasikan pada tekanan
tinggi.
6. Jenis lamella
Biasanya digunakan untuk memindahkan panas dari gas ke gas pada
tekanan rendah. Jenis ini memiliki koefisien perpindahan panas yang baik
atau tinggi.
7. Gasketter plate exchanger
Gasketter plate exchanger mempunyai bidang perpindahan panas terbentuk
lembaran plat dibuat beralur. Aliran fluida untuk fluida cairan) terdapat di
antara lembaran pelat yang dipisahkan gasket yang dirancang khusus sehingga
dapat memisahkan aliran kedua cairan (Riyanto, 2019).
2.3 Energi Panas

Energi panas adalah salah satu bentuk energi yang dapat dipindahkan dari
suatu tempat ke tempat lain, tetapi tidak dapat diciptakan atau dimusnahkan
sama sekali. Dalam suatu proses, panas dapat mengakibatkan terjadinya
kenaikan suhu suatu zat dan atau perubahan tekanan, reaksi kimia dan
kelistrikan. Proses terjadinya perpindahan panas dapat dilakukan secara
langsung, yaitu fluida yang panas akan bercampur secara langsung dengan
fluida dingin tanpa adanya pemisah dan secara tidak langsung, yaitu bila
diantara fluida panas dan fluida dingin tidak berhubungan langsung tetapi

TANGKI BERPENGADUK
LABORATORIUM OPERASI TEKNIK KIMIA
I PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
dipisahkan oleh sekat-sekat pemisah. Energi panas sendiri merupakan salah
satu energi yang berubah bentuk karena sifat dan pergerakan suatu molekul,
yang dapat mengakibatkan perubahan suhu, perubahan wujud atau fase, atau
dapat memicu terjadinya reaksi kimia pada materi tersebut. Energi panas
diperoleh dari peristiwa transfer panas (heat transfer) suatu bahan.
Perpindahan panas secara konduksi merupakan perpindahan panas antara
molekul-molekul yang saling berdekatan antara yang satu dengan yang
lainnya dan tidak diikut oleh perpindahan molekul-molekul tersebut secara
fisik. Molekul-molekul benda yang panas bergetar lebih cepat dibandingkan
molekul-molekul benda yang berada dalam keadaan dingin. Getaran-getaran
yang cepat ini, tenaganya dilimpahkan kepada molekul di sekelilingnya
sehingga menyebabkan getaran lebih cepat maka akan memberikan panas.
Perpindahan panas secara konveksi, perpindahan panas dari suatu zat ke
zat yang lain disertai dengan gerakan partikel atau zat tersebut secara fisik.
Perpindahan panas secara radiasi ialah perpindahan panas tanpa melalui
media (tanpa melalui molekul). Suatu energi dapat dihantarkan dari suatu
tempat ke tempat lainnya (dari benda panas ke benda yang dingin) dengan
pancaran gelombang elektromagnetik dimana tenaga elektromagnetik ini
akan berubah menjadi panas jika dapar terserap oleh benda yang lain.
Pada dasarnya prinsip kerja dari alat penukar kalor yaitu memindahkan
panas dari dua fluida pada temperature berbeda di mana transfer panas dapat
dilakukan secara langsung ataupun tidak langsung. Secara kontak langsung
panas yang dipindahkan antara fluida panas dan dingin melalui permukaan
kontak langsung berarti tidak ada dinding antara kedua fluida. Transfer panas
yang terjadi yaitu melalui interfase atau penghubung antara kedua fluida.
Contohnya aliran sistem kontak langsung dua zat cair yang immiscible (tidak
bercampur), gas-liquid,partikel padat kombinasi fluida (Suswanto dkk, 2020).
2.4 Perpindahan Kalor
Perpindahan kalor adalah ilmu yang mempelajari berpindahnya suatu
energi (berupa kalor) dari suatu sistem ke sistem lain karena adanya

TANGKI BERPENGADUK
LABORATORIUM OPERASI TEKNIK KIMIA
I PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
perbedaan temperatur.Keseimbangan pada masing-masing sistem terjadi
ketika sistem memiliki temperatur yang sama.
a.Perpindahan kalor konduksi
Perpindahan panas konduksi adalah proses perpindahan panas jika
panas mengalir dari tempat yang suhunya tinggi ke tempat yang suhunya
lebih rendah, tetapi media untuk perpindahan panas tetap. Perpindahan
panas secara konduksi tidak hanya pada padatan saja tetapi bisa juga
terjadi pada cairan ataupun gas, hanya saja konduktivitas terbesar ada
pada padatan. Jadi, konduktivitas padatan konduktivitas cairan dan gas,
jika media perpindahan panas konduksi berupa gas, molekul-molekul
gas yang suhunya tinggi maka akan bergerak dari suatu tempat dengan
kecepatan yang lebih tinggi dari pada suatu molekul gas yang nilai
suhunya lebih rendah (Subagyo, 2019).

Konduksi adalah proses dengan mana panas mengalir dari daerah yang
bersuhu tinggi ke daerah yang bersuhu lebih rendah di dalam satu
medium (padat, cair atau gas) atau antara medium-medium yang
berlainan yang bersinggungan secara langsung tanpa adanya
perpindahan molekul yang cukup besar menurut teori kinetik. Suhu
elemen suatu zat sebanding dengan energi kinetik yang sama. molekul
yang membentuk elemen itu. Energi yang dimiliki oleh suatu elemen zat
yang disebabkan oleh kecepatan dan posisi relative molekul-molekulnya
disebut energi dalam. Perpindahan energi tersebut dapat berlangsung
dengan tumbukan elastik misalnya dalam fluida atau dengan
pembauran (difusi atau diffusion) elektron-elektron yang bergerak secara
cepat dari daerah yang bersuhu tinggi kedaerah yang bersuhu lebih
rendah (misalnya logam).
Beberapa saat kemudian, ujung yang kita pegang akan segera menjadi
panas walaupun tidak bersentuhan langsung dengan sumber panas.
Dalam hal ini kita katakan bahwa kalor dihantarkan dari ujung yang

TANGKI BERPENGADUK
LABORATORIUM OPERASI TEKNIK KIMIA
I PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
panas ke ujung lain yang lebih dingin.
Syarat terjadinya konduksi kalor suatu benda adalah adanya perbedaan
suhu antara dua tempat pada benda tersebut. Kalor akan berpindah dari
tempat bersuhu tinggi ke tempat bersuhu rendah. Jika suhu kedua tempat
sudah sama, rambatan kalor pun akan terhenti. Berdasarkan kemampuan
suatu zat menghantarkan kalor secara konduksi, zat dibedakan menjadi
dua yaitu konduktor dan isolator. Konduktor adalah zat yang mudah
menghantarkan kalor. Sedangkan kebalikannya yaitu isolator adalah zat
yang sangat sukar atau sukar proses transfer panas (Sasmita, 2018).
Suatu material bahan yang mempunyai gradient, maka kalor akan
mengalir tanpa disertai oleh suatu gerakan zat. Aliran kalor seperti ini
disebut konduksi atau hantaran. Konduksi termal pada logam-logam
padat terjadi akibat gerakan elektron yang terikat dan konduksi termal
mempunyai hubungan dengan konduktivitas listrik. Pemanasan logam
berarti pengaktifan gerakan molekul, sedangkan pendinginan berarti
pengurangan gerakan molekul. Laju perpindahan kalor secara konduksi
sebanding gradien suhu Jika ada perbedaan suhu, molekul-molekul pada
daerah yang suhunya tinggi memberikan panasnya kepada molekul
suhunya lebih rendah terjadi tumbukan. (Syaichurrozi dkk, 2019)
b. Perpindahan kalor konveksi (alami dan paksa)
Konveksi adalah proses transport energi dengan kerja gabungan dari
konduksi panas, penyimpanan energi dan gerakan mencampur. Konveksi
sangat penting sebagai mekanisme perpindahan energi antara permukaan
benda padat, cairan atau gas.
Perpindahan panas secara konveksi diklasifikasikan dalam konveksi
bebas (free convection) dan konveksi paksa (forced convection) menurut
cara menggerakkan alirannya. Bila gerakan mencampur berlangsung
semata-mata sebagai akibat dari perbedaan kerapatan yang disebabkan
oleh gradien suhu, maka disebut konveksi bebas atau alamiah (natural).

TANGKI BERPENGADUK
LABORATORIUM OPERASI TEKNIK KIMIA
I PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Bila gerakan mencampur disebabkan oleh suatu alat dari luar seperti
pompa atau kipas, maka prosesnya disebut konveksi paksa. Keefektifan
perpindahan panas dengan cara konveksi tergantung sebagian besarnya
pada gerakan mencampur fluida. Pada studi perpindahan panas konveksi
didasarkan pada pengetahuan tentang ciri-ciri aliran fluida. Konveksi
merupakan suatu proses perlindungan kalor dengan media atau benda
yang menghantarkan kalor juga turut berpindah, seolah-olah kalor dibawa
oleh media tersebut.
Perpindahan panas konveksi adalah suatu proses perpindahan panas
dimana cairan atau gas yang memiliki suhu tinggi mengalir ke tempat
yang memiliki suhu lebih rendah, memberikan panas pada permukaan
yang suhunya lebih rendah. Perpindahan panas terjadi antara permukaan
padat dengan fluida yang mengalir di sekitarnya. Jadi perpindahan panas
ini memerlukan suatu media penghantar yang berupa fluida baik fluida
cair maupun fluida gas.
Menurut Buchori, perpindahan panas secara konveksi terjadi melalui 2
cara yaitu:

1. Konveksi bebas atau konveksi alamiah (free convection)


Merupakan perpindahan panas yang disebabkan oleh adanya
perbedaan suhu dan beda rapat saja dan tidak ada tenaga yang
berasal dari luar yang mendorongnya. Contohnya plat panas
dibiarkan berada di udara sekitar tanpa ada sumber gerakan dari
luar.
2. Konveksi paksaan (forced convection)
Merupakan perpindahan panas yang terjadi karena aliran gas atau
cairannya disebabkan karena adanya tenaga yang berasal dari luar
sistem. Contohnya antara lain adalah plat panas dihembus udara
dengan kipas atau blower.

c. Perpindahan kalor radiasi

TANGKI BERPENGADUK
LABORATORIUM OPERASI TEKNIK KIMIA
I PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Perpindahan panas radiasi adalah suatu perpindahan panas yang terjadi
karena pancaran atau sinaran gelombang elektromagnetik. Perpindahan
panas radiasi berlangsung elektromagnetik dengan panjang gelombang
pada interval tertentu. Jadi perpindahan panas radiasi tidak memerlukan
media, sehingga perpindahan panas dapat berlangsung dalam ruangan
hampa udara. Contohnya yaitu panas matahari yang sampai ke bumi.
Benda yang dapat memancarkan panas dengan sempurna disebut radiator
yang sempurna dan juga dikenal sebagai benda hitam (black body).
Persamaan dasar dari konsep perpindahan panas konveksi adalah hukum
Stefan Boltzmann. (Subagyo, 2018).
Semua benda akan memancarkan panas radiasi secara terus menerus.
Intensitas pancaran tergantung pada suhu dan sifat dari permukaan suatu
benda tersebut. Energi radiasi bergerak dengan kecepatan cahaya yaitu
3x10 m/s dan gejala-gejalanya yaitu menyerupai delapan radiasi cahaya.
Menurut teori elektromagnetik, radiasi cahaya dan radiasi termal hanya
berbeda-beda dalam panjang pada suatu gelombang masing-masing
(Subagyo, 2018).
Pada proses radiasi, panas akan diubah menjadi sebuah gelombang
elektromagnetik yang akan merambat tanpa melalui ruang sebagai media
penghantar. Jika gelombang tersebut mengenai suatu benda, maka
gelombang dapat mengalami transisi atau diteruskan, refleksi atau
dipantulkan dan absorpsi atau diserap dan menjadi kalor. Hal tersebut
tergantung pada jenis benda. Menurut hukum Stefan Boltzman tentang
radiasi panas dan berlaku hanya untuk benda hitam, bahwa kalor
yang dipancarkan dengan laju yang sebanding dengan pangkat empat
temperatur absolut benda itu dan berbanding lurus dengan permukaan
benda (Syaichurrozi dkk, 2019).
d. Perpindahan Panas Konduksi, Konveksi, Radiasi
Pada umunya tiga macam mekanisme perpindahan panas konduksi,
konveksi dan radiasi berlangsung bersama-sama. Sebagai contoh adalah
blok beton tempat pejalan kaki menerima panas radiasi dari matahari.

TANGKI BERPENGADUK
LABORATORIUM OPERASI TEKNIK KIMIA
I PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Blok beton menerima panas radiasi dari matahari, sebagai panas radiasi ini
diabsorpsi sehingga suhu beton naik. Sebagian panas radiasi dari matahari
akan dipantulkan oleh blok beton, tetapi tidak ada panas radiasi yang
diteruskan karena blok beton bersifat suram. Karena suhu blok beton naik,
maka akan memancarkan panas ke udara lebih banyak dari pada
sebelumnya. Karena suhu blok lebih tinggi dari pada suhu udara lebih
banyak dari pada sebelumnya. Karena suhu blok lebih tinggi dari pada
suhu udara yang ada didekatnya maka akan terjadi perpindahan panas
secara konveksi bebas dan atau konveksi paksaan tergantung pada
kecepatan angin. Jika kecepatan angin kecil, terjadi perpindahan panas
secara konveksi bebas, sedangkan pada saat angin kencang terjadi
perpindahan panas konveksi paksaan dengan koefisien konveksi yang
lebih besar. Akhirnya juga ada perpindahan panas konduksi ke tanah
melalui blok beton. Alat penukar kalor memiliki tujuan untuk
mengontrol suatu sistem (temperatur) dengan menambahkan atau
menghilangkan energi termal dari suatu fluida ke fluida lainnya.
Walaupun ada banyak perbedaan ukuran, tingkat kesempurnaan, dan
perbedaan jenis alat penukar kalor, semua alat penukar kalor
menggunakan elemen-elemen konduksi termal pada umum(Efendi, 2018).
e. Faktor-faktor mempengaruhi Perpindahan Panas
a. Perubahan suhu yaitu semakin besar nilai perubahan suhu atau ∆T,
maka panas yang ditransfer akan semakin besar
b. Luas perpindahan panas yaitu luas perpindahan panas semakin besar
maka transfer panas akan semakin besar
c. Jenis bahan yaitu bahan-bahan padat yang bersifat konduktor
(penghantar panas yang baik) akan lebih bagus digunakan bila
dibandingkan dengan isolator (penghantar panas yang buruk) dalam
transfer panas. begitu juga dengan fluida.
d. Jarak perpindahan panas yaitu dalam perpindahan panas konduksi,
perbedaan jarak transfer panas (∆x) berbanding

TANGKI BERPENGADUK
LABORATORIUM OPERASI TEKNIK KIMIA
I PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

BAB III
PROSEDUR KERJA
3.1 Alat
Satu set alat heat exchanger
3.2 Bahan
Air H2O
3.3 Cara Kerja

Menyalakan alat. Mengatur suhu operasi alat sesuai yang diinginkan,


mengatur kran debit untu aliran co-current atau counter current. Mengatur
debit untuk air pendingin kemudian debit air pemanas sesuai yang
diinginkan. Mencatat semua suhu yang ditampilkan alat setelah tercapai
suhu operasi alat yang diinginkan. Melakukan prosedur yang sama dari
awal untuk pengambilan data berikutnya

TANGKI BERPENGADUK
LABORATORIUM OPERASI TEKNIK KIMIA
I PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

DAFTAR PUSTAKA

TANGKI BERPENGADUK
LABORATORIUM OPERASI TEKNIK KIMIA
I PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

TANGKI BERPENGADUK

Anda mungkin juga menyukai