Anda di halaman 1dari 59

Makalah Instrumentasi Proses

“Flow Measurement”

Disusun Oleh :
Kelompok IV (A4)
Zikri amarullah surbakti (170140001)
Nurul Atika Rotonga (170140090)
Muliadi (170140122)
M. Firman Maulana (170140137)
Muhammad Rifki (140120111)
Sinta Dwiyanti (170140154)

Dosen Pembimbing : Dr. Muhammad, M.Eng

TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MALIKUSSALEH
LHOKSEUMAWE
2020
KATA PENGANTAR
Makalah Instrumentasi dan Pengukuran tentang pengukuran laju alir ini merupakan
makalah hasil studi literatur kami dari bebagai sumber. Makalah ini dibuat untuk memenuhi
tugas mata kuliah instrumentasi pengukuran dan juga untuk menunjang kami dalam
mendalami mata kuliah ini.
Tiada kata yang patut diungkapkan terlebih dahulu setelah selesainya makalah ini
selain Alhamdulillah ‘segala puji bagi Allah’. Puii dan syukur kehadirat Ilahi penyusun
panjatkan karena berkat rahmat dan hidayah-Nya penyusun dapat menyelesaikan makalah ini.
Ucapan terima kasih penyusun sampaikan kepada para narasumber yang telah menyediakan
ilmunya untuk kami susun dimakalah ini. Banyak pihak turut membantu dan memungkinkan
terciptanya makalah ini, untuk itu penyusun ucapkan terima kasih yang mendalam.
Penyusun berharap makalaah ini memberikan manfaat pada para pembaca makalah ini
khususnya bagi penyusun sendiri. Penyusun mengharapkan apresiasiasi makalah ini, baik
berupa saran maupun kritik. Untuk itu penulis ucapkan terima kasih.

Lhokseumawe, April 2020

Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Pengukuran laju alir cairan dan gas merupakan salah satu jenis pengukuran variabel
proses. Pengukuran laju alir cairan dan gas merupakan variabel penting di dalam proses
industri. Pengukuran laju alir diperlukan untuk menentukan proporsi dan jumlah bahan yang
mengalir masuk dan keluar proses. Dengan kata lain, pengukuran laju alir menunjukan berapa
banyak fluida yang digunakan atau didistribusikan ke dalam proses.
Saat ini, efisiensi dan biaya dari suatu proses dibantu dengan berbagai variabel
pengendali yang salah satunya adalah variabel laju alir. Biaya merupakan salah satu faktor
yang mempengaruhi pemilihan instrumentasi yang tepat dalam suatu penerapan misalnya di
industri.
Ketepatan dan ketelitian yang baik pada proses akan berpengaruh pada efisiensi
operasi. Semakin tinggi efisiensi maka laba yang didapatkan akan semakin besar. Pengukuran
laju alir yang tidak akurat akan menyebabkan kesalahan yang fatal dalam proses di industri.
Pengukuran laju alir ditentukan dengan mengukur kecepatan cairan atau perubahan
energi kinetiknya. Perbedaan tekanan yang terjadi pada saat cairan melintasi pipa
mempengaruhi kecepatan suatu aliran. Karena luas penampang pipa sudah diketahui,
kecepatan rata-rata merupakan indikasi dari laju alirnya.
Faktor-faktor yang mempengaruhi laju alir selain tekanan adalah viskositas, densitas,
dan gaya gesek cairan terhadap dinding dalam pipa.
Banyak metoda yang sudah dikenal untuk pengukuran laju alir cairan dan atau gas.
Alat yang dapat digunakan disesuaikan dengan sifat fluida tertentu, seperti : bersih, jernih,
kotor, basah, kering, erosif, korosif, uap, sluri, multi pase, kental, dan lain-lain. Selain itu
dikaitkan dengan sifat aliran seperti turbulensi dan laminar
1.2 Tujuan
a. Mengetahui pengertian pengukuran laju alir.
b. Mengetahui jenis pengukuran aliran
c. Mengetahui persamaan yang digunakan dalam pengukuran laju alir
d. Mengetahui metode pengukuran laju alir
e. Mengetahui alat ukur laju alir
f. Mengetahui aplikasi dalam pengukuran laju alir

1.3 Rumusan Masalah


a. Pengertian pengukuran laju alir.
b. Apa saja jenis pengukuran aliran.
c. Bagaimana persamaan dalam pengukuran laju alir
d. Macam-macam metode pengukuran laju alir
e. Apa saja jenis flowmeter yang digunakan untuk mengukur laju alir
f. Bagaimana aplikasi dalam pengukuran laju alir.
BAB II
PENGUKURAN LAJU ALIR

2.1 Definisi
Pengukuran aliran adalah pengukuran kapasitas aliran atau laju aliran massa atau laju
aliran volume aliran. Ditinjau dari jenis saluran, aliran fluida dibagi menjadi dua, yaitu aliran
saluran tertutup dan aliran saluran terbuka. Dan instrumen pengukuran aliran pun secara
umum diklasifikasikan menjadi dua bagian, yaitu pengukuran aliran terbuka dan pengukuran
aliran tertutup. 

2.2 Jenis Pengukuran


2.2.1 Pengukuran Aliran Terbuka
Pengukuran aliran terbuka dapat dilakukan dengan 4 metode yaitu :
a. Metode Langsung
Metode langsung pengukuran aliran dapat dilakukan dengan mengukur volume atau
massa fluida dalam selang waktu tertentu. Pada selang waktu yang lama dan diukur secara
tepat, serta pengukuran volume atau massa diukur secara tepat, maka pengukuran ini tidak
memerlukan kalibrasi. Pengukuran laju aliran volume atau massa dengan metode langsung
ini cukup teliti. Akan tetapi apabila fluida yang diukur adalah gas, maka efek
kompresibilitasnya harus diperhitungkan.
Persamaannya adalah :
m =  V A =  (/t) (2.2.1.1)
dimana :
m : laju massa aliran
(/t): perubahan volume/perubahan waktu

b. Metode pembatasan
Metode pembatasan ini mengukur perbedaan tekanan diantara dua penampang aliran
yang sebanding dengan laju aliran. Perhitungan laju aliran teoritis dapat dilakukan
berdasarkan hukum kontinuitas dan persamaan Bernoulli. Kapasitas aliran sebenarnya dapat
ditentukan dengan memperhitungkan faktor koreksi dari masing-masing alat ukur yang
ditentukan secara empiris.
Alat ukur metode tak langsung dengan pembatasan ini dianalisa pada penampang 1
yaitu sebelum masuk alat ukur, dan penampang 2 yaitu tepat di daerah alat ukur yang
biasanya menimbulkan vena contrakta. Vena kontrakta adalah daerah setelah pengecilan
penampang aliran. Pada daerah ini kapasitas aliran minimum dan tekanan aliran pada
penampang tersebut seragam.
Persamaan kontinuitas dari penampang 1 ke penampang 2 adalah :
m1 = m21 V1 A1 = 2 V2 A2
untuk aliran tak mampu mampat maka  adalah tetap sehingga :
V1 A1 = V2 A2

Sedangkan menurut persamaan Bernoulli antara penampang 1 dan penampang 2

p1 V2 p V2
 gz1  1  2  gz2  2
 2  2

V22   V1  
2
 2
p1  p2   V2  V1   
2
1  
2 2  V2  

2 2
 V 1 A 
    2
 V2   A 1
Dari persamaan kontinuitas,

2 P1  P2 
V2 
Sehingga kecepatan teoritis adalah :

 1  A 2 / A 1
2
 (2.2.1.2)

2 P1  P2 
 A
Laju aliran massa teoritis adalah mt = VA=

 1  A 2 / A 1
2

A2
mtheoritis  2 
2 p  p2 
1  A 2 / A 1

(2.2.1.3)
Persamaan 2.2.1.3 adalah persamaan umum hubungan antara laju aliran massa
dengan penurunan tekanan pada alat ukur tidak langsung. Dengan kondisi penampang yang
berbeda, maka karakteristik aliran juga berbeda sehingga dibutuhkan faktor koreksi untuk
angka Reynold dan perbandingan diameter dari alat ukur, yakni koefisien discharge, KC
laju aliran sesungguhnya
KC 
laju aliran teoritis (2.2.1.4)
Sedangkan koreksi atas ketidakseragaman kecepatan aliran adalah dengan koefisien
kecepatan. Kedua faktor koreksi ini umumnya digabungkan menjadi sebuah koefisien aliran,
K. Dengan demikian persamaan laju aliran massa sesungguhnya menjadi :


msesungguhnya  KA t 2 p  p2  (2.2.1.5)
Beberapa alat untuk mengukur kapasitas aliran dengan metode pembatasan adalah :
1. Orifice
Plat tipis yang diflens antara dua buah flens pipa. Bentuknya sederhana, sehingga
harganya murah dan mudah untuk dipasang. Kekurangan orifice adalah kerugian
headnya tinggi dan kapasitas pengukuran rendah
2. Nosel
Pemakaian nosel sebagai alat ukur kapasitas dapat dipasang pada instalasi pipa,
maupun pada plenum
3. Venturi
Venturi dibuat langsung dengan pengecoran dan dihaluskan untuk memperoleh
ketentuan sesuai standar. Harganya mahal karena berat dan kapasitas pengukurannya
juga tinggi, serta kerugian headnya rendah.
4. Elemen Aliran Laminer (LFE)
Alat ini mempunyai bagian pengukuran yang dibagi dalam beberapa laluan yang
diameternya cukup kecil untuk menjamin alirannya laminer berkembang penuh (fully
developed).
Persamaannya adalah :
pD4
 = 128 L
Alat ini juga akan dipengaruhi oleh suhu karena tergantung kepada viskositas.
Harganya hampir sama dengan venturi, namun LFE lebih kecil dan lebih ringan.
b. Metode linier
Alat ukur aliran yang hasilnya langsung proporsional dengan laju aliran antara lain :
Float meter, turbin flowmeter, Vortex flow meter, electromagnetik flow meter, magnetik flow
meter, ultrasonic flowmeter.
Float meter memiliki bagian yang terapung dengan bentuk bola atau kerucut. Bagian ini
akan begerak ke atas atau ke bawah akibat gaya dari aliran fluida, sampai tercapai
keseimbangan antara gaya seret dan gaya apung.
Turbin flowmeter mempunyai sudu gerak yang dapat bergerak dengan bebas sehingga
laju rotasinya sebanding dengan laju aliran volume aliran. Kecepatan rotasinya diindera oleh
sensor magnetik ataupun sensor frekuensi modulasi yang dipasang diluar medan aliran. Alat
ini dapat digunakan untuk mengukur aliran fluida yang korosif dan yang beracun.

d. Metode pembagian
Teknik pembagian aliran pada penampang tetap digunakan pada pengukuran aliran
refrigeran ataupun instalasi fluida pada industri, dimana tidak praktis untuk memasang
peralatan seperti nosel, venturi dan lain-lain alat ukur yang terpasang tetap.
Kecepatan aliran diukur tepat di pusat penampang dengan pitot tube ataupun
anemometer. Tabung Pitot dapat dipergunakan untuk mengukur tekanan statik dan tekanan
stagnasi dari fluida, dengan mengetahui kapasitas aliran yang diberikan.
Sebaliknya dengan mengetahui perbedaan tekanan statis dan tekanan stagnasi, maka
tekanan dinamis dapat ditentukan dan pada akhirnya tekanan dinamis fluida dapat dinyatakan
dalam kecepatan fluida. Kapasitas aliran tiap bagian penampang adalah perkalian kecepatan
dengan luas penampang. Kapasitas total adalah jumlah kapasitas tiap bagian.
Tabung pitot yang dipasang didalam pipa berupa silinder kecil dapat juga
dipergunakan untuk menentukan arah aliran dengan sangat peka. Silinder pitot ini dipakai
dipesawat terbang untuk menunjukkan laju naik turun pesawat. Selain itu silinder pitot juga
dipasang dalam pipa untuk mendeteksi aliran-aliran spiral.
Pemakaian pitot tube mengharuskan adanya penetrasi ke dalam aliran sehingga
hasilnya akan tidak akurat apabila responnya terlalu lambat atau timbulnya pergeseran garis
arus (streamline) aliran. Pemakaian thermal anemometer atau anemometer laser Doppler
dapat mengatasi hal tersebut. Thermal anemometer menggunakan elemen yang kecil yang
dipanaskan dengan arus listrik. Perbedaan laju aliran panas dikalibrasikan untuk
menyesuaikan dengan perubahan kecepatan aliran. Karena ukuran elemen yg sangat kecil,
yaitu diameternya 0,002 mm dan panjangnya 0,1 mm maka respon dari fluktuasi aliran sangat
cepat bahkan sampai mencapai 50 kHz . Maka dari itu sangat tepat untuk aplikasi pada aliran
turbulen. Alat ini banyak dipergunakan untuk riset dan sinyal yg dihasilkan diolah dengan
prosesor digital ataupun Transformasi Fourier.
Laser Doppler anemometer bekerja berdasarkan efek Doppler dimana frekuensi dari
sinar laser akan tergeser akibat perubahan kecepatan aliran. Karena pengukuran kecepatan
langsung dapat dihitung, tanpa kalibrasi sinyal juga tidak terpengaruh oleh perubahan suhu,
massa jenis ataupun komposisi fluida pada aliran. Kekurangan dari alat ini adalah peralatan
optik yang harus dipakai mahal dan mudah pecah.
Hot Wire Anemometer memanfaatkan efek pendinginan konveksi pada sebuah
silinder yang sengaja dipanaskan dan dipasang tegak lurus terhadap aliran fluida.
Pendinginan merupakan fungsi suhu fluida, suhu kawat dan kecepatan fluida. Kawat dengan
diameter antara 0,01 - 0,1 mm dan panjang sekitar 1,5 mm dipasang pada ujung sepasang
garpu pada suatu aliran fluida. Dua metode pengukuran yang digunakan adalah :
1. Hambatan kawat dijaga tetap dengan mengatur aliran arus yang melewati dan
kecepatan fluida ditentukan dari pengukuran arus menggunakan instrumen yang
telah dikalibrasi.
2. Aliran arus melewati kawat dijaga tetap dan perubahan hambatan kawat akibat
pendinginan konveksi diukur menurut penurunan tegangan antara ujung-ujungnya.
Fluktuasi kecepatan dideteksi dengan rangkaian elektronik yang dirancang untuk
keperluan ini.
3.
Anemometer kawat panas ini umumnya dipergunakan untuk mengukur profil kecepatan
yang gradien kecepatannya besar juga untuk mengukur intensitas turbulensi aliran gas.

2.2.2 Pengukuran Airan Terbuka


Metoda dasar pengukuran aliran saluran terbuka tergantung dari faktor kritikal aliran.
Untuk aliran kritikal yaitu dengan angka Froude, Fr = 1 maka kecepatan aliran sama dengan
kecepatan kritikal, sehingga laju aliran dapat dihitung dari pengukuran kedalaman fluida.
V V
Fr   1
Vc gyc
V  gyc (2.2.2.1)
Pada saluran yang ada halangannya berupa bendung (weir) maka laju aliran
merupakan fungsi dari kedalaman aliran pada bendungnya. Bendung atau weir adalah sebuah
halangan parsial di suatu saluran terbuka yang sedemikian rupa sehingga fluida yang
mengalir diatasnya mengalami percepatan dengan permukaan bebas
Bentuk bendung secara umum ada 3 jenis :
1. Bendung berpuncak tajam (Sharp-crested Weirs)
2. Bendung berpuncak lebar (Broad-crested Weirs)
3. Pintu Air (Sluice gate)

a. Bendung Berpuncak Tajam (Sharp-crested Weirs)


Aliran fluida melewati bendung berpuncak tajam Dekat puncak bendung garis arus
aliran menlengkung tajam sehingga variasi tekanan statis akan besar. Untuk itu diperlukan
penentuan koefisien buang secara empiris agar diperoleh perhitungan yang lebih akurat.
Berbagai bentuk bendung berpuncak tajam telah diteliti antara lain ada 3 jenis yaitu :
horisontal lebar penuh, horisontal tidak penuh, bendung bertakik V (V-notch).
Luas penampang aliran fluida tegak lurus bendung sebanding dengan perbedaan
kedalaman antara fluida dan tinggi bendung, ( y1 - zw ), sehingga :
 L
A  b   y1  zw 
 b (2.2.2.2)
Jika kecepatan aliran pada hulu diabaikan maka kecepatan fluida melintas bendung
dapat ditentukan dengan persamaan Bernoulli sebagai berikut :

V  g y1  zw 
(2.2.2.3)
Kapasitas aliran dapat dihitung dengan melengkapi koefisien discharge secara empiris
menjadi :
 L
Q  Cd b  g  y1  zw 
3/ 2

 b (2.2.2.4)
Luas penampang aliran fluida melewati bendung takik V adalah sebanding dengan
(y1 - zw )2,
 
A   y1  zw  tg  y1  zw   tg  y1  zw  2
2 2 (2.2.2.5)
sehingga kapasitas aliran adalah:

g  y1  zw 
5/ 2
Q  CD tg
2 (2.2.2.6)
Pemilihan bendung untuk kondisi tertentu tergantung kepada : selang kapasitas aliran
yang akan diukur, akurasi dan pengkalibrasian setelah bendung terpasang.

b. Bendung Berpuncak Lebar (Broad-Crested Weirs)


Aliran melintas bendung berpuncak lebar dapat menimbulkan aliran kritis pada
puncak bendungnya apabila kedalaman air di hilir bendung rendah. Kapasitas aliran dapat
dihitung dengan persamaan untuk aliran dengan angka Fr = 1 yaitu :
Vc  gyc Q = C d by c gyc = b g yc 3/ 2 (2.2.2.7)
Bila bendungnya panjang dan kedalaman air di hilir rendah akan terjadi aliran terjun
bebas (free overfall).

c. Pintu Air (Sluice Gate)


Pintu air umumnya digunakan untuk mengatur kapasitas discharge/aliran buang.
Untuk yang hilirnya dangkal maka kapasitas aliran dapat dihitung dengan persamaan :
Q  Cd bzg 2 gy1
(2.2.2.8)

d. Kritikal Flumes
Pengukuran aliran untuk saluran terbuka dapat ditentukan dengan akurat
mempergunakan bendung. Namun ada beberapa kesulitan dalam prakteknya yaitu :
 Bendung dapat dikotori debu atau material endapan
 Gangguan karena ujungnya yang tajam
 Head lossnya tinggi

Kendala tersebut dapat diatasi dengan mempergunakan pengukur aliran kritikal


Parshall Flume yaitu aliran melalui celah yang sempit.
Parshall Flume dibuat dengan pembagian 3 daerah aliran yaitu, bagian hulu yang
dasar datar dengan dindingnya menyempit (converging walls), bagian tengah atau bagian
tenggorok ( throat ) yang dindingnya sejajar dengan dasarnya menurun (downward) , dan
bagian keluaran yang dindingnya membesar (diverging walls) dengan dasar yang menanjak
(upward).
Parshall Flume banyak digunakan pada pengukuran aliran irigasi , karena flume tidak
perlu dibersihkan, head yang dibutuhkan relatif rendah dan memberikan hasil pengukuran
yang cukup akurat pada selang kapasitas aliran yang besar.
2.3 Alat Ukur Laju Alir
Alat ukur yang digunakan berdasarkan metodenya pengukurannya adalah sebagai
berikut :
No Metode Pengukuran Jenis Flowmeter
1 Pengukuran langsung Piston, Oval-gear, Nutating disk, Rotary-vane type.
2 Perbedaan Tekanan Orifice plate, Ventury tube, Flow nozzle, Pitot tube.
3 Variable Area Rotameter, Movable vane, weir, flume.
4 Elektrik Magnetik, Turbin, Elemen.

2.3.1 Pengukuran langsung (possitive displacementflowmeter)


1. Prinsip kerja
Postive Displacement Flowmeters (PD meters), bekerja berdasarkan pengukuran
volume dari fluida yang sedang mengalir dengan menghitung secara berulang aliran fluida
yang dipisahkan ke dalam suatu volume yang diketahui (chamber), selanjutnya dikeluarkan
sebagai volume tetap yang diketahui.
Bentuk dasar dari PD meter adalah suatu chamber yang berfungsi memisahkan atau
menghalangi aliran fluida. Di dalam chamber tersebut terdapat sebuah alat mekanik yaitu
rotating/reciprocating unit yang ditempatkan untuk menciptakan paket volume tetap dari
fluida yang sedang mengalir. Oleh karena itu, volume dari fluida yang melewati chamber
dapat diketahui dengan menghitung jumlah discreate parcels yang lewat atau setara dengan
jumlah putaran dari rotating/reciprocating. Dengan demikian volume flow rate dapat dihitung
dari laju perputaran alat rotating/reciprocating.

Kelebihan Kekurangan
Biaya pengadaannya awal : rendah ~ sedang Biaya pemeliharaan relatif tinggi
Dapat digunakan di dalam aliran viscous Pressure drop relatif tinggi
Rangeability yang tinggi Tidak sesuai untuk laju alir rendah
Output pembacaan linear Sangat peka pada kerusakan akibat gas,
fluida dengan padatan (slugs) dan fluida
yang kotor
Akurasi sangat bagus Gas (bubbles) didalam fluida signifikan
menurunkan akurasi.

2. Jenis-jenis possitive displacement flowmeter


Beberapa jenis positive displacement flowmeter yang tersediadan digunakansecara
luas di dalam industri proses, antara lain ;nutating disc, rotating valve, oscillating piston,
oval gear, roots(rotating lobe), birotor, rotating impeller, receiprocating piston danrotating
vane. Perbedaan penamaan hanyadidasarkan pada bentukalat mekanis di dalam chamber,
namun prinsipoperasi untukpengukuran volumetric flow adalah sama.

Jenis-jenis Positive Displacement Flowmeter

Nutating Disc Rotating Valve

Oscillating Piston Oval Gear


Roots (Rotating Lobe) Birotor

Rotating Impeller Reciprocating Piston

2.3.2 Differential Pressure Flowmeter


1. Prinsip kerja
Prinsip operasi Differential Pressure Flowmeters (DP Flowmeters)di dasarkan pada
persamaan Bernoulli yang menguraikan hubunganantara tekanan dan kecepatan pada suatu
aliran fluida.Alat ini memandu aliran ke dalam suatu penghalang aliran (yangmempunyai
lubang dengan diameter yang berbeda dengan diameterpipa), sehingga menyebabkan
perubahan kecepatan aliran (flowvelocity) dan tekanan (pressure) antara sisi upstream dan
downstreamdari penghalang. Dengan mengukur perubahan tekanan tersebut,maka kecepatan
aliran dapat dihitung.
Differential Pressure Flowmeters (DP Flowmeters)

Kelebihan Kekurangan
Biaya pengadaannya awal : rendah ~ sedang Rugi tekanan (pressure drop) : sedang ~
tinggi
Dapat digunakan di dalam cakupan luas
(hampir semuaphase fluida dan kondisi
aliran).
Strukturnya kokoh dan sederhana

2. Jenis-jenis differential pressure flowmeter


a. Orifice Plate
Prinsip dan Persamaan Dasar
Orifice merupakan alat untuk mengukur laju aliran dengan prinsip beda tekanan atau
disebut juga Bernoulli’s principle yang mengatakan bahwa terdapat hubungan antara tekanan
fluida dan kecepatan fuida. Jika kecepatan meningkat, tekanan akan menurun begitu pula
sebaliknya.
Pada dasarnya orifice berupa plat tipis dengan lubang di bagian tertentu (umumnya di
tengah). Fluida yang mengalir melalui pipa ketika sampai pada orifice akan dipaksa untuk
melewati lubang pada orifice. Hal itu menyebabkan terjadinya perubahan kecepatan dan
tekanan. Titik dimana terjadi kecepatan maksimum dan tekanan minimum disebut vena
contracta. Setelah melewati vena contracta kecepatan dan tekanan akan mengalami
perubahan lagi. Dengan mengetahui perbedaan tekanan pada pipa normal dan tekanan pada
vena contracta, laju aliran volume dan laju aliran massa dapat diperoleh dengan persamaan
Bernoulli. Skema prinsip kerja orifice dapat dilihat pada Gambar

Pipa P1 P2 P3
Orifice

D d
Vena contracta

Prinsip Kerja Orifice


1 3
2
Keterangan :
P1 = tekanan upstream
P2 = tekanan downstream (pada vena contracta)
P3 = tekanan setelah terjadi pemulihan (setelah melewati vena contracta)
D = diameter dalam pipa
d = diameter orifice
1. Persamaan Bernoulli
ρ v 12 ρ v 22
P1 + + ρ g h1=P2 + + ρ g h2
2 2
Karena aliran steam pada pipa horisontal maka h1 = h2, sehingga,
P 1−P2 v 22 v 12
= −
ρg 2 g 2g
P1 −P 2
Misalkan, h=
ρg
v 22 v 12
maka, h= − (1)
2 g 2g
2. Persamaan Kontinuitas
a 1 v 1=a2 v 2
a2
v1 = v
a1 2
a 22 2
2 (2)
v1 = 2 v 2
a1
Subtitusi pesamaan (2) ke persamaan (1),
v 22 a22 v 22
h= − x
2 g a12 2 g

v 22 a2
¿
2g ( )
1− 22
a1

v 22 a12 a22
¿
2 g a12 ( )
a12
v 22=2 gh
( ) a12 a22

a1
v 2=√ 2 gh
(√ ) a12 a22
(3)

3. Menghitung laju aliran volume


V̇ =a2 v 2 (4)
Substitusi persamaan (3) ke (4), maka,
a2 a1
V̇ = 2 2
√ 2 gh
√a 1 a2
a1
Untuk meyederhanakan maka dibagi dengan , sehingga laju aliran volume
a1
menjadi,
a2
V̇ = √ 2 gh (5)
2
a2
√ 1−
a1 2
P1 −P 2
Substitusikan h= ke persamaan (5)sehingga menjadi,
ρg

a2 2 g ( P 1−P2 )
V̇ =
a22 √ ρg

√ 1−
a12
a2 2 (∆ P)
V̇ =
a22 √ ρ (6)

a. Aliran Inkompresibel Melewati Orifice


√ 1−
a1
2
Persamaan (6) merupakan persamaan untuk menghitung laju aliran volume secara
teoritik dimana aliran dianggap laminar sempurna dan inviscid (viskositasnya nol). Akan
tetapi dalam kondisi nyata akan muncul pengaruh viskositas dan turbulensi. Untuk
menghitung pengaruh dari kedua faktor tersebut maka diperkenalkan coefficient of discharge
Cd.
Untuk aliran yang melewati orifice, nilai dari Cd tergantung pada bilangan Reynolds
(Re) dan rasio diameter orifice dan diameter dalam dari pipa (β).
Bilangan Reynolds (Re) dirumuskan sebagai berikut,
ρ vD 4 ṁ
ℜ= =
μ πμ D
Nilai Cd dapat diperoleh dengan persamaan,
2.1 8 91.71 β 2.5
C d=0.5959+0.0312 β −0.184 β +
ℜ0.75
Persamaan tersebut dapat digambarkan alam bentuk grafik pada Gambar 2.10.

Gambar 2.10 Diagram Coefficient of Discharge (Cd)


Untuk bilangan Reynold yang besar nilai Cd standar yang sering dipakai adalah 0.6.
Akan tetapi, untuk bilangan Reynold kecil perubahan nilai Cd cukup signifikan.
Dengan memperhitungkan coefficient of discharge maka persamaan (6) akan menjadi,
C d a0 2( ∆ P )
V̇ actual =
a 02 √ ρ

√ 1−
a1
2

a02 d 4
Dengan 2 = 4 maka persamaan menjadi,
a1 D

Cd a0 2( ∆ P )
V̇ actual =
d4 √ ρ
√ 1−
D4
d
Diketahui bahwa rasio diameter β= persamaan menjadi,
D
2 (∆ P)
V̇ =C d a 0

1
√ ρ ( 1−β )
4
(7)

4 merupakan velocity of approach factor. Coefficient of discharge dan


√( 1−β )
velocity of approach factor sering dikombinasikan ke dalam satu koefisien yang disebut
flow coefficient K.
Cd (8)
K=
4
√ ( 1−β )
Nilai K juga dapat diperoleh dari grafik pada Gambar 2.11.

Gambar 2.11 Diagram Koefisien Orifice (K)


Dari grafik di atas dapat dilihat bahwa untuk bilangan Reynold Re > 105 nilai K tidak
mengalami perubahan yang signifikan (dinggap konstan). Akan tetapi, untuk bilangan
Reynold kecil terjadi perubahan nilai K yang besar.
Dengan memasukkan persamaan (8) ke persamaan (7), maka persamaan untuk
mencari laju aliran volume dapat disedehanakan menjadi,
2( ∆ P )
V̇ =K a0
√ ρ (9)

Sedangkan untuk menghitung laju aliran massa adalah sebagai berikut,


ṁ=ρ V̇ (10)
Dengan substitusi persamaan (7) ke persamaan (10) maka laju aliran massa menjadi,
2 ρ (∆ P)
ṁ=C d a 0
√ ( 1−β 4 )
(11)

Atau dengan substitusi persamaan (9) ke persamaan (10) maka laju aliran massa
menjadi,
ṁ=K a 0 √ 2 ρ ( ∆ P ) (12)

b. Aliran Kompresibel Melewati Orifice


Persamaan (7), (9), (11), dan (12) merupakan persamaan untuk menghitung laju aliran
inkompresibel yang melewati orifice. Sedangkan untuk aliran kompresibel ada faktor lain
yang berpengaruh yaitu faktor kompresibilitas yang dilambangankan dengan Y. Faktor
kompresibilitas ini muncul karena adanya perubahan densitas fluida.
Persamaan untuk faktor kompresibilitas adalah,
∆P
Y =1−(0.41+ 0.35 β 4 )
χ P1
Untuk aliran kompresibel yang melewati orifice laju aliran volumenya menjadi,
2 (∆ P)
V̇ =C d Ya 0

Atau,
√ ρ ( 1−β 4 )

2( ∆ P )
V̇ =K Ya 0
√ ρ
Sedangkan untuk persamaan laju aliran massanya menjadi,
2 ρ (∆ P)
ṁ=C d Ya 0

Atau,
√ ( 1−β 4 )

ṁ=K Ya 0 √ 2 ρ ( ∆ P )
Keterangan :
V̇ = Laju aliran Volume ( m3/s)
ṁ = Laju aliran massa (Kg/s)
P1 = tekanan upstream (Bar,Pa)
P2 = tekanan downstream (pada vena contracta) (Bar,Pa)
ΔP = Beda Tekanan (N/ m2)
d = Diameter Orifice (m)
D = Diameter dalam Pipa (m)
a0 = Luas Penampang orifice (m2)
a1 = Luas penampang pipa (m2)
ρ = massa jenis (Kg/ m3)
K = Flow Coefficient
Cd = Coefficient of Discharge
v = kecepatan fluida (m/s)
μ = viskositas fluida (kg/ms)
Y = faktor kompresibilitas
χ = isentropic coefficient (untuk gas ideal=1.4)
c. Permanent Pressure Loss
Pemasangan orifice akan menimbulkan terjadinya tekanan yang hilang secara
permanen ( permanent pressure loss ). Besarnya permanen pressure loss dipengaruhi oleh
rasio diameter orifice terhadap dimeter dalam pipa (β). Dari grafik pada Gambar 2.12 dapat
diketahui besarnya permanent pressure loss.

Gambar 2.12 Permanent Pressure Loss


Dari grafik di atas dapat dilihat besarnya permanent pressure loss dalam % beda
tekanan (∆P) untuk beberapa nilai β.
Macam-macam Orifice
Untuk melayani berbagai jenis aliran dan beraneka ragam fluida, maka terdapat
beberapa jenis orifice plate, yaitu:
1. Concentric Orifice
Concentric Orifice merupakan jenis orifice yang paling banyak digunakan. Profil
lubang orifice ini mempuyai takik (bevel) dengan kemiringan 45° pada tepi bagian
downstream(lihat gambar di bawah). Hal ini akan mengurangi jarak tempuh dari aliran
tersebut mengalami perbedaan tekanan melintang. Setelah aliran melewati orifice akan terjadi
penurunan tekanan dan kemudian mencoba kembali ke tekanan semula tetapi terjadi sedikit
tekanan yang hilang permanen (permanent pressure loss) sehingga perbedaan tekanan
upstream dan downstream tidak terlalu besar. Perbandingan diameter orifice dan diameter
dalam pipa dilambangkan dengan “β”. Orifice jenis ini memiliki ketentuan untuk nilai β
yaitu antara 0.2-0.7 karena akurasinya akan berkurang untuk nilai diluar batas tersebut.

Gambar 2. Standard concentric orifice


2. Counter Bore Orifice
Counter bore orifice pada prinsipnya sama dengan concentric Orifice. Perbedaanya
terdapat pada profil lubangnya, orifice ini tidak mempuyai takik (bevel) tapi diameter
lubangya lebih besar pada bagian downstream daripada diameter lubang pada bagian
upstream (lihat gambar di bawah).

Gambar 3. Counter bored orifice


3. Eccentric Orifice
Eccentric orifice mempunyai profil lubang yang sama dengan concentric orifice. Akan
tetapi, pada eccentric orifice lubang tidak terletak tepat di tengah. Diameter takik (bevel)
bagian bawah hampir lurus (98%) dengan diameter dalam dari pipa (lihat gambar di bawah).

Gambar 4. Eccentric orifice


4. Quadrant Bore Orifice
Quadrant bore orifice digunakan untuk mengukur aliran fluida dengan viscositas
tinggi dan direkomendasikan untuk bilangan Reynold di bawah 10000. Profil dari lubang
Quadrant bore orifice dapat dilihat pada gambar di bawah. Radius “R” merupakan fungsi dari
β. Ketebalan orifice sebanding dengan kuadran radius “R”.

Gambar 5. Quadrant bore orifice

5. Segmental Orifice
Segmental orifice didesain untuk fluida dengan kandungan sedimen yang tinggi.
Profil dari lubang segmental orifice dapat dilihat pada gambar di bawah. Diameter “D”
bagian bawah hampir lurus (98%) dengan diameter dalam dari pipa. “H” merupakan tinggi
dari lingkaran lubang. Rasio β merupakan diameter lubang “D” dibagi dengan diameter
dalam dari pipa. Segmental orifice merupakan jenis orifice yang paling sulit dalam proses
manufaktur,diperlukan proses finishing secara manual.
Gambar 6. Segmental orifice
6. Restriction Orifice
Tujuan dari instalasi Restriction orifice adalah untuk menghasilkan presure drop yang
besar. Restriction orifice biasanya ditunjukkan dengan “RO” atau “FO”. Restriction orifice
dapat menghasilkan pressure drop sampai 50 % untuk fluida gas. Profil lubang Restriction
orifice berbeda dengan orifice yang lain (lihat gambar di bawah). Profil lubangnya lurus
sehingga tekanan yang hilang secara pemanen cukup besar akibatnya perbedaan tekanan
upstream dan tekanan downstream cukup mencolok.

Gambar 7. Restriction orifice


Profil tekanan suatu fluida yang melewati orifice flowmeter dan restriction orifice
dapat dilihat pada gambar di bawah ini,
Gambar 2.8 Perbandingan Pressure loss orifice flowmeter dan restriction
Dari gambar di atas tampak bahwa terjadi pressure loss yang lebih besar pada
restriction orifice dibandingkan dengan orifice flowmeter.
Kelebihan Kekurangan
Dapat digunakan dalam berbagai Pressure drop relative tinggi
ukuran pipa
Accuracy baik jika plate dipasang Tidak dapat digunakan mengukur laju
dengan baik aliran slurry
Harga relative murah

b. Tabung Venturi
Sebuah bagian tabung yang berbentuk suatu bagian yang relatif panjang dengan
masukan dan keluaran yang halus. Sebuah tabung Venturi dihubungkan ke pipa yang ada,
Pertama-tama diameter tabung menyempit  kemudian kembali ke diameter pipa
asli. Perubahan di daerah penampang menyebabkan perubahan dalam kecepatan dan
tekanan aliran.

Kelebihan Kekurangan
Rugi tekanan (pressure loss) permanan Tidak tersedia pada ukuran pipa dibawah
relatif rendah daripada orifice atau flow 6 inches.
nozzle
Dapat digunakan untuk mengukur Harga relatif mahal.
cairan yang mengandung endapan
padatan (solids).

c. Flow Nozzle
Sebuah nosel dengan masukan dipandu halus dan keluaran yang tajam ditempatkan
dalam pipa untuk mengubah  aliran medan dan menciptakan penurunan tekanan yang
digunakan untuk menghitung kecepatan aliran.

Kelebihan Kekurangan
Pressure loss lebih rendah Terbatas pada ukuran pipa di bawah 6 “.
dibandingkan orifice plate.
Dapat digunakan untuk fluida yang Harga lebih tinggi dibanding dengan
mengandung padatan(solids). orifice

d. Pitot Tube
Sebuah probe dengan ujung terbuka (tabung pitot) dimasukkan ke dalam medan
aliran. Bagian ujung dari probe  adalah titik  stasioner aliran (kecepatan nol). Tekanannya,
dibandingkan dengan tekanan statis. Pitot tube digunakan untuk menghitung kecepatan aliran.
Tabung pitot dapat mengukur kecepatan aliran pada titik pengukuran.

 Kelebihan
· Tidak ada pressure loss.
 Kekurangan
· Akurasi kurang
· Tidak direkomendasikan untuk fluida yang kotor dan lengket
· Sensitif pada gangguan pada hulu (upstream)

e. Averaging Pitot Tube


Mirip dengan tabung pitot tetapi dengan beberapa bukan, tabung pitot rata-rata
mengambil profil aliran untuk memberikan yang lebih baik atas semua ketepatan
dalam aliran pipa.
f. Elbow
Ketika cairan mengalir melalui siku, kekuatan sentrifugal menyebabkan perbedaan
tekanan antara sisi luar dan bagian dalam siku. Perbedaan tekanan ini digunakan untuk
menghitung kecepatan aliran. Perbedaan tekanan yang dihasilkan oleh sebuah flowmeter siku
lebih kecil jika dibandingkan dengan alat ukur perbedaan tekanan lainnya, namun bagian atas
dari flowmeter siku mengakibatkan sedikit penyumbatan pada aliran.
g. Dall Tube
Dall tube merupakan sebuah kombinasi dari tabung Venturi dan pelat orifice, fitur
dall tube sama dengan bagian masukan yang meruncing dari tabung venturi namun memiliki
'bahu' mirip dengan bagian keluar dari pelat orifice untuk membuat penurunan tekanan yang
tajam. Dall tube biasanya digunakan pada aplikasi dengan laju aliran yang lebih besar.

h. V-cone
Sebuah elemen penyumbat yang berbentuk kerucut yang berfungsi sebagai pengubah
penampang ditempatkan di pusat pipa untuk menghitung kecepatan aliran dengan
mengukur perbedaan tekanan.
i. Segmental Wedge
Sebuah bagian berbentuk baji dimasukkan tegak lurus ke salah satu sisi pipa,
sementara sisi lainnya tetap tidak dibatasi. Perubahan di daerah penampang jalur aliran
menciptakan penurunan tekanan yang digunakan untuk menghitung kecepatan aliran.

2.3.3 Variable Area Flowmeter


Prinsip operasi dari rotameter (variable area meters) didasarkanpada pelampung
(float) yang berfungsi sebagai penghalang aliran,pelampung tersebut akan melayang dalam
suatu tabung yangmempunyai luas penampang tidak konstan. Luas penampang tabung
berubah tergantung ketinggiannya (semakin tinggi semakin besar).Posisi pelampung akan
menyatakan harga aliran fluida yangmengenainya. Pada posisi tersebut pada pelampung akan
terjadikeseimbangan gaya, yaitu keseimbangan antara berat pelampungdengan gaya tarik
aliran yang mengenainya dan gaya apungpelampung.

Jenis-jenis variable area flowmeter


a. Rotameter
Rotameter adalah variable are flowmeter yang paling banyak digunakan.  Argometer
baling-baling bergerak memiliki prinsip operasi yang sama, kecuali "piston bergerak (float)"
dari rotameter merupakan katup terbuka yang berayun dan berat float digantikan oleh gaya
pegas diterapkan pada katup.
Rotameter dipasang secara vertikal dengan ujung sempit di bagian bawah dan
penyadap tabung ke puncak yang lebih luas. Aliran berasal dari bawah dan mendorong
pelampung dalam rotameter sampai titik dimana berat dari float berada dalam keseimbangan
dengan gaya yang diberikan oleh arus. Area annular antara pelampung dan dinding tabung
kemudian terkait dengan laju aliran volume.
Selama kecepatan fluida secara substansial subsonik (V <mach 0,3), persamaan
Bernoulli mampat yang berlaku.

di mana g adalah percepatan gravitasi konstan (9,81 m/s 2 atau 32,2 ft/s2), V adalah kecepatan
fluida, dan z adalah suatu ketinggian di atas arbitrary datum. C tetap konstan sepanjang
efisiensi aliran, tetapi bervariasi dari satu efisiensi ke efisiensi lain. Jika alirannya tak-
berotasi, maka C memiliki nilai yang sama untuk semua arus.
Menerapkan persamaan ini untuk merampingkan bepergian sampai sumbu tabung
vertikal memberi,

di mana subskrip menunjukkan posisi tepat di bawah float, b adalah titik seimbang melayang,
biasanya bagian atas float, V adalah kecepatan aliran, p adalah tekanan, dan
kerapatan. Bentuk pendek dari equationi di atas adalah
dimana hf adalah Hight dari float atau jarak dari bawah ke indikator mengambang yang
tergantung pada desain mengambang.
Dari kontinuitas, volume aliran laju adalah sama dengan laju aliran volume pada b, yaitu,

yang berarti

Harap dicatat bahwa adalah daerah annular antara float dan dinding tabung,
bukan luas penampang silang keseluruhan pada b. Oleh karena itu, kecepatan Vb dapat
digantikan dari persamaan Bernoulli untuk memberi,

Penurunan tekanan sebagian besar dihasilkan dari berat float

di mana f subscript mewakili float, Vf adalah volume, Af adalah area penampang, dan f
adalah kepadatan float.
Pemecahan untuk tingkat aliran volumetrik Q, kita mendapat
Yang ideal, cairan inviscid akan mematuhi persamaan di atas. Jumlah kecil energi
diubah menjadi panas dalam lapisan batas kental cenderung sedikit lebih rendah kecepatan
aktual fluida nyata. Sebuah C koefisien debit biasanya diperkenalkan untuk
memperhitungkan viskositas cairan,

C ditemukan tergantung pada Nomor Reynolds dari aliran.


Untuk desain yang diberikan, bagian lintas daerah Aa (z) dan Ab (z) dari rotameter
adalah fungsi dari z Hight, dan geometri (hf, Af, Vf) dan kepadatan (f) dari float juga
dikenal . Jika kepadatan cairan diukur dan pembacaan posisi (z) dari mengapung di rotameter
yang tersedia, tingkat volume aliran Q dapat dihitung dari rumus ini:

Laju aliran massa dapat dengan mudah ditemukan dengan mengalikan T dengan densitas
fluida,

b. Movable Area Vane


c. Weir, flume

2.3.4 Alat ukur laju alir untuk metode Elektrik


a. Magnetic Meters
Prinsip kerja flowmeter jenis ini didasarkan pada hukum induksi elektromagnetik
(Faraday’s Low), yaitu bila suatu fluida konduktifelektrik melewati pipa tranducer, maka
fluida akan bekerja sebagaikonduktor yang bergerak memotong medan magnet yang
dibangkitkanoleh kumparan magnetic dari transducer, sehingga timbul tenganganlistrik
induksi. Hubungan ini dapat dinyatakan sebagai : e = B . l . v
Dimana :
e = tegangan listrik induksi
B = rapat fluksi medan magnet
l = panjang konduktor (diameter dalam pipa)
V = kecepatan konduktor (laju aliran)
Flowmeters magnetik, juga dikenal sebagai flowmeter elektromagnetik atau
flowmeter induksi, mendapatkan kecepatan aliran dengan mengukur perubahan tegangan
induksi dari fluida konduktif yang melintasi dikendalikan medan magnet .
Sebuah  flowmeter  magnet khas  ditempatkan  kumparan  listrik  sekitar (inline model)/
dekat (model penyisipan) pipa aliran yang akan diukur dan membuat sepasang elektroda di
dinding pipa (inline model) atau di ujung flowmeter tersebut (penyisipan model). Jika cairan
yang ditargetkan elektrik konduktif, yaitu, konduktor, melewati melalui pipa adalah setara
dengan sebuah konduktor memotong medan magnet. Hal ini menyebabkan perubahan dalam
membaca tegangan antara elektroda. Kecepatan semakin tinggi aliran,tegangan tinggi.
Prinsip operasi inline flowmeters magnetik

Prinsip operasi penyisipan flowmeters magnetic
Menurut hukum Faraday induksi elektromagnetik: setiap perubahan dalam medan
magnet dengan waktu menginduksi medan listrik tegak lurus dengan medan magnet yang
berubah:

di mana E adalah tegangan arus induksi, B adalah medan magnet eksternal, A adalah bagian
pengelompokan lintas bidang kumparan, N adalah jumlah putaran kumparan, adalah
fluks magnetik, dan akhirnya tanda negatif menunjukkan bahwa arus diinduksi akan
menciptakan medan magnet lainnya berlawanan dengan penumpukan medan magnet dalam
kumparan berdasarkan hukum Lenz.
Ketika menerapkan persamaan di atas untuk flowmeters magnetik, jumlah putaran N dan
kekuatan medan magnet B adalah tetap. Hukum Faraday menjadi

dimana D adalah jarak antara dua elektroda (panjang konduktor), dan V adalah kecepatan
aliran.
Jika kita menggabungkan semua parameter N tetap, B, dan D menjadi faktor tunggal, kita
dapat

Sudah jelas bahwa tegangan dikembangkan adalah sebanding dengan kecepatan


aliran. Sebuah prasyarat menggunakan flowmeters magnetik adalah bahwa fluida harus
konduktif. Konduktivitas listrik dari fluida harus lebih tinggi dari 3 mikrodetik / cm dalam
kebanyakan kasus. Sebuah lapisan bahan nonconductive sering digunakan untuk mencegah
tegangan dari menghilang ke bagian pipa ketika dibangun dari bahan konduktif.

 Kelebihan
o Pressure drop minimum, oleh karena penghalang yang minimumpada lintasan flow.
o Biaya maintenance rendah sebab tidak ada moving parts.
o Linearitas yang tinggi.
o Dapat digunakan untuk mengukur fluida yang korosif dan slurry.
o Pengukuran tidak dipengaruhi oleh viscosity, density, temperature dan pressure.
o Dapat mengukur aliran fluida jenis turbulent atau laminar.
 Kekurangan
o Dalam banyak kasus, persyaratan electrical conductivity dari fluidayang ditetapkan
pabrik (0.1 – 20 micromhos).
 Zero drifting pada kondisi tidak ada flow atau low flow _ problem inipada disain baru
ditingkatkan dengan memotong (cut-off) low flow.

b. Turbine Meters
Teori dasar pada turbine meters adalah relative sederhana, yaitu aliran fluida melalui
meter berbenturan dengan turbine blade yang bebas berputar pada suatu poros sepanjang
garis pusat dari turbin housing. Kecepatan sudut (angular velocity) dari turbine rotor adalah
berbanding lurus dengan laju aliran (fluidvelocity) yang melaluiturbine. Keluaran dari meter
diukur oleh electrical pickup yang dipasang pada meter body. Frekwensi keluaran dari
electric pick up adalah sebanding dengan laju aliran (flow rate).Accuracy dan range ability
dari alat ukur turbine meter tersebut sangat baik.Rangeability bervariasi dari 100 :1 s/d 200 :
1. Accuracy sekitar : ± ¼s/d ±½ %.
Flowmeters turbin, seperti kincir angin, memanfaatkan kecepatan sudut mereka
(kecepatan rotasi) untuk menunjukkan kecepatan aliran. Sebuah turbin flowmeter yang baik
membutuhkan pisau aerodinamis / hidrodinamik dengan baik dirancang dan ditempatkan
pada tempat yang cocok untuk kondisi cairan dan aliran dan bantalan yang baik halus
dan tahan lamauntuk bertahan hidup rotasi tinggi kecepatan yang berkelanjutan dari turbin.
Penampang turbin terlihat seperti berikut:

Untuk menyederhanakan derivasi dari rumus, kita mengasumsikan bahwa bilah-bilah turbin
yang lurus dan tipis. Jari-jari rotor (jari-jari pada akar pisau) adalah dan jari-jari dari turbin
(jari-jari diukur pada tepi luar dari bilah) adalah R, lebar pisau adalah c, dan jarak antara
tulang adalah S. Aliran masuk dengan kecepatan V menyebabkan turbin berputar dengan
kecepatan sudut.
Jika tidak ada kehilangan kecepatan, kecepatan sudut yang ideal saya dapat berhubungan
dengan V kecepatan aliran dengan formula trigonometri sederhana

di mana adalah sudut antara sumbu pipa (arah aliran masuk) dan bilah-bilah turbin, adalah
nilai akar-mean-kuadrat dari jari-jari dalam dan luar pisau untuk mewakili rata-rata radius

Sekarang, bukan situasi yang ideal, kecepatan aliran itu berubah menjadi V E setelah melewati
pisau turbin, seperti yang ditunjukkan dalam ilustrasi di atas. Karena perubahan vektor
kecepatan, aliran menerapkan T torsi ke turbin untuk membuatnya berputar.

Kecepatan aliran V kemudian dapat berhubungan dengan kecepatan angular dari turbin.
Sejak turbin berputar pada kecepatan konstan, torsi T yang disebutkan di atas harus
digagalkan dengan jumlah yang sama torsi resistensi. Mengabaikan semua faktor kecil,
kontributor paling penting untuk ini torsi resistensi adalah jumlah dari gaya tarik pada
masing-masing pisau Fd

mana Cd adalah koefisien seret, rasio tarik pisau untuk drag dari pelat datar tegak lurus
dengan luas yang sama, dan Re adalah bilangan Reynolds.
Torsi (T) menjadi

dimana n adalah jumlah pisau. Menggunakan ungkapan ini, untuk rasio V dapat ditulis
sebagai:
Aliran volum debit Q maka dapat dinyatakan dalam hal kecepatan angular dari turbin

Dalam aplikasi industri, faktor K biasanya diperkenalkan guna mengimbangi faktor diabaikan
dalam analisis di atas.

 Kelebihan
o Biaya pengadaannya awal : sedang
o Akurasi baik, handal danproventechnology
o Repeatability yang sempurna
o Rangeability yang sempurna
o Pressure drop rendah
 Kekurangan
o Hanya untuk aplikasi fluida yangbersih
o Pada nonlubrication fluids kadang-kadangmenimbulkan masalah.
o Dibutuhkan pipa straight runs (15 xD) pada upstream turbine meter.
o Direkomendasikan menggunakanstrainer.

2.3.5 Coriolis Flowmeters


Prinsip Coriolis menyatakan bahwa jika sebuah partikel di dalamsuatu gerak berputar
mendekati atau menjauhi pusat perputaran,maka partikel menghasilkan gaya internal yang
bekerja pada partikel itu. Gaya internal yang dihasilkan adalah sebanding denganmass
flowrate. Andaikan fluida sedang mengalir ke dalam U-Shapedtube pada kecepatan V dan
tabung sedang bergetar pada kecepatansudut W , maka dengan mempertimbangkan suatu
bagian yang kecildari fluida pada bagian inlet masuk dengan jarak r, maka suatu
Gaya(dikenal sebagai coriolies force) dihasilkan.
Flowmeters Coriolis relatif baru dibandingkan dengan flowmeters lainnya. Mereka
tidak terlihat dalam aplikasi industri sampai 1980-an. Coriolis meter tersedia dalam beberapa
desain yang berbeda. Sebuah konfigurasi yang populer terdiri dari satu atau dua berbentuk
U, tapal kuda, atau berbentuk  raket tenis (umum berbentuk U) aliran tabung dengan inlet di
satu sisi dan outlet pada sisi lain dalam sensor yang terhubung ke unit elektronik.
Aliran dipandu ke dalam tabung berbentuk U. Ketika kekuatan eksitasi osillating
diterapkan ke tabung menyebabkan ia bergetar, cairan mengalir melalui tabung akan
menimbulkan rotasi atau memutar ke tabung karena percepatan Coriolis bertindak dalam arah
yang berlawanan pada kedua sisi dari kekuatan diterapkan. Misalnya, ketika tabung tersebut
bergerak ke atas selama paruh pertama siklus, cairan yang mengalir ke meter menolak
dipaksa oleh menekan pada tabung. Di sisi berlawanan, cairan yang mengalir keluar dari
meter menolak memiliki gerak vertikal menurun mendorong pada tabung.Tindakan ini
menyebabkan tabung untuk memutar. Ketika tabung bergerak ke bawah pada paruh kedua
dari siklus getaran, itu berputar dalam arah yang berlawanan. Hasil putar ini dalam perbedaan
fasa (jeda waktu) antara sisi masuk dan sisi outlet dan ini perbedaan fasa secara langsung
dipengaruhi oleh massa melewati tabung. 
Keuntungan dari Coriolis flowmeters adalah alat ukur ini mengukur tingkat aliran
massa secara langsung yang menghilangkan kebutuhan untuk mengkompensasi perubahan
temperatur, viskositas, dan kondisi tekanan. Perlu diketahui juga bahwa getaran Coriolis
flowmeters memiliki amplitudo yang sangat samll, biasanya kurang dari 2,5 mm (0,1 in), dan
frekuensi dekat frekuensi alami dari perangkat, biasanya sekitar 80 Hz. Akhirnya, getaran
biasanya diperkenalkan oleh kumparan listrik dan diukur oleh sensor megnetic.
Misalkan cairan mengalir ke dalam tabung berbentuk U di V kecepatan dan tabung bervibrasi
pada kecepatan sudut. Pertimbangkan bagian kecil dari fluida yang ada di sisi inlet jauh dari
titik flexture  pada jarak r.
Gaya Coriolis pada bagian fluida kecil  m adalah

Selama siklus turun, tabung applys kekuatan menolak ke atas untuk cairan atau cairan
mendorong tabung bawah. Di sisi outlet, gaya Coriolis memiliki arah yang berlawanan. 
Untuk mengatasi masalah, kita berasumsi bahwa tabung memiliki bentuk U yang sempurna
dengan luas penampang A. Panjang l dan lebar d. Kebalikan arah gaya Coriolis pada inlet dan
outlet hasil belah pihak dalam saat memutar Tc

AK faktor dapat diperkenalkan untuk mengimbangi bentuk U-lebih umum. 


dimana Qm = AV adalah tingkat aliran massa. 
Persamaan yang mengatur pemutaran adalah

mana Iu adalah inersia dari tabung berbentuk U, Cu adalah koefisien redaman, Ku adalah
kekakuan, adalah sudut twist, dan t adalah waktu. 
Ingat bahwa flowmeters Coriolis yang bergetar tabung berbentuk U untuk menghasilkan
rotasi, kecepatan sudut sebenarnya adalah fungsi dari bergetar frekuensi: 

Dengan asumsi bahwa istilah Cu redaman diabaikan, persamaan memutar menjadi 

Solusi tertentu (steady-state solusi) dari sudut putar adalah 

Selain itu, kecepatan sudut balik dari tabung U-berbentuk dan perbedaan perpindahan antara
kedua sudut adalah d / 2. Oleh karena itu, jeda waktu antara dua sudut adalah
Dengan mengukur jeda waktu, laju aliran massa dapat diperoleh 

Dalam analisis getaran, itu adalah kustom untuk menggunakan frekuensi alami sebagai dasar
dan menormalkan frekuensi terhadap istilah itu. Frekuensi alami dari sistem tabung berbentuk
U adalah (perhatikan bahwa Iu mencakup massa cairan dalam tabung).

Laju aliran massa kemudian menjadi

 Kelebihan
o Akurasi : tinggi.
o Dapat digunakan secara luas pada
o berbagai kondisi aliran fluida.
o Pressure drop : rendah.
o Sesuai untuk bi-directional flow
 Kekurangan
o Biaya pengadaan awal : tinggi
o Kemungkinan penyumbatan (clogging) terjadi dan sukar Dibersihkan

2.3.5 Thermal Flowmeters


Thermal Mass Flowmeter didasarkan pada prinsip operasional yang menyatakan bahwa
tingkat panas yang diserap oleh aliran berbanding lurus dengan aliran massa. Sebagai
molekul gas bergerak datang ke dalam kontak dengan sumber panas, molekul gas menyerap
panas da sehingga mendinginkan sumber. Pada laju aliran yang meningkat, molekul yang
lebih banyak molekul kontak dengan sumber panas, menyerap panas lebih banyak. Jumlah
panas yang hilang dari sumber panas dengan cara ini adalah sebanding dengan jumlah
molekul gas tertentu (massa), karakteristik termal dari gas, dan karakteristik alirannya.

Ada tiga metode operasi dasar yang umum digunakan untuk merangsang sensor.
a. Constant temperature thermal mass flowmeters
Constant temperature thermal mass flowmeters, memerlukan dua sensor aktif
(biasanya RTDs platinum) yang dioperasikan dalam keadaan seimbang. Satu
bertindak sebagai referensi sensor suhu, yang lain adalah sensor aktif yang
dipanaskan. Kehilangan panas yang dihasilkan oleh fluida yang mengalir cenderung
tidak seimbang dengan sensor aliran panas dan dipaksa kembali ke keseimbangan
oleh elektronik. Dengan metode operasi sensor suhu konstan, suhu kulit hanya
dipengaruhi oleh kehilangan panas aliran fluida. Hal ini memungkinkan sensor suhu
inti dipertahankan dan menghasilkan respon yang sangat cepat untuk kecepatan fluida
dan perubahan suhu. Selain itu, karena kekuatan diterapkan sesuai kebutuhan, sistem
memiliki jangkauan operasional aliran dan suhu yang luas. Sensor dipanaskan
mempertahankan indeks panas di atas suhu lingkungan yang dirasakan oleh elemen
pemanas. Efek-efek variasi dalam kepadatan yang hampir dieliminasi dengan transfer
panas molekul dan koreksi sensor suhu.

b. Conctant power thermall mass flowmeters


Conctant power thermall mass flowmeters adalah termal (kehilangan panas)
flowmeter massa dan membutuhkan tiga elemen aktif. Sebuah elemen pemanas
konstan digabungkan ke RTD. RTD ini dipanaskan dan bertindak sebagai sensor
aliran kehilangan panas sementara RTD kedua beroperasi sebagai sensor suhu
lingkungan. Ketika sisa cairan kehilangan panas yang minimal. Kehilangan panas
meningkat dengan kecepatan fluida meningkat. Dalam metode operasi massa sensor
suhu harus mengubah itu, membuatnya lambat untuk merespon perubahan kecepatan
fluida. Selain itu, metode operasi memiliki rentang suhu terbatas berguna karena arus
konstan diterapkan. Kisaran suhu dinamis dapat melebar dengan menerapkan
kekuatan lebih (saat ini) untuk pemanas, tetapi hal ini dapat mengakibatkan panas
yang berlebihan diterapkan ke pemanas ketika cairan yang pada saat istirahat. Efek-
efek variasi dalam kepadatan yang hampir dieliminasi dengan transfer panas molekul
dan koreksi sensor suhu. Meter ini biasanya memiliki menolak rasio 100:1.

c. Calorimetric or energy balance thermal mass flowmeter


Calorimetric or energy balance thermal mass flowmeter memerlukan satu dan dua
sensor suhu. Meskipun ada banyak variasi desain, mereka semua memiliki metode
operasi serupa. Biasanya pemanas terpasang ke tengah tabung aliran dengan masukan
panas konstan. Dua RTDs cocok atau termokopel terpasang berjarak sama hulu dan
hilir dari pemanas. Perbedaan suhu pada kondisi yang mengalir merasakan,
menghasilkan sinyal output. Karena kedua sensor suhu melihat suhu yang sama dan
efek tekanan, desain secara inheren tidak terpengaruh oleh perubahan densitas dan
hasilnya akan menjadi output arus massa yang sejati. Keterbatasan desain ini
flowmeter umumnya akan menjadi laju alir maksimum 200 liter per menit kemasan,
non-industri, dan kecenderungan untuk menyumbat dalam cairan kotor. Meter ini
biasanya memiliki menolak rasio 10:1.

Keuntungan thermal mass flowmeter


o Sangat Akurat / Repeatable Pengukuran. Akurasi + / - 1% FS dapat diharapkan.
o Umumnya tidak terpengaruh oleh alat sendiri dan dapat dikoreksi untuk - perubahan
suhu proses dan / atau tekanan
o Handal - tidak memiliki bagian yang bergerak
o Hampir tidak sensitif - dapat dikalibrasi dan dipasang dalam orientasi tertentu
o Katup kontrol yang tersedia memungkinkan untuk aliran otomatis regulasi / kontrol
(yaitu Controller Misa Arus).

Kekurangan thermal mass flowmeter


o Membutuhkan catu daya listrik dan kontrol sinyal / pembacaan elektronik atau
computer
o Biaya awal, meskipun hal ini tidak masalah ketika meter Arus Misa PERLU untuk
akurasi yang diperlukan atau kemampuan remote control!

2.3.6 Ultrasonic Flowmeters


Pengukuran laju aliran (flow rate) dengan metoda ini melibatkanelement :
o Transmitter : transducer berfungsi mengubah tegangan listrikfrekuensi tinggi menjadi
getaran Kristal (akustik).
o Receiver : mengubah getaran kristal (akustik) menjadi sinyal listrik
Ultrasonik flowmeter adalah jenis flowmeter yang mengukur kecepatan cairan atau
gas dengan menggunakan prinsip ultrasound. Menggunakan transduser ultrasonik, flow
meter dapat mengukur kecepatan rata-rata sepanjang jalannya sinar yang dipancarkan dari
ultrasound, dengan rata-rata perbedaan waktu transit diukur antara ultrasound yang berdenyut
menyebarkan ke dalam dan melawan arah aliran. Ultrasonic flowmeter dipengaruhi oleh
densitas, suhu dan viskositas dari media yang mengalir. Mereka tidak mahal untuk
menggunakan dan mempertahankan karena mereka tidak menggunakan bagian yang
bergerak, tidak seperti flow meter mekanis.

Ada tiga jenis aliran ultrasonik meter. Transmisi (contrapropagating transit-time)


flowmeter dapat dibedakan menjadi in-line (intrusif, dibasahi) dan clamp-on (non-intrusif)
varietas. Ultrasonic flowmeter yang menggunakan pergeseran Doppler disebut refleksi atau
pengukur aliran Doppler. Jenis ketiga adalah Open-Channel flowmeter.
Ultrasonic flowmeter mengukur perbedaan waktu transit denyut ultrasonik yang
merambat dan melawan arah aliran.  Perbedaan waktu ini mengukuran kecepatan rata-rata
fluida sepanjang jalur sinar ultrasonik. Dengan menggunakan waktu transit mutlak baik
kecepatan rata-rata fluida dan kecepatan suara dapat dihitung. Menggunakan dua waktu
transit tup dan tdown dan jarak antara penerima dan pengirim transduser L dan sudut kemiringan
α dapat ditulis persamaan:

dimana v adalah kecepatan rata-rata dari fluida di sepanjang jalur suara dan c adalah
kecepatan suara.
Sebuah inovasi terbaru dalam pengukuran aliran ultrasonik adalah penggunaan dari
pergeseran Doppler yang dihasilkan dari refleksi dari sinar ultrasonik dari bahan sonically
reflektif, seperti partikel padat atau gelembung udara tertahan dalam fluida yang mengalir,
atau turbulensi dari fluida itu sendiri, jika cairan bersih.
Jenis flow meter juga dapat digunakan untuk mengukur laju aliran darah, dengan
melewati sinar ultrasonik melalui jaringan, terpental dari piring reflektif, kemudian membalik
arah balok dan mengulangi pengukuran, volume aliran darah dapat diperkirakan. Frekuensi
sinar yang ditransmisikan dipengaruhi oleh gerakan darah di vessel dan dengan
membandingkan frekuensi sinar hulu dengan hilir, aliran darah melalui pembuluh tersebut
dapat diukur. Perbedaan antara dua frekuensi adalah cara untk mengukur volume aliran yang
sebenarnya. Sebuah sensor sinar lebar juga dapat digunakan untuk mengukur aliran
independen dari luas penampang pembuluh darah.

 Kelebihan
 Tidak ada penghalang di lintasanaliran, sehingga tidak ada pressuredrop.
 Dapat digunakan untuk mengukurflow fluida yang korosif dan slurry.
 Model portable tersedia untuk analisa dan diagnosa di lapangan.
 Kekurangan
 Biaya pengadaan awal : tinggi

2.3.7 Vortex Flowmeters


Prinsip kerjanya didasarkan pada pengukuran getaran (vibration) pada downstream
pusaran (vortex) yang disebabkan oleh penghalang yang ditempatkan pada aliran fluida.
Frekwensi getaran dari vortex dapat dihubungkan dengan laju aliran fluida

f v π D3 w 4 w
Q=
4S
×
D ( )(
× 1− K
π D )
Dimana :
Q = Volum flowrate
fv = frequency of vortex shedding
D = diameter of the pipe
S = strouhal number
K = K factor
K factor pada umumnya diperkenalkan untuk mengganti kerugian untuk profil yang tidak
seragam dari pipa.
S strouhal number ditentukan secara eksperimen.
w/D S

0.1 0.18

0.3 0.26

0.5 0.44

 Kelebihan
 Biaya pengadaan awal : rendah ~ sedang.
 Tidak dibutuhkan maintenance bila digunakan pada aliran fluida yang bersih.
 Kekurangan
 Pressure drop : rendah ~ sedang
2.4 Aplikasi pengukuran laju alir
2.4.1 Pengukur aliranvariabel –pengukur aliranpiston dan spring untuk gas dan cairan.
Jenis pengukur aliran piston menggunakan orifis tabung yang dibentuk oleh piston
dan sebuah kerucut runcing. Piston ditempatkan dibagian dasar kerucut (tidak pada posisi
aliran) oleh kalibrasi spring. Skalanya berdasarkan pada berat jenis 0,84 untuk pengukur
minyak dan 1,0 untuk pengukur air. Desainnya sederhana dan mudah yang dapat
dilengkapi alat untuk mentransmisikan sinyal listrik yang membuatnya menjadi ekonomis
untuk rotameter untuk mengukur laju alir dan kontrol.

2.4.2 Pengukur aliran ultrasonik (No n-Intrusif atau Doppler) untuk cairan
Pengukur aliran ultrasonik Doppler biasanya digunakan pada penggunaan cairan
kotor seperti limbah cair dan cairan kotor lainnya dan lumpur yang biasanya
menyebabkan kerusakan pada sensor konvensional. Prinsip dasar operasi memakai
pergantian frekuensi (Efek Doppler) dari sinyal ultrasonik ketika direfleksikan oleh
partikel yang mengambang atau gelembung gas (tidak sinambung) dalam pergerakan.

Gambar Pengukur aliran Ultrasonik (Dynasonics Ltd)

2.4.3 Pengukur aliran turbin


Pengukur aliran turbin merupakan pengukur yang sangat teliti (0,5% pembacaa n)
dan dapat digunakan untuk cairan bersih dan cairan kental hingga mencapai 100
centistokes. Sebuah pipa lurus berdiameter 10 diperlukan pada saluran masuk. Keluaran
yang paling umum adalah frekuensi gelombang sinus atau gelombang k uadrat, namun
pengkondisi sinyal dapat disimpan di puncak meteran untuk keluaran analog dan
pengklasifikasian anti ledakan. Meterannya terdiri dari sebuah rotor multi-bladed yang
dipasang pada sudut yang tepat terhadap aliran dan tersuspensi dalam aliran fluida pada
bearing yang berjalan bebas.

2.4.5 Sensor roda pengayuh


Sensor roda pengayuh merupakan pengukur aliran terkenal yang efektif biayanya
untuk air atau fluida seperti air. Beberapa alat ditawarkan dengantambahan alat aliran
atau gaya sisipan. Meteran tersebut, seperti meteran turbin, memerlukan pipa lurus
dengan diameter minimum 10 pada saluran masuk dan 5 pada saluran keluar. Bahan
kimia yang cocok harus diperiksa bila tidak menggunakan air. Keluaran pulsa
gelombangnya jenis gelombang sinus dan gelombang kuadratnya namun pengirim
transmiternya tersedia untuk integral atau panel mounting. Rotor roda pengayuh tegak
lurus terhadap aliran dan hanya berhubungan dengan penampang lintang aliran yang
terbatas.

2.4.6 Pengukur aliran jenis positive displacement


Meteran ini digunakan untuk pengukur air jika tidak tersedia pipa lurus dan jika
meteran turbin dan sensor pengayuh roda akan mengakibatkan terlalu banyak turbulensi.
Pengukur aliran jenis positive displacement juga digunakan untuk mengukur aliran
cairan kental.

2.4.7 Pengukur aliran magnetik untuk cairan konduktif


Pengukur aliran ini tersedia dalam satu jalur atau dengan disisipkan. Pengukur aliran
magnetik tidak memerlukan bagian yang bergerak dan ideal untuk pengukuran aliran air
limbah atau cairan kotor yang konduktif. Hasil pengukurannya dalam bentuk integral atau
analog, dapat digunakan untuk pemantauan jarak jauh atau pencatatan data harian.
BAB III
KESIMPULAN

Pengukuran laju alir cairan dan gas merupakan variabel penting di dalam proses
industri. Pengukuran laju alir diperlukan untuk menentukan proporsi dan jumlah bahan yang
mengalir masuk dan keluar proses.
Ketepatan dan ketelitian yang baik pada proses akan berpengaruh pada efisiensi
operasi. Semakin tinggi efisiensi maka laba yang didapatkan akan semakin besar. Pengukuran
laju alir yang tidak akurat akan menyebabkan kesalahan yang fatal dalam proses di industri.
Pengukuran laju alir ditentukan dengan mengukur kecepatan cairan atau perubahan
energi kinetiknya. Perbedaan tekanan yang terjadi pada saat cairan melintasi pipa
mempengaruhi kecepatan suatu aliran. Karena luas penampang pipa sudah diketahui,
kecepatan rata-rata merupakan indikasi dari laju alirnya.
Faktor-faktor yang mempengaruhi laju alir selain tekanan adalah viskositas, densitas,
dan gaya gesek cairan terhadap dinding dalam pipa.
Pengukuran aliran adalah pengukuran kapasitas aliran atau laju aliran massa atau laju
aliran volume aliran. Instrumen pengukuran aliran secara umum diklasifikasikan menjadi
dua bagian, yaitu pengukuran aliran terbuka dan pengukuran aliran tertutup. 
Pengukuran aliran terbuka dapat dilakukan dengan 4 metode yaitu :
a. Metode Langsung
Metode langsung pengukuran aliran dapat dilakukan dengan mengukur volume atau
massa fluida dalam selang waktu tertentu. Pengukuran laju aliran volume atau massa dengan
metode langsung ini cukup teliti. Akan tetapi apabila fluida yang diukur adalah gas, maka
efek kompresibilitasnya harus diperhitungkan.
b. Metode pembatasan
Metode pembatasan ini mengukur perbedaan tekanan diantara dua penampang aliran yang
sebanding dengan laju aliran. Alat ukur metode tak langsung dengan pembatasan ini dianalisa
pada penampang 1 yaitu sebelum masuk alat ukur, dan penampang 2 yaitu tepat di daerah alat
ukur yang biasanya menimbulkan vena contrakta. Vena kontrakta adalah daerah setelah
pengecilan penampang aliran. Pada daerah ini kapasitas aliran minimum dan tekanan aliran
pada penampang tersebut seragam.

Beberapa alat untuk mengukur kapasitas aliran dengan metode pembatasan adalah :
5. Orifice
Plat tipis yang diflens antara dua buah flens pipa. Bentuknya sederhana, sehingga
harganya murah dan mudah untuk dipasang. Kekurangan orifice adalah kerugian
headnya tinggi dan kapasitas pengukuran rendah
6. Nosel
Pemakaian nosel sebagai alat ukur kapasitas dapat dipasang pada instalasi pipa,
maupun pada plenum
7. Venturi
Venturi dibuat langsung dengan pengecoran dan dihaluskan untuk memperoleh
ketentuan sesuai standar. Harganya mahal karena berat dan kapasitas
pengukurannya juga tinggi, serta kerugian headnya rendah.
8. Elemen Aliran Laminer (LFE)
Alat ini mempunyai bagian pengukuran yang dibagi dalam beberapa laluan
yang diameternya cukup kecil untuk menjamin alirannya laminer berkembang
penuh (fully developed).
Persamaannya adalah :
pD4
 = 128 L
Alat ini juga akan dipengaruhi oleh suhu karena tergantung kepada viskositas.
Harganya hampir sama dengan venturi, namun LFE lebih kecil dan lebih ringan.
c. Metode linier
Alat ukur aliran yang hasilnya langsung proporsional dengan laju aliran antara
lain : Float meter, turbin flowmeter, Vortex flow meter, electromagnetik flow meter,
magnetik flow meter, ultrasonic flowmeter. Alat ini dapat digunakan untuk
mengukur aliran fluida yang korosif dan yang beracun.
d. Metode pembagian
Teknik pembagian aliran pada penampang tetap digunakan pada pengukuran
aliran refrigeran ataupun instalasi fluida pada industri, dimana tidak praktis untuk
memasang peralatan seperti nosel, venturi dan lain-lain alat ukur yang terpasang tetap.

Alat ukur yang digunakan berdasarkan metodenya pengukurannya adalah sebagai berikut :
No Metode Pengukuran Jenis Flowmeter
1 Pengukuran langsung Piston, Oval-gear, Nutating disk, Rotary-vane type.
2 Perbedaan Tekanan Orifice plate, Ventury tube, Flow nozzle, Pitot tube.
3 Variable Area Rotameter, Movable vane, weir, flume.
4 Elektrik Magnetik, Turbin, Elemen.

1. Pengukuran langsung(possitive displacementflowmeter)


Postive Displacement Flowmeters (PD meters), bekerja berdasarkan pengukuran
volume dari fluida yang sedang mengalir dengan menghitung secara berulang aliran fluida
yang dipisahkan ke dalam suatu volume yang diketahui (chamber), selanjutnya dikeluarkan
sebagai volume tetap yang diketahui.
2. Differential Pressure Flowmeter
Prinsip operasi Differential Pressure Flowmeters (DP Flowmeters)di dasarkan pada
persamaan Bernoulli yang menguraikan hubunganantara tekanan dan kecepatan pada suatu
aliran fluida.
Kelebihan Kekurangan
Biaya pengadaannya awal : rendah ~ sedang Rugi tekanan (pressure drop) : sedang ~
tinggi
Dapat digunakan di dalam cakupan luas
(hampir semuaphase fluida dan kondisi
aliran).
Strukturnya kokoh dan sederhana

Jenis-jenis differential pressure flowmeter :


a. Orifice Plate
Orifice merupakan alat untuk mengukur laju aliran dengan prinsip beda tekanan atau
disebut juga Bernoulli’s principle yang mengatakan bahwa terdapat hubungan antara tekanan
fluida dan kecepatan fuida. Jika kecepatan meningkat, tekanan akan menurun begitu pula
sebaliknya.
b. Tabung Venturi
Sebuah bagian tabung yang berbentuk suatu bagian yang relatif panjang dengan masukan
dan keluaran yang halus. Sebuah tabung Venturi dihubungkan ke pipa yang ada, Pertama-
tama diameter tabung menyempit  kemudian kembali ke diameter pipa asli. Perubahan di
daerah penampang menyebabkan perubahan dalam kecepatan dan tekanan aliran.
c. Flow Nozzle
Sebuah nosel dengan masukan dipandu halus dan keluaran yang tajam ditempatkan dalam
pipa untuk mengubah  aliran medan dan menciptakan penurunan tekanan yang digunakan
untuk menghitung kecepatan aliran.
d. Pitot Tube
Sebuah probe dengan ujung terbuka (tabung pitot) dimasukkan ke dalam medan
aliran. Bagian ujung dari probe  adalah titik  stasioner aliran (kecepatan nol). Tekanannya,
dibandingkan dengan tekanan statis. Pitot tube digunakan untuk menghitung kecepatan aliran.
Tabung pitot dapat mengukur kecepatan aliran pada titik pengukuran.
e. Averaging Pitot Tube
f. Elbow
g. Dall Tube
h. V-cone
i. Segmental Wedge

3. Alat ukur laju alir untuk metode Elektrik


Prinsip kerja flowmeter jenis ini didasarkan pada hukum induksi elektromagnetik
(Faraday’s Low), yaitu bila suatu fluida konduktifelektrik melewati pipa tranducer, maka
fluida akan bekerja sebagaikonduktor yang bergerak memotong medan magnet yang
dibangkitkanoleh kumparan magnetic dari transducer, sehingga timbul tenganganlistrik
induksi.
4. Coriolis Flowmeters
Prinsip Coriolis menyatakan bahwa jika sebuah partikel di dalamsuatu gerak berputar
mendekati atau menjauhi pusat perputaran,maka partikel menghasilkan gaya internal yang
bekerja pada partikel itu.
5. Thermal Flowmeters
Thermal Mass Flowmeter didasarkan pada prinsip operasional yang menyatakan bahwa
tingkat panas yang diserap oleh aliran berbanding lurus dengan aliran massa.
6. Ultrasonic Flowmeters
Ultrasonik flowmeter adalah jenis flowmeter yang mengukur kecepatan cairan atau gas
dengan menggunakan prinsip ultrasound. Menggunakan transduser ultrasonik, flow
meter dapat mengukur kecepatan rata-rata sepanjang jalannya sinar yang dipancarkan dari
ultrasound, dengan rata-rata perbedaan waktu transit diukur antara ultrasound yang berdenyut
menyebarkan ke dalam dan melawan arah aliran. 
7. Vortex Flowmeters
Prinsip kerjanya didasarkan pada pengukuran getaran (vibration) pada downstream
pusaran (vortex) yang disebabkan oleh penghalang yang ditempatkan pada aliran fluida.

Aplikasi pengukuran laju alir :


a. Pengukur aliranvariabel –pengukur aliranpiston dan spring untuk gas dan cairan.
b. Pengukur aliran ultrasonik (No n-Intrusif atau Doppler) untuk cairan
c. Pengukur aliran turbin
d. Sensor roda pengayuh
e. Pengukur aliran jenis positive displacement
f. Pengukur aliran magnetik untuk cairan konduktif
DAFTAR PUSTAKA

Chamidy, N. Harita. Buku Ajar Instrumentasi dan Pengukuran. 2009. Polban : Bandung
Fisher, “Control Valve Handbook”, Emerson Process Management.
Geankoplis, C.J., Transport Process and Unit Operations, 2nd Ed., Allyn dan Bacon Inc.,
Boston, 1983
Gunterus, Frans. Falsafah Dasar: Sistem Pengendalian Proses. ElexMedia. Komputindo
Haliday, D dan Resnick, R. 1985. Fisika. Penerjemah: Pantur Silaban dan Erwin Sucipto.
Jilid I. Edisi Ketiga. Jakarta: Erlangga
McCabe, W.L.,J.C. Smith, Unit Operations of Chemical Engineering, 3rd., Mc Graw Hill,
Kogakusha, 1976
http://www.google-docs.com
http://www.mekflu4.com
http://tutorialkuliah.blogspot.com/2009/11/pengukuran-aliran-fluida.html
http://www.energyefficiencyasia.org/docs/ee_modules/indo/Chapter%20-%20Monitoring
%20equipment%20(Bahasa%20Indonesia).pdf
http://www.scribd.com/doc/67657337/Laporan-perancangan-Steam-Orifice
ejournal.unud.ac.id/.../10.cakram%20v2n1%20-%20nataunud.pdf
www.tekkim.uns.ac.id
www.google.com. Pengendalian tekanan.

Anda mungkin juga menyukai