KIMIA FISIKA
TITIK LELEH DAN TITIK NYALA
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK : 2 ( DUA )
I. TUJUAN
Setiap zat cair mudah terbakar memiliki tekanan uap, yang merupakan fungsi
dari temperature cair. Dengan naiknya suhu, tekanan uap juga meningkat. Dengan
meningkatnya tekanan uap, konsentrasi cairan yang mudah terbakar menguap di udara
meningkat. Oleh karena itu, temperatur menetukan konsentrasi menguap cairan yang
mudah terbakar di udara.Titik nyala cairan mudah terbakar adalah suhu terendah
dimana ada akan cukup untuk menyalakan uap mudah terbakarj ika sebuah sumber
perapian diterapkan. Titik nyala teoritis pada asam asetat glacial adalah 42OC
Titik lebur atau titik leleh dari sebuah benda padat adalah suhu dimana
bendatersebut akan berubah wujud menjadi benda cair. Sedangkan titik nyala adalah
suatuangka yang menyatakan suhu terendah dari suatu larutan dimana akan
timbulpenyalaan api sesaat, apabila pada permukaan larutan tersebut didekatkan
padanyala api. Titik nyala ini diperlukan sehubungan dengan adanya pertimbangan-
pertimbangan mengenai keamananpenyimpanan dari suatu zat pelarut terhadapbahaya
kebakaran.
Titik nyala ini bisa digunakan sebagai salah satu indikasi bilamanafuel
tercampur dengan fraksi-fraksi ringan dari suatu hydrokarbon, dimana fueltercampur
dengan fraksi ringan seperti kerosene, wash solvent maka kecenderunganangka flash
point akan semakin turun. Klasifikasi dari titik nyala:
0
1. Bahan bakar cair yang mudah menyala (yang punya titik nyala di bawah 37,8 C
2
dan tekanan uap tidak lebih dari 2,84 kg/cm ). Adapun kelas-kelas bahan bakar cair
ini: a. Kelas IA, punya titik nyala di bawah 22,8 0C dan titik didih di bawah 37,8 0C
b. Kelas IB, punya titik nyala di bawah 22,8 0C dan titik didih sama atau di atas 37,8
0
C
c. Kelas IC, punya titik nyala sama atau di atas 22,8 0C dan titik didih di bawah 60 0C.
2. Bahan bakar cair mudah terbakar (yang sama punya titik nyala sama atau di atas37,
8 0C) , terbagi :
a. Kelas IIA, punya titik nyala sama atau di atas 37,8 0C dan titik didih di bawah 60
0
C. b. Kelas IIB, punya titik nyala sama atau di atas 37,80C dan titik didih di bawah
93 0C. c. Kelas IIC, punya titik nyala sama atau di atas 93 0C
Titik leleh adalah temperatur senyawa padat dimana benda tersebut akan
berubah wujud menjadi zat cair. Pada senyawa dengan berat molekul hampir
sama, senyawa lebih polar dan struktur molekulnya lebih simetris mempunyai titik
leleh yang lebih tinggi. Titik leleh senyawa murni ditentukan dengan pengamatan
temperetur saat terjadi perubahan padatan dan cairan. Sejumlah kecil zat padat
diletakkan dalam tabung kapiler gelas dan diapanaskan merata. Pertama diamati
temperatur saat mulai terbentuk cairan kemudian temperature saat padatan berubah
menjadi cairan semua.
Rentang temperature yang tidak begitu jauh menunjukan kemurnian padatan
tersebut. Titik leleh yang ada pada literature biasanya dalam bentuk range titik leleh.
Sampel senyawa murni biasanya hanya terdiri atas satu bentuk kristal dan meleleh
pada temperature dengan range kurang dari 1oC. Besar daerah titik leleh atau range
lebih 1oC menunjukan adanya pengotor. Campuran zat padat pada umumnya
menunjukkan daerah titik leleh teoritis pada asam asetat adalah 101,5oC
TITIK NYALA
VI. PERHITUNGAN
A. Penentuan Titik Leleh
1. Asam Oksalat
- Titik Leleh Teoritis = 102 - 106 oC
- Titik Leleh Praktikum = 103 oC
PraktikumTepritis
- % Kesalahan = x 100
Praktikum
0 0
103 C102 C
= 0
x 100
103 C
= 0,97 %
2. Asam Oksalat
- Titik Leleh Teoritis = 102 - 106 oC
- Titik Leleh Praktikum = 105,7 oC
PraktikumTepritis
- % Kesalahan = x 100
Praktikum
105,7 0 C1020 C
= x 100
105,7 C
= 3,5 %
3. Asam Benzoat
- Titik Leleh Teoritis = 122,4 oC
- Titik Leleh Praktikum = 123,6 oC
PraktikumTepritis
- % Kesalahan = x 100
Praktikum
123,6 0 C 122,40 C
= x 100
123,6 0 C
= 0,97 %
B. Penentuan Titik Nyala
1. Solar
- Titik Leleh Teoritis = 40 - 100 oC
- Titik Leleh Praktikum = 59,5 oC
PraktikumTepritis
- % Kesalahan = x 100
Praktikum
59,5 0 C400 C
= x 100
59,50 C
= 32,77 %
2. Kerosin
- Titik Leleh Teoritis = 38 - 72 oC
- Titik Leleh Praktikum = 46 oC
PraktikumTepritis
- % Kesalahan = x 100
Praktikum
0 0
46 C38 C
= x 100
460 C
= 17,39 %
3. Kerosin
- Titik Leleh Teoritis = 38 - 72 oC
- Titik Leleh Praktikum = 47,1 oC
PraktikumTepritis
- % Kesalahan = x 100
Praktikum
0 0
47,1 C38 C
= x 100
47,10 C
= 19,32 %
VII. PERTANYAAN
Pada penentuan titik nyala menggunakan bahan kerosene. Hal yang dilakukan
adalah memeperhatikan range suhu yang dianalisis. Bila telah mendekati range
secara teori harus memperhatikan apakah sudah muncul atau tidak api pada
permukaan logam karena titik nyala diindikasikan dengan munculnya api pada
permukaan dan pinggiran yang melingkari logam. Bila telah mendapat titik nyala
maka segera mematikan alat karena apabila pemanasan dilakukan terlalu lama akan
terjadi kebakaran.
IX. KESIMPULAN
- Titik leleh adalah suhu dimana suatu padatan berubah menjadi cair,
sedangkan titik nyala adalah suhu terendah dari suatu larutan dimana
akan timbul penyalaan api sesaat, apabila permukaan larutan tersebut
didekatkan nyala api.
- Untuk titik leleh :
1. Asam oksalat, titik lelehnya 102 oC dengan % kesalahan 0,97 % dan
3,5 %.
2. Asam benzoat, titik lelehnya 122,4 oC dengan %kesalahan 0,97 %
- Untuk titik nyala
1. solar, titik nyala 40 oC dengan %kesalahan 32,77 %
2. kerosene , titik nyala 38 oC dengan % kesalahan 17,39 % dan 19,32 %
X. DAFTAR PUSTAKA
- Jobsheet.2015.Penuntun Praktikum Kimia Fisika. Palembang : Politeknik
Negeri Sriwijaya
- http://www.wikipedia.org
GAMBAR ALAT
Pipa Kapiler Pipa Gelas Kaca Arloji