BAB I
Aliran fluida internal tak mampu mampat adalah aliran di dalam suatu laluan
yang penampangnya berupa kurva tertutup dan massa jenis fludia sepanjang medan
aliran adalah tetap, tidak berubah. Pembahasan aliran ini dibagi menjadi 2
berdasarkan pengaruh gesekan atau viskositasnya yaitu aliran tanpa gesekan dan
yang bergesekan.
DV
g p
Dt (1.1)
dimana :
: massa jenis ( kg/m3 )
g : percepatan gravitasi ( 9,8 m / dt2)
p : gradien tekanan (N/m)
DV
Aliran Tak Mampu Mampat (Incompressible) 2
p V2
gz C
2 (1.2)
dimana :
p : tekanan fluida ( Pa)
z : perubahan ketinggian ( m)
V : kecepatan fluida ( m/dt2)
C : konstan/tetap
2 2
p1 V p V
gz 1 1 2 gz2 2
2 2
garis arus
2
aliran
1
Persamaan Bernoulli dapat diterapkan pada aliran fluida dalam nozel karena
tidak terdapat separasi aliran dan lapisan batas ( boundary layer ) alirannya masih
tipis serta pengaruh gesekan dapat diabaikan. Demikian pula pada siphon dengan
pipa amat panjang, juga pada aliran terbuka yang tidak ditemui adanya gejolak aliran
yg signifikan (hydraulic jump).
Penyelesaian :
Diketahui :
p2 = patm
A2 = 0.01 m2
A1 = 0,1 m2 V2 = 50 m/dt
2
1
Jawab:
Persamaan dasar :
2 2
p1 V p V
gz 1 1 2 gz2 2
2 2
m1 = m2 V1 A1 = V2 A2
Aliran Tak Mampu Mampat (Incompressible) 4
Asumsi :
- aliran tunak
- aliran tak mampu mampat
- tidak ada pengaruh gesekan,
- z1 = z2
Selang siphon dengan lengkungan 1 m diatas permukaan air tandon dan keluaran
selang ke atmosfer berjarak 7 m dibawah permukaan air. Tentukan kecepatan air
keluar selang dan tentukan tekanan absolut air pada lengkungan selang tersebut.
Penyelesaian :
Diketahui : A
z
1m
8 m
V2
Aliran Tak Mampu Mampat (Incompressible) 5
Jawab :
Persamaan dasar :
2 2
p1 V p V
gz1 1 2 gz2 2
2 2
m1 = m2 V1 A1 = V2 A2
m
V2 = 2g z1 z2 2x9 ,8 x7m 11,7 m/ dt
dt 2
2 2
P1 V P V
gz1 1 A gzA A
2 2
pada arah penampang tegak lurus aliran, maka tekanan statik dapat diukur dengan
membuat lubang kecil pada dinding aliran sedemikian rupa sehingga sumbunya
tegak lurus dinding aliran (wall pressure tap). Cara lain adalah dengan memasang
probe atau tabung pitot pada aliran fluida jauh dari dinding aliran (gambar 1.2.).
Pengukuran tekanan statis dilakukan oleh lubang kecil dibagian bawah dinding
tabung.
Tekanan Stagnasi adalah tekanan fluida yang diukur pada aliran fluida yang
diperlambat sampai diam, V = 0 dengan kondisi aliran tanpa gesekan. Pengukuran
tekanan stagnasi pada tabung pitot diukur oleh lubang kecil di mulut tabung yang
akan tepat tegak lurus terhadap garis arus dari aliran. Untuk aliran tak mampu
mampat dapat diterapkan persamaan Bernoulli pada kondisi tanpa perubahan
ketinggian :
p V2
C
2
2
p0 V p V2
0
2 2
V2
po p
2 (1.3.)
Suku kedua, V2/2 adalah tekanan dinamik yaitu tekanan akibat kecepatan
fluida, yakni selisih antara tekanan statik dengan tekanan stagnasi.
aliran
aliran
p p0 p0
Dari persamaan (1.3) maka pengukuran tekanan statis dan tekanan stagnasi
dengan tabung pitot dapat juga sekaligus mengukur tekanan dinamisnya. Penerapan
yang lain dari persamaan ini adalah perubahan tekanan dinamis menjadi kecepatan
fluida dengan kondisi aliran tak mampu mampat. Dengan demikian tabung pitot
dapat juga dipergunakan sebagai alat ukur kapasitas aliran (Bab 4).
Sebuah tabung pitot dipasang pada aliran udara untuk mengukur kecepatan aliran
udara. Tabung dipasang untuk mengukur tekanan stagnasi yang akan dinyatakan
dalam perbedaan ketinggian fluida dalam manometer. Bila perbedaan ketinggian air
raksa dalam manometer adalah 30 mm, tentukan kecepatan aliran udara tersebut.
Penyelesaian :
Diketahui :
aliran
30 mm
2
p0 V p V2
0
Persamaan dasar : 2 2
po p V 2
2
2(po p
V
udara
po - p = HG g h = (SGHG) H20 g h
2(SGHG )H2O gh
V
udara
2 10 0 0 kg 9 ,8m m m3
= x13,6 x x x30 mmx x
m3 dt 2 10 0 0 mm 1,23 kg
= 80 ,8 m/ dt
Kerugian mayor adalah kehilangan tekanan akibat gesekan aliran fluida pada
sistem aliran penampang tetap atau konstan. Kerugian mayor ini terjadi pada
sebagian besar penampang sistem aliran makanya dipergunakan istilah mayor.
Sedangkan kerugian minor adalah kehilangan tekanan akibat gesekan yang terjadi
pada katup-katup, sambungan T, sambungan L dan pada penampang yang tidak
konstan. Kerugian minor meliputi sebagian kecil penampang sistem aliran, sehingga
dipergunakan istilah minor. Kerugian ini untuk selanjutnya akan disebutkan
sebagai head loss.
perlu diingat bahwa arti fisik dari head loss adalah kehilangan energi mekanik
persatuan massa fluida. Sehingga satuan head loss adalah satuan panjang yang
setara dengan
satu satuan energi yang dibutuhkan untuk memindahkan satu satuan massa fluida
etinggi satu satuan panjang yang bersesuaian. Istilah Head juga akan dibahas
kembali pada pembahasan mesin fluida pada Bab 3, yaitu pembahasan head pompa.
p1 p2
g z2 z1 hl
(1.4)
di mana :
hl : head loss mayor
p1 p2
hl
atau p / = hl
Jadi head loss mayor dapat dinyatakan sebagai kerugian tekanan aliran fluida
berkembang penuh melalui pipa penampang konstan.
dimana :
: kekentalan atau viskositas fluida
sehingga dengan memasukkan konsep angka Reynold maka head loss menjadi :
L V L V2 64 L V 2
hl 32 64
D D D 2 VD Re D 2
(1.6)
Aliran Tak Mampu Mampat (Incompressible) 10
Sebuah viskometer atau alat pengukur viskositas fluida dapat dibuat dari pipa
kapiler. Jika panjang dan diameter pipa kapiler diketahui dan diukur pula laju aliran
dan penurunan tekanan maka viskositas dapat dihitung. Pada test sebuah viskometer,
tentukan viskositas fluida bila diperoleh data sebagai berikut :
Laju aliran : 880 mm3/dt
Diameter pipa : 0,5 mm
Panjang pipa : 1 m
Penurunan tekanan : 1,0 Mpa
Penyelesaian
Diketahui : = 0,5 mm
L=1m
aliran
1 p = p1 - p2 2
Ditanya : , viskositas ?
Jawab :
Persamaan dasar :
128LQ
P
D 4
1x106 N 0,5 mm4
4
pD4 dt 1 m
x 2
x x 3
x x 3
128 LQ 128 m 880mm 1m 10 mm
= 1,74 x 10-3 N .dt / m2
Untuk aliran turbulen, penurunan tekanan tidak dapat dihitung secara analitis
karena pengaruh turbulensi yang menimbulkan perubahan keacakan sifat fluida.
Perubahan sifat fluida yang acak tersebut belum dapat didekati dengan fungsi
matematis yang ada saat ini. Perhitungan head loss didasarkan pada hasil percobaan
dan analisa dimensi. Penurunan tekanan untuk aliran turbulen adalah fungsi dari
angka Reynold, Re, perbandingan panjang dan diameter pipa, L/D serta kekasaran
relatif pipa, e/D.
Aliran Tak Mampu Mampat (Incompressible) 11
Aliran Tak Mampu Mampat (Incompressible) 12
0,3164
f
Re0,25
Air dipompa melalui pipa diameter 0,25 m sepanjang 5 km dari discharge pompa
menuju tandon terbuka. Apabila ketinggian air di tandon 7 m di atas discharge
pompa dan kecepatan air rata-rata di dalam pipa adalah 3 m/dt maka tentukanlah
tekanan pada discharge pompa tersebut.
Penyelesaian :
Ditentukan :
1 7 m
5 km
Jawab :
Persamaan dasar :
p1 V12 p2 V2 2
gz1 gz2 hlt hl hlm
2 2
L V2 V2
hl f dan hlm K
D 2 2
Dengan kondisi head loss minor diabaikan dan V2 0 maka persamaan menjadi
p1 p2 L V12 V12
g z2 z1 f
D 2 2
V2 L
p1 p2 g z2 z1 1 f 1
2 D
Nilai f dapat ditentukan dengan mengacu kepada diagram Moody dan diagram
kekasaran relatif. Dari gmb 1.3. dengan asumsi pipa baja komersial diameter sekitar
10 inchi, maka kekasaran relatif, e/D adalah 0,00018. Angka Reynold dihitung
dengan viskositas air, = 1 x 10-3 kg/m.dt, massa jenis air, = 999 kg/m3 maka
angka Reynold, Re 7,5 x 105 maka nilai f adalah sekitar 0,015. Sedangkan tandon
terbuka berarti p2 = 1 atm dan z2 - z1 =7 m serta air = 999 kg/m3 maka
penampang yang lebih kecil dengan penampang yang lebih besar. Salah satu data
untuk perubahan penampang ditampilkan pada gambar 1.4. Sedangkan untuk
kondisi masukan yang berbeda, nilai koefisien minor lossesnya juga ditampilkan
pada gambar 1.4.
L e V2
hlm f
D 2 (1.8)
dimana :
Le /D : panjang ekuivalen dari komponen.
Persamaan ini umumnya dipergunakan untuk perhitungan head loss pada belokan
dan katup. Nilai Le /D untuk beberapa jenis sambungan dan katup ditampilkan pada
tabel 1.1. Nilai panjang equivalen pada tabel tersebut adalah untuk kondisi katup
terbuka penuh. Koefisien tersebut akan bertambah secara signifikan pada kondisi
katup setengah terbuka atau terbuka sebagian.
Aliran fluida pada belokan atau elbow atau bend menimbulkan head loss
yang lebih dari pada aliran pada pipa lurus. Hal ini terutama karena timbulnya aliran
sekunder akibat perubahan orientasi penampang pada belokan. Koefisien lossesnya
dipengaruhi oleh radius kelengkungan kurva belokan. Untuk sambungan yang
kelengkungannya halus, koefisien lossenya akan lebih kecil namun pembuatannya
akan lebih sulit sehingga harganya akan lebih mahal. Sedangkan belokan yang
kelengkungannya dibentuk dari penyambungan pipa lurus, koefisien lossesnya akan
lebih tinggi. Namun proses pembuatan yang lebih mudah membuat harganya jauh
lebih murah.
Aliran Tak Mampu Mampat (Incompressible) 17
Istilah minor, tidak berkonotasi dengan kecilnya nilai losses, namun pada
lokasi timbulnya losses tersebut. Pada kasus tertentu head loss minor nilainya lebih
besar dari pada head loss mayor
Sistem aliran air dari tandon 1 ke tandon 2 yang terbuka ke atmosfer adalah seperti
skema dibawah. Panjang total dari pipa penampang seragam adalah 50 m
diameternya, 0,05 m. Koefisien minor lossesnya, K adalah sebagai berikut :
saringan :8
belokan : 0,5
sambungan T : 0,7
pengukur aliran ( flowmeter ) :6
katup pembuka. : 1
Jika kecepatan air dalam pipa rata-rata adalah 1,5 m/dt, tentukan perbedaan
ketinggian kedua tandon tersebut.
1
2
saringan
sambungan T katup pembuka
flowmeter
Penyelesaian :
Ditentukan : Sistem aliran air seperti skema dengan jumlah belokan 5, sebuah
saringan, sebuah sambungan T, sebuah pengukur aliran dan sebuah katup pembuka.
Jawab :
Aliran Tak Mampu Mampat (Incompressible) 18
Persamaan dasar
p1 V2 p V 2
gz1 1 2 gz2 2 hlt hl hlm
2 2
L V2 V2
hl f dan hlm K
D 2 2
asumsi :
aliran tunak
aliran tak mampu mampat
headloss karena kondisi masukan diabaikan
Tandon semua terbuka ke atmosfer, berarti p 1 = p2 , V1 0, krn penampang tandon
jauh lebih besar dari penampang pipa, z1 -z2 = h maka persamaan di atas menjadi :
2 2 2
L V2 V2 V2
g z1 - z2 f +K
D 2 2 2
2
V L
h = 2 f K 1
2g D
Menentukan nilai f dari diagram Moody dengan menghitung angka Reynold dan
menentukan kekasaran relatif pipa.
Dari grafik pada gmb.1.3, diameter pipa 2 inchi dan bahan pipa diasumsikan beton
dengan kekasaran, e=0,003, maka kekasaran relatif, e/D 0,02. Dari diagram Moody
nilai f 0,05.
h
1,5 2 m2 / dt 2
30
0,05x 14,7 -1
2 x 9,8 m / dt 2
0,05
= 5m
1/2
y'
aliran 2
a
y 0
dy
dx
x -1/2 1
u
umaks
Gmb.1.5. Aliran antara dua plat datar
a 2 p y y
2
u
2 x a a
(1.9)
di mana :
Aliran Tak Mampu Mampat (Incompressible) 20
p y 1
yx a
x a 2
(1.10)
dimana :
yx : tegangan geser pada bidang y dengan gaya searah sumbu x
Q V . dA
A
Untuk kedalaman aliran l pada arah sumbu z atau lebar plat l, maka :
Q ul. dy
0
1 p
a
Q
2 x y
ay dy
2
l 0
Q 1 p 3
a
l 12 x (1.11)
p p2 p1 p
x L L
Q 1 p 3 a 3p
a
l 12 L 12 L (1.12)
Aliran Tak Mampu Mampat (Incompressible) 21
Q 1 p a 3l 1 p 2
V a
A 12 x al 12 x (1.13)
u
= 0
y yaitu pada y = a/2
1 p 2 3
a V
dan u maksimum = 8 x 2 (1.14)
Sistim hidrolik dengan fluida adalah oli SAE 10W (SG = 0,92 dan = 0,018
kg/m.dt) beroperasi pada tekanan 20 MPa (gage). Sistim hidrolik ini adalah sebuah
katup pengendali, dengan komponennya adalah piston diameter 25 mm dipasang
pada silinder. Jarak rata-rata celah antara piston dan silinder adalah 0,005 mm.
Tentukan laju aliran oli dari celah antara piston dan silinder jika panjang piston 15
mm dan tekanan minimumnya adalah 1 MPa ( gage).
Penyelesaian
Diketahui :
p1 =20 MPa
L=15 mm
a = 0,005 mm
p2 = 1 MPa
Aliran Tak Mampu Mampat (Incompressible) 22
Jawab :
Persamaan dasar :
Q a 3 p
l 12 L
asumsi :
aliran laminer
aliran tunak
aliran tak mampu mampat
aliran berkembang penuh
Aliran oli diantara celah yang sangat sempit dapat dianggap sebagai aliran diantara
dua plat datar dengan panjang plat sesuai dengan panjang piston dan lebar plat
adalah panjang keliling dari piston.
L = 15 mm l=D
a 3pl a 3pD
Q
12 L 12 L
=
0,005 mm3 20 1 x106 N
3
x x
m. dt
x
3,14 x25mm kg. m
x
2
12 m 0,018kg 15mm N . dt
= 57,6 mm / dt
Untuk meyakinkan penggunaan asumsi aliran laminer, dapat dihitung angka Reynold
aliran yaitu :
Va SG H2O V a
Re =
Q Q
V
A DA
57,6 mm3 1 1 1 m
= x x x x 3
dt 3,14 25 mm 0 ,0 0 5 mm 10 mm
0 ,147 m/ dt
Aliran Tak Mampu Mampat (Incompressible) 23
Sehingga
0,92 999 kg 0,147 m 0,005 mm m. dt m
Re x3
x x x x 3
m dt 0,018kg 10 mm
= 0,0375 < 1400 ( laminer)
B. Aliran diantara dua alat datar dengan plat atas bergerak dengan kecepatan U
Kondisi aliran ini dapat ditemukan pada aliran pelumas bantalan luncur
(journal bearing). Silinder dalam atau porosnya akan berputar di dalam silinder
diam. Pada beban atau gaya yang rendah maka pusat silinder adalah tepat berhimpit
pada satu titik, sehingga celahnya akan simetris. Apabila diiris satu sisi kemudian
dibentangkan, maka kondisinya sama seperti aliran diantara dua plat datar dengan
plat atas bergerak
aliran U
y dy
x dx
Untuk aliran antara plat datar, dengan plat atas bergerak dengan kecepatan
konstan U, maka distribusi kecepatan dianalisa dengan langkah yang sama seperti
pada aliran antara plat datar yang diam. Perbedaannya adalah pada penyelesaian
integralnya yaitu dengan kondisi batas adalah :
u = 0 pada y = 0
u = U pada y = a
sehingga
U y a 2 p y y
2
u
a 2 x a a
(1.15)
U a2 p 2y 1 U p y 1
yx = 2 a
a 2 x a a a x a 2 (1.16)
Q ul. dy
0
a
Q Uy 1 p 2
l
a
y ay dy
2 x
0
Q Ua 1 p 3
a
l 2 12 x (1.17)
Q Ua 1 p 3 U 1 p 2
V l a / la a
A 2 12 x 2 12 x
(1.18)
du U a 2 p 2 y 1
dy a 2 x a 2 a
sehingga
du a U /a
0
dy 2 1 / p / x
pada y =
1,0
p
0
y/a x
p
0
x 1 2 3
Gmb. 1.7. Profil kecepatan untuk aliran laminer diantara 2 plat yang
plat atas bergerak dengan kecepatan tetap
Bantalan luncur dari sebuah poros engkol mobil, dilumasi dengan oli SAE 30 (=
9,6x 10-3 N.dt/m2 . Diameter bantalan adalah 3 inchi dan jarak celah diameter adalah
0,0025 inchi, Bantalan berputar dengan kecepatan sudut, 3600 rpm. Panjangnya
jounal adalah 1,25 inchi. Bantalan dalam keadaaan tanpa beban. Tentukan torsi
untuk memutar journalnya dan energi panas yang terlepas dari proses ini.
Penyelesaian :
Diketahui :
a=0,0025/2
D=3
Ditanya :
Jawab :
Aliran Tak Mampu Mampat (Incompressible) 26
Persamaan dasar
U p y 1
yx = a
a x a 2
asumsi :
aliran laminer
aliran tunak
aliran tak mampu mampat
aliran seperti pada aliran 2 plat datar
p/x = 0 karena bantalan tanpa beban, aliran simetris
Sehingga
U R D
yx = =
a a 2a
9,6 x 10 N. dt 36 0 0 rpm 2 rad menit
-3
3inchi
= 2
x x x x
m 1putaran menit 6 0 dt 2x0 ,0 0 125inchi
= 4,34x10 3 N / m2
Karena nilai tegangan geser adalah positif, berarti tegangan geser terjadi pada plat
bagian atas ke kiri, yaitu ke arah sumbu y negatif. Total gaya geser adalah tegangan
geser kali luasan dan torsi adalah gaya kali lengan sehingga :
2
T FR yxAR yx DLR yx D L
2
4 ,34 x10 3 N 3 in2 0 ,0 254 m3
2 3
= x x x1,25inx
2 m2 in3
=1,25 N.m
Energi panas yang dilepaskan oleh bantalan persatuan waktu atau daya yang keluar :
W F V F U =F R T
36 0 0 put menit 2 wattxdt
= 1,25 N.m x x x x
menit 6 0 dt rad N.m
= 471W
Untuk meyakinkan bahwa aliran adalah laminer, dapat dihitung dari angka Reynold
Aliran Tak Mampu Mampat (Incompressible) 27
Ua SG H2 OUa SG H2O Ra
Re
999 kg 36 0 0 x2rad 1,5inx0 ,0 0 125in 0 ,0 254 m
2
0 ,92
= x x x x
m3 6 0 dt in2
m2 N. dt 2
x
9 ,6 x10 3 N. dt kg.m
= 43,6
Aliran dalam pipa terhadap sumbu z tidak simetris sehingga diperlukan kontrol
volume diferensial yang berbeda dibandingkan dengan kontrol volume pada aliran di
antara plat datar. Bentuk kontrol volumenya adalah bentuk cincin dan dengan dua
sumbu yaitu sumbu x dan sumbu r seperti gambar 1.8.
r R
r
x dx
dr
Gmb. 1.8. Kontol volume cincin untuk analisa aliran dalam pipa
r 2 p R2 p
u
4 x 4 x
R2 p r
2
= 1
4 x R
(1.19)
du r p
rx =
dr 2 x (1.20)
Q
A
V . dA u 2r dr
0
R
1 p
Q 4 x r
R 2 2rdr
2
r 4 p
8 x (1.21)
R4 p pD4
Q
8 L 128 L (1.22)
Kecepatan rata-rata :
Q Q R2 p
V
A R2 8 x (1.23)
du 1 p
r 0
dr 2 x yaitu pada r = 0
Aliran Tak Mampu Mampat (Incompressible) 29
R2 p
u umaks U 2V
4 x
(1.24)
2
u r
1
U R (1.25)
merupakan profil parabola
Pada aliran turbulen tidak dapat diturunkan suatu persamaan umum antara
medan tegangan dan kecepatan, sehingga semua persamaan untuk aliran turbulen
adalah berdasarkan hasil percobaan. Salah satu persamaan untuk aliran turbulen
pada pipa halus adalah :
1/ n 1/ n
u y r
1
U R R
(1.26)
dimana :
n : koefisien aliran fungsi angka Reynold
Soal-soal Latihan
1. Air mengalir pada pipa diameter 0,3 m dengan tekanan statis 260 kPa (gage),
kecepatan 3 m/dt dan elevasi dari permukaan tanah adalah 10 m. Air keluar pada
elevasi 0 m
2. Pitot tube digunakan untuk mengukur kecepatan udara. Kecepatan dijaga 100
m/dt atau lebih kecil. Tentukan defleksi air raksa pada manometer yang
berkorelasi dengan kecepatan maksimum.
Aliran Tak Mampu Mampat (Incompressible) 30
3. Air mengalir dari tangki melalui pipa dengan diameter 2 inchi. Fluida pada
manometer adalah air raksa. Tentukan kecepatan fluida pada pipa dan laju massa
keluar dari pipa
2 ft
2 in
aliran
2 ft
6 in
4. Air mengalir vertikal pada pipa diameter 0,1 m dan keluar melalui nosel
diameter 0,05 m ke udara luar. Hitunglah tekanan ( gage) yang dibutuhkan agar
kecepatan air keluar nosel 20 m/dt.
aliran
4m
5. Pada sebuah terowongan angin terbuka, dibuat wall presure tap yang
dihubungkan dengan manometer dan menunjukkan 45 mm dibawah tekanan
atmosfer. Hitunglah kecepatan udara pada terowongan angin tersebut.
6. Air mengalir melalui pipa beton horisontal dengan diameter 0,1 m dan laju aliran
massa 15 kg/dt. Tentukan penurunan tekanan tiap 100 m panjang pipa.
8. 2 ft3/dt air mengalir dalam suatu sistem perpipaan dengan diameter 6 in, bahan
pipa besi tuang. Koefisien untuk kerugian minor adalah K = 2,0, Tentukan L,
panjang pipa lurus dari sistem tersebut
Aliran Tak Mampu Mampat (Incompressible) 31
9. Air mengalir karena gravitasi ke tandon yang lebih rendah melalui pipa lurus
dengan laju aliran yang direncanakan 0,007 m3/dt. Diameter pipa 50 mm dengna
panjang total 250 m. Kedua tandon terbuka. Dengan mengabaikan minor loses,
hitunglah perbedaan ketinggian air dalam tandon untuk menjaga agar kapasitas
aliran air tetap.
10. Instalasi OTEC ( Ocean Thermal Energy Conversion ) mengalirkan air laut dari
dasar air laut kedalaman 1000 m yang tekanan hidrostatiknya 9,9 Mpa ( gage).
Kecepatan rata-rata dalam pipa V = 1,83 m/dt dan diameter pipa 28,2 m dengan
kekasaran permukaan effektif, e= 0,01 m . Perkirakan tekanan statis di
permukaan air laut.
D=28,2 m
(e=0,01 m)
L=1000 m
V
V=1,83 m/dt
p= 9,90 MPa
By san
In Fluida Statis
Pengantar
Aliran Tak Mampu Mampat (Incompressible) 32
Pernahkah dirimu meminum es teh atau es sirup ? wah, jangankan es teh, semua
minuman botol dan minuman kaleng pernah disikat saking kehausan, botol dan
kalengnya juga dijilat hehehe.. pisss.. maksud gurumuda, pernahkah dirimu
meminum minuman menggunakan pipet alias penyedot ? kalau belum, segera
meluncur ke warung atau toko terdekat dan bilang saja pada pelayan toko atau
warung makan : pak/bu.. boleh pinjam pipet sebentar ? Jangan lupa bawa uang
receh untuk membeli seandainya permintaan anda di tolak. Setelah ada pipet,
silahkan pergi ke ruang makan, ambil segelas air bening dan lakukan percobaan
kecil-kecilan berikut ini biar lebih keren, kali anda minum air putih (atau air
bening ?) menggunakan pipet alias penyedot.. Nah, air putih kini terasa lebih nikmat.
Setelah puas minum, sekarang coba anda masukan pipet tadi ke dalam gelas yang
berisi air, lalu angkat kembali pipet tersebut. Apa yang anda amati ? biasa saja tuh..
Oke.. sekarang, silahkan masukan pipet sekali lagi ke dalam gelas yang berisi air.
Setelah itu, tutup salah satu ujung pipet (ujung pipet yang berada di luar gelas)
menggunakan jari telunjuk anda. Nah, coba dirimu angkat pipet itu sambil tetap
menutup lubang pipet bagian atas. Sulap fisika dimulai aneh bin ajaib. Air
terperangkap dalam pipet ? kok bisa ya ? waduh bagaimanakah saya
menjelaskannya ? gampang. Ingin tahu mengapa demikian ? mari kita pelajari
pokok bahasan Tekanan dengan penuh semangat. Setelah mempelajari pokok
bahasan tekanan, dirimu akan dengan mudah menjelaskannya. Selamat belajar ya
Dalam ilmu fisika, Tekanan diartikan sebagai gaya per satuan luas, di mana arah
gaya tegak lurus dengan luas permukaan. Secara matematis, tekanan dapat
dinyatakan dengan persamaan berikut ini :
< ![endif]-->
P = tekanan, F = gaya dan A = luas permukaan. Satuan gaya (F) adalah Newton (N),
satuan luas adalah meter persegi (m2). Karena tekanan adalah gaya per satuan luas
maka satuan tekanan adalah N/m2. Nama lain dari N/m2 adalah pascal (Pa). Pascal
dipakai sebagai satuan Tekanan untuk menghormati om Blaise Pascal. Kita akan
berkenalan lebih dalam dengan om Pascal pada pokok bahasan Prinsip Pascal.
Ketika kita membahas Fluida, konsep Tekanan menjadi sangat penting. Ketika fluida
berada dalam keadaan tenang, fluida memberikan gaya yang tegak lurus ke seluruh
permukaan kontaknya. Misalnya kita tinjau air yang berada di dalam gelas; setiap
bagian air tersebut memberikan gaya dengan arah tegak lurus terhadap dinding
gelas. jadi setiap bagian air memberikan gaya tegak lurus terhadap setiap satuan luas
dari wadah yang ditempatinya, dalam hal ini gelas. Demikian juga air dalam bak
Aliran Tak Mampu Mampat (Incompressible) 33
mandi atau Air kolam renang. Ini merupakan salah satu sifat penting dari fluida statis
alias fluida yang sedang diam. Gaya per satuan luas ini dikenal dengan istilah
tekanan.
Mengapa pada fluida diam arah gaya selalu tegak lurus permukaan ? masih ingatkah
dirimu dengan eyang Newton ? nah, Hukum III Newton yang pernah kita pelajari
mengatakan bahwa jika ada gaya aksi maka akan ada gaya reaksi yang besarnya
sama tetapi berlawanan arah. Ketika fluida memberikan gaya aksi terhadap
permukaan, di mana arah gaya tidak tegak lurus, maka permukaan akan memberikan
gaya reaksi yang arahnya juga tidak tegak lurus. Hal ini akan menyebabkan fluida
mengalir. Tapi kenyataannya khan fluida tetap diam. Jadi kesimpulannya, pada
fluida diam, arah gaya selalu tegak lurus permukaan wadah yang ditempatinya.
Sifat penting lain dari fluida diam adalah fluida selalu memberikan tekanan ke
semua arah. Masa sich ? Untuk lebih memahami penjelasan ini, silahkan masukan
sebuah benda yang bisa melayang ke dalam gelas atau penampung (ember dkk) yang
bersisi air. Jika air sangat tenang, maka benda yang anda masukan tadi tidak
bergerak karena pada seluruh permukaan benda tersebut bekerja tekanan yang sama
besar. Jika tekanan air tidak sama besar maka akan ada gaya total, yang akan
menyebabkan benda bergerak (ingat hukum II Newton)
Pada penjelasan di atas, gurumuda sudah menjelaskan kepada dirimu tentang dua
sifat fluida statis (fluida diam), yakni memberikan tekanan ke segala arah dan gaya
yang disebabkan oleh tekanan fluida selalu bekerja tegak lurus terhadap permukaan
benda yang bersentuhan dengan fluida tersebut. Ilustrasi yang kita gunakan adalah
zat cair (air). Nah, bagaimana pengaruh kedalaman (atau ketinggian) terhadap
tekanan ? apakah tekanan air laut pada kedalaman 10 meter sama dengan tekanan air
laut pada kedalaman 100 meter, misalnya ?
Semua penyelam akan setuju jika gurumuda mengatakan bahwa tekanan di danau
atau di lautan akan bertambah jika kedalamannya bertambah. Silahkan menyelam
dalam air kolam atau air sumur hehe.. lebih keren dirimu pernah mandi air laut
dan bahkan pernah menyelam ke bagian laut yang dalam. Semakin dalam
menyelam, perbedaan tekanan akan membuat telinga kita sakit. Gurumuda pernah
mencobanya di kampoeng. Kok bisa ? Agar dirimu lebih memahami penjelasan
gurumuda, mari kita tinjau tekanan air pada sebuah wadah sebagaimana tampak
pada gambar. Tinggi kolom cairan adalah h dan luas penampangnya A. Bagaimana
tekanan air di dasar wadah ?
Keterangan : w adalah berat air, h = ketinggian kolom air dalam wadah yang
berbentuk silinder, A = luas permukaan dan P adalah tekanan.
Aliran Tak Mampu Mampat (Incompressible) 34
< ![endif]-->
< ![endif]-->
< ![endif]-->
Pa = tekanan atmosfir. Pada gambar di atas tidak digambarkan Pa, tapi dalam
kenyataannya, bila wadah yang berisi air terbuka maka pada permukaan air bekerja
juga tekanan atmosfir yang arahnya ke bawah. Tergantung permukaan wadah
terbuka ke mana. Jika permukaan wadah terbuka ke atas seperti pada gambar di atas,
maka arah tekanan atmosfir adalah ke bawah. Mengenai tekanan atmosfir
selengkapnya bisa dibaca pada penjelasan selanjutnya. Tuh di bawah
Aliran Tak Mampu Mampat (Incompressible) 35
Kita juga bisa menggunakan persamaan di atas untuk menghitung perbedaan tekanan
pada setiap kedalaman yang berbeda. Kita oprek lagi persamaan di atas menjadi :
< ![endif]-->
Sadar atau tidak setiap hari kita selalu diselimuti oleh udara. Ketika kita
menyelam ke dalam air, semua bagian tubuh kita diselubungi oleh air. Semakin
dalam kita menyelam, semakin besar tekanan yang kita rasakan. Nah, sebenarnya
setiap hari kita juga diselubungi oleh atmosfir yang selalu menekan seluruh bagian
tubuh kita seperti ketika kita berada di dalam air. Seperti pada air laut, permukaan
bumi bisa kita ibaratkan dengan dasar laut atmosfir. Jika benar atmosfir juga
menekan seluruh bagian tubuh kita setiap saat, mengapa kita tidak merasakannya,
sebagaimana jika kita berada di dasar laut ? jawabannya adalah karena sel-sel tubuh
kita mempertahankan tekanan dalam yang besarnya hampir sama dengan tekanan
luar. Hal ini yang membuat kita tidak merasakan efek perbedaan tekanan tersebut.
Sebagaimana setiap fluida, tekanan atmosfir bumi juga berubah terhadap kedalaman
(atau ketinggian). Tetapi tekanan atmosfir bumi agak berbeda dengan zat cair.
Perubahan massa jenis zat cair sangat kecil untuk perbedaan kedalaman yang tidak
sangat besar, sehingga massa jenis zat cair dianggap sama. Hal ini berbeda dengan
massa jenis atmosfir bumi. Massa jenis atmosfir bumi bervariasi cukup besar
terhadap ketinggian. Massa jenis udara di setiap ketinggian berbeda-beda sehingga
kita tidak bisa menghitung tekanan atmosfir menggunakan persamaan yang telah
diturunkan di atas. Selain itu tidak ada batas atmosfir yang jelas dari mana h dapat
Aliran Tak Mampu Mampat (Incompressible) 36
dukur. Tekanan atmosfir juga bervariasi terhadap cuaca. Jika demikian, bagaimana
kita mengetahui besarnya tekanan udara ? untuk mengetahui tekanan atmosfir, kita
melakukan pengukuran.
Pengukuran Tekanan
Pernahkah dirimu mendengar nama paman Torricelli ? kalau belum, mari kita
berkenalan dengan paman Torricelli. Paman Evangelista Torricelli (1608-1647),
murid eyang Galileo, membuat suatu metode alias cara untuk mengukur tekanan
atmosfir pada tahun 1643 menggunakan barometer air raksa hasil karyanya.
Barometer tersebut berupa tabung kaca yang panjang, di mana dalam tabung tersebut
diisi air raksa. Nah, tabung kaca yang berisi air raksa tersebut dibalik dalam sebuah
piring yang juga telah diisi air raksa (lihat gambar di bawah ya)
< ![endif]-->
Catatan : dirimu jangan bingung mengapa permukaan air raksa melengkung. Nanti
akan gurumuda jelaskan pada pokok bahasan tegangan permukaan
Ketika tabung kaca yang berisi air raksa dibalik maka pada bagian ujung bawah
tabung (pada gambar terletak di bagian atas) tidak terisi air raksa, isinya cuma uap
air raksa yang tekanannya sangat kecil sehingga diabaikan (p2 = 0). Pada permukaan
air raksa yang berada di dalam piring terdapat tekanan atmosfir yang arahnya ke
bawah (atmosfir menekan air raksa yang berada di piring). Tekanan atmosfir tersebut
menyanggah kolom air raksa yang berada dalam pipa kaca. Pada gambar, tekanan
Aliran Tak Mampu Mampat (Incompressible) 37
< ![endif]-->
< ![endif]-->
Terdapat banyak alat yang digunakan untuk mengukur tekanan, di antaranya adalah
manometer tabung terbuka (lihat gambar di bawah).
Aliran Tak Mampu Mampat (Incompressible) 38
< ![endif]-->
Pada manometer tabung terbuka, di mana tabung berbentuk U, sebagian tabung diisi
dengan zat cair (air raksa atau air). Tekanan yang terukur dihubungkan dengan
perbedaan dua ketinggian zat cair yang dimasukan ke dalam tabung. Besar tekanan
dihitung menggunakan persamaan :
< ![endif]-->
Pada umumnya bukan hasil kali pgh yang dihitung melainkan ketinggian zat cair (h)
karena tekanan kadang dinyatakan dalam satuan milimeter air raksa (mmhg) atau
milimeter air (mm-H2O). Nama lain mmhg adalah torr (mengenang jasa paman
Evangelista Torricelli).
Selain manometer, terdapat juga pengukur lain yakni barometer aneroid, baik
mekanis maupun elektrik, termasuk alat pengukur tekanan ban dkk. Alat yang
digunakan oleh paman torricelli untuk mengukur tekanan atmosfir disebut juga
barometer air raksa, di mana tabung kaca diisi penuh dengan air raksa kemudian
dibalik ke dalam piring yang juga berisi air raksa.
Dirimu punya mobil atau sepeda motor/sepeda-kah ? jika punya bersyukurlah. Jika
belum punya, silahkan bermain ke bengkel terdekat. Amati om-om yang bekerja di
bengkel wah, jangan pelototin om-nya dong, tapi perhatikan kegiatan mereka di
Aliran Tak Mampu Mampat (Incompressible) 39
bengkel, khususnya ketika mengisi udara dalam ban kendaraan (mobil atau sepeda
motor). Biasanya mereka menggunakan alat ukur tekanan udara. Hal ini membantu
agar tekanan udara ban tidak kurang/melebihi batas yang ditentukan. Nah, ketika
om-om tersebut mengisi udara dalam ban, yang mereka ukur adalah tekanan udara
dalam ban saja. Tekanan atmosfir tidak diperhitungkan. Bukan hanya ketika
mengukur tekanan udara dalam ban, bola sepak dkk tetapi juga sebagian besar
pengukuran tekanan lainnya, tekanan atmosfir tidak diukur. Tekanan yang dikur
tersebut dinamakan tekanan terukur. Lalu apa bedanya dengan tekanan absolut ?
p = pa + pukur
misalnya jika tekanan ban yang kita ukur = 100 kPa, maka tekanan absolut adalah :
p = pa + pukur
p = 201 kPa
Terus pa = 101 kPa (101 kilo Pascal) datangnya dari mana ? sudah gurumuda
jelaskan di atas. Baca kembali kalau dirimu sudah melupakannya
Ada satu lagi istilah, yakni tekanan gauge alias tekanan tolok. Tekanan gauge
merupakan kelebihan tekanan di atas tekanan atmosfir. Misalnya kita tinjau tekanan
ban sepeda motor. Ketika ban sepeda motor kempes, tekanan dalam ban = tekanan
atmosfir (Tekanan atmosfir = 1,01 x 105 Pa = 101 kPa). Jika dirimu ingin
mengunakan ban tersebut sehingga sepeda motor yang ditunggangi bisa kebut-
kebutan di jalan, maka dirimu harus mengisi ban tersebut dengan udara. Ketika ban
diisi udara, tekanan ban pasti bertambah. Nah, ketika tekanan ban menjadi lebih
besar dari 101 kPa, maka kelebihan tekanan tersebut disebut juga tekanan gauge.
Begitu.
Pertanyaan pertama :
Aliran Tak Mampu Mampat (Incompressible) 40
Pada awal tulisan ini, dikatakan bahwa air bisa terperangkap dalam pipet. Mengapa
demikian ? ini adalah sulap fisika. Hehe. Apakah dirimu mengetahui
jawabannya ? silahkan posting melalui kolom komentar saja ya nanti akan
dijelaskan. Jangan pernah takut salah menjawab namanya juga manusia pasti bisa
berbuat salah.
Pertanyaan kedua :
Pada penjelasan di atas, dikatakan bahwa tekanan atmosfir hanya mampu menahan
kolom air raksa yang ketinggiannya hanya mencapai 76 cm. Ternyata tekanan
atmosfir juga hanya mampu menahan kolom air (H 2O) yang tingginya 10,3 meter
(misalnya air yang ada dalam pipa). Pertanyaannya, dapatkah kita menyedot air
dalam sumur yang kedalamannya lebih dari 10,3 meter menggunakan pompa
vakum ? air dialirkan melalui pipa.
(pompa vakum tu pompa yang biasa dipakai jaman dulu untuk memompa air dari
sumur. Mungkin sekarang jarang dipakai. Coba dirimu tanya pada ayah, ibu atau
kakek atau nenek. Jangan tanya ke adikmu, ntar dirinya cuma bengong)
Referensi :
Giancoli, Douglas C., 2001, Fisika Jilid I (terjemahan), Jakarta : Penerbit Erlangga
Halliday dan Resnick, 1991, Fisika Jilid I, Terjemahan, Jakarta : Penerbit Erlangga
Young, Hugh D. & Freedman, Roger A., 2002, Fisika Universitas (terjemahan),
Jakarta : Penerbit Erlangga
4. Prinsip pascal
Aliran Tak Mampu Mampat (Incompressible) 41
5. Prinsip Archimedes
6. Tegangan permukaan
7. Kapilaritas
8. Viskositas