Anda di halaman 1dari 31

1.

SISTEM PIPA TUNGGAL


Penurunan tekanan (pressure drop) pada sistem pipa tunggal adalah merupakan
fungsi dari laju aliran, perubahan ketinggian, dan total head loss. Sedangkan head loss
merupakan fungsi dari faktor gesekan, perubahan penampang, dll atau dapat dinyatakan
dengan persamaan :

p = f ( L,Q, D, e, z, konfigurasi sistem, , )

Untuk aliran tak mampu mampat, sifat fluida diasumsikan tetap. Pada saat sistem
telah ditentukan, maka konfigurasi sistem, kekasaran permukaan pipa, perubahan elevasi
dan kekentalan fluida bukan lagi merupakan variabel bebas. Persamaan akan menjadi :

p = f ( L,Q, D)

Empat kasus yang mungkin timbul pada penerapan di lapangan adalah :


1. L, Q, D diketahui, p tidak diketahui
2. p , Q, dan D diketahui, L tidak diketahui
3. p , L dan D diketahui, Q tidak diketahui
4. p , L dan Q diketahui, D tidak diketahui

Penjelasan masing-masing kasus tersebut adalah sebagai berikut :


1. Untuk kasus ini, faktor gesekan f, dapat diperoleh dari diagram Moody ataupun dari
persamaan empiris perhitungan f dari Re dan e yang diketahui. Total head loss
dihitung dan penurunan tekanan dapat dihitung dari persamaan energi. Kasus ini
diilustrasikan pada contoh soal 3.1.

2. Hampir sama dengan kasus 1 maka total head loss dapat dihitung dari persamaan
energi, kemudian faktor gesekan diperoleh dari diagram Moody. L yang tidak
diketahui dapat dihitung dari persamaan mayor losses. Kasus seperti ini
ditampilkan pada contoh soal 3.2 dan 3.3.

3. Karena Q atau V belum diketahui maka faktor gesekan dinyatakan sebagai fungsi V
atau Q terlebih dahulu. Kemudian diasumsikan sebuah nilai f yang diambil dari
diagram Moody dengan kenyataan bahwa aliran dalam pipa, angka Reynoldnya
pasti cukup angka Reynold asumsi. Dari angka Reynold yang baru ini dicari nilai f
yang baru untuk asumsi V yang kedua. Langkah ini diulangi sampai diperoleh nilai
yang sesuai. Karena f adalah fungsi yang lemah terhadap angka Reynold maka 2
atau 3 kali iterasi sudah diperoleh nilai V yang hampir benar seperti pada contoh
soal 3.4.

4. Apabila D pipa belum diketahui tentunya diinginkan diameter terkecil yang


memungkinkan agar ekonomis. Perhitungan dimulai dengan mengasumsikan nilai
D terlebih dahulu. Kemudian angka Reynold dan kekasaran relatif pipa dapat
dihitung demikian pula faktor gesekan. Total head loss dihitung dan juga
penurunan tekanan, dari persamaan energi. Hasil perhitungan penurunan tekanan
ini dibandingkan dengan penurunan tekanan yang disyaratkan. Jika perhitungan
pressure drop jauh lebih besar, maka perhitungan diulangi dengan mengasumsikan
nilai diameter pipa yang lebih besar atau sebaliknya. Iterasi diulangi sampai
ketelitian yang diharapkan.

Contoh Soal pipa.

Pipa halus/smooth dipasang horisontal pada tandon air yang besar. Tentukan kedalaman
air yang harus dijaga tetap agar menghasilkan laju aliran volume sebesar 0,03 m 3/dt.
Diameter dalam pipa adalah 75 mm dan koefisien minor losses untuk inletnya adalah 0,5.
Air dibuang ke udara luar.

Penyelesaian :
Diketahui

d D= 75 mm

K= 0,5

Ditanya : kedalaman air, d

Jawab:
Persamaan dasar:
 p1 V  p
2
V 
2

  gz1  1    2  gz2  2   hlt  hl  hlm


 2  2 
L V2 V2
hl  f dan h lm  K
D 2 2

Dari soal maka


p1 = p2 = patm,
V1  0, z2 = 0, z1 = d
sehingga:
V2 L V2 V2
gd  f k
2 D 2 2
1 L V V 2
V2 V2  L 
d =  f  k   =  f D  K  1
g D 2 2 2  2g 

Kecepatan dapat disubstitusikan dari

V = Q/A = 4Q/ D2


sehingga:

8 Q2  L 
d  2 4 f K 1
 D g D 

Untuk air pada suhu 200 C maka


 = 999 kg/m3
 = 1x10-3 kg/m.dt
sehingga

VD 4 Q
Re  
 D
4 9 9 9 kg 0 ,0 3m3 m. dt 1
= x x x x  5 x10 5
 m 3
dt 3
1x10 kg 0 ,0 75 m

Untuk pipa halus, dari Diagram Moody maka f = 0,0131 sehingga

8 Q2  L 
d  f  K  1
 D g D
2 4

8  0 ,0 3 2 m6 1 dt 2  10 0 m 
= x x x  0 ,0 1
31  0 ,5  1
 dt 2  0 ,0 75  4 m4 9 ,8 1m  0 ,0 75 m 
d  44 ,6 m

Contoh Soal Pipa menggunakan pompa

Air dipompa melalui pipa diameter 0,25 dari discharge pompa yang tekanannya 1,42
MPa (gage) ke tandon yang terbuka. Apabila ketinggian air di tandon 7 m diatas
discharge pompa dan kecepatan air rata-rata di dalam pipa adalah 3 m/dt, perkirakan
jarak dari discharge pompa tersebut ke tandon apabila kekentalan air 1,4x 10-3 kg/m.dt
dan koefisien gesek pipa adalah 0,015

Penyelesaian :
Diketahui :

10 m
V= 3m/dt
1

L
pompa

Ditanya : Panjang pipa dari discharge pompa ke tandon, L

Jawab :
Persamaan dasar

 P1 V 1   P2
2
V2 
2

  gz 1     gz 2    hlt  hl  hlm
 2   2 
L V2 V2
hl  f dan hlm  K
D 2 2

Dengan kondisi head loss minor diabaikan dan V2  0 maka persamaan menjadi

L V12 p  p2 V2
f  1  g  z2  z1   1
D 2  2
D 2 V12 p2  p1 
L  2 
  g  z2  z1 
f V1  2  

p2 - p1 = 1,42 MPa (abs) dan z2 - z1 = 10 m serta air = 999 kg/m3 maka


0,25m 2dt 2  32 m2 1,42 x106 kg .m m3 9,8m 
L x x 2  x  2 x10m
0,015 32 m2  dt dt 2
999 kg dt 
L  -1750 m

Meskipun nilainya negatif namun karena untuk panjang pipa maka yang diambil adalah
nilai mutlaknya yaitu 1750 m

Contoh Soal 3.4.

Sistim pemadam kebakaran suatu pabrik, terdiri atas menara air setinggi 25 m dengan
pipa distribusi terpanjangnya 180 m diameter 10 cm, terbuat dari besi tuang. Pipa
distribusi tersebut berumur sekitar 20 tahun. Minor losses akan dipertimbangkan dari
sebuah katup gerbang saja. Tentukan kapasitas aliran air maksimum.
Penyelesaian :
Diketahui:

25 m
katup gerbang 2

Q
180 m

Ditanya: Kapasitas aliran, Q

Jawab:
Persamaan dasar

 p1 V  p
2
V 
2

  gz1  1    2  gz2  2   hlt  hl  hlm


 2  2 
LV2 L V2
hl  f dan hlm  f e
D 2 D 2

Tandon terbuka maka p1 = p2 = patm dan V1  0 dan untuk katup gerbang terbuka maka
Le /D = 8, sehingga

L V22 V2 V2
hlT  f  8 f 2  g z1  z2   2
D 2 2 2
V2   L
2
 
 f   8  1  g z1  z2 
2  D  
 2 g z1  z2  
1/ 2

V2 = 
 f  L / D  8  1

Diasumsikan bahwa pipa vertikal diameternya sama dengan pipa horisontal sehingga

L 180 m  25 m
  2050
D 0,1 m
Iterasi kecepatan V2 diawali dengan mengasumsikan nilai koefisien gesek pada diagram
Moody karena angka Reynold tidak dapat ditentukan. Dengan mengambil nilai e/D untuk
pipa besi tuang yang tua adalah 0,005 maka perkiraan pertama misalkan aliran mencapai
fully rough zone maka f  0,03 sehingga

 2 9 ,8 m 25 m 1 
V2   x x x 
 dt 2 0,03 x  2050  8  1 
m
= 7,93
dt

Pencocokkan nilai koefisien gesek dengan menghitung angka Reynold

 VD VD 7,98m 0,1m dt 2
Re    x x  7,98 x105
  dt 6
1x10 m

Untuk e/D= 0.005 maka dari diagram Moody f = 0,0385. Dengan nilai ini maka
kecepatan dihitung kembali untuk iterasi kedua:

 2 9 ,8 m 25 m 1 
V2   x x x 
 dt 2
0,0385 x  2050  8  1 
m
= 6,2
dt

Pencocokkan nilai koefisien gesek dengan menghitung angka Reynold

 VD VD 6,2 m 0,1 m dt 2
Re    x x  6,2 x105
  dt 6
1x10 m

Untuk e/D= 0.005 maka dari diagram Moody, f = 0,04. Dengan nilai ini maka kecepatan
dihitung kembali untuk iterasi ketiga:

 2 9 ,8 m 25 m 1 
V2   x x x 
 dt 2
0,04 x  2050  8  1 
m
= 6
dt

Misalkan telah dianggap cukup konvergen maka kapasitas aliran dapat ditentukan dari
 D2 6 m  x 0,12 m2 m3
Q  V . A  V2  x  0,0471
4 dt 4 dt

Contoh Soal Pipa manggunakan pompa

Sebuah sistim penyiram tanaman dirancang untuk mengalirkan air melalui pipa
aluminium dengan panjang 150 m. Pompa yang dipakai mampu mengalirkan air 0,1
m3/dt dengan tekanan pada discharge tidak melebihi 450 kPa. Sedangkan sprinklernya
beroperasi pada tekanan minimum 200 kPa. Dengan mengabaikan head loss minor dan
perubahan ketinggian, tentukan diameter minimum pipa agar sistim dapat bekerja dengan
baik.

Penyelesaian:
Diketahui :

Pompa
1 D 2

Q=0,1 m3/dt

p1 < 450 kPa L=150 m p2 > 200 kPa

Ditanya : Diameter pipa minimum, D

Jawab:
Persamaan dasar

 p1 V  p
2
V 
2

  gz1  1    2  gz2  2   hlt  hl  hlm


 2   2 
L V2 Le V 2
hl  f dan hlm  f
D 2 D 2
Penurunan tekanan maksimum adalah :

pmaks = p1 maks - p2min = (450 -200) kPa = 250 kPa

Sehingga

L  V2 L   4Q  L Q
2 2
p  f  f  2
 8f 5 2
D 2 D 2  D  D 

Angka Reynold diperlukan untuk menentukan f. Karena D belum diketahui maka angka
Reynold dinyatakan dalam Q

 VD 4QD 4Q
Re   
 D   D
2

Iterasi pertama dilakukan mengambil nilai D = 0,1 m, sehingga :

4 0,1m3 1 dt
Re  x x x  1,27 x106
 dt 0,1m 1x10-6 m2

Dari diagram Moody, untuk pipa jenis aluminum (drawn tubing) e/D= 0,000016 maka f 
0,012. Sehingga:

8 fL Q2 8 0,012 150m 999 kg 0,12 m6


p   x x x x
 2 D5  2 0,15 m5 m3 dt 2
= 1205 kPa > p maks

Dicoba dengan D = 0.15 m maka

0,1m3
4 1 dt
Re  x x x  8,49 x105
 dt -6 2
0,15m 1x10 m

Sehingga, e/D = 0,00001 dan f = 0,013

8 fL Q2 8 0,013 150m 999 kg 0,12 m6


p   x x x x
 2 D5  2 0,155 m5 m3 dt 2
= 267,2 > p maks

Diambil nilai D = 0,18 m sehingga angka Reynoldnya adalah :


0,1m3
4 1 dt
Re  x x x  7,07 x105
 dt -6 2
0,18m 1x10 m

Sehingga, e/D = 0,0000085 dan f  0,0125

8 fL Q2 8 0,0125 150m 999 kg 0,12 m6


p   x x x x
 2 D5  2 0,185 m5 m3 dt 2
= 110 kPa < p maks

Karena dengan D= 0,18 m terlalu jauh dari pmaks maka dicoba dengan D = 0,17

0,1m3
4 1 dt
Re  x x x  7,38 x105
 dt -6 2
0,17m 1x10 m

Sehingga, e/D = 0,000009 dan f  0,0126

8 fL Q2 8 0,0127 150m 999 kg 0,12 m6


p   x x x x
 2 D5  2 0,175 m5 m3 dt 2
= 167 kPa < p maks

Dengan demikian maka diameter pipa yang sebaiknya dipergunakan untuk sistem ini
adalah D= 0,17 m

2. Sistem Pipa Majemuk (Multipath)

Pada kenyataannya kebanyakan sistem perpipaan adalah sistem pipa majemuk,


yaitu rangkaian pipa seri, paralel maupun berupa jaringan perpipaan. Untuk rangkaian
pipa seri atau paralel, penyelesaiannya adalah serupa dengan perhitungan tegangan dan
tahanan pada Hukum Ohm. Penurunan tekanan dan laju aliran identik dengan tegangan
dan arus pada listrik. Namun persamaannya tidak identik seperti hukum Ohm, karena
penurunan tekanan sebanding dengan kuadrat dari laju aliran. Semua sistim pipa
majemuk lebih mudah diselesaikan dengan persamaan empiris.

Pada sistem pipa seri maka semua pipa akan dialiri kapasitas aliran yang sama,
dan head loss total adalah jumlah aljabar dari masing-masing head loss pipa. Apabila
setiap pipa diberikan simbul 1,2 dan seterusnya, maka persamaan kapasitas aliran dan
persamaan head loss total adalah :
Q1 = Q2 = Q3 = . . . = Qn (3.1)

atau V1 A1 = V2 A2 = V3 A3 =. . . = Vn An

hl = hl1 + hl2 hl3 +. . . + hln (3.2)

Pada sistem pipa paralel maka total laju aliran adalah sama dengan jumlah aljabar
kapasitas masing-masing aliran dalam setiap pipa dan rugi atau head loss pada sebuah
cabang adalah sama dengan rugi pada pipa cabang yang lain. Persamaannya adalah :

Q = Q1 + Q2 + Q3 +. . . +Qn (3.3)

atau V. A = V1 A1 + V2 A2 + V3 A3 +. . . + Vn An

hl1 = hl2 = hl3 =. . . = hln (3.4)

Dengan menyatakan head loss sebagai persamaan Darcy-Weisbach maka persamaan 3.4.
akan menjadi :

 L1  V12  L2  V22  L3  V32


 f1   k1    f2   k2    f3   k3  . . .
 D1  2 g  D2  2 g  D3  2g

V2  f1 L1 / D1    k1

V1 f 2 L2 / D2   k2

Perbandingan kecepatan yang lain juga bisa ditentukan untuk dimasukkan ke persamaan
3.3. menjadi :

V2 V
Q  V1 A1  V1 A2  3 V1 A3  . . .
V1 V1

Contoh Soal Pipa bercabang

Pipa baja komersial baru, berdiameter 200 mm dan panjang 1000 m dipasang paralel
dengan pipa jenis yang sama berdiameter 300 mm dan panjang 3000 m. Total laju aliran
dalan kedua pipa adalah 0,2 m3/dt. Hitunglah head loss melalui sistem tersebut dengan
menganggap air yang mengalir bersuhu 200 C (= 10-6 m2/dt) dan head loss minor
diabaikan.
Penyelesaian:

Kekasaran relatif pipa adalah berturut-turut adalah 0,000225 dan 0,00015. Pada angka
Reynold yang besar maka koefisien gesek masing-masing adalah 0,014 dan 0,013. Kedua
harga ini adalah nilai pendekatan dan penyelesaian coba-coba untuk menghitung
kecepatan dalam setiap pipa dilakukan berdasarkan data ini. Selanjutnya angka-angka
Reynold dan faktor gesekan yang lebih teliti dapat ditentukan secara iteratif. Dengan
subskrip 1 dan 2 untuk pipa kecil dan besar maka :

V2 f1 L1 D2 0,014 1000 300


  x x  0,734
V1 f 2 L2 D1 0,013 3000 200

Luas penampang pipa adalah 0,0314 m2 dan 0,0707 m2 Kemudian dari persamaan
kontinuitas Q = V1 A1 + V2 A2 atau 0,2 = 0,0314 V1 + (0,734 V1 ) (0,0707) dan V1 =
2,4 m/dt dan V2 = 1,76 m/dt . Angka-angka Reynold yang bersangkutan adalah :

2 ,4 x 0,2
Re1  6
 4,8x105 dan f1  0,0156
10
1,76x 0,3
Re2  6
 5,3x105 dan f2  0,0150
10

Setelah itu perhitungan iterasi selanjutnya akan menghasilkan V2 / V1 =0,721, sehingga


V1 = 2,43 m/dt. Head loss untuk kedua pipa sama besar dan untuk pipa 1

 f1 L1   V12  0,0156x1000 / 0,2 x2 ,432


hl       23,5 m
 D1   2 g  2g

Jaringan perpipaan akan lebih mudah dihitung dengan persamaan empiris yang
tidak memerlukan tabel maupun diagram Moody untuk menentukan nilai koefisien
geseknya. Persamaan empiris yang paling banyak dipergunakan adalah persamaan
Hazen-Wiliams yaitu :

V = 1,318 C(Rh)0,63 S0,54 ( ft/dt) (3.5)

Q = 1,318 C(Rh)0,63 S0,54 A ( ft3/dt) (3.6)


dimana :
Rh : jari-jari hidrolik pipa(ft)
S : condong garis total head
A : luas penampang pipa
C : koefisien kekasaran

Dalam satuan Sistem Internasional maka persamaan Hazen-Williams adalah :


V = 0,850 C Rh0,63 S0,54 m/dt (3.7)

Q= 0,850 C Rh0,63 S0,54 A (m3/dt) (3.8)

Harga kekasaran C dapat dilihat pada tabel 3.1. Persamaan Hazen-William


didasarkan pada kenyataan bahwa angka Reynold nilainya cukup besar dan pipa-pipa
umumnya kasar sehingga jenis aliran yang masuk digolongkan sebagai aliran turbulen
berkembang penuh. Dalam hal ini koefisien gesekan tidak tergantung kepada angka
Reynold.

Tabel 3.1. Nilai kekasaran Hazen-Williams

Jenis pipa C

Pipa sangat mulus 140


Pipa baja atau besi tuang baru 130
Pipa kayu atau beton biasa 120
Pipa baja berkeling baru, pipa gerabah 110
Pipa besi tuang lama, pipa bata 100
Pipa baja berkeling lama 95
Pipa besi tuang berkarat 80
Pipa besi atau baja sangat berkarat 60

Aliran pada rangkaian pipa paralel dapat diselesaikan dengan persamaan empiris
ini karena Rh = D/4 untuk pipa bundar maka persamaan 3.8 menjadi :

0,850 C D2,63  hl 
0,54

Q   (3.9)
41,63  L

Sehingga persamaan 3.3. menjadi :


Q  hl0,54 C1'  C2' '  C3' . . . + C 'n  (3.10)

0,850CD 2 , 63
dengan C '  yang mempunyai harga yang tetap untuk setiap pipa,
41, 63 L0,54

maka semua nilai yang awalnya diandaikan untuk perhitungan head loss pada sistim
paralel akan menghasilkan aliran dengan perbandingan yang tepat dalam tiap pipa, meski
harga total mungkin tidak tepat. Aliran dalam setiap cabang dapat dikoreksi dengan
faktor yang sama yang dibutuhkan untuk mengoreksi total aliran, Q.
Contoh Soal 3.7.

Dari contoh soal 3.6. selesaikanlah dengan menggunakan persamaan Hazen-Williams

Penyelesaian :

Dari tabel 3.1. maka nilai kekasaran, C adalah 130. Asumsikan head loss, hl = 20 m.
Kemudian untuk pipa 200 mm, hl/L = 20/1000 sehingga


0, 63 0 ,54
 0,200   20 
 0,850130   0,200
2
Q200   
 4   1000   4
= 0,0636 m3 / dt

Untuk pipa 300 mm maka hl /L=20/3000 dan


0 , 63 0 ,54
 0,300   20 
 0,850130   0,300
2
Q300   
 4   3000   4
= 0,1021 m3 / dt

Total aliran untuk head loss yang diasumsikan 20 m adalah 0,1657 m3/dt, sedangkan
aliran sesungguhnya adalah 0,200 m3/dt. Jadi sebuah faktor pengali harus digunakan
untuk tiap cabang yaitu 0,200 m3/dt /0,1657 m3/dt = 1,27 agar diperoleh aliran
sesungguhnya pada tiap cabang.

Q200 = 0,0636 x 1,207 = 0,0768 m3/dt

Q300 = 0,1021 x 1,207 = 0,1232 m3/dt

Hasil-hasil ini tidak terlalu berbeda dengan hasil pada penyelesaian contoh soal 3.6.

Pada jaringan pipa yang kompleks pemakaian persamaan Hazen Williams sangat
mempermudah dibandingkan dengan persamaan lain. Perhitungan jaringan pipa menjadi
rumit karena umumnya arah aliran dalam pipa tidak bisa ditentukan dam terdapat
persyaratan yang harus dipenuhi pada sebuah lokasi serta proses interasi penentuan head
loss pada tiap pipa. Sebuah jaringan yang terdiri dari beberapa pipa mungkin membentuk
beberapa loop dan sebuah pipa mungkin dipakai secara bersama-sama oleh dua loop.
Seperti Hukum Kirchoff pada rangkaian listrik, maka pada jaringan pipa terdapat dua
syarat yang harus dipenuhi :

1. Aliran netto ke sebuah titik pertemuan harus sama dengan nol atau laju
aliran ke arah titik pertemuan harus sama dengan laju aliran dari titik
pertemuan yang sama
2. Head loss netto di seputar sebuah loop harus sama dengan nol

Metode iterasi untuk perhitungan loop jaringan pipa disebut metode Hardy-Cross.
Metode ini memberikan nilai koreksi kapasitas aliran pada tiap pipa dari perbandingan
head loss yang diasumsikan sebelumnya. Langkah perhitungan dengan metode Hardy-
Cross adalah sebagai berikut :

1. Mengasumsikan besar dan arah kapasitas aliran pada tiap pipa dengan
berpedoman pada syarat 1, yaitu total aliran pada tiap titik pertemuan
mempunyai jumlah aljabar sama dengan nol.
2. Membuat tabel perhitungan untuk analisa tiap loop tertutup.
3. Menghitung head loss dalam setiap pipa
4. Menentukan arah aliran dan head loss, yaitu positif untuk arah aliran yang
searah jarum jam dan negatif untuk arah aliran yang berlawanan dengan
jarum jam
5. Menghitung jumlah aljabar head loss pada setiap loop
6. Menghitung total head loss per laju aliran, hl /Q untuk setiap pipa dan
menentukan jumlah a;jabar dari perbandingan tersebut untuk tiap loop.
7. Menentukan koreksi aliran untuk tiap loop dengan rumus

Q 
 hl (3.11)
1,85 hl / Q

Koreksi ini diberikan pada setiap pipa dalam loop dengan ketentuan
ditambahkan untuk aliran yang searah jarum jam dan di kurangkan untuk
aliran yang berlawanan dengan jarum jam. Untuk pipa yang digunakan secara
bersama dengan loop lain, koreksi aliran untuk pipa tersebut adalah harga
total dari koreksi-koreksi untuk kedua loop.
8. Mengulangi langkah 1 sampai dengan langkah ke 7 sampai nilai koreksi
aliran sekecil mungkin.

Contoh Soal pipa Bercabang

Sebuah jaringan pipa seperti gambar di bawah dengan C bernilai 100. Pipa 1,3,5,7,
panjangnya 300 m dan pipa 2,4,6 panjangnya 250 m. Diameter pipa 1,4 adalah 25 cm dan
pipa 2,3,5,6 diameternya 20 cm. Pipa 7 diameternya 15 cm Tentukan laju aliran pada tiap
pipa.
1 5
125 12
4 63 2 38 6

62 25 26
Loop I Loop II

3 7
37 37 63
25 25

Jawab :

Iterasi I
Mengasumsikan kapasitas aliran di pipa 1 sampai dengan pipa 7 dengan berpedoman
kepada syarat no 1. yaitu jumlah aljabar kapasitas pada tiap titik pertemuan adalah sama
dengan nol.
Pada pipa 1,4 125 = 62 +63
Pada pipa 1,2,5 63 = 25 + 38
Pada pipa 3,4 62 = 25 +37
Pada pipa 2,3,7 25 +37 = 25 +37
Pada pipa 5,6 38 = 12 + 26
Pada pipa 6,7 26+37 =63

Menghitung head loss pada tiap pipa, yaitu :


Pada pipa 1

V1 D1 4 Q1 D1 4Q
Re1   
 D1  D1
2

4 x 63 x 10-3 m3 dt
= x
dt  x 0,25 m x10-6 m2
= 3,21 x105

Sehingga f1  0,03 dan head loss dihitung sebagai berikut :

L1   4 Q  1 
2
L1  V12  L1  16Q2 
hl  f 1    f 1    f  
D1  2 g  D1   D12  2 g  2 g   2 D15 
1

 
3 3 2 2
300mxdt 2 16x 63x10 ( m ) 1
= 0,03x x x 2
2x9,8m dt 2
 x 0,255 m5
= 3,3 m

Perhitungan seterusnya, hasilnya ditabelkan pada tabel di halaman 72.


Setiap Loop diiterasi sampai perbedaan kapasitas aliran sebelum iterasi dan
sesudah iterasi cukup kecil.

Tabel hasil perhitungan contoh soal 3.8

Percobaan pertama Percobaan kedua Percobaan ketiga


Diamet L
er
Loo Pip (cm) (m Qo hl hl Qo hl hl Qo hl hl
pI a ) (L/dt) (m) /Qo (L/d (m) /Qo (L/dt (m) /Qo
t) )

I 1 25 30 + 63 + 0,05 + 66 + 0,05 + + 0,05


0 3,3 2 3,52 3 68,5 3,7 5
7
2 20 25 + 25 + 0,06 +19 +0,8 0,04 +20, + 0,04
0 1,5 0 7 6 2 0,9 8
7
3 20 30 - 37 - 3,6 0,09 - 34 - 0,09 - - 0,08
0 7 3,06 0 31,5 2,6 4
5
4 25 25 - 62 - 2,7 0,04 - 59 - 0,04 - - 0.03
0 4 2,38 0 56,5 2,2 9
0
-1,5 0,25 - 0,22 - 0,22
3 1,05 9 0,1 6
1

Q  
 1,5 Q    1,05 Q  
 0,11
1,85 0,253 1,850,229 1,850,226
= +3,2 L / dt = +2,5 L / dt = +0,26 L / dt

II 5 20 30 + 38 + 0,10 + 47 + 0,11 + + 0,12


0 3,8 0 5,56 8 48,3 5,8 1
5
6 20 25 + 26 + 0,06 + 35 + 0,07 + + 0,07
0 1,6 2 2,68 7 36,3 2,8 9
7
7 15 30 - 37 - 0,39 - 28 - 0,30 - - 0,29
0 14,5 2 8,66 9 26,7 7,9 7
3
2 20 25 - 25 - 1,5 0,06 - 19 - 0,04 - - 0,04
0 0 0,87 6 20,2 0,9 8
7
- 0,55 0,54
1,29 0 5

Q  
 10,6 Q  
 1,29 Q    0,18
1,850,610 1,850,550 1,850,545
= +9,4 L / dt = +1,3 L / dt = +0,18 L / dt
CONTOH SOAL PIPA BERCABANG MENGGUNAKAN POMPA

Anda mungkin juga menyukai