Anda di halaman 1dari 109

PENURUNAN

TEKANAN
PADA ALIRAN PIPA
Oleh:
Maridjo, ST., MT.
Ir. Sugeng Isdwiyanudi, MT.

Penurunan Tekanan (Pressure Drop)


head loss major hl
Total head loss hlt

hlt = hl + hlm

- Penurunan tekanan karena


gesekan pada dinding pipa

head loss minor hlm


- Penurunan tekanan yang
disebabkan oleh saluran
masuk
dan
keluar,
sambungan pipa, diffuser,
perubahan luas, dsb.

Moody Diagram

Faktor Gesekan; f

64
f
Re
f

Untuk aliran laminer Re < 2.000

0,316
Re

Untuk aliran turbulen

1/4

4.000 < Re < 10.000

Re adalah Reynold Number


R

vd

vd

v
d

= massa jenis; kg/m3


= kecepatan aliran; m/detik
= diameter dalam pipa; m
= viskositas dinamik; kg/m detik
=
= viskositas kinetik; m2/detik

Perhitungan penurunan tekanan:


Darcy Weisbach Formula
Moody Diagram

hlt = hl + hlm
hl f
f
L
d
v
K

L v
d

hlm K

= faktor gesekan; pada diagram Moody


= panjang pipa; mm
= diameter luar pipa; mm
= kecepatan aliran fluida; m/detik
= koefisien kerugian minor; tabel referensi

Koefisien Kerugian Minor; K


Koefisien kerugian minor untuk saluran masuk (entrance)
pipa

Koefisien kerugian minor untuk saluran keluar (exit) pipa;


K=1

Koefisien kerugian aliran melalui penampang aliran yang


tiba-tiba berubah (kontraksi dan ekspansi)

Koefisien kerugian aliran melalui kontraksi pelan-pelan


Diagram

Included angle, Koefisien kerugian


minor K

30

0,02

45

0,04

60

0,07

Koefisien kerugian aliran melalui difuser

Koefisien kerugian aliran melalui belokan

Koefisien kerugian aliran melalui belokan

Koefisien kerugian aliran melalui katup

panjang ekuivalen Le/D pada katup dan fitting


Fitting Type
Globe valve

Gate valve

Description

Equivalent length Le/D

Fully open

350

Fully open

13

open

35

open

160

open

900

Check valve

50 s.d 100

90 std. elbow

30

45 std. elbow

16

90 elbow

Long radius

20

90 street elbow

50

90 street elbow

26

Tee
Return bend

Flow through run

20

Flow through branch

60

Close pattern

50

Harga kekasaran
relatif permukaan pipa
yang digunakan untuk
material engineering

Persamaan dasar
Persamaan Energi
p

v
g
z
hlt

2
2
1 g z v1 p 2 g z v 2
1
2

2
2
1
2

h
lt

= tekanan fluida; N/m2


= massa jenis (densitas; kerapatan) fluida; kg/m 3
= kecepatan aliran; m/detik
= gravitasi bumi; m/detik2
= tinggi; m
= penurunan tekanan total (total head loss)

hlt hl hlm
2
2
Lv
v
hl f
dan h l m K
d 2
2
hlt
hl
hlm
f
L
d
K

= penurunan tekanan total (total head loss)


= penurunan tekanan mayor (head loss mayor); penurunan
tekanan karena gesekan pada dinding
= penurunan tekanan minor (head loss minor); penurunan
tekanan yang disebabkan oleh saluran masuk dan keluar,
sambungan, diffuser, perubahan luas, dsb.
= faktor gesekan (pada diagram Moody)
= panjang pipa; mm
= diameter sistem aliran internal (misal pipa); m
= koefisien kerugian minor; tabel referensi

Persamaan Bernoulli
p

v
g
h

1
2

2
v g h Constant

= tekanan fluida; N/m2


= massa jenis (densitas; kerapatan) fluida; kg/m 3
= kecepatan aliran; m/detik
= gravitasi bumi; m/detik2
= tinggi kolom fluida; m

Persamaan kontinuitas
Q=vA
Q = kapasitas (laju) aliran fluida (debit); m 3/detik
v = kecepatan aliran; m/detik
A = luas penampang; m2

- Pada sistem aliran internal (misal pipa) seri maka


semua pipa akan dialiri kapasitas aliran yang sama.
Apabila setiap pipa diberikan simbol 1, 2 dan
seterusnya. Persamaan adalah:

Q1 = Q2 = Q3 = . . . = Qn
atau
v1 A1 = v2 A2 = v3 A3 = . . . = vn An
hl = hl1 + hl2 + hl3 + . . . + hln

- Pada sistem aliran internal (misal pipa) paralel maka


total laju aliran adalah sama dengan jumlah aljabar
kapasitas masing-masing aliran dalam setiap pipa.
Persamaan adalah:

Q = Q1 + Q2 + Q3 + . . . + Qn
atau
v A = v1 A1 + v2 A2 + v3 A3 + . . . + vn An
hl1 = hl2 = hl3 = . . . = hln

Pipe Loop System

Q1 = Q2 + Q3
hl2 = hl3

Branch Pipe System (A three-reservoir system)

Q1 = Q2 + Q3 atau Q1 + Q2 = Q3

Contoh
1. Contoh kasus 1
Pipa halus/smooth dipasang horisontal pada tandon air
yang besar. Tentukan kedalaman air yang harus dijaga
tetap agar menghasilkan laju aliran volume sebesar
0,03 m3/detik.
Diameter dalam pipa
adalah 75 mm, panjang
pipa 100 m, dan koefisien
minor losses (K) untuk
inletnya adalah 0,5. Air
dibuang ke udara luar.

D = 75 mm

Q
K = 0,5

Penyelesaian contoh kasus:

1
D = 75 mm

2
K = 0,5

Kondisi yang diketahui: panjang


pipa L, debit Q, dan diameter pipa
D diketahui, tetapi perbedaan
tekanan p tidak diketahui.

Menentukan kondisi
permasalahan:
Tekanan p1 = p2 = patm
Kecepatan v1 0
Ketinggian pada titik acuan z1 = d dan
z2 = 0

Memasukkan semua variabel yang diketahui dan kondisi


permasalahan ke persamaan energi dan menentukan head losses
mayor dan minor.
Menentukan faktor gesekan f: dapat diperoleh dari diagram Moody
dengan menghitung terlebih dahulu besar bilangan Reynold Re.

Penyelesaian:
1
D = 75 mm

2
K = 0,5

Persamaan dasar (persamaan energi):

2
2
v
p
v
1 gz 1 2 gz 2 h h h
1
2
lt
l
lm

2
2

hl f

L v

dan hlm K
D 2
2

Dari kondisi permasalahan, sbb :


p1 = p2 = patm,
v1 0, z2 = 0, z1 = d
sehingga:
gd
d=

Lv

D 2

L v

2
K

D 2
K

2
2
v
2

f K 1

2g D

Kecepatan dapat disubstitusikan dari


v = Q/A = 4 Q/ D2
2
8Q
L

d
f k 1

2 4
D g D

sehingga:

Untuk air pada suhu 20o C, didapatkan:


= 999 kg/m3
= 1x10-3 kg/m detik
sehingga
Re

vD

4Q
D

3
999kg 0,03m
m detik
1
5
= x
x
x
x
5x10 500.000
3
3

detik
m
1x10 kg 0,075m
4

Moody Diagram

0.013

Untuk pipa halus, dari Diagram Moody didapatkan f =


0,0131, maka
2
8Q
L

d
f K 1

2 4
D g D
=

2 6

0,03 m
x
x
detik

d 44,6m

0,075 4 m4

detik

9,81m

100m

0,075m

0,0131

0,5 1

2. Contoh Kasus 2
Air dipompa melalui pipa diameter 0,25 m dari
discharge pompa yang tekanannya 1,42 MPa (gage)
ke tandon yang terbuka. Apabila ketinggian air di
tandon 10 m diatas discharge

2
10 m

v = 3 m/detik
1
L
pompa

pompa dan kecepatan air


rata-rata di dalam pipa
adalah 3 m/detik,
perkirakan jarak dari
discharge pompa tersebut
ke tandon apabila
kekentalan air 1,4 x 10-3
kg/m detik dan koefisien
gesek pipa adalah 0,015.

Penyelesaian contoh kasus:


2
10 m

v = 3 m/detik
1
L
pompa

Kondisi
yang
diketahui: perbedaan
tekanan p, debit Q,
dan diameter pipa D
diketahui,
tetapi
panjang pipa L tidak
diketahui.

Menentukan kondisi permasalahan:


- Kecepatan v2 dianggap 0
Memasukkan semua variabel yang diketahui dan kondisi
permasalahan ke persamaan energi dan menentukan
head losses mayor dan minor.

Persamaan dasar (persamaan energi):


p

2
2
v
p
v
1 gz 1 2 gz 2 h h h
1
2
lt
l
lm

2
2

L v

hl f
D 2

dan hlm K
2

Dengan kondisi head loss minor diabaikan dan v2 0


maka persamaan menjadi
2
2
v
p

p
v
L 1
2 g z z 1
f
1
2
1
D 2

v
p 2 p1
D 2
1

g z 2 z1

2
f v 2

p2 - p1 = 1,42 MPa (abs) dan z2 - z1 = 10 m serta air


= 999 kg/m3 maka
2 2 2
6
3

2detik
3 m
1,42x10 kg m
m
9,8m
L
x
x

x10m
2
2
2
2
2
0,015
999kg detik
3 m
detik
detik

0,25m

L - 1750 m

Meskipun nilainya negatif namun karena untuk


panjang pipa maka yang diambil adalah nilai
mutlaknya yaitu 1750 m.

3. Contoh Kasus 3
Udara mengalir melalui saluran dengan panjang L dan
diameter D = 40 mm dan tekanan pada kondisi masuk
adalah 690 kPa dan suhu T = 400 C. Bila tekanan pada
kondisi keluar 2 adalah 650 kPa dan m = 0,25 kg/detik,
tentukan panjang saluran, L yang dimungkinkan dari
aliran udara tersebut.
T1 = 40 oC

D = 40 mm

p1 = 690 kPa

p2 = 650 kPa

m=
0,25 kg/detik
1

2
L

Penyelesaian contoh kasus:


T1 = 40 oC

D = 40 mm

p1 = 690 kPa

p2 = 650 kPa

m=
0,25 kg/detik
1

2
L

Kondisi yang diketahui: diameter pipa D, tekanan masuk p1,


temperatur masuk T1, tekanan keluar p2, dan massa keluar
spesifik m diketahui, tetapi panjang pipa L tidak diketahui.
Menentukan kondisi permasalahan:
- Aliran diasumsi tak mampu mampat, maka massa jenis
tetap, sehingga kecepatan v1 = v2
- Kerugian minor diasumsikan nol
- Ketinggian pipa z1 = z2

Memasukkan semua variabel yang diketahui dan kondisi


permasalahan ke persamaan energi dan menentukan head
losses mayor dan minor.
Menghitung variabel yang lain dengan rumus-rumus yang
terkait, misal: menghitung massa jenis udara masuk,
menghitung kecepatan.
Menentukan faktor gesekan f diperoleh dari diagram Moody
dengan menghitung terlebih dahulu besar bilangan Reynold
Re.

Persamaan dasar (persamaan energi):


2
2
v
p
v
1 gz 1 2 gz 2 h h h
1
2
lt
l
lm

2
2

L v

hl f
dan hlm K
D 2
2

Dengan asumsi aliran tak mampu mampat sehingga


adalah tetap, v1 = v2, kerugian minor diabaikan dan
z1 = z2 , maka
2
p1 p 2
L v
f

D 2

(p1 p 2 ) 2 D
atau L =
2

fv

Untuk menentukan massa jenis udara pada kondisi 1


digunakan persamaan gas ideal
5
o
p1
7,91x10 N kg K
1
kg
1

x
x
8,81
2
3
o
R T1
287N m 313 K
m
m

Dari persamaan kontinuitas maka :


m

4m

0,25kg

3
m

1
v

x
x
x
22,6m/deti k
2
2
2
A D
detik 8,81kg 0,04 m

Untuk udara pada suhu 400C maka = 1,8 x 10-5 kg/m


detik, sehingga
Re

vD

8,81kg 22,6m
m detik
5

x
x0,04mx
4,42x10
5
3
detik
1,8x10 kg
m

Moody Diagram

Untuk pipa halus dari diagram Moody, maka


0,0134

f =

(p1 p2 ) 2 D
L=
2

fv
5
3
2
0,4x10 N
0,04
m
1
detik
kg m
=
x2x
x
x
x
x
2
8,81kg 0,0134 2,26 2 m2 N detik 2
m
L 53,1m

4. Contoh Kasus 4
Sistem pemadam kebakaran suatu pabrik, terdiri
atas menara air setinggi 25 m dengan pipa distribusi
terpanjangnya 180 m diameter 10 cm, terbuat dari
besi tuang. Pipa distribusi tersebut berumur sekitar
20 tahun. Minor losses akan dipertimbangkan dari
sebuah katup gerbang saja. Tentukan kapasitas
aliran air maksimum.
1
25 m

katup gerbang
D = 10 cm

2
Q

180 m

Penyelesaian contoh kasus:

1
25 m

katup gerbang
D = 10 cm

2
Q

180 m

Kondisi yang diketahui: perbedaan tekanan p, panjang pipa


L, dan diameter pipa D diketahui, tetapi debit Q tidak
diketahui.

1
25 m

katup gerbang
D = 10 cm

2
Q

180 m

Menentukan kondisi permasalahan:


- Asumsi diameter pipa vertikal = diameter pipa horisontal
- Tandon terbuka, sehingga tekanan p1 = p2 = patm dan
kecepatan v1 0
Memasukkan semua variabel yang diketahui dan kondisi
permasalahan ke persamaan energi dan menentukan head
losses mayor dan minor.

Menghitung variabel yang lain dengan rumus-rumus yang


terkait, misal: menghitung perbandingan panjang pipa L
terhadap diameter pipa D (L/D).
Bilangan Reynold tidak dapat dihitung, sehingga untuk
menentukan faktor gesekan f dengan melakukan iterasi
kecepatan keluar v2 dengan asumsi aliran mencapai fully

rough zone
Menghitung besar bilangan Reynold dari hasil iterasi
kecepatan sampai dianggap konvergen (dua sampai tiga kali
iterasi).

Persamaan dasar (persamaan energi):


2
2
v
p
v
1 gz 1 2 gz 2 h h h
1
2
lt
l
lm

2
2

2
v
hl f
dan hlm f e
D 2
D 2
L v

Tandon terbuka maka p1 = p2 = patm dan v1 0 dan


untuk katup gerbang terbuka maka Le /D = 8, sehingga
2
2
2
v2
v2
L v2
hlt f
8f
g z1 z 2
D 2
2
2
2
v2 L

1
g z1 z 2

2 D

2 g z1 z 2

v2 =

1/2

f L/D 8 1

Diasumsikan bahwa pipa vertikal diameternya sama


dengan pipa horisontal, sehingga
L
D

180 m 25 m
0,1 m

2050

Iterasi kecepatan v2 diawali dengan mengasumsikan


nilai koefisien gesek pada diagram Moody karena
angka Reynold tidak dapat ditentukan. Dengan
mengambil nilai e/D untuk pipa besi tuang yang tua
adalah 0,005 maka perkiraan pertama misalkan aliran
mencapai fully rough zone maka f 0,03, sehingga

v2

= 7,93

9,8 m 25 m
1
x
x
x

2
0,03 x 2050 8 1
detik
m
detik

Pencocokkan nilai koefisien


menghitung angka Reynold
Re

vD

vD

7,98m
detik

0,1m

gesek

dengan

2
detik
5
x
7,98x10
6
1x10 m

Untuk e/D= 0.005 maka dari diagram Moody f =


0,0385. Dengan nilai ini maka kecepatan dihitung
kembali untuk iterasi kedua:

v2

= 6,2

9,8 m 25 m
1
x
x
x

0,0385
x
2050

1
detik

detik

Moody Diagram

0.013

Pencocokkan nilai koefisien


menghitung angka Reynold
vD

Re

gesek

dengan

2
6,2 m 0,1 m
detik
5

x
x
6,2x10
6

detik
1x10 m
vD

Untuk e/D= 0.005 maka dari diagram Moody, f =


0,04. Dengan nilai ini maka kecepatan dihitung
kembali untuk iterasi ketiga:

v2

=6

9,8 m 25 m
1
x
x
x

0,04
x
2050

1
detik

m
detik

Misalkan telah dianggap cukup konvergen maka


kapasitas aliran dapat ditentukan dari
Q v A v2

D
4

6m
detik

2 2
x 0,1 m
4

0,0471

detik

5. Contoh Kasus 5
Sebuah sistem penyiram tanaman dirancang untuk
mengalirkan air melalui pipa aluminium dengan
panjang 150 m. Pompa yang dipakai mampu
mengalirkan air 0,1 m3/detik dengan tekanan pada
discharge tidak melebihi 450 kPa. Sedangkan
sprinklernya beroperasi pada tekanan minimum 200
kPa. Dengan mengabaikan head loss minor dan
perubahan ketinggian, tentukan diameter minimum
pipa agar sistem dapat bekerja dengan baik.
pompa

L =150 m
p1 < 450 kPa

Q = 0,1 m3/detik
p2 > 200 kPa

Penyelesaian contoh kasus:


pompa

L =150 m
p1 < 450 kPa

Q = 0,1 m3/detik
p2 > 200 kPa

Kondisi yang diketahui: perbedaan tekanan p, panjang pipa


L, dan debit Q diketahui, tetapi diameter pipa D tidak
diketahui.
Menentukan kondisi permasalahan:
- Ketinggian z1 = z2
- Kecepatan v1 = v2

Memasukkan semua variabel yang diketahui dan kondisi


permasalahan ke persamaan energi dan menentukan head
losses mayor dan minor.
Bilangan Reynold tidak dapat dihitung, sehingga untuk
menentukan faktor gesekan f dengan melakukan iterasi
diameter pipa D di mulai dari diameter yang terkecil.
Menghitung besar bilangan Reynold Re
Menentukan faktor gesekan f diperoleh dari diagram Moody
dengan menghitung terlebih dahulu perbandingan kekasaran
permukaan (e) dengan diameter pipa (D).
Menghitung penurunan (perbedaan) tekanan dari hasil iterasi
diameter pipa dan dibandingkan dengan penurunan tekanan
yang disyaratkan sampai ketelitian yang diharapkan.

Persamaan dasar (persamaan energi):


p

2
2
v
p
v
1 gz 1 2 gz 2 h h h
1
2
lt
l
lm

2
2

2
v
hl f
dan hlm f e
D 2
D 2
L v

Penurunan tekanan maksimum adalah :


pmaks = p1maks - p2min = (450 -200) kPa = 250 kPa
Sehingga
p = f

L v
D

2
=f

L
D2

4Q
2
D

L Q
=8f 5 2
D

Angka Reynold diperlukan untuk menentukan f.


Karena D belum diketahui maka angka Reynold
dinyatakan dalam Q

Re

vD

4QD
4Q

2
D D

Iterasi pertama dilakukan mengambil nilai D = 0,1 m,


sehingga:

0,1m

detik
6
Re x
x
x
1,27x10

detik
0,1m 1x10 - 6 m2

Dari diagram Moody, untuk pipa jenis aluminum


(drawn tubing) e/D= 0,000016, didapatkan f
0,012, maka:
8f LQ
p
2 5
D

2 6
8
0,012 150m 999kg 0,1 m

x
x
x
x
5 5
2
3
2
0,1 m

m
detik

= 1205 kPa > maks

Dicoba dengan D = 0.15 m maka


Re

0,1m
dt

detik
5
x
x
8,49x10
0,15m 1x10- 6 m2

Moody Diagram

Sehingga, e/D = 0,00001 dan f = 0,013


8f LQ
p
2 5
D

2 6
8
0,013
150m 999kg 0,1 m

x
x
x
x
5 5
2
3
2
0,15 m

m
detik

= 267,2 > maks

Diambil nilai D =
Reynoldnya adalah :
4

0,1m

0,18

sehingga

angka

detik
5
Re x
x
x
7,07x10

detik
0,18m 1x10- 6 m2

Sehingga, e/D = 0,0000085 dan f 0,0125


8f LQ
p
2 5
D

2 6
8
0,0125 150m 999kg 0,1 m

x
x
x
x
5 5
2
3
2
0,18 m

m
detik

= 110 kPa < maks

Karena dengan D = 0,18 m terlalu jauh dari pmaks


maka dicoba dengan D = 0,17

0,1m

detik
5
Re x
x
x
7,38x10

detik
0,17m 1x10 - 6 m2

Sehingga, e/D = 0,000009 dan f 0,0126


8f LQ
p
2 5
D

2 6
8
0,0127 150m 999kg 0,1 m

x
x
x
x
5 5
2
3
2
0,17 m

m
detik

= 167 kPa < maks

Dengan demikian, diameter pipa yang sebaiknya


dipergunakan untuk sistem ini adalah D = 0,17 m = 17
cm.

Dengan menyatakan head loss sebagai persamaan DarcyWeisbach maka persamaannya, menjadi :
hl1 = hl2 = hl3 = . . . = hln

v 32
v12 L 2
v 22 L 3
L1
f1
k1
f2
k2
f3
k3
. ..

D1
2 g D2
2 g D3
2g
v2
v1

(f1 L1/D1) k1
(f2 L 2 /D2 ) k 2

Perbandingan kecepatan yang lain juga bisa ditentukan


untuk dimasukkan ke persamaannya, menjadi:
Q = v1 A1 + v2 A2 + v3 A3 + . . . + vn An

v2

v3

Q v1 A1
v1 A 2
v1 A 3 . . .
v1
v1

Contoh Kasus
Pipa baja komersial baru, berdiameter 200 mm dan
panjang 1000 m dipasang paralel dengan pipa jenis
yang sama berdiameter 300 mm dan panjang 3000 m.
Total laju aliran dalan kedua pipa adalah 0,2 m 3/detik.
Hitunglah head loss melalui sistem tersebut dengan
menganggap air yang mengalir bersuhu 20 oC ( = 10 -6
m2/detik) dan head loss minor diabaikan.

Penyelesaian:
Kekasaran relatif pipa adalah berturut-turut adalah
0,000225 dan 0,00015.
Pada angka Reynold yang besar maka koefisien
gesek masing-masing adalah 0,014 dan 0,013.
Kedua harga ini adalah nilai pendekatan dan
penyelesaian
coba-coba
untuk
menghitung
kecepatan dalam setiap pipa dilakukan berdasarkan
data ini.
Selanjutnya angka-angka Reynold dan faktor gesekan
yang lebih teliti dapat ditentukan secara iteratif.
Dengan subskrip 1 dan 2 untuk pipa kecil dan besar
maka :
v2

v1

f1
f2

L1 D2

L 2 D1

0,014 1000 300


x
x
0,734
0,013 3000 200

Luas penampang pipa adalah 0,0314 m2 dan 0,0707


m2. Dari persamaan kontinuitas Q = v1 A1 + v2 A2 atau
0,2 = 0,0314 v1 + (0,734 v1 ) (0,0707) dan v1 = 2,4
m/detik dan v2 = 1,76 m/detik. Angka-angka Reynold
yang bersangkutan adalah :
2,4x0,2
5
Re1
4,8x10
6
10

dan f1 0,0156

1,76x0,3
5
Re2
5,3x10
6
10

dan f2 0,0150

Perhitungan iterasi selanjutnya akan menghasilkan v2 /


v1 = 0,721, sehingga v1 = 2,43 m/detik. Head loss untuk
ke dua pipa sama besar dan untuk pipa 1 adalah

f1 L1

hl
D
1

v 2 0,0156x100 0/0,2x2,43 2
1
23,5 m
2g
2x9,8

Jaringan perpipaan akan lebih mudah dihitung dengan


persamaan empirik yang tidak memerlukan tabel maupun
diagram Moody untuk menentukan nilai koefisien
geseknya.
Persamaan empirik yang paling banyak dipergunakan
adalah persamaan Hazen-Wiliams yaitu :
v = 1,318 C Rh0,63 S0,54
Q = 1,318 C Rh0,63 S0,54 A

(feet/detik)
(feet3/detik)

Dalam satuan Sistem Internasional maka persamaan


Hazen-Williams adalah :
V = 0,850 C Rh0,63 S0,54

(m/detik)

Q = 0,850 C Rh0,63 S0,54 A

(m3/detik)

keterangan :
Rh : jari-jari hidrolik pipa(feet)
S : condong garis total head
A : luas penampang pipa (feet2)
C : koefisien kekasaran

Harga kekasaran C, ditunjukkan pada tabel. Persamaan


Hazen-William didasarkan pada kenyataan bahwa angka
Reynold nilainya cukup besar dan pipa-pipa umumnya
kasar sehingga jenis aliran yang masuk digolongkan
sebagai aliran turbulen berkembang penuh. Dalam hal ini
koefisien gesekan tidak tergantung pada angka Reynold.
Jenis pipa

Pipa sangat mulus

140

Pipa baja atau besi tuang baru

130

Pipa kayu atau beton biasa

120

Pipa baja berkeling baru, pipa gerabah

110

Pipa besi tuang lama, pipa bata

100

Pipa baja berkeling lama

95

Pipa besi tuang berkarat

80

Pipa besi atau baja sangat berkarat

60

Aliran pada rangkaian pipa paralel dapat diselesaikan


dengan persamaan empirik ini karena Rh = D/4 untuk pipa
bundar, maka persamaannya menjadi :
Q = 0,850 C Rh0,63 S0,54 A

(m3/detik)

2,63 h 0,54
0,850 C D
l

Q
L
1,63
4

Sehingga persamaan, menjadi :


Q = v1 A1 + v2 A2 + v3 A3 + . . . + vn An

0,54 '
'
'
'
Q hl
C1 C2' C3 . . . + Cn

dengan
yang

2,63
0,850

C
D
'
C
1,63 0,54
4
L

yang mempunyai harga

tetap untuk setiap pipa, maka semua nilai yang awalnya


diandaikan untuk perhitungan head loss pada sistim paralel
akan menghasilkan aliran dengan perbandingan yang tepat
dalam tiap pipa, meski harga total mungkin tidak tepat.
Aliran dalam setiap cabang dapat dikoreksi dengan faktor
yang sama yang dibutuhkan untuk mengoreksi total aliran
Q.

Contoh Kasus
Dari contoh kasus sebelumnya, selesaikanlah dengan
menggunakan persamaan Hazen-Williams.
Penyelesaian
:
Dari tabel, diperoleh nilai kekasaran C adalah 130.
Asumsikan head loss hl = 20 m. Kemudian untuk pipa
200 mm, hl/L = 20/1000 sehingga

0,200

0,63

Q200 0,850 130

3
= 0,0636 m /detik

20

0,54

1000

0,200

Untuk pipa 300 mm maka hl /L=20/3000 dan

0,63

0,300

Q300 0,850 130

3000

0,54

20

0,300 2

3
= 0,1021 m /detik

Total aliran untuk head loss yang diasumsikan 20 m


adalah
0,1657
m3/detik,
sedangkan
aliran
sesungguhnya adalah 0,200 m3/detik.

Jadi sebuah faktor pengali harus digunakan untuk tiap


cabang yaitu 0,200 m3/detik /0,1657 m3/detik = 1,27,
agar diperoleh aliran sesungguhnya pada tiap cabang.
Q200 = 0,0636 x 1,207 = 0,0768 m3/detik
Q300 = 0,1021 x 1,207 = 0,1232 m3/detik
Hasil-hasil ini tidak terlalu berbeda dengan hasil pada
penyelesaian contoh kasus sebelumnya.

Pada jaringan pipa yang kompleks pemakaian


persamaan Hazen Williams sangat mempermudah
dibandingkan dengan persamaan lain.
Perhitungan jaringan pipa menjadi rumit karena
umumnya arah aliran dalam pipa tidak bisa ditentukan
dan terdapat persyaratan yang harus dipenuhi pada
sebuah lokasi serta proses iterasi penentuan head loss
pada tiap pipa.
Sebuah jaringan yang terdiri dari beberapa pipa mungkin
membentuk beberapa loop dan sebuah pipa mungkin
dipakai secara bersama-sama oleh dua loop.

Seperti Hukum Kirchoff pada rangkaian listrik, maka pada


jaringan pipa terdapat dua syarat yang harus dipenuhi:
1. Aliran netto ke sebuah titik pertemuan harus sama
dengan nol atau laju aliran ke arah titik pertemuan
harus sama dengan laju aliran dari titik pertemuan
yang sama.
2. Head loss netto di seputar sebuah loop harus sama
dengan nol.
Metode iterasi untuk perhitungan loop jaringan pipa
disebut metode Hardy-Cross. Metode ini memberikan
nilai koreksi kapasitas aliran pada tiap pipa dari
perbandingan head loss yang diasumsikan sebelumnya.

Langkah perhitungan
dengan metode Hardy-Cross:
1. Mengasumsikan besar dan arah kapasitas aliran
pada tiap pipa dengan berpedoman pada syarat 1,
yaitu total aliran pada tiap titik pertemuan mempunyai
jumlah aljabar sama dengan nol.
2. Membuat tabel perhitungan untuk analisa tiap loop
tertutup.
3. Menghitung head loss dalam setiap pipa.

4. Menentukan arah aliran dan head loss, yaitu positif


untuk arah aliran yang searah jarum jam dan negatif
untuk arah aliran yang berlawanan dengan jarum
jam.
5. Menghitung jumlah aljabar head loss pada setiap
loop.
6. Menghitung total head loss per laju aliran, hl /Q untuk
setiap pipa dan menentukan jumlah aljabar dari
perbandingan tersebut untuk tiap loop.

7. Menentukan koreksi aliran untuk tiap loop dengan


rumus
hl
Q
1,85 (hl /Q)
Koreksi ini diberikan pada setiap pipa dalam loop
dengan ketentuan ditambahkan untuk aliran yang
searah jarum jam dan di kurangkan untuk aliran yang
berlawanan dengan jarum jam. Untuk pipa yang
digunakan secara bersama dengan loop lain, koreksi
aliran untuk pipa tersebut adalah harga total dari
koreksi-koreksi untuk kedua loop.
8. Mengulangi langkah 1 sampai dengan langkah ke 7
sampai nilai koreksi aliran sekecil mungkin.

Contoh Kasus
Sebuah jaringan pipa seperti gambar di bawah dengan
C bernilai 100. Pipa 1, 3, 5, 7 panjangnya 300 m dan
pipa 2, 4, 6 panjangnya 250 m. Diameter pipa 1 dan 4
adalah 25 cm dan pipa 2, 3, 5, 6 diameternya 20 cm.
Pipa 7 diameternya 15 cm. Tentukan laju aliran pada
tiap pipa.
1

(125)

(12)
(63)
2

(62) Loop I
3

(38)
6
(25)
Loop II
7

(26)

(63)
(37)
(25)

(37)
(25)

Penyelesaian :
Iterasi I
Mengasumsikan kapasitas aliran di pipa 1 sampai
dengan pipa 7 dengan berpedoman kepada syarat no 1,
yaitu jumlah aljabar kapasitas pada tiap titik pertemuan
adalah sama dengan nol.
1

(125)

(12)
(63)
2

(62) Loop I
3

(38)
6
(25)
Loop II
7

(26)

(63)
(37)
(25)

(37)
(25)

Pada pipa 1, 4
Pada pipa 1, 2, 5
Pada pipa 3, 4
Pada pipa 2, 3, 7
Pada pipa 5, 6
Pada pipa 6, 7

125 = 62 + 63
63 = 25 + 38
62 = 25 + 37
25 + 37 = 25 + 37
38 = 12 + 26
26 + 37 = 63

Menghitung head loss pada tiap pipa, yaitu :


Pada pipa 1
v1 D1 4 Q1 D1
4Q
Re1

D1
D1
-3 3
4 x 63 x 10 m
detik
=
x
-6 2
detik
x 0,25 m x10 m
= 3,21 x10

Moody Diagram

Sehingga f1 0,03 dan head loss dihitung sebagai


berikut :

2
L1 v1
L1

f
hl f1
1D
D1 2 g
1

4Q

D2
1

= 0,03x

300mxdetik
2x9,8m

2
x

L1 16 Q2

f1 2 5
2g
2g D

16x 63x10

(m3 )2 x

3 2

detik

2
5 5
x0,25 m

= 3,3 m

Perhitungan seterusnya, hasilnya ditabelkan pada


tabel. Setiap Loop diiterasi sampai perbedaan
kapasitas aliran sebelum iterasi dan sesudah iterasi
cukup kecil.

Tabel hasil perhitungan contoh kasus


Percobaan pertama
Loop

Pipa

Diameter
(cm)

25

L
(m)

Percobaan ke dua

Qo
(L/detik)

hl (m)

hl /Qo

Qo
(L/detik)

hl (m)

hl /Qo

Qo
(L/detik)

hl (m)

hl /Qo

300

+ 63

+ 3,3

0,052

+ 66

+ 3,52

0,053

+ 68,5

+ 3,77

0,055

20

250

+ 25

+ 1,5

0,060

+19

+0,87

0,046

+20,2

+ 0,97

0,048

20

300

- 37

- 3,6

0,097

- 34

- 3,06

0,090

- 31,5

- 2,65

0,084

25

250

- 62

- 2,7

0,044

- 59

- 2,38

0,040

- 56,5

- 2,20

0.039

-1,5

0,253

- 1,05

0,229

- 0,11

0,226

hl

hl/Q

hl

hl/Q

hl

hl/Q

1,5
1,85 0,253

= +3,2 L/detik

II

Percobaan ke tiga

1,05
1,85 0,229

= +2,5 L/detik

0,11
1,85 0,226

= +0,26 L/detik

20

300

+ 38

+ 3,8

0,100

+ 47

+ 5,56

0,118

+ 48,3

+ 5,85

0,121

20

250

+ 26

+ 1,6

0,062

+ 35

+ 2,68

0,077

+ 36,3

+ 2,87

0,079

15

300

- 37

- 14,5

0,392

- 28

- 8,66

0,309

- 26,7

- 7,93

0,297

20

250

- 25

- 1,5

0,060

- 19

- 0,87

0,046

- 20,2

- 0,97

0,048

-10,6

0,614

- 1,29

0,550

-0,18

0,545

hl

hl/Q

hl

hl/Q

hl

hl/Q

10,6
1,85 0,614

= +9,4 L/detik

1,29
1,85 0,550

= +1,3 L/detik

0,18
1,85 0,545

= +0,18 L/detik

Contoh Kasus
Instalasi pompa diperlukan untuk menaikkan air dengan
selisih permukaan isap dan keluar sebesar 25 m.
Tekanan yang bekerja pada kedua permukaan adalah
tekanan atmosfir. Air dipompakan dengan kapasitas 0,7
m3/menit, melalui pipa baja (e = 60 m) dengan
diameter dalam 100 mm. Panjang pipa seluruhnya 400
m, terdapat 5 belokan 90o (K = 0,3). Pada ujung isap
pipa dipasang katup isap dengan saringan (K = 2).
a).
Berapa head total pompa dan daya hidrolis
pompa (secara teotitis) yang diperlukan?
b).
Hitung daya poros dan daya motor listrik yang
dibutuhkan, jika efisiensi pompa 80% dan faktor koreksi
1,2 (20%).

Penyelesaian:
Diketahui:
Q = 0,7 m3/menit = 0,012 m3/detik
D = 100 mm = 0,1 m
L = 400 m
e = 60 m = 0,06 mm
Kerugian minor:
- Belokan 90o ada 5 buah (K = 0,3)
- Filter 1 buah (K = 2)
air = 1,14 x 10-3 Ndetik/m2
= 1000 kg/m3

Perpindahan Panas
1. Perpindahan Panas Konveksi
Yaitu pergerakan molekuler acak dan
pergerakan
makroskopik
fluida
pada
lapisan batas.

q = h A (Tw T~)
q
h
A
Tw

= laju perpindahan panas konveksi; W


= koefesien perpindahan panas konveksi; W/m2
C
= luas permukaan; m2
= suhu plat; C

Harga
koefisien
perpindahan
panas
konveksi; h

BTU = British Thermal Unit


1 BTU = 1055.06 Joule
Joule = W/detik

2. Perpindahan Panas Konduksi

Yaitu perpindahan panas dari bagian


benda padat ke bagian benda padat yang
lain baik benda padat yang sama atau
benda
padat
yang
lain,
tanpa
perpindahan molekul.

kA
q=

(TL To)
L

q
k
A
L
TL
To

= laju perpindahan panas; W


= koefisien konduksi; W/oC
= luas penampang bahan; m2
= tebal bahan; m
= temperatur permukaan sebelah kanan; oC
= temperatur permukaan sebelah kiri; oC

Harga koefisien
konduktivitas
termal; k

BTU = British Thermal Unit


1 BTU = 1055.06 Joule
Joule = W/detik

3. Perpindahan Panas Radiasi

qrad

Sekeliling pada
temperatur Tsur

Permukaan dengan emisivitas


dan luas A pada temperatur Ts

A
Ts
Tsur

Yaitu perpindahan panas


melalui gelombang
elektromagnetik atau antara
permukaan dengan
sekelilingnya.

q = A (Ts4 Tsur4)

= laju perpindahan panas radiasi; W


= emisivitas permukaan
= konstanta Stefan Boltzmann; W/m2oK4
= 5,67 x 10-8 W/m2oK4
= luas penampang; m2
= temperatur permukaan; oK
= temperatur sekeliling; oK

Tabel Emisivitas
Surface
Alumunium
- Highly polished plate
- Oxidized at 110 0F
Brass
- Highly polished plate (73 27)
- Polished
- Dull plate
Copper
- Polished
- Plate heated at 1110 0F
Iron, polished
Cast iron
- Polished
- Turned on lathe
- Oxidized at 1110 0F
Steel oxidized at 1110 0F
Rough ingot iron
Steel plate, rough
Mercury
Nickel polished plate

Temperatur (0F)

Emisivitas ()

440 1070
390 1110

0,039 0,057
0,11 0,19

476 674
100 600
120 660

0,028 0,031
0,096 0,096
0,22

242
390 1110
800 1880

0,023
0,57 0,57
0,144 0,377

392
1630 1810
390 1110
390 1110
1700 2040
100 700
32 212
74

0,21
0,60 0,70
0,64 0,78
0,79 0,79
0,87 0,95
0,94 0,97
0,09 0,12
0,045

Perpindahan panas batang silinder

Silinder panjang dengan


jari-jari dalam ri, jari-jari
luar rO, dan panjang L.
Silinder mengalami beda
suhu Ti - To.
Untuk silinder yang panjangnya sangat besar
dibandingkan dengan diameternya, dapat
diandaikan bahwa aliran panas berlangsung
menurut arah radial.

Sehingga koordinat ruang yang diperlukan


untuk menentukan sistem ini adalah r. Hukum
Fourier digunakan dengan menyisipkan rumus
luas yang sesuai. Luas bidang aliran kotor
dalam sistem silinder.
2 k L (Ti To)
q=
ln (ro/ri)
q
=
laju perpindahan kalor; W
k
=
konduktivitas termal benda; W/m C
L
=
panjang benda; m
(To-Ti) = beda temperatur di dalam silinder; oC
ro
=
jari-jari luar silinder; m
ri
=
jari-jari dalam silinder; m)

Konsep tahanan termal dapat juga digunakan


juga untuk lapis rangkap berbentuk silinder,
seperti halnya dengan dinding datar. Untuk
sistem tiga lapis adalah:
2 L (T1 T4)
q=
ln (r2/r1)/k1 + ln (r3/r2)/k2 + ln (r4/r3)/k3

Kasus
Horisontal, pipa uap tekanan tinggi diameter luar 0,1 m
melalui ruangan besar dan udaranya pada temperatur
23oC. Pipa mempunyai temperatur permukaan luar
165oC dan emisivitasnya 0,85. Perkirakan panas yang
hilang dari pipa tersebut per satuan panjang.

Penyelesaian:
Kehilangan panas total per satuan panjang pipa:

q = q konv + q rad
= h D (Ts - T) + D (T4s T4sur)
h = koefisien konveksi rata-rata; W/m 2 K
D = diameter luar pipa; m
Ts = temperatur luar; oC
T = temperatur fluida (uap); oC
Tsur = temperatur sekeliling; oC
= emisivitas
= konstanta Stefan Boltzmann; W/m 2 K4

Koefisien konveksi dengan menghitung bilangan


Nusselt

0,387 RaD1/6
NuD = [ 0,60 +

]2
{1 + (0,559/Pr)9/16}8/27

g (Ts - T) D3
RaD =

= koefisien termal volumetrik; K-1 (tabel)


RaD = bilangan Rayleigh
Pr = bilangan Prandtl (tabel)
= viskositas kinetik gas; m2/detik (tabel)
= viskositas dinamik gas; m2/detik (tabel)

9,81 x 2,725 x 10-3 (165 - 23) x (0,1)3


RaD =
22,8 x 10 -6 x 32,8 x 10-6
= 5,073 x 106
Maka,
(0,387 5,073 x 106)1/6
NuD = [ 0,60 +

] 2 = 23,3
{ 1 + (0,559/0,559) 9/16 }8/27

Koefisien konveksi rata-rata adalah:

k
h = NuD k = konduktivitas panas; W/m K
D
0,0313
h=
x 23,3 = 7,29 W / m2 K
0,1

Kehilangan panas total per satuan panjang pipa:


q = {7,29 x x 0,1 (165 - 23)}
+ { x 0,85 x 0,1 x 5,67 x 10-8 (4384 2964)}
= 766 W/m

Koefisien konveksi dalam pipa


(hi); W/m2 oC
NuD
hi = NuD

Di

Di
ReD

NuD = 0,023 ReD0,8 Pr0,4


Pr

ReD =

vu

=
=
=
tabel

=
bilangan
Nusselt
=
konduktivitas
termal; W/m oC tabel
=
diameter dalam
pipa; m
=
bilangan
Reynold
=
bilangan Prandl

tabel
v D

massa jenis uap; kg/m3


kecepatan aliran uap; m/detik
viskositas dinamik uap; kg/m detik

Tabel Thermophysical properties of steam at


atmospheric pressure
Temperature
(T);
K

Massa
jenis ();
kg/m3

Kinetic
viscosity ();
m2/detik

Thermal
conductivity
(k);
W/m K

Prandl
number
(Pr)

100

3,5562

2 x 10-6

9,34 x 10-3

0,786

150

2,3364

4,426 x 10-6

13,8 x 10-3

0,758

200

1,7458

7,590 x 10-6

18,1 x 10-3

0,737

250

1,3947

11,44 x 10-6

22,3 x 10-3

0,720

300

1,1614

15,89 x 10-6

26,3 x 10-3

0,707

350

0,9950

20,92 x 10-6

30,0 x 10-3

0,700

400

0,8711

26,41 x 10-6

33,8 x 10-3

0,690

450

0,7740

32,39 x 10-6

37,3 x 10-3

0,686

500

0,6964

38,79 x 10-6

40,7 x 10-3

0,684

Tabel Thermophysical properties of saturated


water
Temperature
(T); K

Pressure
(p); Bar

Viscosity ();
N detik/m2

Thermal
conductivity
(k);
W/m K

Prandl
number
(Pr)

273.15

0,00611

1750 x 10-6

569 x 10-3

12,99

275

0,00697

1652 x 10-6

574 x 10-3

12,22

280

0,00990

1422 x 10-6

582 x 10-3

10,26

285

0,01387

1225 x 10-6

590 x 10-3

8,81

290

0,01917

1080 x 10-6

598 x 10-3

7,56

295

0,02617

959 x 10-6

606 x 10-3

6,62

300

0,03531

855 x 10-6

613 x 10-3

5,83

305

0,04712

769 x 10-6

620 x 10-3

5,20

310

0,06221

695 x 10-6

628 x 10-3

4,62

315

0,08132

631 x 10-6

634 x 10-3

4,16

Apabila pipa uap diisolasi dengan diameter D 2,


maka laju perpindahan panas radial, sbb:

2 L k (T2 - Tsur )
qr =
ln (r2 /r1 )
L = panjang pipa; m
k = konduktivitas termal pada isolasi; W/m 2 K
T2 = temperatur pada dinding luar isolasi; oC

POMPA
Head total pompa; H
1.Head tekanan
2.Head kecepatan
3.Head statis total

Head Tekanan
Head Tekanan

Anda mungkin juga menyukai