Eng
HP: 085643189808
Email: dinia.anggraheni@uii.ac.id
HIDRAULIKA II
PERTEMUAN 2 DAN 3
Konservasi Energi
Persamaan Persamaan
Kontinuitas Bernoulli
Persamaan Kontinuitas
1 2
1 2
Fluida 1A1V1 2 A 2 V2
inkompressibel
(massa jenis): 𝑘𝑔ൗ𝑚3 A1V1 A 2 V2
(luas penampang aliran) : 𝑚2
V (kecepatan aliran): 𝑚Τ𝑠
Persamaan Bernoulli
1 2 1
𝑃1 + 𝜌1 𝑔ℎ1 + 𝜌1 𝑣1 = 𝑃2 + 𝜌2 𝑔ℎ2 + 𝜌2 𝑣2 2
2 2
Jika =g
P1 V12 P2 V22
h1 h2
2g 2g
Adanya Head Loss
Kehilangan Energi
Kehilangan Energi primer :
terjadi karena adanya gesekan antara zat cair dan dinding
batas
Sehingga,
P1 V12 P2 V22
h1 h2 hL
2g 2g
σ ℎ𝐿 = ℎ𝑓 + ℎ𝑐 + ℎ𝑔 + ℎ𝑒 + ℎ𝑏 + dll
v v* y
5,75 log 5,5
v*
Berdasarkan pengukuran profil kecepatan, Nikuradse menyatakan distribusi
kecepatan pada pipa kasar,
v y
5,75 log 8,5
v* k
Kecepatan Rata-Rata
Pipa Halus Pipa Kasar
v v* D v D
5,75 log 0,17 5,75 log 4,75
v* v* 2k
𝜏0 𝑓 2
𝑣∗ = ൗ𝜌 karena 𝜏0 = ρ𝑉
8
Maka, 𝑓
𝑣∗ = 𝑉
8
Kehilangan Energi (Primer)
LAMINER
32..V.L
hf 2
gD
64..V 2 .L 64 L V 2 64
hf . . f
2gVDD Re D 2g Re
dengan , 2
ν : kekentalan kinematik (m2/s) LV
V : kecepatan aliran (m/s) hf f
L : panjang pipa (m) D2 g
g : percepatan gravitasi (m/s2)
D : diameter pipa (m)
TURBULEN
Blasius
0,316
f 0, 25 Untuk pipa halus, 4000 < Re < 𝟏𝟎𝟓
Re
Nikuradse
1 k 2,51
2 log
f 3,7 D Re f
Karena coba banding, untuk menghasilkan nilai f membutuhkan waktu yang lama,
pada tahun 1944 Moody menyederhanakan prosedur hitungan dengan membuat
grafik Moody
Grafik Moody
II IIIc
IIIb
IIIa
Grafik Moody
1. Daerah 1
Daerah aliran laminer, Re<2000. Hubungan f dan Re merupakan garis lurus
(kemiringan 45𝑜 untuk skala vertikal dan horizontal sama. Tidak dipengaruhi
koefisien gesek.
2. Daerah II
Daerah di mana 2000<Re<4000, tidak stabil, aliran berubah dari laminer ke turbulen
atau sebaliknya, dan tidak banyak dipengaruhi oleh kekasaran pipa.
3. Daerah III
Daerah aliran turbulen, kekasaran relatif mulai berpengaruh pada nilai koef. Gesek f.
a.IIIa, daerah pipa halus, koef gesek (f) dapat dihitung menggunakan rumus Blasius.
b.IIIb, daerah transisi, koef. Gesek tergantung pada Re dan kekasaran pipa (k),
kekasaran relatif sangat berpengaruh terhadap nilai f.(terletak diantara garis paling
bawah dan putus-putus.
c. IIIc, daerah pipa kasar. Terletak di atas garis putus. Nilai f tidak lagi tergantung pada
Re, tetapi hanya nilai kekasaran relatif (k/D). Daerah nilai (k/D0 dan f adalah
konstan dan sejajar sumbu horizontal maka daerah ini turbulen sempurna
Tinggi Kekasaran Pipa
Jenis pipa (baru) Nilai k (mm)
Kaca 0,0015
Besi dilapis aspal 0,06 – 0,24
Besi tuang 0,18 – 0,90
Plester semen 0,27 – 1,20
Beton 0,30 – 3,00
Baja 0,03 – 0,09
Baja dikeling 0,90 – 9,00
Pasangan batu 6
Soal
𝑘𝑡 = 𝑘0 + 𝛼𝑡
Dengan:
kt = kekasaran pipa setelah t tahun
ko = kekasaran pipa baru
𝛼 = penambahan kekasaran
t = jumlah tahun
Contoh Soal
Sebuah pipa dari kaca dengan k=0,00026m,
dengan D=254mm sesudah dipakai 5 tahun,
mempunyai kehilangan tenaga sebesar
7,35m/km, untuk debit Q=64liter/s (akibat
gesekan). Berapa kehilangan tenaga setelah
dipakai 10 tahun untuk debit Q=76,8liter/s.
Kekentalan kinematik dan percepatan gravitasi
adalah air= 1,1210−6 m2 /s dan g = 9,81 m/s 2 .
0,0017
Penyelesaian
Q 0,064
V= = 2 = 1,26 m/s
A 0,254
π
2
VD 1,26×0,254
Re = = = 2,86 × 105 (turbulen)
2 1,12×10−6
LV
hf = f
D 2g
hf D2g 7,35 × 0,254 × 2 × 9,81
f= 2 = 2 3
= 0,023
V L 1,26 × 10
Berdasarkan grafik moody, (sesuai nilai Re dan f, terbaca k/D= 0,0017)
k = D × 0,0017 = 0,254 × 0,0017 = 0,00043
(kekasaran setelah 5 tahun)
k t = k 0 + αt
0,00043 = 0,00026+α 5 ; =0,000034 m/tahun
k t = k 0 +0,000034t
k10 = 0,00026+0,000034 10 = 0,0006
k/D= 0,0006/0,254=0,00236
−3 0,254 2
V=Q/A=76,8 × 10 /π =1,516 m/s
2
vD 1,516×0,254 5 (turbulen)
Re = = = 3,44 × 10
1,12×10−6
1 k 2,51
𝑣∗ = 𝑉
𝑓
= 1,26 ×
0,023
= 0,067 2 log
8 8
f 3,7 D Re f
he
V
1 V2
2
1
2
A1 V1
2
K
V1
2
2g A2 2 g 2g
Bila pipa masuk ke dalam kolam yang besar, dimana A2=~ sehingga V2=0.
2
V
he 1
2g
Contoh Soal
Suatu pipa yang mengalirkan air diameternya
berubah mendadak dari 10 cm menjadi 15 cm.
Bila kecepatan aliran pada saat melewati pipa
berdiameter 10 cm adalah 1,2 m/s, hitung
kehilangan tenaga akibat perbesaran
penampang tersebut.
Penyelesaian
he
V
1 V2
2
1
2
A1 V12
2g A 2 2g
2
0.250.1 1.22
2
1
2
0.250.15 2g
0.0227 m
Kehilangan Energi Sekuder
1. Perbesaran Penampang
Kehilangan tenaga akibat perbesaran penampang dapat
direduksi apabila perbesaran penampang dibuat secara
berangsur-angsur. Nilai K’ berdasarkan sudut α.
V V2
2 2
he K ' 1
2g
Kehilangan Energi Sekunder
2. Pengecilan Penampang
2
A c Vc 2 V2
2
h e 1 0,44 ; karenaAc 0,6A 2
A 2 2g 2g
Kehilangan Energi Sekunder
2. Pengecilan Penampang
2
V
he K 2
2g
Kehilangan Energi Sekunder
2. Pengecilan Penampang
2
A c V2 2 V2
2
h e 1 K'
A 2 2g 2g
Kehilangan Energi Sekunder
2. Pengecilan Penampang
2
V
h e K' c 2
2g
Kehilangan Energi Sekunder
3. Belokan Pipa
Kehilangan tenaga yang terjadi pada belokan tergantung pada
sudut belokan pipa.
2
V
hb K b
2g
Kehilangan Energi Sekunder
3. Belokan Pipa
2
V
hb K b
2g
Contoh Soal
Air mengalir dari kolam A menuju kolam B melalui pipa
sepanjang 150 m dan diameter 15 cm. Perbedaan
elevasi muka air kedua kolam adalah 3m. Nilai f=0,025.
hitung debit aliran jika kehilangan sekunder
diperhitungkan.
Penyelesaian
H:3m
150m
A B
P Q
𝑯𝑳 = 𝒉𝒆𝑷 + 𝒉𝒇 + 𝒉𝒆𝑸