Anda di halaman 1dari 67

SI 2131 Mekanika Fluida dan Hidrolika

#5 “Aliran pada saluran tertutup/pipa”

Joko Nugroho, ST. MT.


Sifat Aliran dalam Pipa
Aliran Laminer dan Turbulen
• Jenis aliran, yaitu aliran laminer atau
aliran turbulen, akan mempengaruhi sifat
kehilangan energi (hf).
– Aliran laminer  hf  V
– Aliran turbulen  hf  Vn, dimana n: 1,75 –
2,00, dan V = kecepatan aliran rata-rata
• Reynolds number: higher critical point,
lower critical point.
Bilangan Reynolds
• Re = VD/ = VD /
(/) = VD /
• Re critical = 2000.
• True critical Reynolds
Number = lower value
of critical Reynolds
number.
Jari-jari hidraulik (Hydraulic radius)
• Definisi: R = A/P
• A = Luas penampang aliran
• P = Panjang penampang basah
• Untuk pipa dengan aliran penuh:
• A = r2
• P = 2r
• R = A/P = r/2
Persamaan umum gesekan pada dinding pipa

p1 A  p 2 A  LA sin    0 PL  0
jika : sin    z 2  z1  / L, dan kedua ruas dibagi dengan A
p1 p 2  PL
  z 2  z1  0 0
  A
 p1   p2 
  
jika h f   z1     z 2  , dan R  A/P, maka :
     
L
h f 0
R
Persamaan umum gesekan
 0  KR a  b  cV d
 0  KR  d  2   d 1  2  d  d
  V
2
V
 0  2 KR  d  2    d  2    2  d V  d  2  
2
d 2
 RV  V2
 0  2 K   
   2
2 2
d 2 V V
 0  2 K e   Cf 
2 2
Persamaan umum gesekan

V2 V2
 0  2 Ke d 2
  Cf 
2 2
sehingga,
L V2
hf  C f
R 2g
Untuk aliran penuh dalam pipa, R  A/P  r/2  D/4
L V2
hf  f ; f  4C f (Persamaan Darcy - Weisbach)
D 2g
Aliran Laminer dalam Pipa bulat
• Hagen Poiseuille law
for laminar flow:
 L
hL  32 V
 D 2

• Friction factor,f:

64  /   64
f  
VD Re
Aliran laminer pada inlet pipa

Le = 0,058 Re D
Kekasaran pipa
Kekasaran fluida dalam saluran tertutup
dengan penampang bukan lingkaran
Persamaan empiris untuk aliran pipa

• Hazen-Williams:
– Fluida: air
– Diameter pipa > 5 cm
– Kecepatan aliran < 3 m/detik

V = 0,85 CHW R0,63S0,54


Dimana: V: kecepatan (m/det), CHW: koefisien
Hazen-Williams, R: jari-jari hidraulis (m), S: hf/L
(gradien energi)
Kehilangan tinggi tekan minor
• Inlet
• Outlet
• Kontraksi (bertahap maupun langsung)
• Ekspansi (bertahap maupun langsung)
• Sambungan pipa maupun katup
• Belokan
Persamaan umum:
Hl = kV2/(2g)
Inlet
Outlet

Hl =V2/(2g)
Kontraksi

D2/D1 0,0 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6 0,7 0,8 0,9 1,0
K 0,5 0,45 0,42 0,39 0,36 0,33 0,28 0,22 0,15 0,06 0,0
Kontraksi bertahap

K = 0,05 (transisi halus) s.d. 0,10 (sudut kerucut 20o s.d


40o)
Ekspansi

K
 V1  V2  2

2g
Ekspansi gradual
Ekspansi gradual
Katup
Gate valve

Globe valve
Katup
Cock valve
Butterfly valve
Katup
Katup
Kekasaran pipa dan kondisi aliran
f = (Re, /D) dimana Re = Bilangan Reynolds dan (/D) =
kekasaran relatif.

Pada suatu aliran pipa terdapat lapisan viscous sublayer.


Lapisan ini terletak pada daerah dekat dinding, dengan
tebal lapisan = l = 32,8 /(V f 0.5).

l > 5 : hydraulically smooth, halus


l < 0,3 : wholly rough, kasar
0,3 < l < 5 : transisi
Kekasaran pipa dan kondisi aliran
1
Smooth pipe flow (von Karman):  2 log Re f  0,8
f
0,316
Blasius (very smooth pipe, 3x103 < Re < 105): f 
Re 0, 25

1 D
Rough pipe flow (von Karman):  2 log  1,14
f 

1  D 2,51 
 2 log   
Transisi (Colebrook): f  3,7 Re f 
 
Perhitungan Kehilangan Tinggi
Tekan (Head Loss) Keseluruhan
• Kehilangan tinggi tekan keseluruhan (total
head loss) merupakan penjumlahan dari
kehilangan tinggi tekan major dan minor
• Penyelesaian persoalan aliran dalam pipa:
– Langsung: Diketahui: L, D, , Q; Dicari Hf
– Tidak Langsung:
• Diketahui: L, , D, Hf ; Dicari: Debit (Q)
• Diketahui: Q, Hf, , L; Dicari: D
Contoh 1
Hitung besar head loss dalam suatu pipa dengan diameter (D) 10
cm,  = 0,85 mm, yang didalamnya mengalir minyak (s=0,82)
dengan viskositas () 0,0052 N.det/m2 pada debit (Q) 40
liter/detik. Dalam kondisi aliran ini, hitung kehilangan energi
(Head loss) & tentukan apakah pipa termasuk jenis kasar, transisi
atau halus?

Diketahui:
•D = 10 cm = 0,10 m
 = 0,85 mm = 0,00085 m, /D = 0,0085
 = 0,0052 N.det/m2
•Q = 40 ltr/det = 0,04 m3/det

Dicari: Head loss / kehilangan energy (H l) dan kondisi aliran.


Hl = f L V2 / (D 2g)

f = fungsi dari (/D, Re)

V = Q/A = 0,04 / 0,00785 = 5 ,1 m/det 

Re = VD minyak /minyak =80.423, dari diagram Moody


diperoleh untuk /D = 0,0085 dan Re=80.423,
f = 0,042.

Hf/L = f V2 / (D 2g) = 0,56 m/m.


• Kondisi aliran:
32,8
l 
V f
 l = 0,20 m > 3  aliran: “Hydraulically smooth”
Contoh 2
Suatu pipa sepanjang 5000m, berdiameter 200mm,
kekasaran 0,03mm. Menyalurkan air bersuhu 15oC dari
penampungan A ke penampungan B. Beda tinggi antara
muka air di res. A dan res. B adalah 50 m, konstan. Selain
kehilangan energi akibat gesekan, terdapat kehilangan
energi pada inlet (K = 0,5) dan pada katup (K = 10).
Gambarkan sketsa sistem, HGL dan EL serta hitung debit
yang mengalir pada pipa.
Kehilangan energi pada sistem:
0,5V 2 V 2 10V 2 fLV 2
H   
2g 2g 2g 2 gD

Asumsikan V = 2,0 m/det, Kemudian hitung Re,/D, untuk


menentukan harga f dari Diagram Moody.
Re = VD/ = VD/(/) = 2 x 0,2 / (1,13 x 10-6)=3,54 x 105
/D = 0,00015
Dari Diagram Moody diperoleh untuk Re dan /D di atas, f
= 0,016.
Dengan menggunakan persamaan Kehilangan
energi total,
diperoleh:
V = 1,54 m/det, selanjutnya harga ini digunakan
untuk menghitung harga Re yang baru, Re = 2,87
x 105
f = 0,0165, V = 1,52 m/det

perbedaan harga V relatif kecil sehingga,


digunakan V = 1,52 m/det
Q = A V = 0,048 m3/det.
Pompa dan Turbin dalam Rangkaian Pipa

• Energi yang ditambahkan oleh pompa ke dalam sistem


akan digunakan untuk membawa air ke tempat yang
lebih tinggi dan sebagian akan hilang akibat friksi.
Hp = z + hL
atau jika ada penambahan energi untuk diubah menjadi
energi kinetik:
Hp = z + ½ V2/g + hL
• Energi yang akan diubah menjadi energi mekanis oleh
turbin:
Ht = z - hL
Rangkaian Pipa Seri
A
B

L1, f1, D1 L2, f2, D2 L3, f3, D3

Q1=Q2=Q3=Q
hL A-B = hL1+ hL2+ hL3
Rangkaian Pipa Seri
hL A B  hL1  hL 2  hL3
V12  f1 L1  V22  f 2 L2  V32  f 3 L3 
 
2 g  D1
  K1  
 2g

D
 2
  K 2  
 2g

 D 
 3
 K 3 

V12
   0   1 f1   2 f 2   3 f 3 
2g
4 4
 D1   D1 
0   K1   
 D2 
 K 2   

 D3 
K 3

L1
1 
D1
4
L2  D1 
2   
D2  D2 
4
L D 
 3  3  1 
D3  D3 
Diketahui rangkaian pipa:

L1 ,  , D B
1 1
L2 ,  , D
2 2

L3 ,  , D
3
PA = 200 kPa, PB = 50 kPa, ZA = 10m, ZB = 5m, 3

Hitung debit air yang mengalir dalam pipa, apabila minor headloss
tidak diperhitungkan, jika diketahui:

Pipa L (m)  (mm) D (cm)


1 100 0.24 8
2 150 0.12 6
3 80 0.20 4
hL A B  hL1  hL 2  hL3
V12  f1 L1  V22  f 2 L2  V32  f 3 L3 

2g

D
 1
  K1  
 2g

D
 2
  K 2  
 2g

 D 
 3
 K 3 

V12
   0   1 f1   2 f 2   3 f 3 
2g
Minor headloss tidak diperhitungkan, sehingga :
4 4
L L D  L D 
 0  0, 1  1 ,  2  2  1  ,  3  3  1 
D1 D2  D2  D3  D3 

Sehingga diperoleh: 1 = 1250, 2 = 7900, 3 = 32000.


Kehilangan energi antara titik A dan B:
hL AB= (PA – PB)/ + ZA – ZB = 20,30 m; sehingga diperoleh persamaan:
20,30 = V12 /(2g) * (1250 f1 + 7900 f2 + 32000 f3)
Untuk memperoleh harga faktor kekasaran, terlebih dahulu kita
asumsikan bahwa aliran adalah rough flow, dengan menggunakan
persamaan von Karman serta menggunakan harga kekasaran relatif
yang diketahui, akan diperoleh : f1, f2 dan f3 masing-masing: 0,026, 0,023
dan 0,03.
Dengan menggunakan harga faktor kekasaran berdasar asumsi awal,
kita peroleh V1 = 0,58 m/det. Sehingga kita peroleh dari asumsi awal:

Re e/D f Moody
V1 = 0,58 45.490 0,003 0,028
V2 = 1,03 60.588 0,002 0,026
V3 = 2,32 90.980 0,005 0,032

Kemudian kita hitung ulang harga V1, dengan menggunakan nilai f


yang diperoleh dari Diagram Moody dan diperoleh V1 = 0,56 m/det.
Kedekatan dengan hasil perhitungan awal cukup bagus, sehingga tidak
diperlukan iterasi lebih lanjut. Dengan demikian:
Q = A1 V1 = 0.25  D12 V1 = 0,0028 m3/det.
Pipa Paralel
Q1, D1, L1, f1

Q2, D2, L2, f2

Qout
Qin
Q3, D3, L3, f3

• Qin=Qout=Q1+Q2+Q3
• hL=hL1=hL2=hL3
Diketahui suatu rangkaian pipa
paralel, kehilangan energi dari A ke
B adalah 20,3 m:
1 A

B
Pipa L (m)  (mm) D (cm)
1 100 0.24 8

Hitung debit yang mengalir pada 2 150 0.12 6


masing-masing pipa. 3 80 0.20 4
Untuk pipa paralel,
•Qin=Qout=Q1+Q2+Q3
•hL=hL1=hL2=hL3

Sehingga:
hL  hL1  hL 2  hL 3
L1 V12 L2 V22 L3 V32
20,3  f1  f2  f3
D1 2 g D2 2 g D3 2 g
V12 V22 V22
 f1.1250.  f 2 .2500.  f 2 .2000.
2g 2g 2g
Pipa I
f1 = 0,026, V1 = 3,5 m/det, Re = 274.509
Periksa dengan Diagram Moody, untuk /D = 0,003 dan Re
= 274.509 didapat f1 = 0,026.
Jadi Q1 = A1V1 = 0,25 *  * 0,082 * 3,5 = 0,0176 m3/det.

Pipa 2
f2 = 0,023, V2 = 2,63 m/det, Re = 154.705
Periksa dengan Diagram Moody, untuk /D = 0,002 dan Re
= 154.705 didapat f2 = 0,0245.
Untuk harga f2 = 0,0245, maka V2 = 2,55 m/det, Re =
150.000.
Periksa dengan Diagram Moody untuk untuk /D = 0,002
dan Re = 150.000 didapat f2 = 0,0247. Diperoleh harga V2 =
2,54 m/det.
Selisih sudah relatif kecil, sehingga Q2 = A2.V2 = 0,00718
m3/det.

Pipa 3
f3 = 0,030, V3 = 2,58 m/det, Re = 101.176
Periksa dengan Diagram Moody, untuk /D = 0,005 dan Re
= 101.176 didapat f3 = 0,031, sehingga V3 = 2,58 m/det.
Selisih sudah relatif kecil, sehingga Q3 = A3.V3 = 0,0032
m3/det.
Pipa Bercabang dari Beberapa Reservoir

z1 Q1, f1, L1, D1


hj

3 Q2, f2, L2, D2 z2

Q3, f3, L3, D3


z3
Datum / Elevasi Referensi
Pertemuan Pipa-pipa dari Beberapa
Reservoir
• Q1+Q2+Q3 = 0
• Pada titik pertemuan (junction), hj = zj+p/
 h1 = z1 – hj
 h2 = z2 – hj
 h3 = z3 – hj
 Jenis permasalahan:
 Diketahui panjang dan diameter pipa, elevasi muka air di dua
reservoir dan aliran dari salah satu reservoir. Dihitung: elevasi
muka air di res. ketiga.
 Diketahui panjang dan diameter pipa, elevasi muka air di dua
reservoir dan aliran menuju reservoir ke tiga. Dihitung: elevasi
muka air di res. ketiga.
 Diketahui panjang dan diameter pipa, elevasi muka air di tiga
reservoir. Dihitung: aliran dalam masing-masing pipa.
Diketahui suatu sistem reservoir yang terhubung dengan sistim pipa
baja ( = 0,046 mm). Apabila diketahui panjang dan diameter dari pipa-
pipa yang ada, serta elevasi muka air di tiga reservoir, hitunglah debit
yang mengalir di pipa 1, 2 dan 3. Elevasi muka air reservoir 1, 2 dan 3
masing-masing adalah +30, +18 dan +0.
L1 = 900 m, L2 = 300 m, L3 = 900 m
D1 = 60 cm, D2 = 45 cm, D3 = 40 cm

+30 1

2
+18
z1 Q1, f1, L1, D1
hj
3 Q2, f2, L2, D2 z2
+0
Q3, f3, L3, D3
z3
Datum / Elevasi Referensi
Kekasaran relatif pipa:
Pipa 1, /D = 0,046/600 = 0,0000767
Pipa 2, /D = 0,046/450 = 0,0001022
Pipa 3, /D = 0,046/400 = 0,0001150

Asumsi aliran turbulen / rough flow, dengan


Re relatif tinggi, diperoleh: f1 =0,0114, f2
=0,0120, dan f2 =0,0123.
Kehilangan energi di masing-masing pipa:
fLV 2
hL 
D2 g
0,0114  900  V12 Q 2
hL1   0,872V12  0,872 12  10,9Q12
0,6  2  9,81 A1
0,0120  300  V22 Q 2
hL 2   0,408V22  0,408 22  16,1Q22
0,45  2  9,81 A2
0,0123 1200  V32 Q 2
hL 3   1,881V32  1,881 32  119Q32
0,40  2  9,81 A3
Persamaan energi reservoir-titik
simpul:
Pipa 1:
30 – 10,9 Q12 = (p/ + z) 1

z1 Q1, f1, L1, D1

Pipa 2: 3
hj

Q2, f2, L2, D2 z2

(p/ + z)+16,1 Q22 = 18,0 z3


Q3, f3, L3, D3

Datum / Elevasi Referensi

Pipa 3:
(p/ + z) – 119 Q32 = 0
Dicoba untuk (p/ + z) = 18, tidak ada aliran di pipa 2.

Pipa 1:
30 – 10,9 Q12 = (p/ + z) = 18  Q1 =1,05 m3/det

Pipa 3:
(p/ + z) – 119 Q32 = 0
18 – 119 Q32 = 0  Q3 = 0,39 m3/det

Q1 > Q3 sehingga seharusnya terdapat aliran yang menuju


reservoir 2, yang juga berarti (p/ + z) > 18.
Dengan demikian dilakukan coba ulang untuk berbagai harga (p/
+ z) yang lebih besar dari 18, yang memenuhi
Q1=Q2+Q3 atau
Q1 - (Q2+Q3) = 0
Diperoleh (p/ + z) = 21,43 m, sehingga
Q1=0,886 m3/det, Q2=0,462 m3/det dan Q3=0,424 m3/det.
Pemeriksaan Bilangan Reynolds:
Repipa 1 = 1,8 x 106
Repipa 2 = 1,3 x 106
Repipa 3 = 1,4 x 106

Dari Diagram Moody diperoleh bahwa f berada disekitar 0,0135.


Sehingga harga Q dikoreksi dengan faktor fi / 0,0135, untuk
kemudian diperoleh:
Q1=0,748 m3/det, Q2=0,410 m3/det dan Q3=0,386 m3/det.
Aliran dalam Jaringan Pipa
• Jumlah debit yang menuju
suatu titik pertemuan =
jumlah debit yang
meninggalkan suatu titik
pertemuan.
• Aliran pada masing-
masing pipa harus
memenuhi syarat aliran
pipa.
• Jumlah aljabar dari head
loss untuk sembarang
sirkuit tertutup harus
sama dengan nol.
• Asumsikan arah aliran dalam pipa dan
tentukan tanda loop.
• Formulasikan kehilangan energi akibat
gesekan, dalam bentuk: hL = KQn
• Jumlah kehilangan energi dalam satu
sirkuit = hL =  KQn. Jika aliran
berlawanan dengan arah loop = h L (-), jika
searah = hL(+).
• Sesuaikan debit aliran dengan suatu koreksi Q sehingga Q =
Qo + Q.
• Sehingga hL= KQn = K(Qo + Q)n
• K(Qo + Q)n = K (Qon + nQon-1. Q + …)
 hL =  KQn =  K(Qon + nQon-1. Q)
= KQon + Q  K nQon-1 = 0
 Q = - KQon /  |K nQon-1|
= - hL / n  | hL /Qo|
• Harga Q yang diperoleh digunakan untuk mengoreksi harga Q
asumsi. Harga Q yang telah dikoreksi kemudian dipergunakan
pada perhitungan berikutnya, hingga diperoleh Q ~ 0.
Contoh
Back
Back

Anda mungkin juga menyukai