Anda di halaman 1dari 58

Data Yang Diperlukan

 Data Topografi
 Data Hidrologi
 Data Morfologi
 Data Geologi
 Data Mekanika Tanah
 Standar Perencanaan
 Data Lingkungan
Data Topografi
 Peta dasar 1:50.000 untuk menunjukkan sungai dan
DAS-nya.
 Peta Situasi untuk tata letak bangunan utama, skala
1:2000. (1 km ke hulu, 1 km ke hilir, 250 m ke kiri dan
kanan sungai)
 Gambar Potongan memanjang dan melintang sungai
di sebelah hulu dan hilir bangunan utama
Data Topografi
 Potongan memanjang dan melintang sungai dengan
interval 50 meter.
 Panjang potongan melintang: 50 m ke sebelah kiri dan
50 m ke sebelah kanan tepi sungai
Data Hidrologi
 Data untuk menghitung debit banjir
 Data untuk menghitung debit rendah andalan
 Data untuk menyusun neraca air sungai
 Debit banjir untuk bangunan pengelak diambil dengan
periode ulang 100 tahun.
 Debit banjir dengan periode ulang 1000 tahun untuk
memeriksa keamanan tanggul.
 Elevasi tanggul bagian hilir didasarkan pada debit banjir
periode ulang 5 – 25 tahun.
 Debit banjir dihitung untuk periode ulang:
1,5,25,50,100,1000 tahun.
Data Hidrologi
 Data Debit Rendah Andalan
 Perhitungan Neraca Air untuk sungai yang akan
dimanfaatkan airnya.
Data Morfologi Sungai
 Pengaruh terhadap pergerakan sungai arah horizontal.
 Pengaruh pengurangan debit terhadap morfologi.
Data Geologi Teknik
 Peta geologi permukaan:
 Peta daerah: 1:100.000 atau 1:50.000
 Peta semi detail: 1:25.000 atau 1:5.000
 Peta detail 1:2000 atau 1:100
Data Mekanika Tanah
 Parit uji
 Sumur uji
 Pemboran
 Sondir/CPT
Definisi Bangunan Utama:
 semua bangunan yang direncanakan di dan di
sepanjang sungai atau aliran air untuk membelokkan
air ke dalam jaringan saluran irigasi agar dapat dipakai
untuk keperluan irigasi biasanya dilengkapi dengan
kantong lumpur agar bisa mengurangi kandungan
sedimen yang berlebihan serta memungkinkan untuk
mengukur air yang masuk.
BANGUNAN AIR
BANGUNAN UTAMA

Bendung (weir) Bendung


dipakai untuk
meninggikan muka
air di sungai
sampai pada
ketinggian yang
diperlukan agar air
dapat dialirkan ke
saluran irigasi dan
petak tersier

Lokasi: Tirtanegara, Majalengka


BANGUNAN AIR
BANGUNAN UTAMA

Pintu Bendung
Pengambilan /
Intake Bendung
terletak pada awal Pintu
saluran irigasi yang Intake
Pintu Bilas
berfungsi untuk
memasukan air
dari bendung ke
saluran sesuai
kebutuhan

Lokasi: Tirtanegara, Majalengka


BANGUNAN AIR
BANGUNAN UTAMA

Pintu Bilas Bendung


Bendung pada
umumnya
dibangun Pintu Bilas Pintu
berdampingan Intake
dengan badan
bendung, berfungsi
untuk
membersihkan
sedimen dasar dan
kotoran lainnya
yang mengendap
di belakang tubuh
bendung

Lokasi: Tirtanegara, Majalengka


BANGUNAN AIR
BANGUNAN UTAMA

Bendung

Pintu Bilas

Lokasi: Tirtanegara, Majalengka


BANGUNAN AIR
BANGUNAN UTAMA

Bendung
Pintu
Intake
Pintu
Intake

Lokasi: Tirtanegara, Majalengka


BANGUNAN AIR
BANGUNAN UTAMA

Bendung

Hilir Bendung

Lokasi: Tirtanegara, Majalengka


BANGUNAN AIR
BANGUNAN UTAMA

Bendung

Sisi Bendung

Lokasi: Tirtanegara, Majalengka


BANGUNAN AIR
BANGUNAN UTAMA

Bendung

Pintu Intake Pintu Bilas

Lokasi: Ujungjaya, Sumedang


BANGUNAN AIR
BANGUNAN UTAMA

Bendung

Sisi Bendung

Lokasi: Ujungjaya, Sumedang


BANGUNAN AIR
BANGUNAN UTAMA

Bendung

Pintu Bilas

Pintu Intake

Lokasi: Ujungjaya, Sumedang


BANGUNAN AIR
BANGUNAN UTAMA

Bendung

Pintu Intake

Lokasi: Ujungjaya, Sumedang


BANGUNAN AIR
BANGUNAN UTAMA

Kantung Lumpur Kantung Lumpur


dibuat untuk
mencegah sedimen Pintu Bilas
layang agar tidak Kantung Lumpur
masuk ke saluran
pembawa dan ke
petak sawah.
Kantung Lumpur
pada umumnya
dibuat di sebelah
hilir pintu intake
bendung, sebelum
saluran induk
Kantung Lumpur

Lokasi: Ujungjaya, Sumedang


BANGUNAN AIR
BANGUNAN UTAMA

Kantung Lumpur

Pintu Bilas
Kantung Lumpur

Saluran Bilas

Lokasi: Ujungjaya, Sumedang


BANGUNAN AIR
SALURAN

Saluran primer Saluran Primer


membawa air dari
jaringan utama ke
saluran sekunder Dengan Lining
dan ke petak-petak
tersier yang diairi.
Batas ujung
saluran primer
adalah pada
bangunan bagi
yang terakhir

Tanpa Lining

Lokasi: Ujungjaya, Sumedang


BANGUNAN AIR
SALURAN

Saluran Saluran Sekunder


sekunder
membawa air dari
saluran primer ke Dengan Lining
petak-petak tersier
yang dilayani oleh
saluran sekunder
tersebut. Batas
ujung saluran ini
adalah pada
bangunan sadap
terakhir

Tanpa Lining

Lokasi: Ujungjaya, Sumedang


BANGUNAN AIR
SALURAN

Saluran tersier Saluran Tersier


membawa air dari
bangunan sadap
tersier di jaringan Dengan Lining
utama ke dalam
petak tersier lalu
ke saluran kuarter.
Batas ujung
saluran ini adalah
boks bagi kuarter
melalui bangunan
sadap tersier atau
parit sawah ke
sawah-sawah

Dengan Lining

Lokasi: Ujungjaya, Sumedang


BANGUNAN AIR
SALURAN

Saluran Tersier

Tanpa Lining

Tanpa Lining

Lokasi: Ujungjaya, Sumedang


BANGUNAN AIR
SALURAN

Saluran Saluran Pembuang


pembuang
primer
mengalirkan air
lebih dari saluran
pembuang
sekunder ke luar
daerah irigasi.
Pembuang primer
sering berupa
saluran pembuang
alamiah yang
mengalirkan
kelebihan air tsb
ke sungai, anak
sungai, atau ke
laut

Lokasi: Ujungjaya, Sumedang


Muka Air Di Depan Bangunan
Pengambilan
Perlu mempertimbangkan:
 Elevasi yang diperlukan untuk irigasi.
 Beda tinggi muka air untuk pembilasan sedimen
didepan pintu pengambilan.
 Beda tinggi pada kantong lumpur
Perencanaaan bendung
 Lebar efektif bangunan bendung
 Geometri mercu bendung
Koefisien kontraksi
Bentuk Mercu
Bendung mercu bulat
Bendung Saringan Bawah
Panjang segmen pengambilan
qo
L  2.561
 h1
L : panjang kerja saringan ke arah aliran, m
Q : debit per meter lebar m3 /(dt.m)

   2 g cos 
  n/m
0 ,15
 0 ,16  m  m
  0,66   ; 0,3   5,0
 h1  h1
2
h1  c H
3

Anda mungkin juga menyukai