Anda di halaman 1dari 32

PERENCANAAN INTAKE

Intake WTP Muka Kuning Batam


DEFINISI INTAKE
Intake adalah bangunan penangkap air dari sumber air baku
yang berasal dari mata air, air tanah, air permukaan (sungai atau
danau). Intake memiliki beberapa fungsi, sebagai berikut :

1. Mengumpulkan air baku dari sumber untuk menjaga kuantitas


debit air yang dibutuhkan oleh instalasi.
2. Menyaring benda-benda kasar dengan menggunakan bar
screen.
3. Mengambil air baku yang sesuai dengan debit yang
diperlukan oleh instalasi pengolahan yang direncanakan untuk
menjaga konstinuitas penyedian atau pengambilan air dari
sumber.
LANGKAH-LANGKAH
PERNCANAAN INTAKE
1. Menganalisis Kontinuitas/Ketersediaan Air
• Debit andalan
• Debit terendah (Pasang/Surut)
2. Menganalisis Kualitas Air Untuk mengetahui kualitas air
• Kekeruhan dan TDS
• Warna
• pH
• Unsur-unsur lain mengacu ke PP No 82/2000 tentang Kualitas Air dan Pengendalian
Pencemaran Air
3. Menganalisis Letak dan Jenis Intake
• Ketinggian tanah yang merupakan faktor utama artinya sehubungan dengan sistem pengaliran air
baku.
• Dekatnya dengan daerah pelayanan
• Intake dibangun pada tempat yang aman, arus aliran tidak terlalu besar, pada daerah sungai yang
landai dan lurus, sehingga faktor keamanan bangunan intake terjamin dan sungai dapat dijaga
kesinambungannya
• Intake harus dibuat dengan mempertimbangkan peningkatan debit di masa yang akan datang.
4. Tahap Perencanaan Teknis Sistem Intake
YANG DILAKUKAN UNTUK
MENENTUKAN INTAKE
Intake atau bangunan penyadap air dimaksudkan untuk menyuplai
air dari sumber menuju instalasi pengolahan air.
Oleh sebab itu, bangunan penyadap air harus diletakkan pada
tempat yang mudah untuk mengalirkan air, dan didesain untuk mudah
menyuplai air yang dibutuhkan sesuai dengan kebutuhan (Kawamura,
1991).

Intake dapat dilokasikan pada sungai, danau, atau di reservoir atau


didesain untuk air tanah atau mata air. Sebelum melokasikan intake,
beberapa studi yangharus diperhatikan : kebutuhan air, kualitas
sumber air, kondisi iklim, dan fluktuasi dari sumber.
JENIS-JENIS INTAKE
Jenis-jenis intake, yaitu :
1. Direct Intake
2. Canal Intake
3. Dam Intake (Bendungan Intake)
4. Tower Intake
5. Shore Intake
a) Siphon Well Intake
b) Suspended Intake
c) Floating Intake
6. Crib Intake
7. Sumur Bor
JENIS-JENIS INTAKE
1. Direct intake (langsung)
adalah intake yang sumber airnya berasal
dari sumber air yang dalam seperti sungai
dan danau. Intake jenis ini memerlukan
tanggul untuk mencegah tanah agar
mengalami erosi dan sedimentasi.
Keuntungan dari intake jenis ini yaitu
biaya konstruksi lebih murah dari jenis
intake yang lain

2. Canal intake
adalah intake yang sumber airnya diambil
dari kanal, ruangan yang terbuat dari batu
dengan lubang dibangun di pinggiran
kanal. Lubang tersebut dilengkapi dengan
saringan kasar
JENIS-JENIS INTAKE
3. Intake Bendungan
Intake jenis ini digunakan untuk
menaikkan ketinggian muka air sungai
sehingga tinggi muka air yang
direncanakan memungkinkan konstannya
debit pengambilan air. Intake bendungan
dapat digunakan untuk pengambilan air
dalam jumlah besar dan dapat mengatasi
fluktuasi muka air.

4. Tower Intake
Tower intake digunakan untuk air baku
yang diambil dari danau, baik yang
alamiah maupun buatan (beton). Tower
intake terletak pada bagian pelimpahan
atau dekat isi bendungan. Pondasi menara
(tower) terpisah dari bendungan dan
dibangun pada bagian hulu. Menara
terdiri atas beberapa inlet yang terletak
pada ketinggian yang ber0ariasi untuk
mengantisipasi fluktuasi tinggi muka air.
JENIS-JENIS INTAKE
5. Shore Intake
Shore intake memiliki variasi bentuk yang tergantung kepada situasi lapangan, dan
biasanya terletak di pinggiran sungai.
Shore intake terbagi atas 3 jenis, yakni siphon well intake, suspended intake dan
floating intake. berikut uraian masing-masing jenis shore intake.

5.A Siphon Well Intake 5.B Suspended Intake 5.C Floating Intake
memiliki karakteristik Struktur intake yang ringkas
ciri khas dari intake ini adalah
tersendiri yakni pipa hisap diletakkan di atas sebuah
memiliki saluran air masuk ke
dibenamkan ke dalam sumber pelampung yang terapung
bangunan intake berupa
air tanpa menggunakan dan bergerak naik turun
pipa, sehingga tekanan air
bangunan pelindung dan mengikuti fluktuasi muka air
yang berfluktuasi tidak
memberi pengaruh pada langsung tercampur dengan
interior intake aliran sumber air
JENIS-JENIS INTAKE
6. Crib intake
Struktur intake dibuat terbenam di dasar
sungai dengan kedalaman besar dari 3
meter dari permukaan air. Lokasi dipilih
dengan resiko terkecil terhadap
kemungkinan hanyut oleh arus sungai.

7. Sumur Bor

Intake Digunakan untuk bangunan


penangkap dengan sumber air yang tidak
terlalu dalam dan memiliki lapisan aquifer
tanah. biasa digunakan untuk bangunan
penangkap air untuk air tanah.
INTAKE DENGAN JEMBATAN
INTAKE DENGAN BENDUNG
PINTU AIR

Intake Dam Duriangkang, Batam


PINTU AIR

➢ Pintu air digunakan untuk mengatur aliran air dari


sumber air baku ke saluran intake sehingga diperoleh
debit pengaliran yang diinginkan.
➢ Pengaturan aliran air ini juga dilakukan pada saat
pemeliharaan (pembersihan dan perbaikan).
PINTU AIR (Cont)
SARINGAN /
SCREENING
1. SARINGAN / SCREENING
Penyaringan dimaksudkan untuk menyisihkan sampah–sampah
besar serta materi–materi yang lebih kecil. Ukuran saringan ini
bervariasi tergantung pada besarnya materi yang ingin yang
dipisahkan.

Sesuai dengan tujuannya saringan dibagi dua yaitu :


a. Saringan Kasar
b. Saringan Halus
a. SARINGAN KASAR

Bertujuan untuk memisahkan sampah besar yang mengambang dan


terapung, misalnya batang-batang dan cabang-cabang kayu yang
mungkin ada di tempat penyadapan, terutama di sungai-sungai.

Terdiri dari batang-batang yang berjarak kira-kira 0,75 hingga 2


inchi.

Saringan ini bisa dibersihkan secara manual dan mekanikal. Analisa


yang diperlukan dalam perencanaan saringan kasar yaitu
menentukan kehilangan tekanan (head loss) selama air melewati kisi
saringan
a. SARINGAN KASAR

Krischoer merumuskannya sebagai berikut :

H1 = β . (w/b)4/3 .hv .sin θ,

dimana :
H1 = head loss (m)
w = lebar kisi (m)
b = jarak antar kisi (m)
hv = tinggi kecepatan V2/2g
θ = kemiringan kisi (˚)
β = faktor bentuk
FAKTOR BENTUK SARINGAN KASAR
Faktor
Bentuk kisi
Bentuk
Persegi panjang dengan sudut tajam 2.42

Persegi panjang dengan pembulatan di depan 1.83

Persegi panjang dengan pembulatan di depan 1.67


dan belakang 1.79
Lingkaran
b. SARINGAN MIKRO
• Bertujuan untuk menyaring partikel-partikel halus.
• Saringan ini dibuat dalam bentuk drum yang ditutup
dengan saringan jala halus yang ditunjang oleh suatu
jala kasar sebagai penguat.
• Lubang-lubang saringan bervariasi antara kira-kira 23
hingga 65 mikron.
• Air yang berisi bahan-bahan halus disalurkan ke bagian
dalam drum tersebut, kemudian air yang telah tersaring
dikumpulkan dari luarnya.
• Karena penyumbatan saluran terjadi dengan cepat maka
jala harus dicuci secara terus menerus dengan
semprotan air bertekanan tinggi.
b. SARINGAN MIKRO

Saringan Mikro Dibuat dalam bentuk :

2-5 cm, terbuat dari besi tahan karat


Screening merupakan awal proses fisik pengolahan air
2. GRIT CHAMBER

➢ Grit atau pasir yang halus terdiri dari kombinasi


lumpur, pasir, kerikil dan bahan-bahan yang kasar
➢ Grit chamber direncanakan untuk tank sedimentasi
yang bertujuan untuk menyaring partikel-partikel pasir
kasar dengan menggunakan prinsip gravitasi
➢ Grit chamber ini sebisa mungkin diletakkan dekat
dengan bangunan intake
➢ Grit chamber akan melindungi perlengkapan mekanis
dan pompa dari abrasi, mencegah penyumbatan
pompa oleh endapan dalam saluran dan mencegah
akumulasi material masuk dalam unit pengolahan
selanjutnya.
2. GRIT CHAMBER (Cont)

Empat pertimbangan dasar dalam mendesain grit


chamber, yaitu :
➢ lokasi dari tank
➢ banyaknya tank yang dibutuhkan
➢ bentuk masing-masing tank
➢ ukuran dari grit untuk partikel yang akan
dihilangkan
2. GRIT CHAMBER (Cont)

Desain kriteria untuk grit chamber


Jumlah tank : dua tank
Kedalaman air : 3-4 m dengan grit removal
3.5-5 m tanpa grit removal
Perbandingan panjang dan lebar : minimum 4 :1
Perbandingan kedalaman dan lebar: minimum 6 : 1
Kecepatan aliran : 3-5 m/min
Waktu detensi : 6-15 min
Beban permukaan : 10-25 m/h
GRIT CHAMBER (Cont)

Koefisien Kekasaran
Manning (n) untuk struktur
bangunan beton = 0,013
(Triadmodjo, 1995)
GRIT CHAMBER (Cont)
KRITERIA DESAIN GRIT CHAMBER AIR BERSIH
BAK
PENGUMPUL
BAK PENGUMPUL
POMPA INTAKE
POMPA INTAKE
:
1. Pompa air baku bisa dipilih dari jenis aliran axial, aliran campuran (mixed flow),
centriofugal yang tidak mudah tersumbat (non clogging);
2. Bila menggunakan pompa centrifugal harus memperhitungkan jarak dari sumbu
pompa terhadap muka air terendah harus lebih kecil dari NPSH yang tersedia
(net positif suction head).
3. Pompa air baku sampai head 30 m harus mempunyai impeller tunggal (single
stage);
4. Bearing pompa menggunakan pelumas (lubrication air);
5. Elektromotor yang dapat dipakai dalam air dengan ketentuan sebagai berikut
itu :
(a) Dapat dioperasikan dengan daya yang tersedia 220/380 volt, 3 phase, 50
Hz;
(b) Pole : 2 atau 4 pole;

(c) Putaran maksimal 2900 rpm.;

(d) Mesin listrik minimal 5 HP dengan starting sistern Start Delta dan mampu
bekerja selama 15 jam per hari dengan suhu lingkungan (ambient temperatur
) 50º C.
SNI 6773:2008
POMPA INTAKE
Perlengkapan pompa air baku terdiri atas:

(a) Satu set pressure gauge, 0,50 kg/cm2;


(b) Perlengkapan pompa air baku ada 2 tipe yaitu:
(1) Tipe 1, pompa air baku dilengkapi dengan rantai dan pipa discharge
flexible lengkap dengan fitting untuk sambungan ke pipa tranmisi air
baku;
(2) Tipe 2, pompa air baku dengan jenis pompa benam (submerbsible)
dilengkapi dengan sistem guiding bar dan pipa untuk discharge
lengkap dengan fitting dan bend 90º medium untuk sambungan ke pipa
tranmisi air baku;
(c) Harus menyediakan kabel khusus pompa submersible yang sesuai dengan
uluran dan daya motor pompa terpasang. Bila memerlukan penyambungan
dalam air , harus diberi isolasi khusus.

SNI 6773:2008
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai