(INTAKE)
PENDAHULUAN :
Unit bangunan penyadap air merupakan awal yang menentukan
keberlangsungan sistem penyediaan air bersih sebab apabila bagian
ini tidak berfungsi dengan baik, maka keseluruhan sistem akan
terganggu. Kontinuitas dan kuantitas akan terhambat, sementara
kualitas air awal tidak akan terjaga bila unit ini kurang optimal.
Sistem penyediaan air terdiri dari bagian-bagian yang terintegrasi
berdasarkan kualitas air baku yang hendak diproses. Pada prinsipnya
sistem penyediaan air terdiri dari :
1. Sarana penyadap air baku
2. Instalasi pengolahan air (IPA)
3. Penampungan air hasil olahan ( Reservoir air bersih)
4. Distribusi air ( Distribution Network )
Fungsi dari unit penyadap air adalah menyediakan air baku secara
terus menerus untuk memenuhi 3 (tiga ) faktor penting yang harus
dipenuhi oleh sistem penyediaan air
2. Mekanik :
a. Pompa
b. Pipa transmisi
3. Elektrik :
a. Sumber daya listrik
b. Panel
I
2.1.
Gambaran Umum
Dalam upaya memenuhi kebutuhan air bersih, langkah awal yang
terpenting adalah menentukan sumber air baku yang sesuai dengan
peruntukannya. Sehingga dapat segera diketahui tindakan selanjutnya
untuk menentukan jenis pengolahan yang diperlukan.
Pada dasarnya sumber air baku yang dapat diambil dari:
1. air langit
2. air tanah
3. air permukaan
Sistem penyadap air secara lengkap terdiri dari 3 (tiga) bagian besar,
yaitu:
Konstruksi
Mekanik
Elektrik
Kriteria Penyadapan
Lokasi dan perencanaan pekerjaan penyadapan dipengaruhi oleh
beberapa
faktor,
dan
karena
itu
perencanaannya
harus
besarnya
fluktuasi
c.
d.
e.
f.
g.
h.
Penempatan
ruang
yang
cukup
untuk
pembersihan
dan
perawatan peralatan.
i.
j.
Jika
pengolahan
kimia
dapat
dilakukan
pada
pekerjaan
Kondisi iklim
Bangunan Penyadap air dari mata air sering dikenal dengan istilah
bronkaptering. Bangunan penyadap air dari mata air ini umumnya
terbuat dari pasangan batu atau pasangan beton. Sedangkan
bentuknya disesuaikan dengan jenis dan keadaan sekitar mata air
tersebut, misalnya bangunan penyadap air dari mata air yang keluar
dari rekahan batu pada tebing berbeda dengan bangunan penyadap
air dari mata air yang keluar dari tanah yang datar.
bentuknya
berbeda-beda,
pada
dasarnya
bangunan
penyadap air dari mata air terdiri dari 2 (dua) bagian utama, yaitu:
Bagian penangkapan/pengumpulan air;
Bagian/ruang perpipaan.
Adapun perlengkapan yang biasanya dipasang pada bangunan
penyadap air ini terdiri dari:
Pipa air keluar (outlet) :
Pipa ini digunakan untuk mengalirkan air keluar dari bangunan
penyadap
air
tidak
melebihi
tinggi
maksimum
yang
direncanakan.
MANHOLE
tangga
V-NOTCH
PIPA PELUAP
PIPA OUTLET
dan
sekitarnya
sehingga
dapat
mengganggu keamanan
bangunan.
Penempatan bangunan ini umumnya pada titik lokasi yang tepat pada
aliran sungai dimana kandungan endapannya paling sedikit. Pada
sungai yang memiliki kualitas air baku kurang baik umumnya intake
harus dilengkapi dengan fasilitas menyaring sampah kasar/partikel
kasar seperti kayu, lumut, plastik dll.
Telah disebutkan bahwa secara operasional inti dari pekerjaan
penyadapan air adalah perpompaan, jadi untuk setiap jenis sistem
penyadapan, hubungan erat antara pekerjaan penyadapan dan
pemompaan air baku harus menjadi bahan pertimbangan utama.
Pekerjaan
penyadapan
dan
stasiun
perpompaan
seringkali
10
2. Pintu air :
Pintu air ini digunakan untuk sistem yang menggunakan saluran
dimana pintu air ini digunakan sebagai alat untuk mengatur debit
air yang masuk/keluar saluran. Pintu ini juga biasanya dilengkapi
dengan pembacaan elevasi air.
3. Pompa :
Digunakan untuk menaikan dan mengalirkan air.
Pompa yang digunakan adalah jenis pompa benam (pompa
submersible) yang dipasang di dalam air, atau
pompa yang
PIPA TRANSMISI
PINTU AIR
Muka Air
Maksimum
Muka Air Minimum
SCREEN
POMPA
SUBMERSIBLE
Intake bebas
Bangunan penyadap air baku yang dibangun pada pinggir badan
air ( sunggai, danau, waduk ) yang memiliki debit air yang relatif
besar dan tetap. Bangunan ini dilengkapi dengan screen dan
pengeruk sampah.
12
13
15
16
(2)
POMPA
BENDUNG
Direct Intake
Intake yang langsung dipompa dari badan sungai melalui pipa
tanpa penampungan. Ujung pipa pada intake ini harus dilengkapi
screen
untuk
diperhitungkan
menyaring
supaya
kotoran.
sampah
Ukuran
yang
screen
harus
tersangkut
tidak
19
Intake Crib
Intake yang dibangun di dasar sungai dengan kapasitas kecil
dengan tingkat sedimentasi kecil. Intake Crib berbentuk kotak
(bak) atau silinder yang terbuat dari beton bertulang dan
penguat kayu untuk menahan laju aliran sungai sehingga air
didalam bak intake tenang. Air masuk melalui celah kayu
penguat lubang-lubang di sekeliling crib. Intake ini tidak boleh
terkubur tanah/endapan dan dijaga dari penggerusan.
Intake Level
Bangunan penyadap menggunakan pipa sadap yang fleksibel
terhadap level air. Intake ini sangat fleksibel terhadap fluktuasi
level air. Sehingga posisi ujung inlet selalu terendam air dengan
tetap menjaga posisi inlet tetap diatas dasar sungai pada level
terendah. Jenis intake level adalah :
a. Intake Ponton
Bangunan penyadap air baku yang diletakkan di badan sungai
dengan memanfaatkan pelampung ( drum, dan sejenisnya )
sehingga ujung inlet tetap terendam air hingga level
minimum.
21
22
Intake menara
Bangunan penyadap air baku berupa menara di badan sungai
yang dilengkapi dengan jembatan penghubung. Intake menara
dibuat untuk badan air dengan fluktuasi level air yang besar.
Pada level minimal, ketinggian air sangat rendah sehingga
memerlukan pendalaman dasar sungai di bawah menara.
23
24
25
(7)
27
Standar
The Jetting
29
pipa
yang
dihubungkan
dengan
pompa
untuk
mengalirkan/menaikkan air.
Pipa penyalur terdiri dari :
Pipa pelepas (discharge).
Pipa penghisap air/pipa air masuk, yang dilengkapi
dengan saringan..
Pipa benam yang dilengkapi dengan kabel tenaga
(power cable).
3. Elektroda pengatur operasi pompa secara otomatis.
Elektroda ini digunakan untuk mencegah agar pompa selalu
dibawah permukaan air.
4. Manometer:
Digunakan untuk mengukur tekanan air.
5. Katup pencegah aliran balik.
6. Katup pengatur aliran air keluar.
7. Katup udara otomatis:
Digunakan untuk mengeluarkan udara dari dalam sumur,
karena udara dalam sumur ini dapat menghambat aliran air.
8. Penutup sumur:
Untuk mencegah kontaminasi dari luar.
9. Lubang pemeriksaan tinggi muka air.
30
31
II
3.1.
menghanyutkan
sampah
maupun
sedimen
lebih
banyak
33
air
Membersihkan
kotoran
berupa
lumpur,
lumut/algae
yang
34
dinding
penyekat
(baffle)
dari
gangguan
hasil
pemeriksaan
debit,
direncanakan
untuk
35
Pemeliharaan bak pengumpul meliputi pemeliharaan terhadap gangguangangguan yang menggangu sistem aliran, seperti :
b.
c.
d.
e.
Pompa Submersible :
a. Menjalankan Pompa :
Tutup katup kempa ( sluice value) pada pipa tekan
Tekan saklar ON
dengan normal.
Periksa putaran pompa :
Putaran benar bila tekanan pada katup kempa tertutup
rapat, berada pada tekanan tertinggi.
Putaran terbalik tekanan pada katup kempa tidak
mencapai tekanan yang seharusnya.
b. Menghentikan pompa :
Tutup katup kempa
Tekan saklar OFF pada panel listrik pompa maka pompa akan
berhenti bekerja.
37
(2)
Pompa Non-submersible :
a. Menghidupkan pompa :
Periksa katup kempa pada pipa tekan (sluice valve) tertutup.
Bila perlu lakukan pancingan terhadap pompa.
Tekan saklar On pada panel listrik
untuk menghidupkan
pompa.
Sebelum pompa dioperasikan secara terus menerus, maka
lakukan hal hal seperti berikut :
untuk
jika timbul
38
terhadap bantalan,
C.
Voltase
Setelah pompa dioperasikan perlu di periksa apakah alatalat ukur berfungsi dengan baik atau tidak.
yang
dipompakan
tiba-tiba
berkurang
banyak,
39
3.5.
sarana
penyadap
air
secara
menyeluruh
harus
dilakukan, karena jika sarana ini tidak terpelihara dengan baik akan
mempengaruhi
kinerja
lainnya
dalam
sistem
penyediaan
air
pencegahan terhadap
FREKUENSI
Membersihkan kisi-kisi saringan kasar dari sampahsampah dan membuang sampah ke tempat sampah.
1 x / hari
1x / minggu
1x / bulan
1x / 2 bulan
1x / bulan
1x / 3 bulan
Tidak terjadwal
1x / 1 tahun
Tidak terjadwal
40