Anda di halaman 1dari 42

LAPORAN PENDUKUNG

RENCANA OPERASI DAN PEMELIHARAAN


Sertifikasi Desain Bendungan Ciawi dan Bendungan Sukamahi (Lanjutan)

BAB III
OPERASI WADUK

3.1

UMUM
Bendungan Ciawi dan Bendungan Sukamahi direncanakan sebagai pengendali
banjir Sungai Ciliwung. Kendala utama dalam pengendalian banjir adalah volume
tampungan ke dua bendungan yang relatif kecil. Reduksi banjir dengan
memanfaatkan tampungan di atas pelimpah seperti bendungan pada umumnya
tidak mungkin dilakukan, karena reduksi banjir yang dihasilkan akan sangat kecil.
Dengan alasan di atas maka dilakukan rekayasa operasi dengan menerapkan
konsep dry dam, dimana pada saat awal musim hujan, elevasi muka air waduk
diatur berada pada elevasi yang rendah sehingga pada awal banjir, debit banjir
mengalir secara bebas melalui terowongan.

3.2

KONSEP PENGENDALIAN BANJIR


Mengingat kebutuhan untuk reduksi banjir, maka dibuat konsep pengendalian pada
Bendungan Ciawi dan Sukamahi sebagai berikut :
1) Merubah pola aliran sungai yang dalam kondisi existing mengalir melalui alur
sungai alam dengan lebar rata-rata dasar sungai 13-15 m, menjadi aliran yang
terkontrol dengan membuat bendungan dimana air dialirkan melalui
terowongan.
2) Akibat dari sistem tersebut, maka kapasitas pengeluaran yang melalui
terowongan akan lebih kecil dibanding dengan sungai alam, sehingga air yang
mengalir ke hilir sampai Bendungan Katulampa juga lebih kecil.
3) Fungsi bendungan dalam kondisi di atas adalah menahan elevasi muka air yang
naik akibat debit out flow melalui terowongan lebih kecil dibanding debit inflow
4) Bendungan dilengkapi dengan pelimpah, sehingga apabila debit banjir yang
terjadi cukup besar, maka muka air waduk naik dan air mengalir melalui
pelimpah. Debit yang keluar ke hilir bendungan adalah debit total yang mengalir
melalui terowongan dan melalui pelimpah.
5) Untuk keamanan bendungan, maka tinggi bendungan ditentukan berdasarkan
penelusuran banjir debit periode ulang 1000 tahun dan debit dikontrol dengan
debit PMF.

III - 1

LAPORAN PENDUKUNG
RENCANA OPERASI DAN PEMELIHARAAN
Sertifikasi Desain Bendungan Ciawi dan Bendungan Sukamahi (Lanjutan)

Kondisi Aliran Sungai :


1) Kondisi 1 :
Untuk debit aliran rendah dengan debit aliran sungai lebih kecil dari kapasitas
terowongan, maka tinggi air di muka terowongan lebih rendah atau sampai
sama dengan tinggi terowongan. Air akan mengalir dengan kondisi bebas di
dalam terowongan.
2) Kondisi 2
Terjadi debit banjir yang melampui kapasitas terowongan, air akan naik tetapi
masih di bawah elevasi mercu pelimpah. Air seluruhnya mengalir melalui
terowongan dengan kondisi tekan.
3) Kondisi 3
Terjadi debit banjir yang melampui kapasitas terowongan, air akan naik dan
melampaui elevasi mercu pelimpah. Air mengalir melalui terowongan dengan
kondisi tekan dan melimpas melalui mercu pelimpah.

Gambar 3.1. Konsep Pengendalian Banjir Bendungan Ciawi


dan Bendungan Sukamahi

III - 2

LAPORAN PENDUKUNG
RENCANA OPERASI DAN PEMELIHARAAN
Sertifikasi Desain Bendungan Ciawi dan Bendungan Sukamahi (Lanjutan)

3.3

DEBIT RENCANA PENGENDALIAN BANJIR

3.3.1

Data Teknis Operasi Pengendalian Banjir Bendungan Ciawi dan Bendungan


Sukamahi
Bendungan Ciawi
-

Elevasi Pelimpah

= + 546,75 m

Lebar Pelimpah

Elevasi Puncak Bendungan

= + 551

Batas Elevasi MAW max

= + 550.25 m

Elevasi dasar Terowongan

= + 511

Diameter Terowongan

4,20

Panjang Terowongan

487,00 m

Tampungan efektif max

6,55

62

m
m

juta m3

Bendungan Sukamahi

3.3.2

Elevasi Pelimpah

= + 596,75 m

Lebar Pelimpah

Elevasi Puncak Bendungan

= + 601

Batas Elevasi MAW max

= + 600.25 m

Elevasi dasar Terowongan

= + 565

Diameter Pengontrol Terowongan

1,6

Panjang Terowongan

366,00 m

15

m
m

Kapasitas Terowongan
1.

Terowongan Ciawi
Bangunan terowongan Ciawi mempunyai diameter 4,20 m dengan bentuk tapal
kuda. Kapasitas terowongan Bendungan Ciawi dengan berbagai elevasi muka
air disajikan pada Gambar 3.2

2.

Terowongan Sukamahi
Bangunan terowongan Sukamahi Ciawi mempunyai diameter 3 m dengan
bentuk tapal kuda. Mengingat debit banjir pada Bendungan Sukamahi relatif
kecil dan agar terjadi reduksi, maka pada mulut terowongan diameter diperkecil
menjadi 1,6 m. kapasitas terowongan Bendungan Sukamahi dengan variasi
tinggi muka air di hulu bendungan seperti disajikan pada Gambar 3.3.

III - 3

LAPORAN PENDUKUNG
RENCANA OPERASI DAN PEMELIHARAAN
Sertifikasi Desain Bendungan Ciawi dan Bendungan Sukamahi (Lanjutan)

Gambar 3.2. Kapasitas Debit Terowongan Bendungan Ciawi

Gambar 3.3. Kapasitas Debit Terowongan Bendungan Sukamahi


3.3.3

Analisis Pengendalian Banjir Pada Bendungan Ciawi dan Sukamahi


Seperti di jelaskan di atas, bahwa Bendungan Ciawi dan Sukamahi direcanakan
sebagai pengendalian banjir. Agar reduksi banjir optimal, maka pada awal bair,
muka Air Waduk harus dalam kondisi rendah, dimana air mengalir bebas lewat
terowongan.

III - 4

LAPORAN PENDUKUNG
RENCANA OPERASI DAN PEMELIHARAAN
Sertifikasi Desain Bendungan Ciawi dan Bendungan Sukamahi (Lanjutan)

1.

Penelusuran Banjir Bendungan Ciawi, Kondisi Bukaan Penuh


Hasil Perhitungan penelusuran banjir untuk banjir periode ulang 2 th, 5 th, 10
th, 20 th, 25 tahun, 50 tahun, 100 th dan Q pmf pada Bendungan Ciawi kondisi
terowongan terbuka penuh seperti disajikan pada gambar berikut.

Gambar 3.4. Penelusuran Banjir Debit Periode Ulang 2 tahun


pada Bendungan Ciawi

III - 5

LAPORAN PENDUKUNG
RENCANA OPERASI DAN PEMELIHARAAN
Sertifikasi Desain Bendungan Ciawi dan Bendungan Sukamahi (Lanjutan)

Gambar 3.5. Penelusuran Banjir Debit Periode Ulang 5 tahun


pada Bendungan Ciawi

Gambar 3.6. Penelusuran Banjir Debit Periode Ulang 10 tahun


pada Bendungan Ciawi

III - 6

LAPORAN PENDUKUNG
RENCANA OPERASI DAN PEMELIHARAAN
Sertifikasi Desain Bendungan Ciawi dan Bendungan Sukamahi (Lanjutan)

Gambar 3.7. Penelusuran Banjir Debit Periode Ulang 25 tahun


pada Bendungan Ciawi

Gambar 3.8. Penelusuran Banjir Debit Periode Ulang 50 tahun


pada Bendungan Ciawi

III - 7

LAPORAN PENDUKUNG
RENCANA OPERASI DAN PEMELIHARAAN
Sertifikasi Desain Bendungan Ciawi dan Bendungan Sukamahi (Lanjutan)

Gambar 3.9. Penelusuran Banjir Debit Periode Ulang 100 tahun


pada Bendungan Ciawi

Gambar 3.10. Penelusuran Banjir Debit Periode Ulang 1000 tahun


pada Bendungan Ciawi

III - 8

LAPORAN PENDUKUNG
RENCANA OPERASI DAN PEMELIHARAAN
Sertifikasi Desain Bendungan Ciawi dan Bendungan Sukamahi (Lanjutan)

Gambar 3.11. Penelusuran Banjir Debit Periode Ulang PMF


pada Bendungan Ciawi
2. Penelusuran Banjir Bendungan Sukamahi
Hasil analisis penelusuran banjir pada banjir periode ulang 2 th, 5 th, 10 th, 20
th, 25 th, 50 th, 100 th dan Q pmf, kondisi terowongan terbuka seperti gambar
berikut.

III - 9

LAPORAN PENDUKUNG
RENCANA OPERASI DAN PEMELIHARAAN
Sertifikasi Desain Bendungan Ciawi dan Bendungan Sukamahi (Lanjutan)

Gambar 3.12. Penelusuran Banjir Periode Ulang 2 tahun


pada Bendungan Sukamahi

Gambar 3.13. Penelusuran Banjir Periode Ulang 5 tahun


pada Bendungan Sukamahi

III - 10

LAPORAN PENDUKUNG
RENCANA OPERASI DAN PEMELIHARAAN
Sertifikasi Desain Bendungan Ciawi dan Bendungan Sukamahi (Lanjutan)

Gambar 3.14. Penelusuran Banjir Periode Ulang 10 tahun


pada Bendungan Sukamahi

Gambar 3.15. Penelusuran Banjir Periode Ulang 25 tahun


pada Bendungan Sukamahi

III - 11

LAPORAN PENDUKUNG
RENCANA OPERASI DAN PEMELIHARAAN
Sertifikasi Desain Bendungan Ciawi dan Bendungan Sukamahi (Lanjutan)

Gambar 3.16. Penelusuran Banjir Periode Ulang 50 tahun


pada Bendungan Sukamahi

Gambar 3.17. Penelusuran Banjir Periode Ulang 100 tahun


pada Bendungan Sukamahi

III - 12

LAPORAN PENDUKUNG
RENCANA OPERASI DAN PEMELIHARAAN
Sertifikasi Desain Bendungan Ciawi dan Bendungan Sukamahi (Lanjutan)

Gambar 3.18. Penelusuran Banjir Periode Ulang 1000 tahun


pada Bendungan Sukamahi

Gambar 3.19. Penelusuran Banjir Q PMF


pada Bendungan Sukamahi

III - 13

LAPORAN PENDUKUNG
RENCANA OPERASI DAN PEMELIHARAAN
Sertifikasi Desain Bendungan Ciawi dan Bendungan Sukamahi (Lanjutan)

Tabel III-1. Rekapitulasi Hasil Penelusuran Banjir Melalui Terowongan Pada


Bendungan Ciawi dan Bendungan Sukamahi

No

1
2
3
4
5
6
7
8

Periode

2 th
5 th
10 th
25 th
50 th
100 th
1000 th
PMF

Bendungan Ciawi
Outflow
Reduksi
Ciawi
Puncak
(m3/dt)
(m3/dt)
(m3/dt)
Inflow

184.70
242.87
281.60
330.72
365.00
403.60
524.10
1,242.96

162.38
198.70
218.48
239.36
253.25
340.42
519.33
1,227.04

22.33
44.17
63.12
91.36
111.75
63.18
4.77
15.92

Bendungan Sukamahi
reduksi
Outflow
Max
Puncak
(m3/dt)
(m3/dt)
(m3/dt)
Inflow

30.36
38.80
44.42
51.54
56.52
62.12
79.60
253.97

25.75
31.60
35.00
38.73
41.05
43.52
73.87
250.89

4.61
7.20
9.42
12.82
15.47
18.60
5.73
3.08

Pergeseran Puncak Banjir


Bendungan

Bendungan

Ciawi
Jam

Sukamahi
Jam

1.50
3.00
3.50
4.00
4.00
3.00
0.50
-

3.50
4.00
4.00
4.50
4.50
4.50
2.00
-

3.3.4 Reduksi Banjir Pada Bendung Katulampa


Bendungan Ciawi dan Bendungan Sukamahi direncanakan untuk reduksi banjir.
Mengingat Bendung Katulampa selama ini dipakai untuk peringatan dini, maka
dalam pekerjaan ini reduksi banjir di Bendung Katulampa juga dipakai sebagai
acuan.
Disamping dari Bendungan Ciawi dan Bendungan Sukamahi, aliran sungai yang
masuk ke Bendung Katulampa adalah dari Sungai Ciesek dan Sungai Ciseuseupan
dan beberapa anak sungai kecil di hilir sungai Ciesek.
Untuk menghitung Banjir di Bendung Katulampa dilakukan penelusuran banjir, yaitu
debit outflow dari Bendungan Ciawi dan Bendungan Sukamahi ditambah dengan
debit banjir dari Sungai Ciesek dan Sungai Ciseuseupan serta debit lateral di hilir
Sungai Ciesek.
Hasil perhitungan debit banjir di Bendung Katulampa untuk debit periode ulang 25
tahun, 50 tahun dan 100 tahun disajikan pada gambar berikut .

Gambar 3.20. Perubahan Debit Periode Ulang 25 tahun, pada Bendung


Katulampa, akibat adanya Bendungan Ciawi dan Bendungan Sukamahi

III - 14

LAPORAN PENDUKUNG
RENCANA OPERASI DAN PEMELIHARAAN
Sertifikasi Desain Bendungan Ciawi dan Bendungan Sukamahi (Lanjutan)

Gambar 3.21. Perubahan Debit Periode Ulang 50 tahun, pada Bendung


Katulampa, akibat adanya Bendungan Ciawi dan Bendungan Sukamahi

Gambar 3.22. Perubahan Debit Periode Ulang 100 tahun, pada Bendung
Katulampa, akibat adanya Bendungan Ciawi dan Bendungan Sukamahi

III - 15

LAPORAN PENDUKUNG
RENCANA OPERASI DAN PEMELIHARAAN
Sertifikasi Desain Bendungan Ciawi dan Bendungan Sukamahi (Lanjutan)

3.3.5 Reduksi Banjir pada Bendung Manggarai


Perubahan hidrograf banjir pada Bendung Manggarai disajikan pada gambar berikut

Gambar 3.23. Perubahan Debit Periode Ulang 25 tahun, pada Bendung


Manggarai, akibat adanya Bendungan Ciawi dan Bendungan Sukamahi

Gambar 3.24. Perubahan Debit Periode Ulang 50 tahun, pada Bendung


Manggarai, akibat adanya Bendungan Ciawi dan Bendungan Sukamahi

III - 16

LAPORAN PENDUKUNG
RENCANA OPERASI DAN PEMELIHARAAN
Sertifikasi Desain Bendungan Ciawi dan Bendungan Sukamahi (Lanjutan)

Gambar 3.25. Perubahan Debit Periode Ulang 100 tahun, pada Bendung
Manggarai, akibat adanya Bendungan Ciawi dan Bendungan Sukamahi

III - 17

LAPORAN PENDUKUNG
RENCANA OPERASI DAN PEMELIHARAAN
Sertifikasi Desain Bendungan Ciawi dan Bendungan Sukamahi (Lanjutan)

Tabel III-2. Rekapitulasi Hasil Penelusuran Banjir pada Bendung Katulampa


dan Bendung Manggarai, akibat adanya Bendungan Ciawi dan
Bendungan Sukamahi

III - 18

LAPORAN PENDUKUNG
RENCANA OPERASI DAN PEMELIHARAAN
Sertifikasi Desain Bendungan Ciawi dan Bendungan Sukamahi (Lanjutan)

3.4

RENCANA OPERASI PENGENDALIAN BANJIR BENDUNGAN CIAWI DAN


BENDUNGAN SUKAMAHI
Untuk membuat rencana operasi pengendalian banjir Bendungan Ciawi dan
Bendungan Sukamahi maka beberapa hal yang perlu diperhatikan adalah :
1. Kondisi Existing
2. Pola Banjir di Sungai Ciliwung Hulu
3. Kejadian Banjir di Bendung Katulampa
4. Frekuensi terjadinya banjir

3.4.1 Kondisi Eksisting


Operasi Banjir kondisi eksisting di hulu Sungai Ciliwung sampai saat ini belum ada.
Pada saat ini yang dipakai sebagai acuan akan adanya banjir di hilir Sungai
Ciliwung adalah tinggi air di Bendung Katulampa. Batasan yang dipakai sebagai
acuan peringatan dini untuk banjir adalah:
Tabel III-3. Batasan Kondisi Siaga Banjir Bendung katulampa
Kondisi
Normal
Siaga III
Siaga II
Siaga I

Tinggi Air
H (cm)
< 80
80 - 150
150 - 200
> 200

Debit
Q (m3/dt)
< 90
90 - 276
276 - 442
> 442

Batasan siaga di Bendung Katulampa nantinya juga akan dipakai sebagai acuan
dalam rencana sistem operasi Bendungan Ciawi dan Sukamahi.
3.4.2 Kejadian Banjir di Bendung Katulampa
Berdasarkan data jam-jaman pada AWLR Katulampa dan AWLR Cibogo pada
periode 2004 - 2013, maka kejadian banjir pada Bendungan Ciawi dan Bendungan
Sukamahi dapat dilihat pada Tabel III-4. Dari Data tersebut bahwa kejadian banjir
terbesar terjadi pada antara Bulan November sampai dengan Bulan Maret.
Tabel III-4. Kejadian Banjir Bendungan Ciawi dan Bendungan Sukamahi

III - 19

LAPORAN PENDUKUNG
RENCANA OPERASI DAN PEMELIHARAAN
Sertifikasi Desain Bendungan Ciawi dan Bendungan Sukamahi (Lanjutan)

3.4.3 Pola Banjir di Bendungan Ciawi dan Sukamahi


Pola Banjir berdasarkan AWLR Bendungan Ciawi dan Sukamahi pada tahun 2004
sampai dengan 2013 seperti disajikan pada gambar berikut :

Gambar 3.26. Debit pada Bendungan Ciawi Tahun 2004 dan 2005

Gambar 3.27. Debit pada Bendungan Ciawi Tahun 2006 dan 2007

Gambar 3.28. Debit pada Bendungan Ciawi Tahun 2008 dan 2009

III - 20

LAPORAN PENDUKUNG
RENCANA OPERASI DAN PEMELIHARAAN
Sertifikasi Desain Bendungan Ciawi dan Bendungan Sukamahi (Lanjutan)

Gambar 3.29. Debit pada Bendungan Ciawi Tahun 2010 dan 2011

Gambar 3.30. Debit pada Bendungan Ciawi Tahun 2012 dan 2013

Gambar 3.31. Debit pada Bendungan Sukamahi Tahun 2004 dan 2005

III - 21

LAPORAN PENDUKUNG
RENCANA OPERASI DAN PEMELIHARAAN
Sertifikasi Desain Bendungan Ciawi dan Bendungan Sukamahi (Lanjutan)

Gambar 3.32. Debit pada Bendungan Sukamahi Tahun 2006 dan 2007

Gambar 3.33. Debit pada Bendungan Sukamahi Tahun 2008 dan 2009

Gambar 3.34. Debit pada Bendungan Sukamahi Tahun 2010 dan 2011

III - 22

LAPORAN PENDUKUNG
RENCANA OPERASI DAN PEMELIHARAAN
Sertifikasi Desain Bendungan Ciawi dan Bendungan Sukamahi (Lanjutan)

Gambar 3.35. Debit pada Bendungan Sukamahi Tahun 2012 dan 2013
3.4.4 Frekuensi Terjadinya Banjir
Dari data debit AWLR, selain dapat diketahui kejadian banjir, maka dapat dikaji
frekuensi terjadinya banjir sepanjang tahun di Bendungan Ciawi dan Sukamahi.
Pada Ciliwung hulu, acuan yang selama ini dipakai kegiatan OP banjir adalah siaga
banjir Bendung Katulampa. Besarnya debit pada kondisi normal, siaga I, Siaga II
dan Siaga III di Bendung Katulampa diketahui, maka dengan perbandingan DAS
besarnya debit di Bendungan Ciawi dan Sukamahi dapat diprediksi.
Tabel III-5. Asumsi Korelasi Debit di Katulampa dengan Debit Di Bendungan
Ciawi dan Sukamahi

H (cm)

Debit
Di Bendung
Katulampa
Q (m3/dt)

< 80
80 - 150
150 - 200
> 200

< 90
90 - 276
276 - 442
> 442

Tinggi Air

Kondisi
Normal
Siaga III
Siaga II
Siaga I

Q (m3/dt)

Debit
di Bendungan
Sukamahi
Q (m3/dt)

< 53
53 - 163
163 - 261
> 261

< 9,5
9,5 - 29
29 - 46,8
> 46,8

Debit
Di Bendungan Ciawi

Penyesuain besarnya debit di Bendungan Ciawi dan Bendungan Sukamahi dengan


mengkonversi dari debit bendung Katulampa sangat diperlukan karena masyarakat
dan instansi yang berperan aktif dalam kegiatan OP bendung Katulampa sudah
sangat paham dengan perilaku debit di Bendung Katulampa.
Besarnya debit tersedia berdasarkan AWLR Katulampa dan Cibogo untuk
Bendungan Ciawi dan Bendungan Sukamahi disajikan pada Gambar 3.36 dan
Gambar 3.37.
Tabel III-6. Tabel Frekuensi Banjir dalam Satu Tahun Di bendungan Ciawi
Debit
3
(m /dt)
Q > 53.17
Q > 163.07
Q > 261.15

Jan

Peb

Mar

75
0
0

120
8
5

36
1
0

Apr

Mei Jun Jul Ags Sep


Frekuensi kejadian ( kali)
16
12
0
5
6
7
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0

Okt

Nop

Des

8
0
0

16
0
0

16
0
0

III - 23

LAPORAN PENDUKUNG
RENCANA OPERASI DAN PEMELIHARAAN
Sertifikasi Desain Bendungan Ciawi dan Bendungan Sukamahi (Lanjutan)

Gambar 3.36. Frekuensi Banjir dalam Satu Tahun Di bendungan Ciawi


Tabel III-7. Frekuensi Banjir dalam satu Tahun Di bendungan Sukamahi
Debit

Jan

Peb

Mar

Apr

(m3/dt)

Mei

Jun

Jul

Ags

Sep

Okt

Nop

Des

Frekuensi kejadian ( kali)

Q > 9,5

75

120

36

16

12

16

16

Q > 29

Q> 46,8

III - 24

LAPORAN PENDUKUNG
RENCANA OPERASI DAN PEMELIHARAAN
Sertifikasi Desain Bendungan Ciawi dan Bendungan Sukamahi (Lanjutan)

Gambar 3.37. Frekuensi Banjir dalam Satu Tahun di Bendungan Sukamahi


Dari data di atas maka dapat diketahui bahwa pola musim hujan dimulai dari Bulan
November sampai Bulan April dan Musim Kemarau adalah Bulan Mei sampai Bulan
Oktober.
3.5

SIMULASI OPERASI BENDUNGAN CIAWI


Bendungan Ciawi dan Bendungan Sukamahi direncanakan untuk pengendalian
banjir. Selama Pada Musim hujan dimulai pada Bulan Nopember sampai Bulan
April, muka air waduk harus pada elevasi. Pada Bendungan Sukamahi pada musim
kemarau air akan cenderung berada pada elevasi rendah karena tidak ada pintu
pengatur.
Rencana operasi waduk Bendungan Ciawi dan Sukamahi adalah memperhatikan
beberapa kondisi antara lain yang telah diuraikan di atas antara lain:
1. Kondisi Existing
2. Pola Banjir di Sungai Ciliwung Hulu
3. Kejadian Banjir di Bendung Katulampa
4. Frekuensi terjadinya banjir
5. Rencana Pengendalian Banjir
Dari data yang tercatat, bahwa banjir terbesar adalah tahun 2007. Tahun 2007 ini
dijadikan sampel simulasi operasi, dimana Bulan Nopember debit sungai mulai
besar, pada bulan Februari terjadi banjir selanjutnya debit menurun sampai Bulan
Oktober.

III - 25

LAPORAN PENDUKUNG
RENCANA OPERASI DAN PEMELIHARAAN
Sertifikasi Desain Bendungan Ciawi dan Bendungan Sukamahi (Lanjutan)

3.5.1 Debit Inflow Tahun 2007 Pada Bendungan Ciawi dan Sukamahi
Debit pada Tahun 2007 sesuai dengan analisa data pada Sub Bab di atas bahwa
pola musim hujan dimulai dari Bulan November sampai Bulan April dan Musim
Kemarau adalah Bulan Mei sampai Bulan Oktober.

Gambar 3.38. Debit Inflow Bendungan Ciawi Tahun 2007


3.5.2 Kajian Operasi Bendungan Ciawi Tahun 2007
Data yang dianalisis adalah data debit jam-jaman selama 366 hari atau 8784 jam.
Walaupun musim hujan debit pada Bulan Januari relatif kecil, rata-rata adalah
10,51 m3/dt, debit maksimum 41,72 m 3/dt dan debit minimum 4,14 m 3/dt.
Pada Bulan Pebruari Debit mengalami kenaikan dan mencapai puncaknya pada
tanggal 3 pebruari jam 5 pagi sebesar 360,91 m3/dt. Banjir terjadi sampai tanggal 5
pebruari kemudian menurun sampai Bulan Oktober.Pada Bulan Nopember sampai
Desember debit mulai kembali naik, tetapi masih di bawah 100 m3/dt.
Dari data di atas, maka selanjutnya dilakukan kajian operasi pengendalian banjir
dengan sistem dry dam, dimana pada awal Bulan Januari 2007, air akan mengalir
bebas melalui terowongan. Untuk debit terbesar dengan puncaknya sebesar 360,91
m3/dt, yang terjadi pada tanggal 3 pebruari 2007, sistem ini mampu memotong
puncak banjir menjadi 244,70 m 3/dt dan menggeser puncak banjir selama 4,5 jam.
Pada Bulan Nopember dan Bulan Desember banjir terjadi tapi tidak sebesar di
Bulan Pebruari, pada periode ini fungsi pengendalian banjir tetap terjadi dimana
puncak-puncak banjir terpotong akibat aliran yang dilewatkan melalui terowongan.

III - 26

LAPORAN PENDUKUNG
RENCANA OPERASI DAN PEMELIHARAAN
Sertifikasi Desain Bendungan Ciawi dan Bendungan Sukamahi (Lanjutan)

Gambar 3.39. Kajian Simulasi Operasi Bendungan Debit Inflow


Bendungan Ciawi pada Debit Tahun 2007

III - 27

LAPORAN PENDUKUNG
RENCANA OPERASI DAN PEMELIHARAAN
Sertifikasi Desain Bendungan Ciawi dan Bendungan Sukamahi (Lanjutan)

Gambar 3.40. Reduksi Banjir pada Bendungan Ciawi untuk Debit Tahun 2007

III - 28

LAPORAN PENDUKUNG
RENCANA OPERASI DAN PEMELIHARAAN
Sertifikasi Desain Bendungan Ciawi dan Bendungan Sukamahi (Lanjutan)

3.6

SIMULASI OPERASI BENDUNGAN SUKAMAHI

Gambar 3.41 Debit Inflow Bendungan Sukamahi Tahun 2007

Gambar 3.42 Kajian Operasi pada Bendungan Sukamahi


pada Debit Tahun 2007

III - 29

LAPORAN PENDUKUNG
RENCANA OPERASI DAN PEMELIHARAAN
Sertifikasi Desain Bendungan Ciawi dan Bendungan Sukamahi (Lanjutan)

Gambar 3.43 Reduksi Puncak Banjir pada Bendungan Sukamahi untuk Debit
Tahun 2007
3.7

PENGISIAN WADUK

3.7.1

Umum
Pada musim kemarau debit Sungai ciliwung relatif kecil. Dari data AWLR Jam-jaman
tahun 2002-2013 besarnya debit lebih kecil dari 53 m 3/dt adalah 99 % dan hanya 1
% diatas 53 m 3/dt. Kondisi ini akan mengakibatkan debit mengalir bebas melalui
terowongan cukup dominan.

3.7.2

Operasi Darurat
Pada musim kemarau dengan kondisi terowongan terbuka penuh, maka muka air
waduk (MAW) tidak akan pernah naik sampai pelimpah, hal ini apabila debit inflow
lebih kecil dari pada kapasitas terowongan.
Pada Bendungan Ciawi untuk menaikkan muka air pada musim kemarau adalah
dengan menutup pintu radial. Sedangkan pada Bendungan Sukamahi MAW, pada

III - 30

LAPORAN PENDUKUNG
RENCANA OPERASI DAN PEMELIHARAAN
Sertifikasi Desain Bendungan Ciawi dan Bendungan Sukamahi (Lanjutan)

musim kemarau MAW akan cenderung tetap rendah, kecuali apabila terjadi debit
yang lebih besar dari kapasitas terowongan MAW akan naik.
Manfaat mengisi waduk atau menaikkan MAW pada musim kemarau :
1. Untuk cadangan suplai air baku, jika terjadi defisit air di Wilayah Bogor dan
Wilayah Jakarta di musim kemarau
2. Untuk penggelontoran sungai di awal musim hujan, karena sampah-sampah di
hilir sungai ciliwung banyak dijumpai di sepanjang sungai.
Waktu yang dibutuhkan untuk menaikkan muka air sampai dengan ambang
pelimpah pada Bendungan Ciawi relatif cepat, karena volume tampungan sampai
setinggi pelimpah hanya 5,10 juta m 3.
Hasil perhitungan lama waktu kenaikan MAW sampai dengan air melimpas lewat
pelimpah pada debit musim kemarau dengan berbagai debit inflow seperti disajikan
pada gambar berikut.
Tabel III-8. Waktu Pengisian Waduk Bendungan Ciawi Kondisi Pintu tertutup
Q Inflow

Waktu (jam)

(m3/dt)

(jam)

(hari)

565.00

23.54

282.00

11.75

10

141.00

5.88

20

70.00

2.92

30

47.00

1.96

40

35.00

1.46

50

28.00

1.17

Gambar 3.44. Waktu Pengisian Waduk Bendungan Ciawi Kondisi Pintu


tertutup

III - 31

LAPORAN PENDUKUNG
RENCANA OPERASI DAN PEMELIHARAAN
Sertifikasi Desain Bendungan Ciawi dan Bendungan Sukamahi (Lanjutan)

Pada Bendungan Sukamahi air naik jika terjadi banjir dengan debit banjir lebih besar
dibanding kapasitas terowongan. Pada elevasi maksimum, + 600,75 m. Kapasitas
debit terowongan kondisi tekan adalah 51,6 m3/dt.
Hasil perhitungan lama waktu kenaikan MAW sampai dengan air melimpas lewat
pelimpah pada debit musim kemarau dengan berbagai debit inflow seperti disajikan
pada gambar berikut.
Tabel III-9. Waktu Kenaikan MAW Bendungan Sukamahi
Q Inflow

Waktu (jam)

(m3/dt)

(jam)

(hari)

50

58.00

2.42

60

18.00

0.75

70

11.00

0.46

80

8.00

0.33

90

6.00

0.25

Gambar 3.45. Waktu Kenaikan MAW Bendungan Sukamahi


3.8

PENGOSONGAN
Dalam rencana pengendalian banjir, maka Bendungan Ciawi dan Sukamahi pada
awal banjir MAW harus berada pada elevasi yang serendah mungkin. Pada awal
musim hujan, jika muka air cukup tinggi, maka elevasi muka air waduk harus
dirurunkan.
Kecepatan penurunan air muka waduk tergantung pada debit inflow yang masuk
ke waduk. Semakin besar debit yang masuk, maka semakin lama waktu yang
dibutukan untuk pengosongan. Dari data pola debit maka penurunan MAW dapat
dilakukan selama musim kemarau sampai dengan awal musim hujan.

III - 32

LAPORAN PENDUKUNG
RENCANA OPERASI DAN PEMELIHARAAN
Sertifikasi Desain Bendungan Ciawi dan Bendungan Sukamahi (Lanjutan)

Tabel III-10. Waktu Pengosongan Waduk Bendungan Ciawi Kondisi Pintu


terbuka Penuh
Q Inflow
(m3/dt)

(jam)

Waktu (jam)
(hari)

2
5
10
20
30
40
50
100

8.00
9.00
10.00
11.00
12.00
13.00
14.00
27.00

0.33
0.38
0.42
0.46
0.50
0.54
0.58
1.13

Gambar 3.46. Waktu Pengosongan Waduk Bendungan Ciawi


Kondisi Pintu terbuka Penuh
Tabel III-11. Waktu Pengosongan Waduk Bendungan Sukamahi
Q Inflow
(m3/dt)

Waktu (jam)
(jam)

(hari)

2
4
6
8
10
20
30
40

13.00
14.00
15.00
19.00
19.00
30.00
68.00
92.00

0.54
0.58
0.63
0.79
0.79
1.25
2.83
3.83

III - 33

LAPORAN PENDUKUNG
RENCANA OPERASI DAN PEMELIHARAAN
Sertifikasi Desain Bendungan Ciawi dan Bendungan Sukamahi (Lanjutan)

Gambar 3.47. Waktu Pengosongan Waduk Bendungan Sukamahi


3.9

3.10

PERINGATAN DINI DAN PERKIRAAN BANJIR


1)

Setelah pembuatan waduk selesai, segala kondisi pelepasan air dari waduk,
termasuk debit banjir walaupun operasi banjir tidak dimasukkan pada manual
ini, harus dipertimbangkan keselamatan orang yang tinggal atau bekerja di
sepanjang hilir Sungai Krueng Keureto, sehingga mereka dapat melakukan
tindakan-tindakan pencegahan yang diperlukan. Pengosongan air waduk
termasuk banjir melalui pelimpah overflow dan pelimpah berpintu dan
pengeluaran air secara darurat melalui outlet irigasi.

2)

Sistem alarm, termasuk pengeras suara (sirine), papan pengumuman, dan lain
sebagainya harus dipasang untuk memberitahukan setidaknya 2 jam sebelum
pelepasan air dari waduk. Pengendalian sistem alarm sebaiknya dipusatkan
pada suatu tempat.

3)

Sehubungan dengan perbedaan muka air waduk dan inflow waduk, waktu
permulaan pelimpahan air melalui spillway juga berbeda. Karena itu, waktu
sinyal siaga akan bervariasi dari waktu ke waktu tergantung pada kondisi
daerah tangkapan hujan, muka air waduk dan debit inflow.

4)

Harus dibangun jaringan komunikasi dengan instansi terkait dan berbagai pihak
seperti kepolisian.

PROSEDUR OPERASI KHUSUS/DARURAT DILUAR OPERASI NORMAL/RUTIN


Selain operasi rutin/ atau operasi waduk tahunan yang telah disetujui bersama,
terdapat beberapa kendala atau beberapa perubahan yang diakibatkan oleh kondisi
air didalam waduk serta kondisi lain.

III - 34

LAPORAN PENDUKUNG
RENCANA OPERASI DAN PEMELIHARAAN
Sertifikasi Desain Bendungan Ciawi dan Bendungan Sukamahi (Lanjutan)

Prosedur yang akan dilaksanakan adalah sebagai berikut :


1.

Diajukan permintaan perubahan pembukaan atau penutupan pintu dengan


alasan yang ditujukan kepada Kepala Unit Pengelola Bendungan Ciawi dan
Sukamahi.

2.

Apabila perubahan tersebut akibat dari Perilaku Bendungan, maka Kepala Unit
Pengelola Bendungan Ciawi dan Sukamahi. akan melaksanakan prosedur
sebagai berikut :
Mengirim laporan lanjutan kepada Unit Pengelola Bendungan Provinsi Jawa
Barat, Balai Keamanan Bendungan, Dinas Pengairan Provinsi JAWA
BARAT, Dinas PU Kabupaten Bogor dan Bupati Bogor.
Melakukan pertemuan dengan Petani dan Dinas PU Kabupaten Bogor
Melakukan inspeksi khusus bersama dengan Team Balai Keamanan
Bendungan ke seluruh Bendungan.
Kepala Unit Pengelola Bendungan (UPB) akan melakukan perubahan
pembukaan pintu sesuai dengan Rekomendasi dari Team Balai Keamanan
Bendungan serta Team tenaga Ahli yang lain.
Melakukan tindakan perbaikan sesuai dengan rekomendasi dari Team Balai
Keamanan Bendungan dan Pusat Bendungan.
Bila perilaku bendungan sudah normal kembali (rekomendasi dari Team
Balai Keamanan Bendungan dan atau Bupati Bogor), termasuk perbaikan
untuk mencegah kerusakan pada tubuh bendungan dan daerah sekitarnya
sudah selesai, maka Kepala Unit Pengelola Bendungan memberikan
perintah untuk melakukan perubahan pembukaan pintu hollow jet valve ke
operasi normal.

3.

Apabila kerusakan pada bendungan menjadi berbahaya sehingga meningkat ke


Siaga Bendungan I, maka Kepala Unit Pengelola Bendungan
akan
melaksanakan prosedur sebagai berikut :
Memberikan laporan kepada Dinas PU Kabupaten Bogor, Kepala BPBD
Kabupaten Bogor, Kepala Pusat Bendungan dan Balai Keamanan
Bendungan.
Melakukan koordinasi secara kontinyu dengan instansi terkait.
Memeriksa semua komunikasi dan menyerahkan kendali penentuan
bencana kepada Kepala BPBD Kabupaten Bogor.
Melakukan pemantauan setiap 15 menit, pada semua instrumen dan wilayah
Bendungan Ciawi dan Sukamahi. bersama team Balai Keamanan
Bendungan dan tenaga Ahli.

4.

Bila semua perubahan operasi pintu telah dilaksanakan dan telah kondisi telah
normal kembali, Kepala Unit Pengelola Bendungan Ciawi dan Sukamahi. akan
memberikan laporan kejadian beserta kerusakan yang ada kepada Pusat

III - 35

LAPORAN PENDUKUNG
RENCANA OPERASI DAN PEMELIHARAAN
Sertifikasi Desain Bendungan Ciawi dan Bendungan Sukamahi (Lanjutan)

Bendungan dan Balai Keamanan Bendungan beserta tembusannya kepada


Instansi terkait.
Pada umumnya, ruang operasi waduk pada pusat pengoperasian (operation center)
harus menyiapkan seperangkat fasilitas software operasi waduk dan sistem operasi
hidrologi yang bertujuan untuk pencatatan, statistik dan analisis pengamatan
hidrologi serta operasi waduk.

III - 36

LAPORAN PENDUKUNG
RENCANA OPERASI DAN PEMELIHARAAN
Sertifikasi Desain Bendungan Ciawi dan Bendungan Sukamahi (Lanjutan)

Form. I

Jadual Pengoperasian Waduk Setengah Bulanan


Tahun:
Bulan

No.
Perkiraan
Prakiraan
Crh Hujan
Cuaca
(mm)

Ket: M&I=PDAM & Industri


M.A.= Elevasi Muka Air

Perkiraan
Inflow
(106 m3)

Kebutuhan Air (106 m3)


Irigasi

M&I

Lingk.

Jml

Kondisi Waduk Krueng Keureuto


Renc. Pelepasan
Akhir (Perkiraan)
Awal (Aktual)
6
3
6
3
M.A.
(m)
M.A.
(m) V (106 m3)
(10 m )
V (10 m )

Dibuat oleh
:
Diperiksa oleh
:
Kepala Unit Pengelolaan Bendungan:

III - 37

LAPORAN PENDUKUNG
RENCANA OPERASI DAN PEMELIHARAAN
Sertifikasi Desain Bendungan Ciawi dan Bendungan Sukamahi (Lanjutan)

Form. II

Perintah Pengoperasian Waduk Harian


Tanggal :

Waktu (Jam)

Perintah No.

Katub Debit Pintu


Outlet(%)
(%)
Outlet No.1

Diajukan oleh

Dioperasikan oleh

Outlet No.2

Keterangan : Status Perkiraan Waduk


Perkiraan inflow:

m3/det

Elv. Muka Air Waduk. naik (turun): dari El.

m menjadi El.

Kepala Unit Pengelola Bendungan :

III - 38

LAPORAN PENDUKUNG
RENCANA OPERASI DAN PEMELIHARAAN
Sertifikasi Desain Bendungan Ciawi dan Bendungan Sukamahi (Lanjutan)

Form. III

Perintah Operasi Khusus


(Lampiran untuk Perintah Pengoperasian Waduk Harian No.
Tanggal :

.
Outlet Irigasi

Katub
KatubPintu
Debit
Pengatur
Outlet

Waktu Membuka Pintu


Katub

No.
Bukaan (%)

Debit (m3/det.)

Keterangan

No.1
No.2
Diajukan oleh
Kepala Unit Pengelola Bendungan :

III - 39

LAPORAN PENDUKUNG
RENCANA OPERASI DAN PEMELIHARAAN
Sertifikasi Desain Bendungan Ciawi dan Bendungan Sukamahi (Lanjutan)

Form. IV

Catatan Pengoperasian Waduk Harian


Tahun:
Jam

Bulan:

Tanggal:

El. Muka Air Waduk Tampungan


(m)

(10 m )

t
(det)

s
6

Qout
3

(10 m )

(m /det)

Qi
(m /det)
3

III - 40

LAPORAN PENDUKUNG
RENCANA OPERASI DAN PEMELIHARAAN
Sertifikasi Desain Bendungan Ciawi dan Bendungan Sukamahi (Lanjutan)

Form. V
Laporan Ringkasan Pengoperasian Waduk Harian
.

Tanggal :
Waktu
(Jam)

Rata-rata Elv. MAW Penyimpanan


(m)

(106 m3)

Inflow

Pelepasan

(m3/det)

(m3/det)

No.

Data Meteorologi
Suhu (C)

Penguapan (mm)

Curah Hujan (mm)

Maks
Min.
Jml
Rata-Rata
Keterangan
Ket : MAW = Muka Air Waduk

Kepala Unit Pengelola Bendungan


Diperiksa oleh

:
:

.
.

III - 41

LAPORAN PENDUKUNG
RENCANA OPERASI DAN PEMELIHARAAN
Sertifikasi Desain Bendungan Ciawi dan Bendungan Sukamahi (Lanjutan)

Form. VI

Catatan Pesan Melalui Telpon Selama Banjir


Tahun:
Pukul

Bulan:
Menit

Tanggal:
.
Dari:
Instansi
No. Telp.

Nama

Instansi

Ditujukan Kepada:
No. Telp.

Nama

Pesan

III - 42

Anda mungkin juga menyukai