Anda di halaman 1dari 43

Pertemuan 10 (Kesepuluh)

Rekayasa Sungai

Pe m a n f a a t a n
Sungai untuk
Air Baku

KAMIS, 19 JUNI 2023

Dr. Ir. Dandy Ahmad Yani, MM., MT

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
Embung Babolit, Melawi, Kalimantan Barat
A. Definisi/Istilah Menurut SNI 7831-2012 & PP No 122 Th
2015
Air Baku adalah air yang berasal dari Air Minum adalah Air Minum Rumah
sumber air permukaan, air tanah, air hujan Tangga yang melalui proses pengolahan
dan air laut yang memenuhi baku mutu atau tanpa proses pengolahan yang
tertentu sebagai Air Baku untuk Air Minum. memenuhi syarat kesehatan dan dapat
langsung diminum.
Sistem Penyediaan Air Minum yang
Jaringan Distribusi = rangkaian sistem
(SPAM) merupakan satu kesatuan sarana
perpipaan untuk mendistribusikan air
dan prasarana penyediaan Air Minum.
minum dari reservoar distribusi ke
SPAM dibagi jenisnya menjadi :
konsumen.
1. SPAM Jaringan Perpipaan
2. SPAM Bukan Jaringan Perpipaan. Jaringan Transmisi = rangkaian sistem
perpipaan untuk menyalurkan air dari
SPAM Jaringan Perpipaan, meliputi :
sumber air sampai ke unit distribusi.
a. unit air baku;
Dibedakan menjadi :
b. unit produksi;
1. Jaringan Pipa Transmisi Air Baku
c. unit distribusi; dan
2. Jaringan Pipa Transmisi Air Minum
d. unit pelayanan.
B. Skema Penyediaan Air Baku

UNIT AIR BAKU UNIT PRODUKSI


Jaringan Pipa Jaringan Pipa
Transmisi Air Baku Transmisi Air
Minum
Reservoar

Terdiri dari : Bangunan


Pengolahan, Bangunan
Terdiri dari : penampungan Air Minum UNIT DISTRIBUSI
• Bangunan Penampung air atau Reservoar.
(embung, waduk, bendung)
• Bangunan pengambilan Jaringan Pipa
Distribusi
UNIT PELAYANAN

Sambungan Rumah/Langsung, Hidran


Umum, Hidran Kebakaran
C . P e re n c a n a a n E m b u n g
Embung adalah bangunan
penampung air kecil yang
dibangun di area cekungan atau
pada alur sungai orde 1 atau
alur sungai orde 2 yang
digunakan untuk mengatur dan
menampung air hujan, untuk
meningkatkan kualitas air di
badan air (sungai dan danau),
juga digunakan untuk menjaga
pengisian dan kualitas air
tanah, mencegah banjir,
melestarikan estetika, hingga
pengairan. Gambar pembagian order sungai
menurut Strahler
C . P e re n c a n a a n E m b u n g
Tipe embung dikelompokkan menjadi 2 tipe, sebagai berikut :
1. Tipe Embung Berdasarkan Fungsi
• Embung Fungsi Tunggal : embung yang dikonstruksi untuk digunakan
1 (satu) fungsi/ manfaat
• Embung Fungsi Jamak : embung yang dibangun dengan tujuan untuk
memenuhi beberapa manfaat.
Seperti : sumber air irigasi, sumber air minum
perdesaan, sumber air budidaya ikan air tawar,
dan lainnya
2. Tipe Embung Berdasarkan Konstruksi
a. Embung tipe konstruksi beton/ pasangan
b. Embung tipe urugan tanah, dibagi menjadi : urugan seragam dan urugan
gradasi/zonal (susunan urugannya merupakan batuan bergradasi)
C . P e re n c a n a a n E m b u n g

Embung Urugan Tanah Embung Beton


Urugan Seragam Embung Serba Guna Pulau Tiga,
Sumantera
C.
P e re n c a n a a n Intake/Bangunan
Kolam/waduk
Penampung Air
Embung Pengambilan

Pelimpah

Jalan Akses
Bagian – Bagian
Embung

Tubuh Embung
C . P e re n c a n a a n E m b u n g
Fungsi utama bagian-bagian embung meliputi :

1 Kolam/ tampungan embung berfungsi menampung dan menyimpan air untuk


dimanfaatkan pada musim kemarau

2
Tubuh embung berfungsi menutup alur, lembah atau cekungan (depresi), sehingga
terbentuk tampungan/ waduk di hulunya, agar air dapat tertahan di tampungan.
Bangunan pengambilan berfungsi menyadap air dari tampungan/ waduk untuk
3
didistribusikan ke area pemanfaatan
Bangunan pelimpah berfungsi mengalirkan banjir (alir kelebihan) dari
4
tampungan/ waduk ke bagian hilir, agar tidak terjadi peluapan di atas puncak
embung yang dapat mengakibatkan kerusakan tubuh embung.

5
Jaringan pembawa merupakan jaringan pipa atau jaringan saluran terbuka,
berfungsi menyalurkan air secara gravitasi dari waduk/ tampungan embung ke
unit produksi atau bisa langsung ke unit distribusi.
C . P e re n c a n a a n E m b u n g
Beberapa langkah/ tahapan pengembangan
(perencanaan dan pembangunan konstruksi
embung) meliputi :
1. Survey Pendahuluan
2. Pemilihan dan penetapan lokasi
embung/ waduk lapangan
3. Survey pengukuran pemetaan dan
investigasi geo-mektan sederhana
4. Investigasi geologi dan pengujian
mekanika tanah
5. Penentuan tata letak
6. Analisa hidrologi
7. Penentuan tipe dan tinggi embung
8. Desain konstruksi embung yang alur
perencanaanya dapat dilihat pada
diagram alir disamping :
C . P e re n c a n a a n E m b u n g
Ada 6 kriteria dan sebuah peta pendukung (peta topografi dengan skala 1 : 25.000) dalam
menentukan lokasi Embung yang ideal. Diantaranya :
• Kriteria 1 : topografi, memiliki cekungan yang dapat dikembangkan menjadi tampungan.
• Kriteria 2 : geologi, memiliki struktur geologi yang tingkat kelulusan/rembesan air rendah,
sehingga dapat menyimpan air/ kehilangan air akibat infiltrasi kecil.
• Kriteria 3 : elevasi, menjamin elevasi Muka Air lebih tinggi dari daerah pelayanan.
• Kriteria 4 : dekat area pemanfaatan, agar tidak memerlukan jaringan suplai yang panjang
dan menyebabkan banyak kehilangan tinggi energi.
• Kriteria 5 : ada jalan akses, untuk kemudahan dalam pelaksanaan konstruksi.
• Kriteria 6 : ketersediaan bahan konstruksi.

Kriteria diatas juga dapat digunakan dalam mengkaji tipe embung yang akan digunakan.
Pemilihan tipe embung tergantung : jenis batuan pondasi, ketersedian material konstruksi di
sekitar lokasi embung dan lebar-sempitnya lembah/alur pada potongan melintang pada sumbu
(as) embung. Lembah/alur yang lebar akan memerlukan volume konstruksi yang besar,
konsekuensi penggunaan pasangan batu/beton memerlukan volume dan biaya yang mahal/
besar.
| REKAYASA SUNGAI

C.1. KLASIFIKASI BENDUNGAN & EMBUNG


C.1.1. KLASIFIKASI BENDUNGAN
Pembangunan Bendungan juga bisa gagal, kegagalan
bendungan adalah keruntuhan sebagian atau seluruh
bendungan atau bangunan pelengkapnya dan/atau
kerusakan yang mengakibatkan tidak berfungsinya
bendungan, sehingga Pengamanan bendungan adalah
kegiatan yang secara sistematis dilakukan untuk
mencegah atau menghindari kemungkinan terjadinya
kegagalan bendungan.

Untuk mengurangi risiko kegagalan bendungan


diperlukan pengaturan keamanan bendungan. Berdasarkan
pertimbangan keamanan bendungan, risiko kegagalan
bendungan meningkat dengan makin tingginya
bendungan. Oleh karena itu peraturan pemerintah ini
meliputi pengaturan:
| REKAYASA SUNGAI

C.1. KLASIFIKASI BENDUNGAN & EMBUNG


C.1.1. KLASIFIKASI BENDUNGAN (Lanjutan)
TINGGI BENDUNGAN
1. Untuk bendungan dengan tinggi 15 (lima belas) meter sebagai batas terendah
untuk memberlakukan aturan, terutama yang berkaitan dengan keamanan
bendungan;
2. Untuk bendungan dengan tinggi 10 (sepuluh) sampai dengan 15 (lima belas)
meter juga dianggap mempunyai risiko kegagalan yang tinggi, apabila panjang
puncak bendungan paling sedikit 500 (lima ratus) meter atau volume
tampungan waduknya paling sedikit 500.000 (lima ratus ribu) meter kubik atau
debit banjir maksimal yang diperhitungkan paling sedikit 1.000 (seribu) meter
kubik/detik; dan (kalau tidak memenuhi persyaratan di atas termasuk
Bendungan Kecil/ Small Dam)
3. Bendungan yang mempunyai kesulitan khusus pada fondasi dan/atau yang
didesain dengan teknologi baru yaitu teknologi yang belum pernah diterapkan
pada pembangunan bendungan di Indonesia, dan/atau mempunyai kelas
bahaya tinggi.
| REKAYASA SUNGAI

C.1. KLASIFIKASI BENDUNGAN & EMBUNG


C.1.2. KLASIFIKASI EMBUNG

Berdasarkan “Ibnu Kasiro, dkk, 1994, Pedoman Kriteria Desain


Embung Kecil Untuk Daerah Semi Kering Di Indonesia-Departemen
Pekerjaan Umum (DPU), PT. MEDISA, Bandung”, batasan Embung
sbb :
1. Tinggi tubuh embung maksimum 10,00 m untuk tipe urugan dan
6,00 m utntuk tipe gravity atau komposit, dimana tinggi embung
diukur dari permukaan galian pondasi terdalam hingga puncak
tubuh embung,
2. Kapasitas tampungan embung maksimum 100.000 m kubik, dan
3. Luas daerah tangkapan hujan maksimum 100 Ha = 1 km persegi.
| REKAYASA SUNGAI

C.2. EMBUNG
C.2.1. TIPE EMBUNG
 EMBUNG TIPE URUGAN

Embung Lari Leo Kitu – Sabu Rajua NTT


| REKAYASA SUNGAI

C.2. EMBUNG
C.2.1. TIPE EMBUNG
 EMBUNG TIPE BETON/ PASANGAN BATU

Embung Muru – Prov. Kalimantan Timur


| REKAYASA SUNGAI
C.2. EMBUNG
C.2.1. TIPE EMBUNG
 EMBUNG GEO-MEMBRANE

Embung Giriroto – Kab. Boyolali


| REKAYASA SUNGAI

C.2. EMBUNG
C.2.2. SURVEY, INVESTIGASI DAN DESAIN (SID) EMBUNG

TAHAPAN KEGIATAN SID EMBUNG :


1. Studi Pendahuluan
2. Survey pengukuran Dan Pemetaan
3. Investigasi (Penyelidikan) Geologi-Mekanika Tanah
4. Desain :
a). Desain/ Analisa Hidrologi
b). Desain Tubuh Embung
c). Desain Bangunan Pelimpah (Spillway)
d). Desain Bangunan Pengambilan (Intake)
e). Desain Bangunan Pengelak (Diversion Structure)
f). Desain Metode Pelaksanaan Konstruksi.
5. Penggambaran (Hasil) Desain.
| REKAYASA SUNGAI

C.2. EMBUNG
C.2.2. SURVEY, INVESTIGASI DAN DESAIN (SID) EMBUNG –
CONTOH
1. SID EMBUNG – STUDI PENDAHULUAN :

Tujuan : Mendapatkan Hasil Desain Embung yang memenuhi aspek


Teknik aspek ekonomi, social dan aspek lingkungan, untuk
pengembangan irigasi.

Studi Pendahuluan :

1. Kondisi Topografi
2. Tata Guna Lahan DTA (Daerah Tangkapan Air) Embung
3. Kondisi & Kompilasi Data Hidroklimatologi
4. Luas Sawah yang ada (Existing)
5. Pola Tata Tanam.
| REKAYASA SUNGAI

C.2.2 SURVEY, INVESTIGASI DAN DESAIN (SID) EMBUNG – CONTOH


2. SID EMBUNG – SURVEY PENGUKURAN DAN PEMETAAN :
Hasil Pengukuran & Pemetaan :
| REKAYASA SUNGAI

C.2.2. SURVEY, INVESTIGASI DAN DESAIN (SID) EMBUNG –


CONTOH
3. SID EMBUNG – INVESTIGASI GEOLOGI & MEKTAN :
1. Pemetaan Geologi Permukaan
2. Penyelidikan Geologi Bawah Permukaan (Bor Mesin)
3. Pengujian Mekanika Tanah.
| REKAYASA SUNGAI

3. SID EMBUNG - INVESTIGASI GEOLOGI & MEKTAN :


| REKAYASA SUNGAI

C.2. EMBUNG
C.2.2. SURVEY, INVESTIGASI DAN DESAIN (SID) EMBUNG

4. SID EMBUNG – ANALISA HIDROLOGI :

1. Analisa Curah Hujan Maksimum Rerata


2. Analisa Curah Hujan Rancangan
3. Analisa Debit Banjir Rancangan
4. Analisa Debit Andalan/ Ketersediaan Air
5. Analisa Kebutuhan Air
6. Analisa Sedimentasi
7. Simulasi Tampungan.
| REKAYASA SUNGAI

C.2. EMBUNG
C.2.2. SURVEY, INVESTIGASI DAN DESAIN (SID) EMBUNG
5. SID EMBUNG – DESAIN TUBUH EMBUNG :
Desain Embung :
a. Volume Tampungan netto : 63.346,19
m3
b. Luas Genangan : 1,76 Ha
c. Elevasi dasar sungai : +252,00 m
d. Tinggi muka air penuh (MAN) : 262.50 m
5.50
1.00
3.90 0.40
5
+ 263.00

0.50 5.50 0.50


+ 262.00

4 4
2 2
1 1

1 1

4 4

Tinggi ( H ) Embunh
2 1 2
Dari Dasar Pondasi
14.80 m

+ 250.66
1 1
1.00 1
1 1
1
+ 248.00 3

22.66 2.31 5.50 1.81 24.95 1.75 0.78


| REKAYASA SUNGAI
C.2.2. SURVEY, INVESTIGASI DAN DESAIN (SID) EMBUNG
5. SID EMBUNG – DESAIN TUBUH EMBUNG :
 Lebar Puncak (Mercu) Embung :
B = 3,6 * H1/3 – 3,0
H = Tinggi tubuh embung = 12,00 m
B = 5,35 ==== Direncanakan B = 5,50 m.
 Elevasi Puncak Embung
Penentuan elevasi puncak embung diperoleh oleh faktor antara lain adalah:
1. Tinggi air banjir (Q100)
Dari hasil banjir Q100 tahun didapatkan tinggi air yang akan melimpah.
2. Penambahan tinggi akibat gelombang angin atau gempa
Tinggi gelombang dihitung dengan metode SMB dikombinasikan dengan
metode Saville dapat memakai grafik (Sosrodarsono, BTU : 1981). Maka
didapat tinggi gelombang akibat angin adalah 0.18 m.
3. Penambahan tinggi akibat penimbunan ekstra ( konsolidasi)
Jenis bendungan urugan biasanya mengalami proses konsolidasi, dimana
tergantung dari jenis bahan timbunan dan proses pemadatannya dan dapat
ditentukan dengan perkiraan sebesar 1 % dari tingginya.
| REKAYASA SUNGAI

C.2.2. SURVEY, INVESTIGASI DAN DESAIN (SID) EMBUNG


5. SID EMBUNG – DESAIN TUBUH EMBUNG

Lebar Galian Inti Kedap Air


Embung didesain dengan menggunakan inti tegak agar perpotongan garis
lingkaran bidang luncur dengan inti tersebut akan lebih kecil, karena inti
merupakan zona terlemah dalam tipe embung urugan. Untuk menghitung tebal
minimum inti digunakan rumus :
B / H > 0.3
Dimana :
B = Lebar dasar inti
H = Tinggi embung
Maka ditetapkan :
5.5/12.0 >0.3 = 0.46 > 0.3………………………. oke
| REKAYASA SUNGAI

C.2. EMBUNG
C.2.2. SURVEY, INVESTIGASI DAN DESAIN (SID) EMBUNG
5. SID EMBUNG – DESAIN TUBUH EMBUNG
| REKAYASA SUNGAI

B. EMBUNG
B.2. SURVEY, INVESTIGASI DAN DESAIN (SID) EMBUNG
B.2.5. SID EMBUNG – DESAIN TUBUH EMBUNG
| REKAYASA SUNGAI

C.2. EMBUNG
A.2.2.. SURVEY, INVESTIGASI DAN DESAIN (SID) EMBUNG
5. SID EMBUNG – DESAIN TUBUH EMBUNG

MAB + 263.50

A = +262.50

A = +261.50
B = +261.50

C = +257.09

D = +249.70

D = +246.70

8.00 1.67 24.83 23.46 7.00


| REKAYASA SUNGAI

C.2. EMBUNG
C.2.2 SURVEY, INVESTIGASI DAN DESAIN (SID) EMBUNG
6. SID EMBUNG – DESAIN BANGUNAN PELIMPAH :

Data perencanaan:
a. Elevasi puncak embung = + 264.00 m
b. Elevasi mercu pelimpah = + 262.50 m
c. Elevasi dasar apron = + 261.50 m
d. Debit inflow (Q100) = 20,71 m3/dt
e. Jumlah pilar direncanakan = 0 buah
f. Kp = 0.01 (untuk pilar berujung bulat)
g. Ka = 0.1 (untuk pangkal pelimpah bulat)
Asumsi lebar pelimpah (L) = 10.00 m (Triall and Error)
| REKAYASA SUNGAI

C.2. EMBUNG
C.2.2. SURVEY, INVESTIGASI DAN DESAIN (SID) EMBUNG
6. SID EMBUNG – DESAIN BANGUNAN PELIMPAH :
| REKAYASA SUNGAI

C.2. EMBUNG
C.2.2. SURVEY, INVESTIGASI DAN DESAIN (SID) EMBUNG
6. SID EMBUNG – DESAIN BANGUNAN PELIMPAH :

Stabilitas Bangunan Pelimpah


Analisa stabilitas pada pelimpah embung dihitung dalam 6 tinjauan dalam
kondisi analisa perhitungan yang berbeda dimana dalam setiap analisa akan
didapatkan nilai angka keamanan yang menentukan apakah konstruksi pelimpah
tersebut dalam kondisi stabil atau tidak. Hasil perhitungan dapat dilihat pada
tabel di bawah ini.
| REKAYASA SUNGAI

B. EMBUNG
B.2. SURVEY, INVESTIGASI DAN DESAIN (SID) EMBUNG
B.2.6. SID EMBUNG – DESAIN BANGUNAN PELIMPAH :
Angka Keamanan
No Kondisi Ket
Hitung SF
1 Kosong Tanpa Gempa
a. Terhadap Guling 16.17 > 1.50 AMAN
b. Terhadap Geser 2.56 > 1.50 AMAN
c. Eksentrisitas 0.17 < 0.56 AMAN
d. Daya Dukung (t/m2) 3.75 < 39.18 AMAN
2 Kosong Dengan Gempa
a. Terhadap Guling 21.66 > 1.30 AMAN
b. Terhadap Geser 68.66 > 1.30 AMAN
c. Eksentrisitas 0.02 < 1.13 AMAN
d. Daya Dukung (t/m2) 2.95 < 39.18 AMAN
3 Muka Air Normal Tanpa Gempa
a. Terhadap Guling 42.27 > 1.50 AMAN
b. Terhadap Geser 7.48 > 1.50 AMAN
c. Eksentrisitas 0.02 < 0.56 AMAN
d. Daya Dukung (t/m2) 2.98 < 39.18 AMAN
c. Eksentrisitas 0.02 < 1.13 AMAN
| REKAYASA
d. DayaSUNGAI
Dukung (t/m2) 2.95 < 39.18 AMAN
3
B . E M B U Na.GTerhadap Guling 42.27 > 1.50 AMAN
b. Terhadap Geser 7.48 > 1.50 AMAN
B.2. SURVEY, INVESTIGASI
c. Eksentrisitas
DAN DESAIN0.02(SID) EMBUNG
< 0.56 AMAN
B.2.6. SID EMBUNG – DESAIN
d. Daya Dukung (t/m2) BANGUNAN 2.98PELIMPAH
< :
39.18 AMAN
4 Muka Air Normal Dengan Gempa
a. Terhadap Guling 10.55 > 1.30 AMAN
b. Terhadap Geser 15.07 > 1.30 AMAN
c. Eksentrisitas 0.10 < 1.13 AMAN
d. Daya Dukung (t/m2) 3.38 < 39.18 AMAN
5 Muka Air Banjir Tanpa Gempa
a. Terhadap Guling 4.87 > 1.30 AMAN
b. Terhadap Geser 11.56 > 1.30 AMAN
c. Eksentrisitas 0.38 < 0.56 AMAN
d. Daya Dukung (t/m2) 6.04 < 39.18 AMAN
6 Muka Air Banjir Dengan Gempa
a. Terhadap Guling 3.02 > 1.10 AMAN
b. Terhadap Geser 2.77 > 1.10 AMAN
c. Eksentrisitas 0.52 < 1.13 AMAN
d. Daya Dukung (t/m2) 5.48 < 39.18 AMAN
Sumber : Hasil Perhitungan
| REKAYASA SUNGAI

B. EMBUNG
B.2. SURVEY, INVESTIGASI DAN DESAIN (SID) EMBUNG
B.2.7. SID EMBUNG – DESAIN BANGUNAN PENGAMBILAN :

Bangunan pengambilan merupakan bangunan penyadap yang berfungsi untuk


memenuhi kebutuhan air irigasi pada lahan pertanian, bila fungsi dari embung
tersebut hanya untuk pengairan lahan pertanian, tetapi bangunan pengambilan
dapat pula berfungsi sebagai sarana untuk memberikan suplai air baku dan lainnya
di bagian hilir embung.
- Jenis pintu pengambilan : Gate valve
- Diameter : 0,25 m
- Letak : Sebelah kanan
- El. pengambilan hulu (El. Dead storage) : + 256.00 m
- Elevasi Outlet : + 255.35 m
- Panjang pipa : 44.00 m
| REKAYASA SUNGAI

C.2. EMBUNG
C.2.2. SURVEY, INVESTIGASI DAN DESAIN (SID) EMBUNG
7. SID EMBUNG – DESAIN BANGUNAN PENGAMBILAN :
B
Keterangan :
P = keliling basah (m)
2
A = luas penampang basah (m )
B = lebar permukaan air (m)
 D r = jari-jari lingkaran (m)
h 
q = sudut yang dibentuk oleh garis tengah lingkaran dengan muka air
Fr = Angka Froude
0,75 D = 0.19 m 0.19 (kondisi pressure)
D = 0.250 m

h Elevasi q q tan q B P A R V Q Fr Jenis Aliran


o 2
(m) () (rad) (m) (m ) (m) (m) (m/dt) (m3/dt)

0.05 + 256.05 -54.00 -0.94 -1.38 0.10 0.63 0.01 0.01 0.63 0.00 0.82 Subkritis
0.10 + 256.10 -18.00 -0.31 -0.32 0.20 0.47 0.02 0.04 1.53 0.03 1.67 Super Kritis
0.15 + 256.15 18.00 0.31 0.32 0.20 0.47 0.03 0.07 2.31 0.07 1.85 Super Kritis
0.19 + 256.19 45.00 0.79 1.00 0.13 0.59 0.04 0.07 2.34 0.10 1.31 Super Kritis
0.19 + 256.19 45.00 0.79 1.00 0.13 0.59 0.04 0.07 2.34 0.10 1.31 Super Kritis
0.19 + 256.19 45.00 0.79 1.00 0.13 0.59 0.04 0.07 2.34 0.10 1.31 Super Kritis

o
catatan : tanda " - " pada sudut q ( ) berarti sudut terbentuk di 0,5 lingkaran bawah
Untuk profil circular tunnel aliran free flow yang terjadi sampai dengan 0,75 D, diatas 0,25 D terjadi aliran transisi.
| REKAYASA SUNGAI

C.2 EMBUNG
C.2.2. SURVEY, INVESTIGASI DAN DESAIN (SID) EMBUNG
7. SID EMBUNG – DESAIN BANGUNAN PENGAMBILAN
MA
he
energi gradient
ht
HA p re s s u
re g ra d
ie nt hb
hf

hv
A

ZA B
D/2
2. g . h ZB
Q  A.
f

Elevasi h V A Q
Muka Air (m) (m/det) (m2) (m3/dt)
(m)
256.000 0.000 0.000 0.000 0.000
256.050 0.050 0.631 0.006 0.004
256.100 0.100 1.527 0.017 0.026
256.150 0.150 2.313 0.032 0.074
256.188 0.188 2.343 0.041 0.095
256.188 0.188 2.343 0.041 0.095
256.188 0.188 2.343 0.041 0.095
256.400 0.400 3.782 0.049 0.186
257.400 1.400 7.076 0.049 0.347
258.400 2.400 9.260 0.049 0.455
259.400 3.400 11.022 0.049 0.541
260.400 4.400 12.539 0.049 0.616
261.400 5.400 13.891 0.049 0.682
262.400 6.400 15.122 0.049 0.743
263.400 7.400 16.261 0.049 0.799
264.400 8.400 17.325 0.049 0.851
265.400 9.400 18.327 0.049 0.900
266.400 10.400 19.277 0.049 0.947
| REKAYASA SUNGAI

C.2. EMBUNG
C.2.2. SURVEY, INVESTIGASI DAN DESAIN (SID) EMBUNG
8. SID EMBUNG – PENGGAMBARAN HASIL DESAIN :
| REKAYASA SUNGAI
8. SID EMBUNG – PENGGAMBARAN HASIL DESAIN :
| REKAYASA SUNGAI
8. SID EMBUNG – PENGGAMBARAN HASIL DESAIN :
| REKAYASA SUNGAI
8. SID EMBUNG – PENGGAMBARAN HASIL DESAIN :
|RAKAYASA SUNGAI
8. SID EMBUNG – PENGGAMBARAN HASIL DESAIN :
| REKAYASA SUNGAI

TUGAS
KELOMPOK

• Kelompok 1-dst : Nomor Absen 1-5 dst.


• Kriteria Penulisan : Sesuai Kaidah Penulisan Karya Ilmiah.
• Judul : Bangunan Pemanfaatan di Sungai
• Judul Antar Kelompok : Harus Beda (dikonfirmasi pada Ka-Kelas)
• Jumlah Halaman : Minimal 10 Halaman
• Tugas dikumpulkan : Hari Senin Tgl. 26 Juni 2023 (pada saat sebelum kuliah ke 11)
Embung Babolit, Melawi, Kalimantan Barat.

Merupakan Embung yang memiliki Fungsi Jamak,


sebagai sarana penampungan air untuk kebakaran
hutan diwilayah Kalimantan Barat dan sebagai
sarana Air Baku untuk kebutuhan sehari – hari
serta penyeimbang kebutuhan air untuk pengairan
disaat musim kemarau dengan kapasitas
tampungan 129.000 m3. Pasokan Air Baku 18
liter/detik

TERIMA KASIH

Embung Babolit, Melawi, Kalimantan Barat

Anda mungkin juga menyukai