Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Bendung atau pelimpah adalah suatu bangunan yang dibuat dari pasangan
batu kali, bronjong atau beton, yang terletak melintang pada sebuah sungai yang
tentu saja bangunan ini dapat digunakan pula untuk kepentingan lain selain irigasi,
seperti untuk keperluan air minum, pembangkit listrik atau untuk pengendali banjir.
Menurut macamnya bendung dibagi dua, yaitu bendung tetap dan bendung
sementara, bendung tetap adalah bangunan yang sebagian besar konstruksi terdiri
dari pintu yang dapat digerakkan untuk mengatur ketinggian muka air sungai
sedangkan bendung tidak tetap adalah bangunan yang dipergunakan untuk
meninggikan muka air di sungai, sampai pada ketinggian yang diperlukan agar air
dapat dialirkan ke saluran irigasi dan petak tersier.
Bangunan hidraulik seperti bendung adalah bangunan sipil yang cukup
beresiko jika terjadi kerusakan ataupun tidak lagi memiliki keamanan yang sesuai
dengan kriteria perencanaan, sehingga dapat menimbulkan kegagalan bendung
menyadap air setiap waktu, menganggu fungsi sungai seperti sedia kala, dan banjir
yang berdampak negatif di hulu bendung yang dapat menyebabkan korban jiwa.

1.2 Rumusan Masalah


Dari latar belakang diatas dapat diambil rumusan masalah sebagai berikut:
a. Bagaimana kondisi Bendung Karang Intan?
b. Apa saja bagian bangunan bendung yang terdapat pada Bendung
Karang Intan?
c. Apa saja fungsi Bendung Karang Intan?
d. Bagaimana perawatan Bendung Karang Intan?
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari observasi yang dilakukan adalah sebagai berikut:
a. Mengetahui kondisi Bendung Karang Intan.
b. Mengetahui bagian bangunan bendung yang terdapat pada Bendung
Karang Intan.
c. Mengetahui fungsi Bendung Karang Intan.
d. Mengetaui perawatan pada Bendung Karang Intan.

1.4 Manfaat
Manfaat yang didapat dari observasi antara lain:
a. Mengetahui secara langsung kondisi Bendung
b. Menambah wawasan materi kuliah dari hasil observasi secara
langsung pada bangunan bendung
c. Dapat membandingkan antara teori dengan kondisi dilapangan pada
bendung
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Bendung


Menurut standar tata cara perencanaan umum bendung, yang diartikan
dengan bendung adalah suatu bangunan air dengan kelengkapan yang dibangun
melintang sungai atau sudetan yang sengaja dibuat untuk meninggikan taraf muka
air atau untuk mendapatkan tinggi terjun. Sehingga air dapat disadap dan dialirkan
secara gravitasi ke tempat yang membutuhkannya. Sedangkan bangunan air adalah
setiap pekerjaan sipil yang dibangun dibadan sungai untuk berbagai keperluan.

Berdasarkan Standar Nasional Indonesia 03-2401-1991 tentang pedoman


perencanaan hidrologi dan hidraulik untuk bangunan di sungai adalah bangunanini
dapat didesain dan dibangunan sebagai bangunan tetap, bending gerak, atau
kombinasinya, dan harus dapat berfungsi untuk mengendalikan aliran dan angkutan
muatan di sungai sedemikian sehingga dengan menaikkan muka airnya, air dapat
dimanfaatkan secara efisien sesuai dengan kebutuhannya.

Definisi bendung menurut analisa upah dan bahan BOW (Burgerlijke


Openbare Werken), bendung adalah bangunan air (beserta kelengkapannya) yang
dibangun melintang sungai untuk meninggikan taraf muka air sehingga dapat
dialirkan secara gravitasi ke tempat yang membutuhkannya. Fungsi utama dari
bendung adalah untuk meninggikan elevasi muka air darisungai yang dibendung
sehingga air bisa disadap dan dialirkan ke saluran lewat bangunan pengambilan
(intake structure), dan untuk mengendalikan aliran, angkutan sedimen dan geometri
sungai sehingga air dapat dimanfaatkan secara aman, efisien, dan optimal,
(Mawardi & Memet, 2010).
2.2 Klasifikasi Bendung

Bendung berdasarkan fungsinya dapat diklasifikasikan menjadi:

a. Bendung penyadap, digunakan sebagai penyadap aliran sungai


untuk berbagai keperluan seperti untuk irigasi, air baku, dan
sebagainya.
b. Bendung pembagi banjir, dibangun di percabangan sungai untuk
mengatur muka air sungai, sehingga terjadi pemisahan antara debit
banjir dan debit rendah sesuai dengan kapasitasnya.
c. Bendung penahan pasang,dibangun di bagian sungai yang
dipengaruhi pasang surut air laut antara lain untuk mencegah
masuknya air asin.

Berdasarkan tipe strukturnya bendung dapat dibedakan atas :

a. Bendung tetap
b. Bendung gerak
c. Bendung kombinasi
d. Bendung kembang kempis
e. Bendung bottom intake

Ditinjau dari segi sifatnya, bendung dapat pula dibedakan

a. Bendung permanen seperti bendung pasangan batu, beton, dan


kombinasi beton dan pasangan batu.
b. Bendung semi permanen seperti bendung bronjong, cerucuk kayu,
dan sebagainya.
c. Bendung darurat, yang dibuat oleh masyarakat pedesaan seperti
bendung tumpukan batu, dan sebagainya.
2.3 Tata letak bendung dan Bagian-bagian Bendung
Bendung tetap yang terbuat dari pasangan batu untuk keperluan irigasi
terdiri atas berbagai komponen yang mempunyai fungsi masing-masing.
Komponen utama bendung itu yakni :

a. Tubuh bendung

Antara lain dari ambang tetap dan mercu bendung dengan bangunan
peredam energinya.

Gambar 2.1. Denah Bangunan Utama


b. Bangunan Pengambilan (Intake)

Antara lain terdiri dari lantai/ambang dasar,pintu, dinding banjir, pilar


penempatan pintu, saringan sampah, jembatan pelayan, rumah pintu dan
perlengkapan lainya.

Gambar 2.2. Potongan Bangunan Pengambilan Dengan Bangunan Penguras


Bawah

c. Bangunan pembilas

Dengan undersluice, pilar penempatan pintu, pintu bilas, jembatan pelayan,


rumah pintu, saringan batu, dan perlengkapan lainya.

Gambar 2.3. Bangunan Penguras Dengan Pintu Penguras


d. Bangunan Pengelak

Bangunan pengelak adalah bagian dari bangunan utama yang benar-benar


dibangun di dalam air. Bangunan ini diperlukan untuk memungkinkan
dibelokkannya air sungai ke jaringan irigasi, dengan jalan menaikkan muka air
sungai atau dengan memperlebar pengambilan di dasar sungai seperti pada tipe
bendung saringan bawah bottom rack weir. Bila bangunan tersebut juga
akandipakai untuk mengatur elevasi air di sungai, maka ada dua tipe yang dapat
digunakan adalah bendung pelimpah (weir) dan bendung gerka (barrage).

e. Bangunan Penguras

Untuk mencegah masuknya bahan sedimen kasar ke dalarn jaringan saluran


irigasi, bandung perlu dilengkapi dengn bangunan penguras yang terletak pada
tubuh bendung tepat di hilir bangunan pengarnbilan. Jika pada kedua sisi dari
sungai dibuat bangunan pengambilan maka bangunan penguras juga dibuat pada
kedua sisinya.
1) Penguras bawah

Bangunan penguras bawah atau yang dikenal undersluice adalah


plat beton mendatar di depan dan setinggi ambang pengambilan,
diantara pintu pengambilan, pintu penguras dan pilar.
2) Pintu Penguras

Pintu penguras dibangun sebagai terusan dari tubuh bendung di


dekat dan di sebelah hilir arnbang pengarnbilan. Tingginya pintu
penguras sarna dengan tinggi bendung sehingga dapat dilimpasi air
banjir diatasnya.

f. Kantong Lumpur

Bangunan kantong lumpur merupakan pembesaran potongan melintang


saluran sampai panjang tertentu untuk mengurangi kecepatan aliran dan memberi
kesempatan pada sedimen untuk mengendap. Bangunan ini terletak pada bagian
awal dari saluran primer persis di belakang bangunan pengambilan.
Gambar 2.4. Tipe Tata Letak Kantong Lumpur

g. Bangunan Pelindung
1) Bangunan krib, matras batu, pasangan batu kosong dan atau
dindng pengarah guna melindungi bangunan terhadap kerusakan
akibat penggerusan dan sedimentasi.
2) Bangunan tanggul banjir untuk melindungi lahan yang
berdekatan terhadap genangan akibat banjir.
3) Bangunan saringan bongkah untuk meindungi pengambilan
lpembilas bawah agar bongkah tidak menyumbat bangunan
selama terjadi banjil.
4) Bangunana tanggul penutup untuk menutup bagian sungai lama
atau, bila bangunan pengelak dibuat di kopur, untuk
mengelakkan sungai melalui bangunan tersebut

h. Bangunan perlengkapan lain

Yang harus ada pada bendung antara lain yaitu tembok pangkal, sayap
bendung, lantai udik dan dinding tirai, pengarah arus tanggul banjir, dan tanggul
penutup atau tanpa tanggul, penangkap sedimen atau tanpa penangkap sedimen,
tangga, penduga muka air, dan sebagainya.

Pengaturan penempatan bagian-bagian bendung tersebut, sedemikian rupa


sehingga dapat memenuhi fungsinya. Yang paling penting dalam penempatan
bagian- bagian bendung ini yaitu bangunan intake dan pembilas selalu terletak
berdampingan dan menjadi satu kesatuan. Bangunan tubuh bendung ditempatkan
tegak lurus aliran sungai dan pilar pembilas.
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Letak Bendung Karang Intan


Secara geografis Bendungan Karang Intan terletak di desa Karang Intan,
Kecamatan Semarang Barat, Kota Semarang dengan posisi 114.961394° BT dan
03.456089° LS.

Gambar 3.1 Lokasi Bendung Karang Intan


(Sumber : https://www.google.co.id/maps)

3.2 Pengertian Pintu Air Bendung (Gates)


Pintu air merupakan struktur dari bendung yang berfungsi untuk
mengatur, membuka, dan menutup aliran air di saluran baik yang terbuka
maupun tertutup.

Gambar 3.1 Pintu Air Bendung (Gates)


3.3 Bagian-Bagian Pintu Air Bendung (Gates)
Bagian yang penting dari pintu air, yaitu

a. Daun Pintu (Gate Leaf) adalah bagian dari pintu air yang menahan tekanan
air dan dapat digerakkan untuk membuka, mengatur, dan menutup aliran
air.

Gambar 3.2 Daun Pintu (Gate Leaf)


b. Rangka pengatur arah gerakan (guide frame) adalah alur dari baja atau besi
yang dipasang masuk ke dalam beton yang digunakan untuk menjaga agar
gerakan dari daun pintu sesuai dengan yang direncanakan.
c. Angker (anchorage) adalah baja atau besi yang ditanam di dalam beton dan
digunakan untuk menahan rangka pengatur arah gerakan agar dapat
memindahkan muatan dari pintu air ke dalam konstruksi beton.
d. Hoist adalah alat untuk menggerakkan daun pintu air agar dapat dibuka dan
ditutup dengan mudah.

Gambar 3.3 Hoist


3.4 Dokumentasi Observasi ke Bendung Karang Intan

Gambar 3.4 Foto Kunjungan Ke Bendung Karang Intan

Gambar 3.5 Foto Kunjungan Ke Bendung Karang Intan

Gambar 3.6 Foto Kunjungan Ke Bendung Karang Intan


BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Bendung adalah pembatas yang dibangun melintasi sungai yang
dibangun untuk mengubah karakteristik aliran sungai. Dalam banyak kasus,
bendung merupakan sebuah kontruksi yang jauh lebih kecil dari bendungan
yang menyebabkan air menggenang membentuk kolam tetapi mampu
melewati bagian atas bendung. Bendung mengizinkan air meluap melewati
bagian atasnya sehingga aliran air tetap ada dan dalam debit yang sama
bahkan sebelum sungai dibendung. Bendung bermanfaat untuk mencegah
banjir, mengukur debit sungai, dan memperlambat aliran sungai sehingga
menjadikan sungai lebih mudah dilalui.
4.2 Saran
Dalam perencanaan suatu bangunan air seperti bendung, perlu
memperhatikan pemilihan lokasi yang tepat berdasarkan faktor-faktor:

 Peta topografi (skala 1 : 25000, 1 : 1 : 2000 dan skala 1 :


100), untuk menentukan tata letak bendung.
 Data geologi teknik lokasi tapak bendung, untuk
menentukan karakteristik pondasi bendung.
 Data hidrologi, untuk menentukan besaran debit banjir
rencana.
 Data morfologi sungai, untuk menentukan besaran angkutan
sedimen.
 Data karakteristik sungai, untuk menentukan hubungan
antara besaran debit sungai dengan elevasi muka air banjir.
 Keadaan batas pada jaringan irigasi, untuk menentukan
dimensi bendung dan bangunan intake.
 Bangunan-bangunan yang sudah ada (exsisting structure)
atau bangunan yang sedang direncanakan pada sungai
tersebut, baik di hulu maupun hilir calon bendung.
DAFTAR PUSTAKA

http://awin759.blogspot.co.id/2011/01/bendung-toliwang-halmahera-utara.html

https://id.wikipedia.org/wiki/Bendung

http://putusukmakurniawan.blogspot.co.id/2010/08/bendung-dan-bagian-
bagiannya.html

Anda mungkin juga menyukai