Anda di halaman 1dari 13

RESUME MANAJEMEN SUMBER DAYA AIR

INFRASTRUKTUR KEAIRAN

Dosen Pengampu:
Dr. Mawiti Infantri Yekti, ST, MT

Disusun Oleh:
Afrizal Abdillah
21540144013

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL – FAKULTAS TEKNIK


UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2024
A. Bangunan Pengatur Sungai
1. Tanggul
Tanggul merupakan bangunan di sepanjang sungai yang bertujuan
untuk menahan air yang meluap dari alur sungai. Berikut ini jenis-jenis
tanggul:
 Tanggul utama: bangunan tanggul disepanjang kanan-kiri
sungai guna menampung debit banjir rencana
 Tanggul sekunder: tanggul yang dibangum sejajar tanggung
utama
 Tanggul terbuka: tanggul yang dibangun secara tidak menerus
(terputus-putus)
 Tanggul pemisah: dibangun antara dua sungai yang berdekatan,
agar aliran tidak saling mengganggu
 Tanggul melingkar: tanggul yang dibangun untuk melindungi
areal yang tidak terlalu luas secara melingkar
 Tanggul sirip: tanggu dibangun untuk melindungi areal
pertanian pada daerah bantaran, bisa sebagai penghambat
kecepatan arus
 Tanggul pengarah: ranggul pengarah arus

Gambar 1 Contoh Tanggul

Tanggul dipakai untuk melindungi daerah irigasi dari banjir yang


disebabkan oleh Sungai, pembuang yang besar atau laut. Biaya
pembuatan tanggul banjir bisa menjadi sangat besar jika tanggul itu
panjang dan tinggi. Karena fungsi lindungnya yang besar terhadap
daerah irigasi dan penduduk yang tinggal di daerah-daerah ini, maka
kekuatan dan keamanan tanggul harus benar-benar diselidiki dan
direncana sebaik-baiknya. Berikut ini standar desain dalam
merencanakan tanggul:
a. Bahan
Biasanya tanggul dibuat dari bahan timbunan yang digali di dekat
atau sejajar dengan garis tanggul. Apabila galian dibuat sejajar
dengan lokasi tanggul, maka penyelidikan untuk pondasi dan
daerah galian dapat dilakukan sekaligus.
b. Debit Perencanaan
Elevasi tanggul hilir sungai dari bangunan utama didasarkan pada
tinggi banjir dengan periode ulang 5 sampai 25 tahun (Q5 tahunan
untuk hutan tapi untuk melindungi perkotaan Q25 tahunan).
Biasanya di sebelah hulu bangunan utama tidak akan dibuat
tanggul sungai untuk melindungi lahan dari genangan banjir.
c. Trase
Tanggul di sepanjang sungai sebaiknya direncana pada trase pada
jarak yang tepat dari dasar air rendah. Bila hal ini tidak mungkin,
maka harus dibuat lindungan terhadap erosi di sepanjang tanggul.
d. Tinngi Jagaan
Tinggi jagaan (Hf) merupakan longgaran yang ditambahkan untuk
tinggi muka air yang diambil, termasuk atau tidak termasuk tinggi
gelombang. Tinggi minimum jagaan tanggul sebaiknya diambil
0,60 m
e. Lebar Atas
Untuk tanggul tanah yang direncana guna mengontrol kedalaman
air ≤ 1,50 m, lebar atas minimum tanggul dapat diambil 1,50 m.
Jika kedalaman air yang akan dikontrol lebih dari 1,50 m, maka
lebar atas minimum sebaiknya diambil 3,0 m. Lebar atas diambil
sekurang-kurangnya 3,0 m jika tanggul dipakai untuk jalur
pemeliharaan.
f. Kemiringan Talut
Jika pondasi tanggul terdiri dari lapisan-lapisan lulus air atau
lapisan yang rawan terhadap bahaya erosi bawah tanah (piping),
maka harus dibuat parit halang (cut-off trench) yang dalamnya
sampai 1/3 dari kedalaman air. Lihat gambar 3.
g. Stabilitas Tanggul
Tanggul yang tingginya lebih dari 5 m harus dicek stabilitasnya
dengan metode stabilitas tanggul yang dianggap sesuai. Metode
yang disarankan dijelaskan dalam Bagian KP-06 Parameter
Bangunan.
h. Pembuang
Fasilitas pembuang harus disediakan untuk tanggul yang harus
menahan air untuk jangka waktu yang lama (tanggul banjir
biasanya tidak diberi pembuang).
i. Lindungan
Lindungan lereng terhadap erosi oleh aliran air, baik yang berasal
dari hujan maupun sungai, bisa berupa tipe-tipe berikut:
1) Rumput
2) Pasangan batu kosong
3) Pasangan (lining)
4) Bronjong
2. Perkuatan Lereng
Perkuatan lereng (revertment) adalah bangunan yang ditempatkan pada
permukaan suatu lereng untuk melindungi suatu tebing alur sungai
atau permukaan lereng tanggul dan secara keseluruhan berperan
meningkatkan stabilitas alur sungai atau tubuh tanggul yang
dilindunginya.
Gambar 2. Contoh Perkuatan Lereng

3. Konsolidasi Pondasi
Konsolidasi pondasi (foundation consolidation) adalah suatu bangunan
yang ditempatkan didepan bagian atas pondasi atau yang berupa
pelindung kaki perkuatan lereng agar dapat mengurangi kecepatan arus
air di depan perkuaran lereng.

Gambar 3. Contoh Konsolidasi Pondasi dengan Blok Beton Pra Cetak

4. Krib
Krib adalah bangunan yang dibuat mulai dari tebing sungai ke arah
tengah dan berfungsi untuk mengatur arus sungai. Berikut tujuan
utamanya:
 Mengatur arah arus Sungai
 Mengurangi kecepatan arus Sungai sepanjang tebing sungai,
mempercepat sedimentasi dan menjamin keamanan tanggul
atau tebing Sungai terhadap gerusan
 Mempertahankan lebar dan kedalaman air pada alur sungai
 Mengkonsentrasikan arus sungai dan memudahkan penyadapan

Gambar 4. Contoh Krib

5. Ambang
Ambang atau drempel (ground sill) adalah bangunan yang menyilang
sungai untuk menjaga agar dasar sungai tidak turun berlebih. Berikut
ini tipe ambang:
 Ambang datar (bed gindle work): terjunan (elevasi mercu)
rendah dan berfungsi untuk menjaga agar permukaan dasar
sungai tidak turun lagi
 Ambang pelimpah: mempunyai terjunan yang tinggi dan
fungsinya untuk lebih melandaikan kemiringan dasar sungai

B. Bangunan Pengendali Sedimen


1. Sabo dam
Sabo dam adalah bangunan pencegah alur sungai dari gejala erosi dan
turunnya permukaan dasar sungai akibat kemiringan dasar sungai yang
curam. Sabo dam biasa disebut juga sebagai bangunan pengatur yang
terbuat dari konstruksi beton, pasangan batu, atau bronjong kawat.
Gambar 5. Contoh Sabo Dam

2. Bendung Pengendali Banjar Lahar


Bangunan pencegah sedimen luruh (debris) yang terjadi di daerah
pegunungan akibat luapan lahar dari meletusnya gunung berapi.
Bangunan ini terdiri dari bendung penahan (bendung utama), kantong-
kantong lahar, sub dam, dan lantai lindung.

Gambar 6. Contoh Bendung Pengendali Banjir Lahar

3. Kantong Lahar
Bangunan penampung sedimentasi (lahar) untuk selama mungkin atau
untuk sementara pada ruangan-ruangan yang dibangun khusus.
Gambar 7. Contoh Kantong Lahar

C. Bangunan Persungaian Utama


1. Bendung
Bendung adalah pembatas yang dibangun melintasi sungai yang
dibangun untuk mengubah karakteristik aliran sungai. Berikut
klasifikasi bendung berdasarkan fungsi:
 Bendung pembagi banjir: bangunan untuk mengatur muka air
sehingga terjadi pemisahan antara debit banjir dan debit rendah
sesuai dengan kapasitas yang telah ditetapkan
 Bendung penahan air pasang: dibangun untuk mencegah
masuknya air asin dan untuk menjamin agar aliran sungai
senantiasa dalam keadaan normal
 Bendung penyadap: dibangun untuk mengatur muka air dan
menyadap airnya untuk keperluan air baku Berikut klasifikasi
bendung berdasarkan tipe konstruksi:
 Bendung tetap: bendung yang tidak dapat mengatur tinggi dan
debit air sungai (mercu tetap)
 Bendung gerak: bendung yang berfungsi untuk mengatur tinggi
dan debit air sungai dengan pembukaan pintu-pintu yang
terdapat pada bendung tersebut
 Bendung kombinasi: bendung yang berfungsi ganda sebagai
bendung gerak tetap dan bendung gerak
Gambar 8. Contoh Bendung

2. Bendungan
Bendungan adalah bangunan yang dibangun melintasi sungai sebagai
sarana untuk mengendalikan banjir, melestarikan tanah, dan sumber-
sumber air serta pengendalian erosi. Berikut manfaat bendungan:
 Tempat penampung air untuk persediaan dimusim kemarau dan
pada waktu musim hujan dapat mengurangi debit banjir di hilir
bendungan
 Tempat pengendapan lumpur dan pasir (sedimen) yang terbawa
air sebagai hasil erosi di daerah pengaliran sungai di hulu
bendungan
 Sebagian air di waduk ini akan keresap ke dalam tanah dan
sekitarnya sehingga memperbesar cadangan air tanah dan
memperbesar ketersediaan air pada musim kemarau
 Air waduk dimanfaatkan untuk keperluan irigasi, air baku,
perikanan, PLTA, dan tempat rekreasi
Gambar 9. Contoh Bendungan

3. Pintu Air
Pintu air (gate, sluice) dibangun memotong tanggul sungai berfungsi
sebagai pengatur aliran untuk pembuang (drainase), penyadap dan
pengatur lalu lintas air. Konstruksi pintu terbagi 2 (dua), yaitu dalam
bentuk pintu saluran terbuka (gate) dan pintu saluran
tertutup/terowongan (sluice).

Gambar 10. Contoh Pintu Air

4. Stasiun Pompa
Bangunan yang difungsikan untuk memompa air dari daerah yang
lebih rendah dan memindahkannya ke daerah yang lebih tinggi, agar
genangan akibat banjir dari sungai tidak terlalu lama. Atau menaikan
air dari dari alur sungai yang dalam untuk berbagai keperluan di
dataran kanan-kiri sungai tersebut.

Gambar 11. Contoh Stasiun Pompa

5. Bangunan Penerus dan Laluan Ikan (Fish Way)


Bangunan penerus digunakan untuk mengatasi kemiringan dan
perbedaan elevasi yang cukup besar sehingga diharapkan permukaan
air bisa diatur dengan elevasi yang relatif datar. Bentuk bangunannya
merupakan bendung gerak yang berpintu ganda. Laluan ikan dibuat
untuk memberikan kesempatan kepada ikan agar bisa menuju ke
daerah udik akibat adanya bangunan bendung atau pintu air.

Gambar 12. Contoh Bangunan Penerus dan Laluan Ikan (Fish Way)

D. Infrastruktur Pengembangan Sumber Daya Air


1. Jaringan Irigasi
Jaringan irigasi adalah saluran, bangunan, dan bangunan pelengkapnya
yang merupakan satu kesatuan yang diperlukan untuk penyediaan,
pembagian, pemberian, penggunaan, dan pembuangan air irigasi.

Gambar 13. Contoh Jaringan Irigasi

2. Kanal Navigasi/Trasnportasi Air


Kanal navigasi adalah jalur air buatan yang dibuat untuk memfasilitasi
transportasi air antara dua tempat atau lebih. Kanal navigasi sering kali
dibangun untuk menghubungkan antara sungai, danau, atau laut yang
terpisah, atau untuk mempersingkat jarak antara dua wilayah yang
terpisah secara geografis.

Gambar 14. Contoh Kanal Navigasi

3. Transmisi Air Baku


Transmisi air baku adalah proses atau sistem yang digunakan untuk
mengalirkan air mentah dari sumbernya, seperti danau, sungai, atau
waduk, ke tempat-tempat di mana air tersebut akan digunakan, seperti
pemukiman, industri, atau pertanian.

Gambar 15. Contoh Transmisi Air Baku

Anda mungkin juga menyukai