3.3. 1 Umum
Umumnya banjir musim semi jauh lebih besar dari banjir musim panas, karenanya
tanggul pada sungai-sungai di daerah beriklim dingin direncanakannya dasar debit rencana
musim semi. Guna melindungi gangguan pada musim panas di bantaran dibangun tanggul
anakan sejajar tanggul utama, tetapi kemampuan pengamanannya lebih rendah dari tanggul.
Tanggul semacam ini disebut tanggul musim panas. Tanggul dibangun dari bahan tanah biasa
atau dari lempungan dengan bercampur pasir dan biasanya digebal secara penuh menutupi
seluruh permukaan tanggul. Kemiringan lereng tidak mlebihi 1;4-1;5 untuk mencegah tanggul
jebol saat terjadi limpasan.
Pada pemukiman sangat padat, pembebanan tanah tanggul sulit dan mahal. Pembuatan
tanggul dengan penampang b standar tidak mungkin dilaksanakan dan biasanya pada ruas
tanggul ini konstruksinya dibuat dari pasangan . Tanggul pasangan dibuat dengan kemiringan
yang curam, mercu yang sempit dan tergantung dari kondisi setempat.
Pada pemukiman padat kedudukan tanggul sulit dan mahal. Di samping tanggul pasangan
dibuat juga tanggul tembok. Konstruksinya adalah bagian bawah hingga mencapai elevasi banjir
rencana dibuat dari urugan biasa, kemudian bagian atasnya untuk tinggi jagaan dibuat dari
tembok. Bisa juga kombinasi dari tanggul pasangan dan tanggul tembok, yaitu bagian bawah
hingga elevasi banjir rencana dibuat dari pasangan, bagian atasnya untuk tinggi jagaan dibuat
dari tembok beton.
Tanggul sirip dibuat pada sungai-sungai yang sangat lebar untuk menjaga agar alur
sungai tidak berpindah-pindah.
Tanggul sirip dibuat dengan posisi hamper tegak lurus arah arus sungai dan degan mercu
miring ke arah sungai. Tanggul ini juga berfungsi untuk mengurangi daya gerus air sungai pada
kaki tanggul, menampung sementara sebagian volume banjir supaya debit banjir pada bagian
hilir sungai berkurang. Jarak antaranya ditentukan dengan memperhitungkan kekuatan arus
sungai dan luasnya areal yang terdapat pada bantara.
Kemiringan lereng biasanya hampir sama dengan tanggul biasa sekitar 1: 2 dan untuk
bagian tanggul yang lebih dari elevasi banjir rencana harus dilindungi setidak-tidaknya dengan
pasangan batu kosong pada seluruh permukaan tanggul.
Untuk tanggul-tanggul yang lebih tinggi dari elevasi banjir rencana dibangun di mercu
yang miring (1/30 sampai 1/60) dan bertemu di tanggul utama dengan tinggi yang sama.
Permukaan ruas yang rendah di lindungi dengan hamparan batu atau lapisan beton guna
mencegah kerusakan pada saat terjadi limpasan.
Tanggul pemisah dibangun diantara muara 2 buah sungai yang sangat berdekatan atau
diantara muara anak sungai dengan sungai utamanya, guna menjaga agar muara kedua sungai
atau muara anak sungai tidak mudah berpindah-pindan juga guna lebih menertibkan aliran air
pada masing-masing muara sungai atau anak sungai. Penampang tanggul sama dengan
penampang tangul biasa, tetapi dilengkapi dengan perkuatan pada kedua lereng hingga pada
elevasi yang diperlukan dan perkuatan pada kedua kaki tanggul dengan brojong kawat.
Mercu tanggul biasanya miring ke arah hilir dan pada bagian ujungnya akan tenggelam
pada saat terjadi banjir, sehinga dilindungi dengan hamparan batu atau beton blok bahkan
dibangun dengan urugan batu.
Gambar Tanggul Pemisah
Pada saat sungai mengalir ke laut , sangat sering terjadi endapan pasir atau gosong-
gosong pasir laut di mulut muara, mempersempit penampang mulut muara dan menghambat
kelancaran aliran air sungai ke laut.
Pengaturan muara sungai dapat dilaksanakan dengan pembuatan tanggul pengarah pada
salah satu atau kedua sisi muara sungai. Tanggul pengarah berfungsi pula untuk membelokkan
migrasi pasir pantai ke dalam laut yang lebih dalam. Dengan demikian muara sungai akan
terbuka sepanjang tahun.
Penyadap banjir adalah semacam bangunan pelimpah yang cukup lebar yang berfungsi
sebagai penyadap sebagian debit banjir, pada saat debit bvanjir terlampaui batas tamping sungai.
Penyadap banjir merupakan bagian tanggul utama tetapi elevasi mercunya dibuat lebih rendah
dan seluruh permukaan tanggul serta tepinya diperkuat dengan hamparan batu, hamparan aspal
beton atau hamparan beton bertulang dilengkapi dengan kolam peredam dikaki belakangnya
serta bangunan pelengkap lainnya.
Tinggi kemiringan lereng depan dan bentuk lengkung tembok dari tanggul tepi danau
dapat ditentukan sebagai suatu hasil analisa daroi kondisi serta perilaku permukaan air danau
serta kecepatan angun., tinggi limpasan ombak danau dan frekuensi terjadinya limpasan.tinggi
limpasan omabak dapat ditentukan dari hasil penelitian serta analisa yang didasarkan pada
catatan data arah angina, kecepatan angin dan elevasi permukaan air danau.
Pada muara-muara sungai gelombamg pasang –surut dan ombak biasanya demikian
tingginya dan kadang-kadang dapat melampaui elevasi mercu tanggul. Untuk melindungi
keutuhan tanggul, maka permukaannya diperkuat dengan pelindung beton atau hamparan aspal
beton.
BANGUNAN PENGATURAN SUNGAI
KRIB
Krib adalah bangunan yang di buat mulai dari tebing sungai kearah tengah guna mengatur arah sungai
2.mengurangi kecepatan arus sungai sepanjang tebing sungai.mempercepat sedimentasi dan menjamin
keamanan tangul atau tebing sungai terhadap gerusan.
4.mengkosentrasikan arus sungai dan memudahkan penyadapan,guna mendapatkan hasil yang optimal
dari perencanaan krib tersebut.
Kerib adalah bangunan di dalam sungai yang berfungsi umtuk mengatur arah pada belokan sungai
sekaligus melindung tebing sungai dari pukulan air.
Tujuan pemasangan krib di sugai adalah untuk dapat mengendalikan arah aliran dan melindungi dasar
dan tebing sungai dari erosi yg disebapkan oleh pukulan air.
1.krib permeable
2.krib impermeable/krib padat karena air sungai tidak dapat mengalir melalui tubuh krib krib jenis
inidapat dipasang terbenam dan tidak terbenam oleh air kontruksi nya dapat di buat dengan beronjong
kawat,matras dan pasangan batu.
3. krib semi impermeable adalah krib yang berfungsi seperti krib permiabel dan padat dari segi
pemasangan krib semi impermeable dipasang melintang sungai posisinya sejajar arus sungai.
Dankontruksi nya bisa dari beronjong besi dan tiang pancang melintang sunga.
Pada bagian sungai yang mengalami pukulan air secara langsung jarak krib yang berdekatan di buat agak
rapat karena gaya geser arus akan melebar sampai ke tebing sungai.
Dalam penentuan jarak krib kehilangan energy antar dua krib harus lebih kecil dari kehilangan energy
kecpatan,karena pada dasar nya pembuatan krib bertujuan untuk menambah kecepatan pada aliran
sungai agar peroses penglontoran sedimen menjadi lancer.
𝑐^2.ℎ
L<α
2𝑔
Dimana:
perencanana panjang krib sendiri dilakukan berdasarkan kondisi morfologi sungai,sedimen,debit dan
kondisi sekeliling sungai.
Menentukan atara panjang krib dan lebar sungai umumnya ukurannya lebih kecil dari 10%
Penetapan tingi krib berkisar antara 0.5-1,0 diatas tingi muka air rata-rata.
4.1 Perkuatan Lereng
4.1.1 Umum
Perkuatan lereng (reverments) adalah bangunan yang ditempatkan pada permukaan suatu
lereng guna melindungi suatu tebing alur sungai atau permukaan lereng tanggul dan secara keseluruhan
berperan meningkatkan stabilitas alur sungai atau tubuh tanggul yang dilindunginya.
Pada tahapan perencanaan (planning) untuk perkuatan lereng haruslah dipelajari secara
seksama pengaruh-pengaruh arus sungai, proses pergeseran arus sungai, perilaku meander, gerusan
pada belokan-belokan sungai.
Konsolidasi Pondasi
4.2.1 Umum
Konsolidasi pondasi (foundation consolidation) adalah suatu bangunan yang ditempatkan di depan
bagian atas pondasi atau yang berupa pelindung kaki perkuatan lereng, agar dapat mengurangi
kecepatan arus air di depan perkuatan lereng, mencegah gusuran dasar sungai di depan perkuatan
lereng dan melindungi perkuatan lereng secara keseluruhan.
Mengingat terjadinya kerusakan perkuatan lereng umumnya diawali dari rusaknya pondasi, maka
konsolidasi pondasi, merupakan salah satu bagian perkuatan lereng yang sangat penting guna
mempertahankan stabilitasnya. Karenanya konstruksi dari konsolidasi pondasi haruslah memenuhi
persyaratan sebagai berikut :
1) Blok-blok yang digunakan sebagai konsolidasi pondasi supaya cukup berat, sehingga tidak dapat
dihanyutkan oleh arus air yang terbesar yang mungkin terjadi.
2) Mempunyai flexibilitas yang memadai untuk dapat mengikuti naik/turunya permukaan dasar
sungai.
3) Mempunyai kekasaran yang memadai guna mengurangi kecepatan arus sungai didepanya.
Maka bahan batu tersebut, dapat digunakan tanpa kekhawatiran akan hanyut dan pelaksanaannya
sangat mudah serta merupakan konstruksi yang mudah dengan flexibilitas yang tinggi dan sangat
awet. Bahan yang digunakan biasanya batu kali yang besar-besar, batu belah dan batu gunung yang
dibelah-belah dalam berbagai bentuk serta berbagai ukuran. Jadi tipe ini dapat diterapkan jika
tersedia bahan batu dengan harga yang rendah.
Pada saat pemasangan lapis – lindung batu, maka batu-batu yang ukuranya besar-besar
ditempatkan pada permukaan, agar dapat melindungi permukaan dasar sungai terhadap gerusan.
Sedangkan batu-batu dengan ukuran yang lebih kecil, di tempatkan pada lapisan yang lebih bawah
dan clah-celah antaranya diisi dengan kerikil sungai.
Selanjutnya paa sungai-sungai yang deras arusnya, pasangan batu kosong dengan ukuran batu-batu
yang cukup besar ditempatkan di depan kaki perkuatan lereng yang berfungsi pua sebagai
konsolidasi pondasi guna mengatur alur sungai.
Matras nyaman ranting Willow biasanya digunakan sebagai konsolidasi pondasi pada sungai-sungai
yang tidak deras arusnya dan biaya pembuatannya cukup rendah. Konsolidasi pondasi jenis ini
sangat flexibel dan dengan mudah dapat mengikuti perubahan dasar sungai. Selain itu ranting
pohon tersebut didalam air dapat tenggelam, karena berat jenisnya lebih tinggi dari berat jenis air.
Akan tetapi bahan tersebut tida tahan lama, lebih-lebih apabila tidak selalu terendam air.
Selanjutnya pada sungai-sungai yang arusnya deras, hamparan batu pemberatnya hanyut terbawa
arus sungai dan karenanya tidak cocok untuk sungai semacam ini.
Sebagaimana yang tertera pada Gb. 4.44 konstruksi konsolidasi pondasi tersebut terdiri dari rnting-
ranting, dahan, pagar dan batu pemberat. Haruslah tersedia cukup banyak ranting-ranting yang
panjang, lurus dan kecil diikat dengan kawat (ɸ 12 mm) atau rami masing-masing dengan jarak
ikatan 15cm membentukan gulungan-gulungan brdiameter 15cm disusun sedemikian, sehingga
ujung ranting berdekatan dengan pangkal ranting berikutnya.
Sebelum pemasangan matras anyaman ranting dibuat kisi-kisi ranting dengan jarak antara 1m, tiap
pertemuan diikat kuat pada baris kisi pertama dan kedua dengan rami atau kawat ɸ 12 mm yang
disebut kisi-kisi dasar. Diatas kisi-kisi dasar ini diletakkan tiga lapis dahan yang tebalnya masing-
masing 15 cm, dengan posisi melintang dan memanjang.selanjutnya kisi-kisi di atas ditempatkan di
atas lapisan dahan dan kedua kisi-kisi diikat kuat dengan tali rami. Patok-patok kecil ditancapkan
sedalam 50 cm kedalam anyaman ranting pada sudut sisi baris pertama dan kedua. Ujung atas
patok2 tersebut harus muncul 15 – 20 cm dan dengan menggunakan ranting dibuatkan pagar
anyaman pada bagian patok yang muncul tersebut setinggi 15 cm. Selanjutnya batu pecah atau
kerikil sebanyak
20-40 kg dituang di atas anyaman yang telah berpagar tersebut dan dtambah dengan kerikil kasar
sebagai pengisi celah2 batu (periksa tabel 4.16).
Walaupun matras anyaman ranting dapat dikerjakan dalam keadaan kering, tetapi biasanya
dikerjakan diatas permukaan air yang kemudian ditenggelamkan. Untuk ini matras dibuat diatas
balok-balok kayu yang melintang yang ujung-ujungnya disangga oleh 2 buah ponton perancah.
Setelah matras ranting selesai dibuat, maka balok-balok kayu ditarik dan matras mengapung diatas
air. Selanjutnya setelah posisinya tepat, maka bagian-bagian matras ditenggelamkan dengan
diberati batu yang ditempatkan di atasnya.
Jumlah lapisan anyaman tergantung dari keadaan lokasi pekerjaan. Untuk sungai-sungai yang
dasarnya digali dan dalam, maka dipasang matras.
Konsolidasi pondasi jenis matras balok kayu (log matress) dipergunakan pada sungai-sungai yang
arusnya deras. Disamping untuk konsolidasi pondasi matras jenis ini dapat dipergunakan pula
sebagai bangunan sadap atau sebagai bendung konsolidasi.
Konstruksi matras balok kayu trdiri dari bahan-bahan kayu yang panjangnya ± 2.4 m dengan ɸ 12 -
15 cm. Kisi – kisi ini ditumpuk dalam beberapa lapis diperkuat dengan angker baja ɸ mm, panjang 12
cm yang dipasang pada dua lapis yang berurutan. Kisi-kisi bujur sangkar ini disambung-sambung
dengan kisi-kisi lainnya hingga menvcapai ukuran-ukuran panjang dan lebar yang diinginkan.
Pada matras balok beton (concrete rod matterss) .maka dolos kayu pada matras balok kayu di ganti
dengan balok beton beton bertulang,guna meningkatkan keawetannya.
Konstruksi matras balok persis sama dengan konsruksi matras balok kayu.Ukuran balok yang
digunakan adalah panjang 2,5 mdan sisi penampang 12-15 cm.Dibandingkan dengan matras kayu
,matras ini jenis lebih mahal,tetapi sering di gunakan karena keawetannya
6.Blokbeton
Konsolidasi pondasi jenis blok beton (concrete block consolidation of foundation)biasanya dengan
cara pengecoran setempat dan satu dengan lainnya dirangkai dengan kawat baja ,sehingga
merupakan satu kesetuan (merupkan hamparan)yang flexible dan dapat mengikuti perubahan
permukaan dasar sungai serta mencegah hanyut terbawa arus sungai.jenis ini biasanya digunakan
pada sungai sungai dengan arus yang deras.
Berbagai bentuk bentuk khusus serta cara –cara pemasangannya telah dikembangkan disesuaikan
dengan berbagai kondisi sungai yang di samping fungsi utamanya sebagai konsolidasi pondasi,juga
dapat berfungsi sebagai peredam energi yang terdapat pada arus sungai ,yang berarti akan
mengurangi daya gerus air pada lokasi tersebut.Selain itu harus pula diperhatikan ,bahwa
pengecoran setempat hanya dapat dilaksanakan ,apabila lokasi pekerjaandapat di keringkan.
Beberapa type blok yang sangat umum digunakan adalah type salib (cross type).tipebentuk y(y-
shape)dan tipe bentuk h(H-shape type)
a. Tipe salib
Blok beton tipe salib satu dengan lainnya di hubungkan pada 4 tempat,yaitu pada ujung-ujungnya
dengan kawat baja sehingga setiap blok mempunyai flexibiltas untuk bergerak pada setiap
jurusan,guna mengikuti penurunan permukaan dasarsungai dan mempunyai kontak yang baik
dengan permukaan dasar sungai tersebut.Selain itu terdapat celah-celah kosong yang cukup banyak
di antara blok-blok tersebut ,sehingga bahan beton yang di perlukan lebih sedikit.
b. Type bentuk y
Blok bentuk type ini dapat saling mengunci tanpa diperlukan kawat baja perangkai
c. Type bentuk H
Seperti halnya type bentuk y tipe ini juga dapat saling mengunci dan pembuatannya dapat dilakukan
dengan pengecoran setempat.
Blok beton pracetak ini ada kalanya ditempatkan secara beratur dan terdiri dari beberapa lapis
,tetapi ada kalanya hanya di tempatkan secara tidak beraturan tergantung kondisi lokasi pekerjaan.
Keuntungan dari blok blok beton pracetak ini dapat dibuat secara massal di pabrik beton dengan
cetakan dari baja yang dapat digunakan berulang kali .Tetapi di bandingkan dengan jenis blok beton
sebelumnya,harga pembuatan konsolidasi pondasi jenis ini sangat mahal
Berbagai jenis blok beton pracetak telah di kembangkan ,tetapi efeknya ,cara pengerjaannya
dan harga nya hamper sama .Tergantung dari kondisi setempat beberapa dari jenis tersebut cocok
untuk penimbunan secara sembarangan.,tetapi beberapa lainnya lebih cocok apabila dipasang lapis
demi lapis secara teratur
a.Metode pemasangan konsolidasi pondasi blok beton pracetak
blok beton pracetak dapat di timbun secara tidak beraturan atau dipasang secara teratur lapis demi
lapis .Blok beton pracetak yang dipasang secara tratur masing-masing blok di tempatkan sedemikan
rupa dan karenanya bentuk telah di buat hingga dapat saling mengunci satu dengan lainnya dan
terdiri satu sampai tiga lapis tergantung kebutuhan yang telah ditetapkan sebelumnya Untuk jenis
blok-blok yang pemasangannya sembarangan,maka blok-blok tersebut hanya di timbun secara tidak
beraturan hingga mencapai ketebalan tertentu.
Mengingat fungsi konsolidasi pondasi adalah melindungi pondasi perkuatan lereng terhadap
gerusan arus sungai di waktu terjadi banjir ,maka blok-blok beton tersebut haruslah di buat cukup
berat,agar tidak hanyut oleh arus banjir yang besar mungkinterjadi.Dengan demikian masing masing
blok haruslah mempunyai berat yang memadai ,agar dapat bertahan terhadap gaya-gaya arus
sungai di saat terjadinya banjir pada lokasi tersebut .Pada hakekatnya berat setiap blok di tentukan
oleh gaya dorong arus sungai ,tetapi pada lokasi yang arusnya deras biasanya diperlukan blok-blok
beton yanglebih berat.
Tipe konsolidasi pondasi secara umum dapat dibedakan dalam 4 macam yaitu
2. Tipe rangka :matras ranting ,matras ranting lapis tunggal ,matras kayu dan matrasbeton
3. Tipe blok beton :blok beton tipe salib ,tipe bentuk y,tipe bentuk hdan blok beton pracetak.
4. Tipe tiang pancang(lihat pembahasan tentang krib –krib)Tiang pancang tunggal tiang pancang
parallel ,tiang pancang sembarangan
Dalam proses penentuan tipe yang akan di ambil untuk konstruksi konsolidasi pondasi haruslah
dengan mengdakan perbandingan dari beberapa tipe.
Konsoldasi pondasi bahan utamanya terdiri dari kayu seperti matras ranting ,matras kayu,haruslah
selalu terbenam dalam air,agar lebih awet .Jadi elevasi mercu haruslah serendah mungkin dan
biasanya lebih rendah dari elevasi rata-rata muka air rendah .
Tetapi elevasi terendah dari mercu konsoldasi pondasi pada umumnya lebih tinggi dari elevasi
permukaan dasar sungai terdiri dari dua tipe
a.Tipe standar
Sebagai tipe standar yang telah banyak digunakan pada berbagai sungai adalah tipe perkuatan
lereng dengan pondasi rendah,dibawah elevasi terendah dasar sungai
b. Tipe Kombinasi
Tipe kombinasi (combination type)biasanya diterapkan untuk sungai-sungai yang airnya cukup
dalam dan pengeringannya tidak ekenomis.tipe kombinasi merupakan tipe standar yang dilengkapi
dengan konsoldasi pondasi berupa timbunan batu/blok-blok beton yang cukup berat di depan
pondasi perkuatan lereng ,agar tidak dapat dihanyutkan oleh arus sungai dan sekaligus melindungi
pondasi terhadap gerusan arus sungai.
Tipe tirai tegak (self standing type) seperti halnya perkuatan lereng tipe turap pancang atau
pelindung kaki perkuatan lereng jenis-jenis dinding papan dan tiang pancang urugan maka tipe tirai
tegak berfungsi hanya sebagai pelindung kaki perkuatan lereng
5.Perkuatan Lereng Turap Pancang
Perkuatan lereng turap pancang(sheff pile revetment)merukan tipe yang paling mahal
dibandingakan dengan tipe tipe lainnya .jadi tipe ini di gunakan hanya sebagai alternative terakhir
apabila tipe tipe lainnya sulit di terapkan ,sebagaimana uraian di bawah
Pada lokasi yang airnya cukup dalam ,sehingga pengeringannya membutuhkan biaya
yang sangat besar atau bahkan tidak mungkin sama sekali di keringkan.
Terjadinya menurunnya dasar sungai yang melampaui dasar pondasi yang sudah
ada,sehingga membahayakan stabilitas perkuatan lereng secara keseluruhan dan untuk
mempebesar penampang basah sungai dan memperdalam dasar sungai atau untuk
menambah kekutan pondasi yang sudah ada.
Pada lokasi yang padat penduduknya sehingga peningkatan penampang lintang sungai
dapat dilakukan hanya dengan perkuatan lereng tipe turap pancang atau apabila
pengunduran tanggul akan mengakibatkan pembiayaan yang terlalu mahal.
Konsolidasi Pondasi
4.2.1 Umum
6) Blok-blok yang digunakan sebagai konsolidasi pondasi supaya cukup berat, sehingga
tidak dapat dihanyutkan oleh arus air yang terbesar yang mungkin terjadi.
7) Mempunyai flexibilitas yang memadai untuk dapat mengikuti naik/turunya permukaan
dasar sungai.
8) Mempunyai kekasaran yang memadai guna mengurangi kecepatan arus sungai
didepanya.
9) Pelaksanaan pembuatanya mudah dan biayanya diusahakan serendah mungkin.
10) Pemeriksaanya mudah dan merupakan bangunan permanen yang cukup awet.
Maka bahan batu tersebut, dapat digunakan tanpa kekhawatiran akan hanyut dan pelaksanaannya
sangat mudah serta merupakan konstruksi yang mudah dengan flexibilitas yang tinggi dan sangat
awet. Bahan yang digunakan biasanya batu kali yang besar-besar, batu belah dan batu gunung
yang dibelah-belah dalam berbagai bentuk serta berbagai ukuran. Jadi tipe ini dapat diterapkan
jika tersedia bahan batu dengan harga yang rendah.
Pada saat pemasangan lapis – lindung batu, maka batu-batu yang ukuranya besar-besar
ditempatkan pada permukaan, agar dapat melindungi permukaan dasar sungai terhadap gerusan.
Sedangkan batu-batu dengan ukuran yang lebih kecil, di tempatkan pada lapisan yang lebih
bawah dan clah-celah antaranya diisi dengan kerikil sungai.
Selanjutnya paa sungai-sungai yang deras arusnya, pasangan batu kosong dengan ukuran
batu-batu yang cukup besar ditempatkan di depan kaki perkuatan lereng yang berfungsi pua
sebagai konsolidasi pondasi guna mengatur alur sungai.
Matras nyaman ranting Willow biasanya digunakan sebagai konsolidasi pondasi pada
sungai-sungai yang tidak deras arusnya dan biaya pembuatannya cukup rendah. Konsolidasi
pondasi jenis ini sangat flexibel dan dengan mudah dapat mengikuti perubahan dasar sungai.
Selain itu ranting pohon tersebut didalam air dapat tenggelam, karena berat jenisnya lebih tinggi
dari berat jenis air. Akan tetapi bahan tersebut tida tahan lama, lebih-lebih apabila tidak selalu
terendam air.
Selanjutnya pada sungai-sungai yang arusnya deras, hamparan batu pemberatnya hanyut
terbawa arus sungai dan karenanya tidak cocok untuk sungai semacam ini.
Sebagaimana yang tertera pada Gb. 4.44 konstruksi konsolidasi pondasi tersebut terdiri
dari rnting-ranting, dahan, pagar dan batu pemberat. Haruslah tersedia cukup banyak ranting-
ranting yang panjang, lurus dan kecil diikat dengan kawat (ɸ 12 mm) atau rami masing-masing
dengan jarak ikatan 15cm membentukan gulungan-gulungan brdiameter 15cm disusun
sedemikian, sehingga ujung ranting berdekatan dengan pangkal ranting berikutnya.
Sebelum pemasangan matras anyaman ranting dibuat kisi-kisi ranting dengan jarak antara
1m, tiap pertemuan diikat kuat pada baris kisi pertama dan kedua dengan rami atau kawat ɸ 12
mm yang disebut kisi-kisi dasar. Diatas kisi-kisi dasar ini diletakkan tiga lapis dahan yang
tebalnya masing-masing 15 cm, dengan posisi melintang dan memanjang.selanjutnya kisi-kisi di
atas ditempatkan di atas lapisan dahan dan kedua kisi-kisi diikat kuat dengan tali rami. Patok-
patok kecil ditancapkan sedalam 50 cm kedalam anyaman ranting pada sudut sisi baris pertama
dan kedua. Ujung atas patok2 tersebut harus muncul 15 – 20 cm dan dengan menggunakan
ranting dibuatkan pagar anyaman pada bagian patok yang muncul tersebut setinggi 15 cm.
Selanjutnya batu pecah atau kerikil sebanyak
4.2 konsolidasi pondasi
20-40 kg dituang di atas anyaman yang telah berpagar tersebut dan dtambah dengan kerikil kasar
sebagai pengisi celah2 batu (periksa tabel 4.16).
Walaupun matras anyaman ranting dapat dikerjakan dalam keadaan kering, tetapi
biasanya dikerjakan diatas permukaan air yang kemudian ditenggelamkan. Untuk ini matras
dibuat diatas balok-balok kayu yang melintang yang ujung-ujungnya disangga oleh 2 buah
ponton perancah.
Setelah matras ranting selesai dibuat, maka balok-balok kayu ditarik dan matras
mengapung diatas air. Selanjutnya setelah posisinya tepat, maka bagian-bagian matras
ditenggelamkan dengan diberati batu yang ditempatkan di atasnya.
Jumlah lapisan anyaman tergantung dari keadaan lokasi pekerjaan. Untuk sungai-sungai
yang dasarnya digali dan dalam, maka dipasang matras.
Konstruksi matras balok persis sama dengan konsruksi matras balok kayu.Ukuran balok yang
digunakan adalah panjang 2,5 mdan sisi penampang 12-15 cm.Dibandingkan dengan matras
kayu ,matras ini jenis lebih mahal,tetapi sering di gunakan karena keawetannya
6.Blokbeton
Berbagai bentuk bentuk khusus serta cara –cara pemasangannya telah dikembangkan disesuaikan
dengan berbagai kondisi sungai yang di samping fungsi utamanya sebagai konsolidasi
pondasi,juga dapat berfungsi sebagai peredam energi yang terdapat pada arus sungai ,yang
berarti akan mengurangi daya gerus air pada lokasi tersebut.Selain itu harus pula diperhatikan
,bahwa pengecoran setempat hanya dapat dilaksanakan ,apabila lokasi pekerjaandapat di
keringkan.
Beberapa type blok yang sangat umum digunakan adalah type salib (cross type).tipebentuk y(y-
shape)dan tipe bentuk h(H-shape type)
d. Tipe salib
Blok beton tipe salib satu dengan lainnya di hubungkan pada 4 tempat,yaitu pada ujung-
ujungnya dengan kawat baja sehingga setiap blok mempunyai flexibiltas untuk bergerak
pada setiap jurusan,guna mengikuti penurunan permukaan dasarsungai dan mempunyai
kontak yang baik dengan permukaan dasar sungai tersebut.Selain itu terdapat celah-celah
kosong yang cukup banyak di antara blok-blok tersebut ,sehingga bahan beton yang di
perlukan lebih sedikit.
e. Type bentuk y
Blok bentuk type ini dapat saling mengunci tanpa diperlukan kawat baja perangkai
f. Type bentuk H
Seperti halnya type bentuk y tipe ini juga dapat saling mengunci dan pembuatannya dapat
dilakukan dengan pengecoran setempat.
Mengingat fungsi konsolidasi pondasi adalah melindungi pondasi perkuatan lereng terhadap
gerusan arus sungai di waktu terjadi banjir ,maka blok-blok beton tersebut haruslah di buat
cukup berat,agar tidak hanyut oleh arus banjir yang besar mungkinterjadi.Dengan demikian
masing masing blok haruslah mempunyai berat yang memadai ,agar dapat bertahan terhadap
gaya-gaya arus sungai di saat terjadinya banjir pada lokasi tersebut .Pada hakekatnya berat setiap
blok di tentukan oleh gaya dorong arus sungai ,tetapi pada lokasi yang arusnya deras biasanya
diperlukan blok-blok beton yanglebih berat.
Tipe konsolidasi pondasi secara umum dapat dibedakan dalam 4 macam yaitu
Tetapi elevasi terendah dari mercu konsoldasi pondasi pada umumnya lebih tinggi
dari elevasi permukaan dasar sungai terdiri dari dua tipe
a.Tipe standar
Sebagai tipe standar yang telah banyak digunakan pada berbagai sungai adalah
tipe perkuatan lereng dengan pondasi rendah,dibawah elevasi terendah dasar
sungai
b. Tipe Kombinasi
Tipe kombinasi (combination type)biasanya diterapkan untuk sungai-sungai yang
airnya cukup dalam dan pengeringannya tidak ekenomis.tipe kombinasi
merupakan tipe standar yang dilengkapi dengan konsoldasi pondasi berupa
timbunan batu/blok-blok beton yang cukup berat di depan pondasi perkuatan
lereng ,agar tidak dapat dihanyutkan oleh arus sungai dan sekaligus melindungi
pondasi terhadap gerusan arus sungai.
4.1 AMBANG
4.4.1 Umum
Ambang atau drempel (ground sill) yang dibangun menyilang sungai untuk menjaga agar
dasar sungai tidak turun terlalu berlebihan. Penurunan yang terlalu berlebihan tersebut antara lain
disebabkan oleh berkurangnya suplai sedimen dari sebelah hulu karena dibangunnya suatu bendungan
atau check dam atau oleh penambangan bahan-bahan pasir/battu berlebihsn dari sungai yang
bersangkutan dan hal-hal tersebut di waktu banjir akan membahayakan atau akan menyebabkan
rusaknya/hancurnya pondasi perkuatan lereng atau pilar-pilar jembatan dan bahkan tergerusnya dasar
sungai serta hancurnya tanggul-tanggul pada lokasi tersebut.
Dalam keadaan seperti hal-hal tersebut di atas, maka kemungkinan diperlikan adanya ambang guna
menstabilkan dasar sungai agar tidak menurunkan air secara berlabihan.
Paling tidak terdapat 2 tipe umum ambang, yaitu ambang datar (bed gindle work) dan
ambang pelimpah (head work). Ambang datar hampir tidak mempunyai terjunan dan elevasi mercunya
hampir sama dengan permukaan dasar sungai dan berfungsi untuk menjaga agar permukaan dasar
sungai tidak turun lagi. Sedangkan ambang pelimpah mempunyai terjunan, sehingga elevasi permukaan
dasar sungai di sebelah hulu ambang lebih tinggi dari elevasi permukaan dasar sungai di sebelah hilirnya
dan tujuannya adalah untuk lebih melandaikan kemiringan dasar sungai.
4.4.3 Desain ambang
1. Tinggi ambang
Sebelum ambang di bangun pada suatu sungai yang dasarnya turun secara terus menerus
atau diperkirakan akan turun, maka jumlah sedimen yang akan melintasi lokasi calon ambang
haruslah di ukur atau diperkirakan berdasarkan kondisi-kondisi hidrolika sungai dan endapan
dasar sungai dengan perhitungan teoritis, guna memperkirakan besarnya penurunan dasar
sungai tersebut di masa yang akan dating. Selanjutnya lokasi, tinggi dan jarak antar ambang
dapat ditetapkan secara perkiraan dan dihitung dengan metode coba-banding dan akhirnya
akan diperoleh suatu kemiringan seimbang teoritis dasar sungai yang bersangkutan.
Guna mencegah terjadinya gerusan yang membahayakan, baik terhadap stabilitas ambang
maupun stabilitas sungai yang akan ditangani, khususnya pada sungai-sungai aluvial, ambang
tersebut umumnya dibangun dengan ketinggian tidak lebih dari 2m.
Apabila ambang-ambang dibangun pada sungai secara menerus, maka lokasi, tinggi dan
jumlah ambang ditetapkan berdasarkan profil memanjang sungai seimbang teoritis dengan
formula sbb.
(1) Untuk sungai yng sempit
l=(l/n – l/m)h=(1,5 – 2,0)l/h
(2) Untuk sungai yang lebar
l==(1,5 – 2,0)b
Di mana : l: Jarak antar ambang
h: Tinggi ambang
n: Kemiringan dasar sungai
m: Tingkatan desain dasar sungai
b: Lebar sungai
2. Konstruksi ambang
Konstruksi ambang terdiri dari tubuh dan lantai lindung yang dibangun secara monolir
dari bahan beton yang disebut pula bangunan utama dan biasanya diadakan hamparan
pelindung (kosnsolidasi) dasr sungai di sebelah hulu dan sebelah hilir bangunan utama
tersebut.
Bangunan utama dibuat dari berbagai bahan dan konstruksi, seperti matras kayu, matras
beton dan pasangan batu kosong tetapi yang paling umum pada tahun-tahun terakhir ini
adalah ambang dengan konstruksi dan bahan dari beton, karena kekuatannya, keawetannya
serta pengerjaannya relatif mudah.
3. Lantai lindung dan konsolidasi dasar sungai pada ambang
Lantai lindung ambang biasanya dikombinasikan dengan konsolidasi dasar sungai guna
melindungi tubuh ambang terhadap gerusan atau gejala piping. Karenanya lantai lindung dan
konsolidasi dasar sungai dibuat dengan panjang yang mencukupi, agar secara maksimal dapat
meredam energi yang terkandung dalam aliran air sungai sekaligus mengurangi kecepatan
arus sungai di sebelah hilir ambang. Panjang lantai lindung dan konsolidasi dasar sungai
hanya dapat ditetapkan berdasarkan model hidrolika atau diperoleh secara empiris untuk
ambang yang kecil-kecil. Walaupun demikian panjang lantai lindung dan konsolidasi dasar
sungai seyogyanya ditetapkan untuk tingkat yang paling aman, yang didasarkan pada
pengalaman dan pengamatan yang aktual. Umumnya panjang lantai lindung lebih kurang
seperempat dari panjang yang diperlukan sebagai peredam energi. Selanjutnya panjang lantai
lindung untuk ambang pelimpah biasanya antara 2-3 kali tinggi tekanannya.
Dan panjang lantai lindung atau konsolidasi dasar sungai yang diperlukan sebagai
peredam energy secara kasar dapat dihitung dengan formula Safranez.
Andaikan kedalaman air sungai yang deras arusnya pada tepi hulu lantai lindung adalah
h1, maka :
h22 - (H – hf)h12 + q2 / 2g=0
D: Tinggi ambang
H: Total tinggi-tekanan=D+h
𝐷
hf: Kehilangan tinggi-tekanan akibat geseran=Cℎ H
C: 0,02
Jika panjang yang diperlukan untuk peredam energy adalah L, maka perkiraan
L=4,5h2
Jika angka L yang dikehendaki tidak dapat diperoleh hanya dari tubuh ambang,
kekurangannya dapat dicapai dengan menambahkan panjang lantai lindung.
Lane mengusulkan untuk tanah pondasi yang mengandung endapan datar, menggunakan
sepertiga lintasan rembesan mendatar untuk lintasan vertical dan koefisien rembesan datar lebih
besar dari rembesan vertical.
Maka:
1
LW= ( l1 + l2 + l3) + 2( h1 + h2)
3
CW=LW/H
Apabila suatu bobot diberikan untuk angka CW, disebut “nilai banding rayapan
seimbang” dan keamanan terhadap bahaya piping dapat dijamin, jika nilai banding rayapan lebih
besar dari angka-angka seperti yang tertera pada table 4.2
v=kH/L
Di mana k: Koef. Permeabilitas
4. Tekanan angkat
Tekanan angkat (up lift) yang disebabkan oleh perbedaan elevasi muka air disebabkan
hulu dan sebelah hilir ambang akan bekerja pada alas pondasi ambang tersebut. Akan tetapi untuk
ambang yang rendah, perbedaan elevasi muka air di hulu dan di hilir ambang tersebut sangat kecil
dan dapat diabaikan.
5. Stabilitas dinamik tubuh ambang
Tubuh ambang haruslah senantiasa dalam keadaan aman terhadap gejala guling (over
turning) dan gelincir (sliding). Gaya-gaya yang bekerja pada ambang adalah :
1. Tekanan air
2. Tekanan tanah
3. Tekanan angkat (diabaikan)
4. Kekuatan gempa
1. Umum
4.4.1 Umum
Ambang atau drempel (ground sill) merupakam bangun menyilang pada sungai untuk
menjaga agar dasar sungai tidak turun terlalu berlebihan
Terdapat 2 tipe umum ambang, yaitu ambang datar (bed gindle work) dan ambang
pelimpah (head work).
ambang datar (bed gindle work)
Ambang datar hampir tidak mempunyai terjunan dan elevasi mercunya hampir sama dengan
permukaan dasar sungai dan berfungsi untuk menjaga agar permukaan dasar sungai tidak turun lagi.
ambang pelimpah mempunyai terjunan, sehingga elevasi permukaan dasar sungai di sebelah hulu
ambang lebih tinggi dari elevasi permukaan dasar sungai di sebelah hilirnya dan tujuannya adalah untuk
lebih melandaikan kemiringan dasar sungai.
tujuan pembangunan ambang adalah untuk mencegah gerusan dasar sungai dengan
cara lebih melandaikan kemiringan dasarnya guna mengurangi gaya tarik alirannnya.
7. Tinggi ambang
lokasi, tinggi dan jarak antar ambang dapat ditetapkan secara perkiraan dan dihitung
dengan metode coba-banding dan akhirnya akan diperoleh suatu kemiringan seimbang
teoritis dasar sungai yang bersangkutan. Sebelum ambang di bangun pada suatu sungai yang
dasarnya turun secara terus menerus atau diperkirakan akan turun
Pada sungai-sungai aluvial, ambang tersebut umumnya dibangun dengan ketinggian tidak
lebih dari 2m.
lokasi, tinggi dan jumlah ambang ditetapkan berdasarkan profil memanjang sungai
seimbang teoritis dengan formula sbb.
(3) Untuk sungai yng sempit
l=(l/n – l/m)h=(1,5 – 2,0)l/h
(4) Untuk sungai yang lebar
l==(1,5 – 2,0)b
Di mana : l: Jarak antar ambang
h: Tinggi ambang
n: Kemiringan dasar sungai
m: Tingkatan desain dasar sungai
b: Lebar sungai
8. Konstruksi ambang
Konstruksi ambang terdiri dari tubuh dan lantai lindung yang dibangun secara monolir
dari bahan beton yang disebut pula bangunan utama
pada tahun-tahun terakhir ini bangunan utama dibuat dengan konstruksi dan bahan dari
beton, karena kekuatannya, keawetannya serta pengerjaannya relatif mudah.
9. Lantai lindung dan konsolidasi dasar sungai pada ambang
Lantai lindung ambang biasanya dikombinasikan dengan konsolidasi dasar sungai guna
melindungi tubuh ambang terhadap gerusan atau gejala piping. Umumnya panjang lantai
lindung lebih kurang seperempat dari panjang yang diperlukan sebagai peredam energi.
Selanjutnya panjang lantai lindung untuk ambang pelimpah biasanya antara 2-3 kali tinggi
tekanannya.
formula Safranez : Andaikan kedalaman air sungai yang deras arusnya pada tepi hulu
lantai lindung adalah h1, maka :
h22 - (H – hf)h12 + q2 / 2g=0
D: Tinggi ambang
H: Total tinggi-tekanan=D+h
𝐷
hf: Kehilangan tinggi-tekanan akibat geseran=Cℎ H
C: 0,02
Jika panjang yang diperlukan untuk peredam energy adalah L, maka perkiraan
L=4,5h2
Lane mengusulkan untuk tanah pondasi yang mengandung endapan datar, menggunakan
sepertiga lintasan rembesan mendatar untuk lintasan vertical dan koefisien rembesan datar lebih
besar dari rembesan vertical.
Maka:
1
LW= ( l1 + l2 + l3) + 2( h1 + h2)
3
CW=LW/H
Apabila suatu bobot diberikan untuk angka CW, disebut “nilai banding rayapan
seimbang” dan keamanan terhadap bahaya piping dapat dijamin, jika nilai banding rayapan lebih
besar dari angka-angka seperti yang tertera pada table 4.2
Tabel 4.2 Nilai banding rayapan seimbang
v=kH/L
Di mana k: Koef. Permeabilitas
H: antara perbedaan elevasi kedua muka air
V: kecepatan aliran air renbesan
8. Tekanan angkat
Tekanan angkat (up lift) yang disebabkan oleh perbedaan elevasi muka air disebabkan
hulu dan sebelah hilir ambang akan bekerja pada alas pondasi ambang tersebut. Akan tetapi untuk
ambang yang rendah, perbedaan elevasi muka air di hulu dan di hilir ambang tersebut sangat kecil
dan dapat diabaikan.
9. Stabilitas dinamik tubuh ambang
Tubuh ambang haruslah senantiasa dalam keadaan aman terhadap gejala guling (over
turning) dan gelincir (sliding). Gaya-gaya yang bekerja pada ambang adalah :
5. Tekanan air
6. Tekanan tanah
7. Tekanan angkat (diabaikan)
8. Kekuatan gempa
1. Umum