2.
3.
Mempercepat sedimentasi,
4.
5.
6.
dinding krib
Krib adalah bangunan air yang secara aktif mengatur arah arus sungai dan mempunyai efek
positif yang besar jika dibangun secara benar. Sebaliknya, apabila krib dibangun secara
kurang semestinya, maka tebing di seberangnya dan bagian sungai sebelah hilir akan
mengalami kerusakan. Karenanya, haruslah dilakukan penelaahan dan penelitian yang sangat
seksama sebelum penetapan type suatu krib yang akan di bangun.
Penggunaan krib
Tujuan dari pengaturan alur sungai antara lain adalah sebagai berikut :
Mengatur aliran sungai sedemikian rupa sehingga pada waktu banjir air dapat
mengalir dengan cepat dan aman,
Mengarahkan aliran ke tengah alur sungai agar tebing sungai tidak terkikis,
permeable krib
B. Krib Impermeable
Krib dengan konstruksi tipe impermeable disebut juga krib padat atau krib tidak lolos air,
sebab air sungai tidak dapat mengalir melalui tubuh krib. Bangunan ini digunakan untuk
membelokkan arah arus sungai dan karenanya sering terjadi gerusan yang cukup dalam di
depan ujung krib atau bagian sungai di sebelah hilirnya. Untuk mencegah gerusan, di
pertimbangkan penempatan pelindung dengan konstruksi fleksibel seperti matras atau
hamparan pelindung batu sebagai pelengkap dari krib padat. Dari segi konstruksi, terdapat
beberapa jenis krib impermeable misalnya brojong kawat, matras dan pasangan batu.
krib impermeable
C. Krib Semi Permeable
Krib semi permeable ini berfungsi ganda yaitu sebagai krib permeable dan krib padat.
Biasanya bagian yang padat terletak disebelah bawah dan berfungsi pula sebagai pondasi.
Sedangkan bagian atasnya merupakan konstruksi yang permeable disesuaikan dengan fungsi
dan kondisi setempat. Krib semi permeable disebut juga dengan Krib semi lulus air adalah
krib yang dibentuk oleh susunan pasangan batu kosong sehingga rembesan air masih dapat
terjadi antara batu-batu kosong.
Karena cara pembuatan krib sangat tergantung pada resim sungai, perlu diperoleh data
mengenai pengalaman pembuatan krib pada sungai yang sama atau hampir sama,
kemudahan pelaksanaanya dan besarnya pembiyayaan.
Untuk mengurangi turbulensi aliran pada sungai yang terlalu lebar, maka permukaan
air sungai normal harus dinaikan dengan krib yang panjang, dengan memperhatikan
biaya pelaksanaan dan pemeliharaannya.
Jika krib yang akan dibangun dimaksud pula untuk melindungi tebing sungai terhadap
pukulan air, panjang krib harus diperhitungkan pula terhadap timbulnya pukulan air
pada tebing sungai di seberangnya.
Krib tidak berfungsi baik pada sungai keeil dan sempit alurnya.
Apabila pembuatan krib dimaksudkan untuk menaikan permukaan normal air sungai,
perlu dipertimbangkan kapasitasnya disaat terjadinya debit yang lebih besar atau debit
banjir.
Krib condong kearah hulu disebut juga sebagai krib tajam : krib yang arahnya
menyerong ke hulu
Penetapan tinggi krib pada umumnya akan lebih menguntungkan apabila evaluasi mercu krib
dapat dibuat serendah mungkin ditinjau dari stabilitas bangunan terhadap gaya yang
mempengaruhinya, sebaiknya elevasi mercu dibuat 0,50-1,00 meter diatas elevasi rata-rata
permukaan air rendah. Dari hasil pengamatan terhadap tinggi berbagai jenis krib yang telah
dibangun dan berfungsi dengan baik, diperoleh angka perbandingan antara tinggi krib dan
kedalaman air banjir (hg/h) sebesar 0,20 0,30.
Krib tiang pancang : adalah contoh krib permeabel dan dapat digunakan baik untuk
krib memanjang maupun krib melintang. Konstruksinya sangat sederhana dan dapat
meningkatkan proses pengendapan serta sangat cocok untuk bagian sungai yang tidak
deras arusnya.
Krib rangka : adalah krib yang cocok untuk sungai-sungai yang dasarnya terdiri dari
lapisan batu atau krikil yang sulit dipancang dan krib rangka ini mempunyai
kemampuan bertahan yang lebih besar terhadap arus sungai dibandingkan dengan krib
tiang pancang.
KRIB RANGKA
Krib blok beton : krib blok beton mempunyai kekuatan yang baik dan awet serta
sangat fleksibel dan umumnya dibangun pada bagian sungai yang arusnya deras.
Bentuk dan denah krib serta berat masing-masing blok beton sangat bervariasi
tergantung dari kondisi setempat antara lain dimensi serta kemiringan sungai dan
penetapannya didasarkan pada contoh-contoh yang sudah ada atau pengalamanpengalaman pada krib-krib sejenis yang pemah dibangun.
Krib blok beton : krib blok beton mempunyai kekuatan yang baik dan awet serta
sangat fleksibel dan umumnya dibangun pada bagian sungai yang arusnya deras.
Bentuk dan denah krib serta berat masing-masing blok beton sangat bervariasi
tergantung dari kondisi setempat antara lain dimensi serta kemiringan sungai dan
penetapannya didasarkan pada contoh-contoh yang sudah ada atau pengalamanpengalaman pada krib-krib sejenis yang pemah dibangun.
Krib permeabel yang rendab dengan konsolidasi pondasi biasanya cukup memadai
untuk melindungi tebing sungai.
Krib tidak cocok untuk sungai-sungai yang sempit alumya atau untuk sungai-sungai
kecil.
Definisi Pantai
Ada dua istilah tentang kepantaian dalam bahasa Indonesia sering rancu pemakaiannya,
yaitu pesisir (coast) dan pantai (shore). Pesisir adalah daerah darat tepi laut yang mendapat
pengaruh laut seperti pasang surut, angin laut. Sedangkan pantai adalah daerah di tepi
perairan yang dipengharui oleh air pasang tertinggi dan air surut terendah. Daerah daratan
adalah daerah yang terletak di atas dan di bawah permukaan daratan dimulai batas garis
pasang tertinggi. Daerah lautan adalah daerah yang teletak di atas dan di bawah permukaan
laut di mulai dari sisi laut pada garis terendah, termasuk dasar laut dan bagian bumi di
bawahnya.
Kerusakan Pantai
Permasalahan pantai ini dapat dijelaskan sebagai berikut :
a.
Erosi
Erosi partai adalaha proses mundurnya pantai dari kedudukan semula yang antara lain
disebabkan oleh tidak adanya keseimbangan antara pasokan dan kapasitas angkutan sedimen.
Perubahan morfologi pantai jenis ini biasa terjadi pada pantai landai (berpasir, atau
berlumpur). Erosi pantai ini menyebabkan mundurnya garis pantai dan merusak berbagai
fasilitas yang ada di daerah tersebut.
b.
Abrasi
Abrasi adalah proses erosi diikuti longsoran (runtuhan) pada material yang masih pada
tebing pantai antara lain tebing pantai dari batu, cadas atau karang. Abrasi antara lain
disebabkan oleh daya tahan material yang menyusut karena cuaca (pelapukan) dan
selanjutnya daya tahan tersebut dilampaui oleh kekuatan hidrolik (arus dan gelombang).
c.
Sedimentasi
Sedimentasi adalah proses terjadinya pengendapan sedimen di muara sungai dan
pelabuhan terdiri atas : proses penutupan muara dan proses pendangkalan pada muara sungai.
Penutupan muara sungai terjadi tepat di mulut sungai pada pantai berpasir atau berlumpur,
yaitu dengan terjadinya formasi ambang (bar) di muara. Proses ini biasanya disebabkan oleh
debit sungai kecil, terutama di musim kemarau, sehingga tidak mampu membilas sedimen.
Pendangkalan muara sungai dapat terjadi mulai dari muara ke hilir sampai pada suatu lokasi
di sungai dimana pengaruh instrusi air laut (pasang surut dan kegaraman) masih ada.
Sedimentasi ini dapat menyebabkan pendangkalan muara sungai, terjadinya daerah genangan,
dan pada beberapa kasus timbul konflik kepemilikan lahan timbul tersebut.
d.
sungai atau saluran. Intrusi air asin melalui sungai ini antara lain disebabkan oleh debit
sungai atau saluran yang kecil yang umumnya terjadi pada musim kemarau. Sedangkan
intrusi air asin ke air tanah, disebabkan pengambilan air tanah dilakukan secara besar-besaran
melebihi potensi air tanah dilakukan secara besar-besaran melebihi potensi air tanah yang
tersedia.
e.
ataupun dari kawasan industry. Pencemaran laut khususnya perairan pantai terjadi bila air laut
tidak mampu lagi membersihkan dirinya sendiri dari bahan pencemar yang masuk. Adanya
bahan pencemar yang berasal dari kegiatan yang dilakukan di perairan laut sendiri, limbah
tambak dan limbah pestisida. Sedangkan pencemaran dari kegiatan di laut antara lain berasal
dari pemboran minyak, tumpahan minyak dan limbah dari kapal-kapal.
f.
pantai-pantai berlumpur. Hutan bakau berfungsi sebagai tempat hidupnya biota laut, tempat
pemijahan ikan-ikan kecil. Selain itu hutan bakau juga berfungsi sebagai pelindung pantai
terhadap adanya bahaya gelombang badai (tsunami). Kerusakan pada hutan bakau antara lain
akibat adanya gangguan manusia dengan kegiatan penebangan pohon bakau, akibat
penurunan tanah dasar pantai dan akibat pencemaran laut.
g.
yang cukup tinggi. Dengan demikian karang tidak dapat hidup disekitar muara sungai yang
keruh dan salinitas yang dipengaruhi oleh air tawar dari sungai. Kerusakan karang pantai
antara lain akibat adanya pencemaran air laut (air laut tidak jernih lagi) dan gangguan
langsung dari manusia akibat penggalian-penggalian karang yang dilakukan untuk memenuhi
kebutuhan bahan bangunan.
h.
menyebabkan tejadinya kerusakan pantai serta mengurangi keindahan dan fungsi pantai.
i.
dari belum adanya peraturan dan undang-undang yang mengatur masalah pantai secara
nasional.
Gaya-gaya penyebab kerusakan Pantai
Gaya-gaya yang menyebabkan terjadinya erosi/kerusakan pantai berasal dari :
1. Gelombang
Gelombang merupakan faktor paling dominan dalam proses pantai. Gerakan osilasi
partikel air berperan penting dalam transportasi sedimen pantai. Di zona pecah gelombang
proses-proses pantai sangat dominan dan gelombang di zona ini menimbulkan arus sejajar
pantai serta arus sirkulasi yang sangat berperan dalam perubahan garis pantai. Gelombang
juga merupakan faktor utama penggerus pantai bagian belakang.
2. Arus yang terbentuk dan dibangkitkan oleh gelombang panjang.
Periode gelombang ini relative panjang (beberapa menit hingga beberapa jam) sehingga
arus yang timbul cukup signifikan dalam angkutan sedimen pantai.
3. Arus pasang surut
Selain arus oleh ombak dan gelombang panjang, arus pasang surut juga sangat
berperan dalam proses pantai.
Selain gaya luar yang melakukan proses transport sedimen tersebut di atas, faktor-faktor lain
yang sangat berperan dalam proses pantai adalah proses pelapukan (baik karena
cuaca/klimatologi maupun vegetasi) serta keadaan geologi seperti morfologi dan struktur
bantuan, laju pelapukan, derajat sedimentasi, dan sebagainya.
Selain sebab alami pada daerah pantai yang dikembangkan seringkali sebab erosi pantai
adalah sebab buatan, dimana faktor manusia lebih dominan. Sebab buatan antara lain karena :
B.
Pasang Surut
Pasang surut adalah fluktuasi muka air laut karena adanya gaya tarik benda-benda
di langit, terutama matahari dan bulan terhadap massa air di bumi. Bumi berotasi sendiri
dalam mengelilingi matahari dalam waktu 24 jam, sedangkan bulan berotasi sendiri dalam
mengelilingi bumi pada saat yang bersamaan dalam waktu 24 jam 50 menit.selisih 50 menit
ini menyebabkan besar gaya tarik bulan bergeser terlambat 50 menit dari tinggi air yang
ditimbulkan oleh gaya tarik matahari.
Elevasi Muka Air
Pengetahuan pasang surut adalah penting di dalam perencanaan bangunan pantai dan
pelabuhan. Elevasi muka air tertinggi (pasang) dan terendah (Surut ) sangat penting untuk
merencanakan bangunan-bangunan pantai dan pelabuhan.
Beberapa definisi elevasi muka air
Mengingat elevasi muka air laut selalu berubah setiap saat, maka diperlukan suatu elevasi
yang ditetapkan berdasar data pasang surut, yang dapat digunakan sebagai pedoman di dalam
perencanaan bangunan pantai dan pelabuhan. Beberapa elevasi tersebut adalah sebagai
berikut :
Tebel 2.1. Elevasi Muka Air
C.
Bangunan pelindung pantai digunakan untuk melindungi pantai terhadap kerusakan karena
serangan gelombang dan arus, ada beberapa cara yang digunakan untuk melindungi pantai,
yaitu :
Memperkuat/melindungi pantai agar mampu menahan serangan gelombang
Mengubah laju transport sedimen sepanjang pantai,
1.
a.
Seawall/Revetment/Talud
Seawall adalah struktur yang lebih masif karena resistensinya terhadap seluruh gaya
lingkungan yang ada termasuk gaya gelombang. Revetment yang dibangun pada garis pantai
atau di daratan yang digunakan untuk melindungi pantai langsung dari serangan gelombang.
Daerah yang dilindungi tepat dibelakang bangunan. Penggunaan seawall dimaksud untuk
memperkuat tepi pantai agar tidak terjadi pengikisan pantai akibat gempuran gelombang.
Tetapi bila dinding penahan tidak direncanakan dengan baik, dapat mengakibatkan kerusakan
yang terjadi berlangsung relative cepat. Karena itu pada bagian asar perlu dirancang suatu
struktur pelindung erosi yang cukup baik. Dibawah ini ada beberapa gambar tipe Revetment.
pantai
a. Groin
Groin adalah bangunan pelindung pantai yang biasanya di buat tegak lurus garis pantai, dan
berfungsi
untuk
menahan
trasnpor
sediment
sepanjang
pantai,
sehingga
bisa
mengurangi/menghentikan erosi yang terjadi. Bangunan ini juga bisa digunakan untuk
menahan masuknya transport sediment sepanjang pantai ke pelabuhan atau muara sungai.
Gambar 2.3. Groin tunggal dan perubahan garis pantai yang ditimbulkan
b. Jetty
Jetty adalah bangunan tegak lurus pantai yang diletakkan pada kedua sisi muara suangai yang
berfungsi untuk mengurangi pendangkalan alur oleh sedimen pantai. Pada penggunaan muara
sungai sebagai alur pelayaran, pengendapan di muara dapat menganggu lalui lintas kapal.
Untuk keperluan tersebut jetty harus panjang sampai ujungnya berada diluar gelombang
pecah. Dengan jetty panjang transpor sedimen sepanjang pantai dapat bertahan, dan pada alur
pelayaran kondisi gelombang tidak pecah sehingga memuungkinkan kapal masuk ke muara
sungai.
Pemecah gelombang adalah bangunan yang dibuat sejajar pantai dan berada pada jarak
tertentu dari garis pantai. Bangunan ini direncanakan untuk melindungi pantai yang terletak
di belakang dair serangan gelombang tergantung pada panjang pantai yang dilindungi,
pemecahan gelombang lapas pantai dapat di buat dari satu pemecah gelombang atau suatu
seri bangunan yang terdiri dari beberapa ruas pemecah gelombang yang dipisahkan oleh
celah.
b.
Perlindungan erosi denghan suplai sedimen biasanya dilakukan pada pantai berpasir.
Penambahan suplai dapat dilakukan dengan beach Nourisment yaitu dengan menambahkan
suplai sedimen dari darat atau dari tempat lain pada tempat potensial akan tererosi.
Penambahan dan pemberian pasir ini dapat dilakukan dengan menggunakan bahan dari laut
maupun dari darat, tergantuk ketersediaan material dan kemudahan transportasi. Cara ini
sesungguhnya merupakan cara yang cukup baik dan tidak memberikan dampak negatif pada
daerah lain namun perlu dilakukan secara kontinyu (terus-menerus).
4.
Dinding penahan tanah type ini digunakan terutama untuk mencegah terjadinya keruntuhan
tanah, dan lebih lanjut lagi digunakan apabila tanah asli dibelakang dinding dan tekanan
tanah dianggap kecil.
Dinding penahan ini digunakan luas sebagai dinding penahan tanah rendah karena biaya
pekerjaannya rendah dan pelaksanaan pekerjaannya mudah dilakukan, beberapa type dinding
penahan dengan pasangan batu :
Sama halnya dengan type gravitasi yaitu dengan mendapatkan kemantapan dengan beratnya
sendiri tetapi dalam jenis ini batang tulangan disuusun karena adanya tegangan tarik pada
dinding dan ini digunakan seperi type gravitasi yang besar dan kebutuhannya sesuai dengan
yang diperlukan.
Dinding penahan beton kantilever tersusun dari suatu dinding beton memanjang dan suatu
pelat lantai masing-masing berlaku sebagai balok kantilever dan kemantapan dinding didapat
dari berat badannya sendiri dan berat tanah diatas tumit pelat lantai. Dinding penahan jenis
ini relatif
Berat sendiri dinding penahan. Berat sendiri dinding yang digunakan dalam perhitungan
stabilitas adalah berat dinding penahan itu sendiri dan berat tanah dibelakang dinding
penahan tersebut.
b. Tekanan tanah. Tekanan tanah ditentukan sesuai yang telah diuraikan sebelumnya.
c.
Beban lain. Beban lainnya seperi jalan dan tekanan air bila di sebutkan.
dimana sebuah struktur tembok laut harus stabil (tidak terguling) dalam menahan tekanan
tanah aktif (Pa)
Oke sobat, saya rasa demikian pembahasan saya mengenai PERENCANAAN BANGUNAN
PELINDUNG PANTAI DARI KERUSAKAN. Semoga bermanfaat. Silahkan kunjungi
artikel-artikel yang lainnya di blog ini. Terimakasih
Menurut bahan yang digunakan dalam hal perancangan pondasi turap, pondasi ini terdiri dari
kayu, beton bertulang, dan baja. Adapun dimakalah ini penulis hanya menjabarkan tentang
pondasi turap beton.
1.
Turap Kayu
Turap kayu digunakan untuk penahan tanah yang tidak begitu tinggi, karena tidak kuat
menhan beban-beban lateral yang besar. Turap ini tidak cocok digunakan pada tanah
berkerikil, karena turap cenderung pecah bila dipancang. Pada penggunaan turap kayu yang
difungsikan untuk bangunan permanen yang berda di atas muka air, maka perlu diberikan
lapisan pelindung agar tidak mudah lapuk. Turap ini biasa digunakan untuk pekerjaan
sementara, seperti halnya untuk menahn tebing galian sementara. Bentuk susunan turap kayu
dapat dilihat pada
2.
Turap beton
Turap ini terdiri dari balok-balok beton yang telah dicetak sebelu dipasang dengan bentuk
tertentu. Balok-balok turap dibuat saling mengkait antara satu balok dengan balok yang lain.
Masing-masing balok, kecuali dirancang kuat menahn beban beban yang bekerja pada turap,
juga terhadap beban-beban yang akan bekerja pada waktu pengangkatannya, ujung bawah
turap biasanya dibuat runcing karena untuk mempermudah pemancangan.
Turap Baja
Turap ini sangat banyak digunakan, karena turap ini memiliki banyak kelebihan diantaranya :
a.
b.
c.
d.
e.
Secara umum konstruksi turap dilapangan dapat dilihat pada gambar berikut ini :
Gambar 4 konstruksi turap beton yang runtuh / gagal
1.
Pada sebuah konstruksi turap, gaya-gaya yang bekerja dapat digolongkan menjadi dua, yaitu :
-
Yang dimaksud dengan tekanan tanah aktif adalah tekanan tanah lateral minimum yang
mengakibatkan keruntuhan geser tanah akibat gerakan dinding menjauhi tanah dibelakangnya
(Hary Christady, 1996)
Yang dimaksud dengan tekanan tanah pasif adalah tekanan tanah lateral maksimum yang
mengakibatkan keruntuhan geser tanah akibat gerakan dinding menekan tanah urug (Hary
Christady, 1996)
2.
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya bahwa turap mengalami gaya-gaya, yaitu tekanan
aktif dan tekanan tanah oasif. Gaya-gaya inilah yang selalu bekerja pada sebuah konstruksi
turap. Koefisien tekanan tanah dapat dilihat pada rumus dibawah ini
Dimana :
Ka adalah koefisien tekanan tanah aktif
Kp adalah koefisien tekanan tanah pasif
adalah sudut geser dalam
Sementara itutekanan tanah aktif dan tekanan tanah pasif merupakan luasan dari diagram
tekanan tanah yang terjadi dikalikan dengan koefisien tekanan tanahnya. Contoh :
-
Dimana :
adalah berat volume tanah
H adalah kedalaman titik yang ditinjau dari permukaan tanah
Ka adalah koefisisen tekanan tanah aktif
Begitu juga dengan rumus untuk menghitung tekanan tanah pasif. Analogi dengan rumus
tekanan tanah pasif. Berikut adalah gambar contoh diagram tekanan tanah yang terjadi pada
sebuah konstruksi turap.
Perhitungan Turap
Bangunan perkuatan turap dibuat di Profil 8, dimana di profil tersebut terdapat tikungan
yang kemungkinan besar dapat terjadi gerusan yang mengakibatkan longsoran,
Menghitung beban P(beban dinding balok pada lereng sepanjang 3m)
Sisi Tegak
Volume
Berat
Sisi Datar
Volume
Berat
Berat total
PA2
= 0,5 x gb x Ka x (0,3)2 x 3
=0,5 x (0,3)2 x 1,62 x 0,528 x 3
= 0,115
PA3
= q x Ka x (0,6+d) x 3
= 2,565d + 1,539
PA4
NO
.
1
2
3
Pa (Ton)
2.56 d
5
+
0.115
2.56 d
Lengan (m)
Momen (Tm')
2.30
9
1.53
0.45
0.7
0.3
+0.5d 1,28d2+2,309d+1,039
+d
0,0805 + 0,115d
+0.5d 1,2825d2 + 1,539d + 0,1617
5
1.67
d2
9
0.60
+
+1/3
0.2
Ema
d = 3,7m
Maka kedalaman turap adalah = 0,9 m + d
= 0,9 m + 3,7 m
= 4,6 m
Menghitung angka keamanan turap
PA1
= 11,801 T/m
PA2
= 0,115
= 0,115 T/m
PA3
= q x Ka x (0,6+d) x 3
= 1,62 x 0,528 x (0,6+3,7) x 3
PA4
= 11,031 T/m
= 5,996 d2
= 5,996.(3,7)2
= 30,891 T/m
= 82,08335 T/m
SF
= PP/ PA 1,2
= 1,525 1,2
Aman
Pengertian Turap
Sebagian besar pekerjaan pembuatan pondasi suatu bangunan meliputi pekerjaan
penggalian. Bangunan sementara yang dibuat untuk mencegah kelongsoran tanah di sekitar
daerah penggalian maupun terjadinya perembesan air, adalah turap atau bisa juga disebut
bendungan elak sementara. Karena bangunan ini bersifat sementara, maka biayanya harus
tidak boleh mahal, mudah dipasang dan dipindah-pindahkan.
Yang dimaksud dengan turap adalah konstruksi yang dapat menahan tanah
disekelilingnya, mencegah terjadinya kelongsoran, dan biasanya terdiri dari dinding turap dan
penyangganya, seperti yang diperlihatkan Gambar 1.1. turap yang banyak dipakai adalah
turap dengan tiang tegak, papan turap, serta turap yang terdiri dari jajaran tiang-tiang, dan
kadang-kadang dipakai turap beton yang dicor di tempat (Cast-in-place) seperti pada
konstruksi tembok menerus di bawah tanah.
Macam Turap
Berhubung adanya berbagai cara untuk memasang turap atau bendungan elak
sementara, maka perlu dipilih caraa yang paling tepat, yaitu ditinjau dari mutu tanah pondasi,
tinggi muka air atau tinggi muka air tanah, keamanan atau manfaat ekonomis yang
diperlukan.
Konstruksi turap dapat digolongkan berdasarkan jenis dinding turapnya sebagai
berikut :
1.
2.
3.
Turap dari beton yang dicor di tempat, sehingga merupakan tembok dibawah tanah.
Turap jenis 1 adalah turap yang menahan tekanan tanah dengan jalan memasang papan
turap secara mendatar, diletakan diantara tiang tegak dan profil H dengan jarak yang sama.
Turap semacam ini dalam bentuk sederhana, umumnya berupa pagar kayu. Turap yang
terbuat dari deretan tiang-tiang merupakan suatu cara di mana deretan tiang kayu, beton
maupun tiang baja.
Ditinjau dari kenyataan bahwa dinding yang terbuat dari deretan tiang baja sangat
menonjol dalam sifat rapat airnya, juga kekuatannya, maka tiang baja sering dipakai untuk
pekerjaan penggalian yang besar-besar.
Turap dari beton yang dicor ditempat, sehingga merupakan tembok di bawah tanah,
adalah suatu cara di mana dinding turap dibuat dari tiang beton yang dicor di tempat. Untuk
membangun tembok di bawah tanah, ada dua macam cara, yang pertama adalah dengan
membuat tembok menerus, dan yang kedua adalah dengan membuat dinding dari deretan
kolom di bawah tanah. Pada tiang beton yang dicor ditempat, sehingga merupakan tembok di
bawah tanah, turap ini tidak dapat usah dibongkar setelah pekerjaan selesai, dan
dimanfaatkan
sebagai
bagian
dari
konstruksi
itu
sendiri.
Stabilitas terhadap gaya luar, misalnya tekanan tanah atau tekanan air.
2.
3.
Ruang yang cukup untuk pembangunan konstruksi yang besar (penggunaan balok
penopang yang secukupnya).
4.
5.
6.
Pengaruh terhadap daerah sekelilingnya (surutnya muka air tanah, turunnya tanah pondasi).
7.
8.
Biaya pekerjaan.
Pada waktu melakukan perencanaan dan pembangunannya, penting sekali
untuk mengetahui keadaan tanahnya, ditinjau dari segi mekanika tanah, dan menjamin
kestabilan dalam menahan gaya luar yang berkerja padanya. Untuk keperluan tersebut,
berikut ini akan diberikan penjelasannya.
1.
2.
Tanah Pondasi : Perlu ditekankan di sini bahawa dalam melakukan penyelidikan geologi
dan penyelidikan tanah untuk bangunan utama yang didirikan, titik berat penyelidikannya
sedikit berbeda antara bangunan utama atau bagunan sementara, misalnya untuk turap dan
sebagainya. Keterangan tentang tekstur tanah juga perlu diperoleh, dan contoh-contoh tentang
konstruksi yang telah ada pada tanah pondasi yang sejenis, juga harus dipelajari.
a)
Lapisan jelek : Lapisan yang jelek harus cukup aman terhadap kelongsoran selama
penggalian dilakukan. Ditinjau dari segi keamanannya, galian yang dangkal pada tanah
pondasi yang kohesif dan lunak, adalah sama artinya dengan galian yang dalam pada tanah
pondasi yang kohesif dan keras. Dalamnya galian tak mungkin melampaui kekuatan kohesi
tanah yang diijinkan. Sebagai pendekatan pertama, syarat berikut ini harus dipenuhi.
Di sini,
: Berat total tanah dan air yang lebih tinggi dari dasar galian
b)
Tanah pondasi yang berbatu besar : Pada tanah pondasi yang berbatu-batu besar, atau bila
didekat permukaan tanah terdapat batuan dasar, maka usaha pemancangan turap akan sia-sia
belaka.
c)
Tanah pondasi yang tidak kedap air : Bila lubang galian diperkirakan akan digenangi air
cukup banyak, maka perlu dipancangkan suatu turap penahan yang dapat mencegah air
memasuki lapisan yang tembus air. Bila ujung turap tidak dapat mencapai tanah yang kedap
air karena panjang tiang pancang tidak mencukupi, maka timbulnya gejala-gejala bahaya
akibat rembesan air harus diamati sebelumnya dan cara penanggulangan kejadian ini harus
dipelajari sebaik-baiknya.
Prosedur Perencanaan
Pada waktu merencanakan turap, mula-mula harus ditentukan syarat-syarat
perencanaannya berdasarkan data survei di lokasi proyek, misalnya dengan mengadakan
penyelidikan tanah kemudian baru dipilih jenis konstruksi yang cocok.
Setelah itu berturut-turut dihitung beban yang bekerja, diselidiki dalamnya pemancangan,
diperiksa daya heaving (pemuaian) dan tegangan-tegangan pada bagian konstruksi harus
dihitung pula.
Beban Yang Dipakai Untuk Perencanaan
Beban yang dipakai untuk perencanaan dinding turap, secara umum aadalah tekanan
air, tekanan tanah dan pengaruh perubahan temperatur.sebagai tambahan, beban mati dan
beban hidup lain- lainnya, bila perlu juga dihitungkan pada waktu melakukan perencanaan
bagian-bagian konstruksi.
Sehubungan dengan pertanyaan mengapa tekanan tanah atau tekanan air sebaiknya
ikut diperhitungkan pada waktu melakukan perencanaan dinding turap, sampai saat ini masih
banyak masalah yang harus dipecahkan. Ada berbagai saran, misalnya dari Terzaghi dan
Peck, atau Tschebotarioff, dan saran dari Asosiasi Jalan Raya Jepang atau Institut Arsitektur
Jepang. Setiap saran ini membahas tekanan tanah rencana bagi setiap tanah yang sesuai
dengan jenis tanah tersebut. Pada saran yang disebutkan diatas, ada suatu cara dimana
tekanan tanah dan tekanan air dijumlahkan, setelah dicari secara terpisah, berdasarkan prinsip
tegangan efektif, dan suatu cara dimana kedua tekanan tersebut dihitungkan sebagai tekanan
total.
Dengan mempertimbangkan beban yang dipakai untuk perencanaan, dan sifat-sifat
pendekatan dari dinding turap atau keadaan lokasi proyek, sulit sekali untuk menentukan
mana yang benar dari semua saran-saran diatas.
Saran dari Asosiasi Jalan Raya Jepang merupakan suatu saran dimana tekanan tanah
dan tekanan air dihitung sendiri, sedang Institut Arsitektur Jepang menganut cara dimana
kedua tekanan tersebut dihitung sebagai tekanan total. Disini mula-mula akan diuraikan
menurut Asosiasi Jalan Raya Jepang, dan kemudian akan diuraikan pula cara yang dianut
oleh Institut Arsitektur Jepang.
a)
Tekanan Tanah
Biasanya tanah pondasi memperlihatkan kondisi tanah berlapis-lapis yang rumit, dan
jarang sekali ditemukan lapisan tanah yang serbasama (uniform). Biasanya lapisan tanah
berpasir dan lapisan tanah kohesif tersusun berselang-seling. Kemudian, hasil-hasil
penyelidikan tanah dilapangan harus diperiksa secara mendetail untuk mendapatkan
kesimpulan yang tepat, dan tekanan tanahyang dipakai untuk perencanaan harus benar-benar
diperiksa agar hasilnya tidak terlalu kecil.
Tegangan Satuan Bahan Yang Dijinkan
Tegangan satuan baja biasa, SS 41 yang dipakai untuk turap, ditinjau dari fakta yang
mengabaikan regangan atau tekanan bagian konstruksi sementara, menimbulkan kelemahan
penampangdan terdapat faktor-faktor yang tidak diketahui untuk gaya luar sehingga tegangan
leleh yang diberikan = 2400 tidak dapat dipakai, dan diganti dengan harga 1200 .
Untuk turap baja, tegangan baja yang diijinkan dalam pemakaian harus dikurangi
menurut nilai yang sama seperti baja yang disebutkan diatas. Tegangan ijin ini diperkirakan
atas sebesar 2700 .
Perhitungan Panjang Pemancangan
(a.) Turap : Pertama-tama akan dibahas turap dengan tiang tegak dan papan turap. Bagian tiang
yang dipancangkan, ditekan ke tempat galian, berbareng dengan waktu galian dilakukan.
Supaya keadaan ini dapat dicapai, panjang pemancangan tiang harus cukup supaya tekanan
tanah pasif dapat berkerja. Untuk mendapatkan panjang yang diperlukan, perhitungan
stabilitas berikut ini harus dilakukan. Perhitungan ini disebut Cara Kesetimbangan Batas,
dimana pemancangan dapat diperoleh dengan menyelidiki keseimbangan antara momen
akibat tekanan tanah aktif dan akibat tekanan tanah pasif , diukur dari penopang yang paling
bawah pada kedalaman tertentu. keseimbangan diperoleh pada kedalaman dari dasar
penggalian sampai ke kedudukan di mana sama besarnya dengan
Perhitungan dalamnya keseimbangan harus dilakukan sebelum penopang yang terbawah
dipasang, dan setelah penggalian selesai, kemudian dari kedua hal ini dipilih kedalaman yang
terbesar. Panjang pemancangan turap diperkirakan sekitar 1,2 kali dalamnya keseimbangan.
Tekanan tanah yang dipakai untuk mendapatkan dalamnya keseimbangan diperoleh dari
persamaan diatas. Dibawah dasar galian, lebar kerja dari tekanan tanah ke tiang diperkirakan
selebar tiang, baik untuk tekanan tanah aktif maupun tekanan pasif, dan tahan dinding akibat
tanah yang kohesif juga harus ditambahkan pada arah tekanan pasif. Panjang pemancangan
ini minimum 1,5 meter, juga walaupun tanahnya cukup baik.
(b.) Perhitungan yang sama seperti di atas, juga berlaku untuk turap baja. Karena turap baja
dengan tiang tegak dan papan turap bersifat tidak kedap air, maka biasanya tekanan air tidak
bekerja, tetapi untuk turap baja, akibat tekanan air harus diperhitungkan. Berat volume tanah
pada persamaan yang dipakai untuk memperkirakan besarnya tekanan tanah, bila muka air
rencana lebih rendah, dipakai berat basah, sedang bila sebaliknya, dipakai berat dengan
memperhitungkan daya apungnya.
Dalamnya pemancangan untuk turap baja diperkirakan sebesar 1,2 kali dalamnya
keseimbangan, tetapi panjang pemancangan sebaiknya lebih dari 3 meter. Selanjutnya, bila
pemancangan turap baja menjadi lebih dalam dari 1,8 kali dalamnya galian, lebih baik dipilih
tipe struktur yang lain.
7
1.
Perhitungan Penampang
Tiang Turap : Penampang tiang direncanakan sedemikian rupa sehingga aman
terhadap lenturan akibat tekanan tanah. Perhitungan penampang ini tidak berkaitan langsung
dengan perhitungan stabilitas sebelumnya, yang dipakai untuk menentukan dalamnya
pemancangan.
Hal-hal yang penting dalam perhitungan penampang tiang turap ini dapat diringkas
sebagai berikut :
Panjang bentang untuk momen lentur dianggap sebagai jarak antara penopang
terbawah setelah penggalian selesai, atau penopang terbawah tepat sebelum pemasangan
dilakukan, dan merupakan titik perkiraan belaka untuk setiap keadaan.
Perhitungan momen lentur dalam beberapa hal juga dapat dilakukan untuk setiap
tahap pelaksanaan, tetapi momen lentur dengan kondisi seperti yang disebutkan diatas
merupakan harga maksimum pada umumnya. Bila jarak penopang sangat besar, panjang
bentang sebaiknya juga diperiksa. Tiang dianggap tertumpu biasa pada kedua tumpuannya,
dan titik tumpuan perkiraan ini dianggap sebagai titik kerja gaya resultante tekanan tanah
pasip. Tahanan dinding tiang pada bagian tekanan tanah pasip bekerja bila dalamnya
keseimbangan telah diperoleh dari perhitungan stabilitas untuk menentukan panjang
pemancangan tiang. Dalam hal ini beban adalah tekanan tanah yang dipakai untuk
menghitung stabilitas seperti yang telah diuraikan di muka.
Titik tumpuan yang diperkirakan, akibat adanya tanah yang baik sehingga
pemancangan tidak menjadi terlalu dalam, dianggap sebesar setengah dari panjang
pemancangan, yakni 75 cm di bawah galian, karena dalam galian minimum untuk
diperkirakan sebesar 1,5 meter.
2.
Turap Baja : Perhitungan penampang turap baja prinsipnya sama dengan perhitungan
untuk papan turap seperti yang diuraikan diatas.
Perbedaannya dengan turap dengan tiang tegak dan papan turap adalah bahwa tekanan
air bekerja sebagai beban. Tekanan tanah yang bekerja pada bagian turap baja yang
terpancang di dalam tanah, tidak boleh diabaikan, karena tekanan ini sangat besar. Juga dalam
arah tekanan tanah aktif, tekanan tanah ini, termasuk pada bagian bawah galian, bekerja
sebagai tekanan tanah pada bagian yang terpancang. Untuk arah tekanan tanah pasip, tekanan
tanah seperti yang telah diuraikan dengan persamaan pada (a) Tekanan Tanah, dianggap
bekerja.
Kedudukan di mana penampang turap baja ditentukan, adalah sama dengan keadaan
untuk turap biasa, dan kedua-duanya sesuai dengan kenyataan bahwa titik tumpuan yang
diperkirakan merupakan kedudukan kerja dari tekanan tanap pasip bila dalamnya
keseimbangan telah didapat, asalkan titik tumpuan yang diperkirakan yang dipakai untuk
menghitung penampang turap baja ini adalah 5 meter di bawah dasar galian maksimum,
walaupun kedudukan keseimbangan yang diperkirakan sebenarnya lebih dalam.
Momen inersia luas dan modulus penampang yang dipakai untuk menghitung
tegangan dan lendutan turap baja diperkirakan sebesar 60 % dari harga per meter lebar,
dengan mempertimbangkan kekakuan turap.
Sebagai tambahan, bila ukuran penampang turap baja sudah dianggap benar, namun
harus diperiksa lagi berdasarkan besarnya pergeseran akibat galian, sebab ada suatu batas
besarnya pergeseran untuk mencegah terjadinya longsoran tanah di depan dan di belakang
turap baja, walaupun tegangan turap baja ini sudah memenuhi syarat.
Cara perhitungan tidak diuraikan di sini, tetapi disarankan bila pergeseran menjadi
terlalu besar, tanah pondasi seyogyanya diperbaiki mutunya, atau dipakai turap baja dengan
kekakuan yang lebih besar.
Pemeriksaan Boiling
Boiling juga dinamakan quicksand atau pasir apung, yang mungkin terjadi pada penggalian
tanah yang berpasir.
Misalkan ada suatu keadaan dimana turap baja telah selesai dipancangkan, dan galian
telah dibuat. Begitu penggalian berjalan, aliran air ke atas dari seepage perlahan-lahan
mulai bekerja. Kemudian, setelah tekanan aliran air yang bekerja pada pasir ini sama
beratnya dengan berat pasir di dalam air, butir-butir pasir mulai bergerak dengan hebatnya
dan mengaduk lapisan pasir. Gejala ini disebut boiling.
Agar boiling ini tidak terjadi, gradien hidrolisnya tidak boleh melebihi gradien
hidrolis kritis. Dengan perkataan lain :
i < ic
tanah di sekeliling tanah pondasi, atau akibat seepage dan lain-lain, bila penggalian dilakukan
pada lapisan tanah yang lembek.
Karena heaving cenderung menimbulkan bencana besar, maka bila timbul pertanyaan tentang
stabilitas heaving ini, dapat dilakukan perhitungan ulang dengan jalan memperbesar kekuatan
tanah pondasi, yaitu dengan mempertinggi mutu tanah tersebut.
Disamping itu, perlu diperhatikan pula adanya gejala yang menyerupai heaving,
yaitu bila terdapat suatu lapisan tanah yang kedap air. Tekanan hidrostatis yang ada sebelum
diadakan penggalian, kini menekan ke atas lapisan berlempung yang menjadi dasar galian.
Umumnya penggalian pada tanah kohensip mudah dilakukan, namun bila hal ini dilakukan
secara sembarangan, dapat terjadi heaving ataupun naiknya air ke permukaan (piping), dan
air akan memancar bersama pasir yang dapat menimbulkan kecelakaan. Untuk tanah seperti
ini, ujung turap baja harus benar-benar terpancang sampai ke lapisan kedap air (impermeable)
di bawah lapisan permeable, atau tekanan air pada lapisan permeable dapat dikurangi dengan
membuat sumur yang dalam, dan sebagainya.
10
yang bekerja pada waling dan penopang dianggap sebagai beban yang bekerja di antara
penopang dengan penopang di bawahnya, yang dihitung dengan cara pembagian gaya dalam
arah ke bawah.
Pendekatan ini berdasarkan hasil pengamatan, yang bilamana penopang dibawah telah
dipasang, maka gaya yang bekerja pada penopang di atasnya hampir-hampir tidak berubah.
a.
Bila terdapat penguat sudut, maka panjang (l1 + l2) dianggap sebagai bentangnya. Stabilitas
waling diperiksa dari momen lentur dan gaya geser. Persamaan untuk momen lentur dan gaya
geser waling yang terbuat dari gelegar dengan flens lebar (gelegar H).
Jarak antara dua buah waling dianggap sebesar 6 meter atau lebih, dan jarak vertikalnya
sekitar 3 meter. Pada prinsipnya, waling yang teratas harus dipasang dalam jarak 1 meter dari
bagian atas dinding turap.
Penopang : Gaya aksial yang bekerja pada penopang, merupakan beban yang bekerja pada
waling dan sebagian lebar penopang
Jarak penopang biasanya diambil 5 meter atau kurang untuk arah mendatar dan sekitar 3
meter untuk arah vertikal. Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, akibat perubahan
temperatur dapat ditambahkan gaya aksial sekitar 15 ton pada penopang ini.
Bila penggalian dilakukan secara besar-besaran, maka perlu dipasang tiang-tiang
antara untuk mencegah penopang menjadi tertekuk. Tiang-tiang antara ini juga berfungsi
sebagai pemikul beban dalam arah sepanjang batangnya. Dalam hal ini, perencanaan harus
memperhitungkan gaya aksial vertikal sesuai dengan beban yang disebutkan di atas.
Dinding turap ataupun tiang antara yang tertanam pada lapisan yang jelek, atau turap
dan bendungan elak sementara yang dibangun di bawah air akan mengalami penurunan
(settlement) yang besar, juga pergeseran tempat (displacement). Pada prinsipnya, tiang antara
untuk mencegah tertekuknya penopang, tidak menahan beban vertikal. Bila panjang
pemancangannya cukup dan aman terhadap penurunan, maka hal ini dapat digabungkan
untuk kedua keperluan tersebut, tentunya setelah diperhitungkan dengan teliti.