Anda di halaman 1dari 21

Universitas Sumatera Utara

PENERAPAN SISTEM KOLAM RETENSI (RETARDING BASIN) PADA DAERAH


ALIRAN SUNGAI DELI UNTUK PENGENDALIAN BANJIR KOTA MEDAN

1
Sumanto, 2Ir.Makmur Ginting,M.Sc, 2Ivan Indrawan,ST.MT, dan 2Riza Inanda
Siregar,ST.MT
1
Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara
2
Dosen Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara
Jl.Perpustakaan, Kampus USU Medan, 20155
Sumanto2456@gmail.com

Abstrak
Banjir merupakan suatu kondisi dimana tidak tertampungnya air dalam saluran
pembuang atau terhambatnya aliran air di dalam saluran pembuang. Curah hujan yang tinggi
disertai dengan perubahan tata guna lahan dapat meningkatkan limpasan air permukaan
mengalir dengan cepat dan menimbulkan banjir. Daerah Aliran Sungai Deli adalah salah satu
DAS yang berperan penting terhadap Kota Medan. Sungai Deli terbentang sepanjang 73,2 km
dengan cakupan DAS seluas 472,96 km2 mulai dari kabupaten Karo sampai kota Medan.
Tujuan dari penelitian ini untuk menganalisa volume tampungan kolam retensi akibat debit
banjir kala ulang DAS Deli dengan debit kapasitas penampang sungainya. Metodologi
penelitian yang digunakan adalah metode Hidrograf Satuan Sintesis Nakayasu dan metode
Melchior untuk menentukan debit banjir dengan menggunakan data analisa distribusi
probabilitas dan intensitas hujan rencana, serta metode Muskingum untuk analisis kapasitas
kolam retensi. Berdasarkan perhitungan dengan menggunakan metode HSS Nakayasu
diperoleh debit banjir sebesar 308,80 m3/det dan metode Melchior sebesar 379,55 m3/det
untuk kala ulang 25 tahun, kapasitas sungai sebesar 168 m3/det, dan volume kapasitas kolam
retensi dengan metode Muskingum sebesar 1.376.117,58 m3. Dengan direncanakan kolam
tampungan tanpa pompa serta kedalaman kolam direncanakan sedalam 3 m, luasan kolam
yang dibutuhkan seluas 458.705,9 m2 atau sekitar 46 Ha. Sedangkan, pintu air yang
dibutuhkan sebanyak 5 pintu dengan lebar tiap pintu 2,83 m dan tinggi 2,5 m.

Kata Kunci : Banjir, DAS Deli, HSS Nakayasu, Kolam Retensi, Muskingum

APPLICATION OF RETENTION POOL (RETARDING BASIN) SYSTEM AT DELI


RIVER FLOW FOR FLOOD CONTROL OF MEDAN CITY
Abstract
Flood was a condition of the water that could not be accommodated in the exhaust
duct or the obstruction of water flow in the exhaust duct. The high rainfall that accompanied
by alteration of land-using system could increase the runoff water surface that flowed quickly
and caused flooding. Deli Watershed was one of DAS that was important in Medan. Deli river
stretched 73.2 km with the DAS scope of 472.96 km2 started from regencies of Karo to the city
of Medan. The purpose of this study was to analyze the bin of volume pools retention due to
the return of debit flood of DAS Deli with the debit capacity of the cross section of the river.
The methodology used in this study was the method of Synthesis Unit hydrograph Nakayasu
and Melchior method for determining the debit flood by using the data analysis of the
probability distribution and intensity of rainfall plans, also the Muskingum method for the
analysis capacity of the pools retention. Based on the calculations by using the method of
debit flood HSS Nakayasu obtained at 276.86 m3/sec and methods Melchior at 307.91 m3/sec
for a return period of 25 years, the capacity of the river of 168 m3/sec, and the volume
capacity of pools retention with Muskingum method of 855.310,8 m3. By the planning
1
Universitas Sumatera Utara

catchment pools without the pump and the depth of the pool was planned depth of 3 m, the
extent needed an area of 285,103.6 m2 or about 28.6 ha. While the floodgate that needed were
four doors with the width of each door at 2.76 m and the height at 2m.
Keywords: Flood, Deli Watershed, HSS Nakayasu, Pools Retention, Muskingum

1.PENDAHULUAN 1.3 Tujuan Penelitian


Penelitian ini memiliki tujuan
1.1 Latar Belakang sebagai berikut:
1. Untuk merencanakan tampungan efektif
Kota Medan merupakan salah satu
retarding basin yang mampu
kota besar di Indonesia yang tidak terlepas
menampung banjir pada DAS Deli.
dari persoalan banjir. Salah satu wilayah
2. Menganalisa seberapa
yang berpotensi dilanda banjir di Kota
efektif
Medan yaitu daerah aliran sungai (DAS)
pembangunan retarding basin dalam
Deli yang masuk dalam salah satu induk
upaya pengendalian banjir di kota
sungai pada Satuan Wilayah Sungai (SWS)
Medan.
Belawan/Belumai Ular dengan lima anak
sungai. Upaya untuk mengatasi masalah
1.4 Manfaat Penelitian
banjir telah dilakukan. Namun, upaya
Manfaat yang diharapkan dari
pengendalian banjir yang dilakukan pada
penelitian ini adalah sebagai berikut :
umumnya masih secara konvensional, yaitu
1. Bagi penulis; sebagai pembelajaran dan
memperbesar dan memperbaiki saluran
tambahan ilmu mahasiswa tentang mata
drainase yang ada sehingga air hujan dapat
kuliah yang berkaitan serta
segera tersalurkan. Padahal konsep drainase
pengaplikasiannya dilapangan.
konvensional memiliki kekurangan yaitu
2. Bagi akademik; sebagai tambahan ilmu
tidak memberikan kesempatan untuk air
dan ide yang dapat dikembangkan
meresap ke dalam tanah.
dikemudian hari.
Oleh karena itu, diperlukan sistem 3. Bagi pengambil kebijakan; sebagai
pengendalian banjir yang berwawasan masukan yang dapat digunakan untuk
lingkungan untuk mengoptimalkan resapan. mengatasi permasalahan banjir.
Salah satu upaya yang dapat dilakukan
adalah dengan pembuatan kolam retensi. 1.5 Batasan Masalah
Dengan perencanaan dan pelaksanaan tata Dalam penelitian ini permasalahan
guna lahan yang baik, kolam retensi dapat dibatasi cakupan/ ruang lingkupnya agar
digunakan sebagai penampungan air hujan tidak terlalu luas. Adapun lingkup
sementara dan penyalur atau distribusi air. pembahasan dan batasan masalah dalam
penulisan tugas akhir ini adalah:
1.2 Perumusan Masalah 1. Lokasi penganalisisan dilakukan di
daerah pemukiman bantaran sungai Deli
Berdasarkan latar belakang di atas, kota Medan.
yang menjadi perumusan masalah adalah 2. Menghitung curah hujan dengan data
sebagaai berikut : bulanan dan harian maksimum tahun
2006- 2015 dengan empat stasiun
1. Puncak banjir di daerah aliran sungai
penakar curah hujan yaitu Stasiun
deli diperkirakan akan semakin
Sampali, Tuntungan, Helvetia, dan Biru-
meningkat dari waktu ke waktu.
biru.
2. Penanganan melalui normalisasi dinilai 3. Analisis yang akan dilakukan hanya
efektif untuk debit banjir sampai dengan mencakup analisis hidrologi dan
rentang periode 15 tahun. hidraulika.
4. Analisis penelitian dilakukan sampai
tahapan perencanaan desain kapasitas
2
Universitas Sumatera Utara

tampungan terkait dengan bangunan 3.1 Kolam Retensi


pelengkap seperti pintu air pembuang.
5. Analisis penelitian ini tidak termasuk Kolam retensi adalah suatu
menghitung kapasitas pompa sebagai alat bangunan/konstruksi yang berfungsi untuk
bantu untuk membuang air kembali ke menyimpan dan menampung air sementara
saluaran sungai. dari saluran pembuangan sebelum dialirkan
ke sungai sehingga puncak banjir dapat
2. METODOLOGI PENELITIAN dikurangi. Air genangan tersebut masuk ke
kolam penampung melalui saluran drainase
2.1 Waktu dan Tempat Penelitian (saluran inflow) dan keluar menuju sungai
Penelitian dimulai pada semester melalui saluran pembuang (saluran outflow)
ganjil tahun ajaran 2017/2018 dan studi dengan bantuan pompa.
kasus dilaksanakan pada kawasan Daerah
Aliran Sungai (DAS) Deli. 3.2 Analisa Frekuensi Curah Hujan
Analisis frekuensi ini didasarkan
2.2 Jenis dan sumber Data
pada sifat statistik data kejadian yang telah
Adapun data yang dibutuhkan dalam lalu untuk memperoleh probabilitas besaran
pelaksanaan penelitian ini adalah merupakan hujan di masa yang akan datang. Metode
data primer dan sekunder. Data Primer distribusi frekuensi yang digunakan dalam
merupakan data yang diperoleh dengan bidang hidrologi terdiri dari Distribusi
pengamatan dan pengukuran di lapangan Normal, Distribusi Log Normal, Distribusi
(survey dan investigasi lokasi) yaitu, profil Log Pearson Type III, Distribusi Gumbel.
penampang sungai dan kecepatan aliran. Parameter statistik yang biasanya digunakan
Data sekunder merupakan data yang dalam analisa frekuensi adalah : nilai rata-
mendukung penelitian dan memberikan rata (X), deviasi standar (s), koefisien
gambaran umum tentang hal-hal yang kemencengan (Cs), koefisien kurtosis (Ck).
mencakup penelitian, yaitu data curah hujan 2
10 tahun (2006-2015) dari empat stasiun ( rE f—
)
(Sampali, Tuntungan, Helvetia, dan Biru- 3.3 Uji Kecocokan
biru), Peta Daerah Aliran Sungai (DAS) 3.3.1. Uji Chi-kuadrat
Deli, Data tata guna lahan , dan Data cross
Uji chi-kuadrat dimaksudkan untuk
section sungai Deli.
menentukan apakah persamaan distribusi
yang telah dipilih dapat mewakili distribusi
2.2 Pengolahan dan Analisa Data
statistik sampel data yang dianalisis.
Analisis hidrologi dilakukan untuk
Pengambilan keputusan ini menggunakan
menentukan syarat batas hulu dalam
parameter X2 yang dapat dihitung dengan
pemodelan yang dalam hal ini berupa
rumus berikut :
hidrograf banjir. Untuk menghitung hujan
rata-rata DAS digunakan metode polygon
Thiessen dan debit banjir dihitung dengan E
i=
1
menggunakan metode hidrograf satuan f
χ
sintetik Nakayasu dan metode Melchior. Keterangan :
Analisis hidraulika dilakukan untuk
mengetahui profil muka air di sungai baik χ2 =Parameter chi-kuadrat terhitung.
dalam kondisi eksisting maupun pada Ef = Frekuensi yang diharapkan
kondisi dengan retarding basin, sesuai dengan pembagian kelasnya.
menggunakan model matematik dengan Of = Frekuensi yang diamati pada
bantuan program HECRAS 4.0. kelas yang sama.
N = jumlah sub kelompok.
3. TINJAUAN PUSTAKA
Universitas Sumatera Utara

3.3.2. Uji Smirnov-Kolmogorov


Uji kecocokan Smirnov-Kolmogorov
sering disebut juga uji kecocokan non
parametrik, karena pengujiannya tidak
menggunakan fungsi distribusi tertentu.

3.4 Intensitas Hujan Rencana


Intensitas hujan adalah jumlah hujan Gambar 1. HSS-Nakayasu
yang dinyatakan dalam tinggi hujan atau
volume hujan tiap satuan waktu. (Wesli,
2008). Kurva Intensitas-Durasi-Frekuensi
(IDF) dapat diturunkan dari persamaan
Mononobe sebagai berilkut.

Dimana: It = intensitas curah hujan untuk


lama hujan t (mm/jam), t = lamanya curah
hujan (jam), R24 = curah hujan maksimum
selama 24 jam (mm).
1
A
C
i i i

3.5 Koefisien Aliran Pengaliran


Koefisien pengaliran (C)
didefinisikan sebagai nisbah antara aliran
permukaan terhadap intensitas hujan
(Suripin, 2004)

C A

ni

Dimana: Ai = luas lahan dengan jenis


penutup tanah i, Ci = koefisien aliran
permukaan jenis penutup tanah i, n = jumlah
jenis penutup lahan

3.6 Analisis Debit Banjir Rencana


3.6.1 Hidrograf Satuan Sintetis (HSS)
Nakayasu

3
- Bagian lengkung naik (0 < t < tp) : C = koefisien pengaliran
Q = debit sebelum mencapai debit
puncak (m3/det)
t = waktu (jam)
Bagian lengkung turun :
Jika tp < t < t0.3

Jika t0.3 < t < 1.5t0.3


Q
.IA
t

Jika t > 1.5t0.3


3.6.2. Metode Melchior
Metode Melchior ini digunakan
untuk memperkirakan debit banjir rancangan
tp = waktu keterlambatan (jam) untuk Daerah Aliran Sungai (DAS) yang
L = panjang sungai (m) luasnya lebih dari 100 km2. Menghitung
t0.3 = waktu saat debit sama dengan Qmax untuk suatu daerah pengaliran :
0,3 kali debit pumcak (jam) 1.5
t0.3 = waktu saat debit sama dengan 20

0.32 kali debit puncak (jam) dimana :


Α = koefisien, nilainya antara 1.5–
Qt = debit banjir rencana (m3/det).
3.0 α = koefisien run off.
tp = waktu puncak (jam) I = Intensitas hujan (m3/km2/det).
3
Qp = debit puncak (m 2
/det) A = luas daerah pengaliran (km2).
A = luas DPS (km )
Tr = durasi hujan (jam) = (0.5 x tg) Rt = curah hujan harian maksimum (mm)
s/d (1 x tg)
R0 = satuan kedalaman hujan (mm)

R
t

4
Universitas Sumatera Utara

3.7 Aplikasi HEC-RAS


3.9 Analisa Kapasitas Tampungan
HEC-RAS merupakan program Kolam Retensi
aplikasi untuk pemodelan aliran saluran
terbuka seperti drainase, sungai, dan
penampang saluran terbuka lainnya. River
Analysis System (RAS), dibuat oleh
Hydrologic Engineering Center (HEC) yang
merupakan satuan kerja di bawah US Army
Corps of Engineers (USACE). HEC-RAS
dapat menyajikan merupakan pemodelan
satu dimensi aliran tunak maupun tak-tunak
(steady and unsteady onedimensional flow
model). Gambar 2. Skema perhitungan dengan
Muskingum method
3.8 Analisa Kapasitas Sungai Untuk mengetahui kapasitas
Perhitungan kapasitas sungai dari lokasi kolam tampungan, pada penelitian ini
yang ditinjau menggunakan rumus Manning menggunakan metode Muskingum.
:

Keterangan :

Q = Kapasitas debit (m3/det)


n = koefisien kekasaran Manning
R = Jari-jari hidrolik (m) dimana

S = kemiringan dasar saluran


A = luas penampang basah (m2)
P = keliling penampang basah (m)
Persamaan pengatur yang digunakan dalam adalah jam atau hari. Harga K dianggap
konstan selama pengaliran.
penelusuran Muskingum Method adalah
X = faktor pembobot (0 s/d 0.5) tidak
persamaan kontuinitas dan persamaan
berdimensi. Harga X dianggap konstan
momentum. Persamaan tampungan yang
selama
Q pengaliran.
digunakan dalam Muskingum method adalah al
to

persamaan tampungan sungai, yaitu :

Oj+1 = C1 x Ij+1 + C2 x Ij + C3 x Oj tf

3.10 Dimensi Kolam Retensi


Dimensi kolam retensi dapat
dihitung berdasarkan debit saluran utama
yang dihitung sebelumnya.
Volume Kolam = Qtotal (m3/det) x tf (detik)
Volume Kolam = A x h
Syarat : C1 + C2 + C3 = 1
Keterangan :

S = tampungan, storage (m3)


I = inflow atau aliran masuk ke titik A
tinjauan (m3/dt) Dimana :
O = outflow atau aliran keluar titik tinjauan tf = lama kolam retensi terisi (jam)
(m3/dt) h = Tinggi Kolam Retensi (m)
t = waktu (jam) Qtotal = Total debit air (m 3/det)
K = koefisien tampungan, yaitu perkiraan
waktu perjalanan aliran dari titik A = Luas Kolam Retensi (m2)
tinjauan 1 ke titik tinjauan berikutnya
(misalnya titik tinjauan 2). Satuannya

5
Universitas Sumatera Utara

3.11 Analisa Kebutuhan Lebar Pintu Bp = lebar pintu Romijn di pinggir


Disini digunakan perencanaan pintu Be = lebar efektif tiap pintu Romijn
Romijn dikarenakan biaya yang murah Kp = Koefisien pilar
daripada pintu air lainnya. Ka = Koefisien abutmen
a) Lebar efektif pintu Romijn Hmax = tinggi muka air banjir di atas
Mercu
Keterangan : c) Lebar total bangunan pintu Romijn
Br = N x (br + )
Q = debit banjir (m3/det)
Cd = koefisien debit Keterangan :
= 0.93 + 0.1 * H1/L, Br = lebar total banguna pintu Romijn
dengan L = Hmax N = jumlah pintu
Cv = koefisien kecepatan datang Bp = lebar tiap pintu Romijn
= Cd * A’/A1
A’ = luas penampang basah diatas
meja Romijn
A1 = luas penampang basah saluran
pintu

H1

1
V
2

g
2

tb

C v =

g = percepatan gravitasi (9.81 m/s2)


B = lebar efektif pintu Romijn (m)
H1 = tinggi energi diatas meja Romijn
(m)
h1 = tinggi energi hulu di atas meja
Romijn (m)

V1 = kecepatan dihulu alat ukur (m/det)

b) Lebar total pintu Romijn


Lebar tiap pintu Romijn yang
direncanakan : Bp = be + (Kp + Ka).H max
Keterangan :
= lebar pilar Gambar 3. Polygon Thiessen DAS Deli
= lebar abutmen Tabel 1. Curah Hujan Harian Maksimum
Rata-Rata DAS Deli (mm/hari)
4. ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Stasiun Curah Hujan Rmax
Tahu rata-rata
4.1 Penentuan Curah Hujan Wilayah n Sampal Tuntunga Helveti Biru- (mm/hari
i n a biru )
Dalam penelitian ini digunakan 2006 112 159 76 88,39 88,287
Metode Polygon Thiessen untuk menentukan 2007 135 219 76 95,65 96,355
daerah kawasan dari masing-maasing stasiun 2008 90 83 87 71,94 79,986
curah hujan.Curah hujan kawasan diperoleh 2009 103 87 113 80,83 96,452
166,9
dengan menggunakan persamaan yaitu: 2010 401 106,3 84
9
128,403
2011 98 175 60 83 79,444
2012 83 104 97 111 103,569
2013 111 140 78 108 96,612
2014 165 89 70 143 105,854
2015 90 74,37 69 122 93,588

6
Universitas Sumatera Utara

4.2 Analisis Frekuensi Curah Hujan Tabel 4. Analisis Curah Hujan Rencana
Periodik dengan Distribusi Log Pearson III
4.2.1 Metode Distribusi Normal
Untuk mengetahui besarnya curah S
Kala Log XT
hujan yang diharapkan berulang setiap Kt Log Log XT
Ulang Xa (mm)
Xa
tahun adalah menggunakan rumus sebagai 2 1,9822 -0,104 0,061 1,976 94,59
berikut: 5 1,9822 0,797 0,061 2,031 107,35
10 1,9822 1,329 0,061 2,063 115,68
15 1,9822 1,535 0,061 2,076 119,08
Tabel 2. Analisis Curah Hujan Rencana 20 1,9822 1,741 0,061 2,088 122,57
25 1,9822 1,947 0,061 2,101 126,17
dengan Distribusi Normal 50 1,9822 2,374 0,061 2,127 133,97
Kala
Xa Kt S Xt 100 1,9822 2,776 0,061 2,151 141,75
Ulang
2 96,855 0,000 14,117 96,855
5 96,855 0,840 14,117 108,713
4.2.4 Metode Distribusi Gumbel
10 96,855 1,280 14,117 114,925
15 96,855 1,423 14,117 116,938 Besarnya curah hujan yang
20 96,855 1,565 14,117 118,948 diharapkan berulang setiap t tahun dapat
25 96,855 1,708 14,117 120,967 diketahui melalui perhitungan sebagai
50 96,855 2,050 14,117 125,795 berikut:
100 96,855 2,330 14,117 129,748

4.2.2 Metode Distribusi Log Normal Tabel 5. Analisis Curah Hujan Rencana
dengan Distribusi Gumbel
Besarnya curah hujan yang diharapkan Kala Xt
Ulang Xa YT Yn Sn KT (mm)
berulang t tahun dapat diketahui 2 96,85 0,37 0,495 0,95 -0,14 94,62
melalui perhitungan sebagai berikut: 5 96,85 1,50 0,495 0,95 1,06 114,36
10 96,85 2,25 0,495 0,95 1,85 127,44
15 96,85 2,61 0,495 0,95 2,23 133,71
20 96,85 2,98 0,495 0,95 2,61 139,98
Tabel 3. Curah Hujan Rencana Metode 25 96,85 3,20 0,495 0,95 2,85 143,95
Distribusi Log Normal 50 96,85 3,90 0,495 0,95 3,59 156,21
100 96,85 4,60 0,495 0,95 4,32 168,37
ogX
LKTSLogX
T
X
g
o
L

Kala Log S Log Xt


Ulang Xa Kt Xa Log Xt (mm)
2 1,9822 0,000 0,061 1,9822 95,98 4.3 Uji Distribusi Probabilitas
5 1,9822 0,840 0,061 2,03344 108,00
10 1,9822 1,280 0,061 2,06028 114,89 4.3.1 Metode Chi-Kuadrat
15 1,9822 1,423 0,061 2,0689786 117,21
20 1,9822 1,565 0,061 2,077665 119,58 Distribusi probabilitas yang dipakai
25 1,9822 1,708 0,061 2,086388 122,01 untuk menentukan curah hujan rencana
50 1,9822 2,050 0,061 2,10725 128,01 adalah distribusi probabilitas yang
100 1,9822 2,330 0,061 2,12433 133,15 mempunyai simpangan maksimum terkecil
dan lebih kecil dari simpangan kritis atau
dirumuskan sebagai berikut :
4.2.3 Metode Distribusi Log Pearson III χ2 < χ2cr
Untuk mencari besarnya curah hujan
dengan rumus berikut:

7
Universitas Sumatera Utara

Tabel 6. Nilai x2 dan x2cr 4.4 Perhitungan Koefisien Limpasan


Distribusi x2 Tabel 8. Nilai Koefisien Pengaliran di DAS
Probabilitas terhitung x2a Keterangan
Deli
Normal 3 5,991 Diterima
Zona Koefisien
Log Normal 3 5,991 Diterima Penggunaan Limpasan Luas Area
No CxA
Lahan (C) (km2) (A)
Log Person Tidak
6 5,991 1 Badan Air 0,15 1,12 0,167
III Diterima
2 Bandara 0,9 3,03 2,73
Gumbel 3 5,991 Diterima 3 Belukar 0,2 14,04 2,81
4 Hutan 0,05 22,15 1,12
Hutan
5 0,01 2,61 0,03
4.3.2 Metode Smirnov-Kolmogorof Mangrove
6 Pemukiman 0,75 149,29 111,97
Tabel 7. Rekapitulasi Simpangan 7 Perkebunan 0,4 55,58 22,23
Pertanian
Maksimum Keseluruhan Distribusi 8 Lahan Kering 0,1 208,07 20,81

Probabilitas 9 Sawah 0,15 3,33 0,50


Jenis Distribusi Probabilitas 10 Tambak 0,05 9,69 0,48
No Log Log Tanah
Normal Normal Pearson III Gumbel 11 0,2 3,90 0,78
Terbuka
Total 472,79 163,60
1 -0,0782 -0,0718 -0,0718 -0,0205
2 0,0801 0,0612 0,0612 0,1012
3 0,0445 0,0214 0,0214 0,0488
Sehingga,
4 0,1433 0,1179 0,1179 0,0981
5 0,0569 0,0317 0,0317 0,0108 4.5 Analisis Intensitas Hujan
6 -0,0314 -0,0564 -0,0564 -0,0779
7 -0,0448 -0,0650 -0,0650 -0,1044 Tabel 9. Perhitungan intensitas Curah
8 0,0008 -0,0032 -0,0032 -0,0653
9 0,0658 0,0850 0,0850 0,0316
Hujan
10 -0,0178 0,0019 0,0019 -0,0491
Intensitas (I)
Max 0,1433 0,1179 0,1179 0,1012
KalaU 5 10 15 20 25 50 100
Berdasarkan tabel 8 dapat dilihat bahwa : lang 2
tahu tahu tahu tahu tahu tahu tahu
tahun
n n n n n n n

Jika jumlah data (n) = 10 dan α adalah R24


94.619 114.4 127.4 133.7 139.9 143.9 156.2 168.4
(mm)
5% maka dari tabel 8 di dapat kritis
mm/j mm/j mm/j mm/j mm/j mm/j mm/j mm/j
= 0,41 t a am am am am am am am
Jadi (∆P maksimum) < kritis 1
m
32.803 39.65 44.18 46.35 48.53 49.90 54.15 58.37

Oleh karena itu, distribusi probabilitas 2 20.664 24.98 27.83 29.20 30.57 31.44 34.11 36.77

Normal, Log Normal, Log Pearson III 3 15.770 19.06 21.24 22.28 23.33 23.99 26.03 28.06

dan Gumbel dapat diterima untuk 4 13.018 15.73 17.53 18.40 19.26 19.80 21.49 23.16

menganalisis data hujan. 5 11.218 13.56 15.11 15.85 16.60 17.07 18.52 19.96

6 9.934 12.01 13.38 14.04 14.70 15.11 16.40 17.68


Dari pengujian distribusi probabilitas 7 8.964 10.84 12.07 12.66 13.26 13.64 14.79 15.95
didapat persamaan distribusi probabilitas 8 8.201 9.912 11.04 11.59 12.13 12.48 13.53 14.59

yang dapat mewakili yaitu Gumbel karena 9 7.581 9.163 10.21 10.71 11.22 11.53 12.51 13.49

memiliki parameter chi kuadrat yang dapat 10 7.067 8.542 9.518 9.987 10.45 10.75 11.66 12.58

diterima dengan nilai x2 = 3 dan simpangan 11 6.632 8.016 8.932 9.372 9.811 10.09 10.94 11.80

baku maksimum pada uji smirnov- 12 6.258 7.564 8.429 8.844 9.258 9.521 10.33 11.14

kolgomorof lebih kecil dari simpangan baku 13 5.933 7.171 7.991 8.384 8.777 9.027 9.795 10.56

kritis (0.1012 < 0.41). 14 5.647 6.825 7.606 7.980 8.354 8.592 9.323 10.05

15 5.393 6.519 7.264 7.621 7.979 8.205 8.904 9.597

16 5.166 6.244 6.958 7.300 7.643 7.860 8.529 9.193

17 4.961 5.997 6.682 7.011 7.340 7.548 8.191 8.829

8
Universitas Sumatera Utara
18 4.776 5.773 6.432 6.749 7.065 7.266 7.885 8.499 6
19 4.607 5.568 6.205 6.510 6.815 7.009 7.606 8.198 7
20 4.452 5.381 5.996 6.291 6.586 6.773 7.350 7.922 8
21 4.310 5.209 5.804 6.090 6.375 6.557 7.115 7.669

22 4.178 5.050 5.627 5.904 6.181 6.356 6.897 7.435

23 4.056 4.902 5.463 5.732 6.000 6.171 6.696 7.217 Grafik 2. Hidrograf Satuan Nakayasu
24 3.942 4.765 5.310 5.571 5.832 5.998 6.509 7.016 ____________________

Grafik 1. Intensitas Curah Hujan

4.6.2 Metode Melchior


Data-data yang diperoleh :
4.6 Analisa Debit Banjir Rencana
Panjang sungai (L) = 31,2 km
4.6.1. Hidrograf Satuan Sintesis
Luas DAS Deli = 121,3 Km2
(HSS) Nakayasu
Untuk menentukan Qmaks sungai deli :
Adapun karakteristik daerah aliran
sungai ( DAS ) Deli adalah sebagai berikut :

1. Luas DAS = 472,793 Km2


Tabel 11. Perhitungan Debit Puncak Metode
2 . Panjang Sungai Utama = 73,2 Km Melchior
3 . Panjang Sungai dari Hulu ke lokasi Curah
Periode A Qmaks
Hujan α I
Ulang (mm) (km2) (m3/det)
kolam retensi = 31,2 km
2 94.619 0.52 121.3 8.36 249.47
4 . Luas Daerah Aliran Sungai dari Hulu ke 5 114.363 0.52 121.3 8.36 301.53
10 127.437 0.52 121.3 8.36 336.00
lokasi kolam retensi = 121,3 km2 15 133.708 0.52 121.3 8.36 352.53
20 139.976 0.52 121.3 8.36 369.06
5 . Run Off Coefficient (C) = 0,346 25 143.955 0.52 121.3 8.36 379.55
50 156.208 0.52 121.3 8.36 411.85
6 . kemiringan (s) = 0,009 Tabel 100 168.373 0.52 121.3 8.36 443.93

10. Rekapitulasi Debit Puncak


Berbagai Periode Ulang 4.7 Analisis Kapasitas Sungai Deli
Periode ulang Debit Puncak Berdasarkan data cross section yang
NO (T) (Qp) diperoleh dari kementrian pekerjaan umum
(Tahun) (m3/dtk) didapat luas penampang sungai deli dari
1 2 203.00 section D058 sebesar A = 112 m2 dan Vrata-
2 5 245.14 rata = 0.5 m/det
3 10 273.04
4 15 286.42
5 20 299.80

9
Universitas Sumatera Utara

Selanjutnya untuk mengetahui


kedalaman air setiap penampang dapat
dilihat pada gambar beberapa section
berikut ini :

Gambar 7. Sketsa Penampang Sungai Deli


Section D58
Sehingga, kapasitas daya tampung sungai
Deli adalah :

Q = 3(0,5) x (112) = 168 m3/det

4.8 Potensi Banjir dengan HEC – RAS


Dari perhitungan besaran debit banjir Gambar 10. Kedalaman Banjir pada titik 33
dengan metode Muskingum diatas, maka
selanjutnya mengetahui daerah yang
tergenang banjir dengan menggunakan HEC
– RAS, dengan hasil sebagai berikut :
Kedalaman Kedalama
banjir 4,25 n banjir

Gambar 11. Kedalaman Banjir pada titik 85

Gambar 8. Genangan Banjir Pada RAS


Mapper Kedalaman
banjir 1,2 m Kedalaman
banjir 1,5 m

Gambar 12. Kedalaman Banjir pada titik 91

4.9 Analisa Kapasitas Kolam Tampungan


Untuk mengetahui kapasitas kolam
Gambar 9. Profil Muka Air Banjir tampungan, pada penelitian ini
Maksimum menggunakan metode Muskingum.
Data – data yang diketahui :
Bila dilihat dari data cross section ∆t = 1 jam
sungai Deli, banjir terbesar terjadi pada titik X = 0.1
91 sampai 77, titik 44 sampai 37 dan titik 25 K = 2
sampai 21 dikarenakan eleveasi permukaan
tanah yang sangat rendah dan apabila
dikonversikan ke lokasi lapangan, banjir C
1

terjadi pada wilayah Avros Medan Polonia


hingga ke Kesawan Medan Barat.
10,31-.)+
1 - (2 2 0.1) At 2 K X
2 K (1 X) At

2 2
4

10
Universitas Sumatera Utara

Dengan direncanakan kedalaman kolam


tampungan (h) sedalam 3 m, maka luasan
kolam yang dibutuhkan sebesar:

kumulatif aliran masuk terbesar sebesar V =
1376117,58 m3 dalam waktu ± 5 jam.
Tabel 12. Kapasitas Kolam Tampungan
C = 0,0244 + 0,2195 + 0,7561 = 1

Q Q K
t inflow outflow storage V Storage
jam (m3/d) (m3/d) (m3/d) (m3)
0 1.06 1.06 0.00 0.00
1 15.85 2.99 12.86 46287.07
2 79.11 16.83 75.13 270466.90
3 207.58 60.67 222.04 799346.11
4 270.91 132.80 360.15 1296546.87
5 206.56 184.46 382.25 1376117.58
6 157.55 187.67 352.13 1267680.08
7 120.23 169.71 302.66 1089563.11
8 92.19 144.54 250.30 901097.75
9 77.05 119.80 207.55 747195.93
10 64.43 99.57 172.42 620698.92
11 53.91 82.92 143.40 516253.58
12 45.13 69.16 119.37 429744.34

Grafik 3. Hidrograf debit Inflow-Outflow

Grafik 4. Hidrograf storage

Dari tabel hasil perhitungan diatas


diperoleh volume kolam tampungan
Lokasi kol am ret ensi terlet ak
dikecamat an Deli Tua k abupat en Deli
Dengan hasil tersebut maka luasan lahan Serdang Provinsi Sumatera Utara.
yang dibutuhkan sekitar 46 Ha. Adapun sketsa dari debit yang
Analisis penanganan banjir ini mengalir pada sungai deli setelah adanya
menggunakan kolam retensi tipe di samping kolam retensi adalah sebagai berikut :
badan sungai, maka letak kolam retensi yang
direncanakan dapat dilihat pada gambar
dibawah ini :

Gambar 14. Sketsa Debit Sungai Deli


Setelah Adanya Kolam Retensi

Gambar 13. Lokasi Kolam Retensi

Gambar 15. Sketsa Penampang Inlet Kolam


Retensi

11
Universitas Sumatera Utara

Data :
Gambar 16. Sketsa Penampang Outlet
Kolam Retensi

4.10 Simulasi Banjir Setelah Adanya


y 1376117 ,5 8
Kolam Retensi

Simulasi banjir menggunakan


aplikasi hec-ras yang hasilnya dapat dilihat
pada gambar berikut :

Gambar 5.23 Simulasi Penyebaran


Genangan Banjir Setelah Adanya Kolam
Retensi

Setelah adanya kolam retensi masih


terjadi genangan banjir tetapi penyebaran
genangan lebih kecil dari sebelum adanya
kolam retensi. Jika diaplikasikan pada
kondisi lapangan maka daerah banjir terjadi
di daerah kecamatan Medan Maimun. Hal ini
terjadi karena kondisi panampang eksisting
sungai pada daerah tersebut masih tidak
dapat menampung debit banjir pada kala
ulang 25 tahun.
4.11 Analisa Kebutuhan Lebar Pintu
Air
lf

t x
0
6
3
5

Debit Rencana yang Masuk Pintu /det76,45


3m

V = 1376117,58 m3
Lama waktu (t) yang direncanakan
untuk mengisi kolam retensi = 5 jam
Sehingga, debit yang direncanakan
masuk ke tampungan adalah :
Q = 76,45 m3/det Lebar tiap pintu yang direncanakan :
Bp = 2.83 + (0,01 + 0,1) x 2,0
H1 = 2,5 m
= 3,11 m
L = 2,8 m
V1 = 1,5 m/dtk
g = 9,81 m/det 2

h1 =

Cd = 0,93 + 0,1 * (2,5/2,8) = 1,019


Cv = Cd * A’/A1
Cv =

Lebar total bangunan pintu (Br) :


= lebar pilar = 0,8 m
= lebar abutmen = 2 x 0,8 = 1,6 m

Maka :
Cv =
Br = N x (br + )
Maka :
Direncanakan jumlah pintu Romijn Br = 5 x
sebanyak 5 buah, Sehingga lebar efektif pintu
adalah 14 m/ 5 = 2.83 m (3,11 + 0,8 +

1,6) = 27,55 m

Lebar efektif pintu

12
Universitas Sumatera Utara

5. KESIMPULAN DAN SARAN 6. Dari hasil perhitungan diperoleh 5


pintu air dengan lebar tiap pintu 2,83
5.1 Kesimpulan m dan tinggi 2,5 m dengan lebar total
bangunan 27,55 m.
Berdasarkan hasil analisis yang telah
7. Pembuatan kolam retensi untuk
dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan
daerah aliran sungai Deli
sebagai berikut:
direncanakan berada di kecamatan
1. Kala ulang yang digunakan dalam Deli Tua kabupaten Deli Serdang.
penelitian ini adalah kala ulang 25 5.2 Saran
tahun. Besarnya curah hujan rencana
1. Penelitian mengenai potensi banjir di
masing-masing jenis distribusi di
wilayah DAS Deli diharapkan
lokasi studi berdasarkan curah hujan
menggunakan data – data yang lebih
2006 s.d 2015 untuk periode ulang 25
terbaru agar potensi banjir yang
tahun adalah 120,967 mm untuk
dihitung dapat sesuai dengan
metode Normal ; 122,008 mm untuk
kenyataanya di masa sekarang.
metode Log Normal ; 126,173 mm
2. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan
untuk metode Log Pearson III dan
dapat mengadakan penelitian yang
143,955 mm untuk metode Gumbel.
lebih mendalam dan lebih luas,
Dari pengujian distribusi probabilitas
karena masih banyak wilayah DAS
didapat persamaan distribusi
Deli yang terkena dampak banjir.
probabilitas yang dapat mewakili
yaitu distribusi Gumbel.
6. DAFTAR PUSTAKA
2. Perhitungan debit banjir dengan
metode Hidrograf Satuan Sintetik Direktorat Jenderal Cipta Karya Departemen
Nakayasu terjadi pada jam puncak Pekerjaan Umum. 2010. Tata Cara
yaitu jam ke – 3,54 dengan periode Pembuatan Kolam Retensi Dan
ulang 25 tahun sebesar 308,29 m3/s. Polder Dengan Saluran-Saluran
Perhitungan debit banjir dengan Utama. Direktorat Jenderal Cipta
metode Melchior pada periode ulang Karya Departemen Pekerjaan
25 tahun sebesar 379,55 m3/det. Umum. Jakarta.
3. Dari hasil perhitungan diperoleh
kapasitas sungai Deli sebesar 168 Kamiana, I. Made. 2011. Teknik
m3/det. Perhitungan Debit Rencana
4. Genangan banjir berdasarkan cross Bangunan Air.Graha Ilmu.
section sungai Deli terjadi pada titik Yogyakarta.
91 sampai titik 77, titik 44 sampai 37
dan titik 25 sampai 21, apabila dilihat Limantara, Lily Montarcih. 2010. Hidrologi
pada kondisi lapangan berada Praktis, Lubuk Agung, Bandung.
wilayah Avros kecamatan Medan
Prayoga M.D, 2013. Perencanaan Kolam
Polonia hingga ke Kesawan
Retensi dan Stasiun Pompa pada
kecamatan Medan Barat.
Sistem Drainase Kali Semarang,
5. Dari hasil perhitungan diperoleh
(Jurnal). Jurusan Teknik Sipil,
kumulatif aliran masuk Qtampungan
Fakultas Teknik, Universitas
sebesar 1.376.117,58 m3. Dengan
Diponegoro, Semarang.
direncanakan kolam tampungan tanpa
pompa serta kedalaman kolam Rezkina, Dhaka. 2016. Analisis Penanganan
direncanakan sedalam 3 m, luasan Banjir dengan Kolam Retensi (
kolam yang dibutuhkan adalah Retarding Basin) Di Desa Blang
458.705,9 m2 atau sekitar 46 Ha. Beurandang Kabupaten Aceh Barat.
(Tugas Akhir). Jurusan Teknik Sipil,
13
Universitas Sumatera Utara

Fakultas Teknik. Universitas


Sumatera Utara. Medan.
S o n g , X i a o - M e n g , d k k . 2 0 1 1 . A p p l i c a t i o n O f
M u s k i n g u m R o u t i n g M e t h o d W i t h V a r i a b l e
P a r a m e t e r s I n U n g a u g e d B a s i n . ( J u r n a l ) .
S c h o o l o f R e s o u r c e a n d E a r t h S c i e n c e ,
C h i n a U n i v e r s i t y o f M i n i n g a n d
T e c h n o l o g y . C h i n a .
Suripin. 2004. Sistem Drainase Perkotaan
yang Berkelanjutan. Andi Offset.
Yogyakarta.
Triatmodjo, Bambang. 2008. Hidrologi
Terapan. Beta Offset. Yogyakarta.

14

Anda mungkin juga menyukai