Anda di halaman 1dari 59

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

DIREKTORAT JENDERAL SUMBER DAYA AIR


BALAI BESAR WILAYAH SUNGAI CITARUM
SATUAN KERJA BALAI BESAR WILAYAH SUNGAI CITARUM
Jln. Inspeksi Cidurian Soekarno-Hatta STA 5600 Bandung 40292 Telp. (022) 7564073 Fax (022) 7505760

PROGRAM STUDI MAGISTER PENGELOLAAN SUMBER DAY AIR


FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
Jln. Ganesha 10 Bandung
Yadi Suryadi’Juli 2021 1
Bagian 1 Bagian 2
• Pendahuluan • Tinjauan Indikasi Pola Ws
Citarum

Bagian 3 Bagian 4
• Gambaran Umum • Issu Strategis
• Permasalahan
• Potensi SDA

Bagian 5 Bagian 6
• Tahapan Penyusunan Pola
• Matriks Singkronisasi
Program
2
01

3
4
LATAR BELAKANG
Rencana tata pengaturan air dan tata pengairan adalah hasil perencanaan
Pengelolaan SDA : tata pengaturan air dan tata pengairan pada setiap WS yang bersifat makro,
1. Pengelolaan Sumber Daya Air dilakukan secara dimuat dalam suatu dokumen pola pengelolaan SDA.
menyeluruh, terpadu, dan berwawasan lingkungan hidup Pola pengelolaan SDA, merupakan kerangka dasar dalam merencanakan,
dengan tujuan untuk mewujudkan kemanfaatan Air yang melaksanakan, memantau, dan mengevaluasi kegiatan konservasi sumber
berkelanjutan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. daya air, pendayagunaan sumber daya air, dan pengendalian daya rusak air
pada WS.
2. Kegiatan Pengelolaan Sumber Daya Air meliputi Penyusunan pola pengelolaan SDA dilakukan secara terbuka melalui
Konservasi Sumber Daya Air, Pendayagunaan Sumber pelibatan berbagai pihak dan ditetapkan oleh pihak yang berwenang agar
Daya Air, dan Pengendalian Daya Rusak Air. pola pengelolaan sumber daya air mengikat berbagai pihak yang
berkepentingan.
(UU. No. 17/2019 ttg SDA – Pasal 23)13
(Permen PUPR : 10/PRT/M/2015 dan Lampiran 1)

Permasalahan Kewenangan Acuan Normatif Reviu Pola WS

Terbatasnya Ketersediaan air Diberlakukannya Undang-Undang Sumber


Penguasaan negara terhadap Sumber Daya Air Daya Air Nomor 17 Tahun 2019 tentang
Sumber Daya Air
Peningkatan kebutuhan Air Kegiatan Citarum Harum : Perpres Nomor 15
Tugas dan Wewenang untuk mengatur dan mengelola Tahun 2018 tentang Percepatan
Persaingan antar pengguna SDA yang SDA yang meliputi satu Wilayah Sungai Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan
berdampak pada menguatnya nilai ekonomi DAS Citarum
Air Untuk mencapai keterpaduan pengelolaan SDA, perlu Pola PSDA WS Citarum yang sudah
konflik kepentingan antarsektor, disusun sebuah acuan bersama bagi para pemangku ditetapkan dapat ditinjau kembali dan
antarwilayah, kepentingan dalam satu WS yang berupa Pola dievaluasi paling singkat setiap 5 (lima)
dan berbagai pihak terkait SDA Pengelolaan SDA tahun sekali

4
Kab. Karawang
Luas Wilayah dalam WS : 1.917,49 Km2
Persentase terhadap WS : 17.03 % Kab. Purwakarta
Luas Wilayah dalam WS : 985,57 Km2
Persentase terhadap WS : 8.75 %

Kab. Subang
Luas Wilayah dalam WS : 2.170,18 Km2
Persentase terhadap WS : 19.28 %

Kab. Bekasi
Luas Wilayah dalam WS : 449,79 Km2 Kab. Indramayu
Persentase terhadap WS : 4.00 % Luas Wilayah dalam WS : 771,05 Km2
Persentase terhadap WS : 6.85 %

• Luas WS Citarum :
11.323,34 Km²
Kab. Bogor
Luas Wilayah dalam WS : 438,23 Km2 • Daerah Administrasi
Persentase terhadap WS : 3.89 %
mencakup 10 Kabupaten
Kab. Sumedang & 2 Kota
Luas Wilayah dalam WS : 451,56 Km2
Persentase terhadap WS : 4.01 %
• WS Strategis Nasional
Sumber : RPSDA WS Citarum 2016
dan Peraturan Menteri PU-PR
No.4/PRT/M/2015 tentang Kriteria
Kota Cimahi dan Penetapan Wilayah Sungai
Luas Wilayah dalam WS : 40,37 Km2
Persentase terhadap WS : 0.22 %

Kab. Cianjur
Luas Wilayah dalam WS : 1.255,47 Km2
Persentase terhadap WS : 11.15 %

Kota Bandung
Luas Wilayah dalam WS : 168,30 Km2
Persentase terhadap WS : 1.49 %

Kab. Bandung Barat Kab. Bandung


Luas Wilayah dalam WS : 1.276,11 Km2 Luas Wilayah dalam WS : 1.349,84 Km2
Persentase terhadap WS : 11.34 % Persentase terhadap WS : 11.99 %

5
02

6
7 Perubahan Peraturan Per-Undangan Pola Pengelolaan SDA WS Citarum
ASPEK LEGALITAS PENGELOLAAN SDA WS CITARUM

Semula berbasis pada Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air

Putusan Mahkamah Konstitusi (MK) No. 85/PUU-XI/2013 tentang pembatalan UU No. 7 Tahun 2004 Tentang
SDA

MK memutuskan untuk menggunakan kembali UU no 11 Tahun 1974 tentang Pengairan, sebagai landasan
pengelolaan SDA.

Keputusan MK tidak berlaku secara Retroaktif : Keputusan Menteri PU No. 197/KPTS/M/2014 tentang Pola
Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Citarum tetap diberlakukan

Ditetapkannya Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2019 tentang Sumber Daya Air menjadi dasar penetapan
terhadap perubahan kebijakan Pengelolaan SDA

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2O2O tentang Cipta Kerja : UUndang- Undang Nomor 11
Tahun 2020 tentang Cipta Kerja dapat digunakan karena terdapat 16 Pasal ketentuan dalam Undang-Undang
Nomor 17 Tahun 2Ol9 tentang Sumber Daya Air diubah : Pasal 8, Pasal 9, Pasal 12, Pasal 17, Pasal 19, Pasal
40, Pasal 43,Pasal 44,Pasal 45, Pasal 49, Pasal 50, Pasal 52, Pasal 56, Pasal 70 dan Pasal 73

7
8 Perubahan Peraturan Per-Undangan Pola Pengelolaan SDA WS Citarum

Kebijakan Sumber Daya Air di Wilayah Sungai Citarum


ASPEK LEGALITAS PENGELOLAAN SDA WS CITARUM

Kelembagaan Penganggaran
• Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang • Sumber pembiayaan pengelolaan sumber daya air, pada dasarnya menganut keuangan
Pemerintah Daerah : perubahan kelembagaan di tingkat mengikuti wewenang.
Daerah yang terkait dengan pengelolaan sumber daya air, • Seluruh pembiayaan untuk aspek sumber daya air di WS Citarum mengacu pada Undang-
khusunya bidang kehutanan, pengelolaan sampah dan Undang Pemerintahan dan Permen PUPR Nomor 04/PRT/M/2015 kewajiban Pemerintah
pertambangan Pusat
• Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2010 tentang Perum Jasa Tirta II
• Peraturan Presiden Nomor 45 Tahun 2018 Tentang
• Peraturan Menteri PUPR Nomor 18/PRT/M/2018 Tentang Iuran Eksploitasi Bangunan
Rencana Tata Ruang Kawasan Cekungan Bandung : Pengairan (Terdapat para penerima manfaat dari sektor energi (waduk Saguling, Cirata, Ir.
perubahan tataguna infrastruktur kewilayahan yang harus H Juanda, PLTA Plengan, Lamajan dan Cikalong serta pembangkit lainnya), industri dan
diselaraskan dalam kebijakan yang baru, terutama dalam sistim penyediaan air minum dengan SPAM)
aspek infrastruktur kepentingan urban • Sumber-sumber dari dana kewajiban pihak pengusaha/industri dalam skhema Corporate
• Penetapan Peraturan Presiden Nomor 15 Tahun 2018 Soscial Responsibility (CSR)
tentang Percepatan Pengendalian Pencemaran Dan • Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah :
Kerusakan Daerah Aliran Sungai Citarum Modal sharing untuk membiayai pengelolaan SDA
• Lembaga-lembaga terkait pengelolaan sumber daya air di • Potensi pendapat dan trend peningkatan setiap tahun akan dianalisi pada aspek
Wilayah Sungai Citarum akan diuraikan dalam analisi Role pembiayaan pengelolaan SDA
Sharing antar lembaga.

8
9 Perubahan Peraturan Per-Undangan Pola Pengelolaan SDA WS Citarum

Kebijakan Sumber Daya Air di Wilayah Sungai Citarum


ASPEK LEGALITAS PENGELOLAAN SDA WS CITARUM

Kelembagaan Penganggaran
• Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang • Sumber pembiayaan pengelolaan sumber daya air, pada dasarnya menganut keuangan
Pemerintah Daerah : perubahan kelembagaan di tingkat mengikuti wewenang.
Daerah yang terkait dengan pengelolaan sumber daya air, • Seluruh pembiayaan untuk aspek sumber daya air di WS Citarum mengacu pada Undang-
khusunya bidang kehutanan, pengelolaan sampah dan Undang Pemerintahan dan Permen PUPR Nomor 04/PRT/M/2015 kewajiban Pemerintah
pertambangan Pusat
• Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2010 tentang Perum Jasa Tirta II
• Peraturan Presiden Nomor 45 Tahun 2018 Tentang
• Peraturan Menteri PUPR Nomor 18/PRT/M/2018 Tentang Iuran Eksploitasi Bangunan
Rencana Tata Ruang Kawasan Cekungan Bandung : Pengairan (Terdapat para penerima manfaat dari sektor energi (waduk Saguling, Cirata, Ir.
perubahan tataguna infrastruktur kewilayahan yang harus H Juanda, PLTA Plengan, Lamajan dan Cikalong serta pembangkit lainnya), industri dan
diselaraskan dalam kebijakan yang baru, terutama dalam sistim penyediaan air minum dengan SPAM)
aspek infrastruktur kepentingan urban • Sumber-sumber dari dana kewajiban pihak pengusaha/industri dalam skhema Corporate
• Penetapan Peraturan Presiden Nomor 15 Tahun 2018 Soscial Responsibility (CSR)
tentang Percepatan Pengendalian Pencemaran Dan • Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah :
Kerusakan Daerah Aliran Sungai Citarum Modal sharing untuk membiayai pengelolaan SDA
• Lembaga-lembaga terkait pengelolaan sumber daya air di • Potensi pendapat dan trend peningkatan setiap tahun akan dianalisi pada aspek
Wilayah Sungai Citarum akan diuraikan dalam analisi Role pembiayaan pengelolaan SDA
Sharing antar lembaga.

Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2018 tentang Standar Pelayanan Minimal.


Dalam konteks memenuhi kebutuhan pokok sehari-hari dalam Undang-Undang SDA ini memperkuat ketentuan standar pelayanan minimal kinerja lembaga
pemerintahan daerah sebagaimana yang telah ditetapkan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2018 tentang Standar Pelayanan Minimal.

PP Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.
Dalam PP ini hal-hal terkait sumber daya air yang dapat dipertimbangkan digunakan dalam mereviu penyusunan kebijakan PSDA sekarang antaralain untuk mreviu
Pola PSDa WS Citarum

Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 2018 tentang Percepatan Penyediaan Embung Kecil Dan Bangunan Penampung Air Lainnya di Desa
Instruksi Presiden ini dalam rangka peningkaan ketersediaan air dengan menggalakan pembangunan bangunan tampungan air di Desa dengan prioritas dana Desa,
pada sumber air baik alami maupun buatan untuk peningkatan ketersediaan air untuk mendukung ekonomi perdesaan
9
10 Perubahan Peraturan Per-Undangan Pola Pengelolaan SDA WS Citarum

Revisi Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa Barat.


ASPEK LEGALITAS PENGELOLAAN SDA WS CITARUM

Dari hasil diskusi dengan Bappeda Provinsi Jawa Barat, pada saat ini sedang melakukan kajian-kajian pengembangan wilayah dan
pengembangan kawasan strategis Daerah untuk mendukung kebijakan Nasional, yang akan diintegrasikan dengan revisi rencana tata ruang
wilayah.
Program tersebut antara lain :
1. Segitiga REBANA : Ketersedian air untuk pemenuhan Industri di Patimban dan Kawasan Industri Terpadu Subang.
2. Terdapat Rencana 13 Kota Baru Berbasis Industri (KPI) yang tersebar di 7 Kab/Kota Utama dan 2 pendukung: Subang, Majalengka, Kab.
Cirebon, Indramayu, Sumedang dan pendukung Kabupaten Kuningan Kota Cirebon.
3. Rencana peningkatan kapasitas Situ Sinumbra dari 2900 lt/dt menjadi 1200 lt/dt dalam upaya pemenuhan kebutuhan air baku di Bandung
Raya.
4. Program Kawasan Strategis Nasional yaitu Cekungan Bandung yaitu pengendalian daya rusak, yang juga masuk ke dalam rencana aksi
BPDAS Citarum.
5. Rencana Bendungan Rancaekek sebagai salah satu upaya pemenuhan kebutuhan air baku dan pengendalian banjir di Bandung Timur.
6. Rencana konservasi yaitu lahan kritis, lahan resapan serta usulan Embung dan Oxbow.

Penyusunan RPDAS Tahun 2019.


Kementerian KLHK, sedang melakukan penyusunan kebijakan pengelolaan DAS untuk tahun 2019. Proses penyusunan serta dokumen yang
disusun akan dijadikan bahan komparasi terkait status lahan kritis dan upaya atau target penanganannya yang harus disinergikan dengan data
dan program perbaikan lahan kritis yang ada dalam Pola PSDA WS Citarum.

Kebijakan Kabupaten/Kota Terbaru


• Kebijakan-kebijakan lain yang ditetapkan oleh Kabupaten/Kota terkait sumber daya air terutama air baku, irigasi dan banjir dari hasil
kunjungan ke instansi-instani merupakan dasar pertimbangnan dalam rangka penetapan status kebutuhan/demand yang harus dijamin oleh
sistim tata air yang ada di WS Citarum.
• Terkait lahan irigasi tentunya harus disesuaikan dengan jaminan “Lahan Abadi” sebagai pelaksanaan UU Nomor 41 Tahun 2009 tentang
Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan. 10
11
ISSUE STRATEGIS NASIONAL
POLA 2014
1 Target pelayanan Air Bersih RKI sesuai
MDG’s 69% Perkotaan, 54% Perdesaan

POLA 2014
2 Pemenuhan air bersih Tahun 2010
16% TARGET
PELAYANAN RKI
RPSDA 2016
3 Pemenuhan air bersih Tahun 2016
< 33,92%

POLA 2021
4 SDG’s 2030 100% Air Bersih
Terpenuhi
11
12
ISSUE STRATEGIS NASIONAL
TARGET KETAHANAN
PANGAN
POLA 2014
1 Produksi padi surplus 236,42% Permasalahan Ketahanan Pangan :
a) Masih tingginya masyarakat yang mengalami
kerentanan pangan;
b) Ketersediaan pangan di Jawa Barat masih
mengalami ketimpangan;
RPSDA 2016 c) Keragaman konsumsi pangan masih rendah,

2 Produksi padi surplus


321,46%
hanya tergantung pada satu jenis bahan pokok
yaitu beras;
d) Distribusi dan logistik pangan yang belum
optimal;
e) Rendahnya kesadaran masyarakat terhadap
pola konsumsi pangan yang Beragam, Bergizi,
Seimbang, dan Aman (B2SA), hal ini
POLA 2021
3 Peningkatan Produksi Padi
berpengaruh terhadap prevalansi stunting di
Jawa Barat;
f) Kesadaran masyarakat terhadap keamanan
pangan masih rendah.

Sumber RPJMD Tahun 2018-2023

12
13
ISSUE STRATEGIS NASIONAL

TARGET KETAHANAN
POLA 2014
1 Pemenuhan kebutuhan energi/kelistrikan 23,87%

ENERGI
Pada Sungai Citarum terdapat 3 (tiga) bendungan
secara kaskade, masing-masing dimanfaatkan
untuk PLTA, yaitu Bendungan Saguling (750
Megawatt (MW), Bendungan Cirata (1.000 MW),
RPSDA 2016 dan Bendungan Jatiluhur (187,5 MW).
2 Pemenuhan kebutuhan energi/
kelistrikan 36,29%
• Selain Sungai Citarum, sungai lainnya sampai
saat ini belum dimanfaatkan.
• Mengingat peningkatan kebutuhan tenaga listrik
yang cukup besar, maka direncanakan
pembangunan PLTA Rajamandala yang
menghasilkan listrik sebesar 1.008 MW untuk
POLA 2021
3 Peningkatan Pemenuhan
kebutuhan energi/ kelistrikan

memenuhi kebutuhan listrik.
Sebaiknya pembangunan bendungan yang akan
datang perlu juga memperhitungkan manfaat
tenaga listrik.

• Upaya Modernisasi Daerah Irigasi Jatiluhur melalui program Strategic Irrigation Modernization and Urgent Rehabilitation Project
(SIMURP) akan memberikan dampak positif dari suplai air yang lebih optimal
• Jika efisiensi irigasi bisa ditingkatkan akan menghasilkan debit andal yang kemudian bisa dimanfaatkan untuk keperluan air baku
13
14
ISSUE STRATEGIS NASIONAL

POLA 2014
1 Belum ada pembuktian terkait gejala perubahan iklim di WS Citarum

RPSDA 2016

2 Terjadi peningkatan suhu dalam 50 tahun terakhir, peningkatan curah


hujan antara 1%-5%, hujan musim kemarau cenderung menurun
antara 5%-20%

3 POLA 2021
Update perubahan iklim global

PERUBAHAN
IKLIM GLOBAL
14
15
DAMPAK PERUBAHAN IKLIM –Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC)

Hujan Tahunan Hujan harian Perubahan


• Skenario perubahan iklim (berdasarkan analisis dengan Tahun
(mm) (mm) hujan (mm)
menggunakan GCM, yang diakui oleh IPCC (Intergovernmental
2009 2.584,32 7,08 - 4,26
Panel of Climate Change) dan didukung PBB, terbatas pada
2010 4.137,56 11,34 3,51
perubahan curah hujan rata-rata 0,3 mm/hari.
2011 2.857,68 7,83 0,76
• Berdasarkan hasil analisis dari hujan tahunan wilayah
didapatkan bahwa perubahan rata-rata hujan tahunan untuk 2012 2.580,29 7,07 - 1,57

seris tahun 2009 sd 2018 mengalami perubahan sebesar 0.05 2013 3.152,43 8,64 - 0,12

mm/hari yang termasuk ke dalam perubahan iklim normal (- 2014 3.195,03 8,75 2,38
0,3 s/d 0,3 mm/hari). 2015 2.325,77 6,37 - 3,26
2016
Dampak Perubahan
3.513,86
Iklim berpengaruh
9,63
pada
1,31
trend penurunan curah hujan tahunan dan
Suhu Udara Rata-rata (Celcius) 2017 3.035,73 8,32 1,68
trend kenaikan R24 Max di beberapa wilayah
24.2 2018 2.421,87 6,64
serta kenaikan suhu di WS Citarum
Rata-rata 2.980,45 8,17 0,05
24
Suhu Udara (Celcius)

y = 0.0345x - 45.771 Sumber Data : Data Hidrologi BBWS Citarum & Analisis
23.8
Konsultan 2021
23.6

23.4
• Perubahan suhu di WS Citarum dirujuk dari data klimatologi
dari Stasiun Geofisika Bandung.
23.2
• Perubahan suhu memiliki kecenderungan terjadi kenaikan
23 setiap tahunnya.
2008 2010 2012 2014 2016 2018 2020

15
16
DAMPAK PERUBAHAN IKLIM - HUJAN TAHUNAN
• Analisis perubahan iklim juga dilakukan pendekatan terhadap kecendrungan naik atau turunnya hujan
tahunan dan hujan harian maksimum yang terjadi di WS Citarum yang dilihat dari beberapa pos hujan
dan terhadap hujan wilayah WS Citarum.
• Perubahan hujan tahunan dari
beberapa pos hujan dan dari hujan
wilayah WS Citarum memberikan
informasi bahwa perubahan hujan
tahunan relative tidak mengalami
perubahan yang cukup besar.
• Hal ini sejalan dengan perubahan
iklim (berdasarkan analisis dengan
menggunakan GCM, yang diakui
oleh IPCC (Intergovernmental
Panel of Climate Change).

16
17
DAMPAK PERUBAHAN IKLIM - HUJAN R24
• Analisis perubahan iklim juga dilakukan pendekatan terhadap kecendrungan naik atau turunnya hujan
tahunan dan hujan harian maksimum yang terjadi di WS Citarum yang dilihat dari beberapa pos hujan
dan terhadap hujan wilayah WS Citarum.

• Hujan R24 maksimum atau hujan


ekstrim, untuk rujukan dari beberapa
pos hujan menginformasikan terjadi
perubahan hujan R24 yang cenderung
mengalami peningkatan.
• Tetapi jika dilihat berdasarkan hujan
R24 untuk WS Citarum (Wilayah :
Polygon Thiesen), kecendrungan
peningkatan R24 maksimum relatif
kecil.
• Untuk perubahan cuaca ekstrim
diperlukan data lebih detail sampai
skala jam-jam an untuk memastikan
bahwa terjadi perubahan intensitas
hujan pada kondisi ekstrim.

17
TUTUPAN LAHAN 2011 VS 2019
• Analisis berdasarkan data tutupan lahan 2011
sd 2019 (Sumber Kemenlhk)
• Terjadi penurunan luas hutan kering primer
1.94 Km2 : 7.09%
• Penurunan Belukar : 64.97 Km2 : 87.94%
• Penurunan Sawah : 547.29 Km2 : 12.89%
• Penurunan pertanian Lahan Kering : 501 Km2 :
26.67%
• Kenaikan Hutan tanaman 1129,75 Km2 : 179%
• Kenaikan pemukiman, perkebunan dan
pertambangan
• Terjadi perubahan tata guna lahan yang cukup
No Jenis Penutup Lahan
Tutupan Lahan
2011 2019
Luas
(Km2)
Persentase
(%) positif dimana bisa menekan laju deforestasi
1
2
Badan Air
Bandara / Pelabuhan
163,85
0,00
204,89
1,86
41,04
1,86
25,05
• Terjadi kenaikan di beberapa tutupan lahan
3 Belukar 73,88 8,91 -64,97 -87,94 yang sifatnya budidaya yang akan
4 Hutan Lahan Kering Primer 27,37 25,43 -1,94 -7,09
5 Hutan Lahan Kering Sekunder 252,44 392,98 140,55 55,68 mempengaruji kekritisan lahan di WS Citarum
6 Hutan Tanaman 631,26 1.761,01 1.129,75 178,97
7 Pemukiman 775,26 1.271,41 496,16 64,00
8 Perkebunan 510,23 657,36 147,13 28,84
9 Pertambangan 0,00 2,85 2,85
10 Pertanian Lahan Kering 1.878,34 1.377,43 -500,91 -26,67
11 Pertanian Lahan Kering Campur 800,54 1.232,89 432,35 54,01
12 Sawah 4.245,53 3.698,24 -547,29 -12,89
13 Tambak 1.886,59 352,37 -1.534,22 -81,32
14 Tanah Terbuka 77,96 335,68 257,73 330,60
15 Rawa 0,10 0,00
Jumlah 11.323,24 11.323,34 Sumber Data : Peta Tutupan Lahan Kemenlhk 2011 dan 2019 18
19
LAHAN KRITIS

Luas (ha) Perubahan


Kekritisan Lahan
RPSDA : Data 2015 Data 2019 Ha %
Tidak Kritis 2.111,80 4.583,56 2.471,76 117,05

Potensial Kritis 4.880,00 5.397,65 517,65 10,61


Agak Kritis 2.819,51 3.491,66 672,15 23,84

Kritis 1.222,92 909,53 - 313,39 - 25,63


Sangat Kritis 271,76 1.483,26 1.211,50 445,80
Sumber : RPSDA :2016 Sumber : BPDAS : 2021

• Lahan Sangat Kritis 2015 (RPSDA) dengan data lahan kritis 2019 bersumber dari BPDAS bertambah sampai
dengan 445%
• Perubahan lahan sangat kritis yang cukup tinggi diindikasikan karena turunnya lahan kritis yang berubah
menjadi Sangat Kritis
• Hal ini juga sejalan dengan bertambahnya tutupan lahan budidaya pada WS Citarum dari tahun 2011 sampai
2019.
19
RENCANA STRATEGIS PEMENUHAN AIR BAKU (2015 – 2025)

Rencana Strategi Pemenuhan Air Baku


Jangka Pendek / Menengah Pola WS Realisasi Pemenuhan Air
Citarum Baku
(2015-2025)
Penyediaan Air Baku
Penyediaan air baku gambung (2016-2020)
Gambung
Penyediaan air baku Cikalong (2016-2020) Penyediaan Air Baku Cikalong
Bendungan Sadawarna (on
Mata Air Kertasari (2016-2020)
Progress 2020)
Penyediaan Air Baku
Interbasin Sinumbra (2016-2020)
Purwakarta
Bendungan Sentosa (2020-2026) Saluran Tarum Barat
Balekambang Conjungtive (2020-2026) Penyediaan Air Baku Cianjur
Pompa Saguling Cilembang (2020-2026)
Bendungan Cipanengah (2020-2026)
Bendungan Rancaekek (2020-2026)
Bendungan Sadawarna (2020-2026)
Bendungan Cikapundung (2020-2026)
Intake Nanjung (2020-2026)
Bendungan Cipunagara (2020-2026)
KI Subang (2020-2026)
Penyediaan Air Baku Cianjur (2020-2026)
Bendungan Cijurey (2020-2026)
Penyediaan Air Baku Purwakarta (2020-
2026)
Bendungan Cibeet (2020-2026)
SPAM 1 Jatiluhur (2026-2030)
Saluran Tarum Barat
SPAM Juanda
Buaran 3
Bendung Pasar Baru

20
03

21
Nama Das :
001 DAS Citarum
002 DAS Sedari
003 DAS Cisaga
004 DAS Cibadar Dua
005 DAS Cibadak
006 DAS Cikarokrok
007 DAS Cibanteng
008 DAS Cimalaya
009 DAS Cigemari
010 DAS Ciasem
011 DAS Batangleutik
012 DAS Cireungit
013 DAS Cirandu
014 DAS Cipunagara Sumber : RPSDA WS Citarum 2016
015 DAS Sewo
016 DAS Sukamaju
017 DAS Bugel • WS Citarum terdiri dari 19 DAS
018 DAS Cibodas
019 DAS Cidongkol • DAS terbesar adalah DAS Citarum
dan terkecil adalah DAS Bugel
22
Skema Aliran Sungai WS Citarum

Sumber BBWS Citarum : 2020 23


Kab. Purwakarta
Jml. Penduduk : 1.403.430 Jiwa
Kab. Karawang Rasio Pertambahan Penduduk : 1.48 %
Jml. Penduduk : 2.323.700 Jiwa Kepadatan Penduduk : 1.444,27 Jiwa/Km2
Rasio Pertambahan Penduduk : 1.42 %
Kepadatan Penduduk : 1.325,35 Jiwa/Km2

Kab. Subang
Jml. Penduduk : 1.612.249 Jiwa
Kab. Bekasi Rasio Pertambahan Penduduk : 1.06 %
Jml. Penduduk : 2.675.470 Jiwa Kepadatan Penduduk : 785,79 Jiwa/Km2
Rasio Pertambahan Penduduk : 1.19 %
Kepadatan Penduduk : 2.100,32 Jiwa/Km2

Kab. Indramayu
Jml. Penduduk : 1.860.471 Jiwa
Rasio Pertambahan Penduduk : 0.20 %
Kepadatan Penduduk : 886,18 Jiwa/Km2

Jumlah Rasio Kepadatan


Kab. Bogor No Kabupaten/Kota Penduduk Pertumbuhan Penduduk
Jml. Penduduk : 4.699.282 Jiwa (Jiwa) Penduduk (%) (jiwa/km)
Rasio Pertambahan Penduduk : 0.02 %
Kepadatan Penduduk : 1.764,13 Jiwa/Km2 1 Kota Bandung 2.507.900 0.17 14.989,54
Kab. Sumedang 2 Kabupaten Bandung 3.775.379 0.02 2.142,40
Jml. Penduduk : 952.000 Jiwa
Rasio Pertambahan Penduduk : 0.30 % 3 Kabupaten Bandung Barat 1.667.724 0.004 1.277,20
Kepadatan Penduduk : 630,88 Jiwa/Km2
4 Kota Cimahi 543.755 1.12 13.469,28
5 Kabupaten Purwakarta 1.403.430 1.48 1.444,27
6 Kabupaten Cianjur 2.292.366 1.29 634,24
7 Kabupaten Bogor 4.699.282 0.02 1.764,13
Kota Cimahi
Jml. Penduduk : 543.755 Jiwa 8 Kabupaten Bekasi 2.675.470 1.19 2.100,32
Rasio Pertambahan Penduduk : 1.12 %
Kepadatan Penduduk : 13.469,28 Jiwa/Km2 9 Kabupaten Karawang 2.323.700 1.42 1.325,35

Kab. Cianjur 10 Kabupaten Subang 1.612.249 1.06 785,79


Jml. Penduduk : 2.292.366 Jiwa
Rasio Pertambahan Penduduk : 1.29 % 11 Kabupaten Sumedang 952.000 0.30 630,88
Kepadatan Penduduk : 634,24 Jiwa/Km2
12 Kabupaten Indramayu 1.860.471 0.20 886,18

Kota Bandung
Jml. Penduduk : 2.507.900 Jiwa
Sumber : BPS, 2021
Rasio Pertambahan Penduduk : 0.17 %
Kepadatan Penduduk : 14.989,54 Jiwa/Km2

Kab. Bandung Barat Kab. Bandung


Jml. Penduduk : 1.667.724 Jiwa Jml. Penduduk : 3.775.379 Jiwa
Rasio Pertambahan Penduduk : 0.004 % Rasio Pertambahan Penduduk : 0.02 %
Kepadatan Penduduk : 1.277,20 Jiwa/Km2 Kepadatan Penduduk : 2.142,40 Jiwa/Km2

24
Elevasi Lahan (m) Luas (Km2) Persentase (%)
+0 - + 170 5.350,40 47,25%
+ 170 - + 462 1.582,32 13,97%
+ 462 - + 697 1.481,37 13,08%
+ 697 - + 884 925,27 8,17%
+ 884 - + 1.083 687,04 6,07%
+ 1.083 - + 1.294 500,79 4,42%
+ 1.294 - + 1.517 375,36 3,31%
+ 1.517 - + 1.763 260,89 2,30%
+ 1.763 - + 2.091 127,06 1,12%
+ 2.091 - + 2.981 32,85 0,29%
Jumlah 11.323,34 100,00%
25
Kemiringan
Luas (Km2) Persentase (%) Keterangan
Lereng (%)
0 - 8 5,179.72 45.74% Datar
8 - 15 2,386.17 21.07% Landai
15 - 25 1,645.04 14.53% Adak Curam
25 - 45 1,471.65 13.00% Curam
> 45 640.76 5.66% Sangat Curam
Jumlah 11,323.34 100.00%
26
Jenis Penutup Luas Persentase
Lahan (Km2) (%)
Badan Air 204.48 1.81%
Bandara / Pelabuhan 1.45 0.01%
Belukar 8.50 0.08%
Hutan Lahan Kering
Primer 25.02 0.22%
Hutan Lahan Kering
Sekunder 392.57 3.47%
Hutan Tanaman 1,760.60 15.56%
Pemukiman 1,271.00 11.23%
Perkebunan 656.95 5.80%
Pertambangan 2.44 0.02%
Pertanian Lahan
Kering 1,377.02 12.17%
Pertanian Lahan
Kering Campur 1,232.48 10.89%
Sawah 3,697.83 32.67%
Tambak 351.96 3.11%
Tanah Terbuka 335.27 2.96%

Sumber: Kemenlhk, 2019


27
Lahan Kritis Luas (Km2) Persentase (%)

Tidak Kritis 4,583.56 41%


Potensial Kritis 814.09 7%
Agak Kritis 3,491.66 31%
Kritis 909.53 8%
Sangat Kritis 1,483.26 13%

Sumber: BPDAS, 2019

28
Qaf
Geologi Regional
Air Pt Qot Tmbe

Md QTv Qsd Tmbv

Mdl Qa Qtl Tmc3

Mdm Qac Qv2 Tmcb1

Mdq Qad Qvb2 Tmcs

Msb Qaf Qvba Tmj1

Msc Qav1 Qvgy Tmjp

Mss Qav2 Qvk3 Tmk1

Mt Qav3 Qvl2 Tmp

Mtb Qbr Qvpo Tms5

Mtjl Qc Qvu Tmst

Mtjs Qgpk Qvu1 Tpa

Mts Ql Qwb Tpc3

Mttb Qmm Qyc Tpt

Mttc Qmt Qyd a

Mtts Qnd Qyg ab

Omc Qoa Qyl b1

Oml Qoa1 Qyt d

Pb Qob Qyu ha

Pk Qol Qyw ma

Pl Qopu Tmb sh
Qos1 Tmb3 vi

Formasi Flood Plain Deposit


- Endapan Dataran Banjir
(Qaf) merupakan formasi
paling dominan di WS
Citarum

29
CAT yang berada pada WS
Citarum :
1. CAT Cianjur
2. CAT Bekasi-Karawang
3. CAT Subang
4. CAT Ciater
5. CAT Lembang
6. CAT Batujajar
7. CAT Bandung-Soreang
8. CAT Sumedang
9. CAT Sukamantri
10. CAT Indramayu

30
Polygon Thiessen
Wilayah Stasiun Hujan
Bojongsoang No Nama Sta Persentase
Cibeureum 1 Kayu Ambon 0.20%
Cibiru 2 Ciherang Cangkuang 1.12%
Cicalengka 3 Jatiroke 0.29%
Cidadap Montaya 4 Cidadap Montaya 10.20%
Ciherang Cangkuang
5 Cibeureum 1.29%
Ciherang Kalijati
6 Cisondari 2.19%
Cikancung
7 Cileunca 0.35%
8 Lembang Meteo 0.38%
Cikao Galumpit
9 Cisomang 5.90%
Cileunca
10 Dago Pakar 1.86%
Ciluluk Hergamanah
11 Rancaekek 0.48%
Cinambo
12 Kertamanah 19.55%
Cinchona
13 Cipeusing 3.21%
Cipaku
14 Margahayu I 1.64%
Cipanas-Margamukti 15 Cipaku 1.21%
Cipeusing 16 Tanjungsari 0.50%
Cisalak Kalijati 17 Cibiru 0.73%
Cisampih 18 Cisampih 5.19%
Cisomang 19 Ciherang Kalijati 11.16%
Cisondari 20 Cisalak Kalijati 6.94%
Dago Pakar 21 Cikancung 1.09%
Dayeuhkolot 22 Cicalengka 0.71%
Hantap 23 Cipanas-Margamukti 0.20%
Jatiroke 24 Ciluluk Hergamanah 0.42%
Kayu Ambon
25 Hantap 1.39%
Kertamanah
26 Bojongsoang 0.34%
27 Dayeuhkolot 0.72%
Lembang Meteo
28 Situ Cisanti 0.35%
Margahayu I
29 Cikao Galumpit 19.14%
Rancaekek
30 Cinambo 0.40%
Sapan
31 Cinchona 0.61%
Situ Cisanti
32 Sapan 0.26%
Tanjungsari

31
Hujan Tahunan - PCH Ciherang
3500

3000

Hujan Tahunan (mm)


2500
y = -19.488x + 41431
2000

1500

1000
2004 2006 2008 2010 2012 2014 2016 2018 2020 2022

Rekapitulasi Hujan Tahunan (mm)


PCH/TAHUN 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
2019
Kayu Ambon 1800.7 2146 2015.12129.3 1308.5 1751 2561.7 1876 2801 1816.2 1818.9 1713.7 1958.3 1939 2097
1563
Lokasi Pos Curah Hujan di WS Citarum Ciherang Cangkuang 2602.8 2244 2035 2067 3198.5 1574 2000 2421.8 2222 1301 3308 2169.5 1758
1751
Jatiroke 1724.4 2495.7 879.47867.34 1686.5 1821 3449.8 1188.5 1902 1526 2111.2 1915 4235 3655 1394
2318.2
Cidadap Montaya 2326 1658 1930.32480.6 1527.2 2264 2536 2363 2511.1 3034.5 2260 1301 2921 4458.5 1872.5
2121.5
Cibeureum 2074 2293 4728.23255.7 2556.4 4061.1 3942.8 1792.2 1872.8 2105.7 1616.4 1416.2 3695.5 2027.7 1819.2
1093.2
Cisondari 5193.4 2461.4 1559.92865.2 1559.6 954.2 1707 884.5 865.6 1150 1088 789.5 1534.1 1010.5 1320.2
1752
Cileunca 1425 1709 1679 2083 1794.8 2014 3263 2110 1750 2225 2185 1702 3695.5 1889.5 1491.4
1145.5
Lembang Meteo 1795.6 2319.5 21272097.2 1339.5 1747.2 2905.4 1989.1 1848.3 2187.9 1632.5 769 4911.3 1745.5 1041.5
961.5
Cisomang 2305.9 2876.9 2876.9 2535 2508.4 3565.2 5897.7 5857.2 4213 4834 5817 4518 5737.5 4354.4 3958
1989
Dago Pakar 1110 1159 18791932.2 1412 1690 3357 1296 1527 2189 1743 1452 2157 2349 1918
1239
Rancaekek 1288 1932.2 13111490.1 1687 1825 3289 1288 1856 2197 2061 1418 2788.3 2077 1551
1694
Kertamanah 1926 1859 19632434.3 2681.5 2474.5 4319.5 1806.4 2158 2666.5 2477.5 1749 2772 2533 1637.5
1292.6
Cipeusing 702 1662 12063828.4 1388.5 1113.9 2204.5 1639.7 2074.5 1181.3 1269.8 2137 2136 1171.4 1214.6
1067.1
Margahayu I 1361.4 1982.5 3252.43019.7 3891.5 3732.3 3397.3 2228 2254.1 2475.5 2060.8 1888.6 3202.8 1425.5 1463.7
1385
Cipaku 1483.5 1788.5 1454 2275 901 1963 3185.7 2020 1765 2416.5 2838 2249.5 4055.9 3055.8 2042.5
1892.5
Tanjungsari 2082.6 2450.9 1702.42545.1 2152.6 2006.9 3829.4 1516.5 1961 2350 1970.3 1708.4 2945.7 1807.1 1496.1
1396
Cibiru 1973.8 9341552.5 1942 2130 3716.6 1279 1767 2272.5 2042.5 1485.9 3083.6 1531.5 1469
1536
Cisampih 221.51 337.4 1015.61086.1 2762.5 3499.1 4723 2523 2388 3674 2804 2481.8 2677.1 1512.4 3734.3
599.2
Ciherang Kalijati 1814.3 3368 2833.22696.3 2266.4 2250.4 4723 2483 2184.5 3180 3479 1701.5 3965.7 3081.1 2222.7
2075.5
Cisalak Kalijati 3328 3982.3 3071.2 2535 2508.4 1937 2771 2142.7 1672 2325.8 2484.2 1691 1232.8 2484.7 2785.8
2917.5
Cikancung 1647.8 1673 1629 3051 1407.3 2200.9 2913 1487.1 1915 4235 3655 1234.7
1125.7
Cicalengka 2285 2013 1950 1861.5 1919 1759 3771 1488.5 1860 2891 2473 2799 3006.9 1457 1031
1392.5
Cipanas-Margamukti 2166 3928 1484 2353 3277.5 3353.5 2369.5 3336.5 2118 1767
1876
Ciluluk Hergamanah 2118.7 2063.7 1487.1 1241.6 2571.5 1457 1548
1572
Hantap 1275 2522.1 2550 1691 3093 2053 1982
2014.5
Bojongsoang 1047.5 2700.7 2033.5 1820.5 3067.9 1939 1848
1904.5
Dayeuhkolot 529.5 2046.9 3150.4 2102 2097.5
2429.5
Situ Cisanti 2331.9 2104.6 3507.9 2646.4 1700.1
1658.4
Cikao Galumpit 638.5 1006.5 1780 875 2010
1152
Cinambo 2320.5 625.8 1531 1782.4 1048.3
681.5
Ancolmekar 1621.5
Cinchona 2785 2273.5 3042.7 2685.4 2972.5
Sapan 1080 2279 2114 1568 2222 861.5 903.5 978 32
Hujan R24 Max - PCH Cisomang
350

300
Hujan Tahunan (mm)

250
y = 6.7096x - 13345
200

150

100

50

0
2002 2004 2006 2008 2010 2012 2014 2016 2018 2020

Rekapitulasi Hujan Harian Max (mm)


PCH/TAHUN 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 Lokasi Pos Duga Air di WS Citarum
Kayu Ambon 72 91.3 69 83.5 59.8 85.2 70.1 61 115 95 43.5 98 53 95 67 51
Ciherang Cangkuang 98 117.5 69 75 113 36 135 125 87 47 80 81 72 70
Jatiroke 110.5 95.5 37.5 30.4 93 76.5 103 83 70 54 135 77 125 192 120 124
Cidadap Montaya 86 85 78 54.4 47 76 52 76 51 58 118 47 98 85 124 81
Cibeureum 137 104 170 86 43.8 90.2 48.2 42.2 21.6 15 46 85.4 87.3 85.4 68 36
Cisondari 97 99.3 50.1 114.5 29.8 25.5 40.7 30.5 83 33.5 42 73.5 35 39 85 93.5
Cileunca 70 95 50 83 114 85 123 70 50 95 89 100 87.3 83 65 74
Lembang Meteo 82 88 79.5 79 72 78.1 69.7 140 75.4 94 56 39 82 79.5 70 83
Cisomang 80.4 79.5 79.5 140 173 163.5 99 99 182 185 288 170 169 239 163 115
Dago Pakar 80 55 70 113 80 73 104 45 70 95 79 85 86 187 58 55
Rancaekek 89 81 81 68 68 93 115 89 130 130 95 90 164 116 94 89
Kertamanah 54 59 97 82 95 88 105 95 79 73 73 98 88 84 66 57
Cipeusing 13 31 73 106.7 48 37.3 29 87.5 49.5 30 50.5 83 83 79 78.3 55.9
Margahayu I 94.5 56 70 55 186 145 76.5 98 103.5 77.5 145.5 62.5 71.5 79.5 40.1 68
Cipaku 116 144 61 141 98 83 82 94 98 86 85 88 95 146 188 78
Tanjungsari 87 89.9 138.5 89.5 98.5 79 102 84 78 94 81 95 124 95.5 91 95.5
Cibiru 90.5 51 81.5 89.5 137 94 56 55 70 132 77.5 128 60 85 77.5
Cisampih 12.7 16.3 69 72 76 160 110 95 100 105 107 105 85 97 163 50
Ciherang Kalijati 80.4 75 77 115.5 169 169 110 115 137 109 125 74 180 125 169 82
Cisalak Kalijati 80 80 73 140 173 52 85 64.5 70 64 88.1 59 40 82 107 143
Cikancung 100 70 65 72 100 79 112 43.5 77 125 192 66 72
Cicalengka 56 71 69 83 110 74 95 72 101.5 104.5 126 122 108 65 58 83
Cipanas-Margamukti 66 74 76 87 82 75 105 82 67 50 63
Ciluluk Hergamanah 146 61.5 43.5 46 131 65 64 98.5
Hantap 126 58 83 59 98 73 73 77.5
Bojongsoang 66 112 73 83 65 95 89 127
Dayeuhkolot 53 84 73 92 124 88
Situ Cisanti 56.8 87 92 91 59.7 72
Cikao Galumpit 80 50 20 16 70 76
Cinambo 76 61.9 78.4 79.2 115.4 65.6
Ancolmekar 126.5
Cinchona 70 95.5 86.5 117 136.5
Sapan 80 86 115 71 61 47 66 68
33
Nama Das :
001 DAS Citarum
002 DAS Sedari
003 DAS Cisaga
004 DAS Cibadar Dua
005 DAS Cibadak
006 DAS Cikarokrok
007 DAS Cibanteng
008 DAS Cimalaya
009 DAS Cigemari
010 DAS Ciasem
011 DAS Batangleutik
012 DAS Cireungit
013 DAS Cirandu
014 DAS Cipunagara
015 DAS Sewo
016 DAS Sukamaju
017 DAS Bugel
018 DAS Cibodas
019 DAS Cidongkol

34
Luas Sub DAS Erosi Lahan Laju Erosi Laju Erosi BJ =1.80 ton/m3
No Sub DAS Jumlah Cell
M2 Ha (Ton/tahun) Ton/ha/tahun (m) (mm)
1 Das Cikarokrok 578,986.00 361,866,250.00 36,186.63 3,403,536.83 94.06 0.00523 5.225
2 Das Cibadak 233,112.00 145,695,000.00 14,569.50 1,492,676.89 102.45 0.00569 5.692
3 Das Cimalaya 824,548.00 515,342,500.00 51,534.25 12,279,844.98 238.29 0.01324 13.238
4 Das Ciasem 1,170,609.00 731,630,625.00 73,163.06 21,301,861.42 291.16 0.01618 16.175
5 Das Cireungit 57,738.00 36,086,250.00 3,608.63 141,227.06 39.14 0.00217 2.174
6 Das Cipunagara 2,029,153.00 1,268,220,625.00 126,822.06 85,021,392.10 670.40 0.03724 37.244
7 Das Cirandu 199,955.00 124,971,875.00 12,497.19 756,937.13 60.57 0.00336 3.365
8 Das Sewo 136,281.00 85,175,625.00 8,517.56 977,840.18 114.80 0.00638 6.378
9 Das Sukamaju 109,035.00 68,146,875.00 6,814.69 1,160,422.30 170.28 0.00946 9.460
10 Das Cibodas 418,689.00 261,680,625.00 26,168.06 3,768,279.18 144.00 0.00800 8.000
11 Das Bugel 99,386.00 62,116,250.00 6,211.63 796,657.66 128.25 0.00713 7.125
12 Das Cidongkol 459,209.00 287,005,625.00 28,700.56 5,287,330.36 184.22 0.01023 10.235
13 Das Batangleutik 78,225.00 48,890,625.00 4,889.06 231,372.00 47.32 0.00263 2.629
14 Das Cibadar Dua 307,375.00 192,109,375.00 19,210.94 1,694,780.91 88.22 0.00490 4.901
15 Das Cisaga 105,894.00 66,183,750.00 6,618.38 497,146.43 75.12 0.00417 4.173
16 Das Sedari 361,525.00 225,953,125.00 22,595.31 1,244,894.34 55.10 0.00306 3.061
17 Das Citarum 10,513,669.00 6,571,043,125.00 657,104.31 559,021,072.04 850.73 0.04726 47.263
18 Das Cibanteng 117,514.00 73,446,250.00 7,344.63 439,021.96 59.77 0.00332 3.321
19 Das Cigemari 200,732.00 125,457,500.00 12,545.75 741,079.07 59.07 0.00328 3.282
Total 18,001,635.00 11,251,021,875.00 1,125,102.19 700,257,372.85 622.39 0.03458 34.577

LUAS SUB DAS Total Erosi Sediment Lahan Masuk Ke Sungai


No NAMA SUB DAS
( Ha ) (Ton/thn) m3/thn
SDR
m3/thn m3/dt
Tingkat Erosi :
1 Das Cikarokrok 36,186.63 3,403,536.8 1,890,853.8 0.2788 527,081.03 0.01671 1. Pola 2014 : total
2 Das Cibadak 14,569.50 1,492,676.9 829,264.9 0.3662 303,699.28 0.00963
3 Das Cimalaya 51,534.25 12,279,845.0 6,822,136.1 0.2507 1,710,312.41 0.05423 52,3 juta m3/tahun
4 Das Ciasem 73,163.06 21,301,861.4 11,834,367.5 0.2257 2,670,799.85 0.08468
5 Das Cireungit 3,608.63 141,227.1 78,459.5 0.5566 43,674.38 0.00138
2. Analisis 2021 :
6 Das Cipunagara 126,822.06 85,021,392.1 47,234,106.7 0.1913 9,038,182.78 0.28656 53,99 m3/tahun
7 Das Cirandu 12,497.19 756,937.1 420,520.6 0.3835 161,260.30 0.00511
8 Das Sewo 8,517.56 977,840.2 543,244.5 0.4302 233,713.95 0.00741
9 Das Sukamaju 6,814.69 1,160,422.3 644,679.1 0.4600 296,547.07 0.00940
10 Das Cibodas 26,168.06 3,768,279.2 2,093,488.4 0.3072 643,165.81 0.02039
11 Das Bugel 6,211.63 796,657.7 442,587.6 0.4730 209,325.20 0.00664
12 Das Cidongkol 28,700.56 5,287,330.4 2,937,405.8 0.2988 877,769.88 0.02783
13 Das Batangleutik 4,889.06 231,372.0 128,540.0 0.5082 65,321.25 0.00207
14 Das Cibadar Dua 19,210.94 1,694,780.9 941,544.9 0.3371 317,365.96 0.01006
15 Das Cisaga 6,618.38 497,146.4 276,192.5 0.4640 128,165.24 0.00406
16 Das Sedari 22,595.31 1,244,894.3 691,608.0 0.3211 222,043.64 0.00704
17 Das Citarum 657,104.31 559,021,072.0 310,567,262.2 0.1168 36,278,492.74 1.15024
18 Das Cibanteng 7,344.63 439,022.0 243,901.1 0.4498 109,700.02 0.00348
19 Das Cigemari 12,545.75 741,079.1 411,710.6 0.3830 157,698.26 0.00500
Total 1,125,102.19 700,257,372.85 389,031,873.80 53,994,319.07 1.7119
35
RKI KABUPATEN PURWAKARTA
RKI KABUPATEN KARAWANG 4.22 m3/dt
5.74 m3/dt

RKI KABUPATEN SUBANG


RKI KABUPATEN BEKASI 3.69 m3/dt
8.05 m3/dt
RKI KABUPATEN INDRAMAYU
4.10 m3/dt

RKI KABUPATEN BOGOR


8.58 m3/dt

RKI KABUPATEN SUMEDANG


2.66 m3/dt

RKI KOTA CIMAHI


1.64 m3/dt
RKI KABUPATEN CIANJUR
6.03 m3/dt

RKI KOTA BANDUNG


7.55 m3/dt

RKI KABUPATEN BANDUNG BARAT RKI KABUPATEN BANDUNG


5.02 m3/dt 11.36 m3/dt

36
37

No Daerah Irigasi Luasan (ha)


1 DI. Jatiluhur 237.790
DI. Jatiluhur Barat (59.901 ha)
DI. Jatiluhur Utara (87.396 ha)
DI. Jatiluhur Timur (90.493 ha)
2 DI. Cipancuh 6.318
3 DI. Cileuleuy 5.378
4 DI. Leuwinangka 4.387
5 DI. Cikaranggeusan 4.038
6 DI. Cipamingkis 4.591
7 DI. Cihea 5.484
8 DI. Ciletuh 3.378
Total 271.364

Sumber: Balai Besar Wilayah Sungai Citarum, Tahun 2015

37
DI. Kewenangan
No Luas (Ha)
Provinsi Jabar
1 DI. Cibeunying Ciateul 117,98
2 DI. Ciherang 2.193,07
Kewenangan 3 DI. Ciheulang 1.054,15
No Kabupaten/Kota Provinsi Kabupaten/Kota 4 DI. Cijanggel 110,02
5 DI. Cirasea 2.212,46
Luas (Ha) Luas (Ha)
6 DI. Citopeng 25,58
1 Cianjur 6,374 3,207 7 DI. Ciyasana 1.083,09
2 Bekasi - 3,254 8 DI. Curug Agung 1.585,52
3 Kota Bekasi - - 9 DI. Depok 559,81
4 Karawang 2,415 3,355 10 Di. Gempol 49,96
5 Purwakarta 4,744 7,260 11 DI. Lagadar 321,26
6 Subang 1,996 20,231 12 DI. Malang 236,22
13 DI. Pedati 1.301,46
7 Kota Cimahi 154 229
14 DI. Pundong 1.068,04
8 Bandung 12,526 3,179 15 DI. Rancacili 355,79
9 Kota Bandung 357 28 16 DI. Ranjeng 42,27
10 Indramayu 1,499 3,232 17 DI. Sukapura 93,51
11 Sumedang 197 549 18 DI. Ciregol 59,79
12 Kab. Bandung Barat 2,376 4,545 19 DI. Pondoksalam 1.249,76
Total 32,638 49,069 20 DI. Bongkok 82,69
21 DI. Cimenteng 1.193,34
Sumber: Dokumen RPSDA 2016 22 DI. Cibalagung 1.146,51
24 DI. Buah Batu 190,00
25 DI. Wanir 1.437,37
26 DI. Wangisagara 1.509,59
27 DI. Cangkuang 391,85
28 DI. Ciranjeng 45,98
29 DI. Sudiplak 165,98
30 DI. Leuwikuya 2.299,23
31 DI. Wanayasa 1.031,76
32 DI. Cisomang 1.428,81
33 DI. Cipadang Cibeleng 1.247,87
34 DI. Waru 765,24
36 DI. Susukan Gede 1.070,99
Total 27.726,97
Sumber: DSDA Prov Jabar : Data Spasial 38
39

❑ Berdasarkan data BBWS Tahun 2015 luasan daerah irigasi di Saluran Tarum Barat
seluas 59.901 ha.
❑ Berdasarkan data JIMI (Integrated Citarum Water Resources Mangement Program/Cita
Citarum) Tahun 2010 luasan daerah irigasi di Saluran Tarum Barat seluas 57.433 ha
❑ Berdasarkan SK Gubernur Jawa Barat No 521/Kep.951-Rek/2019 tentang Rencana Tata
Tanam Padi Tahun 2019/2020 di Daerah Irigasi Jatiluhur, luas tanam padi di Saluran
Tarum Barat adalah 42.074 ha
❑ Berdasarkan Hasil Koordinasi TKPBKC dan SK Gubernur Jawa Barat No 521/Kep.951-
Rek/2019 tentang Rencana Tata Tanam Padi Tahun 2019/2020 berdasarkan distribusi
pasok air baku pada DI. Jatiluhur, luas tanam padi di Saluran Tarum Barat adalah
35.080 ha
❑ Perubahan daerah irigasi di Saluran Tarum Barat seluas 15.359 ha akibat alih fungsi
lahan dari daerah irigasi menjadi Kawasan industry dan permukiman.
❑ Karena berkurangnya daerah irigasi maka terdapat peluang debit sebesar 15,3 m3/s.

39
40

❖ Potensi tambahan air baku dari penurunan luas layanan daerah irigasi
sebesar 15,3 m3/det di Saluran Tarum Barat rencana dialokasikan
untuk SPAM Jatiluhur 1 sebesar 5 m3/det dan SPAM Juanda sebesar 10
m3/det dengan rincian :
❑ Domestik 15.300.000 SR
❑ Non Domestik (Metropolitan 40% dari kebutuhan air baku domestic)
❑ Industri Berat Karawang dan Bekasi
❖ SPAM Jatiluhur 1 (5 m3/det) dan SPAM Jatiluhur 2 (4 m3/det) sudah
terdapat pada RPSDA WS Citarum pada periode 2030 – 2035, yang akan
di reviu pada POLA 2021 menjadi periode jangka pendek 2020-2025
❖ SPAM Jatilhur 1 dan SPAM Djuanda direncanakan dimasukan dalam
review Pola 2021
❖ Perlu adanya kajian untuk mengetahui luasan Daerah Irigasi Jatiluhur

40
2016-2020 2020-2026 2026-2030 2031-2035
• Mata Air Gambung
• Interbasin Sinumbra • Bendungan Santosa • Bendungan Cisondari 1,2,3, Ciwedey • Bendugan Cimahi
• Bendungan Harian Cikalong • Bendungan Sistem Cikapundung • Bendungan Cogondok • Bendungan Cimeta
• Pompa Saguling, Cilembang • Balekembang Sistem Cikapundung • Bendungan Citarik • MA Ganjarsari
• Bendungan Sadawarna • Balekembang Conjuntive • Bendungan Cipamingkis • Pasirmanji
• Pipa Intake SPAM Purwakarta • Bendungan Sistem Rancaekek • Pipa sari bendungan Jatiluhur Tahap I • Cilame CS
• Rehabilitasi • Bendungan Cibeet • Pipa dari Bendungan Jatiluhur Tahp II
• Rehab STB Bekasi-Cawang • Bandungan Sukawarna • Pipa Canal 2 dari Bednungan Jatiluhur
• Rehab STB Curug-Siphon Bekasi • Bendungan Cipanengah
• Bendungan Cikao • Intake Nanjung
• WTP Siphon Bekasi

RPSDA
REVIU 2016
TIDAK MEMBAHAS
POLA
DETAIL NERACA AIR 2019
PJT-II

POLA
NERACA KETERSEDIAAN AIR WADUK IR.H.DJUANDA
2014
ROAD MAP (ALIRAN CITARUM 1963-2018 vs KEBUTUHAN PENGALIRAN 2019)
KEBUTUHAN Jumlah (Mm3) Q 90 (Mm3) Neraca (Mm3) Neraca (m3/det)
NERACA AIR KEBUTUHAN
KERING 4.52 4.290417 -0.23 -7.32
WS CITARUM NORMAL 4.15 0.14 4.34
BASAH 3.77 0.52 16.51

KEBUTUHAN Jumlah (Mm3) Q 80 (Mm3) Neraca (Mm3) Neraca (m3/det)


KEBUTUHAN
KERING 4.52 4.658203 0.14 4.34
NORMAL 4.15 0.50 16.00
BASAH 3.77 0.89 28.17

41
NERACA AIR TAHUNAN (2015-2035) – RPSDA 2016

Upaya Pemenuhan keb Air baku di WS Citarum yang menjadi acuan dalam analisis neraca air pada tahun 2021
42
04

43
ISSU STRATEGIS – PERMASALAHAN – POTENSI SDA : ASPEK KONSERVASI

▪ Perlunya inventarisasi dan penetapan kewenangan situ-


situ di WS Citarum
▪ Penerapan konsep Mikro DAS pada WS Citarum dengan
▪ Terdapat perubahan fungsi ▪ Alih fungsi kepemukiman Penanganan konservasi secara terintegrasi
lahan 10.86% ▪ Kegiatan konservasi mempertahankan daya dukung
▪ Terdapat pertambahan lahan ▪ Luas lahan kritis 38,10% lingkungan tidak fokus di hulu (Kertasari saja tapi
kritis, kerusakan hutan bakau ▪ Sumber pencemaran rumah sampai dengan hilir)
dan erosi pantai tangga 60%, industri 30%, ▪ Perlunya kegiatan Rehabilitasi Hutan & Lahan di
▪ Terjadi pencemaran sungai pertanian dan peternakan 10% Pengunungan Sangga Buana yang menjadi hulu sumber
(500.000 m3/tahun) air di Kabupaten Karawang yang sekarang terjadi
kerusukan daya dukung lingkungan dengan adanya
kegiatan pertambangan.
▪ Perlunya Penanaman Mangrove sebagai green belt di
wilayah hilir WS Citarum.
▪ Perlunya penataan sempadan dan rehabilitasi sungai-
sungai kritis di anak-anak sungai dan di sungai utama.
▪ Sinkronisasi aspek konservasi baik dari tugas dan
kewenangan maupun program antar stake holder
pengelolaan SDA di WS Citarum

POLA 2014 RPSDA 2016 KOORDINASI KETUA KOMISI TKPSDA (2021)44


ISSU STRATEGIS – PERMASALAHAN – POTENSI SDA : ASPEK PENDAYAGUNAAN AIR

▪ Menciptakan sumber air yang adil untuk seluruh masyarakat


▪ Metropolitan Bandung masih defisit 7 m3 dan sumber air baku masih
bergantung kepada bandung selatan.
▪ Peningkatan kebutuhan air Rumah ▪ Setiap daerah penggunaan Pipa baru mencapai 20-40% selebihnya
▪ Terjadi peningkatan kebutuhan air menggunakan sumber-sumber air tanah
Tangga, Kota dan Industri (RKI),
▪ Pelayanan PDAM masih rendah ▪ Perlu pengkajian kualitas sumber sumber air baku dan sumber air permukaan
▪ Cakupan pelayanan PDAM masih
▪ Keterbatasan penyediaan air baku ▪ Kajian lebih lanjut pompa Cikembang
rendah
ke Ibu Kota ▪ Kajian lebih lanjut peninggian tebing cirata
▪ Keterbatasan penyediaan air baku ▪ Mengkaji persoalan penjualan air yg siap minum dengan harga yang cukup
▪ Potensi listrik tenaga air belum
permukaan untuk Metropolitan tinggi oleh PJT kepada daerah daerah hilir Kab.Bekasi, Karawang, dll (SPAM
dimanfaatkan secara optimal
Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang Juanda).
▪ Jaringan irigasi teknis terbatas
dan Bekasi (Jabodetabek) dan ▪ Sinkronisasi kondisi potensi sumber sumber air baku dengan desain desain
▪ Alat ukur debit dan pintu air banyak
Metropolitan Cekungan Bandung; pembangunan
yang rusak ▪ Membuat arahan pedoman pengelolaan sumber daya air yang mengikat
▪ Potensi listrik tenaga air akan
▪ Pengelolaan aset (irigasi) belum berbagai pihak terkait dengan penggunaan air.
dimanfaatkan secara optimal
berjalan dengan baik. ▪ Peran dari PJT II dalam pemenuhan pengembangan air baku.
dengan pembangunan PLTA
▪ OP saluran daerah tarum timur yang kurang diperhatikan berdampak kepada
Rajamandala (1.000 MW);
pengguna air di Kab.Subang, Kab Indaramayu
▪ Jaringan irigasi teknis terbatas, ▪ Perlu pemetaan ketersedian air baku di WS Citarum
banyak yang rusak, dan pelaksanaan ▪ Daerah-daerah irigasi menyusut sekitar 20.000 ha hilang di majalaya
OP rendah; ▪ Konflik water war oleh industri di daerah majalaya yang mengambil air dari
▪ Alat ukur debit dan pintu air banyak irigasi sekunder.
yang rusak; ▪ Kewenangan lebih ditegaskan dalam orde orde WS Citarum
▪ Pengelolaan aset (irigasi) belum ▪ Pengelolaan kewenangan, inventarisasi kembali situ situ yang ada untk
berjalan baik. pemanfaat air baku dan tidak dialih fungsikan atau di akuisisi oleh masyarakat
sekitar
POLA 2014 RPSDA 2016 KOORDINASI KETUA KOMISI TKPSDA (2021)45
ISSU STRATEGIS – PERMASALAHAN – POTENSI SDA : ASPEK DAYA RUSAK AIR

▪ Penanganan banjir baru dilakukan Sebagian besar di Citarum hulu


Terowongan nanjung, Floodway Cisangkuy, Normalisasi Situ
Cisanti.
▪ Banjir terjadi setiap tahun di hulu
▪ Penebangan hutan dan tata guna ▪ Penanganan daya rusak agar mulai memperhatikan daerah hilir.
sungai Citarum
lahan berubah setiap tahun
▪ Banjir di hulu Bendungan Ir. H. ▪ Issue Banjir di Marga Asih yang cukup besar
▪ Perambahan daerah bantaran ▪ Pada tahun 2017 PUSAIR melakukan permodelan penanganan
Juanda
▪ Pembangunan perumahan di banjir secara terpadu pada Bandung Raya dengan permodelan
▪ Banjir di hilir Sungai Citarum
dataran banjir numerik. Hal ini bisa dijadikan referensi dalam penanganan daya
▪ Perambahan daerah bantaran /
▪ Pembuangan sampah ke sungai dan
sempadan sungai; rusak air
drainase
▪ Pembangunan perumahan di ▪ Penerapan permodelan secara terpadu juga harus dilakukan di
▪ Penurunan muka tanah, pasang
dataran banjir; wilayah Citarum hilir daerah Pantura.
tinggi air laut
▪ Pembuangan sampah ke sungai dan ▪ Menyamakan konsep antara genangan dan banjir di
▪ Tanggul laut di pesisir kota
saluran drainase; kabupaten/kota dan penanganannya.
▪ Bahaya tanah/tebing longsor
▪ Pendangkalan/sedimentasi alur ▪ Sinkronisasi atau integrasi antara rencana induk banjir sungai di
▪ Kekurangan air dibeberapa lokasii
sungai dan saluran drainase; BBWS dengan masterplan drainase kabupaten/kota.
▪ Penurunan muka tanah, pasang
▪ Perambahan daerah bantaran sungai semakin banyak dan perlu
tinggi air laut;
dilakukan Inventarisasi aset-aset sungai oleh BBWS dan BPN,
▪ Pembangunan tanggul laut di pesisir
dilakukan juga publikasi menghindari okupasi sempadan sungai.
Wilayah Sungai Citarum;
▪ Bahaya tanah/tebing longsor ▪ Sampah dan limbah domestik, industry masih banyak dibuang
▪ Kejadian kekurangan air di beberapa langsung ke sungai, diperlukan pembuatan IPAL komunal di
lokasi. sempadan sungai
POLA 2014 RPSDA 2016 KOORDINASI KETUA KOMISI TKPSDA (2021)46
05

47
48
POLA 2014 – RPSDA 2016 – RENSTRA Penyempurnaan Rumuasan Masalah dan
KERANGKA PIKIR BBWS – RENSTRA PJT-2 – RENSTRA Kemungkinan Pengembangan Potensi
DINAS TERKAIT DI PROVINSI DAN Sumber Daya Air
ASPEK LEGALITAS PENGELOLAAN SDA KABUPATEN KOTA - TKPSDA
WS CITARUM Rumusan Masalah

Berlakunya UU 17-2019 Kemungkinan Pengembangan Potensi SDA


KONDISI UMUM SDA Harapan-harapan seluruh pemilik kepentingan
Identifikasi Potensi & Permasalahan WS
dalam pengelolaan SDA
Kebijakan SDA : Kelembagaan dan DAS
I. INVENTARISASI DATA Kesepakatan pada PKM I
Kebijakan SDA : Penganggaran

Pola PSDA WS Citarum dapat ditinjau kembali dan Data Umum : RTRW, Peta Dasar, Skenario Kondisi Wilayah Sungai
dievaluasi paling singkat setiap 5 (lima) tahun sekali PDRB dll
Kondisi perekonomian;
Data Sumber daya air : klimatologi,
Issue Strategis - Permasalahan dan Potensi SDA - 3 Kondisi perubahan iklim; atau
hujan, debit, air tanah, erosi,
Pilar dan 2 Pendukung dalam Pengelolaan SDA infrastruktur sda dll
Kondisi perubahan politik.
Sustainable Development Goals (SDGs) Kebutuhan air: air minum,
irigasi, industri, perkotaan,
Ketahanan pangan; penggelontoran dan perkebunan
Global Climate Changes Analisisi Sebagai Dasar Perimbangan SDA
Data dinamika kondisi Lingkungan,
Ketahanan energi; sosbud dan sosek ketersediaan Infra SDA

kebutuhan Infra SDA di masa yang akan datang


Tinjauan Indikasi Untuk Reviu Pola WS Citarum II. IDENTIFIKASI KONDISI
LINGKUNGAN DAN Alternatif pilihan strategi pengelolaan sumber
daya air
Target Pelayanan RKI PERMASALAHAN SDA (3 Pilar dan
Perubahan Tata Guna Lahan 2 Pendukung dalam Pengelolaan
SDA ) Konsep Kebijakan Operasioanal
Perubahan Lahan Kritis
Perubahan Iklim
Rancangan Pola Pengeloaan Penetapan Pola Pengeloaan
Rencana dan Realisasi Prasaran Pemenuhan Air Baku Sumber Daya Air Sumber Daya Air
48
METODOLOGI

49
06

50
SINKRONISASI PENGELOLAAN SDA : ASPEK KONSERVASI
SINKRONISASI
Strategi
No Aspek/Sub Aspek Hasil analisis sasaran Kebijakan operasional Lembaga/instansi terkait
i ii+i iii+ii+i
RPSDA RENSTRA BALAI/DINAS
Jangka Pendek (2011-2015) Jangka Menengah (2011-2020) Jangka Panjang (2021-2030)
1.Konservasi Sumber Daya Air

1.1 Perlindungan Dan Pelestarian Sumber 1.1.1 Berkurangnya fungsi konservasi Terlaksananya konservasi lahan Mensosialisasikan kepada masyarakat Melaksakan kegiatan RTkRHL pada lahan sangat Melaksakan kegiatan RTkRHL pada lahan kritis 50% - Melaksanakan RTkRHL di Dinas Pertanian Kehutanan dan Perkebunan (TanHutBun) di Terlaksananya konservasi lahan Tabel I.3- No urut 1 (Upaya
Daya Air kawasan hutan dan non hutan sangat Kritis dan kritis pada DAS di tentang Rencana Teknis Rehabilitasi kritis 60% area, kumulatif menjadi 100%, dan lahan area, kumulatif menjadi 100%, serta memantau dan kawasan prioritas pada hulu luar Kawasan Hutan, PU/SDA, Kab/Kota terkait, BPDAS, sangat Kritis dan kritis pada Vegetatif)
pada lahan sangat kritis WS Citarum Hutan dan Lahan (RTkRHL) = 2011- kritis 35% area, kumulatif menjadi 50% . mempertahankan kondisi hutan yang sudah di DAS dan hulu waduk/ rencana BBWS, Kelompok Masyarakat, Dinas Kehutanan Prov., BB DAS di WS Citarum Tabel I.3 Nomor urut 2 (Upaya
(26.437 ha) dan kritis (115.988 2013, melaksakan kegiatan RTkRHL rehabilitasi waduk dengan prioritas utama di Konservasi SD Alam (Hutan Konservasi), Perum Perhutani Sipil teknis)
ha) pada DAS di WS Citarum pada lahan sangat kritis 40% dan lahan Waduk Saguling - (Hutan Lindung dan Produksi), PT. Bakti Usaha Menanam
kritis 15% area (2014-2015) Mengembangkan kerjasama hulu- Nusantara Hijau Lestari (BUMN-HL)
hilir dan pengelolaan jasa
lingkungan dalam pengelolaan
konservasi sumber daya air
1.1.2 Terancamnya lahan agak kritis Terlaksananya konservasi lahan agak Mensosialisasikan upaya konservasi Melaksakan kegiatan RTkRHL pada lahan agak Melaksakan kegiatan RTkRHL pada lahan agak Melaksanakan RTkRHL di Dinas Pertanian Kehutanan dan Perkebunan (TanHutBun) di Terlaksananya konservasi lahan Tabel I.3 Nomor urut 3 (Cek Dam
pada kawasan hutan dan non kritis pada DAS di WS Citarum dan perlindungan lahan agak kritis pada kritis 50% area, kumulatif menjadi 70% kritis 30% area, kumulatif menjadi 100%, serta kawasan lahan agak kritis pada luar Kawasan Hutan, PU/SDA, Kab/Kota terkait, BPDAS, agak kritis pada DAS di WS Pengendali sedimen)
hutan pada DAS di WS DAS di WS Citarum, dan memantau dan mempertahankan kondisi hutan yang DAS di WS Citarum BBWS, Kelompok Masyarakat, Dinas Kehutanan Prov., BB Citarum
Citarum (273.880 ha) melaksanakan RTkRHL 20% area sudah di rehabilitasi Konservasi SD Alam (Hutan Konservasi), Perum Perhutani
(Hutan Lindung dan Produksi), PT. Bakti Usaha Menanam
Nusantara Hijau Lestari (BUMN-HL)
1.1.3 Terancamnya lahan potensial Terlaksananya konservasi lahan Mensosialisasikan upaya konservasi Melaksakan kegiatan RTkRHL pada lahan potensial Melaksakan kegiatan RTkRHL pada lahan potensial Menyadarkan masyarakat untuk Dinas TanHutBun, PU/SDA, Kab/Kota terkait, BPDAS, Terlaksananya konservasi lahan Tabel I.3- No urut 1 (Upaya
kritis pada kawasan hutan dan potensial kritis pada DAS di WS dan perlindungan lahan potensial kritis kritis 40% area, kumulatif menjadi 65% kritis 35% area, kumulatif menjadi 100% , serta melindungi dan memperbaiki BBWS, BBKSDA, Dinas Kehutanan Prov. Perum Perhutani, potensial kritis pada DAS di Vegetatif)
non hutan pada DAS di WS Citarum pada DAS di WS Citarum dan memantau dan mempertahankan kondisi hutan yang lahan potensial kritis PT. BUMN-HL, Kelompok Masyarakat WS Citarum Tabel I.3 Nomor urut 3 (Cek Dam
Citarum (468.255 ha) melaksanakan RTkRHL 25% area sudah di rehabilitasi Pengendali sedimen)
1.1.4 Belum optimalnya pelaksanaan Terlaksananya Gerhan dan GNKPA Melakukan evaluasi dan sinkronisasi Melakukan evaluasi ulang dan sinkronisasi terhadap Melakukan evaluasi ulang dan sinkronisasi terhadap Melaksanakan sinkronisasi Dinas Kimrum/Tata Kota, PU/SDA , BPLHD/BLHD, Terlaksananya Gerhan dan
Gerhan dan GNKPA di dalam di dalam dan di luar kawasan hutan terhadap pelaksanaan Gerhan dan pelaksanaan Gerhan dan GNKPA, serta pelaksanaan Gerhan dan GNKPA, serta Gerhan/GNRHL dan GNKPA di Kehutanan Kab./Kota Terkait, BBWS, Dinas/Badan Terkait di GNKPA di dalam dan di luar Tabel I.4 Nomor urut 4 (Koordinasi
dan di luar kawasan hutan pada pada DAS hulu dan tengah WS GNKPA, serta melaksanakan Gerhan melaksanakan Gerhan dan GNKPA di WS Citarum melaksanakan Gerhan dan GNKPA di WS Citarum WS Citarum Tk. Prov. Kelompok Masyarakat kawasan hutan pada DAS hulu TKPSDA,Forum DAS,GNKP)
DAS hulu dan tengah WS Citarum dan GNKPA di WS Citarum (25%) (25%), kumulatif (50 %) (50%), kumulatif (100%) dan tengah WS Citarum
Citarum

▪ Selengkapnya untuk setiap sub aspek pada Aspek konservasi dapat dilihat pada laporan pendahuluan

51
SINKRONISASI PENGELOLAAN SDA : ASPEK PENDAYAGUNAAN AIR

SINKRONISASI
Strategi
No Aspek/Sub Aspek Hasil analisis sasaran Kebijakan operasional Lembaga/instansi terkait
i ii+i iii+ii+i
RPSDA RENSTRA BALAI/DINAS
Jangka Pendek (2011-2015) Jangka Menengah (2011-2020) Jangka Panjang (2021-2030)
II. Pendayagunaan Sumber Daya Air
2.1 Penatagunaan Sumber Daya Air 2.1.1 Belum adanya peraturan Terbitnya Pergub peruntukan air pada Menyusun, merumuskan Pergub Mengkaji ulang dan merumuskan kembali melalui Mengkaji ulang dan merumuskan kembali melalui Dinas PU/PSDA Prov., Bappeda, BBWS, Dewan SDA Prov,
- Menyusun, merumuskan,
peruntukan air pada sumber air sumber air pada ruas/ lokasi tertentu, melalui Dewan sumber daya air prov. Dewan sumber daya air peruntukan air dari sumber Dewan sumber daya air peruntukan air dari sumber Kelompok Masyarakat
menetapkan, mensosialisasikan
pada ruas/ lokasi tertentu termasuk penetapan klas air sungai dan mensosialisasikan peruntukan air air secara berkelanjutan air secara berkelanjutan
dan menerapkan Pergub
dari sumber air secara berkelanjutan
peruntukan air dari sumber air -
Terbitnya Pergub peruntukan air
Menetapkan peraturan garis
pada sumber air pada ruas/
sempadan dan seluruh sumber
lokasi tertentu, termasuk
air
penetapan klas air sungai
2.1.2 Terbitnya penetapan zona Menetapkan zona pemanfaatan sumber Mengkaji ulang dan menetapkan kembali zona Memantau pelaksanaan zona pemanfaatan air dan Mengkaji menetapkan zona Bappeda, Dinas Kimrum, Dinas PU/PSDA Prov., BBWS, Melaksanakan studi kelayakan
Belum adanya zona pemanfaatan sumber air dan air dan memadukan pada peta RTRW pemanfaatan air dan memadukan pada peta RTRW melakukan revisi jika diperlukan pemanfaatan air dan Kelompok Masyarakat untuk waduk Cikitu, Wakap,
pemanfaatan sumber air yg terintegrasinya pada peta RTRW Prov dan Kabupaten /Kota Prov dan kab/Kota memadukan pada peta RTRW Cibintinu, Cikuda, Sekerende, Renstra BBWS
memperhatikan berbagai Prov. Jawa Barat Prov, kab/kota Tugu, Cikalimiring, Cikawari, Tabel I.5 No. Urut 1 (Pemanfaatan
macam pemanfaatan. Tereptep, Leuwiliang, dan Pembangunan Mata air dan
Pembangunan MA Gambung; Cigumentong, Cimulu, Tegal waduk)
MA Kertasari, Interbesi luar dan waduk Cibodas
Sinumbra, Wd Harian Cikalong
2.1.3 Mengevaluasi lembaga pengelolaan
Meningkatkan lembaga Memantau lembaga pengelola Renstra BBWS
jaringan irigasi jatiluhur yang sudah ada,
Penguatan lembaga pengelola pengelolaanjaringan irigasi jatiluhur sesuai dengan tupoksinya untk Tabel I.6 No. Urut 2
dan memaksimalkan kinerja lembaga BBWS, Dinas PU/SDA Prov Jabar, PJT II
jaringan irigasi jatiluhur untuk pemanfaatan irigasi yang meningkatkan kinerja irigasi (Penguatan lembaga pengelola
dengan menetapkan tupoksi lembaga
maksimal. jatiluhur. jaringan irigasi jatiluhur)
pengelola.

Selengkapnya untuk setiap sub aspek pada Aspek Pendayagunaan Air dapat dilihat pada laporan pendahuluan

52
SINKRONISASI PENGELOLAAN SDA : ASPEK DAYA RUSAK AIR

SINKRONISASI
Strategi
No Aspek/Sub Aspek Hasil analisis sasaran Kebijakan operasional Lembaga/instansi terkait
i ii+i iii+ii+i
RPSDA RENSTRA BALAI/DINAS
Jangka Pendek (2011-2015) Jangka Menengah (2011-2020) Jangka Panjang (2021-2030)
III. Pengendalian Daya Rusak Air
3.1 Pencgahan Bencana 3.1.1 Tersusunnya master plan sistem Menyusun master plan sistem Melaksanakan program-program pada master Melaksanakan program dan OP pada sistem Mengurangi korban/ kerugian BBWS, Dinas PU/PSDA prov., kab/kota, BPSDA, T ersusunnya master plan
Belum adanya Master pengendalian banjir secara pengendalian banjir secara plan sistem pengendalian banjir secara pengendalian banjir menyeluruh pada Wilayah akibat banjir dan mengurangi Kelompok Masyarakat sistem pengendalian banjir
Plan Sistem Pengendalian menyeluruh pada S.Citarum menyeluruh pada WS.Citarum menyeluruh pada WS.Citarum Sungai Citarum frekuensi kejadian banjir dengan secara menyeluruh pada
Banjir secara menyeluruh banjir rencana untuk kawasan S.Citarum
pada S.Citarum pertanian Q5, perkotaan Q25
3.1.2 Menurunnya fungsi prasarana Terlaksananya perbaikan, rehabilitasi Melaksanakan pemeliharaan prasarana Melaksanakan perbaikan, rehabilitasi dan BBWS, Dinas PU/ SDA Provinsi, BPSDA, Kelompok Terlaksananya pembangunan,
Memelihara fungsi
pengendali banjir di sungai dan pemeliharaan prasarana pengendali banjir secara berkelanjutan pemeliharaan prasarana pengendali banjir secara Masyarakat perbaikan, rehabilitasi dan
prasarana pengendali banjir
Citarum pengendali banjir pada sungai berkelanjutan pemeliharaan prasarana
secara b erkelanju tan seperti
Citarum pengendali banjir pada sungai
waduk, situ, cek dam, dll.
Citarum
3.1.3 Berkurangnya kapasitas aliran Melaksanakan OP Sungai dan saluran drainase BBWS, Dinas PU/ PSDA Provinsi, Kelompok Masyarakat Tercapainya kapasitas aliran
sungai dan jaringan sepanjang tahun sungai dan jaringan drainase
drainase (penyempitan sungai, Tercapainya kapasitas aliran Melaksanakan OP Sungai dan mampu menyalurkan banjir
pendangkalan alur, serta sungai dan jaringan drainase saluran drainase secara dengan debit tertentu
hambatan oleh bangunan mampu menyalurkan banjir Melaksanakan OP Sungai dan saluran Melaksanakan OP Sungai dan saluran drainase berkelanjutan serta
sumber daya air) dengan debit tertentu drainase sepanjang tahun sepanjang tahun normalisasi sungai
Melaksanakan perbaikan dan Melaksanakan perbaikan dan rehabilitasi Jaringan Melaksanakan perbaikan dan rehabilitasi Jaringan
rehabilitasi Jaringan drainase 25% drainase 25%, kumulatif (50%) drainase 50%, kumulatif (100%)
Melaksanakan perencanaan Melaksanakan normalisasi sungai Citarum bersama Meningkatkan kapasitas aliran BBWS, Dinas PU/ PSDA Provinsi, Kelompok Masyarakat
normalisasi sungai Citarum beserta anak sungainya dengan Q25, secara bertahap Melaksanakan normalisasi sungai Citarum sungai dan jaringan drainase
anak sungainya dengan Q25, dan (40%), kumulatif (75%), dan melaksanakan beserta anak sungainya dengan Q25, secara untuk aliran Q25
melaksanakannya secara bertahap pemeliharaan secara berkelanjutan bertahap (25%), kumulatif (100%), dan
(35%), serta melaksanakan melaksanakan pemeliharaan secara
pemeliharaan secara berkelanjutan berkelanju tan
3.1.4 Penggunaan daerah retensi/ Tercapainya penetapan dan Menetapkan peruntukan dan melindungi Menetapkan peruntukan dan melindungi daerah Relokasi penduduk BBWS, Dinas PU/PSDA prov., kab/kota, BPSDA, Tercapainya penetapan dan
dataran banjir dan rawan pemasangan patok batas kawasan daerah retensi, untuk tampungan air retensi, untuk tampungan air - Menerbitkan penetapan daerah BPDAS, Kelompok Masyarakat pemasangan patok batas
banjir untuk pemukiman retensi banjir serta melarang retensi dan Peraturan Daerah kawasan retensi banjir serta
pembangunan di daerah retensi mengenai daerah retensi melarang pembangunan di
(Cieunteng dan Cikapundung) termasuk larangan membangun - daerah retensi
Mengaktifkan oxbow sebagai
folder (tampungan air)
Terlaksananya ketetapan kawasan Menetapkan pengaturan kawasan Menetapkan pengaturan kawasan retensi yang telah — Menetapkan pengaturan BBWS, Dinas PU/PSDA prov., kab/kota, BPSDA,
retensi yang telah terbangun retensi yang telah terbangun terbangun kawasan retensi yang telah Kelompok Masyarakat
termasuk upaya dan solusinya terbangun
3.1.5 Penggunaan bantaran sungai Sosialisasi Peraturan Daerah No 8 Menerapkan Peraturan Daerah sempadan Melaksanakan pengawasan dan penegakan hukum Menertibkan sempadan sungai BBWS, Dinas PU/PSDA prov., kab/kota, BPSDA, Terlaksananya ketetapan Renstra BBWS
untuk pemukiman dan usaha Terwujudnya bantaran sungai Tahun 2005 sempadan sungai dan sungai dan melaksanakan pengawasannya dan mencegah terhadap Kelompok Masyarakat kawasan retensi yang telah Tabel I.4- No urut 8 (Penataan
bersih dari bangunan, timbunan memasang patok batas penggunaan yang dapat terbangun termasuk upaya dan kawasan sempadan sungai)
material galian (pasir, kerikil) dan menghambat aliran banjir, solusinya
tanaman keras yang menghambat diserati pemasangan patok
arus banjir batas yang jelas

Selengkapnya untuk setiap sub aspek pada Aspek Daya Rusak Air dapat dilihat pada laporan pendahuluan

53
SINKRONISASI PENGELOLAAN SDA : SISTEM INFORMASI SDA

SINKRONISASI
Strategi
No Aspek/Sub Aspek Hasil analisis sasaran Kebijakan operasional Lembaga/instansi terkait
i ii+i iii+ii+i
RPSDA RENSTRA BALAI/DINAS
Jangka Pendek (2011-2015) Jangka Menengah (2011-2020) Jangka Panjang (2021-2030)
IV. Sistem Informasi Sumber Daya Air
4.1 Terwujudnya database sumber Mengevaluasi tingkat kehandalan Mengumpulkan, mengolah dan menyajikan data Mengumpulkan, mengolah dan menyajikan data - Meningkatkan kualitas data BBWS, Dinas PU/SDA prov., kab/kota, BPSDA,
Kurang handalnya database daya air yang lengkap dan data saat ini. Melaksanakan langkah- sumber daya air secara handal, terpadu dan sumber daya air secara handal, terpadu dan dan tingkat kehandalan database Bappeda prov., Dinas ESDM prov., BMKG prov.,
sumber daya air (Hidrologi, terpercaya langkah perbaikan dalam rangka berkelanjutan berkelanjutan sumber daya air secara terpadu Dipertan prov., Dinas TanHutBun kab/kota, Ditjen SDA,
Hidrogeologi dan pengumpulan, pengolahan dan dan berkelanjutan - Menetapkan Kelompok Masyarakat
Hidrometeorologi, Kebijakan penyajian data sumber daya air secara BBWS Citarum sebagai instansi
sumber daya air, handal, terpadu dan berkelanjutan pusat pengelola data sumber
Prasarana sumber daya air, daya air di WS Citarum
Teknologi sumber daya air,
Lingkungan sumber daya air,
Kegiatan SoSekBud, SIG
Spasial, Informasi alokasi air,
informasi banjir dan kekeringan.
karena database belum
lengkap, SDM dan peralatan
sarana dan prasarana alat Renstra BBWS
belum memadai, Tabel I.9- No urut 1.a-i
koordinasi/tanggu ngjawab Tersedianya peralatan yang (Upaya koordinasi antar instasnsi
utk kualitas data belum memadai untuk menunjang pengelolaan data dan informasi
jelas dan terbatasnya dana. SISDA terpadu SDA)
4.2 Melaksanakan pengadaan pegawai Mengembangkan SDM secara berkelanjutan Mengembangkan SDM secara berkelanjutan - Menyediakan SDM yang Ditjen SDA, Biro Kepeg dan Ortala, BBWS, Dinas
dan meningkatkan kapasitasnya profesional untuk menangani PU/SDA prov., kab/kota, BPSDA, Bappeda prov.,
sesuai kebutuhan SISDA - Menetapkan SDM yang Dinas ESDM prov., BMKG prov., Dipertan prov., Dinas
profesional sesuai dengan TanHutBun kab/kota, Kelompok Masyarakat
kapasitas, kapabilitas, dan
integritas - Menyediakan ruang
untuk input data dan masyarakat

4.3 Tersedianya peralatan yang Menginventarisasi peralatan, Mengoperasikan dan memelihara peralatan yang Mengoperasikan dan memelihara peralatan yang Melaksanakan evaluasi, Ditjen SDA, BBWS, Dinas PU/SDA prov., kab/kota,
memadai untuk menunjang SISDA mengevaluasi jaringan, menunjang SISDA secara berkelanjutan menunjang SISDA secara berkelanjutan rasionalisasi, penyediaan, OP BPSDA, PJT II, Bappeda prov.kab/kota, Dinas ESDM
terpadu melaksanakan rasionalisasi peralatan yang memadai prov., BMKG prov., Dipertan prov., Dinas TanHutBun
peralatan dan pengadaan peralatan untuk menunjang SISDA kab/kota, Kelompok Masyarakat Tersedianya peralatan yang
baru untuk menunjang SISDA memadai untuk menunjang
terpadu SISDA terpadu
4.4 Terintegrasinya data SISDA Mengkoordinasikan data sumber Mengkoordinasikan data sumber daya air yang Mengkoordinasikan data sumber daya air yang - Mengintegrasikan data SISDA BBWS, Dinas PU/SDA prov., kab/kota, BPSDA, Ditjen
secara berkelanjutan daya air yang berasal dari instansi- berasal dari instansi-instansi terkait dan berasal dari instansi-instansi terkait dan yang mudah diakses secara SDA, PJT II, Bappeda prov.,kab/kota, Dinas ESDM prov., Renstra BBWS
instansi terkait dan menerbitkan buku menerbitkan buku data tahunan serta menyediakan menerbitkan buku data tahunan serta menyediakan berkelanjutan - - BMKG prov., Dipertan prov., Dinas TanHutBun Tabel I.9- No urut 2 (Upaya
data tahunan serta menyediakan data data berbasis web yang mudah diakses secara data berbasis web yang mudah diakses secara Mempublikasikan SISDA secara kab/kota, Kelompok Masyarakat koordinasi antar instasnsi
berbasis web yang mudah diakses berkelanjutan berkelanjutan informatif dan sitematik pengelolaan data dan informasi
secara berkelanjutan Sub Aspek 4.2.2 SDA)
4.5 Tersedianya pedoman tentang Menyediakan pedoman tentang Mengkaji ulang pedoman tentang pengelolaan Mengkaji ulang pedoman tentang pengelolaan Menerbitkan pedoman tentang Ditjen SDA, Dinas PU/SDA prov., Bappeda prov., Dinas
pengelolaan SISDA yang sistematis pengelolaan SISDA yang sistematis SISDA yang sistematis dan komprehensif SISDA yang sistematis dan komprehensif pengelolaan SISDA yang ESDM prov., BMKG prov., Dipertan prov., Kelompok Terwujudnya komitmen
dan komprehensif dan komprehensif sistematis dan komprehensif Masyarakat penyediaan dana untuk SISDA
terpadu
4.6 Terwujudnya komitmen penyediaan Menyediakan dana SIS DA terpadu Menyediakan dana SISDA terpadu untuk Menyediakan dana SIS DA terpadu untuk Menyediakan dana SISDA Bappenas, Ditjen SDA, BBWS, Bappeda prov., Dinas
dana untuk SISDA terpadu untuk operasional, perbaikan operasional, pemeliharaan dan pengadaan peralatan operasional, pemeliharaan dan pengadaan terpadu yang memadai PU/SDA prov., kab/kota, BPSDA, Dinas ESDM prov., Terwujudnya komitmen
peralatan dan peningkatan SDM serta pengembangan SDM dan koordinasi peralatan serta pengembangan SDM dan BMKG prov., Dipertan prov., Dinas TanHutBun penyediaan dana untuk SISDA
secara berkelanjutan koordinasi secara berkelanjutan kab/kota, Kelompok Masyarakat terpadu

54
SINKRONISASI PENGELOLAAN SDA : PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

SINKRONISASI
Strategi
No Aspek/Sub Aspek Hasil analisis sasaran Kebijakan operasional Lembaga/instansi terkait
i ii+i iii+ii+i
RPSDA RENSTRA BALAI/DINAS
Jangka Pendek (2011-2015) Jangka Menengah (2011-2020) Jangka Panjang (2021-2030)
V. Pemberdayaan
Belum efektifnya pelaksanaan BBWS, Dinas PU/SDA Prov/Kab/Kota, BPSDA, Ditjen
tugas dan fungsi unit kerja SDA, Kelompok Masyarakat
yang berkaitan dengan Meningkatkan kapasitas masing-
-Meningkatkan kapasitas masing-
pengelolaan sumber daya air masing unit kerja Pengelolaan Meningkatkan kapasitas masing-masing unit kerja Meningkatkan kapasitas masing-masing unit kerja
masing unit kerja Pengelolaan
karena belum memadainya Efektifnya pelaksanaan tugas dan sumber daya air dengan Pengelolaan sumber daya air dengan Pengelolaan sumber daya air dengan
sumber daya air secara
5.1 Lembaga 5.1.1 SDM (kuantitas dan fungsi unit kerja pengelolaan sumber menggunakan pengukuran menggunakan pengukuran kinerja menggunakan pengukuran kinerja
berkelanjutan - Meningkatkan
kualitas), belum optimalnya daya air kinerja (Performance Benchmarking = (Performance Benchmarking = 14 indikator) secara (Performance Benchmarking = 14 indikator) secara
kelembagaan keamanan
pembagian tugas, dan 14 indikator) secara berkelanjutan berkelanjutan
bendungan
belum menggunakan PAI berkelanjutan Efektifnya pelaksanaan tugas
(Pembiayaan Aset Irigasi) dan fungsi unit kerja
secara optimal pengelolaan sumber daya air
Meningkatkan kerjasama antar unit Meningkatkan kerjasama antar unit kerja Meningkatkan kerjasama antar unit kerja - Meningkatkan kerjasama antar BBWS, Dinas PU/SDA Prov/Kab/Kota, BPSDA, Ditjen
kerja Pengelolaan sumber daya air Pengelolaan sumber daya air melalui MoU secara Pengelolaan sumber daya air melalui MoU secara unit kerja Pengelola sumber SDA, Kelompok Masyarakat
melalui MoU secara berkelanjutan berkelanjutan berkelanjutan daya air melalui MoU secara
berkelanjutan
Terpenuhinya jumlah pegawai dan Menambah jumlah pegawai sesuai Menambah jumlah pegawai sesuai analis beban Menjaga kesesuaian antara jumlah yang purna - Memenuhi kebutuhan jumlah Ditjen SDA, Biro Kepeg. Dan Ortala, BBWS, Dinas
peningkatan kapasitasnya analis beban kerja (50% kekurangan kerja (50% kekurangan terpenuhi) tugas dengan pengadaan pegawai baru sesuai dan kapasitas pegawai sesuai PU/SDA Prov., kab/kota, Kelompok Masyarakat T erpenuhinya jumlah pegawai
terpenuhi) analisis beban kerja analisis beban kerja dan peningkatan kapasitasnya
Menempatkan pegawai sesuai dengan Menempatkan pegawai sesuai dengan Menjaga kesesusaian penempatan pegawai - Memperbaiki pelaksanaan Ditjen SDA, Biro Kepeg. Dan Ortala, BBWS, Dinas
kompetensinya (50%) kompetensinya (50%), kumulatif 100% sesuai kompetensinya menejemen kepegawaian - PU/SDA Prov., kab/kota, Kelompok Masyarakat
Menerapkan sistem reward dan
punishment berdasarkan kinerja
aparat
Terbitnya pedoman atau MoU Menyusun, membahas dan Memantau dan mengawasi penerapan pedoman Memantau dan mengawasi penerapan pedoman - Menerbitkan pedoman Ditjen SDA, BBWS, Dinas PU/SDA Prov., kab/kota,
tentang pembagian peran antar unit menyepakati pembagian peran dan pembagian peran dalam pengelolaan sumber daya pembagian peran dalam pengelolaan sumber daya pembagian peran dalam Kelompok Masyarakat
pengelola sumber daya air antara lain wewenang antar institusi terkait bidang air secara berkelanjutan air secara berkelanjutan pengelolaan sumber daya air - Terbitnya pedoman atau MoU
kewenangan terhadap situ dan anak sumber daya air dalam bentuk pedoman Mengusulkan adanya bidang tentang pembagian peran antar
sungai atau MoU pengelolaan antara lain penguatan kapasitas unit pengelola sumber daya air Renstra BBWS Tebel I.10 No.Urut
kewenangan terhadap situ dan anak masyarakat dalam struktur antara lain kewenangan 3.a
sungai BBWS Citarum terhadap situ dan anak sungai (Fasilitas Perkuatan Organisasi)
Terbitnya pedoman manajemen Menyusun dan menetapkan pedoman Melaksanakan monitoring dan pengawasan dalam Melaksanakan monitoring dan pengawasan dalam - Menyusun, menetapkan dan Ditjen SDA, BBWS, Dinas PU/SDA Prov/Kab/Kota,
aset dalam pengelolaan sumber daya menejemen aset dalam pengelolaan penerapan pedoman menejemen aset penerapan pedoman menejemen aset menerapkan pedoman BPSDA, Kelompok Masyarataik .
air sumber daya air pengelolaan sumber daya air secara berkelanjutan pengelolaan sumb er daya air secara berkelanjutan manajemen asset dalam
pengelolaan sumber daya air - T erbitnya pedoman manajemen
Melengkapi Infrastruktur aset dalam pengelolaan sumber
pendukung kelembagaan daya air
Belum optimalnya fasilitas Fasilitasi kegiatan organisasi Membangun komitmen diantara instansi Membangun komitmen diantara instansi terkait Membangun komitmen diantara instansi terkait
dalam kegaitan kegiatan kemasyarakatan : Dewan SDA WS terkait bidang sumber daya air dalam bidang sumber daya air dalam memfasililtasi bidang sumber daya air dalam memfasililtasi - Menyusun, menetapkan dan
kemasyarakatan, sosialisasi Citarum Prov,Komisi Irigasi, memfasililtasi kegiatan organisasi kegiatan organisasi kemasyarakatan dalam kegiatan organisasi kemasyarakatan dalam menerapkan pedoman mengenai Renstra BBWS Tebel I.10 No.Urut
5.1.2
dan pertemuan konsultasi Masyrakat pengguna air dll kemasyarakatan dalam pengelolaan pengelolaan sumberdaya air secara berkelanjutan. pengelolaan sumberdaya air secara berkelanjutan. fasilitas-fasi;itas yang diterima 1.b
masyarakat dalam pengelolaan sumberdaya air secara berkelanjutan. oleh masyarakat dalam BBWS,Balai PSDA,Dinas Pertanian Kabupaten, Kelompok (Fasiliasi kegiatan organisasi dan
sumder daya air pengelolaan sumber daya air. Masyarakat pertemuan masyarakat)
Menyelenggarakan sosialisasi dan Melaksanakan sosialisasi dan Melaksanakan sosialisasi dan pertemuan konsultasi Melaksanakan sosialisasi dan pertemuan konsultasi TKPSDA, Forum DAS, BP DAS, BBWS, Dinas Renstra BBWS Tebel I.10 No.Urut
pertemuan konsultasi masyarakat pertemuan konsultasi masyarakat masyarakat (PKM) dalam kegiatan perencanaan, masyarakat (PKM) dalam kegiatan perencanaan, PU/SDA dan Pemuka agama/tokoh masyarakat, 1.c
(PKM) dalam kegiatan perencanaan, (PKM) dalam kegiatan perencanaan, pelaksanaan konstruksi, pengawasan, dan OP pelaksanaan konstruksi, pengawasan, dan OP Kelompok Masyarakat,Diknas Dinas Pertanian, BBWS, (Mmenyelenggarakan sosialisasi
pelaksanaan konstruksi, pelaksanaan konstruksi, pengawasan, sehingga masyarakat paham langkah yang tepat sehingga masyarakat paham langkah yang tepat Melaksanakan sosialisasi dan Dinas PU/PSDA, P3A, GP3A, IP3A dan Kelompok dan pertmuan masyarakat (PKM)
pengawasan, dan OP pengelolaan dan OP sehingga masyarakat paham untuk pengelolaan SDAS secara berkelanjutan untuk pengelolaan SDAS secara berkelanjutan meningkatakkan koordinasi Tani, Kelompok Masyarakat dalam kegaitan perencanaan,
SDAS langkah yang tepat untuk pengelolaan dalam melaksanakan kegitan pelaksanaan konstruksi,
SDAS secara berkelanjutan PKM pengawasan dan OP dalam SDA
5.2 Pendanaan Kurangnya pendanaan karena Terwujudnya keterpaduan dalam Membangun komitmen diantara instansi Membangun komitmen diantara instansi terkait Membangun komitmen diantara instansi terkait - Meningkatkan komunikasi dan Bappeda, Bappenas, TKPSDA WS Citarum, BBWS,
komitmen pembiayaan penyusunan program dan anggaran terkait bidang sumber daya air dalam bidang sumber daya air dalam pengalokasian bidang sumber daya air dalam pengalokasian koordinasi dalam pengelolaan Dinas/SDA Prov, kab/kota, Kelompok Masyarakat
pengelolaan sumber daya air pengelolaan sumber daya air pengalokasian anggaran pengelolaan anggaran pengelolaan sumber daya air melalui anggaran pengelolaan sumber daya air melalui sumber daya air terpadu melalui
masih terbatas/belum ada, sumber daya air melalui TKPSDA WS TKPSDA WS Citarum secara berkelanjutan TKPSDA WS Citarum secara berkelanjutan TKPSDA WS Citarum -
terbatasnya sumber dana dan Citarum secara berkelanjutan Transparansi dan akuntabilitas Terwujudnya keterpaduan Renstra BBWS Tebel I.10 No.Urut
belum adanya struktur utk dalam pengelolaan pendanaan dalam penyusunan program dan 1.a
mengatur cost recovery dari anggaran pengelolaan sumber (Fasilitas kegiatan TKPSDA WS
pengguna (air) daya air Citarum

55
DAFTAR STATUS POLA WS DI INDONESIA (KEWENANGAN PUSAT)
Pola Yang Sudah Ditetapkan sampai dengan September 2019

No. Nama Wilayah Sungai Status Nama B/BWS Tahun Penyusunan Tahun Penetapan
1 Bengawan Solo Lintas Provinsi BBWS BENGAWAN SOLO 2007 Maret 2010
2 Brantas StraNas BBWS BRANTAS 2006 Maret 2010
3
4
5
Cimanuk-Cisanggarung
Seputih-Sekampung
Jratunseluna
Lintas Provinsi
StraNas
StraNas
BBWS CIMANUK-CISANGGARUNG
BBWS MESUJI-SEKAMPUNG
BBWS PEMALI-JUANA
2007
2008
2006
Maret 2010
Desember 2010
Desember 2010
Pola Yang Belum Ditetapkan sampai dengan September 2019
6
Progo - Opak - Serang Lintas Provinsi BBWS SERAYU-OPAK 2005 Desember 2010
7 Limboto Bolango Bone Lintas Provinsi BWS SULAWESI II 2007 Desember 2010 No. Nama Wilayah Sungai Status Nama B/BWS Tahun Penyusunan
8 Lombok StraNas BWS NUSA TENGGARA I 2008 Desember 2010
Total Pola yang Ditetapkan Tahun 2010 8
1 Aceh-Meureudu StraNas BWS SUMATERA I 2009
1 Belawan-Ular-Padang StraNas BWS SUMATERA II 2007 Maret 2012 Disusun Sebelum 2016 2 Halmahera Utara StraNas BWS MALUKU UTARA 2012
2 Batanghari Lintas Provinsi BWS SUMATERA VI 2007 Maret 2012 3 Halmahera Selatan StraNas BWS MALUKU UTARA 2012
3 Parigi Poso Lintas Provinsi BWS SULAWESI III 2008 Maret 2012
4
4 Benanain Lintas Negara BWS NUSA TENGGARA II 2011
Lasolo-Konaweha Lintas Provinsi BWS SULAWESI IV 2006 Maret 2012
5 Kapuas StraNas BWS KALIMANTAN I 2005 Oktober 2012
6 Ambon-Seram StraNas BWS MALUKU 2009 November 2012
7 Teramang-Muar Lintas Provinsi BWS SUMATERA VII 2007 Desember 2012
8
Disusun 2016 (WS Baru) 1 Berau-Kelai Lintas Provinsi BWS KALIMANTAN III 2016
Nasal-Padang Guci Lintas Provinsi BWS SUMATERA VII 2010 Desember 2012
Total Pola yang Ditetapkan Tahun 2012 8 2 Kamundan Sebyar StraNas BWS PAPUA BARAT 2016
1 Serayu Bogowonto StraNas BBWS SERAYU-OPAK 2007 Februari 2013
2 Toba-Asahan StraNas BWS SUMATERA II 2006 April 2013
3 Mesuji-Tulang Bawang Lintas Provinsi BBWS MESUJI-SEKAMPUNG 2007 April 2013
4 Siak StraNas BWS SUMATERA III 2011 Oktober 2013
5 Citanduy Lintas Provinsi BBWS CITANDUY 2006 November 2013
6 Indragiri-Akuaman Lintas Provinsi BWS SUMATERA V 2007 Desember 2013
7 Jelai-Kendawangan Lintas Provinsi BWS KALIMANTAN I 2010 Desember 2013
Total Pola yang Ditetapkan Tahun 2013 7
1 Rokan Lintas Provinsi BWS SUMATERA III 2007 Februari 2014
2 Cidanau-Ciujung-Cidurian Lintas Provinsi BBWS CIDANAU-CIUJUNG-CIDURIAN 2010 Februari 2014
3 Musi-Sugihan-Banyuasin-Lemau
Lintas Provinsi BBWS SUMATERA VIII 2007 April 2014
4 Citarum StraNas BBWS CITARUM 2007 April 2014
5 Jambo-Aye StraNas BWS SUMATERA I 2008 Mei 2014
6 Sesayap Lintas Negara BWS KALIMANTAN III 2007 Mei 2014
7 Paguyaman StraNas BWS SULAWESI II 2009 Mei 2014
8 Mamberamo Tami Apauvar Lintas Negara BWS PAPUA 2012 Mei 2014
9 Alas-Singkil Lintas Provinsi BWS SUMATERA I 2010 Juli 2014
10 Einlanden - Digul - Bikuma Lintas Negara BWS PAPUA 2012 Juli 2014
11 Kep. Yamdena-Wetar StraNas BWS MALUKU 2010 Agustus 2014
12 Palu Lariang Lintas Provinsi BWS SULAWESI III Review 2012 Oktober 2014
Total Pola yang Ditetapkan Tahun 2014 12
1 Ciliwung-Cisadane Lintas Provinsi BBWS CILIWUNG-CISADANE 2010 Januari 2015
2 Pompengan-Larona Lintas Provinsi BBWS POMPENGAN-JENEBERANG 2005 Januari 2015
3 Noelmina Lintas Negara BWS NUSA TENGGARA II 2007 Januari 2015
4 Omba Lintas Provinsi BWS PAPUA BARAT 2011 Januari 2015
5
Walanae Cenranae StraNas BBWS POMPENGAN-JENEBERANG 2007 Februari 2015
6 Jeneberang StraNas BBWS POMPENGAN-JENEBERANG 2011 Februari 2015
7 Batang Natal-Batang Batahan Lintas Provinsi BWS SUMATERA II 2012 Februari 2015
8 Saddang Lintas Provinsi BBWS POMPENGAN-JENEBERANG 2006 Oktober 2015
9 Kampar Lintas Provinsi BWS SUMATERA III 2007 November 2015
10 Woyla-Bateue StraNas BWS SUMATERA I 2009-2010 Desember 2015
Total Pola yang Ditetapkan Tahun 2015 10
1 Kaluku Karama Lintas Provinsi BWS SULAWESI III 2011 Juni 2016
2 Randangan Lintas Provinsi BWS SULAWESI II September 16
3 Bangka StraNas BBWS SUMATERA VIII September 16
Total Pola yang Ditetapkan Tahun 2016 3
1 Sumbawa StraNas BWS NUSA TENGGARA I 2013 & 2014 Januari 2017
2
3
Mahakam
Tondano-Sangihe-Talaud-Miangas
Lintas Provinsi
StraNas
BWS KALIMANTAN III
BWS SULAWESI I
Review 2013
2012
Februari 2017
Februari 2017
STATUS 21 MEI 2021
4
5
Dumoga Sangkup
Towari-Lasusua
Lintas Provinsi
Lintas Provinsi
BWS SULAWESI I
BWS SULAWESI IV
Review 2012
2011
Maret 2017
Maret 2017
SUMBER : DIREKTORAT SISTEM DAN
6 Bali-Penida StraNas BWS BALI-PENIDA
Total Pola yang Ditetapkan Tahun 2017
2007
6
Desember 2017
STARTEGI PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR
1
2
Kep. Riau StraNas BWS SUMATERA IV 2016 'Agt 18 PUPR JAKARTA
3

Total Pola yang Ditetapkan sampai dengan 20 Januari 2021 51


56
KEWENANGAN PROVINSI No. Nama Wilayah Sungai
Pola Sudah Disusun
Nama Provinsi Tahun Penyusunan
Pola Yang Sudah Ditetapkan 1 Pase - Peusangan Aceh 2011
2 Teunom - Lambesoi Aceh 2011
No. Nama Wilayah Sungai Nama Provinsi Tahun Penetapan
3 Baru - Kluet Aceh 2013
1 Cisadea - Cibareno Jawa Barat 2014 4 Wampu - Besitang Sumatera Utara 2011
2 Ciwulan - Cilaki Jawa Barat 2014 5 Bah Bolon Sumatera Utara 2012
3 Bodri - Kuto Jawa Tengah 2011 6 Barumun - Kualuh Sumatera Utara 2013
4 Pemali - Comal Jawa Tengah 2014 7 Nias Sumatera Utara 2016
8 Sibundong - Btg.Toru Sumatera Utara 2013
5 Welang - Rejoso Jawa Timur 30 Mei 2013
9 Batang Angkola - Batang gadis Sumatera Utara 2007
6 Pekalen - Sampean Jawa Timur 30 Mei 2013 10 Reteh Riau 2017
7 Baru - Bajulmati Jawa Timur 30 Mei 2013 11 Bengkalis - Meranti Riau 2017
8 Bondoyudo - Bedadung Jawa Timur 30 Mei 2013 12 Silaut - Tarusan Sumatera Barat 2013
9 Kepulauan Madura Jawa Timur 30 Des 2014 13 Masang - Pasaman Sumatera Barat 2013
14 Pengabuan - Lagan Jambi 2013
10 Kahayan Kalimantan Tengah 2015
15 Belitung Bangka Belitung 2015
11 Lambunu-Buol Sulawesi Tengah 2012 16 Semangka Lampung 2013
12 Bongka - Mentawa Sulawesi Tengah 2012 17 Bengkulu-Alas-Talo Bengkulu 2015
13 Laa - Tambalako Sulawesi Tengah 2014 18 Sebelat-Ketahun-Lais Bengkulu 2015
14 Tamiang - Langsa Aceh 2015 19 Ciliman - Cibungur Banten 2013
20 Cibaliung - Cisawarna Banten 2013
21 Sumba Nusa Tenggara Timur 2013
22 Flotim - Kep. Lembata - Alor Nusa Tenggara Timur 2015
23 Mempawah Kalimantan Barat 2014
24 Sambas Kalimantan Barat 2014
25 Seruyan Kalimantan Tengah 2008
26 Kayan Kalimantan Timur 2012
27 Karangan Kalimantan Timur 2010
28 Cengal - Batulicin Kalimantan Selatan 2013
29 Poigar - Ranoyapo Sulawesi Utara 2015
30 Buru Maluku 2015
31 Kepulaun Kei - Aru Maluku 2014
32 Wapoga - Mimika Papua 2015

Pola Belum Disusun


No. Nama Wilayah Sungai Nama Provinsi
1 Pawan Kalimantan Barat
2 Kepulauan Banggai Sulawesi Tengah
3 Poleang - Roraya Sulawesi Tenggara
STATUS 21 MEI 2021 4 Muna Sulawesi Tenggara
5 Buton Sulawesi Tenggara
SUMBER : DIREKTORAT SISTEM DAN 6 Kepulauan Sula - Obi Maluku Utara
STARTEGI PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR
PUPR JAKARTA

57
KEWENANGAN KABUPATEN/KOTA

Pola Sudah Disusun


No. Nama Wilayah Sungai Nama Kabupaten Nama Provinsi Tahun Penyusunan
1 Wiso - Gelis Jepara Jawa Tengah 2015
2 Kepulauan Karimun jawa Jepara Jawa Tengah 2015
3 Pulau Laut Kota Baru Kalimantan Selatan 2014
4 Kendilo Paser Kalimantan Timur 2012
5 Kepulauan Seribu Kepulauan Seribu DKI Jakarta 2013*)

*) Sudah disusun oleh BBWS Ciliwung Cisadane karena dulu merupakan Kewenangan Pusat, dan sekarang berubah menjadi Kewenangan Kabupaten

Pola Belum Disusun


No. Nama Wilayah Sungai Nama Kabupaten Nama Provinsi
1 Simeulue Simeulue Aceh
2 Rokan hilir Rokan hilir Riau
3 Bengkalis Bengkalis Riau
4 Siak Siak Riau
5 Indragiri hilir Indragiri hilir Riau
6 Bengkulu Utara Bengkulu Utara Bengkulu
7 Mentawai Mentawai Sumatera Barat

STATUS 21 MEI 2021


SUMBER : DIREKTORAT SISTEM DAN
STARTEGI PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR
PUPR JAKARTA

58
TERIMAKASIH

59

Anda mungkin juga menyukai