12. Perwujudan transparansi tata kelola keterbukaan informasi publik → 25. Konsekuensi kepentingan konflik meliputi:
diterbitkannya UU No. 14 / 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik (KIP). a. Hilangnya/berkurangnya kepercayaan pegawai dan stakeholders
b. Memburuknya reputasi pribadi atau reputasi Institusi
13. UU No. 14 / 2008 Pasal 3 = tujuan UU KIP sebagai berikut: c. Tindakan in-disipliner
a. Menjamin hak warga negara untuk mengetahui rencana pembuatan d. Pemutusan hubungan kerja
kebijakan publik, program kebijakan publik, dan proses pengambilan e. Dapat dihukum baik perdata atau pidana
keputusan publik, serta alasan pengambilan suatu keputusan publik;
b. Mendorong partisipasi masyarakat dalam proses pengambilan kebijakan 26. Ada 2 jenis umum konflik kepentingan yaitu:
publik; a. Keuangan (Penggunaan sumber daya lembaga termasuk dana, peralatan atau
c. Meningkatkan peran aktif masyarakat dalam pengambilan kebijakan publik sumber daya aparatur untuk keuntungan pribadi) dan
dan pengelolaan Badan Publik yang baik; b. Non-keuangan (Penggunaan posisi atau wewenang untuk membantu diri
d. Mewujudkan penyelenggaraan negara yang baik, yaitu yang transparan, sendiri dan /atau orang lain).
efektif dan efisien, akuntabel serta dapat dipertanggungjawabkan;
e. Mengetahui alasan kebijakan publik yang mempengaruhi hajat hidup orang
banyak;
f. Mengembangkan ilmu pengetahuan dan mencerdaskan kehidupan bangsa;
dan/atau Meningkatkan pengelolaan dan pelayanan informasi di lingkungan
Badan Publik untuk menghasilkan layanan informasi
4. Menjadi PNS yang Akuntabel c. Ketika konflik kepentingan yang timbul antara kinerja tugas publik dan
kepentingan pribadi atau personal, maka PNS dapat memilih untuk kepentingan
27. UU No. 5 / 2014 = ASN, disebutkan bahwa penyelenggaraan kebijakan dan umum.
Manajemen ASN berdasarkan pada asas: d. PNS memahami bahwa konflik kepentingan sebenarnya, dianggap ada atau
a. Kepastian hukum; h. Efektif dan efisien; berpotensi ada di masa depan. Situasi yang dapat menimbulkan konflik
b. Profesionalitas; i. Keterbukaan; kepentingan, meliputi hubungan dengan orang-orang yang berurusan dengan
c. Proporsionalitas; j. Nondiskriminatif; lembaga-lembaga yang melampaui tingkat hubungan kerja profesional;
d. Keterpaduan; j. Persatuan dan kesatuan; menggunakan keuangan organisasi dengan bunga secara pribadi atau yang
e. Delegasi; k. Keadilan dan kesetaraan dan; berurusan dengan kerabat.
f. Netralitas; l. Kesejahteraan. e. Jika konflik muncul, PNS dapat melaporkan kepada pimpinan secara tertulis,
g. Akuntabilitas; untuk mendapatkan bimbingan mengenai cara terbaik dalam mengelola situasi
secara tepat.
28. ASN sebagai profesi berlandaskan pada prinsip sebagai berikut, yaitu: f. PNS dapat menjaga agar tidak terjadi konflik kepentingan dalam melaksanakan
a. Nilai dasar; tugasnya.
b. Kode etik dan kode perilaku;
c. Komitmen, integritas moral dan tanggung jawab pada pelayanan publik; 35. Pengambilan Keputusan yang Akuntabel bagi PNS:
d. Kompetensi yang diperlukan sesuai dengan bidang tugas; a. Memastikan tindakan dan keputusan yang berimbang dan tidak bias.
e. Kualifikasi akademik; b. Bertindak adil dan mematuhi prinsip-prinsip due process.
f. Jaminan perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas, dan; c. Akuntabel dan transparan.
g. Profesionalitas jabatan. d. Melakukan pekerjaan secara penuh, efektif dan efisien.
e. Berperilaku sesuai dengan standar sektor publik, kode sektor publik etika sesuai
29. Perilaku Individu PNS (Personal Behaviour) dengan organisasinya.
a. PNS bertindak sesuai dengan persyaratan legislatif, kebijakan lembaga dan f. Mendeklarasikan secara terbuka bila terjadi adanya potensi konflik kepentingan
kode etik yang berlaku untuk perilaku mereka .
b. PNS tidak mengganggu, menindas, atau diskriminasi terhadap rekan atau ------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
anggota masyarakat.
c. Kebiasaan kerja PNS, perilaku dan tempat kerja pribadi dan profesional
hubungan berkontribusi harmonis, lingkungan kerja yang nyaman dan produktif.
d. PNS memperlakukan anggota masyarakat dan kolega dengan hormat, penuh
kesopanan, kejujuran dan keadilan, dan memperhatikan secara tepat untuk
kepentingan mereka, hak-hak, keamanan dan kesejahteraan.
e. PNS membuat keputusan adil, tidak memihak dan segera, memberikan
pertimbangan untuk semua informasi yang tersedia, undang-undang dan
kebijakan dan prosedur
f. institusi tersebut
g. PNS melayani stakeholders (lingkup pemerintah, swasta atau masyarakat)
setiap hari dengan tepat waktu, memberikan masukan informasi dan kebijakan.
30. Perilaku Transparansi & Akses Informasi (Transparency and Official Access):
a. PNS tidak mengungkapkan informasi resmi atau dokumen yang diperoleh selain
seperti yang dipersyaratkan oleh hukum atau otorisasi yang diberikan oleh
institusi.
b. PNS tidak menyalahgunakan informasi resmi untuk keuntungan pribadi atau
komersial untuk diri mereka sendiri atau yang lain. Penyalahgunaan informasi
resmi termasuk spekulasi saham berdasarkan informasi rahasia dan
mengungkapkan isi dari surat-surat resmi untuk orang yang tidak berwenang.
c. PNS mematuhi persyaratan legislatif, kebijakan setiapinstansi dan semua
arahan yang sah lainnya mengenai komunikasi dengan pimpinannya di tingkat
kementrian/ lembaga/daerah (menteri, kepala lembaga, kepala daerah),staf
menteri, anggota media dan masyarakat pada umumnya.
12. Universalisme = HAM adalah hak semua orang yang bersifat universal, tanpa
memandang di mana orang itu berada.
15. Sila kedua Pancasila memiliki konsekuensi ke dalam dan ke luar, berarti:
a. Ke dalam, menjadi pedoman negara dalam memuliakan nilai-nilai
kemanusiaan dan HAM. Ini berarti negara menjalankan fungsi “melindungi
segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan
kesejahteraan umum, dan mencerdaskan kehidupan bangsa”.
b. Ke luar berarti menjadi pedoman politik luar negeri bebas aktif dalam rangka,
“ikut serta melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan,
perdamaian abadi, dan keadilan sosial”.
18. Nasionalisme purba = muncul dalam masyarakat yang masih sederhana, dimana
kesadaran tersebut mengikuti struktur kesempatan politik yang dimungkinkan oleh
rezim kolonialisme, perkembangan sarana komunikasi, kapasitas agen dan
jaringan sosial. Berisifat lokal.
20. Bangsa = konsep budaya tentang suatu komunitas politis yang secara
keseluruhan dibayangkan (imagined) sebagai kerabat yang bersifat terbatas dan
berdaulat.
21. Negara (state) = konsepsi politik tentang sebuah kesatuan politik yang
berdaulat yang tumbuh berdasarkan kesepakatan dan kontrak sosial yang
meletakkan individu kedalam kerangka kewarganegaraan (citizenship).
6. Nilai-nilai dasar etika publik sebagaimana tercantum dalam UU ASN, yakni sebagai
berikut:
a. Memegang teguh nilai-nilai dalam ideologi Negara Pancasila.
b. Setia dan mempertahankan Undang-Undang Dasar Negara Kesatuan Republik
Indonesia 1945.
c. Menjalankan tugas secara profesional dan tidak berpihak.
d. Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian.
e. Menciptakan lingkungan kerja yang non diskriminatif.
f. Memelihara dan menjunjung tinggi standar etika luhur.
g. Mempertanggungjawabkan tindakan dan kinerjanya kepada publik.
h. Memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan dan program pemerintah.
i. Memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap, cepat, tepat, akurat,
berdaya guna, berhasil guna, dan santun.
j. Mengutamakan kepemimpinan berkualitas tinggi.
k. Menghargai komunikasi, konsultasi, dan kerjasama.
l. Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja pegawai.
m. Mendorong kesetaraan dalam pekerjaan.
n. Meningkatkan efektivitas sistem pemerintahan yang demokratis sebagai
perangkat sistem karir.
10. Dalam Reformasi Birokrasi ada 8 area perubahan yang harus dilakukan oleh
seluruh Kementerian/Lembaga dan Pemerintah Pusat & Daerah di Indonesia yakni:
a. Manajemen Perubahan.
b. Penataan Peraturan Perundang-undangan.
c. Penataan dan Penguatan Organisasi.
d. Penataan Tatalaksana.
e. Penataan Sistem Manajemen SDM.
f. Penguatan Akuntabilitas.
g. Penguatan Pengawasan.
h. Peningkatan Pelayanan Publik.
----- KOMITMEN MUTU ----- c. Kejelasan petugas pelayanan, yaitu keberadaan dan kepastian petugas yang
memberikan pelayanan (nama,jabatan serta kewenangan dan tanggung
1. Efektivitas = tingkat ketercapaian target yang telah direncanakan, baik menyangkut jawabnya);
jumlah maupun mutu hasil kerja. d. Kedisiplinan petugas pelayanan, yaitu kesungguhan petugas dalam memberikan
pelayanan terutama terhadap konsistensi waktu kerja sesuai ketentuan yang
2. Efisiensi = tingkat ketepatan realisasi penggunaan sumberdaya dan bagaimana berlaku;
e. Tanggung jawab petugas pelayanan, yaitu kejelasan wewenang dan tanggung
pekerjaan dilaksanakan, sehingga tidak terjadi pemborosan sumberdaya,
jawab petugas dalam penyelenggaraan dan penyelesaian pelayanan;
penyalahgunaan alokasi, penyimpangan prosedur, dan mekanisme yang ke luar alur.
f. Kemampuan petugas pelayanan, yaitu tingkat keahlian dan ketrampilan yang
3. Mutu = nilai keunggulan produk/jasa yang diberikan kepada pelanggan (customer) dimiliki petugas dalam memberikan/menyelesaikan pelayanan kepada
masyarakat;
sesuai dengan kebutuhan dan keinginannya, dan bahkan melampaui harapannya.
g. Kecepatan pelayanan, yaitu target waktu pelayanan dapat diselesaikan dalam
4. Karakteristik ideal dari tindakan yang efektif dan efisien antara lain: waktu yang telah ditentukan oleh unit penyelenggara pelayanan;
h. Keadilan mendapatkan pelayanan, yaitu pelaksanaan pelayanan dengan tidak
a. Penghematan,
membedakan golongan/status masyarakat yang dilayani;
b. Ketercapaian target secara
i. Kesopanan dan keramahan petugas, yaitu sikap dan perilaku petugas dalam
c. Tepat sesuai dengan yang direncanakan,
d. Pekerjaan dapat diselesaikan dengan cepat dan tepat, serta memberikan pelayanan kepada masyarakat secara sopan dan ramah serta
e. Terciptanya kepuasan semua pihak: pimpinan, pelanggan, masyarakat, dan saling menghargai dan menghormati;
pegawai itu sendiri. j. Kewajaran biaya pelayanan, yaitu keterjangkauan masyarakat terhadap
besarnya biaya yang ditetapkan oleh unit pelayanan;
5. Karakteristik ideal dari tindakan yang berorientasi mutu antara lain → diarahkan k. Kepastian biaya pelayanan, yaitu kesesuaian antara biaya yang dibayarkan
untuk meningkatkan kepuasan masyarakat sebagai pelanggan, baik menyangkut dengan biaya yang telah ditetapkan;
layanan yang merujuk pada producer view maupun customer view. l. Kepastian jadwal pelayanan, yaitu pelaksanaan waktu pelayanan, sesuai
dengan ketentuan yang telah ditetapkan;
6. Sepuluh strategi yang mesti dijalankan organisasi agar pelaksanaan manajemen m. Kenyamanan lingkungan, yaitu kondisi sarana dan prasarana pelayanan yang
mutu terpadu dapat berjalan baik, yaitu: bersih, rapi, dan teratur sehingga dapat memberikan rasa nyaman kepada
penerima pelayanan;
a. menyusun program kerja jangka panjang yang berbasis mutu;
n. Keamanan Pelayanan, yaitu terjaminnya tingkat keamanan lingkungan unit
b. membangun mindset pegawai terhadap budaya mutu;
c. mengembangkan budaya kerja yang berorientasi mutu, bukan sekedar penyelenggara pelayanan ataupun sarana yang digunakan, sehingga
melaksanakan tugas rutin dan sebagai formalitas menggugurkan kewajiban; masyarakat merasa tenang untuk mendapatkan pelayanan terhadap resiko-
d. meningkatkan mutu proses secara berkelanjutan agar dapat menampilkan resiko yang diakibatkan dari pelaksanaan pelayanan.
kinerja yang lebih baik dari waktu ke waktu (doing something better and better
11. Proses implementasi manajemen mutu diawali dengan:
at the right time);
e. membangun komitmen pegawai untuk jangka panjang; a. Menganalisis masalah yang telah diidentifikasi,
b. Menyusun rencana mutu,
f. membangun kerjasama kolegial antarpegawai yang dilandasi kepercayaan dan
c. Melaksanakan pekerjaan berbasis rencana mutu,
kejujuran;
d. Mengawal pelaksanaan, dan mengawasi ketercapaiannya, dan
g. memfokuskan kegiatan pada kepuasan pelanggan, baik internal maupun
e. Merancang upaya peningkatannya agar dapat membangun kredibilitas lembaga
eksternal;
h. beradaptasi dengan tuntutan perubahan; pemerintah.
i. menampilkan kinerja tanpa cacat (zerodefect) dan tanpa pemborosan
12. Cara memperbaiki mutu layanan dari pegawai ASN kepada publik. Misalnya:
(zerowaste), sejak memulai setiap pekerjaan (doing the right thing right first time
and every time); a. Memahami fungsi, tugas pokok, dan peran masing masing;
j. menjalankan fungsi pengawasan secara efektif untuk mengawal keterlaksanaan b. Kompeten pada bidang pekerjaannya;
program kerja. c. Memiliki target mutu layanan;
d. Memahami karakter masyarakat yang membutuhkan layanan;
7. Keberhasilan implementasi manajemen mutu dapat diukur berdasarkan empat e. Menguasai teknik pelayani prima dengan memberikan layanan prima dan
kriteria utama yaitu: bersedia menerima kritik untuk perbaikan ke depan.
a. Program ini harus didasarkan pada kesadaran akan mutu dan berorientasi pada
13. Tanggung jawab mutu ada pada setiap level organisasi, meliputi:
mutu dalam semua kegiatannya sepanjang program, termasuk dalam setiap
a. Level puncak (corporate level) bertanggung jawab atas mutu layanan institusi
proses dan produk.
secara keseluruhan untuk membangun citra kelembagaan dan keunggulan
b. Program itu harus mempunyai sifat kemanusiaan yang kuat untuk membawa
bersaing.
mutu pada cara karyawan diperlakukan, diikutsertakan, dan diberi inspirasi.
b. Level strategic business unit level tanggung jawab mutu berkaitan dengan
c. Program ini harus didasarkan pada pendekatan desentralisasi yang memberikan
penetapan diversifikasi mutu pada setiap unit kerja sesuai dengan target
wewenang di semua tingkat, terutama di garis depan, sehingga antusias
keterlibatan dan tujuan bersama menjadi kenyataan, bukan hanya slogan masing-masing.
kosong. Keempat, TQM harus diterapkan secara menyeluruh sehingga semua c. Level fungsional bertanggung jawab atas mutu hasil setiap layanan yang
prinsip, kebijaksanaan, dan kebiasaan mencapai setiap sudut dan celah d. diberikan di unit-unit pendukung.
e. Level unit dasar tanggung jawab mutu berkaitan dengan aktivitas/ rencana
organisasi.
aksi yang dilaksanakan di masing-masing unit kerja.
8. Nilai-nilai dasar orientasi mutu dalam memberikan layanan prima sekurang-
kurangnya akan mencakup hal-hal berikut: 14. Produktivitas merupakan rasio antara output dengan input, baik dari:
a. Sisi proses, produktivitas merupakan kemampuan untuk menghasilkan
a. Mengedepankan komitmen terhadap kepuasan customers/ clients;
produk/jasa, sedangkan dari.
b. Memberikan layanan yang menyentuh hati, untuk menjaga dan memelihara agar
b. Sisi hasil, produktivitas menunjukkan capaian hasil (output) yang diperoleh
customers/clients tetap setia;
dalam kurun waktu tertentu berdasarkan target yang direncanakan.
c. Menghasilkan produk/jasa yang berkualitas tinggi: tanpa cacat, tanpa kesalahan,
dan tidak ada pemborosan;
15. Upaya peningkatan produktivitas PNS misalnya:
d. Beradaptasi dengan perubahan yang terjadi, baik berkaitan dengan pergeseran
tuntutan kebutuhan customers/clients maupun perkembangan teknologi; a. Peningkatan kompetensi,
e. Menggunakan pendekatan ilmiah dan inovatif dalam pemecahan masalah dan b. Motivasi,
pengambilan keputusan; c. Penegakan disiplin, serta
d. Pengawasan secara profesional untuk mengawal kinerja PNS agar tetap berada
f. Melakukan upaya perbaikan secara berkelanjutan melalui berbagai cara, antara
di jalur yang tepat.
lain: pendidikan, pelatihan,pengembangan ide kreatif, kolaborasi, dan
benchmark.
16. Faktor-faktor penghambat upaya untuk meningkatkan kinerja aparatur antara lain:
9. Alat pemastian mutu pelanggan, meliputi: a. Perubahan pola pikir (mindset) aparatur,
a. Standar pelayanan pelanggan: Standar mutu misalnya pelanggan menunggu b. Pergeseran budaya kerja,
c. Perbaikan tata kelola pemerintahan (good corporate governance).
tidak lebih dari lima menit dalam antrian yang menjadi komitmen pemerintah dan
mempublikasikannya.
17. Inovasi dapat:
b. Ganti rugi pelanggan (customer redress): Memberi beberapa bentuk
a. Menekan biaya produksi,
kompensasi kepada pelanggan biasanya uang, ketika organisasi gagal
memenuhi standar pelayanan pelanggan. b. Meningkatkan produktivitas,
c. Jaminan mutu: Komitmen organisasi untuk mengembalikan seluruh uang yang c. Menambah keuntungan,
dikelurakan pelanggan atau memberi pelayanan pengganti gratis jika pelanggan d. Memperkuat organisasi dalam meningkatkan daya saing di era ekonomi global,
e. Meningkatkan kemampuan organsasi dalam beradaptasi dengan perubahan
tidak puas terhadap pelayanan yang diterimanya.
d. Audit mutu: Biasanya bekerja dalam tim yang mencakup profesional dan non lingkungan.
profesional, mengaudit pelayanan peme rintah dan menilai mutunya.
18. Inovasi dalam pelayanan publik sangat terkait dengan kapasitas organisasi dan
e. Penanganan Keluhan Pelanggan: Menelusuri dan menganalisis keluhan
tuntutan lingkungan eksternal untuk melakukan perubahan yang lebih baik.
pelanggan, memastikan respon segera, menciptakan metode dimana organisasi
bisa belajar dari kesalahan tersebut untuk memperbaiki pelayanan mereka.
19, Prinsip kunci dan strategi untuk inovasi dalam pemerintahan, yaitu:
f. Ombudsman: Membantu pelanggan untuk memecahkan permasalahan atau
a. Mengintegrasikan layanan;
persengketaan dan mendapatkan pelayanan atau informasi yang mereka
b. Desentralisasi pelayanan;
butuhkan ketika mereka tidak puasa dengan sistem penanganan keluhan.
c. Memanfaatkan kemitraan;
10. Kepmen PAN No. KEP/25/M.PAN/2/2004 = Pedoman Umum Penyusunan Indeks d. Melibatkan warga negara;
Kepuasan Masyarakat Unit Pelayanan Instansi Pemerintah, diukur oleh 14 unsur e. Mengambil keuntungan dari Teknologi Informasi dan Komunikasi, Inovasi dalam
sebagai berikut: Pemerintahan dan Administrasi Umum.
a. Prosedur pelayanan, yaitu kemudahan tahapan pelayanan yang diberikan
20. Inovasi berbentuk penemuan baru atau mengandung unsur kebaruan,
kepada masyarakat dilihat dari sisi kesederhanaan alur pelayanan;
misalnya:
b. Persyaratan Pelayanan, yaitu persyaratan teknis dan administratif yang
a. Penyempurnaan atau perbaikan dari karya yang sudah ada,
diperlukan untuk mendapatkan pelayanan sesuai dengan jenis pelayanannya;
b. Produk imitasi (tiruan) yang memiliki nilai tambah, serta
c. Karya hasil sintesis.
22. Faktor pendorong yang memfasilitasi lahirnya kreatifitas dan inovasi adalah:
a. Kepemimpinan yang memiliki visi dan misi untuk melakukan perubahan yang
lebih baik;
b. Lingkungan kerja yang mendorong terciptanya kreativitas kerja;
c. Budaya organisasi yang menfasilitasi terjadinya inovasi, seperti budaya kerja
dinamis, kreatif, tidak cepat puas, tidak cepat menyerah, pekerja keras, malu jika
tidak berbuat lebih baik, dan dapat mengapresiasi hasil karya orang lain.
----- ANTI KORUPSI -----
1. Penanaman nilai integritas diantaranya melalui :
a. Kesediaan,
b. Identifikasi dan
c. Internalisasi.
3. Tunas Integritas = individu yang terpilih untuk memastikan lebih banyak lagi
personil organisasi yang memiliki integritas tinggi serta berkiprah nyata dalam
membangun sistem integritas di organisasinya.
6. Sumber hukum:
a. Permen PU No. 26 / 2017 = Budaya Integritas
b. Permen PU No. 14 / 2016 = Pengendalian Gratifikasi
c. UU No. 13 / 2003 = Kompetensi ASN, meliputi Knowledge, Skill, Attitude
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------