BAB IV
ANALISA HIDROLOGI
4.1 UMUM
Hidrologi adalah ilmu yang mempelajari air dalam segala bentuknya (cairan, gas,
padat) pada, dalam, dan di atas permukaan tanah. Termasuk di dalamnya adalah
penyebaran, daur dan perilakunya, sifat-sifat fisika dan kimianya, serta
hubungannya dengan unsur-unsur hidup dalam air itu sendiri. Analisis hidrologi
dimaksudkan untuk memperoleh gambaran karakteristik hidrologi dan klimatologi
pada daerah studi sebagai dasar analisa selanjutnya, dalam perhitungan debit
banjir rencana untuk pekerjaan detail desain. Analisis sedimentasi dilakukan guna
mengetahui potensi sedimentasi yang terjadi sebelum dibangun bendungan yang
digunakan sebagai dasar untuk menentukan besarnya tampungan sedimen yang
diperlukan dalam pembangunan waduk dan elevasi penentuan intake untuk irigasi
dan air minum.
2. Bila dua buah sungai dengan tingkat yang sama bertemu maka akan
terbentuk sungai satu tingkat lebih tinggi.
Bab IV- 1
DRAFT LAPORAN ANTARA
DD DAN SERTIFIKASI DESAIN BENDUNGAN BOLANGO HULU (MYC)
Luas daerah aliran sungai (DAS) Bendungan Bolangu Hulu adalah 243,19
km2. Sedangkan panjang Sungai Mongiilo adalah 27,59 km. Sungai Mongiilo
mempunyai ordo sungai tingkat 1, tingkat 2,tingkat 3, tingkat 4 dan tingkat 5.
Peta DAS Bendungan Bolangu Hulu dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
Sedangkan pembagian ordo Sungai Mongiilo dapat dilihat pada tabel di
bawah ini.
C. Kondisi Topografi
Topografi DAS Mongiilo merupakan daerah perbukitan yang terbentuk dari
aktivitas tektonik setempat. Lokasi bendungan tersusun dari ngarai yang di
Bab IV- 2
DRAFT LAPORAN ANTARA
DD DAN SERTIFIKASI DESAIN BENDUNGAN BOLANGO HULU (MYC)
dalamnya terdapat lembah yang cukup lebar dan terbentuk dari erosi aliran
sungai. Sungai Mongiilo mengalir dari barat daya ke arah timur laut dengan
meandering yang relatif besar. Lebar sungai Mongiilo di lokasi rencana
bendungan berkisar sekitar 25 m. Ketinggian relatif dari dasar sungai sampai
puncak sandaran sekitar 100-110 m. Sandaran terbentuk dari batuan dasar
yang memiliki slope yang curam, jika ditarik dari bidang horisontal mempunyai
sudut 400-450.
Data hujan ada beberapa macam, yaitu curah hujan harian, bulanan, tahunan dan
data curah hujan periode pendek, misalnya 5 menit, 10 menit, 15 menit, 30 menit
sampai 60 menit. Bilamana data curah hujan periode pendek ini tidak tersedia,
maka dapat digunakan data curah hujan harian.
Terdapat 3 stasiun hujan yang letaknya dekat dengan lokasi studi yaitu
1. Stasiun Hujan Tapa dengan pencatatan data selama 31 tahun (1985-2016)
2. Stasiun Hujan Boidu dengan pencatatan data selama 14 tahun (2002-2015)
3. Stasiun Hujan Dulamayodengan pencatatan data selama 15 tahun (2002-
2016)
Namun karena lokasi dua stasiun hujan tersebut sejajar, maka data hujan yang
digunakan pada studi ini dipilih dari salah satu stasiun hujan di hulu. Peta lokasi
stasiun hujan di sekitar DAS Bolango Hulu dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
Stasiun hujan yang digunakan untuk analisa curah hujan rencana pada studi DD
dan Sertikasi Desain Bendungan Bolango Hulu adalah stasiun hujan yang
mempunyai lama pencatatan data terpanjang yaitu Stasiun Hujan Tapa, akan
tetapi stasiun hujan tapa secara topografis dn zona ikim berbeda dengan daerah
hulu Daerah Aliran Sungai pada lokasi studi, secara topografi dan zona iklim
stasiun hujan Dulamayo yang paling sesuai dengan Daerah Aliran Sungai pada
lokasi studi, sehingga kami berasumsi stasiun hujan Dulamayo sesuai dengan
karateristik DAS lokasi studi, (untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada peta 2.x zona
ilklim di provisi Gorontalo) Untuk itu perhitungan debt banjir rancangan akan
menggunakan stasiun hujan Dulamayo, tasiun hujan Dulamayo akan digunakan
mulai tahun 2016 sampai 2002 sedangkan data tahun 2001 sampai 1998 akan
digunakan data hujan dari satelit TRMM.
Data curah hujan bulanan dan maksimum Stasiun Dulamyo dan TRMMdapat
dilihat pada lampiran.
Bab IV- 3
DRAFT LAPORAN ANTARA
DD DAN SERTIFIKASI DESAIN BENDUNGAN BOLANGO HULU (MYC)
Bab IV- 4
DRAFT LAPORAN ANTARA
DD DAN SERTIFIKASI DESAIN BENDUNGAN BOLANGO HULU (MYC)
Bab IV- 5
DRAFT LAPORAN ANTARA
DD DAN SERTIFIKASI DESAIN BENDUNGAN BOLANGO HULU (MYC)
Data TRMM adalah data precipitasi (hujan) yang didapat dari satelit meteorologi
TRMM (Tropical Rainfall Measuring Mission). Satelit TRMM tersebut merupakan
hasil kerjasama dua badan antariksa nasional, yaitu Amerika Serikat (NASA :
National Aeronautics and Space Administration) dan Jepang (NASDA : National
Space Development of Japan; sekarang berubah menjadi JAXA : (Japan
Aerospace Exploration Agency). Satelit TRMM diluncurkan pada tanggal 27
November 1997 pada jam 6:27 pagi waktu Jepang dan dibawa oleh roket H-II di
pusat stasiun peluncuran roket milik JAXA di Tanegashima-Jepang, berorbit polar
(non-sunsynchronous) dengan inklinasi sebesar 35 º terhadap ekuator, berada
pada ketinggian orbit 350 km (pada saat-saat awal diluncurkan), dan diubah
ketinggian orbitnya menjadi 403 km sejak 24 Agustus 2001 sampai sekarang.
Pengoperasian satelit TRMM pada ketinggian orbit 403 km ini dikenal dengan
istilah TRMM boost.
Bab IV- 6
DRAFT LAPORAN ANTARA
DD DAN SERTIFIKASI DESAIN BENDUNGAN BOLANGO HULU (MYC)
Data hujan yang dihasilkan oleh TRMM memiliki tipe dan bentuk yang cukup
beragam yang dumulai dari level 1 sampai level 3. Level 1 merupakan data yang
masih dalam bentuk raw dan telah dikalibrasi dan dikoreksi geometrik, Level 2
merupakan data yang telah memiliki gambaran paramater geofisik hujan pada
resolusi spasial yang sama akan tetapi masih dalam kondisi asli keadaan hujan
saat satelit tersebut melewati daerah yang direkam, sedangkan level 3 merupakan
data yang telah memiliki nilai-nilai hujan, khususnya kondisi hujan bulanan yang
merupakan penggabungan dari kondisi hujan dari level 2. Untuk mendapatkan
data hujan dalam bentuk mili meter (mm) sebaiknya menggunakan level 3, dengan
resolusi spasial 0.25° x 0.25°dan resolusi temporal setiap 3 jam.
Untuk DAS Bulango grid TRMM secara garis besar berada dalam satu zona grid,
ada sebagian kecil wilayah DAS yang masuk dalam zona grid yang lain, akan
tetapi dikarenakan luasan yang kecil hal tersebut kami abaikan. Untuk zona grid
TRMM DAS Bulango dapat diligat pada gambar berikut :
Bab IV- 7
DRAFT LAPORAN ANTARA
DD DAN SERTIFIKASI DESAIN BENDUNGAN BOLANGO HULU (MYC)
Pemeriksaan data hujan bulanan TRMM dengan pos hujan bertujuan untuk
melihat kualitas data hujan bulanan secara umum. Jika data pos hujan cukup baik
maka koefisien korelasi bernilai 0.6 atau lebih.
Tabel 4. 2 Data Hujan TRMM di sandingkan Dengan Pos Hujan Dulamayo
Dari perhitungan korelasi didapatkan nilai 0.775 sehingga data pos hujan bisa
digunakan untuk koreksi data hujan harian TRMM
Selanjutnya jika korelasi telah memenuhi persyaratan untuk hujan bulanan maka
dilanjutkan dengan koreksi data hujan harian dengan minimal data yang tersedia
adalah 3 tahun.
Koreksi dilakukan dengan membuat lengkung probability kejadian hujan tertentu
antara masing masing data hujan TRMM dan data hujan pos hujan di darat, jumlah
absolut antara lenkung probabilitas antara dua data hujan tersebut adalah
simpangan atau error. Koreksi data hujan harian sesuai dengan buku panduan
pedoman perhitungan debit banjir pada bendungan di sarankan sebagai berikut :
Bab IV- 8
DRAFT LAPORAN ANTARA
DD DAN SERTIFIKASI DESAIN BENDUNGAN BOLANGO HULU (MYC)
1. Hujan TRMM yang lebih kecil dari suatu nilai dianggap o, dalam hal ini
konsultan mengambil nilai 2 mm.
2. Curah Hujan TRMM yang lebih kecil dari 70 mm dikalikan dengan konstanta
0.8.
3. Curah Hujan TRMM yang lebih antara 40 mm sampai 90 mm dikalikan
dengan konstanta 0.8.
4. Curah Hujan TRMM yang lebih besar dari 90 mm dikalikan dengan konstanta
1.05.
Hasil perhitungan probaibilitas kejadian hujan tertentu dapat dilihat pada tabel
berikut.
Tabel 4. 3 Probabilitas Kejadian Hujan Data TRMM dan Sta Dulamayo
TRMM TRMM TERKOREKSI DULAMAYO
Kelas Freq Jumlah Rasio Kelas Freq Jumlah Rasio Kelas Freq Jumlah Rasio
0 1346 1346 0.460643 0 1609 1609 0.550650 0 1767 1767 0.604723
5 1956 610 0.208761 5 2139 530 0.181383 5 2181 414 0.141684
10 2345 389 0.133128 10 2535 396 0.135524 10 2399 218 0.074606
15 2560 215 0.073580 15 2719 184 0.062971 15 2508 109 0.037303
20 2689 129 0.044148 20 2814 95 0.032512 20 2609 101 0.034565
25 2776 87 0.029774 25 2861 47 0.016085 25 2664 55 0.018823
30 2828 52 0.017796 30 2879 18 0.006160 30 2716 52 0.017796
35 2858 30 0.010267 35 2889 10 0.003422 35 2764 48 0.016427
40 2879 21 0.007187 40 2899 10 0.003422 40 2791 27 0.009240
45 2891 12 0.004107 45 2907 8 0.002738 45 2825 34 0.011636
50 2899 8 0.002738 50 2910 3 0.001027 50 2852 27 0.009240
55 2906 7 0.002396 55 2917 7 0.002396 55 2861 9 0.003080
60 2910 4 0.001369 60 2918 1 0.000342 60 2878 17 0.005818
65 2913 3 0.001027 65 2919 1 0.000342 65 2886 8 0.002738
70 2917 4 0.001369 70 2920 1 0.000342 70 2897 11 0.003765
75 2918 1 0.000342 75 2920 0 0.000000 75 2902 5 0.001711
80 2919 1 0.000342 80 2920 0 0.000000 80 2905 3 0.001027
85 2920 1 0.000342 85 2920 0 0.000000 85 2910 5 0.001711
90 2920 0 0.000000 90 2920 0 0.000000 90 2911 1 0.000342
95 2921 1 0.000342 95 2920 0 0.000000 95 2911 0 0.000000
100 2922 1 0.000342 100 2921 1 0.000342 100 2912 1 0.000342
105 2922 0 0.000000 105 2922 1 0.000342 105 2914 2 0.000684
110 2922 0 0.000000 110 2922 0 0.000000 110 2915 1 0.000342
115 2922 0 0.000000 115 2922 0 0.000000 115 2916 1 0.000342
120 2922 0 0.000000 120 2922 0 0.000000 120 2917 1 0.000342
125 2922 0 0.000000 125 2922 0 0.000000 125 2919 2 0.000684
130 2922 0 0.000000 130 2922 0 0.000000 130 2919 0 0.000000
135 2922 0 0.000000 135 2922 0 0.000000 135 2920 1 0.000342
140 2922 0 0.000000 140 2922 0 0.000000 140 2921 1 0.000342
145 2922 0 0.000000 145 2922 0 0.000000 145 2921 0 0.000000
150 2922 0 0.000000 150 2922 0 0.000000 150 2922 1 0.000342
Kesalahan absolut dari data hujan harian sebelum di koreksi sebesar 0.011790
sedangkan kesalahan abosolut data hujan yan dikoreksi dengan menggunakan
parameter di atas adalah sebesar 0.008147 sehingga hasil koreksi dapat diterima,
gambar lengkung probability dapat dilihat pada gambar berikut :
Bab IV- 9
DRAFT LAPORAN ANTARA
DD DAN SERTIFIKASI DESAIN BENDUNGAN BOLANGO HULU (MYC)
Gambar 4. 7 Lengkung Probability Data Pos Hujan dan TRMM DAS Bulango
Data klimatologi pada daerah studi diambil dari Stasiun Klimatologi Tilongkabila,
data yang tersediaberupa data iklim selama 3 tahun mulai Tahun 2014 sampai
Tahun 2016 meliputi data temperatur, kecepatan angin, kecerahan matahari,
kelembaban relatif. Selanjutnya dari data klimatologi yang tersedia digunakan
untuk menghitung nilai evapotranspirasi potensial (ET0) dengan menggunakan
aplikasi Cropwatt. Nilai ET0 tersebut nantinya akan digunakan dalam perhitungan
ketersediian debit atau debit andalan. Data klimatologi dan hasil analisa ET 0
Stasiun Sampali selengkapnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 4. 4 Data Klimatologi Stasiun Klimatologi Tilongkabila Bone Bolango
Bab IV- 10
DRAFT LAPORAN ANTARA
DD DAN SERTIFIKASI DESAIN BENDUNGAN BOLANGO HULU (MYC)
Sebelum data hujan ini dipakai terlebih dahulu harus melewati pengujian untuk
kekonsistenan data tersebut. Metode yang digunakan adalah metode RAPS
(Rescaled Adjusted Partial Sums) (Buishand,1982). Pengujian konsistensi dengan
menggunakan data dari stasiun itu sendiri yaitu pengujian dengan komulatif
penyimpangan terhadap nilai rata-rata dibagi dengan akar komulatif rerata
penyimpangan kuadrat terhadap nilai reratanya.
Hasil uji konsistensi menggunakan metode RAPS (Rescaled Adjusted Partial
Sums) pada studi ini adalah data hujan Stasiun Dulamyo memenuhi syarat batas
konsistensi 90% dengan nilai Q/n0.5 sebesar 0.63 < 1.1 nilai R/n0.5 sebesar 0.94 <
1.3, batas konsistensi 95% dengan batas nilai Q/n0.5 sebesar 1.2, nilai R/n0.5
sebesar 1.4 dan batas konsistensi 99% dengan nilai Q/n0.5 sebesar 0.63 < 1.4 nilai
R/n0.5 sebesar 1.6, jadi secara keseluruhan kelas batas konsistensi data stasiu
hujan Dulamayo dalam batas konsisten.
4.4.2 Uji Ketiadaan Trend (Homogenity)
Deret berkala yang nilainya menunjukkan gerakan yang berjangka panjang dan
mempunyai kecenderungan menuju kesatu arah, arah naik atau menurun disebut
dengan pola atau trend. Analisa trend sendiri sebenarnya dapat digunakan
untuk menentukan ada atau tidaknya perubahan dari variable hidrologi akibat
pengaruh manusia atau faktor alam. Dalam perencanaan ini, metode yang
digunakan adalah metode Spearman. Karena metode Spearman dapat bekerja
untuk satu jenis variabel hidrologi saja, dimana dalam hal ini adalah hujan tahunan
atau curah hujan maksimum.
Hasil uji ketiadaan trend (homogenity) menggunakan metode Sperman pada studi
ini adalah data hujan Stasiun Dulamayo tidak memiliki tren dan berasal dari
populasi yang sama dengan nilai tcr 1.89 > th 0.632 dengan derajat kepercayaan
5%.
4.4.3 Uji Stasioner
Bab IV- 11
DRAFT LAPORAN ANTARA
DD DAN SERTIFIKASI DESAIN BENDUNGAN BOLANGO HULU (MYC)
n1 S 1(n2−1)
F =
n2 S2 2 ¿¿
Dengan :
F = nilai F hitung
n1 = jumlah data 1
n2 = jumlah data 2
S1 = Simpangan baku data 1
S2 = Simpangan Baku data 2
Hasil uji stasioner menggunakan rumus diatas pada studi ini adalah data hujan
Stasiun Dulamayo nilai variannya stabil dengan nilai Fh 0.212 < Fcr 3.18 dengan
derajat kepercayaan 5%.
4.4.4 Uji Persistensi
Anggapan bahwa data berasal dari sampel acak harus diuji, yang umumnya
merupakan persyaratan dalam analisis distribusi peluang. Persistensi
(Persistence) adalah ketidak tergantungan dari setiap nilai dalam deret berkala.
Untuk melaksanakan pengujian persistensi harus dihitung besarnya koefisien
korelasi serial. Salah satu metode untuk menentukan koefisien korelasi serial
adalah dengan metode Spearman.
Hasil uji persistensu menggunakan metode Sperman pada studi ini adalah data
hujan Stasiun Dulamayo bersifat acak (tidak adanya ketergantungan setiap nilai
dalam data hujan), nilai tc 1.74 > th 0.811 dengan derajat kepercayaan 5%.
4.5 ANALISA CURAH HUJAN RENCANA (DISTRIBUSI FREKUENSI)
Analisa curah hujan Rencana atau distribusi frekuensi ini dimaksudkan untuk
mendapatkan besaran curah hujan rencana yang ditetapkan berdasarkan patokan
perancangan tertentu. Untuk keperluan analisa ditetapkan curah hujan dengan
periode ulang 5, 10, 20, 25, 50, 100, 200, 500 dan 1000 tahun.
Dalam studi ini analisa curah hujan rencana akan dilakukan dengan menggunakan
metode E.J. Gumbel, Log Pearson Tipe III, Normal dan Log Normal. Untuk
menetapkan metode mana yang dapat diterapkan, maka akan dipilih setelah
dilakukan pengujian tingkat kesesuaiannya.
Bab IV- 12
DRAFT LAPORAN ANTARA
DD DAN SERTIFIKASI DESAIN BENDUNGAN BOLANGO HULU (MYC)
Maksud dari uji pemilihan distribusi frekuensi curah hujan ini adalah guna
mengetahui jenis sebaran data curah hujan yang ada serta distribusi frekuensi
yang sesuai guna perhitungan hujan rancangannya.
Berdasarkan analisa pemilihan distribusi frekuensi stasiun Dulamayo dapat
disimpulkan bahwa yang sesuai dengan persyaratan adalah distribusi frekuensi
metode Log Pearson Tipe III. Oleh karena itu yang digunakan untuk analisa curah
hujan rencana stasiun Dulamayoadalah distribusi frekuensi metode Log Pearson
Tipe III.
4.5.2 Analisa Distribusi Frekuensi Log Pearson Tipe III
Metode yang dianjurkan dalam pemakaian distribusi Log Pearson ialah dengan
mengkonversikan rangkaian datanya menjadi bentuk logaritmis. Bentuk komulatif
dari distribusi Log-Pearson Tipe III dengan nilai variatnya X apabila digambarkan
pada kertas peluang logaritmik (logarithmic probability paper) akan merupakan
model matematik persamaan garis lurus.Persamaan distribusi Log Pearson Tipe III
dapat ditulis sebagai berikut :
LogX = Logx +K . S i
T
Keterangan :
Xt = Besarnya curah hujan dengan periode t (mm)
Uji ini digunakan untuk menguji simpangan horisontal yaitu selisih/ simpangan
maksimum antara distribusi teoritis dan empiris (D maks) dimana dihitung dengan
persamaan :
D maks = [ Sn - Px]
dimana :
Dmaks = selisih data probabilitas teoritis dan empiris
Sn = peluang teoritis
Px = peluang empiris
Kemudian dibandingkan antara D maks dan Dcr. Apabila D maks < Dcr, maka
pemilihan metode frekuensi tersebut dapat diterapkan untuk data yang ada.
Bab IV- 13
DRAFT LAPORAN ANTARA
DD DAN SERTIFIKASI DESAIN BENDUNGAN BOLANGO HULU (MYC)
Hasil uji smirnov – kolmogorov distribusi Log Pearson Tipe III Stasiun Dulamayo
pada derajat kepercayaan 5% adalah Dcr>D maks, maka distribusi yang
digunakan dapat diterima.
4.5.3.2 Uji secara vertikal dengan Chi Square
EF = n/K
Jumlah kelas distribusi dihitung dengan persamaan sbb :
K = 1 + 3,22 log n
dimana :
OF = nilai yang diamati (observed frequency)
EF = nilai yang diharapkan (expected frequency)
K = jumlah kelas distribusi
n = banyaknya data
Agar distribusi frekuensi yang dipilih dapat diterima, maka harga X 2< X2Cr, harga
X2Crdapat diperoleh dengan menentukan taraf signifikasi dengan derajat
kebebasannya (level significant).
Hasil uji chi square distribusi Log Pearson Tipe III Stasiun Dulamayo pada derajat
kepercayaan 5% adalah X2< X2Cr, maka distribusi yang digunakan dapat diterima.
4.5.4 Analisa Curah Hujan Maksimum (Probable Maximum Precipitation, PMP)
Curah hujan maksimum boleh jadi (Probable Maximum Precipitation, PMP) pada
studi ini dihitung dengan menggunakan metode Hersfield (WMO, VS) dan dikontrol
dengan menggunakan peta isohiet PMP Sulawesi lembar 1 yang dikeluarkan oleh
Balai Bendungan Kementerian Pekejaan Umum. Rumus analisa curah hujan
maksimum boleh jadi (PMP) metode Hersfield (WMO, VS) adalah sebagai berikut :
X PMP X K .S
dimana:
XPMP = hujan banjir maximum boleh jadi
= nilai rata-rata hujan / banjir
K = faktor koefisien Hersfield
S = standar deviasi
Hasil analisa curah hujan maksimum (PMP) pada studi ini adalah sebagai berikut :
Bab IV- 14
DRAFT LAPORAN ANTARA
DD DAN SERTIFIKASI DESAIN BENDUNGAN BOLANGO HULU (MYC)
Analisa curah hujan maksimum (PMP) dengan metode Hersfield (WMO, VS)
Stasiun Dulamayo diperoleh nilai sebesar 521.493mm.
Analisa curah hujan maksimum (PMP) dengan Peta Isohiet PMPdiperoleh nilai
sebesar 493.529 mm.
Dari hasil perhitungan diatas kemudian dipilih curah hujan maksimum dengan
metode Hersfield untuk perhitungan Debit Maksimum Boleh Jadi (PMP)
4.5.5 Rekapitulas Curah Hujan Rencana
Hasil analisa hujan rancangan metode Log Pearson Tipe IIIdan analisa curah
hujan maksimum (PMP) merupakan hujan rancangan titik dan untuk menjadikan
hujan rancangan daerah maka, harus dikalikan dengan faktor reduksi luas DAS.
Luas DAS Bendungan Bolango Hulu adalah 243,19 km2, dengan melihat Tabel
Faktor Reduksi Luas Berdasarkan Luas DAS, maka didapatkan faktor reduksi luas
DAS Bendungan Bolango Hulu adalah sebesar 0,826.
Rekapitulasi hujan rancangan yang telah dikalikan dengan faktor reduksi luas
dapat dilihat pada tabel 4.1.
Tabel 4. 5 Curah Hujan Rencana Distribusi Log Pearson Tipe III
No Tr Hujan (mm) Area Reduction Hujan (mm)
1 1.01 43.434 0.826 35.885
2 2 95.132 0.826 78.596
3 5 120.112 0.826 99.234
4 10 134.304 0.826 110.959
5 20 144.698 0.826 119.546
6 25 150.193 0.826 124.086
7 50 160.808 0.826 132.856
8 100 170.508 0.826 140.870
9 200 179.814 0.826 148.559
10 1000 208.903 0.826 172.592
11 PMP 521.493 0.826 430.847
Sumber: Hasil Perhitungan
Bab IV- 15
DRAFT LAPORAN ANTARA
DD DAN SERTIFIKASI DESAIN BENDUNGAN BOLANGO HULU (MYC)
Pemilihan durasi hujan dengan pola distribusinya sangat berpengaruh pada hasil
banjir desain yang diperhitungkan. Curah hujan yang sama yang terdistribusi
dengan dengan curah hujan yang panjang akan menghasilkan puncak banjir yang
lebih rendah dibanding dengan yang terdistribusi dengan durasi yang pendek.
Bab IV- 16
DRAFT LAPORAN ANTARA
DD DAN SERTIFIKASI DESAIN BENDUNGAN BOLANGO HULU (MYC)
Untuk mendapatkan curah hujan kritis selanjutnya sesuai dengan PSA 007,
distribusi hujan disusun dalam bentuk genta, dimana hujan tertinggi
ditempatkan di tengah, tertinggi kedua di sebelah kiri, tertinggi ketiga di
sebelah kanan dan seterusnya.
Dikarenakan karena data yang diperoleh adalah curah hujan selama 24 jam,
maka atas pertimbangan tersebut digunakan durasi hujan 24 jam untuk
dipakai dalam perhitungan debit banjir rancangan, durasi hujan yang terpakai
dapat dilihat pada tabel 4.5 dan 4.6.
Bab IV- 17
DRAFT LAPORAN ANTARA
DD DAN SERTIFIKASI DESAIN BENDUNGAN BOLANGO HULU (MYC)
Bab IV- 18
DRAFT LAPORAN ANTARA
DD DAN SERTIFIKASI DESAIN BENDUNGAN BOLANGO HULU (MYC)
Pada studi ini perhitungan debit banjir rencana menggunakan pendekatan multi
basin dikarenakan luas Daerah Aliran Sungai serta karateristik sungai yang ada di
hulu, sehingga waktu konsentrasi aliran menjadi berbeda beda pada tiap sub basin
nya. Limpasan air dari masing masing sub basin akan terkumpul ke dalam outlet
dan akan mengalir melalui sungai sehingga di perlukan perhitungan penelusuran
banjir di sungai. Untuk memudahkan dalam proses perhitungan maka digunakan
perangkat lunak HEC – HMS yang di keluarkan oleh US Army Corp.
4.7.1 Struktur Pemodelan Hidrologi
HEC-HMS adalah model matematika numeris yang dikemas dalam paket program
komputer, yang terdiri dari sejumlah metode untuk mensimulasikan watershed,
saluran dan perilaku bangunan air (water control structure). Model ini
dikembangkan oleh USACE-HEC dengan tujuan untuk memprediksi keluaran dari
suatu sistem DAS. Struktur pembangun model HEC-HMS terdiri dari enam
komponen, antara lain model hujan, model volume limpasan, model limpasan
langsung, model aliran dasar dan model penelusuran aliran dan model water-
controlmeasure yang meliputi diversions dan storage fasilities. Masing masing
komponen model tersebutdidukung oleh beberapa metode perhitungan yang dapat
dipilih dan ditentukan oleh user berdasarkan ketersediaan data simulasi pada
suatu DAS. Struktur konsep dasar proses transformasi hujanaliran untuk yang
digunakan pada model HECHMS dapat dilihat pada Gambar dibawah ini (setelah
Ward, 1975 dalam USACE, 2001).
Pada model HEC-HMS hampir semua parameter fisik DAS telah diakomodasi
dalam sub-sub model. Menurut USACE (2001), tingkat akurasi hasil simulasi
model tergantung pada ketersediaan data dan metode yang dipilih oleh user.
Beberapa metode pada model ini mengakomodasi hampir semua parameter dan
beberapa metode yang lain menggunakan pendekatan yang lain. Hal ini
memberikan keluwesan pada user dalam menentukan metode yang digunakan.
Bab IV- 19
DRAFT LAPORAN ANTARA
DD DAN SERTIFIKASI DESAIN BENDUNGAN BOLANGO HULU (MYC)
Bab IV- 20
DRAFT LAPORAN ANTARA
DD DAN SERTIFIKASI DESAIN BENDUNGAN BOLANGO HULU (MYC)
Dimana:
Pe = akumulasi precipitation excess pada saat t
P = akumulasi kedalaman hujan pada saat t
Ia = Initial Loss
S = maximum retention potential
Dimana:
S = Nilai retention maximum
Bab IV- 21
DRAFT LAPORAN ANTARA
DD DAN SERTIFIKASI DESAIN BENDUNGAN BOLANGO HULU (MYC)
dengan CNcomposite = Nilai CN komposit; i=indek untuk sub DAS yang mempunyai
tatagun lahan yang sama dan Ai=luas daerah subDAS.
Salah satu model hidrograf satuan yang terdapatpada model HEC-HMS adalah
hidrograf satuan SCS (Soil Conversation Service). Model unit hidrogaf SCS
merupakan model hidrograf berpuncak tunggal (single-peaked) dan hidrogaf tanpa
satuan (dimensionless) seperti terlihat pada Gambar berikut.
Bab IV- 22
DRAFT LAPORAN ANTARA
DD DAN SERTIFIKASI DESAIN BENDUNGAN BOLANGO HULU (MYC)
Pada metode SCS puncak hidrograf (Up) dapat diperoleh dengan persamaan :
dengan A=luas DAS; C=konstanta konversi (2.08); dan Tp=waktu puncak yang
dapat dihitungdengan persamaan sebagai berikut :
dengan Δt = lama kejadian hujan dan tlag= waktu yang diperlukan dari pusat
massa hujan sampai pada puncak hidrograf. Waktu lag dan waktu konsentrasi (tc)
dihubungkan dengan persamaan berikut:
Bab IV- 23
DRAFT LAPORAN ANTARA
DD DAN SERTIFIKASI DESAIN BENDUNGAN BOLANGO HULU (MYC)
pada suatu DAS (Linsley et al, 1982 dalam USACE 2001). Hubungan antara aliran
dasar pada waktu tertentu (Qt) dengan besaran awal adalah:
Dalam cara Muskingum tampungan dinyatakan sebagai fungsi linier dari masukan
dan tampungan, yang terdiri dari tampungan baji (Sb) dan tampungan prisma (Sp),
yang dapat dinyatakan sebagai :
Dimana :
c = Kecepatan banjir
x = Jarak
X = Weighting factor, bilangan tidak berdimensi
B = Lebar dasar sungai
dan
K = x / c
Bab IV- 24
DRAFT LAPORAN ANTARA
DD DAN SERTIFIKASI DESAIN BENDUNGAN BOLANGO HULU (MYC)
Pada tahap ini data yang akan dikumpulkan untuk penelitian adalah data sekunder
berupa peta topografi, data curah hujan bulanan stasiun Dulamayo tahun 2002 –
2017, TRMM Dulamayo tahun 1998 – 2001, data vegetasi dan data jenis tanah
permukaan DAS Bolango Hulu.
Pada tahap ini dilakukan analisis terhadap kurva kalibrasi dan hidrograf debit
rancangan yang diperoleh dari simulasi.
Bab IV- 25
DRAFT LAPORAN ANTARA
DD DAN SERTIFIKASI DESAIN BENDUNGAN BOLANGO HULU (MYC)
Bab IV- 26
DRAFT LAPORAN ANTARA
DD DAN SERTIFIKASI DESAIN BENDUNGAN BOLANGO HULU (MYC)
Hutan Lahan Kering Primer 6B 661.500 Ah25-2c 48.9 30.45 20.55 B 54 54.00
Hutan Lahan Kering Primer 2A 541.437 Ah25-2c 48.9 30.45 20.55 B 54 18.86
Hutan Lahan Kering Sekunder 2A 815.714 Ah25-2c 48.9 30.45 20.55 B 56 29.47
Semak/Belukar 2A 8.128 Ah25-2c 48.9 30.45 20.55 B 62 0.33
Semak/Belukar 2A 3.512 Ah25-2c 48.9 30.45 20.55 B 62 0.14
Semak/Belukar 2A 22.706 Ah25-2c 48.9 30.45 20.55 B 62 0.91
Semak/Belukar 2A 23.886 Ah25-2c 48.9 30.45 20.55 B 62 0.96
Pertanian Lahan Kering Bercampur dengan Semak 2A 132.903 Ah25-2c 48.9 30.45 20.55 B 70 6.00
Permukiman 2A 1.965 Ah25-2c 48.9 30.45 20.55 B 75 0.10
1550.251 56.75
Bab IV- 27
DRAFT LAPORAN ANTARA
DD DAN SERTIFIKASI DESAIN BENDUNGAN BOLANGO HULU (MYC)
Hutan Lahan Kering Primer 3B 1691.738 Ah25-2c 48.9 30.45 20.55 B 54 53.30
Hutan Lahan Kering Sekunder 3B 22.202 Ah25-2c 48.9 30.45 20.55 B 56 0.73
1713.940 54.03
NAME SUBBASIN HECTARES FAOSOIL SAND SILT Clay Tekstur CN CN Rerata
Hutan Lahan Kering Sekunder 3A 24.900 Ah25-2c 48.9 30.45 20.55 B 58 58.00
0.249
Hutan Lahan Kering Primer 4B 1247.482 Ah25-2c 48.9 30.45 20.55 B 54 38.98
Hutan Lahan Kering Sekunder 4B 480.478 Ah25-2c 48.9 30.45 20.55 B 56 15.57
1727.960 54.56
Bab IV- 28
DRAFT LAPORAN ANTARA
DD DAN SERTIFIKASI DESAIN BENDUNGAN BOLANGO HULU (MYC)
Bab IV- 29
DRAFT LAPORAN ANTARA
DD DAN SERTIFIKASI DESAIN BENDUNGAN BOLANGO HULU (MYC)
Pemilihan interval waktu menyediakan dua pilihan. Program ini dapat secara
otomatis memilih interval waktu tetap yang mempertahankan stabilitas numerik
selama kenaikan hidrograf.Sebagai alternatif, program ini dapat secara otomatis
memvariasikan interval waktu untuk mengambil selang waktu yang lama
sementara juga mempertahankan stabilitas numerik.
Hujan rancangan yang mejadi input merupakan hujan dengan durasi 24 jam yang
didapatkan dari analisa frekuensi yang disusun dalam bentuk genta, input hujan
rancangan sebagai contoh masukan dapat dilihat pada gambar dibawah ini.
Bab IV- 30
DRAFT LAPORAN ANTARA
DD DAN SERTIFIKASI DESAIN BENDUNGAN BOLANGO HULU (MYC)
Simulasi model dilakukan untuk memprediksi hidrograf banjir kala ulang Q1,01, Q2,
Q10, Q25, Q50, Q100, Q20, Q1000, dan QPMF. Penetapan kala ulang ini pada dasarnya
hanyalah semata-mata untuk nilai pembanding. Input presifitasi model dinyatakan
dalam bentuk hyetograf seperti ditunjukkan pada Gambar 4.9, merupakan hujan
rancangan yang ditransformasi menjadi hujan jam-jaman dengan prinsip ABM
(Alternating Block Methods). Prinsip metode ABM adalah menganggap bahwa
distribusi hujan jam jaman mengikuti pola intensitas-durasi hujan yang dapat
dihitung untuk masing-masing jam selama waktu turun hujan. Untuk maksud
tersebut diperlukan masukan berupa kurva IDF (intensity duration frequency) yang
dapat ditetapkan berdasarkan nilai curah hujan harian maksimum untuk berbagai
kala ulang.
Bab IV- 31
DRAFT LAPORAN ANTARA
DD DAN SERTIFIKASI DESAIN BENDUNGAN BOLANGO HULU (MYC)
Bab IV- 32
DRAFT LAPORAN ANTARA
DD DAN SERTIFIKASI DESAIN BENDUNGAN BOLANGO HULU (MYC)
Bab IV- 33
DRAFT LAPORAN ANTARA
DD DAN SERTIFIKASI DESAIN BENDUNGAN BOLANGO HULU (MYC)
Bab IV- 34
DRAFT LAPORAN ANTARA
DD DAN SERTIFIKASI DESAIN BENDUNGAN BOLANGO HULU (MYC)
QPMF
Bolango
Bab IV- 35
DRAFT LAPORAN ANTARA
DD DAN SERTIFIKASI DESAIN BENDUNGAN BOLANGO HULU (MYC)
Dari grafik creager di atas dapat diambil kesimpulan bahwa kelima metode
perhitungan debit banjir rancangan tersebut di atas mempunyai nilai Q PMP masuk
pada range yang mendekati dengan kontrol creager.
Bab IV- 36
DRAFT LAPORAN ANTARA
DD DAN SERTIFIKASI DESAIN BENDUNGAN BOLANGO HULU (MYC)
dimana:
I = C1 . WS
Vt = ½ (1+k).I + k. Vt-1
D. Aliran permukaan
RO = BF + DRO
Dalam satuan debit
Q = 0,0116 . RO. A/H
dimana :
BF = I – dVt
DRO = WS – I
Dimana notasi rumus di atas:
Rnet = hujan netto, mm
R = hujan, mm
Etp = evapotranspirasi potensial, mm
Eta = evapotranspirasi aktual, mm
Nd = jumlah hari kering (tidak hujan), hari
Nr = jumlah hari hujan, hari
WS = kelebihan air, mm
SS = daya serap tanah atas air, mm
SM = kelembaban tanah, mm
dV = perubahan kandungan air tanah, mm
V = kandungan air tanah, mm
I = laju infiltrasi, mm
Ci = koefisien resapan (<1)
k = koefisien resesi aliran air tanah (<1)
DRO = aliran langsung, mm
BF = aliran air tanah (mm)
RO = aliran permukaan, mm
H = jumah hari kalender dalam sebulan, hari
A = luas DPS, km2
Q = debit aliran permukaan, m3/det
t = waktu tinjau (periode sekarang t dan yang lalu t-1)
Bab IV- 37
DRAFT LAPORAN ANTARA
DD DAN SERTIFIKASI DESAIN BENDUNGAN BOLANGO HULU (MYC)
Perhitungan debit andalan dengan metode FJ. Mock secara rinci, dapat dilihat
pada lampiran. Berikut akan kami sajikan hasil rekapitulasi debit bulanan.
Parameter yang dijadikan acuan dalam perhitungan debit andalan ini adalah
sebagai berikut :
Luas Daerah Aliran Sungai = 243.19 km2
m ditentukan m = 30
Bab IV- 38
DRAFT LAPORAN ANTARA
DD DAN SERTIFIKASI DESAIN BENDUNGAN BOLANGO HULU (MYC)
Tabel 4. 15 Rekapitulasi Debit Bulanan DAS Bolango Hulu Alternatif 1 Dengan Cara FJ. Mock Tahun 2003-2017
Bab IV- 39
DRAFT LAPORAN ANTARA
DD DAN SERTIFIKASI DESAIN BENDUNGAN BOLANGO HULU (MYC)
Bab IV- 40
DRAFT LAPORAN ANTARA
DD DAN SERTIFIKASI DESAIN BENDUNGAN BOLANGO HULU (MYC)
Bab IV- 41
DRAFT LAPORAN ANTARA
DD DAN SERTIFIKASI DESAIN BENDUNGAN BOLANGO HULU (MYC)
3/2 3/2
D 1/6
G = 1,606 B x
[ 3 . 306×
QB
( )(
Q
×
90
ns ) . d . S−0. 627Dm
]
dimana :
G = Bed load transport (transportasi muatan dasar (ton/hari)
B = Lebar sungai (m)
QB = Kuantitas debit air yang langsung diatas area bed load transport
(m3/det)
Q = Total kuantitas debit air sungai (m3/det)
D90 = prosentase diameter butiran lolos 90 % (mm)
ns = Koefisien kekasaran manning pada dasar sungai
nm = Koefisien Manning untuk seluruh bagian sungai
nw = Koefisien Manning untuk talud sungai
Dm = Ukuran/diameter efektif dari bed material (mm)
d = Kedalaman air rata-rata (m)
S = kemiringan sungai
B. Formula Einstein
Einstein menetapkan persamaan muatan dasar sebagai persamaan yang
menghubungkan material dasar dengan pengaliran setempat. Persamaan itu
menggambarkan keadaan keseimbangan daripada pertukaran butiran dasar
Bab IV- 42
DRAFT LAPORAN ANTARA
DD DAN SERTIFIKASI DESAIN BENDUNGAN BOLANGO HULU (MYC)
antara lapisan dasar (bed layer) dan dasarnya. Einstein menggunakan D = D35
untuk parameter angkutan, sedangkan untuk kekasaran digunakan D = D 65.
Hubungan antara kemungkinan butiran akan terangkut dengan intensitas
angkutan muatan dasar di jabarkan sebagai berikut :
1
2
S=φ( Δ gD )
35 3
P
φ=
A ¿−PA ¿
dengan
1
ψB¿ −
ηo
∫ √1π e−t dt
2
P=1−
1
−ψB −¿
ηo
1
A ¿=
0 ,023
¿
B =0,143
ηo=0,5
γ s −γ w D 35
Ψ=
γ w IR
γ S −γ W
Δ=
γW
Keterangan :
S = Volume angkutan sedimen (m3/det/m’)
D = Diameter butiran
ψ’ = ψ efektif
I = Kemiringan dasar sungai
R = jari-jari hidrolis
4.11.3 Analisa Transportasi Sedimen Total
Analisa transportasi sedimen total merupakan jumlah dari analisa transportasi
sedimen muatan melayang (Suspended Load) dan sedimen muatan dasar (Bed
Load). Dari perhitungan transportasi sedimen muatan dasar Bed Load) dengan
dua metode di atas (Meyer – Peter, Muller (MPM) dan Einstein), dipilih metode
yang mempunyai nilai tertinggi yaitu metode Einstein.
Bab IV- 43
DRAFT LAPORAN ANTARA
DD DAN SERTIFIKASI DESAIN BENDUNGAN BOLANGO HULU (MYC)
110
100
90
Elevasi (m)
80
70
60
Lengkung Kapasitas Bendungan Bolango Hulu
50
40
0 50 100 150 200 250
V (juta m3)
Bab IV- 44
DRAFT LAPORAN ANTARA
DD DAN SERTIFIKASI DESAIN BENDUNGAN BOLANGO HULU (MYC)
perbandingan antara kapasitas tampungan (C) dengan inflow aliran tahunan (I),
kemudian perbandingan itu diplotkan pada grafik trap efficiency (Brune, 1953)
yaitu hubungan antara ratio of reservoir capacity to annual inflow (sumbu x)
dengan sediment trapped percent (sumbu y), nilai tersebut akan berkurang sejalan
dengan umur operasional karena kapasitas waduk akan berkurang akibat sedimen
(Qohar, 2000).
4.13.2 BeratJenis Sedimen (Berat Volume Kering)
Banyaknya angkutan sedimen yang masuk ke waduk dinyatakan satuan waktu
yang dikonversikan ke satuan volume per satuan waktu. Berat volume sendiri
adalah massa sedimen yang kering dalam satuan volume. Perhitungan Trap
efisiensi dan berat jenis sedimen pada Bendungan Bolango Hulu dapat dilihat
pada tabel di bawah ini.
Tabel 4. 17 Berat Jenis Sedimen Terendap Setelah T tahun
Berat Jenis Sedimen Terendap Setelah T Tahun
Waktu WT
(Tahun) kg/m3 ton/m3
10 1157.358 1.157
20 1170.544 1.171
30 1178.635 1.179
40 1184.508 1.185
50 1189.127 1.189
Sumber: Hasil Perhitungan
3
Inflow Rerata = 18.0627 m /det
6 3
Inflow Tahunan = 569.63 (10 m )
6 3
Kapasitas Waduk = 210.83 (10 m )
Kapasitas/Inflow = 0.37
Efisiensi Pengendapan = 0.82 (Grafik Churcill)
Inflow Sedimen = 1,893.802 (ton/hari)
6
Inflow Sedimen = 0.691238 (10 ton/tahun)
Keterangan:
Inflow rerata didapat dari analisa ketersediaan air (debit andalan) dengan keandalan
80%.
Inflow sedimen didapat dari analisa sedimentasi potensial.
Bab IV- 45
DRAFT LAPORAN ANTARA
DD DAN SERTIFIKASI DESAIN BENDUNGAN BOLANGO HULU (MYC)
Bab IV- 46
DRAFT LAPORAN ANTARA
DD DAN SERTIFIKASI DESAIN BENDUNGAN BOLANGO HULU (MYC)
115.00 210.830 115.00 207.161 115.00 200.99 115.00 196.41 115.00 189.89 115.00 187.11
114.00 202.993 114.00 199.324 114.00 193.15 114.00 188.57 114.00 182.05 114.00 179.27
113.00 195.318 113.00 191.648 113.00 185.47 113.00 180.90 113.00 174.38 113.00 171.60
112.00 187.810 112.00 184.141 112.00 177.97 112.00 173.39 112.00 166.87 112.00 164.10
111.00 180.465 111.00 176.797 111.00 170.63 111.00 166.05 111.00 159.54 111.00 156.76
110.00 173.267 110.00 169.601 110.00 163.43 110.00 158.86 110.00 152.35 110.00 149.57
109.00 166.216 109.00 162.552 109.00 156.39 109.00 151.82 109.00 145.31 109.00 142.54
108.00 159.310 108.00 155.650 108.00 149.49 108.00 144.93 108.00 138.43 108.00 135.66
107.00 152.574 107.00 148.919 107.00 142.77 107.00 138.21 107.00 131.72 107.00 128.96
106.00 146.016 106.00 142.367 106.00 136.23 106.00 131.68 106.00 125.20 106.00 122.44
105.00 139.611 105.00 135.971 105.00 129.85 105.00 125.31 105.00 118.85 105.00 116.10
104.00 133.357 104.00 129.728 104.00 123.62 104.00 119.10 104.00 112.66 104.00 109.92
103.00 127.269 103.00 123.652 103.00 117.57 103.00 113.06 103.00 106.65 103.00 103.91
102.00 121.397 102.00 117.795 102.00 111.74 102.00 107.25 102.00 100.86 102.00 98.15
101.00 115.683 101.00 112.098 101.00 106.07 101.00 101.60 101.00 95.25 101.00 92.55
100.00 110.063 100.00 106.498 100.00 100.50 100.00 96.06 100.00 89.75 100.00 87.07
99.00 104.571 99.00 101.029 99.00 95.07 99.00 90.66 99.00 84.40 99.00 81.74
98.00 99.219 98.00 95.703 98.00 89.79 98.00 85.42 98.00 79.20 98.00 76.57
97.00 94.033 97.00 90.547 97.00 84.68 97.00 80.35 97.00 74.19 97.00 71.59
96.00 89.001 96.00 85.547 96.00 79.74 96.00 75.45 96.00 69.35 96.00 66.78
95.00 84.102 95.00 80.684 95.00 74.94 95.00 70.70 95.00 64.67 95.00 62.13
94.00 79.338 94.00 75.958 94.00 70.28 94.00 66.10 94.00 60.14 94.00 57.63
93.00 74.704 93.00 71.368 93.00 65.76 93.00 61.64 93.00 55.76 93.00 53.30
92.00 70.226 92.00 66.936 92.00 61.41 92.00 57.35 92.00 51.56 92.00 49.14
91.00 65.916 91.00 62.676 91.00 57.23 91.00 53.24 91.00 47.55 91.00 45.17
90.00 61.760 90.00 58.573 90.00 53.22 90.00 49.29 90.00 43.71 90.00 41.39
89.00 57.761 89.00 54.630 89.00 49.37 89.00 45.52 89.00 40.05 89.00 37.78
88.00 53.940 88.00 50.870 88.00 45.72 88.00 41.95 88.00 36.59 88.00 34.38
87.00 50.309 87.00 47.303 87.00 42.26 87.00 38.57 87.00 33.35 87.00 31.20
86.00 46.846 86.00 43.908 86.00 38.98 86.00 35.38 86.00 30.29 86.00 28.20
85.00 43.535 85.00 40.668 85.00 35.86 85.00 32.36 85.00 27.40 85.00 25.39
84.00 40.376 84.00 37.584 84.00 32.90 84.00 29.50 84.00 24.69 84.00 22.74
83.00 37.357 83.00 34.642 83.00 30.09 83.00 26.79 83.00 22.14 83.00 20.26
82.00 34.490 82.00 31.855 82.00 27.44 82.00 24.25 82.00 19.75 82.00 17.96
81.00 31.777 81.00 29.227 81.00 24.96 81.00 21.88 81.00 17.54 81.00 15.83
80.00 29.206 80.00 26.742 80.00 22.62 80.00 19.65 80.00 15.49 80.00 13.86
79.00 26.767 79.00 24.392 79.00 20.42 79.00 17.57 79.00 13.59 79.00 12.04
78.00 24.472 78.00 22.189 78.00 18.38 78.00 15.65 78.00 11.84 78.00 10.38
77.00 22.329 77.00 20.141 77.00 16.49 77.00 13.88 77.00 10.26 77.00 8.89
76.00 20.312 76.00 18.219 76.00 14.73 76.00 12.25 76.00 8.82 76.00 7.54
75.00 18.411 75.00 16.417 75.00 13.09 75.00 10.75 75.00 7.51 75.00 6.32
74.00 16.631 74.00 14.736 74.00 11.58 74.00 9.37 74.00 6.32 74.00 5.23
73.00 14.963 73.00 13.168 73.00 10.18 73.00 8.10 73.00 5.26 73.00 4.26
72.00 13.414 72.00 11.720 72.00 8.91 72.00 6.96 72.00 4.32 72.00 3.41
71.00 11.978 71.00 10.387 71.00 7.75 71.00 5.94 71.00 3.49 71.00 2.69
70.00 10.627 70.00 9.138 70.00 6.68 70.00 5.00 70.00 2.76 70.00 2.05
69.00 9.353 69.00 7.966 69.00 5.68 69.00 4.14 69.00 2.09 69.00 1.48
68.00 8.163 68.00 6.879 68.00 4.76 68.00 3.36 68.00 1.52 68.00 1.00
67.00 7.067 67.00 5.883 67.00 3.94 67.00 2.67 67.00 1.02 67.00 0.61
66.00 6.064 66.00 4.980 66.00 3.21 66.00 2.07 66.00 0.62 66.00 0.30
65.00 5.161 65.00 4.176 65.00 2.57 65.00 1.56 65.00 0.31 65.00 0.07
64.00 4.410 64.00 3.520 64.00 2.08 64.00 1.20 64.00 0.13 64.00 0.00
63.00 3.785 63.00 2.989 63.00 1.71 63.00 0.95 63.00 0.07 63.00 0.00
62.00 3.211 62.00 2.506 62.00 1.38 62.00 0.74 62.00 0.04 62.00 0.00
61.00 2.670 61.00 2.053 61.00 1.07 61.00 0.55 61.00 0.02 61.00 0.00
60.00 2.159 60.00 1.624 60.00 0.79 60.00 0.38 60.00 0.01 60.00 0.00
59.00 1.675 59.00 1.220 59.00 0.52 59.00 0.21 59.00 0.00 59.00 0.00
58.00 1.226 58.00 0.845 58.00 0.27 58.00 0.06 58.00 0.00 58.00 0.00
57.00 0.881 57.00 0.569 57.00 0.11 57.00 0.00 57.00 0.00 57.00 0.00
56.00 0.646 56.00 0.397 56.00 0.04 56.00 0.00 56.00 0.00 56.00 0.00
55.00 0.460 55.00 0.268 55.00 0.01 55.00 0.00 55.00 0.00 55.00 0.00
54.00 0.312 54.00 0.170 54.00 0.00 54.00 0.00 54.00 0.00 54.00 0.00
53.00 0.194 53.00 0.095 53.00 0.00 53.00 0.00 53.00 0.00 53.00 0.00
52.00 0.105 52.00 0.040 52.00 0.00 52.00 0.00 52.00 0.00 52.00 0.00
51.00 0.045 51.00 0.008 51.00 0.00 51.00 0.00 51.00 0.00 51.00 0.00
50.00 0.016 50.00 0.000 50.00 0.00 50.00 0.00 50.00 0.00 50.00 0.00
49.00 0.005 49.00 0.000 49.00 0.00 49.00 0.00 49.00 0.00 49.00 0.00
48.00 0.000 48.00 0.000 48.00 0.00 48.00 0.00 48.00 0.00 48.00 0.00
Bab IV- 47
DRAFT LAPORAN ANTARA
DD DAN SERTIFIKASI DESAIN BENDUNGAN BOLANGO HULU (MYC)
Q = debit yang keluar dari akhir bagian memanjang palung sungai yang ditinjau
(m3/det)
Bab IV- 48
DRAFT LAPORAN ANTARA
DD DAN SERTIFIKASI DESAIN BENDUNGAN BOLANGO HULU (MYC)
Bab IV- 49