Anda di halaman 1dari 21

Teknik Dan Pengelolaan

Drainase Perkotaan

Dosen:
Doni Romdhoni Witarsa,ST.,MT.

Materi Kuliah ke - 2
e-Learning
Latar Belakang

Seiring dengan pertumbuhan penduduk perkotaan yang


amat pesat di Indonesia, permasalahan drainase semakin
meningkat pula pada umumnya melampaui kemampuan
penyediaan prasarana dan sarana perkotaan. Akibatnya
permasalahan banjir atau genangan semakin meningkat
pula.
Pada umumnya penanganan sistem drainase di banyak
kota di Indonesia masih bersifat parsial, sehingga tidak
menyelesaikan permasalahan banjir dan genangan secara
tuntas.
Sampai saat ini kinerja penanganan drainase dinilai oleh
masyarakat masih sangat rendah, masih banyaknya kota-
kota besar yang mengalami banjir setiap musim hujan.
Banjir Kota Bandung

Banjir daerah Gede Bage & Jln. Rumah sakit

Banjir Pasteur & Pagarsih


 Sistem Drainase Perkotaan
adalah sistem drainase dalam wilayah administrasi kota
dan daerah perkotaan (urban). Sistem tersebut berupa
jaringan pembuangan air yang berfungsi
mengendalikan atau mengeringkan kelebihan air
permukaan di daerah permukiman yang berasal dari
hujan lokal, sehingga tidak mengganggu masyarakat
dan dapat memberikan manfaat bagi kegiatan manusia
 Drainase Berwawasan Lingkungan
Adalah pengelolaan drainase yang tidak menimbulkan
dampak yang merugikan bagi lingkungan.
POLA PENGELOLAAN DRAINASE
YANG BERWAWASAN LINGKUNGAN

Pola Detensi Pola Retensi


Menampung air Selain menampung juga
sementara (misalnya meresapkan (misalnya
sengan membuat dengan membuat
kolam penampung) sumur resapan,
Kolam Detensi saluran resapan,
bidang resapan atau
kolam resapan)
Kolam Retensi
Sungai

Adalah Alur di permukaan tanah tempat mengalirnya


aliran permukaan yang mempunyai Daerah Aliran
Sungai (DAS), yang mengalir dari tempat yang tinggi
menuju ke muara nya di laut.
Sungai mengalirkan sebagian air sebagai aliran dasar
(base flow) dari kumpulanmata air di dalam DASnya
mulai dari daerah pegunungan sampai ke pantai (laut).
Satuan Wilayah Sungai adalah hamparan permukaan
bumi yang dialiri oleh sungai yang ditetapkan dengan
peraturan
Sistem Drainase Utama :
Sistem jaringan drainase yang secara struktur terdiri
dari 3 jenis yaitu:
 Saluran Drainase Primer, yang menampung
aliran dari saluran-saluran sekunder,
 Saluran Sekunder . Yang menampung aliran
dari saluran-saluran tersier.
 Saluran Tersier , yang menampung air dari
daerah alirannya masing-masing.

Jaringan Drainase Lokal dapat langsung mengalirkan


alirannya ke saluran primer, sekunder maupun
tersier.
Drainase Berdasarkan Fisiknya
Sistem Saluran Primer :
Adalah saluran utama yang menerima masukan aliran dari saluran-
saluran sekunder.
Dimensi saluran ini relatif besar sebab letak saluran paling hilir.
Akhir saluran primer adalah badan air.
Sistem Saluran Sekunder :
Adalah saluran terbuka atau tertutup yang berfungsi menerima aliran
air dari saluran – saluran tersier dan limpasan air dari permukaan
sekitarnya, serta meneruskan air ke saluran primer.
Dimensi saluran tergantung pada debit yang dialirkan.
Sistem Saluran Tersier :
Adalah saluran drainase yang menerima aliran langsung dari saluran –
saluran drainase lokal, atau langsung dari saluran-saluran kiri kanan
jalan perumahan.
Umumnya saluran tersier ini adalah saluran-saluran kiri – kanan jalan
didepan perumahan
LAYOUT DRAINASE PERKOTAAN

LEGENDA
LEGENDA

Catchment Area Sistem Minor

Catchment Area Sistem Major

Saluran Drainase Major

Saluran Drainase Minor


Proses Terjadinya Banjir di Perkotaan diakibatkan oleh faktor kondisi
alam dan ulah manusia
BANJIR
BANJIRDAN
DANMASALAH
MASALAHBANJIR
BANJIR
“A relatively high flow or stage in a river, markedly higher
Definisi than the usual; also the inundation of low land that may
Definisi result therefrom. A body of water, rising, swelling and
Banjir((Flood
Banjir Flood)) overflowing the land not usually thus covered”

(SUMBER: Multilingual Technical Dictionary on Irrigation and


Drainage, ICID)

BANJIR/FLOOD
BANJIR/ FLOOD

BUDI
BUDIDAYA
DAYADI DIDATARAN
DATARAN
BANJIR
BANJIR
flood
flood plainoccupation
plain occupation
/development
/development

TIDAK
TIDAKMENIMBULKAN
MENIMBULKANMASALAH
MASALAH TIMBUL MASALAH/problem
TIMBULMASALAH/ problem
BAHKAN DAPAT BERMANFAAT
BAHKAN DAPAT BERMANFAAT
BAGI
BAGIKEHIDUPAN
KEHIDUPAN
no
no problemat
problem atall
all MASALAH
MASALAHBANJIR
BANJIR
Flood
Floodproblem
problem
SISWOKO
Proses
Proses Terjadinya
Terjadinya Masalah
Masalah Banjir
Banjir
KONDISI KEGIATAN MANUSIA
KONDISIALAM
ALAM
(STATIS)
(STATIS)
(DINAMIS)

•Geografi
•Geografi * PEMBUDI DAYAAN
•Topografi
•Topografi DATARAN BANJIR
•Geometri
•Geometrialur
alur * tata ruang/peruntukan
sungai:
sungai:kemiringan
kemiringan dataran banjir yg tdk sesuai
dasar meandering
dasar meandering * tata ruang/pengelolaan DAS
“bottle
“bottleneck”
neck” • permukiman di bantaran
sedimentasi
sedimentasiambal
ambal MASALAH sungai
alam
alam BANJIR * pembangunan drainase
* bangunan sungai/silang
PERISTIWA * sampah padat
PERISTIWAALAM
ALAM
(DINAMIS)
(DINAMIS) * prasarana pengendali
curah banjir yang terbatas
curahhujan
hujantinggi
tinggi
* amblesan permukaan tanah
Pembendungan:
Pembendungan: * persepsi masyarakat yang
dari
darilaut/pasang
laut/pasang
dari keliru thd banjir
dari sungaiinduk
sungai induk * kenaikan muka air laut
Amblesan
Amblesantanah
tanah
Pendangkalan akibat “global warming”, dsb.
Pendangkalan
Geografi • Apabila kota di bangun di tepi
pantai, pengaruh pasang laut
akan menyebabkan sebagian
 Apabila kota dibangun di aliran tidak dapat mengalir
daerah pegunungan akan secara gravitasi, yang akan
menyebabkan lahan menyebabkan genangan.
resapan air akan tertutup Aliran air dalam sungai akan
oleh bangunan dan mengalami kenaikan akibat
infrastruktur kota dan back water yang dapat
akan meningkatkan debit menyebabakan over toping
banjir yang akan dan dapat menyebabakan
mengancam kota yang banjir di dalam kota.
ada di bagian hilir

Topografi
Kondisi topografi yang bergelobang, maka untuk kota yang
berada di bagian rendah akan rawan terkena banjir dan
genangan
Tipologi Lahan Terhadap Badan Air Penerima
(Gambar ditambahkan Hujan)
Geometri Aliran Sungai

Kemiringan Dasar Meandering umumnya


sungai yang terlalu besar terjadi pada alur sungai
akan menimbulkan gerusan sebagai sungai tua
dasar sungai. Hal semacam dimana kemiringan
ini akan menyebabkan alur sungai sudah
sedimentasi pada bagian berkurang,
hilir yang datar yang dapat kecepatan berkurang,
menyebabkan saluran/ terjadi pengendapan
sungai cepat menjadi yang membelokkan
dangkal. aliran sungai.
Kondisi Alam & Kegiatan Manusia (Dinamis)

Curah Hujan : Intensitas Tingginya Pasang Surut


hujan yang tinggi merupakan air laut Faktor penyebab
faktor penyebab terjadinya Banjir untuk kota pantai
Banjir dan genangan

• Penyimpangan RUTR pada • Pembuangan sampah oleh


bantaran banjir yang tidak masyarakat ke dalam
sesuai dengan peruntukan ,dan saluran drainase.
di Daerah Aliran Sungai. • Bangunan persilangan yang
tidak terencana dengan baik
• Permukiman di bantaran sungai
dan di atas saluran drainase seperti adanya pipa PDAM,
Telpon dan listrik yang
• Pengambilan air tanah yang melintang di penampang
berlebihan menyebabkan saluran
penurunan tanah
• Pemeliharaan rutin yang
terabaikan
Faktor yang berpengaruh dalam
Sistem Drainase Perkotaan

1.Intensitas hujan adalah derasnya hujan yang jatuh


pada luas daerah tertentu Ukurannya: akumulasi tinggi
hujan (mm) dalam angka waktu tertentu (menit) i
(mm/menit)
2.Data Curah Hujan Dikumpulkan di stasiun- stasiun hujan
Lembaga Meteorologi dan Geofisika (BMG) Kementrian
Perhubungan dan BWS.
Data Hujan diperlukan untuk:
1.Perhitungan dimensi saluran
2.Perhitungan dimensi bangunan-bangunan drainase
Air hujan sebagian meresap ke dalam tanah, menguap dan
sebagian lagi dialirkan ke permukaan yang lebih rendah.
Hal ini tergantung dari porositas tanah tadah hujannya
(kondisi geologi setempat), disamping kerapatan
vegetasi/tanaman. Besarnya aliran dinyatakan dalam
istilah debit air (Q) dalam satuan volume tiap satuan
waktu (m3/det)

Catchment Area
Catchment area atau daerah tangkapan air (daerah
pematusan) adalah area dimana air permukaanya mengalir
ke badan air yang sama baik berupa sungai atau danau,
mengikuti arah contour topografi area tersebut.
Faktor Medan dan Lingkungan

Topografi
Elevasi, keberadaan jaringan saluran drainase,jalan, sawah,
perkampungan, Badan Air Penerima(BAP)/Sungai.
Kemungkinan pengendapan dan pencemaran
Kestabilan Tanah
Masalah longsor yang disebabkan kandungan air tanah
Pengempangan
Pengaruh pasang surut laut atau waduk, fluktuasi
permukaan air di saluran penerima alirannya(backwater)
PENUTUP

KEBERHASILAN DALAM PENANGANAN DRAINASE


PERKOTAAN TERGANTUNG PADA TEKAD UNTUK
MENANGANI PERMASALAHAN DRAINASE DAN
PENGENDALIAN BANJIR YANG DILANDASI OLEH
INDIKASI BAHWA KEBUTUHAN DRAINASE
PERKOTAAN SUDAH SANGAT TINGGI, AGAR TIDAK
MENIMBULKAN KERUGIAN MORIL DAN MATERIIL
YANG SANGAT BESAR YANG MENGANCAM
PERPUTARAN RODA PEREKONOMIAN KOTA .
Sekian
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai