Anda di halaman 1dari 21

Rail Characteristic

Modul 3

1
Pengertian umum REL
Penamaan rel disesuaikan dengan berat/meter, misalnya :
R 54 adalah rel dengan berat sekitar 54 kg/meter
R 42 adalah rel dengan berat sekitar 42 kg/meter

Fungsi Rel adalah :


. Menerima langsung beban beban dari kendaraan rel sebelum
didistribusikan ke komponen-komponen lainya.
. Mengarahkan jalannya kendaraan rel
2
. Unsur pengikat dalam membentuk struktur jalan rel
Geometri Rel
Pertimbangan dalam membuat geometri rel adalah sebagai berikut :
1. Permukaan kepala rel harus cukup lebar untuk membuat tegangan
kontak sekecil mungkin
2. Kepala rel harus tebal, untuk memberikan umur yang panjang
3. Badan rel harus cukup tebal untuk menjaga dari korosi dan tegangan
lentur serta tegangan horisontal
4. Dasar rel harus cukup lebar untuk dapat mengecilkan distribusi tegangan
ke bantalan baik melalui pelat andas maupun tidak.
5. Untuk tetap kaku dan menjaga bagian yang hilang akibat korosi, dasar
rel harus cukup tebal
6. Untuk menahan tegangan horizontal maka kepala dan dasar harus cukup
lebar
7. Perbandingan lebar dan tinggi harus cukup untuk menjamin stabilitas
horizontal
8. Titik pusat sebaiknya di tengah rel
9. Geometri badan harus sesuai dengan pelat sambung
3
10.Jari-jari kepala rel harus besar untuk membuat tegangan kontak kecil
 Pertimbangan lain dari kriteria di atas adalah dengan berat rel
yang sama dapat dibuat geometri yang berbeda sesuai dengan
tujuan yang diinginkan.
 Sebagai contoh adalah ARA ( American Railways Association )
membagi menjadi jenis A dan jenis B.
 Jenis A kepala rel dibuat tipis dengan tujuan momen inersia
tinggi, rel ini dipakai untuk kecepatan tinggi.
Jenis B kepala rel dibuat
tebal dengan momen
inersia cukup, untuk
menahan bahaya aus
karena beban gandar
yang tinggi dan kecepatan
sedang.
4
5
• Pemilihan Dimensi
Penentuan dimensi rel didasarkan kepada tegangan lentur yang terjadi di dasar rel, akibat beban
dinamis roda kendaraan rel.
Teganga lentur di dasar rel ini tidak boleh melebihi tegangan ijin baja (Si), jadi jika suatu dimensi
rel dengan beban roda tertentu, menghasilkan Sbase> Si, maka dimensi ini dianggap cukup.
• Tegangan Ijin
Besarnya tegangan ijin sangat tergantung kepada mutu rel yang dipakai, tetapi pada umumnya
mutu rel yang dipakai bertegangan Ultimate di atas 7000 kg/cm.
Dalam menentukan tegangan ijin, beberapa negara nemakai dasar kelas jalan (misalnya Jepang dan
Jerman) dan ada negara yang memakai metode pemasangan rel, rel pendek atau rel panjang
(misalnya Amerika).
Perumka dalam peraturan barunya, memakai dasar kelas jalan, sehingga tegangan ijin di dasar rel,
makin besar untuk kelas di bawahnya.
Untuk jelasnya dapat dilihat pada tabel 2-1, perhitungan dimensi rel.
• Tegangan Lentur
Tegangan lentur dihitung berdasarkan balok di atas tumpuan elastis (beam on elastic foundation)
beban yang bekerja adalah beban roda-roda kendaraan rel.

6
7
Kelas jalan rel perumka pada Kecepatan rencana kereta

8
Kelas Jalan Rel

9
10
• UMUR REL
Umur rel sangat dipengaruhi oleh mutu rel, keadaan lingkungan dan beban yang bekerja (daya
angkut lintas).
Pada jalan lurus umur rel yang lebih besar dari 40 tahun, studi lain umur rel bisa mencapai 60
tahun, tetapi biasanya umur 40 tahun di jadikan sebagai dasar umur.
- Kerusakan ujung rel
- Keausan baik di lurus maupun lengkung
- Lelah

• KERUSAKAN UJUNG REL


Sebelum dikenal rel panjang (Long Welded Rails) LWR, maupun rel panjang menerus
(Continuous Welded Rails) CWR, panjang rel adalah 6,8 meter sampai 10 meter, sehingga
pembatas umur rel adalah di sambungan, kerusakan rel di sambungan di akibatkan oleh :
- Beban gandar yang tinggi
- Lebar celah
- Mutu rel
- Beda tinggi rel
- Diameter roda yang kecil
- Kondisi kendaraan rel (pemegasan)
- Jari2 permukaan rel
- Kekakuan jalan rel
- Kecepatan kendaraan rel 11
12
13
THERMIT WELDING (TW)

Thermit welding (TW) adalah proses pengelasan di mana panas untuk


penggabungan dihasilkan dari logam cair yang berasal dari reaksi kimia Thermit.
Thermit merupakan merk dagang dari thermite, yakni sebuah campuran serbuk
aluminium dan besi oksida yang bisa menghasilkan reaksi exothermic ketika
dibakar.
Bahan tambah atau filler pada pengelasan ini berupa logam cair.
Logam cair tersebut dituang pada sambungan yang telah dilengkapi dengan cetakan.
Proses penggabungan ini lebih mirip dengan pengecoran.

14
Flash Butt Welding (FBW)

• Flash Butt Welding is one of the resistance welding


processes, in which the energy transfer to the parts that
are going to be joined is mainly provided by resistance
heat in the parts themselves. The workpieces are
positioned end-to-end.
15
16
Ketidaklurusan ( Misaligment )

17
Suplemen :
Kerugian rel pendek :
-. Banyak sambungan ( biaya)
-. Sambungan memerlukan pengawasan dan perawatan (tenaga & waktu)
-. Setiap sambungan merupakan titik lemah konstruksi
-. Pukulan roda pada ujung rel di setiap sambungan menimbulkan suara,
mengganggu kenikmatan perjalanan (traveling comfort).

Unsur Tanda Kadar (%)


Kimia
1. Besi Fe 97,15 – 97,75
2. Zat arang (carbon) C 0,60 – 0,80
3. Mangan Mn 0,90 – 1,10
4. Silicon Si 0,15 – 0,35
5. Phospor P Maks – 0,035
6. Belerang (Sulphur) S Maks – 0,025

No. 5 dan 6 berpengaruh buruk pada mutu baja, usaha memperkeras baja rel, selain
dengan mengatur kadar unsur no. 2,3,4 dapat pula dengan cara pendinginan cepat.

18
Tabel karakteristik rel dan tipe rel
Karakteristik Rel Tipe Rel
Karakteristik Notasi dan satuan R.42 R.50 R.54 R.60
Tinggi rel H (mm) 138,00 153,00 159,00 172,00
Lebar kaki B (mm) 110,00 127,00 140,00 150,00
Lebar kepala C (mm) 68,50 65,00 70,00 74,30
Tebal badan D (mm) 13,50 15,00 16,00 16,50
Tinggi kepala E (mm) 40,50 49,00 49,40 51,00
Tinggi kaki F (mm) 23,50 30,00 30,20 31,50

Jarak tepi bawah kaki rel ke


garis horisontal dan pusat W (mm) 72,00 76,00 74,97 80,95
kelengkungan badan rel

Jari-jari kelengkungan R (mm) 320,00 500,00 508,00 120,00


Badan Rel
Luas Penampang A(cm2) 54,26 64,20 69,34 76,86
Berat Rel G(kg/m) 42,59 50,40 54,43 60,34

19
Tabel karakteristik rel dan tipe rel

20
STRUKTUR STANDAR JALAN REL

21

Anda mungkin juga menyukai