1. Baja konstruksi.
Baja konstruksi banyak dipergunakan untuk keperluan konstruksi-
konstruksi bangunan, pembuatan bagian-bagian mesin, dan untuk
jembatan-jembatan.
Berdasarkan campuran dan proses pembuatannya, baja konstruksi
tersebut dapat dibagi dalam 3 (tiga) kelompok yaitu :
Baja karbon.
Baja kwalitet tinggi.
Baja spesial.
Baja konstruksi tersebut dalam penggunaannya ditentukan oleh
kekuatan tarik minimumnya. Kekuatan tarik dari baja konstruksi ini akan
Teknik Las SMAW
semakin besar, bila kandungan karbon dari baja tersebut semakin tinggi.
Akan tetapi dengan semakin tingginya kandungan karbon, maka baja
akan menjadi rapuh. Demikian pula kemampuan untuk dikerjakan
dengan cara panas, cara dingin, dan dengan mesin perkakas hasilnya
akan menjadi lebih jelek.
Baja konstruksi tersebut mempunyai 2 (dua) group kwalitet, yang
biasanya dilakukan dengan pemberian nomor kode 2 dan 3.
Contoh :
St. 44 – 2 2 menunjukan kode baja berkwalifikasi tinggi.
St. 44 – 3 3 menunjukan kode baja berkwalifikasi istimewa.
Bila kandungan karbon 0,14 – 0,25 %, maka baja konstruksi tersebut
akan lebih kuat, tetapi kemampuan regangnya kurang baik. Baja
konstruksi bisa dilas, ditempa, dan dibentuk dengan mesin, tetapi tidak
bisa dikeraskan walaupun diberi pemanasan. Untuk aplikasi yang
dipentingkan adalah baja tersebut biayanya murah, kuat, dan berdaya
regang bagus. Terdapat sejumlah komposisi untuk baja konstruksi dan
pilihan-pilihan bergantung pada keperluan. Komposisi yang biasa dipakai
adalah Karbon (C) 0,15 % - 0,25 %; Posfor (P) maks. 0,06%; Manganese
(Mn) 0,4 – 0,8 % ; Sulfur (S) maks. 0,06 % ; Silikon (Si) maks.0,15 %.
Sifat-sifat mekanisnya adalah :
Kekuatan tarik maksimum 4,3 x 102 N/mm2
Perpanjangan / regangan minimum 25 %
Nilai Izod impact minimum 44 joule.
C Mn Ni Cr Mo
Teknik Las SMAW
3 1/4% Nikel – 0,3 0,5 3,2 0,7 0,2 Untuk aero dan auto
Khrom - Molybden 5 5 crankshaft, gear
shaft.
2 1/2 % Nikel – 0,3 0,6 2,5 0,6 0,6 Untuk axle truk dan
Khrom - Molybden traktor, transmission
shaft.
2. Baja Karbon.
Baja karbon rendah
Baja karbon rendah memiliki kandungan karbon sedikit lebih tinggi
dari pada rata-rata kandungan karbon pada baja karbon, oleh karena
itu baja tersebut lebih kuat, tetapi kemampuan regangnya kurang.
Baja ini dipakai sebagai bahan untuk membuat balok, neraca
timbangan, plat untuk gedung-gedung, jembatan dan kapal- kapal.
Komposisinya yang umum adalah: Karbon (C) 0.03 % ; Sulfur (S) 0,05
% maks; Manganese (Mn) 0,7 %; Fosfor (P) 0,05 % maks; Silisium
(Si) 0,2 %.
Sifat-sifat mekanisnya adalah :
Teknik Las SMAW
3. Baja Perkakas.
Kandungan karbon (C) 0,7 ÷ 1,4 %. Baja perkakas dibuat dalam kondisi
yang terkontrol secara hati-hati untuk menghasilkan mutu yang
diinginkan. Pada baja-baja ini kandungan manganese dijaga serendah
mungkin untuk memperkecil kemungkinan terjadinya retakan selama
pendinginan.
Komposisi yang umum dari baja karbon yang digunakan untuk membuat
baja perkakas adalah: Karbon (C) 1,0% ; Sulfur (S) 0,04%; Manganese
(Mn) 0,3% ; Fosfor (P) 0,04% ; Silisium (Si) 0,25%.
Baja perkakas dibuat dalam berbagai kelas untuk berbagai aplikasi.
Pilihan kelas yang dipilih bergantung dari keperluan, seperti contohnya
ujung pemotongan yang tajam atau tidak tajam, seperti pada stempel,
atau tool yang harus menahan beban dan kondisi pelayanan seperti yang
terjadi pada hand tools misalnya kampak, pick, dan perkakas penggali
batu. Kelas karbon yang lebih tinggi digunakan untuk aplikasi- aplikasi
seperti stempel, alat-alat pemotong logam, dsb.
Pemanasan yang diberikan untuk baja perkakas adalah dengan
temperatur dari 7600 ÷ 8200 C dengan pendinginan air dan diikuti dengan
penemperan dari 1500 ÷ 3200C bergantung pada kekerasan dan
kekuatan yang diperlukan. Kekerasan yang diperlukan setelah
penemperan berkisar antara 58 ÷ 64 H Rc.
Teknik Las SMAW
4. Baja Paduan.
Penambahan unsur-unsur paduan akan dapat mempertinggi
kemampuan pengerasan, kemampuan regang, stabilitas dalam kerja,
dan daya tahan terhadap korosi dan panas. Unsur-unsur paduan akan
dapat memperlambat transformasi melalui batas kritis selama pemberian
panas, oleh karena itu baja paduan bisa didinginkan secara lebih lambat
dibandingkan baja karbon biasa. Baja tersebut bisa didinginkan dengan
oli atau dalam beberapa baja dengan semprotan udara. Peningkatan
kemampuan regang pada baja paduan adalah yang paling penting.
Walaupun baja karbon yang kekuatannya sama bisa dibuat sekuat baja
paduan, baja karbon tidak akan memiliki kemampuan regang yang sama
dan tidak memberikan servis yang sama dengan baja paduan yang
kekuatannya sama.
Kekuatan.
Sifat ini secara umum berhubungan dengan baja karbon. Namun
demikian , untuk aplikasi tertentu pada alat kerja seperti misalnya
stempel uang logam, baja yang digunakan harus tahan terhadap
hentakan/pukulan. Lebih jauh lagi, semua alat pemotong harus
cukup kuat untuk dipakai memotong. Tingkat kekuatan yang
diperlukan dicapai dengan proses tempa. Alat-alat dari baja paduan
dan baja stempel yang bisa dikeraskan dan ditempa biasanya lebih
kuat dari pada baja karbon biasa.
Ukuran grain.
Grain adalah hal yang penting . Baja perkakas yang ideal
dihaluskan dengan baik. Pemanasan yang terlalu tinggi akan
mengasarkan struktur baja dan ukuran grain akan semakin besar.
Hal ini akan mengurangi nilai kekerasan dan oleh karena itu harus
selalu dijaga agar tidak terjadi overheating. Vanadium digunakan
untuk menghambat pertumbuhan grain.
Daya tahan terhadap penghalusan pada penempaan.
Sifat yang penting ini diperlukan pada baja perkakas berkecepatan
tinggi dan baja stempel untuk pekerjaan panas. Tungsten dan
molybdenum akan memberikan sifat ini pada baja jenis ini.
Daya tahan terhadap korosi.
Baja yang mengandung khrom lebih dari 11,5 % adalah tahan karat
yang disebabkan oleh selaput kenyal oksida khrom yang ada
dipermukaan baja. Jika selaputnya putus (misalnya akibat dari
penghalusan) selaput tersebut akan terbentuk kembali. Bila khrom
digabungkan dengan nikel, hasilnya akan membentuk baja yang
sangat tahan terhadap korosi dan pengaruh panas.
Berbagai macam baja yang dikenal sebagai baja tahan karat tersedia
dalam jumlah yang besar dan kesemuanya mengandung berbagai
macam kombinasi khrom (Cr) dan nikel (NI) dan juga ditambah
dengan unsur-unsur paduan lainnya seperti Mo, Mn, Si dan lain-
lain. Kandungan khrom minimum untuk mencapai baja tahan karat
adalah sekitar ± 12%. Baja-baja jenis ini tahan terhadap korosi,
tetap dalam wujud yang baik, bersih, dan memiliki kekayaan fisik
yang baik.
Kodefikasi dari baja tahan karat menurut A I S I berbeda dengan
kodefikasi untuk baja paduan. Untuk itu kodefikasi baja tahan karat
menggunakan tiga angka, angka pertama menunjukkan groupnya,
sedangkan angka kedua dan ketiga tidak begitu banyak arti, hanya
menunjukkan modifikasi paduannya (lihat tabel dibawah).
Beberapa kodefikasi ditambah dengan huruf L pada digit ke empat
misalnya 316 L, dimana L berarti memiliki kandungan karbon
rendah.
Series Groups
Menurut struktur dari baja tahan karat, maka dapat dibagi dalam
tiga klasifikasi yaitu :
Baja tahan karat Austenitik (Austenitic stainless steel).
Baja tahan karat Martensitik (Martensitic stainless steel).
Baja tahan karat Ferritik (Ferritic stainless steel).