Anda di halaman 1dari 8

PERTEMUAN KE- 5

DAYA ANGKUT – JARAK PANDANG – SAMBUNGAN REL

1. Daya Angkut

 Daya angkut lintas dihitung dengan persamaan :


T = 360 x S x TE
TE = Tp + kb . Tb + kL . TL
Dimana :

T = Daya angkut (ton/tahun)


TE = Tonase Ekivalen (ton/hari)
TP = Tonase Penumpang dan kereta harian
Tb = Tonase Barang dan gerbong harian
TL = Tonase Lokomotif harian
S = Koefisien yang besarnya tergantung pada kualitas lintas
= 1,1 untuk lintas dengan kereta penumpang berkecepatan maksimum
120km/j
= 1,0 untuk lintas tanpa kereta penumpang.
kb = Koefisien beban gandar yang besarnya tergantung pada
= 1,5 untuk beban gandar < 18 ton
= 1,3 untuk beban gandar > 18 ton
kL = Koefisien dengan besarnya 1,4

2. Jarak Pandang Perlintasan Sebidang

 Pada perlintasan sebidang antara jalan rel dan jalan raya harus tersedia
jarak pandang yang memadai.
 Bila tidak ada rambu atau tanda yang memberitahu bahwa kereta api akan
melewati perlintasan, maka ada dua kejadian yang menentukan jarak
pandangan :

a. Pengemudi kendaraan dapat melihat kereta api yang mendekat sedemikian


rupa, sehingga kendaraan dapat menyeberangi perlintasan sebelum kereta api
tiba pada perlintasan.
b. Pengemudi kendaraan dapat melihat kereta api yang mendekat sedamikian
rupa, sehingga kendaraan dapat dihentikan sebelum memasuki daerah
perlintasan.

 Daerah pandang segitiga mempunyai dua kaki utama, yaitu jarak pandang
dH sepanjang jalan raya dan jarak pandang dT sepanjang jalur jalan rel.

Dimana :
Vv = kecepatan kendaraan (mil/jam)
Bahan Ajar Perencanaan Jalan Rel/Kereta Api – Ir. Wilton Wahab, M.Eng 24
VT = kecepatan kereta api (mil/jam)
t = waktu reaksi = 2,5 detik
f = koefisien gesekan (tergantung kecepatan kendaraan)
D = jarak dari garis henti ke rel terdekat ( 15 feet)
de = jarak dari pengemudi ke ujung depan kendaraan ( 10 feet)
L = panjang kendaraan ( 65 feet)
w = jarak antara rel terluar ( 5 feet)

Tabel Nilai Koefisien Gesekan

Kecepatan (mil/jam) f
12,4 0,44
24,8 0,38
37,3 0,32
50 0,30
56 0,295
62 0,29
69 0,29
75 0.29

3. Sambungan Rel
 Adalah konstruksi yang mengikat dua ujung rel sedemikian rupa, sehingga
operasi kereta api tetap aman dan nyaman.
Bahan Ajar Perencanaan Jalan Rel/Kereta Api – Ir. Wilton Wahab, M.Eng 25
 Sambungan rel adalah menggunakan pelat penyambung dan baut mur.

4. Macam-macam sambungan :
Dari kedudukan terhadap bantalan dibedakan dua macam sambungan rel, yaitu :
a. Sambungan Melayang.
b. Sambungan Menumpu.

Catatan :
 Antara kedua bantalan ujung berjarak 30 cm
 Jarak sumbu ke sumbu bantalan ujung adalah 52 cm.

5. Penempatan Sambungan di Sepur

Penempatan sambungan di sepur ada 2 macam :

Bahan Ajar Perencanaan Jalan Rel/Kereta Api – Ir. Wilton Wahab, M.Eng 26
a. Penempatan secara siku, dimana kedua sambungan berada pada satu garis yang
tegak lurus terhadap sumbu sepur.

Sambungan Sambungan

Sambungan Sambungan

Gambar : Sambungan Siku

b. Penempatan secara berselang-seling dimana kedua sambungan rel tidak berada


pada satu garis yang tegak lurus terhadap sumbu sepur.

Sambungan Sambungan

Sambungan
Gambar : Sambungan Berselang-Seling

6. Sambungan Rel di Jembatan

 Diusahakan agar tidak ada penyambungan rel di daerah bentangan


jembatan.
 Rel dengan bantalan sebagai suatu kesatuan harus dapat bergeser
terhadap gelagar pemikulnya. Yang dimaksud gelagar pemikul adalah bagian
dari konstruksi jembatan dimana bantalan menumpu secara langsung.
 Jika digunakan rel standar atau rel pendek, letak sambungan rel harus
berada di luar pangkal jembatan.
 jika digunakan rel panjang, jarak antara ujung jembatan dengan
sambungan rel, minimal harus sama dengan panjang daerah muai rel.
 panjang daerah muai untuk bermacam rel, sebagai berikut :

Jenis Bantalan Tipe Rel


R42 R50 R54 R60
1. Bantalan Kayu 165 m 190 m 200 m 225 m
2. Bantalan Beton 100 m 115 m 125 m 140 m

Sambungan Sambungan

≥ Ldm ≥ Ldm
Bahan Ajar Perencanaan Jalan Rel/Kereta Api – Ir. Wilton Wahab, M.Eng 27
Ldm = Panjang daerah muai
7. Celah

 Pada sambungan rel harus ada celah untuk menampung timbulnya perubahan
panjang rel akibat perubahan suhu.
 Besarnya celah ditentukan oleh :
a. Untuk semua tipe rel besar celah pada sambungan rel standar dan rel pendek
tercantum pada table 3.6 hal 3-7 (PD No. 10)
b. Untuk sambungan rel panjang besar celah dipengaruhi oleh tipe rel dan jenis
bantalan.
- Untuk sambungan rel panjang pada bantalan kayu, besar celah dapat
dilihat pada table 3.7. hal 3-8 (PD No. 10)
- Untuk sambungan rel panjang dengan bantalan beton, besar celah dapat
dilihat pada table 3.8, hal 3-9 (PD No. 10)

8. Kedudukan Rel
Kecuali pada Wesel dan di Emplasemen dengan kecepatan kereta lambat, rel
dipasang miring kedalam sebesar 1 : 40

9. Pelat Penyambung

a. Satu pasang plat penyambung harus sama panjang dan mempunyai ukuran
yang sama.
b. Bidang singgung antara plat penyambung dengan sisi bawah kepala rel dan sisi
atas kaki rel harus sesuai kemiringannya, agar didapatkan bidang geser yang
cukup. Kemiringan tepi bawah kepala rel dan tepi atas rel dapat dilihat pada
table 3.12 (PD No. 10)
c. Ukuran-ukuran standar plat penyambung untuk rel R42, R50, dan R54 adalah
sebagai berikut :
* Ǿ lubang = 25 mm
+ + + + * Tebal plat = 20 mm
Bahan Ajar Perencanaan Jalan Rel/Kereta Api – Ir. Wilton Wahab, M.Eng 28
70 130 160 130 70
560
d. Ukuran standar plat penyambung untuk Rel R.60 sebagai berikut :

* Ǿ lubang = 25 mm
+ + + + + + * Tebal plat = 20 mm

70 130 130 160 130 130 70


820
e. Kuat tarik bahan penyambung tidak boleh kurang dari 58 kg/mm 2, dengan
perpanjangan minimum 15 %.
f. Pelat penyambung harus kuat menahan momen, sebesar :

dengan : Q = tekan rel pada plat penyambung


a = jarak dari tengah-tengah gaya reaksi
m = koofisien gesekan maks = 0,03
h = jarak vertical garis gaya geser
Plat Penyambung
Q Rel
Plat Penyambung
Roda
Baut

R R
a

g. Baut plat penyambung harus kuat menahan gaya geser, sebagai berikut :

Dengan :
H = Gaya geser (lateral) yang bekerja ditengah-tengah palat penyambung.
Gaya tarik baut sebelah luar dan dalam
Bahan Ajar Perencanaan Jalan Rel/Kereta Api – Ir. Wilton Wahab, M.Eng 29
= Momen tahan sebelah dalam dan luar pelat penyambung antara-
pusat tekanan rel yang akan disambung.
M = Momen total arah lateral.

Gambar : gaya-gaya pada baut pelat penyambung

Besar celah muai dalam milimeter untuk semua tipe rel pada sambungan rel standard
dan rel pendek adalah :

Suhu Panjang Rel (m) Batas Suhu Pemasangan (0C)


Pemasangan Panjang Rel
(0 C) 25 50 75 100 Min Maks
(m)
≤ 20 8 14 16 16 25 20 44
22 7 13 16 16 50 20 42
24 7 12 16 16 75 26 40
26 6 10 15 16 100 30 40
28 6 9 13 16
30 5 8 11 14
32 4 7 9 12
34 4 6 7 9
36 3 4 6 7
38 3 3 4 4
40 2 2 2 2
42 2 1 0 0
44 1 0 0 0
≥ 46 0 0 0 0

Besar celah muai dalam milimeter untuk sambungan rel panjang pada bantalan kayu.

Suhu Tipe Rel (m) Batas Suhu Pemasangan (0C)


Pemasangan
(0 C) R.42 R.50 R.54 R.60 Tipe Rel Min Maks
≤ 28 16 16 16 16 R.42 28 46
30 14 16 16 16 R.50 30 48
Bahan Ajar Perencanaan Jalan Rel/Kereta Api – Ir. Wilton Wahab, M.Eng 30
32 12 14 15 16 R.54 30 48
34 10 11 12 13 R.60 32 48
36 8 9 10 10
38 6 6 8 8
40 5 4 6 6
42 4 3 5 5
44 3 3 3 4
46 2 3 3 3
≥ 48 2 2 2 2

Besar celah muai dalam milimeter untuk sambungan rel panjang pada bantalan beton.

Suhu Tipe Rel (m) Batas Suhu Pemasangan (0C)


Pemasangan
(0 C) R.42 R.50 R.54 R.60 Tipe Rel Min Maks
≤ 22 16 16 16 16 R.42 22 46
24 14 16 16 16 R.50 24 46
26 13 14 15 16 R.54 24 46
28 13 12 13 14 R.60 26 46
30 10 11 11 12
32 8 9 10 10
34 7 8 8 9
36 6 6 7 7
38 5 5 5 6
40 4 4 4 5
42 3 3 3 4
44 3 3 3 3
≥ 46 2 2 2 2

Bahan Ajar Perencanaan Jalan Rel/Kereta Api – Ir. Wilton Wahab, M.Eng 31

Anda mungkin juga menyukai