Anda di halaman 1dari 26

ALINEMEN HORIZONTAL JALAN

REL
FAKTOR PERTIMBANGAN PERENCANAAN
ALINEMEN JALAN REL
• Fungsi Dari Jalan Rel
• Keselamatan
• Ekonomi
• Aspek Lingkungan
• Estetika
LENGKUNG LINGKARAN

• Gaya Sentrifugal diimbangi sepenuhnya oleh gaya berat


LENGKUNG LINGKARAN (2)

• Gaya Sentrifugal diimbangi sepenuhnya oleh gaya berat dan gaya dukung
komponen jalan rel
LENGKUNG LINGKARAN (3)
LENGKUNG LINGKARAN TANPA LENGKUNG PERALIHAN

• Pada lengkung lingkaran tanpa lengkung peralihan tidak ada


peninggian rel.
• Jari-jari minimum lengkung digunakan adalah :
• R = 0.164 V2

Kecepatan (km/jam) Jari-jari Minimum Tanpa Jari-jari Minimum dengan


Lengkung Peralihan (m) Lengkung Transisi
120 2370 780
110 1990 660
100 1650 550
90 1330 440
80 1050 350
70 810 270
60 600 200
LENGKUNG PERALIHAN
• Lengkung peralihan dibuat
untuk mengeliminasi
perubahan gaya sentrifugal
sedemikian rupa sehinggga
penumpang di dalam kereta
api tetap terjamin
kenyamanannya
• Panjang lengkung peralihan
merupakan fungsi dari
perbahan gaya sentrifugal per
satuan waktu,kecepatan dan
jari-jari lengkung
PENINGGIAN REL

• Peninggian rel diperlukan untuk mengimbangi


timbulnya gaya sentrifugal pada kereta pada saat
memasuku lengkung horizontal
• Berdasarkan stabilitas kereta api pada saat
berhenti di bagian lengkung, kemiringan
maksimum dibatasi sampai 10% dari lebar sepur
atau hmak = 110 mm dengan faktor keamanan
guling (SF) = 3.325
• Peninggian minimum (hmin) = 8.8(v2/R)-53.5
• Peninggian normal (h normal) = 5.95(v2/R)
• Peninggian dilakukan pada Rel Luar
LENGKUNG S

• Lengkung S terjadi bila dua lengkung dari satu lintasan yang berbeda arah terletak bersambung.
• Antara kedua lengkung harus ada bagian lurus minimal 20m di luar lengkung peralihan
PELEBARAN SEPUR

• Pelebaran Sepur di rencanakan pada bagian lengkung agar roda kereta


dapat elewati lengkung tampa mengalami hambatan. Pelebaran sepur
dicapai dengan menggeser rel dalam kearah dalam
• Pelebaran Maksumum yang diijinkan adalah 20 mm
• Besar pelebaran sepur untuk bagian jari-jari tikungan sebabagi berikut :
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELEBARAN SEPUR

• Jari-jari lengkung
• Ukuran / Jarak gandar muka belakng yang teguh (d)(rigid Wheel/
Base)
• Kondisi Keausan roda dan rel
GERBONG DALAM TIKUNGAN
• Kedudukan I
• Gandar depan menempel pada rel luar sedangkan gandar belakang bebas diatara kedua rel, disebut jalan
bebas
• Kedudukan II
• Gandar depan menjacapi rel luar sedangkan gandar belakang menempel pada rel dalam akan tetapi tidak
sampai menekan. Gandar belakang ini berkedudukan radial terhadap titik pusat tikungan (M)
• Kedudukan III
• Gandar depan menempel pada rel luar sedangkan gandar belakang menekan dan menempel pada rel
dalam. Kedua gandar tidak ada yang letaknnya radial terhadap titik pusat tikungan. Disebut
• Kedudukan IV
• Gandar depan menempel pada rel luar sedangkan gandar belakang menempel rel luar. Kedudukan ini
disebut jalan tali busur uang hanya dicapai pada kecepatan tinggi
Gambar Kedudukan Roda pada Tikungan
PERHITUNGAN ALINEMEN HORIZONTAL
Dengan:
PI = nomor stasiun
( Point of intersection )
V = kecepatan rencana
(ditetapkan ) km/jam
R = jari – jari
( ditetapkan ) m
 = sudut tangen
(dalam derajat )
TC = tangen Circle
CT = Circle tangen
Tc = jarak antara TC dan PI
(m)
Lc = panjang bagian
tikungan ( m )
PERHITUNGAN ALINEMEN HORIZONTAL (2)
Tc = R tg 

TC adalah singkatan dari tangen circle yakni titik dimana mulai menarik lengkung circle,

Ec = T tg 

Ec merupakan jarak antara titik PI ke lengkung tikungan.

Panjang lengkung diperoleh dengan rumus


Lc = (∆/360 ). 2 .  . R

Dimana Lc merupakan panjang lengkung circle yang diukur dalam meter. Persamaan ini dapat
disederhanakan lagi menjadi

Lc = 0,01745 . R . 

 merupakan sudut tangen yang diukur dari gambar trase jalan, sedangkan R merupakan jari – jari
rencana.
PROFIL MELINTANG TRACK

a a
Balas
1:2 d1 30 50 30 50 40
1:1,5 d2

b b
1:1 1/3
Sub Balas c c
k1 k1 Sub Grade
k2 k2

KELAS V MAKS d1 b c k1 d2 e k2 a
JALAN (KM/J) (cm) (cm) (cm) (cm) (cm) (cm) (cm) (cm)
I 120 30 150 235 265-315 15-50 25 375 185-237
II 110 30 150 235 265-315 15-50 25 375 185-237
III 100 30 140 225 240-270 15-50 22 325 170-200
IV 90 25 140 215 240-250 15-35 20 300 170-190
V 80 25 135 210 240-250 15-35 20 300 170-190
PROFIL
KONSTRUKSI JALAN KA
BALLAS (LAPISAN ATAS)
Ballas merupakan lapisan teratas dari suatu struktur pada tubuh baan jalan KA,
dan lapisan terusan dari lapisan tanah dasar, dan terletak di daerah yang
Mengalami konsentarasi tegangan yang terbesar akibat lalu lintas Kereta pada
jalan rel, oleh karena itu material pembentukannya harus sangat terpilih.

Fungsi utama balas adalah untuk :


1. Meneruskan dan menyebarkan beban bantalan ke tanah dasar
2. Mengokohkan kedudukan bantalan.
3. Meluluskan air sehingga tidak terjadi penggenangan air yang ada sekitar
bantalan dan rel.

Untuk menghemat biaya dalam pembangunan jalan KA, maka hal-hal yang
dilakukan adalah memberikan lapisan atas tubuh jalan yang lebih bagus
kualitasnya dibandingkan Dengan lapisan bawah (masih memenuhi standarisasi
yang telah ditetapkan)

LAPISAN BALAS ATAS


Lapisan balas atas terdiri dari batu pecah yang keras yang sering juga disebut
sebagai BALLAS, lapisan ini harus dapat meneruskan air dengan baik.
Syarat-syarat ballas yang akan digunakan adalah :
1. Ballas berwarna abu-abu kehitam-hitaman dan keras tidak keropos yang
dipecah dengan menggunakan mesin pemecah batu berukuran 2-6 cm,
mempunyai kekerasan yang tinggi, bersisi kasar.
2. Bersih dari kotoran tanah, lumpur, rumput dan bahan-bahan ikutan yang
merugikan
3. Sisinya bersudut tajam
4. Balas harus tahan cuaca dan sewaktu dipecok tidak remuk/hancur
5. Berat jenis balas harus >2.500 kg/m3, dengan gradasi sebagai berikut :

Ukuran Saringan (mm) % lolos


63,5 100
50,8 80 – 100
38,1 35 – 75
25,4 0 – 40
19,1 0–5
8. Kandungan lumpur organik yang merusak dan mengandung lumpur <0,50 % dari
Berat asal.
9. Porositas ballas batu pecah <3%;
10. Tingkat kehilangan berat sesudah 500 putaran (AASHTO 96) maks. 25%.
11. Partikel pipih <5%;
12. Kuat tekanan rata-rata > 900 kg/cm2 ;
13. Kadar Lumpur < 0,5 % ;
14. Spesific Gravity Bulk Dry > 2,6
15. Material yang melalui ayakan No. 200 <1%
16. Keausan pada test Los Angeles, nilai LA < 40 %
Pekerjaan Ballas

Mengeluarkan/menguras Ballas termasuk mengayak untuk pasang spoor


Ballas digorek diantara bantalan sedalam 10 cm di bawah bantalan.
Ballas kotor diayak dengan saringan kawat.
Kotoran lumpur dibuang, ballas yang sudah bersih dapat dimasukkan kembali.

Memasukkan Ballas kricak ke jalan rel termasuk merapikan/memprofil.


Ballas yang berceceran di tubuh baan dimasukkan ke spoor.
Merapikan/memprofil ballas di bawah bantalan minimal 20 cm
Setelah selesai pengerjaan tubuh jalan dan dimulai memasang balas perlu
diperhatikan dengan cermat adanya penurunan lanjutan dan
penyimpangan tidak boleh melebihi 10 mm.

Pencemaran balas disebabkan karena adanya faktor internal dan eksternal


seperti gerusan antar balas, cuaca, butiran halus yang berasal dari bawah
seperti lumpur.
Persyaratan Material Balas Bawah (Sub Balas)

1. Lapisan balas bawah terdiri dari kerikil halus, kerikil sedang atau pasir kasar yang
memenuhi syarat-syarat yang tercantum dalam Peraturan Bahan Jalan Rel
Indonesia (PBJRI)
2. Material subbalas harus bebas dari Lumpur, kotoran dan material organik.
3. Lapisan balas bawah ini harus dapat berfungsi sebagai lapisan penyaring (filter)
antara tanah dasar dan lapisan balas atas disamping dapat mengalirkan air dengan
baik.
4. Lapisan subbalas dibawah bantalan ini harus dipadatkan sampai mencapai nilai
kepadatan 100 %  menurut percobaan ASTM D 698.
5. Sand equivalent (menurut AASHTO T – 176) minimal 25.
6. Keausan pasa test Los Angeles, nilai LA < 40 %.
7. Gradasi yang diisyaratkan :

Ukuran saringan 2” 1” 3/8” No 10 No 40 No 200

% lolos (optimum) 100 95 67 38 21 7

Daerah yang diper-


bolehkan (% lolos) 100 90-100 50-84 26-50 12-30 0-10
8. Kandungan lumpur < 5% dari berat asal
9. Tidak boleh mengandung kotoran organik
10. Daya dukung dengan CBR > 15 %
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai