Anda di halaman 1dari 2

DELTA SUNGAI SADDANG - SULSEL

Sungai Saddang adalah sungai terpanjang yang ada di Sulawesi Selatan, aliran sungai ini
melewati Kabupaten Tator, Enrekang, Pinrang dan Polewali (Sulawesi Barat) dengan panjang
sungai sekitar 150 km. Di Kabupaten Enrekang, sungai ini melewati tepat di pusat kota Enrekang
dan mengalir menuju Selat Makassar. Sungai Saddang biasa digunakan untuk kegiatan rafting
yang mulai diminati. Derasnya arus sungai serta medan yang berat menjadi tantangan tersendiri
bagai para pencinta olahraga air untuk menaklukkan Sungai Saddang. Selain sungai Saddang,
sungai besar lain yang ada di Enrekang adalah Sungai Tabang, Sungai Mata Allo, dan Sungai
Mamasa.
Sungai Saddang seringkali digunakan untuk pariwisata. Salah satunya adalah rafting
(arung jeram). Di sepanjang Sungai saddang terdapat beberapa jeram dengan tingkat kesulitan
yang berbeda, seperti jeram dengan katagori tingkat kesulitan III; jeram Pembuangan Seba
dengan kategori tingkat kesulitan IV, yaitu permukaan air di pinggir sungai yang lebar dan tiba-
tiba menyempit dengan cepat; jeram Fitri dengan kategori tingkat kesulitan V, yaitu berupa
patahan dan arus sungai yang menabrak batu besar yang dapat menyebabkan perahu menempel
di batu dan terjebak di antaranya. Dengan rintangan arus sungai yang sangat menantang tersebut,
adrenalin penggemar arung jeram akan terpuaskan dengan mengarungi Sungai Saddang. Titik
awal pengarungan Sungai Saddang dimulai dari jembatan gantung di Desa Buah kayu Kabupaten
Tana Toraja dan berakhir di jembatan Pappi Kabupaten Enrekang, Sulawesi Selatan.
Delta merupakan daerah di muara sungai atau tempat terjadinya pengendapan sebagian
besar material yang dibawa air sungai. Delta memiliki bentuk dan ukuran yang berbeda-beda.
Faktor penyebabnya bisa karena jenis batuannya, kecepatan aliran sunga, atau keadaan musim.
Aliran air sungai dapat membawa banyak partikel. Apalagi pada aliran sungai Saddang
yang cukup kuat maka partikel apapun bisa terbawa. Mulai dari batuan batunan besar (large
boulders) sampai dengan tanah liat (clay). Maka dari itu delta di sungai Saddang didominasi oleh
substrat tanah liat (<0.004mm) hingga substrat pasir (<2mm). Walaupun banyak pula ditemukan
batuan batuan yang cukup besar, kerikil. (Dunne & Leopold 1983)

Secara fisiografis, delta dibagi menjadi tiga yaitu Upper Delta Plain, Lower Delta Plain, dan
Sub aqueous Delta. Upper Delta Plain adalah delta yang tidak dipengaruhi oleh arus air laut dan
datarannya didominasi oleh alluvial atau sedimen yang terakumulasi oleh sungai. Lower Delta Plain
adalah delta yang dipengaruhi oleh pasang surut air laut. Ketika air laut pasang, delta ini akan
tenggelam. Sebaliknya, ketika air laut surut, delta akan timbul kembali. Ini adalah hasil dari proses
fluvial dan proses marine. Sedangkan Sub aqueous Delta adalah delta yang berada di bawah
permukaan laut, dan karakter delta ini dipengaruhi oleh proses marine. Jadi, delta sungai Saddang
ini apabila dilihat dari segi fisiografisnya, maka delta sungai Saddang termasuk ke dalam Upper
Delta Plain, yang mana delta ini dipegaruhi oleh proses fluvial dan tidak dipengaruhi oleh arus air
laut.
Secara stratigrafi, delta juga dibagi menjadi tiga yaitu Topsets Beds, Foreset Beds, dan
Bottomset Beds. Topsets Beds sering terdapat di Upper dan Lower Delta Plains dan sedimen yang
terakumulasi relatif horizontal atau datar. Foreset Beds, sedimennya miring (agak curam) dan
terdapat di Sub aqueous Delta Plain, ada gradasi dari kasar menjadi halus ketika mengalir ke laut.
Bottomset Beds terletak selalu di dasar laut, dan sedimennya agak miring dan tidak terlalu curam.
Berdasarkan penjelasan di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa secara statigrafi delta sungai
Saddang digolongkan sebagai Topsets Beds yang mana sedimen terakumulasi relatif horizontal.

Selain itu, topografi daerah ini juga sangat menarik, sehingga kita dapat menikmati
keindahan alam dan udara yang sejuk di sepanjang perjalanan, menyaksikan flora yang beraneka
ragam dan aneka fauna yang berkeliaran di tepi sungai mencari makan, serta menyaksikan
keindahan gunung-gunung yang ada di sekitar sungai yang dilapisi oleh padang rumput sabana.
Keanekaragaman topgrafi di dasar sungai atau di aliran sungai sangat penting dalam
menjaga keanekaragaman tanaman dan hewan. Di area yang dangkal dengan laju air yang cepat,
tepian berkerikil dan beriak menyediakan habitat dan spawning area untuk berebagai organisme.
Dimana terdapat arus yang lebih lambat, vegetasi tenggelam dan mencuat tumbuh untuk
menyediakan makanandan menjadi tempat berlindung bagi berbagai hewan akuatik. Hingga
dapat disimpulkan di sekitar delta sungai Saddang terdapat banyak hewan akuatik yang mencari
shelter atau tempat berlindung. Contoh biota perairan sungai Saddang yang terdiri dari
bermacam-macam ikan meliputi ikan tempe, ikan sumpit, ikan sepat, ukan keli, ikan bilis, ikan
seluang, ikan toman, ikan lais, ikan jelawa, ikan belida, ikan baung ,ada beberapa jenis keong,
udang dan kepiting. Biota perairan ini dimanfaatkan masyarakat setempat untuk memenuhi
kebutuhan hidup. Selain kaya akan keanekaragaman biota, sungai Saddang juga digunakan oleh
mayarakat sebagai sarana transportasi, dan sumber air minum.

Anda mungkin juga menyukai