Anda di halaman 1dari 25

KERANGKA ACUAN KERJA

PEKERJAAN:
SID/DD EMBUNG P. KISAR, KAB. MALUKU BARAT
DAYA, PROV. MALUKU

TAHUN ANGGARAN 2020

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT


DIREKTORAT JENDERAL SUMBER DAYA AIR
BALAI WILAYAH SUNGAI MALUKU
PPK PERENCANAAN DAN PROGRAM
Jalan Mr. Chr. Soplanit No. 4 Rumah Tiga - Ambon Fax. (0911) 3825022 Telp. (0911) 3825019
kkk

1
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT
DIREKTORAT JENDERAL SUMBER DAYA AIR
BALAI WILAYAH SUNGAI MALUKU
PPK PERENCANAAN DAN PROGRAM
Jalan Mr. Chr. Soplanit No. 4 Rumah Tiga - Ambon Fax. (0911) 3825022 Telp. (0911) 3825019
kkk

KERANGKA ACUAN KERJA


SID/DD EMBUNG P. KISAR, KAB. MALUKU BARAT DAYA, PROV. MALUKU

Kementerian Negara/Lembaga : KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN


PERUMAHAN RAKYAT
Unit Eselon I : DIREKTORAT JENDERAL SUMBER DAYA AIR
Program : Program Pengelolaan Sumber Daya Air
Unit Eselon II/Satker : BALAI WILAYAH SUNGAI MALUKU
Kegiatan : Rencana Teknis dan Dokumen Lingkungan Hidup Untuk
Konstruksi Bendungan dan Bangunan Penampung Air
Lainnya
Indikator Kinerja Kegiatan : Cakupan Layanan Pendukung dalam Pengelolaan
Sumber Daya Air
Sasaran : Meningkatnya Kualitas Pengelolaan SDA Terpadu
Satuan Ukur Dan Jenis Keluaran : Dokumen, jumlah dokumen Perencanaan
dan Pelaksanaan Pengelolaan SDA pada Wilayah Sungai
Volume Output : 1 Dokumen
Outcome : 1 Dokumen

2
URAIAN PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG
Dengan memanfaatkan kondisi Topografi daerah cekungan pada dataran-dataran berbukit
untuk menampung air saat hujan turun dan memanfaatkan air tersebut saat Kemarau.
Embung (Waduk Kecil) merupakan sala satu Alternatif solusi penyediaan air. Dengan
adanya Embung maka air hujan yang terbuang sertiap tahun dapat di tampung dan di
mamfaatkan untuk bermacam-macam keperluan seperti:
a. Irigasi,
b. Air Minum Manusia,
c. Air Minum Hewan,
d. Kebun,
e. Untuk mencegah banjir pada bagian hilir dari lokasi Embung yang merugikan daerah
pemukiman, jalan ataupun lahan lain.
f. Untuk mencegah erosi dan bahan endapan dari bagian hulu rencana embung pada
sekitar aliran sungai.
g. Meninggikan muka air tanah pada daerah sekitar genangan Embung.
Kabupaten Maluku Barat Daya mempunyai potensi lokasi embung, yang dapat
dimanfaatkan secara optimal bagi masyarakat. Balai Wilayah Sungai Maluku dalam
kegiatan perencanaan dan program pada tahun Anggaran 2020 akan melakukan
“SID/DD Embung P. Kisar, Kab. Maluku Barat Daya, Prov. Maluku”

2. MAKSUD DAN TUJUAN


a. Maksud Detail Desain
Maksud pekerjaan ini adalah Pengumpulan data/informasi yang terkait dengan kegiatan
perencanaan detail embung dan penyiapan rencana teknis untuk pelaksanaan
pembangunan embung di Kab. Maluku Barat Daya, Prov. Maluku.
b. Tujuan Detail Desain
 Mengidentifikasi komponen kegiatan pada tahap pra-konstruksi, konstruksi dan
pasca konstruksi pembangunan Embung di Kabupaten Maluku Barat Daya, yang
diperkirakan menimbulkan dampak terhadap lingkungan.
 Menemukan saran tindak lanjut (follow up) yang dapat dilaksanakan pemerkasa atau
instansi yang terkait untuk meningkat dampak positif yang timbul.
 Sebagai rencana kerja pembangunan Embung serbaguna (terutama kebutuhan akan
air bersih, irigasi ataupun konservasi) bagi masyarakat di sekitar lokasi Embung
tersebut.

3
3. SASARAN
Terwujudnya dokumen perencanaan detail embung P. Kisar yang lengkap untuk
mendukung pelaksanaan kegiatan peningkatan fungsi layanan sarana dan prasarana air
bersih, irigasi ataupun konservasi.

4. LOKASI PEKERJAAN
Lokasi Pekerjaan berada pada Pulau Kisar, Kab. Maluku Barat Daya, Prov. Maluku.

5. SUMBER PENDANAAN
Kegiatan ini dibiayai dari sumber pendanaan DIPA APBN Satuan Kerja Balai Wilayah
Sungai Maluku, Direktorat Jenderal Sumber Daya Air, Kementerian Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat Tahun Anggaran 2020 dengan dana sebesar Rp. 2.479.113.000,- (Dua
Milyar Empat Ratus Tujuh Puluh Sembilan Juta Seratus Tiga Belas Ribu Rupiah).

6. NAMA DAN ORGANISASI PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN


Nama Pejabat Pembuat Komitmen : Perencanaan dan Program
Satuan Kerja : Balai Wilayah Sungai Maluku.

DATA PENUNJANG

7. DATA DASAR
 Data Primer
Pengumpulan data primer dilakukan dengan cara mengukur, mengamati dan
menganalisa parameter hidrologi, geologi dan geodesi dengan mempertimbangkan
kondisi lingkungan dan kegiatan Pembangunan Embung P. Kisar Kab. Maluku Barat
Daya, Prov. Maluku.
 Data Sekunder
Data sekunder yang dipergunakan dalam studi ini diperoleh dari hasil penelitian survey
atau kegiatan sejenis pada tingkat pusat dan daerah maupun instansi-instansi terkait
antara lain:
 Stasiun meteorology setempat (Badan Meteorologi dan Geofisika)
 Direktorat Geologi dan Sumber Daya Mineral Kementerian ESDM
 Dinas Kehutanan Prov. Maluku
 Balai Wilayah Sungai Maluku
4
 BPKH Wilayah IX Ambon
 Badan Pusat Statistik Prov. Maluku
 Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Kab. Maluku Barat Daya
 Dinas Lingkungan Hidup Kab. Maluku Barat Daya
 Camat terkait di Kab. Maluku Barat Daya

8. STANDAR TEKNIS
Standar teknis yang digunakan dalam menyelesaikan pekerjaan adalah pedoman, kriteria
dan standar yang berlaku di Indonesia pada saat ini. Penerapannya harus di pertimbangkan
untung-rugi, kemudahan sistem operasi dan pemeliharaan, tepat guna dan biaya kontruksi
yang paling menguntungkan dengan mengikuti kriteria dan standar perencanaan yang
diterbitkan Standar Nasional Indonesia (SNI), Standar/Kriteria Perencanaan (KP) yang
dikeluarkan oleh Direktorat Jenderal Sumber Daya Air dan Standar lainnya yang berlaku.
Apabila diperlukan perubahan standar teknis diatas, harus dengan Persetujaun Direksi.

9. STUDI – STUDI TERDAHULU


Studi terdahulu adalah SID Pengembangan Waduk Kecil / Embung Serbaguna untuk
Konservasi SDA dan Ketahanan Air, Kab. Maluku Barat Daya, Prov. Maluku TA. 2016.

10. REFERENSI HUKUM


a. Undang-undang Nomor 11 Tahun 1974 tentang Pengairan.
b. Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan
c. Undang-undang Nomor 5 tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-pokok Agraria.
d. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2018 Tentang Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah.
e. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2018 Tentang Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah;
f. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 42 Tahun 2008 tentang Pengelolaan
Sumber Daya Air.
g. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 13/PRT/M/2006 tentang Organisasi dan
Tata Kerja Balai Wilayah Sungai Maluku.
h. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 2/PRT/M/2008 tentang Pedoman
Pelaksanaan Kegiatan Departemen Pekerjaan Umum yang merupakan Kewenangan
Pemerintah dan Dilaksanakan Sendiri
i. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 22/PRT/M/2009 tentang Pedoman
Teknis dan Tatacara Penyusunan Pola Pengelolaan Sumber Daya Air

5
j. Peraturan Menteri Keuangan Nomor : 94/PMK.02/2017 tentang Petunjuk Penyusunan
dan Penelaahan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga dan
Pengesahan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran.

11. LINGKUP PEKERJAAN


11.1. Lingkungan Proyek
Secara garis besar lingkup pekerjaan yang tercakup dalam kerangka acuan kerja ini
adalah :
a. Pengumpulan data sekunder (Hidrologi, Topografi, Geologi, Sosial Ekonomi,
Lingkungan RT/RW, Study terdahulu, dsb).
b. Pengukuran Topografi meliputi pemetaan situasi detail areal genangan,
Potongan memanjang dan melintang as rencana Embung dan jaringan
Distribusi (dari Embung ke bak penampungan), Potongan melintang dan
memanjang rencana jalan masuk (bila diperlukan).
c. Penyediaan Geologi Teknik dan Mekanika tanah di lokasi rencana as Embung,
Areal genangan dan Borrow Area.
d. Survey kondisi sosial ekonomi penduduk (termasuk didalamnya sosial ekonomi
Pertaniannya).
e. Analisa Data Hidrologi, Topografi, Geologi, teknik/mektan, Sosial Ekonomi
Penduduk/Pertanian dan lingkungan di dan sekitar lokasi Embung.
f. Perencanaan rinci, meliputi perencanaan Embung dan Jaringan Distribusinya,
termasuk rencana jalan masuk (bila diperlukan) beserta rencana anggaran
biayanya.
g. Pelaporan.

11.2. Spesifikasi Teknis


a. Pekerjaan Pendahuluan
1. Persiapan Administrasi
2. Mobilisasi/DemobilisasiPersonil dan Alat
3. Pengumpulan Data Sekunder
4. Study Pendahuluan/Awal.
b. Pengukuran Topografi
1. Pemetaan Situasi
a) Pemetaan Situasi Meliputi Pemetaan Situasi areal genangan Embung
b) Pemetaan Situasi akan mencakup pekerjaan:
1) Pengukuran Poligon utama
2) Pengukuran poligon cabang
3) Pengukuran sipat datar
4) Pengukuran situasi detail
6
c) Persyaratan teknis pengukuran ini mengacu pada persyaratan Teknis
PT-02 yang diterbitkan oleh Direktorat Jendral Pengairan, seperti
dijelaskan dibawah ini.
1) Pengukuran Poligon Utama
 Poligon harus meliputi daerah yang akan dipetakan dan
merupakan kring tertutup.
 Jika poligon terlalu besar, maka poligon harus dibagi menjadi
beberapa kring tertutup.
 Poligon dibagi atas seksi-seksi dengan panjang maksimum 2,5
km.
 Pengukuran poligon harus diikatkan ke titik tetap yang telah ada.
Dalam hal ini penentuan koordinat titik awal akan dilakukan
dengan peralatan GPS (Global Positioning System)
 Pengukuran sudut poligon akan dilakukan dengan 2 (dua) seri
ketelitian sudut 5” (lima detik).
 Kesalahan penutup sudut maksimum 10” N, Dimana N adalah
jumlah titik poligon.
 Semua Bench Mark yang dipasang harus maupun yang telah ada harus
dilalui Poligon.
 Alat ukur sudut yang harus digunakan adalah Teodolit T2 Wild atau
yang sejenis.
 Pengukuran jarak dilakukan dengan Roll meter.
 Sudut Vertikal dibaca dalam satu seri dengan ketelitian sudut 10”
 Ketelitian linier Poligon 1 : 10.000

2) Pengukuran Poligon Cabang.


 Poligon cabang harus di mulai dari Poligon utama dan diakhiri pada
Poligon utama.
 Poligon dibagi atas seksi-seksi dengan panjang maksimum 2,5 km.
 Pengukuran sudut Poligon harus dilakukan dengan 1 (satu) seri dengan
ketelitian sudut 20”.
 Kesalahan penutup sudut maksimum 20” N, Dimana N adalah jumlah
titik Polygon.
 Semua Bench Mark dipasang maupun yang telah ada harus dilalui
Poligon.
 Diusahakan agar sisi Poligon sama panjangnya.

7
 Alat ukur sudut yang harus digunakan adalah Teodolit T2 Wild atau
yang sejenis.
 Pengukuran jarak dilakukan dengan roll meter.
 Ketelitian linier Poligon 1 : 5.000.

3) Pengukuran Sifat Datar.


 Alat yang digunakan adalah Automatic Level Ni 2, Nak 1, Nak 2 atau
yang sejenisnya.
 Sebelum melakukan pengukuran, alat ukur sifat datar harus dicek
terlebih dahulu garis bidiknya. Data pengecekan dicatat dalam buku
ukur.
 Jarak bidikan rambu maksimum 100 m.
 Diusahakan jarak rambu muka sama dengan jarak rambu belakang.
 Diusahakan jumlah jarak per seksi selalu genap.
 Data yang dicatat adalah pembacaan ketiga benang silang, yaitu benang
atas, Benang bawah dan benang tengah.
 Semua Benchmark yang ada maupun yang akan di pasang harus melalui
jalur sipat datar.
 Pada jalur yang terikat /tertutup, pengukuran dilakukan dengan cara
pergi pulang. Sedang pada jalur yang terbuka di ukur dengan Stan ganda
dan pulang pergi.
 Batas toleransi untuk kesalahan penutup maksimum 10D, dimana D =
jumlah jarak dalam km.
4) Pengukuran Situasi Detail.
 Alat yang akan di gunakan adalah Theodolit To Atau yang sejenis yang
sederajat ketelitiannya.
 Metode yang di gunakan adalah Raai Vorstal.
 Ketelitian Poligon raai sudut adalah 20n, dimana n = banyaknya titik
sudut. Ketelitian linear Poligon Raai 1 : 1.000.
 Semua tampakan yang ada, Baik alamiah maupu buatan manusia di
ambil sebagai titik detail, misalnya : Lembab, Alur, Sadel dan
sebagainya.
 Kerapan titik detail (  100 m ) harus di buat sedemikian rupa sehingga
bentuk Tofografi dan bentuk buatan manusia dapat digambarkan sesuai
dengan keadaan di lapangan.
 Sketsa lokasi detail harus di buat rapi, jelas dan lengkap sehingga
memudahkan penggambaran dan memenuhi mutu yang diisyaratkan.
8
 Pengukuran sungai di sekitar lokasi rencana bendung harus di ambil
detail selengkap mungkin, misalnya Elvasi as, tepi dan lebar sungai,
bukit di sekitar rencana Bendung tersebut.
 Pengukuran situasi harus dilebihkan  250 m dari batas yang telah
ditentukan.
 Sudut Poligon Raai di baca 1 ( satu ) seri.
 Ketelitian Poligon Raai adalah 10 cm D, dimana D = Panjang Poligon
dalam km.

5) Pengukuran Trase Rencana Jaringan Distribusi (dari Embung ke Bak


Penampung) dan jalan masuk ( bila diperlukan ).
 Pengukuran Trase rencana, meliputi :
 Pengukuran Trase rencana jaringanDistribusi.
 Pengukuran Trase Rencana jalan masuk (bila diperlukan)
 Pengukuran Trase rencana jaringan Distribusi dan jalan masuk mencakup
pekerjaan :
 Pengukuran Poligon
 Pengukuran sifat datar
 Pengukuran penampang memanjang dan melintang
 Persyaratan teknis pengukuran ini mengacu pada persyaratan Teknis PT-02
yang diterbitkan oleh Direktorat Jendral Pengairan, seperti di jelaskan di
bawah ini.

6) Pengukuran Poligon
 Pengukuran mengikuti jalur layout yang telah ditentukan dengan
pemasangan patok setiap 100 m.
 Penempatan alat ukur tepet di atas paku pada patok. Untuk pengambilan
jarak sudut, alat ukur di arahkan pada paku di atas patok. Apabilah paku tidak
kelihatan dapat di gunakan unting-unting.
 Pengukuran di lakukan dengan sistem Poligon yang dimulai dan di akhiri
pada BM ysng telah di ketahui koordinat dan Azimuthnya.
 Semua Bench Mark baik yang telah ada maupun yang akan di pasang harus
di lalui Poligon, Apabilah terletak dalam jalur atau dekat dengan jalur
Poligon.
 Pengukuran sudut Poligon menggunakan cara dua seri ganda.
 Pengukuran jarak antar Patok di lakukan dengna Pita Ukur Baja, Dilakukan
pergi dan pulang.
 Toleransi yang diperbolehkan untuk kesalahan penutup sudut adalah 10n
detik, dimana n adalah jumlah titk sudut.

9
7) Pengukuran Sifat Datar.
 Pengukuran dilakukan dengan cara Stan ganda dan pulang pergi dan di buat
terikat dengan Bench Mark yang di ketahui Elevasinya.
 Semua Titik Poligon harus di ambil tingginya, Demikian juga perubahan
tinggi sepanjang jalur Trase harus di ambil tingginya.
 Alat ukur di dirikan di tengah-tengah antara dua Rambu yang didirikan di atas
paku pada Patok.
 Tinggi Patok di atas tanah harus di ukur untuk mendapatkan Elevasi tanah
pada lokasi Patok tersebut.
 Data yang di catat adalah Pembacaan ketiga Benang Silang, Yakni benang
atas, Bawah dan tengah.
 Selisih Stand 1 dan 11 harus lebih kecil atau sama dengan 2 mm dan selisih 2
BT dengan BB harus lebih kecil atau sama dengan 2 mm.
 Toleransi yang di perbolehkan untuk kesalahan penutup adalah 8D mm,
Dimana D adalah jarak dalam Km.
 Pengukura sifat datar dulakukan setelah Bench Mark terpasang.

8) Pengukuran Penampang Memanjang dan Melintang.


 Pengukuran Penampang Melintang di lakukan tiap Interval jarak 50m
 Untuk Trase yang berbelok dilakukan tiap Interval lebih kecil dari ketentuan
tersebut di atas dengan memperhatikan busur kelengkungannya, Yaitu kurang
dari 50 m.
 Bila Trase saluran melintas sungai besar, Lembah besar, Maka harus di buat
Penampang melintang dan memanjang Lembah/Sungai tersebut dengan
ketentuan :
Penampang melintang di buat 200 m ke hulu dan 200 m ke hilir dari pertemuan
tersebut.
Penampang Melintang tiap 50 m untuk bagian yang lurus dan 25 m untuk
bagian yang berbelok-belok dengan lebar 75 m ke kiri dan 75 m ke kanan dari
tepi sungai. Sedangkan bila memotong Sungai/Lembah kecil, Maka harus
dibuat Tampang Melintang 100 m ke Hulu dan 100 m ke Hilir.
 Setiap perubahan Elevasi tanah harus di ambil sebagai titk Detail untuk
Penampang Melintang/Memanjang.
 Pengukuran Penampang Melintang di ambil secara optis dengan membaca
ketiga benang pada alat ukur,Yaitu benang atas, Benang tengah dan Bneang
Bawah atau dengan Pita Ukur Baja sampai pembacaan dalam Cm.
 Jarak-jarak penampang melintang di ambil secara optis dengan membaca
ketiga benang pada alat ukur, Yaitu benang atas, Benang Tengah dan Benang
Bawah atau dengan Pita Ukur Baja sampai pembacaan dalam Cm.
 Sketsa pengukuran harus di buat rapi dan jelas untuk memudahkan
Penggambaran.
10
9) Pengukuran Situasi Detail.
Pengukuran Situasi Detail di lakukan dari Patok Poligon yang sudah di ketahui
kedudukan Planimetris dan Elevasinya dari pengukuran Poligon dan Sifat
Datar.
 Alat yang di pergunakan adalah Theodolit TU Wild atau yang sejenis dan
setingkat ketelitiannya.
 Semua tangkapan yang ada baik alamiah maupun buatan Manusia di ambil
sebagai titik detail antara titik Poligon Trase.
 Sketsa Lokasi Detail harus di buat dengan rapi dan jelas sehingga memudahkan
penggambaran dan koreksi apabilah terjadi kesalahan dalam pengukuran.
 Apabilah Trase melalui Sungai/Lembah maka harus di adakan pengukuran
situasi khusus 200 m dan 200 m ke hilir dengan Skala 1 : 500.
2. Pemasangan Bench Mark
a) Bench Mark baru di pasang pada as rencana Embung dan beberapa tempat yang
diperlukan, minimal 4 buah per lokasi.
b) Harus di pasang juga pada titik simpul (loop Intersection Point)
c) Sistem Penamaan Bench Mark harus seragam dengan nomor yang sudah ada.
d) Setiap Bench Mark lama/baru harus di buat diskripsinya
e) Ukuran, Bentuk dan Type Bench Mark yang di pasang harus mengikuti Standard
Bangunan Pengairan.

3. Penggambaran
a) Penggambaran hasil pengukuran di buat di atas kertas A1 (594 mm x 841 mm)
dengan ketentuan penggambaran sesuai dengan Standard penggambaran yang
diterbitkan Oleh Direktorat Jenderal Pengairan.
b) Gambar di buat dengan skala sebagai berikut :
 Peta Situasi Areal Genangan : Skala 1 : 500
 Pot memanjang : Skala 1 : 1000 (H)
Skala 1 : 100 (V)
 Pot. Melintang : Skala 1 : 100.
4. Produk Yang harus di serahkan untuk kegiatan pengukuran Topografi, Adalah :
a) Peta Situasi Areal Genangan
b) Potongan Memanjang as rencana Embung, Jaringan Distribusi dan jalan masuk.
c) Potongan Melintang as rencana Embung, Jaringan Distribusi dan jalan masuk.
d) Buku Ukur.
e) Laporan Topografi (termasuk didalamnya Diskripsi Bench Mark)

11
b. Penyelidikan Geologi Teknik dan Mekanika Tanah.
1. Penyelidikan Geologi Teknik dan Mekanika Tanah terdiri atas pekerjaan:
a) Pemetaan Geologi
b) Investigasi Bor inti 115 m
c) Sondir 30 titik dan Handboring 9 titik
d) Sumur Uji 4 titik
e) Uji Laboratorium.
Sesuai dengan Persyaratan Teknis PT-03 yang diterbitkan Oleh Direktorat Jendral
Pengairan, Ada beberapa hal yang harus di perhatikan saat melaksanakan kegiatan
di atas seperti yang di jelaskan di bawah ini.

2. Penyelidikan Mekanika Tanah.


Selain Penyelidikan Geologi Teknik, Penyelidikan mekanika tanah di sekitar bangunan
perlu dilakukan. Penyelidikan yang akan di laksanakan ini merupakan penelitian tanah
Detail (Detail Investigation). Lokasi titik Penyelidikan akan di tentukan bersama
Direksi Pekerjaan. Pelaksanaan penyelidikan mekanika tanah ini akan di laksanakan
secara bersama dengan penyelidikan Geologi Teknik Tahap. Penyelidikan Tanah ini
terdiri atas :

a) Penyelidikan Lapangan
1) Pengambilan Contoh Tanah
Untuk mengadakan penelitian tanah Laboratorium, Pengambilan contoh tanah
ini sangat penting sekali, Selain Untuk mengetahui sifat dan jenis tanahnya juga
untuk perkiraan dalam Elevasi hasil penelitian tanahnya. Sehingga pengambilan
contoh tanah ini mutlak di lakukan.

Pengambilan contoh tanah asli (Undisturbed Samples). Agar Data Parameter


dan sifat-sifat tanahnya mash dapat di gunakan maka perlu sekali perhatian pada
saat-saat pengambilan, Pengangkutan dan penyimpanan contoh-contoh tanah
ini, agar :
 Struktur tanahnya tidak terlalu terganggu atau berubah, Sehingga mendekati
keadaan yang sama dengan keadaan di lapangan.
 Kadar air asli masih dapat di anggap sesuai dengan keadaan lapangan.
 Menggunakan Tube Sample yang baik dengan mata tabung-tabung yang
tajam serta memenuhi persyaratan yang ada. Diameter tabung (Ф) Minimal
6,8 Cm dan Panjang 50 Cm.
 Sebelum pengambilan contoh tanah di lakukan dinding tabung setelah
dalamdi beri pelumas (Olie) agar gangguan terhadap contoh tanah dapat di
perkecil, Terutama pada waktu mengeluarkan contoh tanah ini.
12
 Agar kadar asli contoh ini tidak terlalu berubah, Maka pada ujung tabung
ini di beri/di tutup dengan Parafin yang cukup tebal dan tabung tersebut di
beri simbol lokasi dan kedalaman dari contoh tanah tersebu.
 Pada saat pengambilan contoh tanah di usahakan dengan memberikan
tekanan Centris sehingga struktur tanahnya sesuai dengan dilapangan.
 Pengambilan contoh-contoh pada setiap lapisan tanahnya yang berbeda atau
pada kedalaman tertentu.
 Pada waktu pengangkutan dan penyimpanan tabung sample supaya di
hindarkan dari getaran-getaran yang cukup keras dan di hindarkan
penyimpanan pada suhu yang cukup panas.
Pengambilan contoh tanah terganggu (Disturbed Samples). Contoh tanah tidak
asli dapat di peroleh dari pembuatan sumur uji/test pit. Pengambilan contoh
tanah di ambil sebagai berikut :
 Bila Lapisan-lapisan tanah masing-masing lapisan cukup tebal maka harus
di ambil masing-masing lapisan dengan pengambilan Vertikal.
 Bila lapisan-lapisan tipis 0,5 m, Maka contoh tanah tersebut di ambil secara
acak dengan pengambilan vertikal. Contoh-contoh tanah-tanah ini akan
ditest dengan percobaan cara Proctor. Untuk pengukuran kadar air aslinya
maka perlu di adakan pengambilan contoh tanah asli dengan menggunakan
PVC dicatat dengan simbol dan kedalaman di mana Sample diambil.
2) Sumur Uji
Pekerjaan uji atau test pit ini gunanya untuk mengetahui ketebalan lapisan di
bawah top soil dengan lebih jelas, baik lokasi tersebut untuk pondasi kolam
bangunan maupun untuk jenis bahan timbunan pada daerah borrow areanya.
Dengan demikian dapat lebih positif dalam menggunakan jenis lapisan dan
ketebalannya.
Photo dari samping lapisannya, juga di catat elevasi-elevasi ketinggian dari
lokasi tersebut. Untuk sumuran uji tersebut 1 – 1,5 m atau di sesuaikan dengan
keadaan lapisan tanahnya. Pembuatan sumur uji ini dihentikan bilamana:
 Telah di jumpai lapisan keras, dan diperkirakan benar-benar keras pada
lokasi tersebut.
 Bila di jumpai rembesan air tanah yang cukup besar sehingga sulit untuk di
atasi.
 Bila dinding galian mudah runtuh, sehingga pembuatan galian mengalami
kesulitan, Tapi di usahakan terlebih dahulu dengan memuat papan-papan
penahan dinding galian.
b) Pengeboran inti sebanyak 4 (empat) titik bor pada lokasi rencana bangunan dengan
total kedalaman yang di sediakan 115 m atau sampai dengan tanah keras.
13
c) Penyelidikan Laboratorium
Pada contoh-contoh tanah yang di ambil, baik tanah asli maupun contoh tanah
terganggu akan di lakukan beberapa macam percobaan di Laboratorium, Sehingga
data Parameter dan sifat-sifat tanah dapat di ketahui. Jenis dan macam percobaan
untuk tanah yang di lakukan adalah sebagai berikut :
1) Pengujian pondasi :
- Absorption & Specific Gravity
- Natural Density
- Water Content
- Uniaxial Compression Test
- Triaxial Compression/Direct Shear Test
2) Material inti kedap :
- Water Content
- Specific Gravity
- Atterberg Limit
- Shringkade Test
- Grain Size Analysis by Double Hidrometer
- Dispersive by Pinhole
- Crumb Test
- Expantion Index Test
- Swelling Pressure Test
- Compaction Test ( Standart Proctor )
- Triaxial Compression Test CU ( BP )
- Triaxial Compression Test UU
- Permeability Test
- Consolidation Test

3. Laporan Penyelidikan Geologi Teknik dan Mekanika Tanah


Laporan akhir dari pekerjaan Survey Geologi dan Mekanika Tanah berupa laporan yang
berisi tentang :
a) Peta Geologi permukaan pada lokasi rencana Embung.
b) Penampung batuan hasil pemboran inti pada lokasi rencana Embung.
c) Hasil-hasil pengujian, Pengamatan dan analisa di lapangan dan laboratorium.
d) Deskripsi mengenai hasil penyelidikan yang dilakukan oleh Konsultan meliputi
Metode yang di laksanakan untuk pengujian di lapangan dan di Laboratorium,
Kuantitas dan kualitas bahan yang ditemui.
14
e) Gambaran umum mengenai keadaan tanah di bawah di daerah bersangkutan,
Masalah yang di hadapi selama penyelidikan berlangsung, Kesimpulan serta
Rekomendasi untuk parameter perencanaan.

c. Pemetaan GIS
Pekerjaan mengukur tanah dan pemetaan (Survei dan pemetaan) meliputi pengambilan/
pemindahan data-data dari lapangan ke peta atau sebaliknya. Pengukuran yang akan
dipelajari dibagi bagi dalam pengukuran mendatar dari titik titik yang terletak diatas
permukaaan bumi, dan pengukuran tegak guna mendapatkan beda tinggi antara titik titik
yang diukur diatas permukaan bumi yang tidak beraturan, yang pada akhirnya dapat
digambar diatas bidang datar (Peta). Ilmu ukur tanah merupakan ilmu sebagai dasar dalam
melaksanakan pekerjaan survey atau ukur mengukur tanah dalam bidang teknik sipil

d. Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)


Berdasarkan Undang-undang Ketenagakerjaan No.13 Tahun 2003 pasal 87, bahwa setiap
perusahaan wajib menerapkan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja yang
terintegrasi dengan sistem manajemen perusahaan.
Tujuan utama K3 adalah mencegah, mengurangi bahkan menghilangkan resiko kecelakaan
kerja (zero accident) Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah upaya perlindungan
yang ditujukan agar tenaga kerja dan orang lainnya di tempat kerja/perusahaan selalu dalam
keadaan selamat dan sehat, mencegah terjadinya cacat/kematian pada tenaga kerja,
mencegah kerusakan tempat dan peralatan kerja, mencegah pencemaran lingkungan dan
masyarakat disekitar tempat kerja serta agar setiap sumber produksi dapat digunakan secara
aman dan efisien.

e. Kajian Operasi dan Pemeliharaan


Kajian ini perlu dilakukan untuk mengetahui sistem operasi dan pemeliharaan jaringan
irigasi apabila hasil dari detail desain tersebut telah di konstruksikan.

f. Pertemuan Konsultasi Masyarakat (PKM)


Pertemuan Konsultasi Masyarakat dilakukan setelah draft desain selesai, diadakan
pertemuan bersama Direksi pekerjaan, Dinas terkait, Tokoh Masyarakat, Pemerintah
Daerah setempat untuk memberikan informasi hasil desain.

g. Analisa Data
1. Analisa Data Hasil Pengukuran Topografi.
Dari gambar dan data hasil pengukuran Topografi dan pemetaan situasi Detail di
lakukan analisa Alternatif lokasi as Embung, Perkiraan volume Tampungan dan Luas
Daerah Genangan, Letak Bangunan Pelimpah, Sistem Pengelak beserta Pengelak

15
beserta Lay Outnya, Jalur Distribusi dan Lokasi-Lokasi Bak Penampungan serta jalan
masuk.
2. Analisa Data Hidrologi.
Analisa Hidrologi ini meliputi Analisa Evapotranspirasi, Curah hujan rancangan dan
efektif, Debit rancangan dan andalan, Kebutuhan air, Neraca air, Rating Curve,
Penelurusan banjir di Waduk, Sedimentasi Waduk, dsb.
3. Analisa Data Hasil Penyelidikan Geotek dan Mektan
Analisa ini meliputi analisa kondisi Geotek/Mektan (Kondisi kekuatan tebing dan
pondasi di lokasi alternatif rencana as Embung), Letak lokasi Quarry Site dan Borrow
Area beserta Volume Bahan Timbunan.
4. Analisa Kimia dan Biologi Lingkungan.
Survey Kimia dan Biologi Lingkungan perlu dilakukan mengingat bahwa kandungan
air terkait erat dengan pemanfaatan masyarakat ditempat tersebut.
h. Perencanaan Rinci
Dalam melakukan perencanaan rinci, Konsultan harus berpedoman pada standar yang di
berlaku di indonesia. Bila di gunakan Referensi yang lain, Harus dengan persetujuan
Direksi perencanaan rinci ini meliputi :
1. Perencanaan Embung mencakup perencanaan untuk menentukan :
a) Tipe dan Jenis Embung
b) Karakteristik Hidrolis Pelimpah
c) Tanggul Banjir
d) Bangunan Pengambilan
e) Tingkat Kestabilan
f) Pedoman Operasi dan pemeliharaannya
g) Dan sebagainya.
2. Perencanaan Jaringan Distribusi mencakup perencanaan untuk :
a) Pembuatan Lay-Out Jaringan Distribusi
b) Rencana Trase
c) Kapasitas Saluran/Pipa
d) Jenis Konstruksi
e) Bangunan pelengkap yang di perlukan.
f) Dan sebagainya.
3. Perencanaan Jaringan Distribusi mencakup perencanaan untuk :
a) Rencana Trase jalan masuk, Termasuk lahan yang harus di bebaskan untuk jalan
masuk.
b) Jenis Kontruksi
c) Bangunan pelengkap yang di perlukan
16
d) Dan sebagainya.
4. Produk yang harus di serahkan untuk kegiatan ini adalah :
a) Gambar Perencanaan : Embung, Jaringan Distribusi dan jalan masuk.
b) Pedoman Operasi dan Pemeliharaan Embung
c) Nota Perencanaan
d) Volume Pekerjaan dan Rencana Anggaran Biaya
e) Spesifikasi Teknik (mencakup antara lain metode pelaksanaan pekerjaan serta jenis
dan jumlah peralatan).

i. Penyusunan Laporan dan Diskusi


1. Laporan Mutu Kontrak
2. Laporan Bulanan
3. Laporan pendahuluan, Presentasi/Diskusi
4. Laporan Interim, Presentasi/Diskusi
5. Konsep Laporan Akhir
6. Laporan Akhir, Presentasi/Diskusi
7. Laporan Penunjang :
Nota Desain, Laporan Survey Topografi, Laporan Survey Geoteknik, Laporan
Survey Hidrologi, Laporan Survey Sosial Ekonomi, Laporan BOQ dan Analisa
Biaya, Contruction Plan, Laporan Kajian O & P, Laporan Spesific Teknis, dan
Laporan Metode Pelaksanaan.
8. Gambar Survey
9. Gambar Desain
10. Dokumentasi

12. KELUARAN
 Analisa kebutuhan air tampungan di wilayah studi
 Kelayakan ekonomis
 Desain teknis tampungan dan saluran distribusi embung

13. PERALATAN, MATERIAL, PERSONEL DAN FASILITAS DARI PEJABAT


PEMBUAT KOMITMEN
Pejabat Pembuat Komitmen memberikan Fasilitas berupa personel untuk Pengawas
lapangan.

17
14. PERALATAN DAN MATERIAL DARI PENYEDIA JASA KONSULTANSI
Peralatan dan Material dari Penyedia Jasa Konsultasi berupa bahan habis pakai, kendaraan,
dan laboratorium.
a. Peralatan
b. Material

15. LINGKUP KEWENANGAN PENYEDIA JASA


Melakukan survey lapangan dan membantu Pejabat Pembuat Komitmen untuk membuat
laporan-laporan yang diminta.

16. JANGKA WAKTU PENYELESAIAN PEKERJAAN


Waktu pelaksanaan pekerjaan SID/DD Embung P. Kisar, Kab. Maluku Barat Daya,
Prov. Maluku yang disediakan untuk menyelesaikan pekerjaan ini adalah 8 (delapan)
bulan atau 240 (dua ratus empat puluh) hari kalender.
17. KEBUTUHAN PERSONEL MINIMAL
Kualifikasi
Posisi Status
Tingkat
Jurusan Keahlian Pengalaman Tenaga
Pendidikan
Ahli
Tenaga Ahli:
Ahli Madya, dibuktikan
Team Leader S2 Teknik Sipil 5 Tahun Aktif
dengan SKA
Ahli Muda, dibuktikan
Ahli Hidrologi S1 Teknik Sipil 5 Tahun Aktif
dengan SKA
Ahli Muda, dibuktikan
Ahli Geologi S1 Geologi 5 Tahun Aktif
dengan SKA
Ahli Muda, dibuktikan
Ahli Geodesi/GIS S1 Teknik Sipil/Geodesi 5 Tahun Aktif
dengan SKA
Ahli Muda, dibuktikan
Ahli Sosial Ekonomi S1 Ekonomi 5 Tahun Aktif
dengan SKA
Ahli Muda, dibuktikan
Ahli Hidrolika S1 Teknik Sipil 5 Tahun Aktif
dengan SKA
Asisten Tenaga Ahli
Ahli Muda, dibuktikan
Ass. Ahli Hidrolika S1 Teknik Sipil 3 Tahun Aktif
dengan SKA
Ahli Muda, dibuktikan
Ass. Geologi Teknik S1 Teknik Sipil 3 Tahun Aktif
dengan SKA
Teknik Sipil, dibuktikan
Cost Estimator S1 Teknik Sipil 3 Tahun Aktif
dengan SKA
Juru Ukur, dibuktikan
Surveyor Pengukuran D-III Teknik Sipil 3 Tahun Aktif
dengan SKA
Juru Gambar D-III Teknik Sipil/Arsitektur - - -
Tenaga Pendukung
Administrasi SMK - - - -
Computer Operator SMA/SMK - - - -
Office Boy SD - - - -

18
Personil Konsultan yang di tugaskan harus memenuhi persyaratan berikut :
a. Tenaga Ahli
1) Ketua Team : 1 (satu) orang
 Seorang Ketua Tim, bertindak sebagai ketua tim serta mempunyai motivasi
tinggi, berkemampuan memimpin dan dapat bekerja sama dengan pihak-pihak
lain serta dapat memecahkan segala persoalan yang akan timbul.
 Pemimpin tim harus dapat mengkoordinir pekerjaan dan menentukan Standar
yang seragam untuk pekerjaan yang dilakukan oleh anggota Tim.
 Mengkoordinasi seluruh aktifitas Tim dalam mengelolah seluruh kegiatan di
lapangan dan kantor.
 Memanajerial, mengatur, menentukan rencana-rencana pengembangan sumber
daya air dan mampu memimpin timnya untuk memadukan kerjasama dengan
pihak terkait secara baik.
 Mengarahkan seluruh anggota team dalam menyiapkan laporan yang
diperlukan.
 Mengumpulkan dan mengkaji serta mengevaluasi data baik data skunder
maupun data primer.
 Menyiapkan rencana kerja dan Jadual kegiatan lapangan serta berkoordinasi
dengan Direksi Pekerjaan.
 Melaksanakan presentasi dan asistensi dengan direksi pekerjaan yang telah
dilaksanakan
 Mengkaji ulang serta pengecekan keseluruhan hasil pekerjaan yang telah
dilaksanakan dan bertanggug jawab terhadap hasil pekerjaan.
 Menghitung volume pekerjaan dan mampu membuat rekayasa serta analisa
hidrolika.
 Mengarahkan tim dalam studi dan detail desain yang dilakukan dalam pekerjaan
ini
 Personil yang di usulkan untuk posisi Tenaga Ahli harus mempunyai motivasi
secara penuh, mempunyai kemampuan memimpin dan mampu bekerja sama
dengan disiplin Ilmu lainnya.
 Menyusun laporan-laporan secara periodik.

2) Tenaga Ahli Hidrologi : 1 (satu) orang.


 Tenaga Ahli dapat bekerja sama dengan tim lainnya dalam perencanaan
embung/waduk dan dapat membuat laporan perencanaan embung/waduk,
melakukan penyelidikan dan perhitungan hidrologi.
 Dapat melakukan pengumpulan data sekunder dan melakukan review atas hasil
analisi terdahulu

19
 Dapat melaksanakan collecting data sekunder seperti: Data hujan, Klimatologi,
peta DAS dan lain lain yang berkaitan dengan analisa hidrologi.
 Dapat melakukan analisa data curah hujan, debit rancangan, data klimatologi
serta data penunjang lainya dan bertanggung jawab terhadap hasil pekerjaan
analisa hidrologi.
 Dapat menyiapkan laporan hasil analisa hidrologi beserta rekomendasi yang
diperlukan team desain serta menyiapkan laporan hidrologi

3) Tenaga Ahli Geologi : 1 (satu) orang.


 Tenaga Ahli Geologi/Mekanika Tanah dapat bekerja sama dengan tim lainnya
dalam perencanaan embung/waduk.
 Memberikan pengarahan dan langkah-langkah kerja pada tim geologi.
 Bersama team leader menentukan titik-titik pemboran, yang elevasinya akan
diukur oleh tim pengukuran.
 Membuat analisa terhadap data lapangan dan hasil test laboratorium.
 Membuat rekomendasi mengenai data-data yang akan digunakan untuk
perencanaan embung
 Melakukan indetifikasi keadaan geologi didaerah proyek
 Menyusun laporan geologi.

4) Tenaga Ahli Geodesi/GIS : 1 (satu) orang


 Ahli Geodesi dapat bekerja sama dengan tim lainnya dalam pelaksanaan
pengukuran topografi dan menentukan titik pengukuran serta membantu tim
pengukuran dalam membuat laporan pengukuran yang akan di rencanakan.
 Mengkoordinir kegiatan team dalam melaksanakan pekerjaan penyusunan
sistem informasi geografis, menyiapkan program kerja SIG dan Pembuatan Peta
 Bekerjasama dengan tim dalam mengumpulkan data GPS terkait dengan
kebutuha program.
 Melakukan pengukuran situasi detail, potongan memanjang & melintang saluran
dari desain pekerjaan.
 Mengikuti ke lapangan untuk mengecek kondisi di lapangan dibandingkan
kondisi yang dilihat dari citra satelit.
 Memasang Patok Bench Mark (BM), CP dan Patok Bantu saerta Pengikatan
Titik Kontrol Geodesi
 Memeriksa data lapangan dan membantu melakukan analisis data serta
mengarahkan team dalam penggambaran
 Penggambaran situasi berdasarkan hasil perhitungan dan pengukuran
dilapangan.

20
 Menyiapkan laporan-laporan yang terkait keahliannya.
 Partisipasi di setiap asistensi dan diskusi, termasuk dalam penyiapan materinya

5) Tenaga Ahli Sosial Ekonomi: 1 (satu) orang


 Bertanggungjawab dalam pelaksanaan pekerjaan sejak awal penugasan hingga
hasil pekerjaan diterima dengan baik oleh pemberi pekerjaan.
 Bekerjasama dengan tenaga ahli lainnya dibawah koordinasi ketua tim guna
menciptakan suasana kerja yang harmonis dan efektif.
 Membantu team leader dalam penyusunan laporan untuk setiap tahap kegiatan.
 Bekerjasama dengan tenaga ahli lainnya dalam melakukan tugas dan tanggung
jawabnya.
 Melakukan koordinasi dan asistensi dengan pemberi pekerjaan sesuai dengan
bidang keahliannya
 Membuat daftar data primer dan sekunder yang diperlukan
 Mengumpulkan data mengenai ekonomi meliputi sektor formal dan informal
 Mengumpulkan data mengenai aspek sosial ekonomi masyarakat
 Melakukan analisis kecendrungan perkembangan kawasan terhadap aktivitas
sosial dan ekonomi.
 Menganalisis kendala / hambatan yang dihadapi wilayah perencanaan, terutama
karena faktor eksternal.
 Melakukan analisis kualitas kehidupan (sosial, ekonomi, kultur) atas
perkembangan kawasan pusat kota
 Menganalisis prospek / kesempatan pengembangan ekonomi kawasan serta
Menyusun program investasi pengembangan ekonomi kawasan ke depan
6) Ahli Hidrolika
 Melakukan analisis perhitungan hidrolika di daerah air yang terlimpasi dari
bangunan.
 Melakukan analisis perhitungan hidrolika disepanjang jaringan distribusi untuk
mengetahui kecukupan kemiringan aliran tipe dan jenis aliran yang
direncanakan.
 Melakukan evaluasi aliran hidrolika dari hasil analsisi yang sudha dilakukan.
 Membuat laporan hidrolika.
 Memberikan masukan dan mendampingi team leader disetiap diskusi.

21
b. Tenaga Teknis
1) Ass. Ahli Hidrolika: 1 (satu) Orang
Membantu Ahli Hidrolika dalam perencanaan, analisa dan rekayasa hidrolika

2) Ass. Ahli Geologi : 1 (satu) Orang


Membantu Ahli Geologi dalam perencanaan dan penyelidikan geologi.

3) Cost Estimator : 1 (satu) Orang


 Lulusan Sarjana (S1) Teknik Sipil dengan pengalaman kerja minimal 3 (tiga)
tahun sebagai Ahli Madya dalam menghitung anggaran biaya.
 Melakukan perhitungan Volume Pekerjaan dan Analisa Biaya terhadap
perencanaan embung/waduk.
 Harus memiliki Sertifikat Keahlian (SKA) yang di keluarkan oleh Assosiasi
Profesi atau Sertifikat Keahlian (SKA-P) yang dikeluarkan oleh LPJK dengan
Klasifikasi Bidang Sipil, Sub Bidang Teknik Sipil atau Sumber Daya Air
4) Surveyor/Juru Ukur : 2 (dua) Orang
Melakukan pengukuran di lapangan dan membantu Juru Ukur serta Ahli Geodesi
di lapangan dan memiliki Sertifikat Keahlian (SKA-P) yang dikeluarkan oleh
LPJK atau lembaga sejenis.

5) Autocadman/Juru Gambar : 1 (satu) Orang


Membuat Gambar dan membantu Ahli Perencanaan serta Juru Ukur.

c. Tenaga Penunjang Lainnya.


1) Tenaga Administrasi : 1 (satu) orang
2) Operator Komputer : 1 (satu) orang
3) Tenaga Lokal : 1 (dua) orang.

22
18. JADWAL TAHAPAN PELAKSANAAN PEKERJAAN

TAHUN ANGGARAN 2020


No URAIAN PEKERJAAN
BULAN
I II III IV V VI VII VIII IX X XI XII

1. PEKERJAAN PERSIAPAN
DISKUSI LAPORAN
2. PENDAHULUAN (PRELIMINARY
REPORT)
PEKERJAAN PENGUMPULAN
3. DATA SURVEY DAN
INVESTIGASI
DISKUSI LAPORAN
4. PERTENGAHAN
(INTERMEDIATE REPORT)
PEKERJAAN PENGOLAHAN
5.
DATA
DISKUSI LAPORAN AKHIR
6.
(FINAL REPORT)

LAPORAN

19. LAPORAN PENDAHULUAN


Laporan Pendahuluan memuat: garis besar kondisi pekerjaan, pemahaman konsultan
terhadap daerah pekerjaan, rencana kegiatan dan jadwal pelaksanaan pekerjaan, jadwal
penugasaan tenaga ahli yang dilibatkan, daftar data yang sudah/belum dikumpulkan,
rencana kerja yang akan dilaksanakan, permasalahan dan dokumentasi kondisi eksisting.
Laporan harus diserahkan selambat – lambatnya: 30 (tiga puluh) hari sejak SPMK
diterbitkan sebanyak 5 (lima) buku laporan.

20. LAPORAN BULANAN


Laporan Bulanan memuat: seluruh aktifitas yang dilakukan oleh konsultan. Laporan ini
bermaterikan keadaan keuangan, penggunaan tenagakerja, permasalahan yang dihadapi
dan langkah-langkah yang diambil.
Laporan harus diserahkan selambat – lambatnya: Setiap bulan sejak SPMK diterbitkan
sebanyak 5 (lima) buku laporan.

23
21. LAPORAN ANTARA
Laporan Antara memuat: hasil semetara pekerjaan SID/DD Embung P. Kisar Kab.
Maluku Barat Daya, Prov. Maluku. Laporan harus diserahkan selambat – lambatnya 120
(setarus dua puluh) hari kerja sejak SPMK diterbitkan sebanyak 5 (lima) buku laporan.

22. LAPORAN AKHIR


Laporan Akhir memuat: Seluruh hasil kegiatan yang telah disetujui oleh peserta diskusi /
pemberi tugas / direksi sesuai dengan kerangka acuan kerja, paling lambat 240 (dua ratus
empat puluh) hari kalender terhitung mulai tanggal ditetapkannya SPMK. Sebanyak 5
(Lima) buku laporan dan media penyimpan data (Harddisk 1 TB)
Laporan Pendukung
a) Rencana Mutu Kontrak
b) Laporan Nota Desain
c) Laporan Survey Topografi
d) Laporan Survey Geoteknik
e) Laporan Survey Hidrologi
f) Laporan Analisa Biaya
g) Laporan Pedoman O & P
h) Laporan PKM
i) Laporan Spesific Teknis
j) Laporan Metode Pelaksanaan
k) Laporan Dokumen Tender
l) Peta Pengukuran
m) Gambar, berisi : Gambar Desain A1 dan Gambar Desain A3.
n) Eksternal hardisk kapasitas 1 TB sebanyak 1 buah

HAL – HAL LAIN


23. PRODUKSI DALAM NEGERI
Semua kegiatan jasa konsultansi berdasarkan KAK ini harus dilakukan di dalam wilayah
Negara Republik Indonesia kecuali ditetapkan lain dalam poin 4 di KAK dengan
pertimbangan keterbatasan kompetensi dalam negeri.

24. PERSYARATAN KERJA SAMA


Jika kerja sama dengan penyedia jasa konsultansi lain diperlukan untuk pelaksanaan
kegiatan jasa konsultansi ini maka persyaratan berikut harus dipatuhi.

24
25. PEDOMAN PENGUMPULAN DATA LAPANGAN
Pengumpulan data lapangan harus memenuhi persyaratan yang tertera pada dokumen KAK
ini.

26. ALIH PENGETAHUAN


Jika diperlukan, Penyedia Jasa Konsultansi berkewajiban untuk menyelenggarakan
pertemuan dan pembahasan dalam rangka alih pengetahuan kepada personel satuan kerja
Pejabat Pembuat Komitmen (PPK Perencanaan dan Program).

Ambon, Oktober 2019


Mengetahui / Menyetujui,

Kuasa Pengguna Anggaran


Satker Balai Wilayah Sungai Maluku

HARIYONO UTOMO, ST.,MM.


NIP. 19631217 199803 1 001

25

Anda mungkin juga menyukai