I. SPESIFIKASI UMUM
1.1. Umum
Pembangunan Bendungan Leuwikeris dilakukan sebagai upaya mengatasi kekurangan air
dimusim kemarau, pengendalian banjir, dapat juga dimanfaatkan untuk irigasi,
pengembangan air baku, pembangkit tenaga listrik, pariwisata dan konservasi air tanah.
1.3. Standar
1. Permen PUPR No. 28/PRT/M/2016 tentang Analisa Harga Satuan Pekerjaan (AHSP)
Bidang Pekerjaan Umum tanggal 1 Agustus 2016.
2. Permen PUPR 14 Tahun 2020 tentang Standar Dan Pedoman Pengadaan Jasa
Konstruksi Melalui Penyedia
3. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 4 Tahun 2009 tentang Sistem Manajemen
Mutu.
4. Surat edaran Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor :
15/SE/M/2019 tentang Tata Cara Penjaminan Mutu dan Pengendalian Mutu Pekerjaan
Konstruksi di Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.
5. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 21/PRT/M/2019 tentang Pedoman Sistem
Manajemen Keselamatan Konstruksi.
6. Bila ada pasal-pasal tidak ada Standar Nasional Indonesia (SNI) maka dipakai Standar
sesuai Spesifikasi Teknik.
1.4. Pengertian
Direksi pekerjaan adalah pejabat atau orang yang ditentukan dalam syarat-syarat
khusus kontrak untuk mengelola administrasi kontrak dan mengendalikan pekerjaan.
Direksi pekerjaan dijabat oleh Pejabat Pembuat Komitmen, namun dapat dijabat oleh
orang lain yang ditunjuk oleh Pejabat Pembuat Komitmen.
Direksi teknis adalah tim yang ditunjuk oleh direksi pekerjaan yang bertugas untuk
mengawasi pekerjaan;
Penyedia Jasa adalah badan usaha yang kegiatan usahanya menyediakan layanan jasa;
Pejabat Pembuat Komitmen adalah Pejabat Yang diangkat oleh Pengguna
Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran sebagai pemilik pekerjaan yang bertanggung
jawab atas pelaksanaan pengadaan jasa. Nama, jabatan dan alamat Pejabat Pembuat
Komitmen tercantum dalam syarat-syarat khusus kontrak;
secara menyeluruh untuk setiap tahapan pekerjaan, mulai dari tahap pekerjaan
persiapan hingga pemeliharaan setelah penyerahan pekerjaan.
2) Aspek Lingkungan
Sebelum melaksanakan kegiatan fisik di lapangan, Penyedia Jasa harus membuat
program dampak lingkungan yang terjadi akibat pelaksanaan kegiatan dengan
mengacu pada Dokumen Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL) atau Upaya
Pengelolaan Lingkungan (UKL) dan Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL) atau
Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL) atau manual prosedur pengelolaan/
pemantauan lingkungan (jika RKL/RPL atau UKL/UPL tidak ada). Program ini harus
mendapat persetujuan dari Direksi Pekerjaan.
3) Aspek Administrasi
Penyedia Jasa pekerjaan konstruksi harus memiliki prosedur dan tata cara
administrasi yang baku dalam bentuk surat menyurat, surat pengumuman, surat
undangan dan surat-surat lainnya untuk menunjang seluruh kegiatan pekerjaan.
Seluruh dokumen pekerjaan mulai dari pekerjaan persiapan, pelaksanaan, serah
terima, dan pemeliharaan harus didokumentasikan secara sistematis sesuai dengan
kelompok pekerjaan, urutan waktu, atau kategori lain yang dianggap penting.
Dokumentasi diperlukan guna menunjang laporan kegiatan (Laporan Mingguan dan
Bulanan).
4) Aspek Ekonomis
Penyedia Jasa pekerjaan wajib memperhatikan efektifitas dan efisien
pelaksanaan.Termasuk dalam hal ini aspek SDM, Peralatan, dan pengadaan
bahan.SDM yang digunakan harus secara efektif dapat memenuhi kebutuhan jadwal
dan kualitas pekerjaan. Jumlah dan jenis peralatan-peralatan pendukung kerjaan harus
diperhitungkan dengan seksama sesuai jadwal pekerjaan terutama bila peralatan-
peralatan tersebut diadakan dengan sewa. Pengadaan bahan/material harus
diupayakan efektif sesuai pekerjaan yang dijadwalkan.
5) Aspek Sosial dan Budaya
Penyedia Jasa pekerjaan konstruksi berkewajiban memperhatikan kondisi social dan
budaya masyarakat di lokasi pelaksanaan pekerjaan. Hal-hal yang cukup sensitif,
seperti gangguan kebisingan pada waktu ibadah, waktu istirahat, hal-hal yang
dilarang, atau lokasi-lokasi yang dianggap suci oleh masyarakat setempat sedapat
mungkin dihindarkan dari gangguan pekerjaan atau personil yang terlibat dalam
pekerjaan.
1.7. Dokumentasi
a. Penyedia jasa diwajibkan membuat dan menyerahkan foto-foto dokumentasi kegiatan
untuk laporan progres pekerjaan dilaksanakan.
b. Minimum 3 (tiga) gambar yang harus diambil pada tiap lokasi yang memper-lihatkan
keadaan sebelum mulai pelaksanaan (0 %), keadaan dalam tahap pelaksanaan
konstruksi (50 %) dan keadaan dalam penyelesaian (100 %). Foto-foto pada tiap
lokasi harus diambil dengan arah yang tertentu dan tetap dalam ketiga-tiganya
keadaan tersebut diatas dengan posisi dan latar belakang yang sama serta dipakai
sebagai tanda dari lokasi tersebut.
c. Foto-foto tersebut diletakkan dalam album dan digandakan 3 (tiga) rangkap untuk
diserahkan pada waktu penyelesaian pekerjaan, lengkap dengan foto ukuran 25 R
untuk 1 rangkap dan dibingkai.
a. Penyedia Jasa diwajibkan membuat rencan mobilisasi peralatan dan personil yang
akan dipakai dan ditugaskan secara penuh dalam pelaksanaan pekerjaan.
b. Sebelum melakukan mobilisasi Penyedia Jasa harus melapor dulu kepada Pengguna
Jasa untuk mendapatkan persetujuan direksi serta diketahui oleh Pejabat Pembuat
Komitmen (PPK).
c. Biaya mobilisasi / demobilisasi peralatan dan personil adalah biaya yang dibutuhkan
untuk mendatangkan maupun mengembalikan alat-alat ke dan atau dari lokasi
pekerjaan.
d. Pemindahan keluar segala peralatan maupun pengalaman personil yang diperlukan
untuk pelaksanaan pekerjaan ini dari lokasi pekerjaan harus mendapat persetujuan
dari Pejabat Pembuat Komitmen (PPK)
e. Pembayaran pekerjaan mobilisasi dilakukan atas dasar harga lumpsum untuk setiap
alat dan akan dilakukan dalam 2 (dua) tahap, yaitu :
1. 70% (tujuh puluh persen) pada awal pekerjaan, dan
2. 30% (tiga puluh persen) pada saat pekerjaan yang termasuk dalam item yang lain
mencapai progres 100% (seratus persen).
f. Pekerjaan mobilisasi diperhitungkan untuk dapat dibayarkan 70% (tujuh puluh
persen) apabila peralatan dan personil yang sesuai dengan proposal teknik atau yang
disetujui untuk diganti telah berada dilapangan dan dalam kondisi dapat dioperasikan
dan siap untuk melakukan kegiatan konstruksi.
g. Pekerjaan mobilisasi diperhitungkan untuk dapat dibayarkan 100% (seratus persen)
apabila pekerjaan telah selesai seluruhnya, semua fasilitas, instalasi dan peralatan
yang bukan menjadi bagian yang bukan permanen dari bangunan telah dipindahkan,
dan lapangan disekitar pekerjaan telah dibersihkan dari kotoran, material-material
yang tidak dipergunakan dan alat-alat bantu sementara.
3. Manajemen Mutu
Untuk memperoleh hasil pekerjaan konstruksi yang sesuai dengan standart dan dapat
dipertanggungjawabkan, maka mutu bahan untuk pekerjaan konstruksi tersebut harus
sesuai dengan standart kualitas yang telah ditetapkan. Untuk mencapai tujuan tersebut
maka perlu dilakukan pengendalian mutu yang meliputi pemilihan bahan, pengujian
berkala, cara pelaksanaan, perawatan dan pemeliharaannya.
Dalam pengendalian mutu bahan, penekanan yang diberikan adalah pada pekerjaan
tanah, pekerjaan pasangan batu, pekerjaan beton serta campuran spesi yang merupakan
bagian terbesar dari pekerjaan konstruksi.
Dalam pengendalian mutu pekerjaan, penekanan yang diberikan adalah pada pekerjaan
beton bertulang untuk mengetahui hasil pekerjaan tersebut sesuai dengan mutu yang
dipersyaratkan.
Methoda Penyedia Jasa untuk membuang air dari pondasi mendapat persetujuan
dari Direksi, apabila penggalian untuk pondasi melampaui batas muka air tanah,
maka air dibawah muka air harus dibuang demi kemajuan penggalian.
Pada saat dewatering diusahakan kehilangan matrial halus dapat dihindarkan,
yang akan memelihara stabilitas lereng akibat penggalian, mengontrol air
rembesan di dasar pondasi atau dimana saja untuk menghindarkan genangan air.
d. Kistdam / Pengeringan
Sebelum memulai pelaksanaan disaksikan oleh Direksi Teknis dan Panitia
Peneliti Kontrak pada kondisi 0% Gambar Pelaksanaan sebagai bahan untuk
menentukan letak dan kondisi serta memperhitungkan pembuatan kistdam.
Membuat patok/pancang penguat kistdam, sesuai perhitungan pada lokasi yang
akan dibangun.
Kistdam sesuai kebutuhan penampang melintang dan memanjang seperti dalam
gambar pelaksanaan yang telah disetujui oleh Direksi Teknis. Kistdam dipasang
dengan penyekat kedap air .
Setelah pekerjaan kistdam selesai, maka Penyedia Jasa berkewajiban untuk
membongkar dan perapihannya.
B. BIAYA PENYELENGGARAAN K3
1. Biaya Penyelenggaraan K3
a. Lingkup Pekerjaan
Biaya penerapan SMKK harus dimasukkan pada daftar kuantitas dan harga dengan
besaran biaya sesuai dengan kebutuhan berdasarkan pengendalian dalam RKK. Biaya
penerapan SMKK disusun sesuai dengan ketentuan Permen PUPR Nomor 21 tahun
2019 tentang Pedoman Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi sebagaimana
tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan
Menteri ini.
b. Pelaksanaan
Biaya penerapan SMKK sebagaimana dimaksud pada ayat (2) paling sedikit
mencakup rincian:
1. penyiapan RKK;
2. sosialisasi, promosi, dan pelatihan;
3. Alat Pelindung Kerja dan Alat Pelindung Diri;
4. asuransi dan perizinan;
5. Personel Keselamatan Konstruksi;
6. fasilitas sarana, prasarana, dan alat kesehatan;
7. rambu- rambu yang diperlukan;
8. konsultasi dengan ahli terkait Keselamatan Konstruksi; dan
9. kegiatan dan peralatan terkait dengan pengendalian Risiko Keselamatan
Konstruksi.
c. Pengukuran dan Pembayaran
Pengukuran dan Pembayaran biaya penyelenggaraan K3 dilaksanakan dengan harga
satuan pekerjaan lumsump (LS).
C. PEKERJAAN UMUM
b. Mobilisasi
Mobilisasi terdiri dari pekerjaan persiapan dan pelaksanaan, termasuk tapi tidak
terbatas pada kebutuhan kebutuhan untuk mobilisasi personil, peralatan, pemasok dan
suplemen lainnya yang diperlukan ke lokasi proyek, untuk keperluan pembangunan
kantor, gudang dan Fasilitas lainnya yang diperlukan untuk bekerja di lokasi proyek.
Dan untuk seluruh pekerjaan dan operasi lainnya yang harus dilakukan atau biaya
yang diperlukan sebelum mulainya berbagai item pekerjaan kontrak di lokasi proyek.
Mobilisasi dianggap selesai bila Penyedia Jasa dapat melaksanakan dan diterima oleh
Konsultan mengenai pemenuhan masing-masing persyaratan terkait yang disebutkan
didalam kontrak.
c. Demobilisasi
Demobilisasi mencakup penyiapan pengajuan yang diperlukan sebelum pengakhiran
pekerjaan. Demobilisasi adalah penarikan kembali dari lokasi pekerjaan sumber daya
yang dibutuhkan untuk pelaksanaan pekerjaan.
Demobilisasi akan dianggap selesai jika seluruh peralatan, bahan, personil atau
lainnya milik Penyedia Jasa telah dikeluarkan dari lokasi proyek, dan persyaratan-
persyaratan penyelesaian pekerjaan sebagaimana diatur dalam kontrak telah
terpenuhi.
Urugan lainnya atau urugan konstruksi yang tidak termasuk dalam klasifikasi
pekerjaan ini seperti : pekerjaan-pekerjaan urugan jalan, timbunan kembali untuk
struktur, urugan penstabil, lansekap, restorasi, urugan material kontruksi (stockpile)
dan urugan buangan, diklasifikasikan dan ditentukan pada Dokumen Spesifikasi
Teknis ini.
Konstruksi urugan bendungan terdiri dari konstruksi urugan ber-zona, tapi tidak
terbatas pada penyediaan, penempatan dan pemadatan material-material pengisi
sebagai berikut :
No
Item Pekerjaan Material Keterangan
BOQ
Persetujuan dari Direksi Pekerjaan dan PPK tidak membebaskan Penyedia Jasa dari
tanggung jawab berkenaan dengan keamanan kerja dan kerusakan pekerjaan atau
akibat pihak ketiga yang mungkin disebabkan oleh pelaksanaan pekerjaan Penyedia
Jasa.
Direksi Pekerjaan dan PPK dapat meminta penundaan pekerjaan kapan saja bila
dipandang perlu karena mutu yang rendah berkenaan dengan bagian manapun dari
pekerjaan, peralatan, material, tenaga kerja dan efisiensi atau karena keadaan cuaca
yang kurang baik.
Penyedia Jasa harus menjaga keseluruhan atau bagian urugan bendungan yang telah
selesai dan telah disetujui sampai penyelesaian akhir dan penerimaan pekerjaan
berdasarkan keseluruhan kontrak. Penyedia Jasa harus bertanggung jawab untuk
melakukan pencegahan erosi material urugan dan menghindari kehilangan material
urugan atau kerusakan akibat erosi dengan cara menggantinya sebagaimana
ditunjukkan dan disetujui oleh Direksi Pekerjaan dan PPK.
Urugan bendungan harus dibuat sesuai garis-garis, ukuran dan level seperti yang
ditunjukkan dalam gambar desain, dengan catatan garis-garis dimana urugan
bendungan harus dibangun dan garis pembagi antar material zona urugan atau bagian
dari urugan dapat berubah setiap saat sebelum atau selama konstruksi berdasarkan
permintaan Direksi Pekerjaan dan PPK, dan Penyedia Jasa tidak boleh meminta
tambahan harga satuan yang telah ditetapkan dalam perjanjian kerja.
Kecuali jika dinyatakan lain dalam Gambar, ditentukan dalam spesifikasi, atau
disetujui oleh Direksi Pekerjaan dan PPK, pelaksanaan konstruksi urugan bendungan
harus dilaksanakan bahwa urugan yang bersangkutan dalam konstruksi dinaikkan
secara seragam di seluruh bentang panjang dan lebar, dan tidak ada bagian dari
urugan harus lebih tinggi dari bagian lain, tergantung kepada kebutuhan berkenaan
dengan jalan kontruksi (ramps) seperti detailnya, dan toleransi konstruksi isian urugan
sebagaimana dirinci dalam poin e dibawah ini.
Jalan konstruksi sementara (ramps) akan diijinkan dalam urugan zona luar dan
permukaan bendungan dengan catatan :
Semua lokasi dari jalan konstruksi harus disetujui oleh Direksi Pekerjaan dan
PPK terlebih dahulu sebelum konstruksi dilaksanakan;
Jika jalan konstruksi harus dibangun dalam urugan semua material harus
ditempatkan sesuai dengan kebutuhan spesifikasi masing-masing tipe isian dan
sesuai dengan toleransi serta beda tinggi yang telah ditentukan dari berbagai zona
isian urugan.
Kemiringan ramps tidak boleh lebih dari 1 vertikal berbanding 1,5 horizontal
dalam zona urugan batu dan 1 vertikal berbanding 2 horizontal pada zona urugan
lainnya.
Semua material yang terkotori pada permukaan tepi ramps harus dibuang
terlebih dahulu sebelum penempatan material urugan di dekatnya.
Semua ramps yang dibuat pada permukaan luar urugan bendungan, kecuali yang
ditunjukkan dalam gambar desain atau disetujui Direksi Pekerjaan dan PPK,
harus dibongkar kembali setelah konstruksi selesai.
Konstruksi urugan bendungan dan zona pengisian dalam urugan harus memenuhi
toleransi dan beda tinggi sebagai berikut :
Material urugan tidak boleh melewati batas zona di dekatnya, yang telah
ditentukan dalam gambar atau verifikasi Direksi Pekerjaan, dengan batas-batas
toleransi yang diukur tegak lurus terhadap as bendungan secara horizontal dari
garis batas bersangkutan, dengan ketentuan tambahan bahwa tebal filter hulu dan
filter hilir tidak boleh kurang dari yang ditentukan dalam gambar. Adapun untuk
zona transisi bagian hulu diberikan toleransi 0,25 meter ke arah hulu sedangkan
zona transisi bagian hilir diberikan toleransi 0,25 meter ke arah hilir.
Beda tinggi, diukur secara vertical antara zona-zona yang berdekatan selama
konstruksi harus dijaga dalam batas-batas yang ditentukan dibawah ini.
Permukaan semua urugan yang telah selesai harus menampakan tekstur yang
seragam dan sesuai alinemen yang ditentukan. Apabila perlu zona terluar harus
dibuat lebih besar dan selanjutnya dipangkas untuk memastikan lapisan tersebut
telah dipadatkan dengan baik dan sesuai spesifikasi. Permukaan luar urugan yang
telah selesai harus memenuhi toleransi yang ditentukan dibawah ini, dari garis
seperti yang ditunjukkan dalam gambar diukur secara horizontal tegak lurus
terhadap as bendungan :
Puncak bendungan harus diselesaikan sesuai garis dan level, termasuk tinggi
ekstra (chamber) bila ditentukan, seperti dituangkan dalam gambar kerja, sesuai
toleransi dibawah ini, di luar kebutuhan untuk konstruksi perkerasan jalan
puncak bendungan atau sejenisnya.
Pengukuran untuk pembayaran material urugan akan dibaut sesuai dengan garis-
garis yang ditunjukkan pada gambar atau sesuai perubahan yang ditentukan
Direksi Pekerjaan tidak bergantung pada perubahan dari garis-garis ini
sebagaimana diijinkan dalam toleransi yang ditentukan diatas.
Semua material urugan, dan sumber-sumber material yang akan digunakan dalam
konstruksi urugan bendungan harus mendapatkan persetujuan dari Direksi Pekerjaan
dan PPK.
Kecuali rumput penutup bila ditentukan untuk ditentukan untuk proteksi lereng,
semua material urugan harus bebas dari material organik, topsoil, tumbuh-tumbuhan
atau material yang mudah busuk atau material yang tidak sesuai.
Material urugan harus ditempatkan dan dipadatkan sesuai dengan spesifikasi ini
kecuali Direksi Pekerjaan dan PPK memutuskan untuk membuat perubahan terhadap
kebutuhan gradasi, kadar air, berat isi, penempatan dan pemadatan yang telah
ditentukan untuk berbagai tipe material urugan bila dianggap perlu untuk
menyesuaikan konstruksi dan material yang sebenernya; dan Penyedia Jasa tidak
boleh meminta tambahan harga satuan dengan alasan pekerjaan tambah kurang.
Uji pengisian dan pemadatan harus dilakukan sesuai dengan ketentuan yang tertuang
pada spesifikasi teknik ini untuk memastikan teknik penampatan dan pemadatan yang
sesuai.
Penyedia Jasa harus meminta persetujuan kepada Direksi Pekerjaan dan PPK
mengenai prosedur pemadatan material dan peralatannya dan tipe dari alat pemadatan
harus sesuai dengan ketentuan yang tertuang dalam spesifikasi ini. Namun Penyedia
Jasa boleh mengusulkan tipe alat pemadatan lainnya dan metode pemadatannya
dengan seizin Direksi Pekerjaan dan PPK setelah diperiksa oleh Konsultan Supervisi.
Pengajuan Penyedia Jasa harus mencakup pada rincian alat pemadatan yang diusulkan
termasuk contoh penggunaan sebelumnya dalam pekerjaan serupa dan
mengkemukakan kepada Direksi Pekerjaan dan PPK atas keuntungan-keuntungan
dalam segi waktu dan biaya jika menggunakan pengajuan dari Penyedia Jasa.
Jika Penyedia Jasa mengusulkan alat dan metode pemadatan lainnya maka Penyedia
Jasa harus melakukan percobaan pemadatan atas biaya Penyedia Jasa untuk
membuktikan bahwa peralatan dan metode yang diusulkan memuaskan untuk
mencapai kebutuhan yang ditentukan dalam spesifikasi terhadap tingkat dan
keseragaman material urugan. Uji tersebut harus dilakukan menggunakan material
urugan sesuai spesifikasi seperti dimaksud untuk digunakan dalam konstruksi dan
men-simulasi kondisi normal; namun demikian uji tersebut tidak disarankan untuk
dilakukan di dalam area pekerjaan urugan bendungan yang permanen. Semua rincian
dari uji tersebut harus mengikuti petunjuk dan persetujuan Direksi Pekerjaan.
Kecuali jika disetujui oleh Direksi Pekerjaan dan PPK semua pemilihan, proses dan
pengkondisian material urugan termasuk penyaringan, pencampuran, penghalusan,
pengaturan kadar air dan pembersihan material yang tidak sesuai harus dilakukan di
lokasi sumber material terkait. Semua material urugan yang disetujui untuk
konstruksi, terlepas dari sumbernya, harus ditempatkan pada lokasi yang ditentukan
oleh Direksi Pekerjaan dan PPK.
Pemadatan setiap lapisan material urugan harus dilakukan secara sistematis, berurutan
dan menerus seperti disetujui oleh Direksi Pekerjaan dan PPK, sehingga untuk
menjamin bahwa setiap bagian dari lapisan menerima tingkat pemadatan seperti yang
ditentukan. Pemadatan harus dilakukan dengan menelusuri sejajar as bendungan,
kecuali kalau penelusuran itu tidak praktis seperti area berputarnya pemadat
berdekatan dengan struktur atau dimana diijinkan oleh Direksi Pekerjaan dan PPK.
Jika permukaan material timbunan menjadi bergelombang atau tidak rata selama dan /
atau sesudah pemadatan, maka harus diratakan terlebih dahulu sebelum penempatan
lapisan berikutnya dan dipadatkan ulang dengan biaya dari Penyedia Jasa sendiri.
a. Umum
Material urugan utama harus berupa lempung digunakan untuk zona urugan utama
pada bendungan utama. Penggalian untuk pondasi zona urugan utama harus
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan yang relevan sebagaimana tertuang pada
spesifikasi teknis ini.
b. Material
Material urugan utama harus terdiri dari material bergradasi baik terdiri dari lempung
lanuan yang telah tersedia di Borrow Area A.
Mengacu pada hasil uji laboratorium terhadap contoh disturbed yang telah dilakukan
sebelumnya, diketahui bahwa material borrow area A mempunyai sifat teknis sebagai
berikut :
Uraian Keterangan
Komponen Lempung-lanau 85 % - 98 % (silty clay)
Indeks Plasitistasm IP 23 % - 51 %
Kadar air asli di musim hujan, WN 40 % - 60 %
MDD 11,3 – 13,1 kN/m3
OMC 37 % - 46 %
Triaxial CU-BP, ϕ’ 24o – 31o
kohesi, c’ 7 – 26 kN/m2
koefisien permeabilitas, k 10-7 – 10-8 cm/det
c. Penyiapan Fondasi
Tidak boleh ada penempatan material pada zona urugan utama sampai pekerjaan
sementasi (grouting) untuk area bersangkutan diselesaikan dan permukaan pondasi
dibersihkan, kering, disiapkan selayaknya dan telah mendapat persetujuan Direksi
Pekerjaan.
Setelah penggalian dan pondasi sementasi (grouting cap) selesai, permukaan pondasi
harus dibersihkan menggunakan semprotan udara dan air secara menyeluruh.
Semua lapisan tipis (seam) lempung, retakan (crack) dan rekahan (kekar/joint) pada
permukaan batuan pondasi lebih besar dari 25 mm harus dibersihkan sampai
kedalaman tidak kurang dari tiga kali lebarnya pada permukaan dan diisi kembali
dengan grout, adukan semen atau beton atau sesuai arahan Direksi Pekerjaan. Direksi
Pekerjaan dapat meminta Penyedia Jasa untuk melakukan penanganan celah dan
retakan permukaan yang lebih kecil agar di-slush grouting.
Cekungan, ketidakteraturan dan lubang besar pada permukaan pondasi dan bekas
galian sumur uji (test pit) atau investigasi bawah tanah lainnya harus diisi kembali
sesuai arahan Direksi Pekerjaan dengan cara dental grouting.
Segera sebelum penempatan lapisan zona urugan utama, permukaan pondasi harus
dibersihkan dari semua material lepas atau material lainnya yang mengganggu. Air
yang tertampung di cekungan harus dibersihkan dengan tangan atau dengan alat
lainnya sesuai persetujuan Direksi Pekerjaan. Sebaliknya bila permukaan pondasi
terlalu kering permukaan pondasi dapat dibasahi sesaat sebelum penempatan material
urugan utama guna mendapatkan lekatan yang baik dengan lapisan pertama material
urugan utama.
Sebelum dan selama pemadatan, kelembaban seluruh lapisan material zona urugan
utama harus dijaga seragam.
Kadar air material zona urugan utama sebelum, selama dan sesaat setelah pemadatan
harus dalam kisaran minus satu persen (-1%) sampai plus tiga persen (+3%) dari
kadar air optimum (OMC) sebagaimana didapat dari uji pemadatan yang dilakukan
berdasarkan Standard ASTM D 698; dengan catatan bahwa rata-rata kadar air
material harus dalam kisaran OMC sampai plus dua persen (+2%) OMC.
Sesaat setelah pemadatan, berat isi kering material urugan utama tidak boleh kurang
dari 95% dari Berat isi Kering Maksimum (DKM) sebagaimana didapat dari uji
pemadatan standard yang dilakukan berdasarkan prosedur standar ASTM.
Kadar air dan berat isi saat penempatan, dan kadar air optimum dan berat isi kering
maksimum material zona urugan utama akan ditentukan oleh Direksi Pekerjaan secara
berkala dengan uji lapangan dan laboratorium berdasarkan sampel acak sesuai dengan
spesifikasi teknis ini. Jika kadar air atau berat isi pada saat penempatan sebagaimana
ditentukan dalam uji kontrol tidak dapat dipenuhi maka Direksi Pekerjaan akan
meminta Penyedia Jasa untuk mengganti material atau untuk mengolah material
sedemikian sehingga kadar air dan berat isi-nya dapat diperbaiki sesuai ketentuan. Hal
ini perlu di-verifikasi dengan pengujian berikutnya.
Direksi Pekerjaan mempunyai hak untuk mengubah kadar air yang diijinkan setiap
saat, berdasarkan informasi yang didapat dari uji pengisian selama konstruksi. Untuk
perubahan semacam itu tidak diperbolehkan adanya perubahan harga satuan
pekerjaan.
e. Penempatan Material
Pemilihan, penempatan dan penyebaran material zona urugan utama harus sedemikian
sehingga distribusi dan gradasi material terpasang, bebas dari kelainan tekstur,
gradasi, kadar air atau berat isi dari material di sekitarnya.
Bila material berbeda karakternya maka material yang lebih halus harus ditempatkan
pada lokasi yang lebih ke tengah zona.
Jika Direksi Pekerjaan berpendapat bahwa permukaan pondasi yang disiapkan atau
permukaan pemadatan lapisan zona urugan utama dianggap terlalu kering atau terlalu
halus untuk pelekatan yang baik dengan lapisan urugan berikutnya, maka permukaan
tersebut harus dibasahi dan atau dikasarkan dengan menggunakan alat yang disetujui
oleh Direksi Pekerjaan sebelum lapisan berikutnya dihamparkan.
Jika menurut Direksi Pekerjaan permukaan terpadatkan dari lapisan material urugan
utama dianggap terlalu basah untuk pemadatan lapisan berikutnya, maka harus
dibuang, dibiarkan kering dahulu atau dikasarkan dengan alat tertentu untuk
mengurangi kadar airnya hingga yang diperlukan dan kemudian dipadatkan kembali
sesuai spesifikasi sebelum lapisan berikutnya digelar.
Material zona 1 (zona inti kedap air), harus ditempatkan di urugan secara menerus,
kurang lebih horizontal dengan ketebalan yang memungkinkan tercapainya berat isi
yang diperlukan di seluruh lapisan diatas bila dilakukan pemadatan dengan cara yang
telah dijelaskan sebelumnya; dengan catatan ketebalan penghamparan lapisan tidak
boleh lebih dari 30 cm sebelum dipadatkan. Semua lapisan harus mempunyai
kemiringan drainase kurang lebih 1:30 setelah pemadatan.
Peralatan penggilas jenis sheepfoot roller akan digunakan untuk pemadatan material
urugan utama pada permukaan pondasi, termasuk “grout cap” atau permukaan beton
pengisi, maka penghamparan lapisan pertama diperbolehkan lebih tebal dari yang
ditentukan tapi tidak boleh lebih dari 50 cm sebelum pemadatan. Hal ini dimaksudkan
untuk menghindari kerusakan permukaan pondasi akibat aksi dari kaki sheepfoot
roller.
Direksi Pekerjaan memiliki hak untuk merubah ketebalan lapisan material zona
urugan utama setiap saat, berdasarkan informasi yang didapat dari uji pengisian atau
uji kontrol selama konstruksi; dan pada kejadian itu tidak boleh ada perubahan harga
satuan pekerjaan yang telah ditentukan sebelumnya.
f. Pemadatan
Segera setelah penempatan, material zona urugan utama harus dipadatkan dengan
menggunakan penggilas kaki kambing (sheepfoot roller) atau yang sejenis untuk
mendapatkan lapisan yang seragam secara menyeluruh seperti yang telah dijelaskan,
yaitu paling tidak 95% berat isi kering maksimum seperti yang didapat pada uji
pemadatan standar sesuai Standar ASTM D 698.
Diperkirakan hal ini dapat tercapai dengan delapan (8) kali penggilasan oleh roller
terhadap setiap lapisan; satu kali penggilasan oleh roller didefinisikan sebagai
penggilasan dengan roller tunggal dengan overlap tidak kurang dari tiga puluh (30)
cm antar gilasan.
Kebutuhan jumlah gilasan yang sebenarnya oleh roller harus ditentukan berdasarkan
uji pengisian seperti dijelaskan diatas. Direksi Pekerjaan tetap memiliki hak untuk
merubah jumlah penggilasan setiap saat selama konstruksi tergantung pada hasil uji
pengisian dan uji kontrol selama konstruksi; tidak boleh ada koreksi harga satuan
akibat perubahan tersebut.
Tipe sheepfoot roller atau sejenisnya yang akan digunakan oleh Penyedia Jasa harus
mendapat persetujuan Direksi Pekerjaan sesuai dengan spesifikasi yang ada.
Pembebanan, operasi dan kecepatan roller harus yang memenuhi kebutuhan untuk
mendapatkan kualitas dan keseragaman yang dikehendaki sesuai persetujuan Direksi
Pekerjaan.
Jika lebih dari satu roller digunakan dalam pemadatan pada satu zona urugan, semua
roller yang digunakan harus memiliki tipe sama dan terutama sama beratnya, ukuran
dan karakteristik operasi. Selama pemadatan material dengan sheepfoot roller,
Penyedia Jasa harus menjamin bahwa ruangan antara ujung-ujung kaki sheepfoot dan
permukaan roda roller dijaga tetap bersih dari material yang menempel yang akan
mempengaruhi keefektifan roller.
Jika pekerjaan diberhentikan pada seksi tertentu pada zona urugan utama, permukaan
yang telah selesai harus diberi kemiringan dan dihaluskan agar air hujan dapat ter-
drainase dengan baik. Sebelum penempatan dan pemadatan material dikerjakan,
permukaan harus dirancah dan kadar air dikondisikan sesuai dengan ketentuan yang
telah dijelaskan di atas.
Semua zona urugan, baik berasal dari material galian bangunan atau dari borrow pit
maupun quarry, akan diukur dan dibayar sesuai urugan setelah penempatan dan
pemadatan sesuai spesifikasi.
Pengukuran untuk pembayaran material urugan adalah dalam meter kubik pada
urugan terpasang sesuai garis, ukuran dan level seperti ditunjukkan dalam Gambar
atau sesuai perubahan oleh Direksi Pekerjaan tidak tergantung pada toleransi yang
diijinkan pada konstruksi.
Pembayaran adalah berdasarkan harga satuan per meter kubik material yang
ditentukan dalam perjanjian kerja.
a. Umum
Zona filter dari bendungan utama harus dibuat sesuai dengan ketentuan dalam klausul
ini atau syarat lainnya dalam spesifikasi teknis ini. Pada bendungan Leuwikeris
terdapat 2 jenis zona filter yaitu : zona filter halus (zona 2a) dan zona filter kasar
(zona 2b). Di sisi hulu dari zona inti bendungan, terdapat 2 jenis filter yaitu filter
halus (zona 2a) dan filter kasar (zona 2b). Adapun di sisi hilir dari zona inti
bendungan, terdapat 1 jenis filter yaitu filter halus (zona 2a).
Material zona filter hulu harus terdiri dari material butiran partikel yang keras dan
awet yang diseleksi dari material yang didapat dari alluvial dan deposit sungai berupa
pasir dan kerikil atau diproses dengan pemecahan dan penyaringan material dari
sumber batu (quarry) yang ditentukan sesuai keperluan. Partikel berasal dari tufa dan
batuan berongga-rongga (vesicular) tidak boleh digunakan.
Mengingat jadwal pelaksanaan pekerjaan, maka material zona filter boleh ditaruh di
tempat penumpukan sementara (stockpile) pada lokasi yang disetujui oleh Direksi,
untuk persiapan penempatan di urugan.
urugan dan untuk mendapatkan material yang konsisten dan gradasi yang baik di
dalam batas-batas yang telah ditentukan.
Material pasir halus dari Quarry G. Galunggung harus dipakai untuk zona filter halus
di hulu dan di hilir zona inti bendungan. Sebelum pengambilan dan pengangkutan
material pasir halus dari Quarry Galunggung tersebut, kontraktor diharuskan
mengadakan verifikasi material sebanyak 10 (sepuluh) sampel. Sampel tersebut harus
diuji di laboratorium dengan jenis pengujian sesuai standar SNI/ASTM. Pengujian
tersebut meliputi :
Gradasi
Berat jenis
Kadar lumpur
Permeabilitas
Kadar bahan organik
Uji geser langsung CD
Kepadatan relatif, DR
Material pasir halus tersebut harus memenuhi kriteria seperti tersebut di bawah ini :
Harus awet dan keras
Bergradasi baik
Memenuhi kriteria filter SNI 7754:2012
Kadar lumpur <5%
Bersifat lulus air, k ≥ 1x10-3 cm/det
Bebas dari bahan organik
DR ≥ 75%
Apabila kriteria filter SNI 7754:2012 tidak terpenuhi karena material tanah zona inti
berada dalam Kategori Tanah Dasar 1, maka harus dilakukan uji erosi buluh (piping
test) mengikuti USBR 2011 Design Standard No.13 Chapter 5 Protective Filters
Phase 4 (Final). Uji laboratorium dapat dilakukan memakai metode NEF (No Erosion
Filter) test atau CEF (Continuing Erosion Filters) test. Prosedur untuk melaksanakan
pengujian tersebut dilakukan mengikuti standar USBR 5630-89 sebagaimana
disebutkan dalam USBR Earth Manual 3rd Edition, Part 1, 1998; Part 2, 1990.
Gradasi material pasir halus untuk zona 2a harus memenuhi ketentuan berikut ini :
Ukuran Butir/Saringan
0,075 mm
0,15 mm 0,3 mm 1,18 mm 2,36 mm 4,75 mm 9,5 mm 12,7 mm 23 mm
(# 200)
(# 100) (# 50) (# 16) (# 8) (# 4) (# 3/8 “) (# ½ “) (# 1”)
Persen Maksimum 3,0 15,0 30,0 65,0 80,0 90,0 97,0 100,0 100
Lolos Minimum 2,0 9,0 20,0 55,0 70,0 80,0 90,0 95,0 100
Material pasir kasar dari Quarry G. Galunggung harus dipakai untuk zona filter kasar
di hulu. Sebelum pengambilan dan pengangkutan material pasir kasar dari Quarry
Galunggung tersebut, kontraktor diharuskan mengadakan verifikasi material sebanyak
10 (sepuluh) sampel. Sampel tersebut harus diuji di laboratorium dengan jenis
pengujian sesuai standar SNI/ASTM. Pengujian laboratorium tersebut meliputi :
Gradasi
Berat jenis
Kadar lumpur
Permeabilitas
Kadar bahan organik
Uji geser langsung CD
Kepadatan relatif, DR
Material pasir halus tersebut harus memenuhi kriteria seperti tersebut di bawah ini :
Harus awet dan keras
Bergradasi baik
Memenuhi kriteria filter SNI 7754:2012
Kadar lumpur <5%
Bersifat lulus air, k ≥ 1x10-3 cm/det
Bebas dari bahan organik
DR ≥ 75%
Ukuran Butir/Saringan
25,
0,15 0,3 1,18 2,36 4,75 9,5 12,7 37,5 38,1 50,5
0,075 4
mm mm mm mm mm mm mm mm mm mm
mm
Maksimum 1,9 4,8 12 25 32,3 37,4 59 60 85 100 - -
Persen
57,
Lolos Minimum 1,6 2,8 6,1 13,5 18,8 22,4 27,9 32 - 80 100
8
d. Penyiapan Fondasi
Kecuali jika ditentukan lain oleh Direksi dan PPK, penyiapan pondasi untuk zona
filter jika dapat diterapkan, maka harus sesuai dengan ketentuan penyiapan pondasi
untuk zona urugan utama seperti disyaratkan dalam poin diatas di bab ini.
e. Penempatan Material
Material zona filter harus ditempatkan di urugan secara menerus, kurang lebih
horizontal dengan ketebalan yang memungkinkan berat isi yang diperlukan dapat
tercapai setelah pemadatan di seluruh lapisan. Diperkirakan hal ini dapat tercapai
dengan ketebalan lapisan rata-rata 40 centimeter sebelum dipadatkan. Ketebalan
lapisan sebenernya yang akan digunakan dalam konstruksi akan dikonfirmasikan oleh
Direksi Pekerjaan dan PPK berdasarkan uji control selama konstruksi atau jika
dipandang perlu dari hasil percobaan pemadatan material sesungguhnya atau bila
diperlukan selama konstruksi.
Material zona filter yang harus ditempatkan langsung pada permukaan struktur beton
tidak boleh dipadatkan dengan alat berat; dalam keadaan tersebut dan pada keadaan
dimana pemadatan dengan alat berat tidak dapat dilakukan, seperti pada permukaan
bukit tumpuan dan pada area sempit, material harus ditempatkan dengan ketebalan
yang lebih tipis agar setelah pemadatan berat isi yang ditentukan dapat tercapai.
Pemadatan dapat dilakukan dengan menggunakan penggilas kecil manual, pemadat
pelat getar, atau alat lain yang disetujui oleh Direksi Pekerjaan dan PPK.
Direksi dan PPK memiliki hak untuk merubah metoda penempatan dan penyebaran,
seperti ketebalan lapisan zona filter dan jumlah air yang harus disemprotkan untuk
material zona filter tersebut setiap saat berdasarkan informasi yang didapat dari uji
pengisian atau uji kontrol selama konstruksi; dan pada kejadian itu tidak boleh ada
perubahan harga satuan pekerjaan yang telah ditentukan sebelumnya.
f. Pemadatan
Segera setelah penempatan material zona filter, harus dipadatkan untuk mencapai
berat isi yang seragam pada seluruh lapisan dengan Berat isi Relatif tidak kurang dari
tujuh puluh persen (70%) yang ditentukan berdasarkan prosedur standar seperti
ditentukan dalam “USBR Earth Manual Test No. E11” atau standar ASTM D 2049
menggunakan pemadatan roda halus (6 ton) memenuhi ketentuan dalam Sub-Bab
8.6.2 di bawah, atau dengan alat pemadatan lain sesuai persetujuan dan arahan Direksi
Pekerjaan atau PPK.
Diperkirakan kepadatan yang diperlukan dapat tercapai antara tiga (3) kali hingga
enam (6) kali penggilasan, dengan rata-rata empat (4) kali penggilasan, oleh pemadat
roda (roller) yang ditentukan terhadap tiap lintasan; satu kali penggilasan oleh
pemadat roda didefinisikan sebagai penggilasan dengan roller tunggal dengan overlap
tidak kurang dari tiga puluh (30) cm antar gilasan. Kebutuhan jumlah gilasan
sebenernya oleh roller harus ditentukan berdasarkan pengujian terlebih dahulu atau
ditentukan oleh Direksi Pekerjaan berdasarkan uji control konstruksi rutin yang
dilaksanakan selama masa konstruksi.
Tipe penggilas (roller) atau sejenisnya yang aka digunakan oleh Penyedia Jasa harus
mendapat persetujuan dari Direksi Pekerjaan dan PPK. Pemuatan, operasi dan
kecepatan roller harus yang memenuhi kebutuhan untuk mendapat kualitas dan
keseragaman yang dikehendaki sesuai spesifikasi yang ditetapkan.
Direksi Pekerjaan dan PPK tetap memiliki hak untuk merubah jumlah penggilasan
setiap saat selama konstruksi tergantung pada hasil uji pemadatan dan pengisian serta
uji kontrol selama konstruksi; tidak boleh ada koreksi harga satuan akibat perubahan
tersebut.
Item Timbunan Zona 2A dan 2B (Material Filter), akan diukur dan dibayar sesuai
urugan setelah penempatan dan pemadatan sesuai spesifikasi.
Pengukuran untuk pembayaran material urugan adalah dalam meter kubik pada
urugan terpasang sesuai garis, ukuran dan level seperti ditunjukkan dalam Gambar
atau sesuai perubahan oleh Direksi Pekerjaan tidak tergantung pada toleransi yang
diijinkan pada konstruksi.
Pembayaran adalah berdasarkan harga satuan per meter kubik material yang
ditentukan dalam perjanjian kerja.
a. Umum
Zona random dari bendungan utama harus dibuat sesuai dengan ketentuan dalam
klausul ini atau syarat lainnya dalam spesifikasi teknis ini. Pada bendungan
Leuwikeris terdapat 2 jenis zona random yaitu :
Zona material random dari hasil blasting quarry Gunung pengajar (Zona 3) yang
ditempatkan di tubuh bendungan bagian hulu dan hilir.
Zona material random dari galian spillway (zona 3A) yang ditempatkan di tubuh
bendungan bagian hilir.
Zona material random dari alluvial S. Citanduy (zona 3b) yang ditempatkan di
tubuh bendungan bagian hulu.
Material random zona 3a harus terdiri dari material butiran partikel yang keras dan
awet yang diseleksi dari material yang didapat dari alluvial dan deposit sungai berupa
pasir dan kerikil atau diproses dengan pemecahan dan penyaringan material dari
sumber batu (quarry) yang ditentukan sesuai keperluan. Partikel berasal dari tufa dan
batuan berongga-rongga (vesicular) tidak boleh digunakan
Mengingat jadwal pelaksanaan pekerjaan, maka material zona filter boleh ditaruh di
tempat penumpukan sementara (stockpile) pada lokasi yang disetujui oleh Direksi,
untuk persiapan penempatan di urugan.
b. Material
Material urugan utama harus terdiri dari material bergradasi baik terdiri dari lempung
lanuan yang telah tersedia di Borrow Area A.
Mengacu pada hasil uji laboratorium terhadap contoh disturbed yang telah dilakukan
sebelumnya, diketahui bahwa material borrow area A mempunyai sifat teknis sebagai
berikut :
Indeks Plasitistasm IP : 23 % - 51 %
OMC : 37 % - 46 %
c. Penghamparan
Material untuk Zona 5 harus dihampar secara terus menerus, kurang lebih berupa
lapisan mendatar untuk mencegah terjadinya pemisahan butiran (segregation),
kantong-kantong batuan atau terjadinya formasi rongga. Tebal tiap lapis tidak boleh
lebih dari 100 (seratus) cm untuk batu berukuran maksimum 50 cm dan 150 (seratus
lima puluh) cm untuk batu berukuran maksimum 100 cm sebelum dipadatkan.
d. Pemadatan
Tiap lapis material harus terus menerus dibasahi sampai seluas ditunjukkan oleh
Direksi Pekerjaan dan dipadatkan sampai mencapai kepadatan yang diperlukan
dengan menggunakan alat pemadatan roller getar dengan berat lebih besar dari 110
kN. Hal ini akan dapat dilakukan dengan lintasan roller kurang lebih 4 (empat) kali
lintasan untuk lapisan yang mengandung ukuran batu maksimum 50 cm dan 6 (enam)
kali lintasan untuk lapisan yang mempunyai ukuran batu maksimum 100 cm pada
setiap jalur (sama dengan lebar sampai panjang drum roller) lapisan zona hingga
seluruh lapisan-lapisan selesai dipadatkan sampai mencapai kepadatan yang
diperlukan, bagaimanapun juga, Direksi Pekerjaan dapat menentukan variasi
mengenai jumlah lintasan alat roller getar, apabila dipandang perlu. Ketentuan lain
yang bisa dipakai untuk persyaratan adalah pemadatan material Zona 3, termasuk
untuk alat pemadatan roller getar, seperti ditentukan pada Sub-ayat 5.3.3
Pembayaran untuk pelaksanaan Zona 3 pada timbunan bendungan akan dibuat pada
harga satuan tender yang tercantum pada Daftar Kuantitas dan Harga. Harga satuan
ini terdiri untuk semua tenaga kerja, material dan alat yang dipakai untuk
melaksanakan pekerjaan termasuk galian material dari tempat quarry dan
pengangkutan ke tempat timbunan, penghamparan, penyebaran, pembasahan dan
pemadatan material dengan roller; dan pengujian termasuk pengujian pelaksanaan
timbunan. Pada keadaan dimana Penyedia diperlukan untuk membuat lebih atau
kurang dari jumlah lintasan untuk alat pemadatan roller getar yang ditentukan seperti
tersebut di atas, maka tidak ada penyesuaian harga satuan tender yang akan dibuat
pada Daftar Kuantitas dan Harga.
Apabila ada material lain selain yang diperoleh dari quarry dipergunakan sebagai
material Zona 5, maka harga satuan material tersebut akan ditentukan oleh Direksi
Pekerjaanberdasarkan pada hasil negosiasi dengan Penyedia.
a. Umum
Material ini adalah lapisan pelindung dan diletakkan di lapisan terluar dari bendungan
utama.
Ukuran dan gradasi material Zona rip-rap ditentukan di lapangan oleh Direksi
Pekerjaan. Adapun material lapisan pelindung ini berupa batu bongkahan yang
berukuran berkisar antara 20 cm dan 60 cm.
Material diperoleh dari tempat quarry batu daerah genangan (pecahan endapan sungai
dan batuan beku basal terseleksi), pengambilan batuan beku basal dengan cara di
blasting dan pengambilan batuan undak sungai dengan menggunakan rock breacker
atau lokasi daerah lain yang disetujui oleh Direksi Pekerjaan
Pembayaran untuk pelaksanaan Zona rip-rap pada timbunan bendungan akan dibuat
pada harga satuan tender per meter kubik tender seperti tercantum pada Kuantitas
Pekerjaan. Harga satuan ini merupakan kompensasi penuh untuk semua tenaga kerja,
material dan alat yang perlu dipakai untuk melaksanakan pekerjaan termasuk
pengadaan material ke tempat timbunan, pengangkutan, penghamparan, dan
penyebaran sebagaimana ditunjuk oleh Direksi Pekerjaan.
a. Umum
Material urugan utama harus berupa lempung digunakan untuk zona urugan utama
pada bendungan utama. Penggalian untuk pondasi zona urugan utama harus
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan yang relevan sebagaimana tertuang pada
spesifikasi teknis ini.
b. Material
Material urugan utama harus terdiri dari material bergradasi baik terdiri dari lempung
lanuan yang telah tersedia di Borrow Area A.
Mengacu pada hasil uji laboratorium terhadap contoh disturbed yang telah dilakukan
sebelumnya, diketahui bahwa material borrow area A mempunyai sifat teknis sebagai
berikut :
Uraian Keterangan
Komponen Lempung-lanau 85 % - 98 % (silty clay)
Indeks Plasitistasm IP 23 % - 51 %
Kadar air asli di musim hujan, WN 40 % - 60 %
MDD 11,3 – 13,1 kN/m3
OMC 37 % - 46 %
Triaxial CU-BP, ϕ’ 24o – 31o
kohesi, c’ 7 – 26 kN/m2
koefisien permeabilitas, k 10-7 – 10-8 cm/det
Sebelum dan selama pemadatan, kelembaban seluruh lapisan material zona urugan
utama harus dijaga seragam.
Kadar air material zona urugan utama sebelum, selama dan sesaat setelah pemadatan
harus dalam kisaran minus satu persen (-1%) sampai plus tiga persen (+3%) dari
kadar air optimum (OMC) sebagaimana didapat dari uji pemadatan yang dilakukan
berdasarkan Standard ASTM D 698; dengan catatan bahwa rata-rata kadar air
material harus dalam kisaran OMC sampai plus dua persen (+2%) OMC.
Sesaat setelah pemadatan, berat isi kering material urugan utama tidak boleh kurang
dari 95% dari Berat isi Kering Maksimum (DKM) sebagaimana didapat dari uji
pemadatan standard yang dilakukan berdasarkan prosedur standar ASTM.
Kadar air dan berat isi saat penempatan, dan kadar air optimum dan berat isi kering
maksimum material zona urugan utama akan ditentukan oleh Direksi Pekerjaan secara
berkala dengan uji lapangan dan laboratorium berdasarkan sampel acak sesuai dengan
spesifikasi teknis ini. Jika kadar air atau berat isi pada saat penempatan sebagaimana
ditentukan dalam uji kontrol tidak dapat dipenuhi maka Direksi Pekerjaan akan
meminta Penyedia Jasa untuk mengganti material atau untuk mengolah material
sedemikian sehingga kadar air dan berat isi-nya dapat diperbaiki sesuai ketentuan. Hal
ini perlu di-verifikasi dengan pengujian berikutnya.
Direksi Pekerjaan mempunyai hak untuk mengubah kadar air yang diijinkan setiap
saat, berdasarkan informasi yang didapat dari uji pengisian selama konstruksi. Untuk
perubahan semacam itu tidak diperbolehkan adanya perubahan harga satuan
pekerjaan.
d. Penempatan Material
Pemilihan, penempatan dan penyebaran material zona urugan utama harus sedemikian
sehingga distribusi dan gradasi material terpasang, bebas dari kelainan tekstur,
gradasi, kadar air atau berat isi dari material di sekitarnya.
Bila material berbeda karakternya maka material yang lebih halus harus ditempatkan
pada lokasi yang lebih ke tengah zona.
Jika Direksi Pekerjaan berpendapat bahwa permukaan pondasi yang disiapkan atau
permukaan pemadatan lapisan zona urugan utama dianggap terlalu kering atau terlalu
halus untuk pelekatan yang baik dengan lapisan urugan berikutnya, maka permukaan
tersebut harus dibasahi dan atau dikasarkan dengan menggunakan alat yang disetujui
oleh Direksi Pekerjaan sebelum lapisan berikutnya dihamparkan.
Jika menurut Direksi Pekerjaan permukaan terpadatkan dari lapisan material urugan
utama dianggap terlalu basah untuk pemadatan lapisan berikutnya, maka harus
dibuang, dibiarkan kering dahulu atau dikasarkan dengan alat tertentu untuk
mengurangi kadar airnya hingga yang diperlukan dan kemudian dipadatkan kembali
sesuai spesifikasi sebelum lapisan berikutnya digelar.
Material zona 1 (zona inti kedap air), harus ditempatkan di urugan secara menerus,
kurang lebih horizontal dengan ketebalan yang memungkinkan tercapainya berat isi
yang diperlukan di seluruh lapisan diatas bila dilakukan pemadatan dengan cara yang
telah dijelaskan sebelumnya; dengan catatan ketebalan penghamparan lapisan tidak
boleh lebih dari 30 cm sebelum dipadatkan. Semua lapisan harus mempunyai
kemiringan drainase kurang lebih 1:30 setelah pemadatan.
Peralatan penggilas jenis sheepfoot roller akan digunakan untuk pemadatan material
urugan utama pada permukaan pondasi, termasuk “grout cap” atau permukaanx beton
pengisi, maka penghamparan lapisan pertama diperbolehkan lebih tebal dari yang
ditentukan tapi tidak boleh lebih dari 50 cm sebelum pemadatan. Hal ini dimaksudkan
untuk menghindari kerusakan permukaan pondasi akibat aksi dari kaki sheepfoot
roller.
Direksi Pekerjaan memiliki hak untuk merubah ketebalan lapisan material zona
urugan utama setiap saat, berdasarkan informasi yang didapat dari uji pengisian atau
uji kontrol selama konstruksi; dan pada kejadian itu tidak boleh ada perubahan harga
satuan pekerjaan yang telah ditentukan sebelumnya.
e. Pemadatan
Segera setelah penempatan, material zona urugan utama harus dipadatkan dengan
menggunakan penggilas kaki kambing (sheepfoot roller) atau yang sejenis untuk
mendapatkan lapisan yang seragam secara menyeluruh seperti yang telah dijelaskan,
yaitu paling tidak 95% berat isi kering maksimum seperti yang didapat pada uji
pemadatan standar sesuai Standar ASTM D 698.
Diperkirakan hal ini dapat tercapai dengan delapan (8) kali penggilasan oleh roller
terhadap setiap lapisan; satu kali penggilasan oleh roller didefinisikan sebagai
penggilasan dengan roller tunggal dengan overlap tidak kurang dari tiga puluh (30)
cm antar gilasan.
Kebutuhan jumlah gilasan yang sebenarnya oleh roller harus ditentukan berdasarkan
uji pengisian seperti dijelaskan diatas. Direksi Pekerjaan tetap memiliki hak untuk
merubah jumlah penggilasan setiap saat selama konstruksi tergantung pada hasil uji
pengisian dan uji kontrol selama konstruksi; tidak boleh ada koreksi harga satuan
akibat perubahan tersebut.
Tipe sheepfoot roller atau sejenisnya yang akan digunakan oleh Penyedia Jasa harus
mendapat persetujuan Direksi Pekerjaan sesuai dengan spesifikasi yang ada.
Pembebanan, operasi dan kecepatan roller harus yang memenuhi kebutuhan untuk
mendapatkan kualitas dan keseragaman yang dikehendaki sesuai persetujuan Direksi
Pekerjaan.
Jika lebih dari satu roller digunakan dalam pemadatan pada satu zona urugan, semua
roller yang digunakan harus memiliki tipe sama dan terutama sama beratnya, ukuran
dan karakteristik operasi. Selama pemadatan material dengan sheepfoot roller,
Penyedia Jasa harus menjamin bahwa ruangan antara ujung-ujung kaki sheepfoot dan
permukaan roda roller dijaga tetap bersih dari material yang menempel yang akan
mempengaruhi keefektifan roller.
Jika pekerjaan diberhentikan pada seksi tertentu pada zona urugan utama, permukaan
yang telah selesai harus diberi kemiringan dan dihaluskan agar air hujan dapat ter-
drainase dengan baik. Sebelum penempatan dan pemadatan material dikerjakan,
permukaan harus dirancah dan kadar air dikondisikan sesuai dengan ketentuan yang
telah dijelaskan di atas.
Pengukuran untuk pembayaran material urugan adalah dalam meter kubik pada
urugan terpasang sesuai garis, ukuran dan level seperti ditunjukkan dalam Gambar
atau sesuai perubahan oleh Direksi Pekerjaan tidak tergantung pada toleransi yang
diijinkan pada konstruksi.
Pembayaran adalah berdasarkan harga satuan per meter kubik material yang
ditentukan dalam perjanjian kerja.
E. PEKERJAAN BETON
1. Pekerjaan Beton
Bab ini meliputi penyediaan semua bahan-bahan, tenaga dan peralatan yang diperlukan
untuk menghasilkan semua beton yang di-cor langsung di tempat sesuai yang tercantum di
dalam kontrak.
2. Semen
Semua semen harus digunakan semen Portland yang memenuhi syarat-syarat yang tercantum
pada ASTM C.150-89 Tipe 1.
Semen harus senantiasa terlindung dengan baik dari hujan dan lembab, dan setiap bagian
semen yang telah rusak oleh lembab atau tidak memenuhi persyaratan yang tersebut di atas
harus ditolak dan disingkirkan dari lokasi pekerjaan.
Semen yang oleh Penyedia Jasa telah disimpan selama lebih dari 60 (enam puluh) hari harus
memperoleh persetujuan Konsultan terlebih dahulu sebelum dipergunakan pada pekerjaan.
Semen-semen yang berbeda merek, jenis atau berasal dari pabrik yang berbeda harus
disimpan secara terpisah. Penggunaan semen sisa yang dikumpulkan dari kantong-kantong
bekas atau kantong-kantong yang telah dibuang tidak diperbolehkan.
3. Air
Air yang dipergunakan pada pengadukan dan perawatan beton atau tujuan lainnya harus
bersih dan bebas dari minyak, garam-garam, asam, alkali, gula, rumput, atau bahan-bahan
lain yang merusak beton dan tulangan. Air tidak boleh mengandung lebih dari 1000 ppm
sulfat dalam bentuk SO3 atau 500 ppm chlorida asam dalam bentuk Cl.
Apabila sumber air adalah suatu anak sungai yang telah disetujui atau sumber lainnya, maka
tempat pengambilan harus ditutup sedemikian rupa sehingga pasir, lumpur, rumput atau
bahan-bahan asing lainnya tidak dapat ikut ke dalam air.
Air yang digunakan juga harus memenuhi persyaratan Pasal 3.6 Peraturan Beton Bertulang
Indonesia (PBI) 1971-NI.2.
4. Aggregat
a. Umum
b. Aggregat Halus
Aggregat halus harus berupa pasir alam yang bersih dan tajam serta bebas dari bahan-
bahan organis atau kotoran-kotoran lain.
c. Aggregat Kasar
Aggregat kasar untuk beton harus terdiri atas batu pecah, kerikil, terak tanur tinggi,
atau bahan keras lainnya yang disetujui, yang memiliki kesamaan karakteristik berupa
butir-butir yang bersifat tahan lama, bebas dari selaput lekat yang tidak diinginkan,
lempung dan kotoran-kotoran lainnya.
Batu pecah atau kerikil pecah harus digunakan pada pembuatan beton.
d. Aggregat
e. Batu Belah
Batu untuk beton siklop, pasangan batu atau pasangan batu kosong, harus memiliki
mutu yang telah disetujui, kuat dan tahan lama dan bebas dari pembelahan-
pembelahan, bidang sambungan, retakan-¬retakan dan cacat struktural lainnya, atau
ketidaksempurnaan yang cenderung merusak daya tahan-nya terhadap cuaca. Batu itu
harus tidak memiliki permukaan yang bulat, lusuh, atau lapuk. Semua batu yang lapuk
harus ditolak. Batu-batu itu harus dijaga sedemikian rupa hingga bebas dari kotoran,
minyak atau bahan-bahan perusak lainnya yang dapat mengganggu daya lekat adukan.
Paling lambat 28 hari sebelum mulai dengan pengadukan beton untuk yang pertama
kali, Penyedia Jasa harus menyerahkan data secara lengkap tentang masing-masing
sumber aggregat yang diajukan kepada Konsultan untuk mendapat persetujuan.
Penyedia Jasa harus menggunakan agregat yang sudah disetujui oleh Konsultan untuk
semua pekerjaan beton.
5. Bahan Tambahan
Bahan tambahan tidak boleh dibubuhkan pada adukan beton manapun apabila tidak
tercantum keharusan untuk itu atau tanpa memperoleh ijin tertulis dari Konsultan. Setiap
permohonan ijin penggunaan bahan tambahan harus dilampiri dokumen-dokumen yang
menjelaskan keuntungan yang akan diperoleh ataupun pengaruhnya terhadap adukan beton
yang akan dipergunakan. Apabila memang ada ketetapan yang mengharuskan
penggunaannya, maka bahan tambahan harus dipergunakan betul-betul sesuai dengan
petunjuk-petunjuk pabriknya dan atas perintah dari Konsultan.
Semua bahan tambahan harus memenuhi segala persyaratan yang tercantum di dalam ASTM
C. 494-86. Walaupun penggunaan bahan tambahan telah disetujui, tetapi Penyedia Jasa dan
leveransirnya tetap harus bertanggung jawab atas mutu beton yang dipergunakan dalam
pekerjaan ini.
a. Semen
Semen harus disimpan di dalam ruangan yang layak dan tidak terpengaruh oleh cuaca,
ditempatkan pada lantai papan yang tidak terletak langsung¬ pada tanah. Ruangan
tersebut harus sedemikian rupa sehingga sirkulasi bebas udara disekitar kantong-
kantong semen adalah seminimum mungkin.
Semua semen yang menjadi lembab, mengerak atau menggumpal tidak boleh
dipergunakan. Kegiatan penakaran bahan adukan beton harus diorganisasi¬kan
sedemikian rupa hingga semen yang paling lama berada di lokasi harus dipergunakan
terlebih dahulu. Semen yang telah berumur 6 bulan atau lebih sejak pembuatannya di
pabrik sama sekali tidak boleh dipergunakan.
b. Aggregat
Agregat harus disimpan sedemikian rupa sehingga senantiasa bersih dan bebas dari
pencemaran dan terlindung dari pemisahan-pemisahan. Apabila tidak ada lantai keras
yang bersih untuk penimbunan, maka bagian timbunan yang langsung berhubungan
dengan tanah setebal 150 mm tidak boleh dipergunakan.
7. Mutu Beton
Kelas beton yang akan dipergunakan pada setiap bagian bangunan harus seperti yang
telah disyaratkan di dalam gambar atau yang diijinkan oleh Konsultan. Semua harus
termasuk di dalam kelas-kelas berikut :
Semua pekerjaan beton harus memenuhi persyaratan di dalam Bab 4. Peraturan Beton
Bertulang Indonesia (PBI) 1971-NI.2 dan ASTM.
Penetapan kekuatan tekan hancur beton harus dilaksanakan pada contoh-contoh yang
diambil dan disiapkan sesuai dengan ASTM C.172 dan ASTM C.31-90. Silinder
percobaan yang dibuat di laboratorium harus sesuai dengan ASTM C.192. Pengujian
tekan harus dilaksanakan dengan silinder sesuai dengan tata cara yang tercantum di
dalam ASTM C.39-72.
Kekuatan tekan hancur beton yang diukur dengan mempergunakan silinder beton
berumur 28 hari harus seperti yang tercantum di dalam tabel 10.7.1 di bawah ini,
sedangkan kuat tekan pada umur 7 (tujuh) hari harus mencapai 70% dari nilai yang
ditetapkan pada usia 28 (dua puluh delapan) hari itu. Apabila hasil pengujian pada
beton usia 7 hari memberikan nilai lebih kecil dari yang ditetapkan di atas, Penyedia
Jasa harus menghentikan pengecoran beton sampai diketahui penyebabnya dan
diambil tindak untuk menjamin diperolehnya beton yang memenuhi syarat-syarat
dengan cara yang dapat diterima oleh Konsultan.
Apabila beton yang dihasilkan tidak dapat mencapai kekuatan yang telah
direncanakan dan disyaratkan, maka kandungan semen harus ditingkatkan sesuai
dengan petunjuk-petunjuk Konsultan. Untuk penambahan jumlah semen pada adukan
ini, kepada Penyedia Jasa tidak akan diberikan ganti rugi.
Paling lambat empat minggu sebelum dimulainya pekerjaan beton, Penyedia Jasa
harus menyerahkan kepada Konsultan usulan terperinci dari agregat yang akan
digunakannya, perbandingan jumlah bahan-bahan yang akan dipergunakannya untuk
membuat setiap kelas beton dan hasil-hasil pengujian yang telah dilakukannya pada
contoh-contoh adukan percobaan.
a. Penakaran
Penakaran bahan-bahan beton harus dilakukan pada suatu instalasi takar. Peralatan
yang digunakan untuk mengukur volume bahan-bahan bangunan itu harus dapat
mengukur dengan cara yang cocok dan positif untuk menentukan jumlah yang
dipergunakan pada setiap takaran.
Semen Portland
Air
Air boleh diukur dengan berat atau volume. Kesalahan pengukuran tidak boleh
lebih dari 1 persen. Apabila pengukuran air bukan dengan menimbang, maka
peralatan ukur harus mempunyai sebuah tangki pelengkap darimana tangki ukur
akan diisi. Tangki ukur harus dilaksanakan dengan pengukuran katup dan katup
di sebelah luar sehingga dapat diadakan pengukuran tinggi air, kecuali ada sarana
lain untuk menetapkan dengan teliti jumlah air di dalam tangki itu. Volume
tangki pelengkap paling sedikit harus sama dengan volume tangki ukur.
Agregat
Semua Agregat yang dihasilkan atau diolah dengan metoda hidrolis dan agregat
yang telah dicuci, harus ditimbun atau disimpan untuk jangka waktu paling
sedikit 12 jam sebelum ditakar sebagai tindakan untuk pengeringan air. Apabila
kadar air agregat tersebut sangat tinggi atau seragam, Konsultan dapat
menetapkan masa penyimpanan atau penimbunan yang lebih dari 12 jam.
b. Pengadukan
Beton harus diaduk pada sebuah alat pengadukan yang telah mendapat persetujuan.
Apabila yang akan digunakan adalah sebuah alat aduk tunggal maka alat tersebut
harus berkapasitas aduk 1 meter kubik. Apabila kapasitas nominal alat aduk tersebut
kurang dari 1 meter kubik, maka harus disediakan dua instalasi yang sama. Semua
alat aduk harus berpenggerak motor dan harus mempunyai kapasitas aduk nominal
minimum lebih besar dari 0,4 meter kubik.
Bahan yang sudah ditakar harus dimasukkan ke dalam bejana putar sedemikian rupa
sehingga sebagian air akan masuk lebih dulu dari semen dan aggregatnya. Aliran air
harus seragam dan pada saat 15 detik pertama dari masa aduk tersebut berakhir maka
semua air harus sudah berada di dalam bejana putar. Masa aduk dihitung sejak semua
bahan kecuali air telah masuk ke dalam bejana putar. Waktu aduk tidak boleh kurang
dari 60 detik untuk pengaduk berkapasitas 1,5 meter kubik atau tidak boleh kurang
dari 90 detik. Apabila penghitungan waktu dimulai pada saat pencurah bahan
mencapai posisi tegak maksimum, maka harus ditambahkan 4 detik kepada waktu
aduk yang telah ditetapkan sebelumnya. Waktu aduk berakhir pada saat corong curah
adukan membuka. Pengadukan harus berlanjut terus sampai semua bahan-bahan itu
tercampur dengan seksama dan merata serta adukan beton berwarna dan bertekstur
seragam. Sebelum diisi kembali, maka seluruh adukan harus sudah dikeluarkan dari
pengaduk. Adukan-adukan beton harus kelihatan sama di antara satu dengan lainnya.
Pengaduk harus dioperasikan dengan kecepatan bejana putar seperti tercantum pada
label dari pabrik yang menempel pada pengaduk. Setiap bagian adukan beton yang
mengalami masa pengadukan kurang dari waktu yang ditetapkan akan ditolak dan
harus dibuang oleh Penyedia Jasa tanpa memperoleh ganti rugi.
Personil yang bertanggung jawab atas pelaksanaan operasi takar aduk beton harus
orang-orang yang terlatih dan berpengalaman di dalam pembuatan beton dengan
metoda ini.
c. Pencatatan Takaran
Uraian tertulis, tercetak atau grafik dari adukan beton seperti berikut ini harus
ditempelkan pada peralatan aduk tersebut.
Volume Agregat dan Semen
Masa Aduk
Masa aduk harus diulur secara otomatis, atau dengan cara, menempatkan suatu alat
pengatur waktu yang akan mencegah terjadinya pencurahan adukan sebelum masa
aduk yang telah ditetapkan dijalani.
a. Umum
Pembuatan dan penyimpanan bahan uji beton di lapangan harus sesuai dengan cara-
cara yang tercantum di dalam ASTM C.31 dan Peraturan Beton Bertulang Indonesia
(PBI) 1971-NI.2, Pasal 4.9.
Sebagai tambahan kepada syarat-syarat yang tercantum di dalam Pasal 4.3 dari ACI
318M-89, hal-hal berikut ini harus dipenuhi dan apabila ada pertentangan dengan
syarat-syarat tersebut di atas, maka hal-hal berikut ini yang menentukan.
b. Syarat-syarat Pengujian
Semua bahan uji beton harus diambil oleh Konsultan atau wakilnya di lapangan, atau
harus dengan disaksikan oleh mereka.
Pengujian Slump
Pengujian harus dilaksanakan pada saat pengecoran beton dan setiap beton
dengan nilai slump melampaui nilai maximum yang telah ditetapkan harus
ditolak. Pengujian harus dilakukan sesuai dengan cara-cara yang tercantum di
dalam ASTM C.143-90, dan Peraturan Beton Bertulang Indonesia (PBI) 1971-
NI.2, Pasal 4.4.
Biaya Pengujian
Penyedia Jasa harus menyediakan biaya semua pengujian yang diperlukan
untuk pengawasan mutu beton di lapangan di dalam penawarannya pada waktu
tender. Hal tersebut diatas harus mencakup juga pengujian semua komponen
yang dipergunakan untuk membuat beton di pabrik apabila dianggap perlu atau
diperintahkan oleh Konsultan untuk menjamin komponen-komponen tersebut
memenuhi syarat-syarat yang bersangkutan di dalam standard-standard ASTM.
Semua pengujian itu harus dilaksanakan di sebuah laboratorium uji yang
independen dan telah mendapat persetujuan.
Setiap adukan yang kelihatan tidak merata (normal) harus dibuang dan usaha-
usaha untuk memperbaikinya tidak diperkenankan.
Setiap beton yang mana sudah dituangkan ke dalam bekisting tetapi berhubung
hasil slump testnya tidak memenuhi syarat dan tidak diterima oleh Konsultan
karena pekerjanya tidak cakap atau kurang pengalaman, harus dibongkar dan
dibuang.
Adukan yang cacat harus dibuang cukup jauh dari tempat pengadukan atau
pengecoran sesuai dengan petunjuk Konsultan, demikian pula tempat
pembuangannya.
Setiap adukan beton yang dibuang oleh sebab-sebab seperti diuraikan diatas
tidak akan diberikan ganti rugi kepada Penyedia Jasa.
10. Pengecoran
a. Umum
Penyedia Jasa harus mengecor dan merawat keras beton sesuai dengan cara-cara yang
tercantum di dalam ACI 318M-89 Chapter 5 dan syarat-syarat yang tercantum di
dalam PBI-1971-NI.2 serta syarat-syarat di dalam Pasal ini.
apapun sama sekali tidak diperkenankan untuk melaksanakan pengecoran. Semua ijin
dan persetujuan pengecoran harus tertulis dan ditanda-tangani oleh Penyedia Jasa dan
Konsultan.
Apabila penangguhan sudah demikian lama sehingga syarat-syarat di atas tidak dapat
dipenuhi lagi, maka permukaan beton harus dianggap sebagai siar pelaksanaan.
Penggetaran berjalan terus menerus dan ujung alat penggetar dimasukkan ke dalam
acuan secara pelan-pelan dan diangkat harus secara pelan-pelan pula. Perpindahan
alat penggetar tidak boleh melampaui jarak 600 mm atau tidak boleh melebihi radius
getaran dimana acuan beton masih terkena penggetaran.
Tidak boleh dilakukan penggetaran dengan cara memukul bekisting atau besi
tulangan atau menempelkan alat penggetar pada dinding bekisting atau besi tulangan
dimana beton sudah mulai mengeras. Penggunaan alat penggetar tidak boleh
mengakibatkan rusaknya permukaan bekisting bagian dalam dan perpindahan ataupun
rusaknya besi tulangan.
dengan air semen. Pencabutan tongkat getar harus dilaksanakan dengan pelan agar
tidak terjadi rongga di dalam adukan.
Secara umum, siar pelaksanaan sedapat-dapatnya harus dihindari. Setiap bagian bangunan
yang berdiri sendiri, hendaknya di-cor sekaligus dalam satu pelaksanaan yang tidak terputus-
putus.
Kecuali ada ketentuan yang menetapkan lain, maka dimana diperlukan, siar pelaksanaan
harus dibuat tegak lurus terhadap permukaan bagian yang telah selesai di-cor.
Siar pelaksanaan vertikal atau tegak harus ditutup dengan sebagian bekisting yang dipasang
secara kuat. Pada siar pelaksanaan horizontal di permukaan yang akan terlihat harus dipasang
garis alur dengan rapih pada bagian dalam bekisting, untuk menjamin tepi luar siar
membentuk garis lurus (setelah dibongkar bekisting-nya).
Sebelum mengecor adukan beton baru di atas atau terhadap beton yang telah mengeras, maka
permukaan beton yang telah mengeras itu harus dikasarkan dan dibersihkan secara teliti agar
bebas terhadap kotoran benda lepas dan benda asing lainnya. Permukaan tersebut harus
dijaga agar tetap basah selama 24 jam setelah pengecoran beton tersebut.
Sesaat sebelum pengecoran beton, dan sementara permukaan itu masih bersih dan basah (tapi
bebas dari genangan air) maka permukaan itu harus ditutup dengan adukan semen encer
(grout) yang baik. Pelapisan dengan adukan semen encer tidak boleh terlalu jauh sehingga
lapisan tersebut tidak dapat di-cor dengan beton yang baru dalam keadaan basah/belum
kering. Harus dijaga agar di seluruh permukaan siar itu tertutup secara berlebihan oleh
adukan semen encer tersebut. Adukan semen encer (grout) sebaiknya disapukan pada
permukaan yang sudah ada agar melekat dengan baik dan menghilangkan selaput-selaput
yang mungkin ada.
Pengecoran tidak boleh dimulai apabila hujan lebat sedang turun atau akan turun, dan
seandainya hujan turun pada saat suatu pengecoran tengah berlangsung, Penyedia Jasa harus
melindungi pekerjaan beton terhadap hujan sehingga dapat dicegah kerusakan pada adukan
beton atau permukaan yang baru selesai di-cor, sedemikian rupa sehingga semen di dalam
beton tidak terganggu dan tidak dilarutkan oleh air hujan yang masuk.
Apabila terjadi keadaan cuaca semakin memburuk, maka Konsultan adalah satu-satunya
orang yang berhak memutuskan apakah pengecoran boleh diteruskan atau tidak.
Apabila pengecoran dilaksanakan pada keadaan cuaca panas, maka selama masih mungkin
pekerjaan harus dilindungi dari penyinaran langsung oleh matahari dan dari pengeringan oleh
angin. Pelindung terhadap hujan harus dipasang di atas bangunan yang baru selesai di-cor,
agar perataan permukaan dan penyelesaian akhir dapat dilaksanakan di tempat yang kering.
Semua beton yang baru selesai di-cor harus dirawat keras dengan cara membuat beton
tersebut senantiasa basah selama paling sedikit 7 hari setelah pengecoran.
Pengerjaan akhir permukaan beton seperti yang ditunjukkan dalam gambar kerja atau yang
ditetapkan khusus harus diartikan sebagaimana diuraikan di bawah ini:
F1 untuk permukaan yang akan kontak dengan aliran air atau terlihat dari
luar dimana ketidak-teraturan dan penyimpangan bentuk harus dijaga
sampai batas yang telah ditentukan.
F2 untuk semua permukaan hasil cetakan lainnya.
Pengerjaan akhir kasar akan berupa meratakan permukaan beton sehingga diperoleh
suatu permukaan yang seragam dan rata dengan tercantum di dalam gambar kerja atau
ketetapan lainnya. Ketidak-teraturan permukaan tidak boleh tampak mengurangi sifat-
sifat struktur dari bangunan dan kelebihan adukan beton dapat dibuang dengan
mempergunakan templete.
Pekerjaan akhir halus terdiri dari pertama-tama adalah menyiapkan suatu pekerjaan
akhir kasar dan kemudian permukaan itu digosok-gosok sambil ditekan dengan
mempergunakan sendok baja atau kayu yang bagian bawahnya licin. Pengerjaan akhir
kasar tersebut kelihatan mulai mengeras dan harus dikerjakan sedemikian rupa
sehingga menghasilkan suatu permukaan yang bebas dari cacat-cacat dan seragam
dalam penampilannya.
Beton yang rusak, keropos (honeycombed), pecah atau kerusakan-kerusakan lainnya dan
beton yang dikarenakan permukaannya mengalami penurunan melebihi batas-batas terpaksa
harus dibongkar dan dibangun kembali hingga permukaan tersebut mencapai ketinggian
yang ditentukan, harus dibongkar dan diganti dengan adukan atau beton sebagai yang
ditetapkan oleh Konsultan.
Volume pekerjaan beton akan dihitung volume bersih sesuai dengan garis-garis dan
ketinggian yang telah ditentukan atau ditunjukkan di dalam gambar-gambar kerja.
Pembuatan lantai kerja beton yang tidak ditentukan sebelumnya atau tidak diinstruksikan
oleh Konsultan tidak akan dibayar.
Apabila sudah ditunjukkan atau ditetapkan di dalam gambar kerja mengenai garis pembatas
ruang bebas, maka penghitungan volume didasarkan kepada tebal beton yang diulur hingga
garis pembatas tersebut. Apabila telah diadakan penggalian yang melampaui garis batas
ruang bebas, maka apabila tidak ditetapkan lain oleh Konsultan, ruang kosong antara batas
galian yang ada dengan garis batas ruang bebas harus diisi dengan beton dari kelas yang
sama seperti pada beton yang telah ditentukan sebelumnya dan harus dicor sedemikian rupa
sehingga menjadi satu kesatuan massa dengan beton tersebut. Apabila di dalam gambar kerja
tidak tercantum ketentuan-ketentuan lain mengenai hal tersebut di atas, maka garis pembatas
ruang bebas untuk keperluan penghitungan yang diuraikan dalam pasal ini harus diambil
batas luar dari tebal minimum beton yang tertera di dalam gambar kerja. Penambahan
pekerjaan beton yang timbul oleh karena pengecoran yang melebihi garis batas ruang bebas
tersebut tidak akan dibayar dan Penyedia Jasa tidak dapat menuntut pembayaran.
Tidak akan dilakukan pengurangan volume pekerjaan beton yang diakibatkan adanya besi-
besi atau baja yang tertanam di dalamnya serta rongga-rongga udara (kosong) yang
mempunyai volume kurang dari 0,15 meter kubik atau luas penampang 0,10 meter persegi.
Di dalam harga-harga satuan untuk pekerjaan beton yang tercantum di dalam kontrak harus
sudah termasuk biaya mempersiapkan dan melaksanakan pengujian semua bahan beton dan
untuk semua operasi dan biaya apapun yang dibutuhkan bagi pelaksanaan produksi,
pengadukan, penanganan, transportasi, pengecoran, pemampatan, pengujian, perawatan
pengerasan, perbaikan beton, pembuatan sambungan-sambungan, lubang pemeriksaan
(manhole) dan lubang angin, penyiapan semua sambungan-sambungan, pengecoran di
sekeliling tulangan; biaya pembuatan cetakan permukaan-permukaan siar pelaksanaan yang
tidak ditunjukkan di dalam gambar kerja, menyiapkan pondasi dimana diperlukan dan semua
biaya-biaya lainnya yang diperlukan untuk terlaksananya pekerjaan ini sesuai dengan semua
standard-standar yang telah ditetapkan di dalam spesifikasi ini. Penambahan penggunaan
semen sebagai akibat dipergunakannya aggregat yang lebih kecil ukurannya, atau usaha
peningkatan sifat-sifat beton sewaktu diolah tidak boleh dijadikan alasan untuk mengubah
jumlah harga satuan pekerjaan beton.
Harga satuan kontrak harus sudah mencakup semua jenis pekerjaan yang terlibat di dalam
penyediaan benda-benda yang tertanam di dalam beton primer, sebagaimana tertera di dalam
gambar kerja sesuai syarat-syarat yang ada di dalam spesifikasi. Harga satuan itu juga harus
meliputi semua biaya penyediaan bahan-bahan, pembuatan di pabrik, pembersihan,
pengecatan, pemasangan dan pembuatan penyangga.
Harga lump sum yang tertera di dalam Jadwal Volume Pekerjaan harus meliputi semua
biaya yang diperlukan bagi pelaksanaan pengangkutan ke tempat kerja, pembongkaran
muatan, pemeriksaan, penggudangan, penanganan, pemasangan dan penanaman benda-
benda tertanam yang ditetapkan menurut kontrak terpisah atau sub kontrak yang telah
dipilih.
F. PEKERJAAN TRASHBOOM
1. Umum
Penyedia harus mensuplai dan memasang trashboom sebagaimana telah ditetapkan dan
terlihat dalam gambar shop drawing. Fabrikasi trashboom dan pemasangan sesuai petunjuk
Direksi Pekerjaan. Material trashboom terbuat dari fiber glass berukuran 2 x Ø 60 cm,
dimensi kawat pengikat dan elevasi pemasangan disesuaikan dengan gambar desain atau
arahan dari Direksi Pekerjaan.
2. Pemasangan di Lapangan
Trashboom tersebut harus dipasangan sesuai dengan gambar shop drawing dan hars
mendapat persetujuan dari Direksi Pekerjaan.
1. Umum
Gambar yang dibuat oleh Penyedia dan spesifikasinya tidak perlu detail untuk setiap item
instrumentasi, peralatan pengukuran dan pekerjaan yang berkaitan, tetapi menunjukkan
nama, jumlah, dan tipe peralatan yang akan dipasang, lokasi dan ketinggiannya dimana
instrumentasi tersebut harus dipasang. Disebutkan pula tipe dan fungsinya, lokasi yang tepat
dan metode pemasangan dari semua instrumen dan peralatan pengukurannya selalu
diarahkan dan disetujui oleh Konsultan/Direksi Pekerjaan.
Semua peralatan instrumentasi dan peralatan yang berkaitan harus didapatkan dari pabrik
yang diaki di tingkat internasional. Untuk lebih memudahkan uraian, deskripsi dan
spesifikasi instrumen dan peralatan tertentu telah diidentifikasi oleh pabrik pembuat lengkap
dengan nomor katalognya. Tentang identifikasi peralatan tidak harus dimasukkan dalam
penawaran oleh Penyedia dan Penyedia bebas untuk mengusulkan nama pabrik atau supplier
yang dipilihnya dan dapat disetujui oleh Konsultan/Direksi Pekerjaan yang bertindak atas
nama Pemberi Kerja.
Tidak lebih dari 90 (sembilan puluh) hari setelah Surat Perintah Kerja (Notice to Proceed),
Penyedia Jasa harus mengajukan kepada Direksi Pekerjaan untuk disetujui, detail semua
peralatan instrumentasi dan alat ukur yang sesuai, yang akan dipasok dan dipasang sesuai
dengan kontrak, bersama detail semua asesoris dan material, termasuk alternatif instrumen
dan produsen, yang dipilih oleh Penyedia Jasa atau yang disarankan Pemberi Proyek.
Dokumen tersebut harus mencakup tapi tidak terbatas pada hal berikut :
a. Lokasi produsen (manufacture) dari instrumen, termasuk nama, negara asal dan alamat
serta nama dan alamat agen;
b. Spesifikasi pabrik (Full manufacturer’s specification) untuk semua hal yang relevan
dari semua peralatan instrumentasi dan alat ukur, asesoris dan material;
c. Detail prosedur yang direkomendasikan dari manufacture yang akan dipakai untuk
prosedur pemasangan dan pengoperasian instrumentasi dan alat ukur;
d. Daftar proyek-proyek besar internasional lain yang telah memakai instrumen yang
sama, bersama dokumen yang membuktikan bahwa instrumen dan peralatan
pengukuran tersebut bekerja dengan baik selama tidak kurang dari 5 tahun;
e. Gambar detail konstruksi yang memperlihatkan semua detail instalasi untuk tiap
instrumen termasuk penggalian, pembuatan parit (trenches) dan pengurugan kembali,
pemasangan kabel-kabel dan tubing yang diperlukan, termasuk juga detail terminal
structure dan penghubungnya.
f. Detail Bill of Quantities untuk semua item instrumen dan pengukur, asesoris dan
material, bersama harga satuan untuk pengadaan dan transportasi ke site dan
pemasangan.
Sedapat mungkin semua instrumen harus berasal / dipasok dari satu supplier. Penyedia Jasa
harus memilih sumbernya atas dasar jaminan mutu dan reliabilitas atas peralatan yang
dipasoknya disamping harganya yang ekonomis, dan jika memungkinkan juga
dipertimbangkan kemampuan supplier untuk memasok peralatan dari beberapa manufacture
yang berbeda, dan untuk maksud tersebut, Penyedia Jasa dapat mengambil beberapa
supplier untuk beberapa instrumen yang berbeda. Bila memungkinkan, Penyedia Jasa dapat
mengajukan supplier lain sebagai alternatif untuk dipertimbangkan oleh Direksi Pekerjaan.
Walaupun begitu, semua komponen, asesoris dan material untuk satu jenis tipe instrumen
atau alat ukur harus benar-benar compatible seperti yang disyaratkan dan harus berasal dari
satu produsen yang sama, dan tidak diizinkan menggabungkan atau mengkombinasikan
beberapa item dari produsen yang berbeda untuk satu jenis instrumen. Penyedia Jasa harus
selalu berhati-hati untuk menjaga kondisi dari instrumen-instrumen tersebut berkenaan
dengan garansi dan jaminannya.
Bilamana Direksi Pekerjaan atau Pemberi Proyek memerlukan perubahan detail konstruksi,
spesifikasi atau gambar, hal ini harus dilaksanakan oleh dan atas biaya dari Penyedia Jasa,
dan semua detail desain yang sudah dimodifikasi, spesifikasi, dan gambar-gambar harus
diajukan kembali untuk persetujuan akhir.
Kepada Kepada
Dokumen
Pemberi Pekerjaan Direksi Pekerjaan
Gambar, Dokumentasi
dan Spesifikasi untuk 2 (dua) Rangkap 3 (tiga) Rangkap
disetujui.
Setelah gambar-gambar dan dokumen disetujui oleh Direksi Pekerjaan, Penyedia Jasa harus
memberikan kepada Direksi Pekerjaan dan Pemberi Proyek copy dari gambar konstruksi
yang disetujui, dokumentasi dan spesifikasi seperti diterangkan pada tabel diatas.
Setelah selesai melaksanakan pekerjaan instalasi, Penyedia Jasa harus memberikan Gambar
“As Constructed” yang sudah dijilid dan disetujui oleh Direksi Pekerjaan kepada Pemberi
Proyek dan Direksi Pekerjaan, ditambah dengan copy laporan inspeksi, hasil test, photo dan
negatif dari semua desain yang disetujui serta gambar konstruksi seperti diterangkan pada
tabel diatas.
Penyedia Jasa harus membuat gambar-gambar rencana untuk disetujui, pada saat tahap
persiapan konstruksi. Dalam jangka waktu minimal 6 bulan hal itu sudah harus disetujui,
klaim atau permintaan perpanjangan waktu pelaksanaan tidak diizinkan untuk hal
Sebelum instalasi, Penyedia Jasa harus memberikan kepada Direksi Pekerjaan dan Pemberi
Proyek sebanyak 7 dan 3 copy Installation Manual yang terperinci untuk semua jenis
instrumen dan alat ukur yang akan dipasok dan dipasang, bersama dokumentasi dan gambar-
gambar konstruksi yang sudah disetujui, dalam keadaan dijilid.
Manual ini harus menjelaskan secara detail prosedur untuk perakitan semua komponen untuk
semua jenis instrumen / alat ukur termasuk kegunaan peralatan-peralatan khusus dan
perlengkapannya. Metode pemasangan mencakup keperluan untuk pembuatan parit
(trenching), penyambungan dan peletakan kabel dan tabung, penimbunan kembali
(backfilling), instruksi untuk sambungan permanen dan temporer ke instrumen pembacaan
(readout instrument) dan pengoperasiannya, detail dari semua metode kalibrasi dan
pengetesan, serta peralatan yang dibutuhkan untuk itu.
Penyedia Jasa harus menyertakan Petunjuk Pengoperasian dan Pemeliharaan yang terpisah
dengan Petunjuk Pemasangan, se-segera mungkin untuk disetujui, sebelum pengiriman
peralatannya. Petunjuk Pengoperasian dan Pemeliharaan menjelaskan cara yang tepat untuk
mengoperasikan dan memelihara instrumen dan alat ukur tersebut.
Manual ini harus menerangkan secara jelas dan eksplisit prosedur untuk penyambungan dan
pengoperasian semua readout dan peralatan pencatat / perekam (recording equipment), juga
prosedur untuk pengecekan rutin dan pemeliharaan sistem instrumentasi dan alat ukur,
termasuk semua pengetesan, pembersihan, pelumasan, pencegahan korosif, pengaturan,
pembongkaran, perakitan kembali, dan lain-lain, yang mungkin dibutuhkan oleh setiap
instrumen. Instruksi pengoperasian dalam manual ini harus mencakup secara terpisah
gambaran bagian-bagian dalam dan gambar potongan yang lengkap untuk setiap jenis
instrumen, termasuk fungsi dan cara kerja instrumen-instrumen, komponen dan asesoris yang
harus dijelaskan secara detail dan ilustratif, termasuk frekuensi pembacaan yang disarankan
untuk pembacaan, pengecekan dan pemeliharaan rutin, kalibrasi ulang dan pengetesan dan
semua informasi yang penting lainnya yang berhubungan. Bagian dari manual untuk tiap
jenis, harus mencakup daftar lengkap dari gambar-gambar aplikasi, daftar lengkap dari
komponen-komponennya dan spare parts yang direkomendasikan.
Semua komponen yang terdaftar harus memiliki kode produksi (manufacturer’s code) dan
nomor serial, dan petunjuk tata cara penggantian spare parts. Daftar suku cadang harus
menjelaskan untuk instrumen apa saja suku cadang tersebut dapat dipakai, tanpa
memasukkan informasi umum yang menerangkan komponen / bagian yang memiliki tipe
yang sama tapi secara detail berbeda.
Manual harus disiapkan dalam bahasa Indonesia, dan selama itu Penyedia Jasa harus
bertanggung jawab atas keandalan, pengalaman dan pemahaman personil pelaksananya
untuk instrumen tertentu.
Petunjuk Pengoperasian dan Pemeliharaan ini harus diajukan untuk disetujui seperti juga
gambar-gambar, sesegera mungkin setelah pengajuan gambar-gambar. Dan bila disetujui, 10
copy harus disiapkan dalam keadaan sudah dijilid untuk diberikan kepada Direksi Pekerjaan
(3 copy) dan Pemberi Proyek (7 copy). Penyedia Jasa harus dapat menjamin supervisi
instrumennya juga dapat memperoleh copy tersebut setiap saat diperlukan.
Penyedia Jasa harus bertanggung jawab terhadap pemesanan, pembelian, pengiriman ke site
dan penyimpanan di site untuk semua instrumen dan alat ukur, asesoris, material yang harus
dalam keadaan benar-benar baik dan sesuai dengan rekomendasi manufacture. Gudang
penyimpanan di site untuk instrumen harus lengkap dengan ventilasi, terhindar dari
kebasahan, aman sebagaimana yang ditentuka oleh Direksi Pekerjaan, dengan ukuran yang
cukup sehingga dapat dengan mudah untuk melakukan pengecekan dan pendataan bila
diminta oleh Direksi.
Penyedia Jasa harus memasang semua instrumen dengan proses yang sesuai dengan
rekomendasi dari manufacture dan sebagaimana yang tertuang pada poin 3 Installation
Manual diatas, serta hal-hal yang diperlukan sesuai dengan spesifikasi.
Bila terjadi ketidak-cocokan antara rekomendasi dari manufacture dengan spesifikasi atau
gambar rencana, maka hal tersebut akan diputuskan oleh Direksi dan Direksi Pekerjaan akan
memberikan petunjuk mengenai metode dan material yang akan digunakan.
Penyedia Jasa harus membuat rencana dan program kerja sedemikian rupa sehingga
pemasangan instrumen dan alat ukur dapat dilakukan sekaligus saat penimbunan dan
pekerjaan konstruksi dengan meminimalisir delay dan interupsi pekerjaan konstruksi. Jika
memungkinkan penggalian, trenching, peletakan kabel-kabel atau tabung-tabung,
penyambungan dan penimbunan kembali untuk tiap jenis instrumen harus dilaksanakan
secara menyeluruh, dan konstruksi embankment harus sudah selesai untuk elevasi yang akan
direncanakan untuk pemasangan instrumen. Rencana kerja dan waktu pelaksanaan
pemasangan tiap-tiap instrumen harus seizin Direksi Pekerjaan.
Penyedia Jasa harus membuat dinding pengahalang, pelindung sementara, pusat kontrol
operasional, dan pelengkapan lain yang dibutuhkan, atau seperti yang ditentukan Direksi,
pada area pemasangan selama pekerjaan instalasi berlangsung dan selama pekerjaan
pengkabelan, untuk menghindari kemungkinan kerusakan terhadap instrumen, tabung-tabung
dan kabel.
Rumah instrumen dan terminalnya harus dibangun sesegera mungkin setelah instalasi /
pemasangan instrumen atau alat ukur dan setelah penyelesaian pekerjaan embankment yang
berhubungan, penggalian atau pekerjaan lain sampai level atau batas yang disyaratkan, dan
instalasi ini tidak boleh ditunda sampai selesainya embankment dan pekerjaan lain kecuali
ada persetujuan dan atas petunjuk Direksi Pekerjaan.
Semua instrumen dan alat ukur harus diuji dan dapat dibuktikan beroperasi dengan baik
sesuai dengan persetujuan Direksi Pekerjaan, selama proses pemasangan dan penyambungan
kabel dan tabung, dan sebelum penimbunan kembali atau pelaksanaan pekerjaan lain yang
tidak memungkinkan untuk diralat dan untuk dilaksanakan penggantian atau perbaikan.
Instrumen-instrumen yang tidak bekerja dengan baik selama masa pengetesan, harus
diperbaiki atau diganti atas biaya Penyedia Jasa dan harus memenuhi syarat kelulusan
pengujian. Penyedia Jasa harus menjaga ketersediaan suku cadang instrumen, bagian
tambahan dan asesoris dan material jika terjadi perbaikan-perbaikan yang membutuhkan
penggantian sehingga tidak mengganggu waktu untuk pemasangan dan pekerjaan konstruksi
lainnya. Klaim atau permintaan pengunduran tidak diterima atas ketidak-mampuan atau
pengunduran yang terjadi untuk penggantian komponen atau suku cadang instrumen dan alat
ukur tersebut.
Penyelesaian dan pencocokan hasil pemasangan dengan test dari system instrumentasi ini
harus dilakukan secepat mungkin setelah selesai instalasi instrumen atau alat ukur dan
terminal structure.
Penyedia Jasa harus bertanggung jawab atas pembacaan awal untuk semua instrumen dan
alat ukur terpasang, dan pengecekan berikutnya serta pencatatan hasil pengukuran selama
masa konstruksi, sampai saat pengambilalihan yang ditentukan oleh Direksi Pekerjaan.
Pembacaan dan pemantauan harus dilakukan secara periodic dan tidak boleh terputus setelah
pemasangan, sesuai dengan rekomendasi manufacture atau atas petunjuk Direksi Pekerjaan.
Bila sambungan akhir ke struktur terminal dan Fasilitas pembacaan permanen belum lengkap
atau selesai, Penyedia Jasa harus menyediakan tempat sementara yang cocok, terlindung dan
aman seperti yang ditentukan Direksi Pekerjaan dan harus menyediakan Fasilitas pembacaan
portable (portable readout) sehingga kegiatan pembacaan dapat berjalan.
Selama masa instalasi, pengetesan dan pengawasan instrumen dan alat-alat ukur, Penyedia
Jasa harus memberikan training di lapangan dan instruksi-instruksi untuk pengoperasian,
pembacaan, pencatan hasil, dan pemeliharaan system instrumentasi dan pengukuran, kepada
pekerjaan yang ditunjuk oleh Pemberi Proyek yang nantinya akan bertanggung jawab
terhadap pengoperasian dan pemeliharaannya.
Pelatihan harus dilakukan oleh supervisor dan operator yang tepat, punya kualifikasi dan
berpengalaman menurut penilaian Direksi Pekerjaan dan Pemberi Proyek, dan harus
dilakukan dalam Bahasa Indonesia. Dalam mempersiapkan dan memberikan pelatihan,
instruktur harus memperhitungkan kemungkinan kurang berpengalaman dan kurang
mengertinya personil yang nantinya ditunjuk, terhadap instrumen-instrumen tersebut.
Biaya pelatihan harus dianggap / termasuk dalam harga kontrak untuk pengadaan dan
pemasangan instrumen dan alat ukur, sehingga untuk itu Penyedia Jasa tidak dapat meminta
pembayaran biaya tambahan.
9. Instrumentasi Bendungan
a. Umum
Ada dua jenis piezometer (pengukur tekanan pori) yang akan dipasang pada
embankment dan fondasi, seperti yang ditunjukkan oleh gambar dan seperti yang
akan dijelaskan berikut ini. Piezometer tersebut merupakan piezometer elektrik-
vibrating wire (Vibrating Wire Piezometer – VW Piezometer ), dengan tip
diafragma dari keramik yang berpori.
b. Piezometer Elektrik
Piezometer elektrik berupa tipe Vibrating Wire yang memiliki sifat “high air entry”
pada ujung (tip) keramiknya yang porous, yang berada dalam suatu transducer baja
(elemen yang meng-konversi data dari non elektrik ke elektrik atau dari analog ke
digital).
Piezometer yang akan dipakai harus memiliki kemampuan untuk mengukur cakupan
tekanan yang berbeda, dan harus dikonfirmasikan dengan Direksi Pekerjaan dengan
mengacu pada detail instrumentasi yang disetujui seperti yang diterangkan pada
Sub-Bab 22.1.2 sebelumnya. Akurasi pembacaan piezometer harus sama atau lebih
baik dari ± 0,10 persen dari jangkauan pengukurannya.
Pengadaan piezometer elektrik harus lengkap dengan peralatan untuk instalasi dan
material timbunan khusus, kabel dan asesoris, termasuk sambungan-sambungan
(connector), peralatan penyambungan di lapangan (field jointing) dan materialnya,
penanda dan material untuk peng-identifikasi, sambungan ke terminal structure, dan
terminal board, readout dan recording, semua perlengkapan lain yang dibutuhkan
sewaktu-waktu untuk pemasangan, juga untuk operasional dan perawatan nantinya.
Semua bagian-bagian khusus dan komponen harus berasal atau diproduksi, dan
dipasok oleh manufacture yang sama dengan piezometer.
Piezometer elektrik yang akan dipasang pada zona timbunan embankment, dari
pabriknya harus lengkap bersama kabel terpasang dengan panjang tidak kurang dari
3 meter, yang nantinya digunakan untuk sambungan. Kabel tersebut terpasang pada
ujung (tip) transducer, atau seperti yang ditentukan oleh Direksi Pekerjaan.
Piezometer elektrik yang akan dipasang pada lobang pengeboran (borehole), dari
pabriknya harus lengkap bersama kabel terpasang yang nantinya digunakan untuk
sambungan, yang terpasang pada transducer tip, yang panjangnya sama dengan
kedalaman borehole yang akan dipasang ditambah 3 meter, atau seperti yang
ditentukan Direksi Pekerjaan, sehingga site joint atau field joint yang akan dipakai
pada kabel tidak tertimbun dalam lobang bor.
Field joint atau site shop joint pada kabel harus di-solder atau berupa soldered joint
yang dilindungi dan divulkanisir atau yang tertanam / terbungkus dalam epoxy resin
atau material sejenis yang diizinkan sesuai dengan yang ditentukan Direksi
Pekerjaan. Semua sambungan dan kabel dan tabung harus dilaksanakan dan di-test
dengan seizin dan kehadiran Direksi Pekerjaan.
Piezometer elektrik harus lolos Quality Control dari pabrik dan telah dikalibrasi,
dipasok lengkap dengan semua data kalibrasinya, untuk kemudian di-test dan
dikalibrasi di site oleh Penyedia Jasa pada saat pemasangan / instalasi sesuai
petunjuk Direksi Pekerjaan.
c. Pemasangan Piezometer
Piezometer harus dipasang seperti yang ditetapkan dalam Sub-Bab 22.1.6 diatas,
dan seperti instruksi dari manufacture yang terdapat dalam installation manual yang
melengkapinya seperti ditetapkan pada Sub-Bab 22.1.3 diatas dan menurut petunjuk
spesifik dibawah ini.
Piezometer yang dipasang pada Borehole
Borehole untuk pemasangan piezometer harus di-bor hati-hati dengan teknik
pengeboran memutar (rotary drilling technique) untuk meminimalisir gangguan
dari material sekitarnya. Drilling harus diusahakan dilakukan dengan metode
“dry coring”, sedangkan “water flush drilling” hanya boleh dilakukan atas
seizin Direksi Pekerjaan. Metode “air flush drilling” sama sekali tidak boleh
dilakukan. Borehole harus berdiameter 100 sampai 150 millimeter, seperti pada
gambar rencana atau sesuai petunjuk Direksi Pekerjaan.
Kecuali bila disetujui oleh Direksi Pekerjaan, piezometer hanya boleh dipasang
1 buah untuk tiap lobang galian. Apabila gambar rencana menunjukkan dua
atau lebih piezometer dipasang dalam satu borehole dengan posisi berurutan
secara vertikal pada satu potongan, borehole tersebut harus digeser (offset)
dengan jarak tidak kurang dari 5 meter (atau 2,5 meter kearah potongan yang
lain) atau menurut petunjuk Direksi Pekerjaan.
Bila yang dipasang adalah piezometer dengan kabel dan tabung yang fleksibel,
borehole harus ditimbun sampai permukaan fondasi dengan menjaga agar kabel
dan tabung tetap lurus pada pusat borehole sampai timbunan dipadatkan.
Bila pipa pelindung (protective outer casing) dibutuhkan untuk menjamin riser
pipe tetap kaku dalam embankment, borehole harus ditimbun hingga lebih
kurang 2 meter dibawah permukaan fondasi dan dapat dipadatkan. Setelah itu
dilakukan pemasangan tabung / pipa pelindung yang di-grouting pada fondasi
dengan campuran semen pasir atau semen saja, sebelum dilakukan penimbunan
selanjutnya.
o Pit yang digali harus ditimbun kembali dengan material yang sama
dengan sebelumnya, atau material yang sama spesifikasinya dengan
material untuk zona di tempat tersebut pada embankment, dengan
terlebih dahulu dibersihkan dari partikel / material yang berukuran
lebih besar dari 20 millimeter, dengan pengecualian untuk material
pada area sampai 100 millimeter disekitar kabel piezometer atau
riser pipe harus material yang sama dengan terlebih dahulu
dibersihkan dari partikel / material yang berukuran lebih besar dari
5 millimeter (No.4 Standard Sieve). Material ini harus dipadatkan
dengan hati-hati berupa lapisan yang kepadatannya sama dengan
timbunan di sekitarnya, dengan menggunakan pemadat getar
(vibrating plate compactor) yang dioperasikan secara manual atau
peralatan pemadatan / kompaksi lainnya yang diizinkan / ditentukan
oleh Direksi Pekerjaan. Jika disetujui dan dengan petunjuk Direksi
Pekerjaan, untuk mempermudah pemadatan dapat ditambahkan air /
kelembaban terbatas
o A
o
Piezometer yang dipasang pada urugan utama (lempung)
Piezometer yang akan dipasang pada zona urugan utama (lempung) bendungan
harus dipasang dengan cara sebagai berikut :
o Buat pit yang tidak terlalu dalam dengan luas kira-kira 0,6 meter x
0,6 meter pada area yang sudah dipadatkan terlebih dahulu, sampai
pada elevasi sedikit diatas level yang direncanakan untuk level
piezometer tip. Bersihkan dasar galian sisa-sisa material galian
o Piezometer tip sebelumnya harus sudah disambung dengan stand
pipe atau kabel yang diperlukan dan sudah dijenuhkan dalam air
hingga tidak ada udara yang tersisa selama paling kurang 24 jam.
Piezometer tip ditekan ke dalam timbunan yang telah dipadatkan
pada dasar galian tadi, atau diletakkan dengan cara membuatkan
lobang dengan peralatan khusus, sehingga piezometer tip berada
pada elevasi yang direncanakan dan seluruh permukaannya
langsung bersentuhan dengan material urugan utama
o Jika timbunan mangandung partikel kerikil yang dapat menghalangi
langkah-langkah diatas, alternatif lain dilakukan memakai pasir
filter disekitar piezometer tip dan bentonite plug seperti cara 1
dengan membuat borehole dangkal dengan peralatan yang sesuai
Penempatan dan pemadatan material timbunan dalam cable trenches dan sekitar
riser pipe dalam embankment harus sesuai dengan Sub-Bab 22.2.5 di bawah
Semua tabung dan kabel harus dilengkapi dengan tanda / pita berwarna yang
adhesive untuk identifikasi tiap interval 10 meter, dan pada bagian atas borehole,
pada semua sambungan, pada pergantian zona timbunan dan pada bagian jalur
masuk ke instrumentation house atau terminal structure. Semua jaringan harus
lengkap dan telah di-test dan berjalan dengan baik dan level tabung dan kabel
dicatat sebelum penimbunan dilakukan.
Parit untuk kabel dan tabung harus digali sampai kedalaman 75 centimeter
dibawah permukaan timbunan nominal pada waktu pemasangan dan
peletakan kabel, dan penimbunan harus dilakukan sebagai berikut :
o Dasar parit harus ditimbun sampai kedalaman 10 centimeter dengan
timbunan yang lebih halus dari material timbunan pada zona
tersebut dengan terlebih dulu dibersihkan dari partikel dengan
ukuran lebih besar dari 5 millimeter (No. 4 Standard Sieve).
Alternatif lain pasir bergradasi baik dengan ukuran partikel
maksimum 5 millimeter dapat digunakan untuk menggantikan
material tersebut bila cable trenches melewati zona timbunan acak
atau urugan batu. Material ini harus dipadatkan sebagai satu lapisan
dengan vibrating plate compactor yang dioperasikan manual atau
alat pemadatan / kompaksi lain yang disetujui Direksi Pekerjaan
o Kabel dan tabung harus diletakkan dengan longgar / tanpa tegangan
pada lapisan ini sedemikian sehingga ada jarak sebesar 50
millimeter antara kabel yang berdekatan dan 100 millimeter antara
kabel terluar dengan sisi / dinding parit. Kabel tidak boleh ditarik
dengan tegang, tapi harus dibuat seperti ular / bergelombang dalam
parit dengan amplitudo kira-kira 200 millimeter dan panjang
gelombang kira-kira 3 meter untuk memberikan tambahan
perpanjangan sebesar 10% sebagai antisipasi terhadap pergerakan
embankment di kemudian hari.
o Lapisan timbunan pasir halus yang sama yang diletakkan di bawah
kabel kemudian diletakkan di atas kabel / ditimbunkan sampai
ketinggian 15 centimeter. Harus dipastikan setiap kabel dilingkupi /
tertutupi oleh timbunan. Material ini secara hati-hati harus
dipadatkan dalam satu lapisan dengan vibrating plate compactor
secara manual atau alat pemadatan / kompaksi lain yang disetujui
Direksi Pekerjaan.
o Sisa parit kemudian harus diurug dengan material yang sama
dengan material pada zona tersebut dengan terlebih dulu
dibersihkan dari partikel yang berukuran lebih besar dari 20
millimeter. Material ini harus ditempatkan dalam 2 lapisan atau
lebih dan dipadatkan secara manual dengan vibrating plate
compactor atau vibrating smooth drum rollers yang kecil yang
disetujui Direksi Pekerjaan.
Bila cable trenches melewati zona urugan batu / kerikil atau material lolos
air dengan void ratio yang besar, penggalian parit harus diperbesar dan
harus diberikan lapisan tambahan berupa filter transisi dengan gradasi yang
Perhatian penuh juga harus diberikan pada saat penimbunan parit pada zona
timbunan core dan filter, dan pada batas di antara itu, untuk mencegah
terbentuknya lintasan rembesan (seepage) yang potensial pada material lolos
air atau material yang tidak / kurang padat. Jika ditentukan Direksi
Pekerjaan, Penyedia Jasa harus menyediakan seepage plugs / penyumbat
pada parit yang berada pada zona kedap air dengan mencampur bentonite
dengan material timbunan untuk panjang parit 1 m.
Alur parit pada tanah asli harus diberi topsoil dan rumput kembali setelah
selesai penimbunan, dan harus dilengkapi dengan penanda permanen seperti
yang ditunjukkan oleh gambar kerja atau seperti yang ditentukan Direksi
Pekerjaan untuk menandai lokasi dan alur kabel.
Semua detail cable trenches dan alurnya pada tanah asli harus gambar
dengan akurat pada gambar “As Constructed” seperti yang disetujui Direksi
Pekerjaan seperti yang dibutuhkan pada Sub-Bab 22.1.2 di atas.
Semua tabung dan jaringan kabel piezometer harus dihubungkan dengan rumah
instrumen atau struktur terminal dimana kabel-kabel tersambung ke papan terminal.
Penutup tabung yang dipasang harus cocok untuk digunakan dengan readout unit
yang akan dipasang.
Kabel untuk piezometer elektrik dalam embankment dan fondasi harus berakhir di
rumah instrumen di bagian hilir embankment seperti yang ditunjukkan oleh gambar
kerja. Riser tube dan pipa pelindung untuk standpipe piezometer ujungnya harus
berada pada access pit yang disediakan pada embankment atau permukaan tanah,
riser pipe dan casing pelindung harus dilengkapi dengan tutup pengaman tersendiri
di dalam access pit tersebut.
Rumah instrumen dan access pit harus seperti yang diperlihatkan pada gambar kerja
atau seperti yang ditentukan oleh Direksi Pekerjaan, dan harus dibangun pre-cast
atau in-situ reinforced concrete seperti yang disetujui Direksi Pekerjaan. Semua
rumah instrumen dan access pit harus kedap air dan harus dilengkapi dengan
drainase yang memadai. Rumah instrumen harus dicat dan diberi penerangan, dan
tiap rumah instrumen atau access pit harus aman / tertutup rapat, disegel dengan
rapat, dapat dikunci dengan pintu membuka ke arah luar.
Tiap rumah instrumen dan struktur terminal harus dilengkapi dengan titik
pengamatan seperti yang dispesifikasikan pada Sub-Bab 22.4 berikut, dimana titik
pengamatan tersebut harus dipasang pada tempat yang diperlihatkan pada gambar
atau seperti yang ditentukan oleh Direksi Pekerjaan, dengan konstruksi beton
ataupun yang disediakan.
Semua jalur masuk kabel, panel pengukur, terminal board, tombol-tombol, katup,
pompa terpasang dan fasilitas penghubung ke permanent read out dan asesoris yang
akan dipasang pada bangunan instrumentasi sesuai dengan petunjuk pabrik atau
seperti yang diperlihatkan dalam gambar kerja atau seperti yang ditentukan Direksi
Pekerjaan. Untuk kasus standpipe piezometer berada di access pit, riser tube dan
protective casing harus dilengkapi dengan tutup berulir dan tutup untuk protective
casing yang harus dapat dikunci.
Tiap rumah instrumen harus dilengkapi dengan sebuah meja kerja permanen seperti
yang ditunjukkan pada gambar kerja oleh ditentukan oleh Direksi Pekerjaan. Bila
pembacaan instrumen dilaksanakan segera setelah dipasang, Penyedia Jasa harus
membangun rumah instrumen dan terminal structure bersamaan dengan pemasangan
instrumen dan peletakan kabel. Bila tidak memungkinkan, Penyedia Jasa harus
menyediakan ruangan sementara yang cocok, dari konstruksi kayu atau sejenis,
seperti yang ditentukan Direksi Pekerjaan, untuk menyimpan peralatan terminal
sampai bangunan permanen siap dipakai. Ruang ini harus memiliki keamanan dan
dapat dipindah-pindahkan / portable.
Peralatan pembacaan harus lengkap, tahan air / waterproof dan portable, dan harus
disediakan lengkap dengan semua asesoris termasuk ujung penyambung (connecting
leads), catu daya (batteries), carrying / alat pembawa dan tempat penyimpanan.
Baterai / accu untuk mengoperasikan peralatan tersebut harus dapat di-charge ulang
(re-chargeable) jika memungkinkan dan harus disediakan bersama dengan alat untuk
re-charge tersebut. Semua readout harus disediakan bersama dengan petunjuk
pengoperasian lapangan (field operation manual) yang dijilid, manual tersebut harus
terpisah dan merupakan tambahan dari operation manual, yang diadakan sesuai
dengan syarat pada Sub-Bab 22.1.4 di atas.
Kecuali jika ditentukan oleh Direksi Pekerjaan, untuk tiap tipe alat pembacaan harus
disediakan dua set komplit kepada Pemberi Proyek sesuai dengan kontrak.
Setiap pembacaan oleh Penyedia Jasa untuk keperluan test dan pengawasan selama
proses konstruksi harus dilakukan dengan peralatan Penyedia Jasa sendiri yang
disediakan khusus untuk itu.
Readout untuk piezometer elektrik harus terdiri dari sebuah catu daya portabel
(baterai / aki) yang dapat di-charge ulang, dan readout itu sendiri harus dilengkapi
dengan fasilitas display digital. Readout harus dapat menampilkan pembacaan
tekanan pori dalam seketika, atau jika memungkinkan lengkap dengan satuan
pengukurannya; kg/centimeter2, bar, m (tinggi muka air), dan harus dilengkapi
dengan data kalibrasi untuk meng-konversi-kan hasil pembacaan menjadi satuan
yang diperlukan.
a. Umum
Inclinometer / instalasi pengukur settlement seperti yang terlihat pada gambar kerja
harus berupa tipe traversing inclinometer yang memiliki guide tubes yang di-desain
khusus dan perlengkapan khusus yang ditanam pada timbunan embankment dengan
portabel probe yang dipakai untuk mengukur internal lateral deflection dari
embankment dan juga vertikal settlement.
Tabungnya harus dibuat dan dipasok oleh pabrik yang sama dengan pengukur
(measurement probe) (lihat 22.3.3 berikut) dan diameter tabung, bentuk dan ukuran
galur harus benar-benar cocok dengan pengukurnya (probes)
Jika ditentukan lain dan disetujui oleh Direksi Pekerjaan, tabung yang disediakan
harus memiliki panjang 3 meter lengkap dengan semua asesoris termasuk
sambungan geser (sliding coupling), material penguat (sealing materials), paku-
Tabung dan sambungannya harus di-desain sedemikian sehingga tekanan geser dan
limited extension dapat terjadi pada joints mengikuti pergerakan embankment
selama masa operasi instalasi.
Tiap probe harus disediakan lengkap dengan kabel yang diperlukan dan memenuhi
syarat, pita ukur, dan asesoris termasuk penggulung kabel, sambungan ke readout,
kotak penyimpanan dan pembawa, readout dan recording, alat kalibrasi dan semua
peralatan dan keperluan insidentil untuk pengoperasian dan pemeliharaan.
Tiap probe harus dilengkapi dengan kabel yang cukup dan pita ukur / kabel untuk
dapat beroperasi pada pemasangan casing sampai kedalaman 35 m.
Kecuali jika ditentukan oleh Direksi Pekerjaan boleh diadakan satu saja untuk tiap
tipe.
Inclinometer Probe
Inclinometer probe harus berupa tipe bi-axial accelerometer dan benar-benar
tahan air dan anti korosif. Probe tersebut harus memiliki roda pembebanan
yang memiliki pegas agar cocok berada pada casing seperti yang ditentukan
Sub-Bab 22.3.2.
Kecuali jika ditentukan oleh Direksi Pekerjaan, ukuran meteran probe yang
diukur antara sumbu roda harus 500 millimeter.
Tahap-tahap operasi ini diulang sampai level puncak tabung yang direncanakan
tercapai. Harus selalu diperhatikan setiap tahap pemasangan dan penimbunan
tabung berada dalam arah vertikal yang tepat dan keyways berada dalam arah
yang benar. Bila dianggap perlu oleh Penyedia Jasa atau dianjurkan oleh Direksi
Pekerjaan batang penyangga sementara dapat dipasang pada tabung sampai
diatas embankment untuk menjaga arahnya dan untuk melindunginya.
Bagian atas dari tiap tabung yang ditanam harus disurvey dengan akurat untuk
menentukan level dan lokasi sebelum bagian berikutnya ditambahkan dan
hasilnya dicatat sebagai bagian dari “As Constructed”, yang dicatat bersama
hasil survey penentuan level tiap settlement marker.
Access pit harus tahan air dan dilengkapi dengan drainase yang mencukupi, dan
harus memiliki keamanan, segel yang kuat dan pelindung lobang yang dapat dikunci
dan membuka keluar.
Readout harus disediakan bersama sebuah display, lebih baik dalam bentuk digital
alpha-numerik yang sanggup menampilkan sudut kemiringan probe terhadap
vertikal, atau perpindahan relatif bagian bawah probe terhadap bagian atasnya,
dengan keakuratan dan sensitivitas pengukuran seperti diterangkan untuk probe.
Semua pembacaan oleh Penyedia Jasa untuk pengetesan atau keperluan pengawasan
selama konstruksi harus memakai peralatan Penyedia Jasa sendiri yang disediakan
untuk tujuan tersebut.
Titik pengamatan surface movement harus dipasang di dam crest, pada slope, dan
abutment (tumpuan), begitu juga pada rumah instrumen dan struktur terminal, agar dapat
mengadakan pengamatan pergerakan horizontal dan vertikal embankment dan abutment
dengan akurat, dan agar dapat dilakukan penetapan level acuan yang diperlukan untuk
pengurangan / kalibrasi dan analisis pembacaan instrumen.
Titik pengamatan surface movement harus berupa / terbuat dari beton struktural dan harus
dibangun dan dipasang seperti yang terlihat pada gambar atau seperti yang ditentukan
oleh Direksi Pekerjaan. Pada embankment, titik tersebut harus dipasang pada galian / pit
yang digali secara manual dan harus diurug kembali dengan material embankment yang
sama dengan yang di zona tersebut dan dipadatkan dengan vibrating plate compactor
yang dioperasikan manual atau hand tamper, atau diurug dengan kepingan / runtuhan sisa
beton atau dibeton seperti yang ditentukan oleh Direksi Pekerjaan. Pada permukaan tanah
asli, pit harus digali dengan peralatan pneumatic yang portabel atau peralatan lain yang
sesuai. Setelah titik pengamatan dipasang galian yang tersisa diurug dengan kepingan-
kepingan beton, dibeton atau dengan mortar semen seperti yang ditentukan oleh Direksi
Pekerjaan. Metode konstruksi dan kedalaman pondasi titik pengamatan tersebut harus
sesuai dengan yang ditentukan Direksi Pekerjaan, sehingga pergerakan titik acuan setiap
saat harus merefleksikan pergerakan dari embankment atau pergerakan tanah pada bagian
tersebut, dan terisolasi secara efektif dari pergerakan permukaan dangkal, kecuali bila
bagian ini memang ingin diamati.
Bagian instrumen plat acuan pengamatan pada titik pengamatan surface movement harus
berupa baja tahan karat, kuningan atau logam non korosif lainnya yang disetujui dengan
ukuran, tipe, dan konfigurasi seperti yang dijelaskan pada gambar rencana atau seperti
yang ditentukan atau disetujui oleh Direksi Pekerjaan. Bila menggunakan metode
pengamatan direct line of sight atau yang sejenis, tipe plat acuan harus merupakan milik
dan dibuat oleh pabrik yang mempunyai reputasi dan harus kompatibel dengan dan
mampu menahan system instrumen pengamatan yang akan dipasang diatasnya, dan target
pengamatan yang akan digunakan.
9.4. Seismometer
Seismometer harus terdiri dari transducer, feedback amplifier, system controller, reading
unit, printer dan lightning arrestor. Spesifikasi masing-masing komponen adalah sebagai
berikut:
a. Transducer
Komponen accelerometer 2 horisontal dan 1 vertikal
Kisaran pengukuran frekuensi 0,1 Hz – 30 Hz
Sensitivitas 10 mV/gal
b. Feedback Amplifier
Jumlah terminal lebih dari 6
Sensitivitas 10mV/gal
Tegangan keluaran maksimum ± 10V
Kisaran pengukuran 1 m gal – 1000 gal
Gain 3 – 5 step switch
Filter pilih beberapa filter 0-30 Hz
e. Unit Pembacaan
Waktu delay penyetelan awal 5-20 detik
Kapasitas memori 8 M piles
Frekuensi samplinh 100 Hz atau 200 Hz
Waktu pembacaan set 30 – 300 detik
Storage mode pilih beberapa mode
Data pencatatan: Nomor file
Trigger time
Volume maksimum komponen
Gain of amplifier
Cut-off frequency of low pass filter
Trigger mode
Recording data – analog
Penyedia Jasa harus melengkapi dan memasang WLSG pada pelimpah (spillway) dan
saluran (terbuka) pengeluaran irigasi, pada tempat seperti yang diperlihatkan pada gambar
rencana atau seperti yang ditentukan oleh Direksi Pekerjaan.
Staff gauge harus berupa plat baja tahan karat atau baja yang digalvanisir dan dilapisi
enamel, menurut ketentuan Direksi Pekerjaan, dengan lebar lebih kurang 15 centimeter
dan bagian pembacaan dilengkapi skala ukur dengan interval 1 centimeter. Penyedia Jasa
harus memasangnya dengan kokoh pada tempatnya dengan baut baja atau yang setara
seperti yang ditentukan Direksi Pekerjaan, dengan elevasi nol (zero datum) ditentukan
lewat survey elevasi yang cermat dari titik acuan seperti yang ditentukan oleh Direksi
Pekerjaan.
Semua instrumentasi dan alat ukur harus dioperasikan dan dibaca sesuai dengan
rekomendasi dari pabrik dan instruksi Direksi Pekerjaan.
Kecuali jika ditentukan lain oleh Direksi Pekerjaan, setelah pemasangan, untuk tiap
instrumen harus dilakukan pembacaan oleh Penyedia Jasa dengan kehadiran Direksi
Pekerjaan, dengan frekuensi seperti yang ditunjukkan pada Tabel 22.2 berikut, dari saat
pemasangan sampai serah terima sementara (provisional acceptance) pekerjaan.
Survey penentuan datum dan titik acuan pergerakan yang akurat pada bangunan
instrumen dan bangunan terminal harus dilakukan tiap kali dilakukan pembacaan
instrumen.
Catatan pembacaan instrumen dalam 3 copy harus diserahkan kepada Direksi Pekerjaan
untuk disetujui dalam waktu 24 jam, dimana pembacaan dan pencatatan hasil dalam 3
copy tersebut harus diajukan kepada Direksi Pekerjaan tiap empat minggu (bulanan) atau
tiap interval yang ditentukan Direksi Pekerjaan.
Selama waktu penurunan muka air (drawdown) reservoir, pembacaan instrumen pada
embankment dam harus dilakukan saat perubahan elevasi muka air seperti yang
ditentukan jika ini merupakan waktu interval terpendek yang ditentukan, dan harus
dilanjutkan pada suatu interval perubahan pada elevasi sampai ditentukan oleh Direksi
Pekerjaan.
Staff gauge pada saluran pengeluaran irigasi dibaca dua kali sehari selama pelepasan air
kecuali jika ditentukan lain oleh Direksi Pekerjaan.
a. Umum
Penghitungan dan pembayaran akan dilakukan secara terpisah untuk item berikut
dengan dasar pengadaan dan pemasangan instrumen dan alat ukur:
Pengadaan, transportasi dan penyimpanan instrumen dan alat ukur di
lapangan dengan semua materialnya, sambungan, asesoris, persediaan tetap,
peralatan dan keperluan-keperluan insidentil, diluar kabel-kabel, tabung dan
protective casing untuk piezometer dan casing untuk inclinometer.
Pengadaan, transportasi dan penyimpanan kabel-kabel, tabung dan
protective casing selubung pelindung untuk piezometer dan casing untuk
inclinometer.
Pengadaan, transportasi dan penyimpanan readout untuk instrumen dan alat
ukur di lapangan dengan sambungan, asesoris, field manual.
Pembuatan borehole pada tanah atau batu in-situ untuk pemasangan
instrumen.
Pemasangan instrumen dan alat ukur pada struktur, timbunan embankment
atau pada borehole di tanah atau batuan in-situ dengan pengecualian kabel,
tabung dan casing pelindung untuk piezometer dan casing / tubing
pelindung untuk inclinometer, termasuk semua timbunan pelindung dan
materialnya, dan pemasangan semua saluran, sambungan, terminal board,
dan peralatan tambahan pada rumah instrumentasi dan struktur terminal.
Pemasangan kabel, tabung dan casing pelindung dalam parit (trench) dan
riser pada timbunan embankment, tanah atau batu an in-situ, borehole pada
tanah atau batuan in-situ, termasuk semua penggalian parit (trench) dan riser
kecuali pengeboran borehole, pengurugan kembali parit (trench), riser,
borehole dan material untuk itu.
Pembuatan titik pengamatan surface movement.
Pembuatan sumur pengukur kebocoran (leakage measurement well)
Pembuatan dan penempatannya rumah instrumen (instrument house) dan
struktur terminal (terminal structure).
Pembacaan instrumen.
Penghitungan untuk pembayaran pengeboran borehole pada fondasi dam dan tanah
in-situ untuk pemasangan piezometer dan inclinometer akan dibuat dalam unit price
per meter seperti yang ditenderkan untuk itu dalam Bill of Quantities. Unit price
tersebut harus termasuk kompensasi penuh untuk buruh, material, peralatan dan
keperluan insidentil untuk melaksanakan pekerjaan. Pembayaran untuk pengaturan /
penempatan cincin galian pada lokasi lobang akan dibuat sesuai ketentuan dan harga
untuk itu pada Bill of Quantities.
e. Pemasangan Piezometer
Penghitungan dan pembayaran untuk pemasangan piezometer akan dibuat sebagai
berikut :
Piezometer dalam borehole
Penghitungan dan pembayaran untuk piezometer dalam borehole akan
dibuat dalam jumlah piezometer yang dipasang sesuai dengan yang
diperlukan seperti terlihat pada gambar rencana atau seperti yang ditentukan
Direksi Pekerjaan, dan unit price seperti yang ditenderkan untuk itu dalam
Bill of Quantities.
Unit price untuk pemasangan semua kabel, tabung dan casing pelindung
harus termasuk kompensasi penuh untuk biaya penyediaan buruh, material,
perkakas, peralatan konstruksi dan keperluan insidentil untuk pemasangan
termasuk persiapan untuk pengukuran, pemotongan, penyambungan,
pengetesan dan transportasi ke tempat pemasangan, pengerukan untuk
pemasangan kecuali pengeboran borehole, peletakan kabel (cable laying),
atau perakitan tabung, penempatan material tertentu disekitar kabel, tabung
atau casing pelindung termasuk timbunan kedap air, pasir, kerikil, dan
material bentonite, penempatan penanda settlement magnetik ke
inclinometer, pengadukan / pencampuran dan penempatan grouting dan
lantai kerja mortar, penghalang sementara, kontrol peralatan konstruksi dan
perlindungan pekerjaan, dan biaya lain sehubungan dengan pelaksanaan
pekerjaan yang dijelaskan pada bagian ini, yang terlihat pada gambar kerja
atau ditentukan oleh Direksi Pekerjaan.
Pembayaran untuk pengadaan instrumen plat ambang V-notch dan staff gauge untuk
sumur pengukur rembesan akan dibuat terpisah sesuai dengan Sub-Bab 22.9.2
berikut.
i. Rumah Instrumentasi
Penghitungan dan pembayaran untuk konstruksi beton bertulang untuk rumah
instrumen akan dibuat sesuai dengan ketentuan yang relevan untuk pengukuran dan
pembayaran untuk pekerjaan beton sesuai dengan Bab 10 dari Spesifikasi Teknik
ini.
pintu dan jendela dan pekerjaan lain yang berhubungan seperti yang terlihat pada
gambar rencana atau seperti yang ditentukan oleh Direksi Pekerjaan.
j. Pembacaan Instrumentasi
Pembayaran untuk pekerjaan pembacaan instrumen akan dibuat dalam jumlah harga
Lump Sump seperti yang ditenderkan dalam Bill of Quantities, yang harus termasuk
kompensasi penuh untuk melengkapi semua peralatan pembacaan, personil yang
memiliki kualifikasi dan buruh , material, peralatan, dan keperluan insidentil, begitu
juga dengan transportasi, persiapan dan pencocokan pencatatan dan format gambar
rencana dan biaya lain yang dibutuhkan untuk pelaksanaan pekerjaan sesuai
instruksi pabrik dan seperti yang dijelaskan pada bagian ini, yang diperlihatkan oleh
gambar atau seperti yang ditentukan oleh Direksi Pekerjaan.
Dalam jumlah 25% (dua puluh lima persen) dari harga Lump Sump sebagai
pembayaran lanjutan dari penyelesaian pemasangan instrumen dan permulaan
pembacaan seperti yang ditentukan Direksi Pekerjaan.
Dalam jumlah 75% (tujuh puluh lima persen) dari harga Lump Sump saat
penyelesaian tanggung jawab Penyedia Jasa dengan pembacaan instrumen sesuai
dengan yang ditentukan Direksi Pekerjaan dan serah terima sistem instrumentasi
kepada Pemberi Proyek.
k. a
10. A
11.
a. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan besi Anchors Plugging meliputi kegiatan persiapan peralatan dan bahan
serta tenaga serta pemasangan besi penyangga sesuai dengan gambar pelaksanaan.
1. Besi yang digunakan adalah Besi Anchors ∅32 mm dan Pipa PVC 2”.
2. Pipa dan besi harus bersih dan pemilihan bahan atas persetujuan Direksi
Pekerjaan
1. Besi harus merupakan besi yang baru masih kuat dan tidak berkarat.
2. Pemasangan besi penyangga harus sesuai dengan gambar rencana dan perintah
Direksi Pekerjaan Pekerjaan.
3. Jarak antar besi anchors harus tiap 2 m sesuai dengan gambar rencana.
a. Lingkup Pekerjaan
Yang dimaksud pekerjaan pipa pendingan yaitu meliputi pekerjaan penyediaan bahan,
peralatan, pengangkutan dan pengerjaan atau pemasangannya. Pekerjaan pipa
pendingin harus dipasang seperti yang ditetapkan pada gambar rencana.
Pipa yang digunakan harus merupakan pipa kuningan yang tahan lama, tahan suhu
tinggi, dan tahan karat.
Kawat pengikat harus terbuat dari baja lunak dengan diameter minimum 1 mm yang
telah dipijarkan terlebih dahulu dan tidak bersepuh.
Pemilihan tipe pipa dan bahan dasarnya harus mendapat persetujuan Direksi
Pekerjaan dan PPK.
c. Pemasangan.
1. Pipa kuningan harus disediakan, dikirim dan dipasang dengan panjang dan lokasi
yang ditentukan pada gambar.
2. Pada pemakaian pipa kuningan, bagian beton di sekelilingnya harus dalam kondisi
yang bagus dan bebas dari retakan rambut (honeycomb).
Pengukuran dan pembayaran pekerjaan pipa pendingin dilakukan atas volume yang
terpasang, dengan harga satuan pekerjaan per m 1 (meter panjang) seperti yang sesuai
dalam Daftar Kuantitas dan Harga.
a. Lingkup Pekerjaan
Yang dimaksud pekerjaan tangga besi menara yaitu meliputi pekerjaan penyediaan
bahan, peralatan, pengangkutan dan pengerjaan atau pemasangannya. Pekerjaan
tangga besi menara harus dipasang seperti yang ditetapkan pada gambar rencana.
b. Bahan
1. Besi yang digunakan untuk besi penyangga adalah IWF 150x75x5x7 dan besi plat.
c. Pemasangan.
1. Besi harus merupakan besi yang baru masih kuat dan tidak berkarat.
2. Pemasangan besi penyangga harus sesuai dengan perintah Direksi Pekerjaan.
3. Rangka besi untuk tangga harus sesuai dengan gambar rencana
Pengukuran dan pembayaran pekerjaan tangga besi menara dilakukan atas volume
yang terpasang, dengan harga satuan pekerjaan per set seperti yang sesuai dalam
Daftar Kuantitas dan Harga.
a. Lingkup Pekerjaan
Yang dimaksud pekerjaan pipa pesat baja yaitu meliputi peralatan, pengangkutan dan
pengerjaan atau pemasangannya. Pekerjaan pemasangan pipa pesat baja harus
dipasang seperti yang ditetapkan pada gambar rencana.
b. Bahan
Bahan untuk pemasangan pipa pesat baja sudah tersedia sehingga pekerjaan ini hanya
untuk biaya pemasangannya saja.
c. Pemasangan.
Pengukuran dan pembayaran pekerjaan Pemasangan pipa pesat baja dilakukan atas
volume yang terpasang, dengan harga satuan pekerjaan lumsump (LS) seperti yang
sesuai dalam Daftar Kuantitas dan Harga.
a. Lingkup Pekerjaan
Yang dimaksud pekerjaan Bor Vertical Intake yaitu meliputi peralatan, pengangkutan
dan pengerjaan atau pemasangannya. Pekerjaan Bor Vertical Intake harus
dilaksanakan seperti yang ditetapkan pada gambar rencana.
b. Pengerjaan Pengeboran
1. Lubang untuk liner plate harus dilakukan dengan menggunakan mesin bor putar
(rotary drilling machine). Penggunaan pelumas ataupun grease pada setang bor
tidak diperkenankan. Pemboran dengan mesin bor tumbuk dapat diperlakukan
pada kondisi batuan tertentu dan harus mendapatkan persetujuan dari Direksi
Pekerjaan. Teknik pemboran dan kondisi mesin bor agar diusahakan
meminimalkan “oversize” atau “casing”. Air yang dipergunakan untuk
melaksanakan pemboran harus bersih dan jernih.
2. Diameter lubang pengeboran harus 3500 mm yang dapat dibuat oleh standar
komersial dengan ukuran mata bor yang sesuai.
3. Pengeboran dilakukan sedalam 45 m secara vertikal ke bawah.
4. Kedalaman, kemiringan, jurus, spasi dan jumlahnya sesuai dengan gambar dan
diarahkan oleh Direksi Pekerjaan dan PPK yang telah diperiksa oleh konsultan
supervisi.
5. Deviasi lubang bor dari desain tidak boleh lebih besar dari 5 derajat.
6. Apabila pemboran telah selesai maka harus dilakukan pencucian lubang tersebut
dengan sirkulasi air bersih sehingga lubang bersih dari tahi bor (cutting).
Pengukuran dan pembayaran pekerjaan Bor Vertical Intake dilakukan atas volume
yang dilaksanakan, dengan harga satuan pekerjaan meter panjang (m’) seperti yang
sesuai dalam Daftar Kuantitas dan Harga.
a. Lingkup Pekerjaan
Yang dimaksud pekerjaan Linear Plate yaitu meliputi peralatan, pengangkutan dan
pengerjaan atau pemasangannya. Pekerjaan Linear Plate harus dilaksanakan seperti
yang ditetapkan pada gambar rencana.
b. Bahan
Bahan untuk pekerjaan linear plate antara lain: material S.400 dengan diameter 3500
mm jumlah segment 6 tebal 4 mm, finishing Hot Dio Galvanis dan bolt join M16
c. Pemasangan.
1. Lubang untuk linear plate harus sudah dilakukan dengan cara di bor sedalam 45 m
kedalam tanah.
2. Lubang galian harus dibersihkan terlebih dahulu supaya tidak ada bahan bekas
galian yg tertinggal.
3. Pipa pelindung (casing) linear plate dimasukan ke dalam lubang hasil pengeboran
pekerjaan bor vertikal intake.
Pengukuran dan pembayaran pekerjaan Linear Plate dilakukan atas volume yang
dilaksanakan, dengan harga satuan pekerjaan meter panjang (m’) seperti yang sesuai
dalam Daftar Kuantitas dan Harga.
III. PENUTUP
Demikian persyaratan atau spesifikasi ini dibuat untuk menunjang kelancaran pelaksanaan
pekerjaan di lapangan.
Diluar persyaratan ini masih tetap berlaku peraturan-peraturan lain dengan memperhatikan
secara feeling Engineering yang perlu mendapat persetujuan sesuai aturan dan prosedur yang
berlaku.
Apabila dalam persyaratan ini ada kekurangan atau kekeliruan, Penyedia Jasa tidak boleh
mengambil keuntungan dari hal tersebut, melainkan harus minta penjelasan dari Direksi
Pekerjaan Pekerjaan.