Anda di halaman 1dari 33

PANDUAN

Simulasi SMS (Surface water Modeling System)


Studi Kasus Alur Perak

Dalam panduan Simulasi SMS ini terbagi menjadi 3 buah modul simulasi yaitu:
1. Modul GFGEN untuk pembentukan file geometri.
2. Modul RMA2 untuk Simulasi Hidrodinamika.
3. Modul SED2D untuk Simulasi Sedimentasi.

Ketiga modul di atas saling berkaitan seperti ditunjukan dalam diagram alir berikut:

XYZ

SMS
DXF
SOL
GEO BC HOT

SOL
SED2D
BIN
GFGEN RMA2
OT2

SED

Gambar 1 Diagram Alir Simulasi SMS

Dibawah ini akan dijelaskan satu persatu mengenai ketiga modul di atas.

A. Modul GFGEN untuk Pembentukan File Geometri

Dalam pembentukan file geometri ini ada beberapa tahapan yang perlu dilakukan
sebelum dilakukan proses running GFGEN yang menghasilkan file binary yang
merupakan tahap terakhir dari modul ini. Tahapan tersebut adalah:

1. Mengimport file acuan berupa file dari AutoCAD versi 12 yang berektension *.dxf.
Tahapan ini akan memasukkan gambar ke dalam Program SMS sebagai acuan untuk
pembuatan titik-titik (node).
Pilih icon untuk mengaktifkan Map Module sehingga dapat membuka file yang
berektension *.dxf. Program akan menanyakan kembali pilihan format
file yang dibuka (lihat Gambar 2), pilihlah format AutoCAD (*.dxf). Gambar acuan
akan terbuka dalam Program SMS seperti yang disajikan dalam Gambar 3.

Panduan Simulasi SMS Studi Kasus Alur Perak 6


Gambar 2 Pembukaan file AutoCAD (*.dxf).

Gambar 3 File AutoCAD (*.dxf) yang telah dibuka di program SMS.

Panduan Simulasi SMS Studi Kasus Alur Perak 7


2. Pembuatan titik-titik (node) sebagai pembentuk elemen. Sebelum membuat titik-titik
ini pilihlah icon untuk dapat mengaktifkan Mesh Module. Kemudian pilihlah
icon untuk pembuatan titik-titik (node). Titik-titik (node) ini dibuat sehingga
akan membentuk suatu elemen persegi empat, seperti yang disajikan dalam
Gambar 4.

ZOOM

Gambar 4 Pembuatan titik-titik (node).

Panduan Simulasi SMS Studi Kasus Alur Perak 8


3. Setelah titik-titik (node) telah dibuat seluruhnya, selanjutnya adalah tahapan
pembuatan elemen-elemen. Pilihlah icon untuk membuat elemen persegi
empat. Untuk membuat elemen persegi empat, dilakukan dengan memilih
(select) keempat titik yang membentuk elemen persegi empat, dengan sendirinya
akan muncuk garis yang menghubungkan keempat titik tersebut. Elemen yang
dihasilkan ini berbentuk linier. Hasil pembuatan elemen secara keseluruhan dapat
disajikan dalam Gambar 5 berikut.

Gambar 5 Hasil pembentukan elemen dari titik-titik (node) yang dibuat.

4. Tahapan pembentukan elemen kuadratik. Tahapan ini hanya merubah atau


mengconvert elemen linier menjadi elemen kuadratik. Pilih dalam menu Elements
kemudian pilih Linear <-> Quadratic seperti yang disajikan dalam Gambar 6.
Hasilnya akan muncul titik-titik (node) baru yang terletak di tengah-tengah titik-titik
(node) yang ada dan berada di garis penghubung antara kedua titik (lihat Gambar 7)

Elemen Linier < -- > Elemen Kuadratik

Panduan Simulasi SMS Studi Kasus Alur Perak 9


Gambar 6 Proses perubahan elemen linier menjadi elemen kuadratik.

Gambar 7 Hasil perubahan elemen linier menjadi elemen kuadratik.

Panduan Simulasi SMS Studi Kasus Alur Perak 10


5. Tahapan selanjutnya adalah pemberian nomor titik-titik (node) atau renumbering.
Tahapan ini dapat dilakukan apabila telah dilakukan pembuatan match string sebagai
titik-titik (node) acuan penomoran. Pembuatan match string dapat dilakukan dengan
memilih icon , proses dimulai dengan memilih titik awal dan titik akhir
kemudian diakhiri dengan Enter. Match string ini dapat terlihat dengan
titik-titik (node) dan garis merah serta kotak di tengah-tengahnya (seperti yang
disajikan dalam Gambar 8).

Gambar 8 Pembuatan match string sebagai acuan penomoran titik-titik (node).

Setelah dibuat match string tersebut, baru proses penomoran titik-titik (node) atau
renumbering dapat dilakukan. Pilih icon kemudian pilih garis berbentuk persegi
empat yang muncul di tengah-tengah match string. Pilih menu Elements
kemudian pilihlah Renumbering (lihat Gambar 9). Proses ini akan menanyakan
format penomorannya berdasarkan band width atau front width. Untuk memunculkan
nomor di titik-titik (node) dapat dipilih dalam icon dan aktifkan Node
Numbers. Hasilnya disajikan dalam Gambar 10.

Panduan Simulasi SMS Studi Kasus Alur Perak 11


Gambar 9 Proses penomoran titik-titik (node) atau renumbering.

Gambar 10 Hasil proses penomoran titik-titik (node) atau renumbering.

Panduan Simulasi SMS Studi Kasus Alur Perak 12


6. File Geometri telah selesai dibuat, tetapi perlu dicek kebenarannya. Pilihlah menu
RMA2 dan pilih Model Check (Gambar 11), akan keluar jendela baru kemudian pilih
Run Check. Kemudian akan muncul hasil pengecekannya seperti pada Gambar 12.

Gambar 11 Pengecekan model geometri.

Gambar 12 Hasil pengecekan model geometri (tidak ada kesalahan).

Panduan Simulasi SMS Studi Kasus Alur Perak 13


7. Apabila tidak ada sumber kesalahan (sources of error) dalam mesh geometri, maka
file Geometri telah selesai dibuat. File yang dihasilkan apabila di save akan berbentuk
file Ascii yang berekstension *.geo. Untuk dapat digunakan dalam proses selanjutnya
(RMA2 atau SED2D), file Ascii tersebut diubah menjadi file binary dengan melakukan
running program GFGEN (lihat Gambar 13) atau pilihlah menu RMA2 kemudian pilih
Run GFGEN. File yang dihasilkan akan berekstension *.bin. Proses running program
GFGEN ini tidak akan memakan waktu yang lama hanya beberapa detik yang harus
diakhiri dengan Enter. Tampilan dari proses running program GFGEN ini disajikan
dalam Gambar 14.

Gambar 13 Proses running GFGEN untuk pembentukan file binary.

Proses running program GFGEN ini selain melalui windows dapat dilakukan dengan
DOS dengan mengeksekusi file gfgv435.exe, tetapi file tersebut harus terletak di
direktori file *.geo yang bersangkutan. Running dengan DOS ini, kita harus mengisi
atau mengetik secara manual input-input yang diperlukan dalam GFGEN ini seperti
contoh di bawah ini.

Enter gfgen run control input file name


trainingalurperak.geo
Enter full print output file name
trainingalurperak.ot1
Enter the binary output geometry file name
trainingalurperak.bin

Panduan Simulasi SMS Studi Kasus Alur Perak 14


Gambar 14 Tampilan running GFGEN.

B. Modul RMA2 untuk Simulasi Hidrodinamika

Dalam modul RMA2 untuk simulasi hidrodinamika ini juga ada beberapa tahapan yang
perlu dilakukan sebelum dilakukan proses running RMA2 yang menghasilkan file solusi
(*.sol) yang merupakan tahap terakhir dari modul ini. Modul RMA2 ini dapat berjalan
apabila modul GFGEN dapat dilalui dengan baik tanpa kesalahan. Tahapan tersebut
adalah:

1. Pembuatan match string di setiap sisi yang akan dijadikan kondisi batas (boundary
condition - bc). Proses pembuatan match string sama seperti yang telah dilakukan
dalam tahap 5 dari pembentukan file geometri. Tetapi proses pembuatan match string
ini dilakukan di 4 kondisi batas pasang surut dan 9 kondisi batas debit, atau totalnya
adalah 13 buah match string (seperti disajikan dalam Gambar 15).

2. Tahapan selanjutnya adalah penentuan model kontrol dari simulasi hidrodinamika ini.
Pilihlah menu RMA2 dan kemudian pilih Model Control (Gambar 16). Pilih dan isilah
beberapa option yang ada, seperti suhu air (water temperature), waktu perhitungan
(computation time), tipe solusi (solution type) apakah steady state atau dynamic
(Gambar 17). Untuk kasus alur perak digunakan solusi dinamik, karena kondisi batas
digunakan merupakan fungsi waktu seperti pasang surut dan debit. Pengisian optional
bc controls disajikan dalam Gambar 18.

Panduan Simulasi SMS Studi Kasus Alur Perak 15


Gambar 15 Pembuatan match string di setiap sisi kondisi batas.

Gambar 16 Pembentukan model kontrol dalam RMA2.

Panduan Simulasi SMS Studi Kasus Alur Perak 16


Gambar 17 Pengisian model kontrol dalam RMA2.

Gambar 18 Pengisian optional boundary condition controls.

Panduan Simulasi SMS Studi Kasus Alur Perak 17


Apabila simulasi hidronamika ini dilakukan secara kontinyu, untuk simulasi awal
dalam model kontrol RMA2 dichecklist pilihan hotstart output files, sedangkan
untuk simulasi selanjutnya dalam model kontrol RMA2 dichecklist pilihan hotstart
input files serta memilih hotstart input filesnya yang isinya adalah hotstart
output files simulasi sebelumnya.

3. Setelah pengisian model kontrol selesai, maka dapat dilakukan dengan tahapan
pengisian kondisi batas (boundary condition). Kondisi batas dipilih pada ke 13 match
string yang telah dibuat. Pilihlah icon untuk memilih kondisi batas
yang mana kemudian pilihlah menu RMA2 dan Assign BC (Gambar
19). Akan muncul jendela baru yang perlu dipilih jenis kondisi batasnya, apakah
elevasi muka air (head) atau debit (flow) serta pilihan apakah kondisi batasnya
konstan atau transient. Dikarenakan kondisi batasnya merupakan fungsi dari waktu,
maka dipilih transient (Gambar 20). Apabila memilih transient, maka perlu
mendefinisikan kurva kondisi batasnya dengan mengimport file kondisi batas yang
berekstension *.xys.
Isi dari file berekstension *.xys tersebut adalah sebagai berikut:

XY1 1 2196 0 0 0 0.00E+00 Tanjung Widoro Widoro


0 1.302800092
1 1.302800092
2 1.302800092
3 1.302800092
………………………………………………
………………………………………………
2187 0.22
2188 0.15
2189 0.24
2190 0.47
2191 0.77
2192 1.07
2193 1.31
2194 1.48
2195 1.6

File di atas merupakan file *.xys untuk kondisi batas pasang surut di Tanjung Widoro
dengan jumlah time step 2196 jam dengan interval waktu 1 jam. Angka 2196
menunjukkan jumlah time step yang akan disimulasikan yang berkaitan pula dengan
jumlah data di bawahnya (data dari step 0 sampai dengan step 2195). Begitu pula
apabila file *.xys nya untuk kondisi batas debit seperti di bawah ini.

XY1 1 2196 0 0 0 0.000000000000000e+000 MERTANI


0 0.044
1 0.044
2 0.044
3 0.044
………………………………………………
………………………………………………
2187 0.167
2188 0.167
2189 0.167
2190 0.167
2191 0.167
2192 0.167
2193 0.167
2194 0.167
2195 0.167

File di atas merupakan file *.xys untuk kondisi batas debit di Sungai Mertani dengan
jumlah time step 2196 jam dengan interval waktu 1 jam.

Panduan Simulasi SMS Studi Kasus Alur Perak 18


Gambar untuk pengisian kondisi batas pasang surut disajikan dalam Gambar 21,
sedangkan untuk kondisi batas debit disajiakan dalam Gambar 22.

Gambar 19 Proses pengisian kondisi batas simulasi RMA2.

Gambar 20 Proses pengisian kondisi batas transient pada simulasi RMA2.

Panduan Simulasi SMS Studi Kasus Alur Perak 19


Gambar 21 Proses pengimportan kondisi batas pasang surut pada simulasi RMA2.

Gambar 22 Proses pengimportan kondisi batas debit pada simulasi RMA2.

Panduan Simulasi SMS Studi Kasus Alur Perak 20


4. Tahapan selanjutnya adalah pengisian material properties. Pilihlah menu RMA2 dan
pilih Material Properties. Dalam pilihan material properties ini pilihlah Eddy
Viscosity Control dan isilah angka Viskositas Eddy (E) dan angka manning (n)
seperti yang disajikan dalam Gambar 23. Kedua angka ini yang diperoleh dengan
cara kalibrasi data lapangan dengan data hasil simulasi.

Gambar 23 Proses pengisian material properties pada simulasi RMA2.

5. Tahapan selanjutnya adalah sama seperti tahapan 6 pada pembentukan File Geometri
yaitu pengecekan model atau Model Check. Pilihlah menu RMA2 dan pilih Model
Check, akan keluar jendela baru kemudian pilih Run Check. Kemudian akan muncul
hasil pengecekannya seperti pada Gambar 12 yang telah disajikan sebelumnya.

6. Apabila tidak ada sumber kesalahan (sources of error) dalam data RMA2, maka file
kondisi batas telah selesai dibuat. File yang dihasilkan apabila di save akan berbentuk
file Ascii yang berekstension *.bc. File Ascii tersebut merupakan file pengatur dalam
running program RMA2. Pilihlah menu RMA2 dan pilih Run RMA2 atau lihat Gambar
24. Proses running program RMA2 ini akan memakan waktu yang cukup lama
tergantung jumlah time step yang disimulasikan. Tampilan dari proses running
program RMA2 ini disajikan dalam Gambar 25.

Panduan Simulasi SMS Studi Kasus Alur Perak 21


Gambar 23 Proses running program RMA2.

Gambar 24 Tampilan running RMA2.

Panduan Simulasi SMS Studi Kasus Alur Perak 22


Proses running program RMA2 ini selain melalui windows dapat dilakukan dengan
DOS dengan mengeksekusi file rma2v435.exe, tetapi file tersebut harus terletak di
direktori file baik *.bc maupun *.bin yang bersangkutan. Running dengan DOS ini,
kita harus mengisi atau mengetik secara manual input-input yang diperlukan dalam
RMA2 ini seperti contoh di bawah ini.

Enter run control input file name


trainingalurperak.bc
Enter full results listing output file name
trainingalurperak.ot2
Enter input geometry file (binary)
trainingalurperak.bin
Enter output restart/hotstart file (binary) Æ optional
trainingalurperak.hot
Enter final rma-2 solution/results file (binary)
trainingalurperak.sol

7. Untuk pembacaan output dari hasil simulasi hidrodinamika (RMA2) ini dapat
dilakukan dengan memilih menu Data dan pilih Data Browser. Kemudian akan
muncul jendela Data Browser, untuk melihat hasil RMA2 ini perlu mengimport file
solusi (*.sol) yang merupakan output dari running program RMA2. Hasil berupa
vektor arus yang digambarkan dengan garis panah. Lihat Gambar 25 s/d 27.

Gambar 25 Pilih Data Browser untuk melihat hasil running program RMA2.

Panduan Simulasi SMS Studi Kasus Alur Perak 23


Gambar 26 Pengimportan file solusi (*.sol) dari hasil running program RMA2.

Gambar 27 Tampilan vektor arus dari hasil running program RMA2.

Panduan Simulasi SMS Studi Kasus Alur Perak 24


C. Modul SED2D untuk Simulasi Sedimentasi

Dalam modul SED2D untuk simulasi sedimentasi ini juga ada beberapa tahapan yang
perlu dilakukan sebelum dilakukan proses running SED2D yang menghasilkan file solusi
(*.sol) yang merupakan tahap terakhir dari modul ini. Modul SED2D ini dapat berjalan
apabila modul GFGEN dan modul RMA2 dapat dilalui dengan baik tanpa kesalahan.
Tahapan tersebut adalah:

1. Tahap pertama adalah mengisi parameter global dari simulasi sedimentasi yang akan
dilakukan. Pilih menu SED2D dan pilihlah Global Parameters. Akan muncul jendela
SED2D Global Parameters yang perlu diisi beberapa parameter seperti tipe dasar
(bed type), koefisien difusi, settling velocity, dan percepatan gravitasi. Dalam tipe
dasar (bed type) dapat didetailkan lagi dengan set up bed, yang isinya mengenai
ukuran butiran, karakteristik deposisi dan erosinya, ketebalan lapisan, dan lain
sebagainya. (Lihat Gambar 28 dan 29).

2. Setelah pengisian Global Parameters selesai, dapat dilanjutkan dengan pengisian


Local Parameters. Pilihan Local Parameters ini dapat diisi apabila tipe dasar pada
Global Parameters yang diisi adalah pasir (sand), apabila lempung (clay) pilihan
Local Parameters tidak akan muncul. Local Parameters ini merupakan parameter
lokal dari kondisi-kondisi batas (bc) yang ada, biasanya di kondisi batas debit yang
merupakan sumber sedimen. Pengisian Local Parameters ini dilakukan di match
string yang telah dibuat di Modul RMA2. Pilihlah suatu match string kondisi batas,
tetapi sebelumnya aktifkan icon . Kemudian pilih menu SED2D dan pilih
Local Parameters. Akan muncul jendela Local Parameter for
Sand. Isilah parameter lokal yang diperlukan. (Lihat Gambar 30). Apabila
diasumsikan parameter di seluruh kawasan sama dengan global parameter, maka
pilihan lokal parameter ini dapat dilewat.

3. Tahapan selanjutnya adalah pengisian BC Concentration atau konsentrasi kondisi


batas. Pengisian BC Concentration ini dilakukan di match string yang telah dibuat di
Modul RMA2. Pilihlah suatu match string kondisi batas, tetapi sebelumnya aktifkan
icon . Kemudian pilih menu SED2D dan pilih BC Concentration. Akan
muncul jendela SED2D BC Concentration. Isilah konsentrasi sedimen
di kondisi batas yang ada biasanya di kondisi batas debit yang merupakan sumber
sedimen. (Lihat Gambar 31). Pengisian konsentrasi sedimen ini dapat berupa data
konstan ataupun transient tergantung ketersedian data yang ada.
Data konsentrasi sedimen sungai-sungai yang bermuara ke perairan alur Perak adalah
S. Mertani 0.195, S. Mireng 0.182, S. Lamong 0.282. S. Semini 0.15, S. Branjangan
0.13, S. Manukan 0.082, S. Krambangan 0.1, S. Anak 0.148, dan S. Gladaklandung
0.1548.

4. Berikutnya adalah pengisian model kontrol dari Simulasi Sedimentasi yang akan
dilakukan. Dalam model kontrol ini terdapat pilihan jumlah time step simulasi yang
akan dilakukan, waktu simulasi (dalam jam), teori hydraulic bed shear stress yang
akan digunakan, dan kerapatan massa dari air. Pilihlan menu SED2D dan pilih Model
Control, akan muncul jendela SED2D Model Control (Gambar 32).

Panduan Simulasi SMS Studi Kasus Alur Perak 25


Gambar 28 Tampilan pengisian global parameter pada Modul SED2D.

Gambar 29 Tampilan pengisian set up bed (sand layer) pada Modul SED2D.

Panduan Simulasi SMS Studi Kasus Alur Perak 26


Gambar 30 Tampilan pengisian local parameters for sand pada Modul SED2D.

Gambar 31 Tampilan pengisian bc concentration pada Modul SED2D.

Panduan Simulasi SMS Studi Kasus Alur Perak 27


Gambar 32 Tampilan pengisian model control pada Modul SED2D.

5. Tahapan selanjutnya adalah sama seperti tahapan 6 pada pembentukan File Geometri
dan tahapan 5 pada Modul RMA2 yaitu pengecekan model atau Model Check.
Pilihlah menu SED2D dan pilih Model Checker, akan keluar jendela baru kemudian
pilih Run Check. Kemudian akan muncul hasil pengecekannya seperti pada Gambar
33.

6. Apabila tidak ada sumber kesalahan (sources of error) dalam data SED2D, maka file
data sedimen telah selesai dibuat. File yang dihasilkan apabila di save akan berbentuk
file Ascii yang berekstension *.sed. File Ascii tersebut merupakan file pengatur dalam
running program SED2D. Pilihlah menu SED2D dan pilih Run SED2D atau lihat
Gambar 34. Proses running program SED2D ini akan memakan waktu yang cukup
lama tergantung jumlah time step yang disimulasikan. Tampilan dari proses running
program SED2D ini disajikan dalam Gambar 35.

Panduan Simulasi SMS Studi Kasus Alur Perak 28


Gambar 33 Tampilan run model checker pada Modul SED2D.

Gambar 34 Proses running program SED2D.

Panduan Simulasi SMS Studi Kasus Alur Perak 29


Gambar 35 Tampilan running program SED2D.

Proses running program SED2D ini selain melalui windows dapat dilakukan dengan
DOS dengan mengeksekusi file sed2dv32.exe, tetapi file tersebut harus terletak di
direktori file baik *.sed maupun *.bin yang bersangkutan. Running dengan DOS ini,
kita harus mengisi atau mengetik secara manual input-input yang diperlukan dalam
SED2D ini seperti contoh di bawah ini.

Enter run control input file name


trainingalurperak.sed
Enter full print output file name
trainingalurperak.ot4
Enter input geometry file from gfgen(binary)
trainingalurperak.bin
Enter input RMA2 hydrodynamic file (binary)
trainingalurperak.sol
Enter output concentration/delbed file (binary)
traingalurperak-dbed.sol
Enter output geometry containing new bathymetry (ascii)
Trainingalurperak-out.geo

Panduan Simulasi SMS Studi Kasus Alur Perak 30


7. Untuk pembacaan output dari hasil simulasi sedimentasi (SED2D) ini dapat dilakukan
dengan memilih menu Data dan pilih Data Browser. Kemudian akan muncul jendela
Data Browser, untuk melihat hasil SED2D ini perlu mengimport file solusi
(*dbed.sol) yang merupakan output dari running program SED2D. Prosesnya sama
ketika mengimport solusi dari simulasi RMA2. Hasil berupa konsentrasi sedimen yang
digambarkan dengan kontur warna. Lihat Gambar 36.

Gambar 36 Tampilan kontur konsentrasi sedimen dari hasil running program SED2D.

Panduan Simulasi SMS Studi Kasus Alur Perak 31


D. Pengolahan Data

Dalam pengolahan data ini terdapat 2 cara yaitu:


‰ Pembuatan tampilan film loop (animasi).
‰ Pembuatan data ascii hasil simulasi dan pembacaan data tersebut dengan program
bantu.

Berikut ini disajikan tahapan-tahapan yang dilakukan dalam pembuatan tampilan film
loop atau animasi. Tahapan tersebut adalah:

1. Tahap pertama adalah mengatur ukuran vektor arus (dalam RMA2), pilihlah menu
Data dan Vector Options dan interval konsentrasi sedimen (dalam SED2D). Lihat
Gambar 37 untuk pengaturan ukuran vektor arus dalam RMA2.

2. Kemudian pilihlah menu Display dan pilih Film Loop (Gambar 38), akan muncul
sebuah jendela (Gambar 39). Pilihlah setup dalam jendela tersebut untuk
pengaturan pembuatan film loop seperti time step yang akan dibuat animasinya, serta
letak dari jam penunjuk waktu simulasi (Gambar 40 dan 41). Setelah setup telah
selesai (OK), kemudian tekan pilihan done dalam jendela, maka proses pembuatan
film loop atau animasi dimulai (Gambar 42). Lamanya pembuatan animasi ini
tergantung dari jumlah time step yang akan dibuat animasinya, semakin banyak time
step nya maka akan semakin lama pula.

Sedangkan untuk pembuatan data ascii hasil simulasi dapat dilakukan dengan tahapan-
tahapan berikut:

1. Langkah pertama adalah dengan memilih menu Data dan pilih Data Browser.
Kemudian akan muncul jendela Data Browser, untuk memperoleh hasil RMA2 dalam
bentuk ascii ini maka pilihlah vektor -> scalars pada jendela tersebut, kemudian akan
keluar jendela vektor -> scalars, pilih juga Magnitude and Direction (Gambar 43).
Data set name dapat kita ganti apabila perlu, kemudian pilih Perform The Conversion.
Konversi ini akan memakan waktu yang cukup lama, setelah selesai akan muncul text
Conversion complete, scalars data set added to list. Maka pada jendela Data
Browser akan muncul list baru yaitu data set yang kita buat, seperti contoh adalah
scalar 1 y dan scalar 1 x (Gambar 44).

2. Langkah selanjutnya adalah mengexport data set di atas, akan muncul jendela
export data set (Gambar 45), pilihlah Generic Ascii File, Selected Data Set, dan All
Time Step. Nama filenya dapat kita buat sendiri bila perlu. Setelah itu pilih Save,
proses ini akan memakan waktu yang cukup lama juga. Setelah selesai maka akan
dihasilkan file baru berbentuk ascii dari data set yang dipilih.

Isi dari data ascii hasil simulasi di atas merupakan rangkaian data yang sangat banyak,
untuk mengetahui besarnya kecepatan arus, arah arus, konsentrasi sedimen atau elevasi
muka air suatu titik tertentu (dalam tahapan waktu atau time step) akan repot apabila
secara manual membaca dari data ascii tersebut. Sehingga diperlukan suatu program
bantu yaitu sms_out.exe dengan input file sms_out.cfg.

Panduan Simulasi SMS Studi Kasus Alur Perak 32


Contoh isi dari sms_out.cfg adalah sebagai berikut:

Training
2500
scalar_1_y.dat
1262
1500

Training Æ nama file output yang dihasilkan, file ini akan


berekstension *.sot.
2500 Æ jumlah time stepnya.
scalar_1_y.dat Æ nama file input.
1262 Æ node atau titik yang dipilih (boleh lebih dari satu
dengan menambahkan titik atau node yang lain dibawahnya)

Dari hasil program bantuan di atas, file yang dihasilkan dapat kita buka di Microsoft Excell
untuk selanjutnya dapat diolah dengan membuat grafik-grafik yang kita inginkan,
misalnya grafik fungsi waktu dari kecepatan arus, arah arus, atau konsentrasi sedimen.

Panduan Simulasi SMS Studi Kasus Alur Perak 33


Gambar 37 Pengaturan ukuran vektor arus.

Gambar 38 Proses memilih film loop.

Panduan Simulasi SMS Studi Kasus Alur Perak 34


Gambar 39 Tampilan jendela Film Loop.

Gambar 40 Tampilan setup dalam Film Loop.

Panduan Simulasi SMS Studi Kasus Alur Perak 35


Gambar 41 Tampilan pilihan atau option (jam) pada Film Loop Options.

Gambar 42 Tampilan proses pembuatan Film Loop.

Panduan Simulasi SMS Studi Kasus Alur Perak 36


Gambar 43 Tampilan pembentukan file skalar.

Gambar 44 Tampilan munculnya daftar atau list baru yaitu scalar 1 y dan scalar 1 x.

Panduan Simulasi SMS Studi Kasus Alur Perak 37


Gambar 45 Tampilan pengeksporan skalar data.

Panduan Simulasi SMS Studi Kasus Alur Perak 38

Anda mungkin juga menyukai