Anda di halaman 1dari 8

225

BAB VII

PENUTUP

7.1. Kesimpulan

Dari analisa Perencanaan Struktur Dermaga Batu Bara


Kabupaten Berau Kalimantan Timur, diperoleh beberapa
kesimpulan sebagai berikut :

1. Dari analisa penetapan tata letak dimensi ditetapkan


sebagai berikut :
a. Dengan kapal rencana 5500 DWT ditetapkan dimensi
dermaga dengan panjang 38 meter, lebar dermaga 22,5
meter, tinggi apron +4,2 m LWS dan kedalaman air
rencana 5 m LWS.
b. Dimensi Trestel dengan panjang 50 meter, lebar
dermaga 10 meter dengan trotoir 2 x 1 meter .Trestle
direncanakan dapat dilewati 2 truk dengan masing-
masing lebar lajur 4 m.
c. Dimensi Mooring dolphin dengan panjang yaitu 3,6
meter, lebar 2,80 meter, dan tinggi 2 meter disesuaikan
dengan kebutuhan sebagai tempat bertambat kapal.
d. Dimensi Berthing Dolphin dengan panjang 5,44 meter,
lebar 4,20 meter, tinggi 2,50 meter disesuaikan dengan
kebutuhan sebagai tempat bertumbuk kapal saat
merapat di dermaga.
e. Dimensi plat dermaga ditetapkan dengan ketebalan 35
cm. Sedangkan tebal pelat trestel 35 cm
f. Dimensi balok dermaga dan trestel ditetapkan sebagai
berikut :
226

Tabel 7.1. Dimensi Balok Dermaga dan trestel Terpakai


No Type Balok Dimensi Terpakai

1 Balok memanjang B1 500 x 700

2 Balok melintang B2 450 x 700

3 Balok memanjang B3 450 x 700

4 Balok melintang B4 400 x 700

5 Balok anak 300 x 500

6 Balok kantilever fender 400 x 1200

7 Balok Listplank 500 x 1000

g. Ditetapkan tiang pancang dermaga pipa baja (pipe


pile) berdiameter 609,6 mm tebal 16 mm dan untuk
mooring dolphin berdiameter 406,4 mm tebal 12 mm
h. Dimensi pile cap (poer) ditetapkan sebagai berikut :

Tabel 7.2. Dimensi Pile Cap Terpakai


Dimensi Poer Jumlah
Type Keterangan
(mm) Tiang

A 1500 x 1500 x 1000 1 Tiang tegak dermaga

B 2500 x 1500 x 1000 2 Tiang miring dermaga

2. Dari analisa pembebanan diperoleh bahwa :


a. Perhitungan energi bersandar kapal 5500 DWT sebesar
8,451 tm, ditahan 1 buah fender dengan panjang
bidang sentuh 1,1 m, energi yang dapat diserap tiap
227

fender 9,1 tm/m’, dari kurva karakteristik fender


diperoleh gaya reaksi 27,3 t/m’, maka gaya reaksi yang
diterima 27,1 Ton /fender. Maka dipasang 1 buah
fender type “Super Arch Fender Bridgestone” ukuran
600H – 3000L pada berthing dolphin , model R2, maks
= 45%, mampu menahan reaksi kapal 24,9 Ton dan
memiliki energi serap sebesar 8,451 ton-m, dan
SA300H – 3500L pada dermaga.
b. Gaya tarik kapal maksimum diakibatkan oleh gaya
angin pada keadaan kapal kosong sebesar 13,04 ton.
Berdasarkan peraturan yang ada, gaya tambat untuk
kapal rencana 5500 DWT didapat gaya kapal (tractive
force on bollard) sebesar 65,244 ton, dengan jumlah
boulder sebanyak 2 buah dipasang pada ujung kanan
dan kiri dan pada dolphin masing-masing 1 buah.

3. Dari analisa struktur didapat penulangan elemen – elemen


struktur yang telah dikontrol stabilitasnya terhadap retak
dan lendutan adalah sebagai berikut :
a. Pada plat dermaga t = 35 cm dan plat trestel t = 35 cm,
tulangan terpasang sebagai berikut :
228

Tabel 7.3.Tulangan Rangkap Terpasang pada Plat Dermaga


dan Trestel
Tulangan
No Type Tulangan
Terpasang

Lapangan Arah Atas D16-150


1
X Bawah D16-150

Lapangan Arah Atas D19-150


2
Y Bawah D19-150

Tumpuan Arah Atas D16-150


3
X Bawah D16-150

Tumpuan Arah Atas D19-150


4
Y Bawah D19-150

b. Pada balok dermaga dipasang tulangan rangkap sebagai


berikut :
229

Tabel 7.4.Tulangan Rangkap Terpasang pada Balok Dermaga


dan Trestel
Tulangan Pasang

Type
No. Tulangan Tulangan Tulangan Tulangan Torsi
Balok
Lentur Atas Lentur Bawah Geser Badan

Balok memanjang Dermaga


(B1)
1 Tumpuan 8 D19 2 D19 3 Ø12-75  2 D16
Lapangan 2 D19 6 D19 Ø12-75  2 D16
Balok melintang Dermaga

(B2)
2 Tumpuan 6 D19 2 D19 3 Ø12-100  2 D16
Lapangan 2 D19 6 D19 Ø12-100 2 D16
Balok memanjang Trestel (B3) 
3 Tumpuan 6 D19 2 D19 3 Ø12-100 2 D16
Lapangan 2 D19 6 D19 Ø12-100 2 D16
Balok melintang Trestel (B4) 
4 Tumpuan 6 D19 2 D19 3 Ø12-75  2 D16
Lapangan 2 D19 6 D19 Ø12-75 2 D16
Balok anak 
5 Tumpuan 3 D19 2 D19 Ø12-200  2 D16
Lapangan 3 D19 2 D19 Ø12-200 2 D16
Balok Listplank
6 Tumpuan 8 D19 8 D19 3 Ø12-100 2 D16
Lapangan 2 D19 8 D19 3 Ø12-100 2 D16

c. Pada pilecap dipasang tulangan sebagai berikut :


230

Tabel 7.5.Tulangan Rangkap Terpasang pada Pilecap


Dimensi Poer
No. Keterangan
(mm)

1. Type A (609,6 tegak) D25-150

2. Type B (609,6 miring) D25-150

4. Struktur atas ditumpu oleh tiang pancang pipa baja, daya


dukung tanah pelabuhan Berau ditentukan oleh daya
dukung tanah pada titik bor 1 (Bore hole 1) :
- Tiang tegak dermaga 609,6 mm,
PTekan terjadi = 97,059 ton
- Tiang miring dermaga 609,6 mm,
PTekan terjadi = 99,483 ton; Pcabut terjadi = 30.944 ton
- Tiang tegak trestel 609,6 mm,
PTekan terjadi = 78.746 ton
- Tiang miring trestel 609,6 mm,
PTekan terjadi = 99.746 ton; Pcabut terjadi = 24.441 ton
- Tiang berthing dolphin 609,6 mm,
PTekan terjadi = 48.243 ton; Pcabut terjadi = 14.179 ton
- Tiang mooring dolphin 406,4 mm,
PTekan terjadi = 19,557 ton; Pcabut terjadi = 9.025 ton
Angka keamanan untuk gaya tekan aksial diambil 2,5
(beban tetap) dan gaya cabut aksial diambil 5 (beban tetap)
sesuai Technical Standards For Port and Harbour
Facilities in Japan (1980).
Hasil SAP 2000 beban maksimum yang terjadi :
Maka daya dukung tanah mampu menahan beban yang
bekerja.
Sedangkan daya dukung pondasi yang diijinkan adalah
sebagai berikut (SF = 2,5) :
Tiang dermaga ϕ609,6 mm :
231

Ptekan ijin : 141.579 Ton.


Tiang trestle ϕ609,6 mm :
Ptekan ijin : 137,218 Ton.
Tiang berthing dolphin :
Ptekan ijin : 141,579 Ton.
Tiang mooring dolphin :
Ptekan ijin : 91,497 Ton.
Maka tiang pancang kuat menahan beban yang bekerja.

7.2. Saran

1. Dalam merencanakan struktur dermaga sebaiknya


mengacu pada Standard for Port in Indonesia (1984)
dan Technical Standards for Port and Harbour
Facilities in Japan (1980) kecuali dalam perencanaan
struktur beton bertulang disarankan menggunakan
SNI 03-2847-2002, Tata Cara Perhitungan Struktur
Beton Untuk Gedung.
2. Pada daerah lokasi pekerjaan dengan daerah asam
sulfat (H2SO4)rendah hingga sedang disarankan
menggunakan beton dengan campuran semen
minimum tipe II yang tahan terhadap kadar asam
sulfat rendah hingga sedang, namun untuk daerah
dengan kadar asam sulfat tinggi maka sebaiknya
menggunakan semen portland type V yang tahan
terhadap lokasi dengan kadar asam sulfat sedang
hingga tinggi.
3. Untuk menentukan dimensi tiang yang sesuai,
hendaknya melakukan asumsi tiang dengan dimensi
tiang terkecil namun tidak mengabaikan kekuatan
tiang dalam menahan beban yang bekerja, dan dalam
menentukan ketebalan tiang hendaknya
memperhatikan pengaruh korosi.
232

4. Dalam penetapan tata letak, posisi tiang pancang


hendaknya memperhatikan kemudahan pemasangan
(metode pelaksanaan) yang ada di lapangan.

Anda mungkin juga menyukai