Anda di halaman 1dari 3

KOMENTAR LAPORAN HIDROLOGI JAMBU AYE

A. Debit banjir apa masih bisa dikalibrasi atau tidak? (apakah Debit Banjir di Jambu Aye dapat dikalibrasi
dengan Debit Bendung Langkahan). Apabila tidak dapat perlu diberi alasan dalam laporannya.
Jawab:
Kalibrasi parameter model biasanya dilakukan melalui Rekonstitusi Hidrograf Simulasi dan Pengamatan
bilamana ada Pos Duga Air. Validasi atau evaluasi hasil perhitungan PMF dilakukan dengan
membandingkannya dengan waduk di lokasi lain di Indonesia (lengkung Creager).

Informasi yang diperoleh tentang bendung Langkahan bersifat informal :


- Dibangun tahun 1981, kondisi sekarang sudah tertutup sedimen
- Debit rencana 100 tahunan diperkirakan 2300 m3/s
- Selama umur bangunan disinyalir pernah ada banjir besar (limpas 1 m di atas mercu) tetapi tidak
mengakibatkan keruntuhan sehingga diduga banjir yang pernah datang lebih dari 2300 m3/s.
- Pada saat banjir tersebut di atas terjadi, endapan sedimen dibendung sudah seberapa tinggi
sehingga rumus bendung masih berlaku ?
Evaluasi hasil perhitungan terhadap Langkahan hanya dapat dilakukan jika data yang diperoleh cukup
akurat. Data di PDA lebih baik mutunya dibandingkan informasi yang tidak disertai laporan.
Data rata rata debit harian maksimum tahunan di PDA sebesar 940 m3/s, kurang lebih hampir sama
dengan banjir rencana periode ulang 2 tahunan. Debit maksimum sesaat yang tercatat sebesar 1504
m3/s sulit untuk dijadikan patokan debit terbesar karena tabel di bawah ini mengindikasikan debit
sesaat tidak terpantau dengan baik. Seharusnya debit sesaat jauh lebih besar dari maksimum debit
harian. Debit harian maksimum tahunan yang terbesar selama kurun waktu 9 tahun pencatatan adalah
1454 m3/s, ratio antara debit puncak dan hariannya berkisar 2 (menurut analisa), jadi diperkirakan debit
sesaatnya sekitar 2900 m3/s dengan periode ulang diperkirakan sekitar 10 tahunan.
Debit Sesaat Maks Debit Maksimum
Tahun
(aliran ekstrem) Harian
1986 982 1117
1988 1253 1251
1989 365 552
1991 658 643
1992 789.6 650
1993 873.4 821
1994 906 906
1995 1503 1454
1996 259.8 1240

B. Dalam menggunakan data curah hujan dari analisis litbang SDA menggunakan stasion Burnitelong,
Lampahan, Takengon dan Lukup. Sedangkan dalam studi yang lama 2013 stasion yang digunakan
Takengon dan Bidin (laporan pak Mamok). Sedangkan studi lainya dilakukan dengan menggunakan
stasion Cot Girek ,Lampahan, Bidin, dan Takengon. Agar dipertimbangkan dalam analisis.(lihat Hal III-
20 ).

C. Dalam penentuan lebar spillway waktu simulasi masih ada koreksi analisis yang dilakukan Puslitbang
SDA dengan menggunakan B = 56m (Hal V-12) sedangkan berdasarkan desain lama B=90m. Dengan
tambahan debit banjir yang di analisis oleh puslidbang SDA berapa lebar spillway yang efektif dengan
kondisi elevasi mercu spillway +61m, diupayakan mercu pelimpah tetap +61m, elevasi puncak
bendungan dibuat variasi (dibuat grafik H dan B) maksimum sampai +70m.

Jawab:

Khusus untuk PMF, dibuat grafik sbb:

Hubungan Antara Lebar Spillway dan


TMA Maksimum di Waduk
78
76
74
TMA Maksimum (M)

72
70
68
66
64
62
60
0 2 4 6 8 10 12 14
Lebar Spillway (M)
D. Debit Andalan
Hasil analisis puslitbang SDA terjadi penurunan debit rata –rata dari 327,35 m 3/detik menjadi
51,50m3/det (lihat IV- 24 ).

Jawab:
Debit sebesar 327,35 m3/s menurut laporan sebelumnya bukan merupakan debit rata-rata melainkan
debit yang diperlukan untuk menghasilkan listrik 110 MW, sedangkan debit andalan 95% menurut
laporan lama adalah sebesar 110,55 m3/s. Studi ini di rencana waduk Jambo Aye (luas DAS 3950 km2)
menghasilkan debit andalan 95% sebesar 51, 5 m3/s yang dapat digunakan dalam perencanaan untuk
memenuhi berbagai kebutuhan. Berdasarkan data di PDA Lhok Nibong (luas DAS=4419 km2) debit
andalan 95% adalah sebesar 68,9 m3/s yang letaknya dihilir bendungan.

Probabilitas (%) Debit Andalan


Studi 2008 Studi 2009 Studi 2010
50 121 149.29 99.80
80 68.60 129.80 62.80
90 55.80 115.50 51.20
95 47.50 110.55 44.70

E. Erosi lahan
Volume sedimen 50 tahun = 151.087.856 ton dengan berat jenis sedimen 2,6 Ton/m3, untuk
memperoleh volume biasanya digunakan berat volume. Untuk tanah lempungan berat volume antara
1,5 – 1,6 ton/m3( Hal VI -7).
Jawab:
Kesalahan input, perhitungan telah dikoreksi, tidak akan mempengaruhi perhitungan banjir dan
ketersediaan air.

F. Perlu analisis alokasi tampungan waduk seperti tampungan mati, tampungan total, tampungan efektif
dan non-aktif .
Jawab:
Untuk tampungan, akibat perubahan perhitungan volume sedimen sedang dihitung dahulu

Bandung, 14 juni 2015

PT ADITYA ENGINEERING CONSULTANT

Anda mungkin juga menyukai