D
TANGGAPAN TERHADAP
KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)
Secara umum TOR yang disipakan oleh Panitia Lelang sudah cukup jelas memberi arah untuk
dijadikan acuan dalam pelaksanaan pekerjaan ”SID Bangunan Pengaman Pantai Di
Kabupaten Minahasa Utara Dan Kota Manado”. Namun berdasarkan pengalaman
konsultan melaksanakan pekerkjaan sejenis, terdapat beberapa usul perubahan agar
pelaksanaan pekerjaan ini menjadi lebih baik.
Meskipun demikian, setelah mempelajari lebih lanjut mengenai maksud dan tujuan pekerjaan ini
maka untuk lebih jelasnya mengenai pemahaman pekerjaan ada beberapa hal yang kiranya
perlu kami sampaikan, sebagai berikut :
TOR sudah cukup menjelaskan maksud dan tujuan dari pekerjaan sehingga tidak dikhawatirkan
terjadi salah pengertian terhadap maksud dan tujuan pekerjaan.
Dalam Kerangka Acuan Kerja dijelaskan bahwa lingkup pekerjaan secara umum yang dapat
disimpulkan adalah:
1. Kegiatan Persiapan
Survey Pendahuluan
5. Pelaporan
6. Diskusi
Dalam lingkup kegiatan terdapat pengumpulan data klimatologi. Menurut hemat pihak
konsultan berdasarkan pengalaman dalam pengerjaan proyek-proyek sejenis dan
berdasarkan standar kriteria perencanaan bangunan pengeman pantai. Pengukuran
klimatologi tidak diperlukan dalam perencanaan, terekesuali pekerjaan SID Bangunan
pengaman Pantai di Kabupaten Minahasa Utara dan Kota Manado ini merupakan daerah
muara. Dari data sekunder dan pengalaman pihak konsultan dalam bbebrapa proyek di
daerah yang beririrsan dengan lokasi pekerjaan ini tidak terdapat muara sungai dalam
daerah perencanaan.
Dalam KAK juga tidak terdapat analisa hidrodinamika muara sungai. Maka dalam
pekerjaanini pengumpulan data tidak diperlukan.
Dalam bagian 2 pengumpulan data primer di bagian g. Pengukuran Elevasi Muka Air
dikatakan bahwa pengukuran dilakukan selama 15 hari sementara data yang digunakan
dalam analisa seperti yang dikatakan pada bagian 3 tentang pengolahan data pasang surut
dikatakan data yang digunakan untuk analisa adalah 30 hari.
Pengumpulan data gelombang dalam KAK dikatakan dilakukan dengan visual dengan
menggunakan video recorder. Pengamatan dengan video recorder tidak dapat memberikan
data yang dapat digunakan sebagai pertimbangan desain dan analisa perbuhan garis
pantai. Untuk pengumpulan data lapangan dilakukan dengan wave recorder. Dengan
demikian akan didapatkan data time series yang dapat digunakan untuk analisa. Sehingga
metode data acquisition untuk memisahkan tiap spektrum perubahan muka air dapat
dilakukan dari hasil pengamatan dengan wave recorder tersebut.
Namun permaslaahan penggunaan wave recorder adalah selain mahal, juga membutuhkan
waktu yang cukup lama. Karena suatu data gelombang hasil pengamatan dapat digunakan
untuk analisa membutuhkan durasi data yang panjang. Sehingga dengan demikian
kejadian gelombang untuk perencanaan bisa didapatkan dari analisa.
Untuk pekerjaan ini sebaiknya data gelombang cukup di analisa dari proses hindcasting
data angin dari stasiun angin terdekat. Untuk survey kondisi gelombang dilakukan dengan
mewawancarai masyarakat sekitar mengenai kondisi gelombang menurut pengalaman
mereka di lokasi pekerjaan.
Dalam KAK belum terdapat kegiatan pengumpulan sedimen layang dari lokasi pekerjaan.
Sehingga dengan demikian di dapat karakter sedimentasi yang terjadi. Dengan demikian
analisa littoral drift dapat dilakukan dengan hasil yang jauh lebih baik.