Anda di halaman 1dari 3

PETA TEMATIK

KEBIJAKAN OPERASIONAL PENGELOLAAN SDA SAMPAI DENGAN 20 TAHUN MENDATANG


KONDISI EKONOMI TINGGI
ASPEK KONSERVASI SDA WS AKUAMAN
Perlindungan dan Pelestarian Sumber Air

• Menyediakan sarana prasarana bagi polisi hutan


• Melakukan reboisasi di setiap awal musim hujan didaerah
konservasi dengan tanaman yang sesuai peruntukannya
• Menetapkan daerah recharge (resapan dan tangkapan air) dan
melakukan penghijauan dengan tanaman yang sesuai
• Membuat batasan yang jelas antara kawasan lindung, penyangga
maupun produksi
• Pengaturan penggunaan maupun pengolahan lahan
• Rehabilitasi lahan kritis , agak kritis dan potensial kritis sebagai
resapan sumber air DAS dan imbuhan Cekungan Air Tanah (CAT)
pada semua DAS di WS. Akuaman dengan program
- Jangka Pendek : Lahan Sangat Kritis dan Kritis
- Jangka Menengah : Lahan Agak Kritis
- Jangka Panjang : Lahan Potensial Kritis
• Pengaturan Sempadan Sungai untuk semua sungai yang berada di
WS. Akuaman.
• Membuat zonasi pengembangan dan pemanfaatan daerah pantai
• Pembuatan Pelindung Pantai
• Terasering dalam pengolahan lahan di daerah yang curam
• Pembuatan Chek dam secara series dihulu sungai.
• Menghambat laju penebangan liar eydan degradasi hutan dan
lahan\Pemberdayaan masyarakat sekitar hutan agar ikut memelihara
Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air dan mengamankan hutan
• Membangun dan merehabilitasi prasarana dan sarana untuk
 Melibatkan peran serta masyarakat untuk peduli terhadap konservasi SDA.
lingkungan dan membudayakan kali bersih.
 Membuat IPAL Komunal terutama dikawasan pemukiman dan
Industri
 Menetapkan baku mutu limbah yang dapat dibuangke sungai
 Membangun Tempat Pembuangan Sampah (TPA) di setiap wilayah
Kabupaten/Kecamatan Pengawetan Air
 Pengembangan titik pemantauan kualitas air sungai pada
tempat/lokasi yang banyak sumber pencemarnya dan melakukan • Pembuatan Waduk Anai dan Kuranji
pemantauan secara rutin. • Menetapkan daerah batas sempadan sungai, rawa, embung, situ
 Penambangan galian C dapat dikendalikan sehingga tidak dengan prioritas daerah pemukiman.
menyebabkan kerusakan lingkungan sungai, erosi tepi/tebing dan • Memfungsikan kembali situ/waduk dan Membangunan embung-
dasar sungai embung did aerah potensial
 Pengendalian pemanfaatan bantaran sungai sehingga dapat • Membuat peta zona kawasan kesesuaian terhadap sumur resapan
mengurangi erosi/longsor tepi/tebing sungai serta mengurang • Membuat perda tentang pembuatan sumur resapan di setiap rumah
hambatan aliran sungai sesuai zona kawasan kesesuaian sumur resapan
 Mengembangkan sistem perizinan dalam pembuangan limbah • Menggalakkan gerakan hemat air dengan program KKA (Kepedulian
 Membudayakan pengurangan sampah dengan konsep 3 R Konservasi Air)
 Menggalakkan program kali bersih • Kampanye dan sosialisasi program 3 R (Reduce, Reuse, Recycle)
 Mengembangkan konsep dan melaksanakan sistem water front city kepada semua lapisan masyarakat dengan teknologi tepat guna
PETA TEMATIK
KEBIJAKAN OPERASIONAL PENGELOLAAN SDA SAMPAI DENGAN 20 TAHUN MENDATANG
KONDISI EKONOMI TINGGI
ASPEK PENDAYAGUNAAN SDA WS AKUAMAN
Penggunaan Sumber Daya Air
Penataan Sumber Daya Air
• Membangun waduk dan revitalisasi situ/waduk
•Membuat batasan secara jelas antara kawasan yang ada
lindung kawasan penyangga dan kawasan • Melaksanakan pembangunan dan rehabilitasi
budidaya (zonasi) jaringan air bersih untuk memenuhi kebutuhan air
•Penegakan hukum untuk pemanfaatan lahan RKI di perkotaan dan pedesaan.
sesuai dengan RTRW • Meninjau nilai finansial pengelolaan
•Meningkatkan penjagaan dan perlindungan pendistribusian air bersih sebagai dasar penentuan
kawasan hutan lindung tarif progresif
•Menetapkan atau mengatur penggunaan air • Membuat waduk dan embung untuk meningkat
atau melakukan alokasi air ketersediaan air baku
• Mengembangkan Pembangkit Listrik Tenaga Mini
Hidro(PLTM) dan Pembangkit Listrik Mikro Hidro
Penyediaan Sumber Daya Air (PLTMH

• Melakukan reboisasi disetiap awal musim hujan didaerah


konservasi
• Pembangunan Waduk Anai dan Kuranji
• Pengembangan interbasin water transfer dari waduk Anai ke
DAS Ulakan, dari Waduk Kuranji ke DAS Arau Pengembangan Sumber Daya Air.
• Penggunaan lahan yang masuk daerah recharge (resapan dan
tangkapan air) sebagai kawasan konservasi sumber air,. •Membuat perencanaan penggunaan air untuk
• Rehabilitasi hutan dan lahan yang masuk daerah recharge (resapan multifungsi
dan tangkapan air). •Perbaikan O & P Saluran Induk, Saluran
• Menyediakan air baku untuk RKI dengan membuat IPA dan sistem Sekunder dan Sal. tersier untuk meningkatkan
transmisi baru dan memfungsikan kembali sistem yang ada efisiensi irigasi
• Menyediakan air baku irigasi dengan rehabilitasi sistem irigasi •Optimalisasi pembagian air dengan Perbaikan
• Penyediaan air untuk perikanan Pintu Air di Bendung dan Bangunan Bagi
•Pembuatan Waduk dan Embung untuk
Pengusahaan Sumber Daya Air
meningkatkan pelayanan kebutuhan air baku
• Membuat Perda tentang tariff progresif bagi penerima manfaat. untuk RKI dan Irigasi
•Mengevaluasi sistem Pola Tanam disesuikan
• Menetapkan sistem perizinan pengusahaan guna menciptakan kepastian hukum bagi dunia usaha
dengan ketersediaan air.
dalam pengusahaan SDA
•Penggunaan padi yang menggunakan sedikit air
• Mengembangkan dan menerapkan sistem pemantauan dan pengawasan pelaksanaan pengusahaan
(SRI)
dan memperkuat instansi Pemda terkait,untuk pengaturan peran dunia usaha dalam pengusahaan
SDA
• Mengembangkan dan menyempurnakan persyaratan dan prosedur kerjasama pengusahaan SDA
dan menerapkannya secara konsisten
• Menyehatkan kelembagaan pelayanan air minum (PDAM),mencakup redefinisi kelembagaan,
profesionalisme pelayanan, full cost recovery dan peningkatan cakupan pelayanan.
PETA TEMATIK
KEBIJAKAN OPERASIONAL PENGELOLAAN SDA SAMPAI DENGAN 20 TAHUN MENDATANG
KONDISI EKONOMI TINGGI
ASPEK PENGENDALIAN DAYA RUSAK WS AKUAMAN

Pencegahan.

Strukural :
•Membangun tanggul banjir penahan banjir,
•Perbaikan dan pengaturan alur sungai,
•Membuat sistem alokasi banjir,
•Membangun Bendungan atau Waduk Pengendali Banjir,
•Membangun sistem drainasi/pembuang,
Pemulihan •Memanfaatkan daerah retensi banjir,
•Membangun sistem polder
•Inventarasi dan dokumentasi sarana •Memanfaatkan saluran irigasi dan drainase sebagai
tampungan (long storage)
dan prasarana sumberdaya air •Membuat bangunan pengaman sungai
•Memperbaiki sarana dan prasarana •Membuat bangunan pengaman pantai
SDA yang telah mengalami kerusakan •Memperbaiki daerah muara
antara lain pintu air, tanggul atau tebing •Pembuatan dan perbaikan saluran drainase, pengembangan
konsep drainase berkelanjutan dan berwawasan lingkungan
sungai, rehabilitasi sarana draenase dll.
Nonstruktural :
• Konservasi daerah hulu
• PERDA penataan daerah tangkapan resapan air dan
perlindungan setempat.
• Perda sempadan sungai
Penanggulangan. • Perda pengaturan pengambilan dan lokasi galian C
• Perda pemberian ijin mendirikan bangunan harus
•Membuat peta daerah rawan banjir. dilengkapi sumur resapan
•Melakukan pemantauan daerah rawan banjir secara • Menciptakan sistem perizinan yang berprinsip "Zero Delta
terus menerus. q Policy" bagi pelaku pengembang kawasan
•Pengendalian daerah rawan banjir. • Menyusun norma, standar, pedoman dan manual
•Melakukan perawatan dan optimasi sarana dan pengembangan kawasan yg berprinsip "Zero Delta q
Policy"
prasarana pencegah banjir. • Pelarangan pembuangan sampah ke sungai,
•Menyiapkan bahan bahan dan peralatan yang • Sosialisasi re use, reduce dan recycle untuk mengurangi
dibutuhkan untuk penanggulangan darurat banjir limbah (padat dan cair)
antara lain : karung plastik, bronjong kawat, perahu • Penetapan kawasan rawan bencana (mitigasi)
karet dll • Early warning sistem untuk kawasan sangat rawan
•Menyiapkan daerah serta jalur evakuasi • Melibatkan peran serta masyarakat dalam pengelolaan
•Memberikan informasi tentang banjir dan WS
penaggulangan kepada masyarakat.
•Melibatkan peran serta masyarakat dalam
penanggulangan banjir dengan menanamkan
pemahaman mengantisipasi dan adaptasi dengan
banjir

Anda mungkin juga menyukai