Anda di halaman 1dari 34

KERANGKA ACUAN KERJA

SID BANGUNAN PENGAMAN PANTAI DI KABUPATEN MINAHASA UTARA DAN


KOTA MANADO

1. LATAR BELAKANG

Kerusakan pantai dan pesisir di Sulawesi Utara dalam bentuk erosi dan abrasi yang
diakibatkan oleh fenomena alam seperti kuatnya arus, ombak, dan angin serta akibat
perbuatan manusia terus bertambah dari waktu ke waktu. Hal ini memerlukan suatu usaha
penanggulangan yang efektif agar kerusakan pantai di Sulawesi Utara dapat diminimalisir.
Pantai di Kabupaten Minahasa Utara dan Kota Manado merupakan pantai yang
mempunyai formasi pantai yang sebagian besar berpasir. Daerah pantai ini merupakan
daerah dimana sebagian besar penduduknya adalah nelayan. Sebagian besar dari mereka
bermukim sangat dekat dengan garis pantai sehingga tidak ada lagi daerah sempadan pantai.
Pantai di Kabupaten Minahasa Utara dan Kota Manado juga merupakan tempat yang
sering dikunjungi para wisatawan sehingga pantai ini merupakan investasi yang bagus untuk
dapat dikembangkan untuk areal wisata. Bahkan saat ini telah terdapat fasilitas Hotel dan
restoran yang telah dikembangkan oleh pihak swasta untuk memfasilitasi para wisatawan
tersebut. Hal ini mendasari perlunya adanya suatu usaha pemeliharaan dan perawatan
kondisi pantai sehingga mendukung untuk dijadikan suata areal wisata yang competible.
Permasalahan yang paling dominan pada daerah pantai ini adalah masalah erosi garis
pantai, pendangkalan, perkembangan permukiman yang cenderung ke arah pantai, abrasi,
pencemaran dan kerusakan ekosistem pesisir.
Untuk mengatasi permasalahan tersebut diatas maka diperlukan suatu survey
investigasi dan detail desain yang tepat untuk menghasilkan detail desain antara lain sebagai
berikut:
 Hard measures protection, yakni misalnya membuat bangunan pantai seperti: terumbu
karang buatan (artificial coral reef, berupa submerge breakwater), detached breakwater,
tembok laut (sea wall), pelindung tebing (revetment), groin, krib sejajar pantai dan tanggul
laut.
 Soft measures protection, yakni misalnya membuat peremajaan pantai (beach
nourishment), pembentukan dune, rehabilitasi mangrove, dan rehabilitas coral.

2. MAKSUD & TUJUAN PEKERJAAN

Tujuan pekerjaan ini adalah:


 Mempelajari dan melakukan identifikasi masalah-masalah yang terjadi di sekitar lokasi
pekerjaan, yang mencakup masalah teknis pantai dan pesisir, sosial, ekonomi, budaya

1
dengan berbagai peruntukan budidaya kawasan sekitarnya, baik untuk permukiman,
pertanian, perindustrian, pariwisata maupun kegiatan perekonomian lainnya.
 Melaksanakan pengukuran hidro-oseanografi dan pemodelan untuk penyusunan System
Planning dan Detail Design pengendalian erosi pantai menggunakan hard measures
protection misalnya seperti terumbu karang buatan, bangunan pantai (groin, jetty,
tanggul laut, krib, revetment dan seawall) dan soft measures protection berupa green
belt (vegetasi) sesuai dengan kondisi pantai yang akan di kendalikan di sepanjang pantai.
 Menghasilkan Detail Desain untuk bangunan pengaman pantai sesuai dengan hasil
analisa.

3. SASARAN

 Mendukung tercapainya tujuan pemerintah dan masyarakat dalam mengelola secara baik
sumber daya air lebih khusus mengendalikan daya rusak air yang akan sangat merugikan
masyarakat, pemerintah, bangsa dan negara.
 Terlaksananya pembangunan struktur pengamanan pantai di Kabupaten Minahasa Utara
dan Kota Manado dalam rangka mencegah lebih jauh kerusakan pantai dan pesisir yang
terjadi akibat fenomena alam laut, menanggulangi kerusakan pantai yang telah terjadi
serta memulihkan keadaan lingkungan di pesisir, pantai dan wilayah laut dekat pantai.

4. NAMA DAN ORGANISASI PENGGUNA ANGGARAN

Satuan Kerja Balai Wilayah Sungai Sulawesi I, Kegiatan Perencanaan dan Program,
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air, Departemen Pekerjaan Umum.

5. SUMBER PENDANAAN

Untuk pelaksanaan kegiatan ini diperlukan biaya sebesar Rp. 500.000.000.- (Lima
Ratus Juta Rupiah) termasuk PPN dibiayai APBN Tahun Anggaran 2009.

6. LINGKUP, LOKASI KEGIATAN, DAN FASILITAS PENUNJANG SERTA ALIH


PENGETAHUAN

6.1. Lingkup Kegiatan


Ruang lingkup pekerjaan ini meliputi:
a.Inventarisasi dan identifikasi kerusakan pantai di lokasi pekerjaan. Pengumpulan data
sekunder dan primer melalui survei topografi, batimetri, hidro oceanografi dan
mekanika tanah tanah.
b. Pengolahan dan analisa data.
c.Pemodelan matematik dan pembuatan system planning.

2
d. Membuat Detail Desain bangunan pelindung pantai dengan bentuk dan posisi terbaik,
seperti Breakwater (High/Low Crested atau Submerged Breakwater), Groin, dan
Seawall, serta green belt (vegetasi/mangrove).
e.Pembuatan dokumen laporan dan gambar-gambar desain.

Secara lengkap tahapan kegiatan-kegiatan secara garis besar dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Kegiatan Persiapan
 Pengumpulan Data Sekunder
Data sekunder yang harus dikumpulkan terdiri atas:
a.Klimatologi
- Data curah hujan, kecepatan angin, temperatur, dsb.
b. Hidro oceanografi
- Data arus, pasang surut, gelombang, dsb.
c.Topografi dan Batimetri yang tersedia
d. Geologi, Biomorfologi Pantai, dan Hidrooseanografi yang tersedia.
- Peta Geologi
- Data sedimen nearshore, erosi/akresi, longshore drift, dsb.
- Data sumber daya pantai, ekosistim coral, hutan bakau, dsb.
- Data rekaman tinggi dan periode gelombang, pola arus, dsb.
e.Informasi Kondisi Tata Guna Lahan Pantai dan Pesisir
- Tata guna lahan, kemiringan, status lahan, dsb.
f. Informasi Kondisi bangunan pengaman pantai eksisting
- Kondisi struktur, posisi dan tata letak, status bangunan (dibangun oleh siapa dan
waktu pembangunan, dll).
g. Informasi Kondisi kerusakan pantai eksisting
- Tingkat kerusakan pantai, penyebab kerusakan (bencana alam, penambangan karang,
perusakan hutan bakau, dsb).
h. Data Sosial, Ekonomi, Lingkungan, RUTR, RDTR dan Peraturan/Kebijakan Pemerintah (5
tahun terakhir untuk data Sosial Ekonomi dan lingkungan, serta minimal perencanaan 10
tahun kedepan data rencana tata ruang wilayah).
i. Data-data pendukung lainnya.
- Peta-peta, foto udara, peta citra digital, dsb.
- Laporan studi terdahulu
- Data dokumentasi sebelumnya, dll.
 Mengadakan Persiapan Pengumpulan Data Primer
- Membuat program kerja dan peta kerja survey.
- Penyiapan personil pelaksana survey.
- Penyiapan peralatan dan fasilitas penunjang survey.

3
2. Pengumpulan Data Primer
Data primer dikumpulkan melalui survey lapangan yaitu :

A. Survey Pendahuluan
Survey ini dimaksudkan untuk menginventarisasi dan mengidentifikasi kerusakan pantai di
lokasi pekerjaan serta menentukan referensi untuk pengukuran, batas lokasi survey (survey
topografi dan batimetri).

B. Survey Topografi dan Hidro oceanografi


Pekerjaan survey topografi yaitu pekerjaan pengukuran situasi secara detail dengan maksud
untuk mendapatkan data planimetris di lapangan beserta seluruh detail topografinya lengkap
dengan data batas vegetasi dan batas kondisi geomorfologi pantai. Selanjutnya peta ini akan
digunakan sebagai dasar pembuatan rencana detail rinci bangunan pengaman pantai dalam
rangka menunjang pengelolaan kawasan budidaya sekitar. Pengukuran juga dilakukan untuk
menggambarkan situasi tapak bangunan pengaman pantai.
Pekerjaan ini antara lain meliputi:
a. Pemasangan Bench Mark dan Patok-patok Kayu
Pemasangan Bench Mark (BM) harus bersamaan pada waktu pematokan polygon,
sehingga BM tersebut langsung terukur pada waktu pengukuran sudut dan waterpass.
Bench Mark harus dibuat dari bahan campuran beton dengan ukuran 20 x 20 x 100 cm
(memakai tulangan), yang di atas tanah 25 cm sedangkan tertanam 75 cm, bersamaan
patok Control Point (CP). Pengamatan matahari dilakukan disetiap BM ke CP. Bahan
patok-patok kayu harus dipilih yang berkualitas baik, ukuran 5 x 7 x 60 cm. Jumlah BM
yang terpasang dikonsultasikan dengan Direksi dan Pengawas dan diusahakan dipasang
pada daerah yang strategis (aman dan mudah dicari). Pemasangannya sedemikian
sehingga cukup kokoh atau tidak goyah selama periode pelaksanaan berlangsung. Jarak
antara dua patok untuk polygon dan waterpass adalah 20-25 m.
b. Pengukuran Polygon
Pada pengukuran polygon utama maupun cabang semua BM yang dekat dengan jalur
pengukuran tersebut harus diukur.
Polygon cabang:
- Alat ukur yang dipakai boleh jenis TM 20 atau yang sejenis.
- Pengamatan sudut horizontal dilakukan 1 (satu) seri.
- Jarak diukur dengan pita ukur baja dengan pergi pulang (2 kali bacaan jarak). Jika
kring polygon terlalu besar harus dibagi menjadi beberapa kring tertutup. Titik 0
(nol) ditetapkan berdasarkan pengamatan pasang surut setempat atau tinggi muka laut
rata-rata (MSL).
- Profil melintang ke arah laut sampai pada pasang terendah (± 100 m).

4
- Awal dan akhir harus dipasang BM.
c. Pengukuran Waterpass
- Pengukuran waterpass harus manggunakan alat ukur NAK atau alat yang sederajat.
- Sebelum memulai pekerjaan alat ukur ini pada setiap pagi harus diadakan
pengecekan garis bidiknya, sehingga bila mana ada kesalahan harus dapat langsung
dikalibrasi pada alat tersebut. Data pengecekan harus ditulis pada buku ukur, setiap
akan mengadakan pengkuran pada hari itu. Pengukuran waterpass utama dilakukan
dengan cara dobel stand pergi-pulang, serta pembacaan tiga benang sehingga dapat
dikontrol langsung
2 PT = Ba + Bb.
- Pengukuran waterpass dimulai dan diakhiri pada patok yang sama.
- Pengukuran waterpass cabang dengan cara pergi pulang, rambu diukur dibaca 3 (tiga
benang).
d. Pengukuran situasi dan pengukuran rincian batas vegetasi, dan batas kondisi
geomorfologi pantai seperti ruas pantai kritis, headland, dsb., secara detail :
- Alat ukur yang digunakan theodolite To atau yang sederajat .
- Pengukuran situasi ini dilakukan dengan metode raai yang harus terikat pada titik-
titik polygon.
- Polygon raai dibaca satu seri; pengukuran jarak raai dipakai pita ukur baja dan dicek
dengan jarak optis. Kerapatan pengambilan titik-titik detail ketinggian (spot height)
pada daerah datar maksimum 20 m dan pada daerah tebing disesuaikan. agar garis
kontur dapat tergambar dengan teliti, serta hasil informasi ketinggian yang memadai.
- Pengambilan data rincikan seperti batas-batas kondisi geomorfologi kebun, lahan,
nama kampung/desa, batas hutan, alang-alang, kebun dan lain-lain, harus tercakup
didalam kegiatan pekerjaan pengukuran situasi ini.
e. Perhitungan/Evaluasi Data Ukur
Hasil pengukuran yang didapatkan dari lapangan harus segera dihitung dengan
demikian bila terjadi kesalahan dapat dengan segera diadakan pengukuran ulang.
Sebelum memulai pengukuran koordinat, harus diadakan terlebih dahulu
pengecekan-pengecekan hasil ukuran misalnya syarat-syarat pengukuran polygon
kring, ketelitian sudut yang diijinkan dan lain-lain, sehingga sebelum memulai
hitungan koordinat dan elevasi syarat-syarat tersebut harus sudah terpenuhi.
f. Penggambaran
- Setelah perhitungan-perhiitungan koordinat selesai, sambil menunggu hasil
perhitungan elevasi dan titik-titik detail, pengeplotan koordinat dengan system grafis
tidak diperbolehkan.
- Seperti pekerjaan-pekerjaan pengukuran; perhitungan; pekerjaan penggambaran
ini harus dipimpin oleh seorang koordinator yang berpengalaman, hal ini
dimaksudkan agar dapat terkoordinir dengan baik serta hasil survey yang maksimum

5
dengan waktu yang tepat.
- Ketentuan gambar sebagai berikut :
 Garis silang grid dibuat setiap 10 cm arah x dan arah y.
 Gambar konsep draft harus diperiksa terlebih dahulu kepada Direksi sebelum
digambar final pada drafting ukuran 80 / 90 gram /m2.
 Semua BM baik yang lama maupun yang baru atau yang digunakan sebagai
BM referensi harus digambar pada peta lengkap dengan ketinggiannya.
 Pada tiap kelipatan 2,5 m, garis kontur dibuat tebal dan dilengkapi dengan
elevasinya.
 Setiap lembar gambar dilengkapi dengan arah orientasi, daftar legenda, nomor
urut dan jumlah lembar gambar serta titik referensi yang digunakan lengkap
dengan data x, y dan z nya.
g. Pengukuran Elevasi Muka Air
Pengukuran ini dilakukan untuk:
- Mendapatkan informasi elevasi muka air pada sungai, muara atau pun laut (baik yang
dipengaruhi pasang-surut ataupun yang tidak).
- Untuk mendapatkan data yang akan dianalisis lebih lanjut untuk peramalan dan
model matematik.
- Untuk menentukan bidang referensi misalnya MSL, LLWS, HHWS, dsb.
- Untuk menentukan korelasi antara elevasi dan kecepatan air atau debit (Rating
curve).
Dalam pengukuran ini dapat digunakan cara manual ataupun otomatis. Untuk
pengukuran secara manual dapat digunakan bak ukur yang ditanamkan kedalam
dasar laut (tepi pantai). Pembacaan elevasi muka air (misalnya pasang surut) pada
staff gauge dilakukan setiap interval 1 (satu) jam untuk 15 (lima belas) hari. Elevasi
muka air yang akan diukur harus diikat ke Bench Mark. BM tersebut harus diikatkan
dengan jaringan triangulasi yang ada disekitar daerah pengukuran. Pengukuran cara
otomatis dapat menggunakan Automatic Water Level Recorder model Float Gauge
atau Pneumatic Gauge, dll.
h. Pekerjaan survey bathimetri, adalah pekerjaan pengukuran kedalaman yang antara lain
bertujuan membuat “hydrographic chart” untuk keperluan pemodelan matematik,
atau dipakai sebagai data kedalaman dalam perhitungan refraksi dan difraksi, ataupun
untuk mengetahui pendangkalan ataupun erosi pada suatu tempat. Pekerjaan ini dapat
dilakukan secara manual atau automatic.Pengukuran kedalaman laut/pantai dilakukan
sampai kedalaman perairan 20 m dibawah muka air laut.
Pekerjaan ini antara lain meliputi:
- Penentuan datum.
- Melakukan sounding. Setiap titik kedalaman harus dicatat posisi
koordinatnya (positioning) dengan menggunakan GPS.

6
- Peralatan yang digunakan adalah GPS dan Echosounder. Echosounder harus
dikalibrasi dahulu sebelum digunakan.
i. Pengukuran Gelombang
Pengukuran gelombang dapat dilakukan secara visual atau dengan menggunakan video
recorder pada saat-saat tertentu dimasa perencanaan ketika tinggi gelombang cukup
besar. Pengukuran dilakukan untuk mendapatkan tinggi gelombang, periode
gelombang dan arah datangnya gelombang.
j. Pengukuran Arus
Pengukuran arus dimaksudkan untuk mendapatkan gambaran perilaku arus perairan,
seperti kecepatan arus yang dominant dan arah arusnya.
Pengukuran harus dilakukan setiap jam pada beberapa stasiun (sesuai kebutuhan)
pengukuran dan beberapa kedalaman air per stasiun, yaitu 0,2d; 0,6d dan 0,8d
(d=kedalaman air). Pengukuran ini dilakukan selama 25 jam secara terus menerus. Alat
yang digunakan dapat berupa CM-2 Toho Dentan atau yang sejenis. Hasil pengukuran
harus diberikan dalam grafik pengamatan arus yang memplot hubungan antara
pasang-surut muka air laut dan arus yang diamati.
k. Program Pengukuran Hidro oceanografi
Agar supaya kegiatan hidro oceanografi berjalan lancar, maka pelaksanaannya perlu
dilakukan menurut urut-urutan yang benar. Pedoman urutan kegiatan hidrografi paling
tidak memuat 4(empat) tahap, yaitu:
- Pengikatan Vertikal (Vertical Control)
Untuk keperluan ini maka perlu dibuatkan titik tetap BM (Bench Mark) yang sudah
diketahui elevasinya (lihat penjelasan BM di atas). Pemasangan “water level
recorder” harus dilakukan pada saat paling awal dari suatu kegiatan hidrografi.
- Pengikatan Horizontal
Selama pelaksanaan hidrografi, lokasi kegiatan harus diikatkan atau ditentukan
dengan referensi tertentu misalnya dengan stasion yang telah disiapkan.
- Pelaksanaan kegiatan hidro oceonografi.
Menentukan “bed profile”, kecepatan arus, pengambilan contoh sedimen, pengukuran
salinitas atau temperatur dan lain sebagainya (bila diperlukan). Hasil sounding perlu
dikoreksi dengan data pasang surut yang terjadi pada saat pengukuran (sounding)
dilaksanakan. Pengukuran kecepatan, sedimen, dan salinitas perlu dilakukan pada
saat pasang dan pada saat surut.
- Situasi keadaan fisik daerah yang diukur
Situasi keadaan fisik daerah yang akan diukur perlu diketahui dengan baik, keadaan
fisik ini meliputi garis pantai, pulau, tebing sungai, karang, bangunan
pelabuhan/pelindung pantai, dsb.

7
 Hal Penting dalam Pengukuran Hidro oceanografi
Agar dalam kegiatan hidrografi dapat dilaksanakan dengan baik dan mendapatkan data
yang akurat dengan resiko kesalahan kecil, maka perlu diperhatikan hal-hal sebagai
berikut:
a. Blanko (format) pengukuran perlu disiapkan, sebelum kegiatan pengukuran
dilaksanakan/sebelum menuju lokasi.
b. Peralatan (instrumen) yang akan dipergunakan perlu dicheck, dan dikalibrasi
sebelum digunakan.
c. Jenis perahu atau kapal yang akan dipergunakan perlu dipilih agar sesuai dengan
tujuan pengukuran. Syarat-sarat kapal atau perahu survey antara lain:
 Dilengkapi dengan peralatan keamanan
 Cukup penerangan di kapal/perahu, baik yang berasal dari battery ataupun dari
generator set.
 Cukup ruangan untuk istirahat dan ruangan untuk bekerja
 Perahu/kapal perlu mempunyai sauh atau jangkar yang cukup baik dan cukup
berat.
 Peralatan untuk keperluan hidrografi dan hidrometri harus dapat dioperasikan
dengan mudah dari kapal/perahu.
d. Perlengkapan keamanan perlu disiapkan selama survey, misalnya: PPPK, Radio
Komunikasi, Ijin Polisi, Baju Pelampung. Dukungan logistik selama survey,
terutama apabila survey yang dilakukan pada daerah terpencil; agar dipersiapkan
dengan baik suplai bahan makanan, bahan bakar, obat-obatan, spare-part
perlengkapan pengukurandsb.

Hasil Pekerjaan Survey


a. Deskripsi Bench Mark dan Control Point
b. Peta situasi skala 1:2000 yang meliputi situasi topografi darat dan kedalaman laut
(bathymetry).
c. Peta tampang melintang pantai, dengan interval satu penampang dengan
penampang lain adalah 50 m. Panjang penampang minimal 200 m ke arah laut
diukur dari daratan (sekitar 20 m dari garis pantai pada MSL), atau sampai pada
batas terumbu karang, atau sampai pada kedalaman 20 m. Skala gambar H 1: 1000
dan V 1:100.
d. Peta ikhtisar dengan skala yang disesuaikan
e. Data pasang surut mencakup konstanta pasut, pola pasang surut, elevasi MSL,
LWL, HWL, LLWL, HHWL.
f. Data arus mencakup kecepatan dan arah arus, pola arus daerah nearshore dan pola
arus daerah littoral, dll.

8
g. Laporan tertulis survey hidrografi (dokumentasi, blangko yang sudah diisi, laporan
pelaksanaan, dll).

 Survey Geotek dan Mekanika Tanah


Maksud dari survey ini adalah untuk mendapatkan data sifat-sifat fisik/mekanika tanah yang
akan digunakan dalam perencanaan teknis rinci bangunan pengaman pantai.
Kegiatan ini meliputi:
- Pemboran tanah sampai kedalaman tertentu guna pengambilan contoh tanah
tidak terganggu (undisturbed sample) dan contoh tanah terganggu (disturbed sample).
Pemboran inti 2 titik per lokasi dan sondir 5 titik per lokasi.
- Uji Penetrasi (penetration test) sampai batas tekanan tertentu dengan
pembacaan tekanan ujung setiap kedalaman 0,20 m.
- Kegiatan lainnya yang menunjang diperolehnya hasil yang diharapkan dari
survey mekanika tanah ini.
Hasil dari kegiatan ini adalah:
- Data sifat fisik/mekanika tanah material pembentuk pantai yang dapat
digunakan dalam mengevaluasi kondisi geomorfologi pantai sehubungan dengan
karakteristik perairannya dan dalam merancang metode pengamanan dan mendesain
bangunan pengaman yang dibutuhkan di lokasi pekerjaan.
- Laporan survey lapangan Mekanika Tanah. (Dokumentasi, blanko yang sudah
terisi, ringkasan laporan pelaksanaan lapangan, resume hasil tes laboratorium, dll).

 Survey Sosial, Ekonomi dan Lingkungan


Survey sosial ekonomi dan lingkungan dimaksudkan guna mengidentifikasi permasalahan
lingungan yang ada yang mungkin timbul sebagai akibat pembangunan bangunan pengaman
pantai. Survey ini meliputi kegiatan-kegiatan:
- Pengumpulan data kependudukan, sosial, ekonomi dan lingkungan di lokasi
pekerjaan dan sekitarnya.
- Identifikasi permasalahan sosial, ekonomi dan lingkungan eksisting dan yang
mungkin timbul akibat dibangunnya pengaman pantai dan masalah-masalah lainnya.
- Mengidentifikasi gangguan ekosistem yang mungkin terjadi akibat
dibangunannya bangunan pengaman pantai.

Hasil dari Kegiatan ini adalah:


Laporan survey lapangan dengan sebuah hipotesa munculnya masalah dan konsep awal
penanganan masalah sosial, ekonomi dan lingkungan, disesuaikan dengan batasan dan
arahan KAK ini atau sesuai petunjuk.

9
3. Pengolahan dan Pengumpulan Data
 Pasang Surut Laut
Data hasil pengamatan pasut yang dilakukan selama 30 hari dipergunakan untuk menghitung
komponen-komponen pasang surut (tidal constituents) yang akan dipakai untuk meramalkan
elevasi pasut di wilayah perencanaan.
Analisa pasang surut dilakukan untuk memperoleh elevasi muka air penting yang
menentukan dalam perencanaan. Analisa pasang surut yang dilakukan mengikuti urutan
sebagai berikut:
- Menguraikan komponen-komponen pasang surut.
- Meramalkan fluktuasi muka air akibat pasang surut.
- Menghitung elevasi muka air penting.
Menguraikan komponen-komponen pasang surut adalah menguraikan fluktuasi muka air
akibat pasang surut menjadi komponen-komponen harmonik penyusunnya. Besaran yang
diperoleh adalah amplitudo dan fasa setiap komponen. Dalam pengolahan data pasang surut,
dapat digunakan metoda baik metoda Admiralty atau Least Square.
Peramalan pasang surut dilakukan untuk kurun waktu yang cukup panjang yaitu selama 20
tahun, di mana dalam kurun waktu tersebut diyakini semua variasi harmonik yang ada telah
tercakup seluruhnya. Hasil peramalan tersebut kemudian dianalisa lebih lanjut untuk
memperoleh beberapa elevasi penting dalam perencanaan sebagai berikut:

- HHWL : highest hight water level, muka air tertinggi.


- MHWS : mean high water spring, rata-rata muka air tinggi saat
purnama.
- MHWL : mean high water level, rata-rata seluruh muka air tinggi.
- MSL : mean sea level, rata-rata seluruh muka air yang terjadi.
- MLWL : mean low water level, rata-rata seluruh muka air rendah.
- MLWS : mean low water spring, rata-rata muka air rendah saat
purnama.
- LLWL : lowest low water level, muka air terendah.

 Angin
Pengetahuan mengenai sifat angin sangat penting dalam perencanaan perlindungan pantai
karena angin menimbulkan gaya-gaya horisontal yang perlu dipikul konstruksi bangunanan
pantai. Angin membangkitkan gelombang laut, gelombang ini menimbulkan gaya-gaya
tambahan yang yang wajib dipikul konstruksi bangunan pantai, serta perilaku gelombang
mempengaruhi lay-out bangunan pantai. Dan dari gelombang yang dibangkitkan oleh angin
bila membentuk sudut dengan garis pantai akan menimbulkan arus sejajar pantai yang sangat
penting pada perhitungan angkutan sedimen di pantai.

10
Data angin yang dianalisis adalah data magnitude kecepatan dan arah angin maksimum
harian dengan selang waktu data selama kurang lebih 15 tahun di ambil dari stasion
Klimatologi terdekat milik Badan Meteorologi dan Geofisika.
Metode pengolahan data yang dapat digunakan misalnya dengan cara statistik untuk
menghitung jumlah kejadian dan prosentase kejadian terhadap klasifikasi arah dan kecepatan
angin maksimum setiap bulan untuk seluruh data dalam selang waktu minimal 10 tahun.
Data angin kemudian diklasifikasikan dalam arah dan kecepatan yang dibagi dalam 8
(delapan) arah penjuru angin yaitu Utara, Timur Laut, Timur, Tenggara, Selatan, Barat Daya,
Barat, dan Barat Laut atau16 (enam belas) arah penjuru angin. Berdasarkan klasifikasi ini,
distribusi frekuensi dari setiap kecepatan dan arah angin dihitung kemudian ditabulasikan
dalam tabel serta digambarkan berupa mawar angin (wind rose) untuk tiap bulan (Januari s.d.
Desember) dan tahunan.

 Gelombang
Angin mengakibatkan gelombang laut. Data angin yang diperlukan adalah data angin setiap
jam berikut informasi mengenai arahnya. Arah angin dinyatakan dalam bentuk delapan
penjuru arah angin (Utara, Timur Laut, Timur, Tenggara, Selatan, Barat Daya, Barat dan
Barat Laut). Kecepatan angin disajikan dalam satuan knot, dimana:
1 knot = 1 mil laut / jam
1 mil laut = 6080 kaki (feet) = 1853,18 meter
1 knot = 0,515 meter / detik
Angka-angka statistic kecepatan angin disajikan secara visual dalam bentuk “windrose”.
Dari data kecepatan angin tersebut dapat diprediksi tinggi gelombang rencana.

 Statistik dan Peramalan Gelombang


Metoda peramalan gelombang dibedakan atas metoda peramalan gelombang laut dalam dan
peramalan gelombang laut dangkal. Dengan menggunakan data angin dan peta batimetri
peramalan gelombang di suatu perairan dapat dilakukan. Interaksi antara angin dan
permukaan air menyebabkan timbulnya gelombang (istilah lebih tepatnya adalah gelombang
akibat angin atau wind waves, untuk membedakan jenis gelombang yang ditimbulkan oleh
angin ini dengan misalnya, gelombang akibat kapal, dan sebagainya). Peta perairan lokasi
dan sekitarnya diperlukan untuk menentukan besarnya “fetch” atau kawasan pembentukan
gelombang. Adanya kenyataan bahwa angin bertiup dalam arah yang bervariasi atau
sembarang, maka panjang fetch dapat diukur dari titik pengamatan dengan interval 50.
Panjang fetch dihitung untuk 8 arah mata angin.

 Deformasi Gelombang

11
Konsultan harus melakukan kajian terhadap deformasi gelombang untuk mendapatkan
gambaran gelombang akibat terjadi perubahan bentuk yang disebabkan oleh proses refraksi
dan pendangkalan difraksi refleksi gelombang pecah.

 Proses perubahan pantai


Simulasi yang harus dilaksanakan adalah simulasi dengan pendekatan transportasi. Terdapat
berbagai rumus dan teori untuk transportasi sediment, pola arus dan gelombang, longshore
current dan perubahan garis pantai, dll., dengan berbagai pendekatan. Namun umumnya
masalah erosi pantai dan muara sulit diselesaikan secara analitis, sehingga diperlukan
pendekatan metoda numerik ataupun uji model fisik dalam memecahkan masalah tersebut.
Dalam pekerjaan ini, pendekatan yang diambil adalah dengan menggunakan metode numerik
untuk memecahkan masalah yang dimodelkan secara matematik. Pemodelan matematik
dilakukan pada pantai yang dianggap paling kritis dan cenderung memiliki persoalan
interaksi masalah pantai dan muara.
Alat bantu simulasi model matematik yang dapat dipergunakan adalah software hasil karya
tenaga ahli sendiri yang sudah mendapat pengakuan professional atau mengunakan
commercial software seperti SMS versi 8,0 ke atas atau MIKE3.
Hasil dari Pekerjaan ini adalah:
- Hasil analisis berupa ploting gambar pola arus saat air pasang dan air surut,
perubahan dasar laut (perubahan bathymetry), baik eksisting maupun setelah
diberikan perlakuan dengan meletakkan bangunan-bangunan pengaman pantai, dsb
dalam beberapa alternatif bentuk dan tata letak/posisi bangunan.
- Gambaran flowrate yang mencakup volume sedimen rata-rata, pendangkalan per
periode tertentu.
- Hasil analisis simulasi berupa plotting gambar perubahan garis pantai mulai dari
kondisi eksisting hingga rencana (setelah diberi perlakuan).
- Hasil analisis longshore current, littoral drift baik eksisting maupun setelah diberi
perlakuan.
- Hasil perhitungan sedimen total dalam area pekerjaan.

 Muara Sungai
Bilamana pada lokasi kegiatan ditemukan muara sungai maka harus dilakukan pengkajian
terhadap efek back water sehingga penutupan muara sungai dapat dideteksi penyebabnya dan
dapat ditentukan pola penanganannya.

 Publik Consultation Meeting (PCM)


PCM ini dilakukan oleh konsultan dalam rangka mendapatkan persoalan-persoalan lapangan
yang belum terakomodir sebelumnya, dengan melibatkan semua pihak yang berkepentingan

12
seperti pemerintah, BPD, tokoh-tokoh adat/agama, LSM , dll. Hasil PCM dibuat dalam
laporan tersendiri.

4. Perencanaan Bangunan Pengaman Pantai


Sebelum memunculkan penentuan bangunan terpilih maka harus dilakukan alternatif
bangunan sebagai konsep alternatif penanggulangan masalah. Untuk mendapatkan bangunan
terpilih dilakukan metode AHP (Analysys Hyrarchy Process) pada alternatif tersebut di atas.
Kegiatan perencanaan dimaksudkan guna membuat rencana teknis rinci berdasarkan hasil
pengolahan data seperti yang disebut di atas. Selain itu untuk dapat memilih dan meletakkan
suatu jenis konstruksi bangunan pengaman pantai yang tepat, maka data-data kondisi sosial
ekonomi dan daya dukung lingkungan pantai dan perairan di lokasi pekerjaan harus pula
menjadi dasar dalam perencanaan/detail desain.
Kegiatan ini meliputi penyusunan system planning dan detail desain bangunan.

a. Penyusunan System Planning


- Analisa dan evaluasi kondisi fisik dan sosial ekonomi termasuk di dalamnya
menggambarkan masalah dan penyebab masalah secara detail.
- Perumusan rencana pengembangan lokasi survey dengan memperhatikan aspek
teknis, non teknis dan lingkungan.
- Perencanaan System Planning mencakup: 1). Menyusun konsep pengamanan daerah
pantai berdasarkan faktor kondisi fisik yang dimodelkan secara matematik, dan sosial,
ekonomi, lingkungan.; 2). Menyusun perbandingan dari beberapa alternative sistem
pengaman pantai menurut keuntungan dan kerugiannya dilihat dari faktor-faktor seperti
disebut dalam point 1).

Hasil dari kegiatan ini adalah :


- Laporan System Planning

b. Detail Desain Bangunan


Analisa dan perhitungan dalam struktur yang mencakup:
- Jenis/tipe bangunan yang terpilih, yaitu meliputi ukuran/dimensi bangunan yang
diperlukan, pemilihan bahan/material yang digunakan, kekuatan dan stabilitas bangunan
bagian atas, dan stabilitas pondasi. Bangunan yang dimaksud dapat berupa:
a. Terumbu karang buatan.
b. Seawall, Breakwater, Groin, Jetty, Krib, dll.
c. Green Belt/mangrove, dll.

13
- Penyusunan nota desain dan spesifikasi teknis pekerjaan
- Perhitungan volume kerja dan rencana anggaran biaya (dengan beberapa alternatif).
- Penyusunan pedoman pemeliharaan bangunan pengaman pantai.

Hasil Kegiatan ini adalah laporan-laporan yang meliputi:


- Nota Desain
- Spesifikasi Teknis
- Volume Kerja dan RAB
- Gambar Desain
- Metode Pelaksanaan Pekerjaan
- Pedoman Pemeliharaan Bangunan
- Konsep Laporan Akhir dan Laporan Akhir
- Ringkasan Laporan Akhir
(semua hasil kegiatan ini harus diasistensi dahulu kepada Direksi Pekerjaan/Ass.
Perencanaan)

6.2. Lokasi Kegiatan


Lokasi pekerjaan ini meliputi Pantai di Kabupaten Minahasa Utara dan Kota Manado.

6.3. Data dan Fasilitas Penunjang


1). Penyediaan oleh Pengguna Jasa.
Informasi data dan fasilitas yang dapat digunakan oleh Penyedia Jasa:
- Staf Pengawas/Pendamping
Pengguna jasa akan mengangkat petugas atau wakilnya yang bertindak sebagai
pengawas atau pendamping dalam rangka pelaksanaan pekerjaan.

2). Penyediaan oleh Penyedia Jasa.


Penyedia Jasa harus menyediakan dan memelihara semua fasilitas dan peralatan yang
dipergunakan untuk kelancaran pelaksanaan pekerjaan. Fasilitas yang harus
disediakan, antara lain:
- Satu kantor harus dibuka di lokasi pekerjaan dilengkapi dengan peralatan yang
diperlukan.
- Fasilitas transportasi yang sesuai dengan keadaan lapangan untuk inspeksi lapangan.
- Peralatan di lapangan seperti:
a. Theodolit T0 dan T2 dengan aksesorisnya
b. Waterpass NAK2 dan aksesorisnya
c. Current Meter
d. 1 set perlengkapan pengambilan sample tanah

14
e. Komputer
f. GPS (Global Positioning System), dsb.

6.4 Alih Pengetahuan


Apabila dipandang perlu oleh Pengguna Jasa maka Penyedia Jasa harus mengadakan
pelatihan, kursus singkat, diskusi dan seminar terkait dengan substansi pelaksanaan
pekerjaan dalam rangka alih pengetahuan kepada staf satuan kerja.
Mengadakan kegiatan alih pengetahuan software-software komputer yang digunakan
terhadap tenaga-tenaga satuan kerja yang diberikan tanggungjawab pengawasan pelaksanaan
study sehingga bisa tercipta sinergitas yang harmoni dari fase awal (inception), fase
pertengahan (interim), sampai pada fase akhir (final dan penyempurnaan) pelaksanaan
pekerjaan.

7. METODOLOGI

Metodologi yang digunakan disesuaikan dengan lingkup kerja yang ada pada tujuan dan sasaran
pekerjaan ini.

8. JANGKA WAKTU PELAKSANAAN

Jangka waktu pelaksanaan kegiatan ini selama 5 bulan (seratus lima puluh hari kalender).

9. TENAGA AHLI, TECHNICIAN DAN TENAGA PENUNJANG

9.1. Tenaga Ahli


Tenaga Ahli (professional) Konsultan sekurang-kurangnya harus memenuhi
kualifikasi sebagai berikut:

a). Team Leader


Berpendidikan S2 berpengalaman 5 tahun dari pekerjaan yang berhubungan dengan
pengelolaan dan pengamanan pantai.
Berkemampuan memimpin dan dapat bekerja sama dengan pihak-pihak lain serta bertanggung
jawab atas hasil pekerjaan tersebut.
Mempunyai tugas:
- Mengkoordinir pelaksanaan seluruh kegiatan tim konsultan di proyek, baik pekerjaan
lapangan maupun pekerjaan analisa dan kantor serta memeriksa pekerjaan yang
ditugaskan pada masing-masing personil/tenaga ahli.

15
- Mengadakan hubungan dengan pihak proyek (Direksi) dan instansi lain yang terkait
guna menunjang kegiatan proyek, baik melalui diskusi maupun rapat.
- Menyusun jadwal waktu kerja aktual para tenaga ahli dalam pelaksanaan tugas
pekerjaan masing-masing.
- Melaksanakan inventarisasi data dan informasi serta membuat pedoman/catatan
perencanaan (design note) yang akan digunakan oleh seluruh anggota tim dalam
merencanakan pekerjaan.
- Bertanggung jawab seluruhnya mengenai kualitas seluruh hasil pelaksanaan
pekerjaan konsultan dan laporan yang disajikan.
- Melaksanakan pekerjaan identifikasi dan evaluasi data dan informasi dari studi
terdahulu maupun lapangan.
- Menjalankan tugas keseluruhan secara terus menerus.

b). Coastal Engineer


Strata I Teknik Sipil/Teknik Pantai dengan pengalaman jasa konsultansi professional
dibidang keahliannya minimal 5 tahun dalam perencanaan desain bangunan pantai.
Mempunyai tugas:
- Membuat perencanaan teknis bangunan pantai.
- Merencanakan dan membuat program pelaksanaan teknis dilapangan.
- Membuat dan membantu laporan yang diperlukan team leader.
- Melaksanakan diskusi dengan anggota tim lainnya agar hasil pekerjaan menjadi
komprehensif dan terpadu.

c). Ahli Teknologi Informasi Pantai (Coastal IT Engineer)


Strata I Teknik Sipil/Teknik Pantai/Oseanografi dengan pengalaman jasa konsultansi
professional dibidang keahliannya minimal 5 tahun terutama dalam penyusunan dan
pemanfaatan program-program komputer berpaten seperti SMS, MIKE3 atau sejenisnya.
Mempunyai tugas:
- Bekerja sama dengan ahli teknik pantai untuk menyusun model matematik dan model
numeric dari permasalahan pantai (lokasi pekerjaan) untuk dimasukkan kedalam
program komputer (software) untuk pemodelan masalah pantai.
- Menggunakan software-software pemodelan masalah pantai dan muara seperti
Surface Water Modelling System (SMS), MIKE 3 atau sejenisnya yang sudah
mendapat pengakuan secara internasional.
- Membantu Team Leader dalam penyusunan laporan.
- Melaksanakan diskusi dengan anggota tim lainnya agar hasil pekerjaan menjadi
komprehensif dan terpadu.

d). Structure Engineer/Soil Mechanis Eng./Cost Estimate

16
Strata I Teknik Sipil dengan pengalaman jasa konsultansi professional dibidang
keahliannya minimal 5 tahun, terutama dalam perhitungan konstruksi untuk pekerjaan
perencanaan desain bangunan pantai.

Mempunyai tugas:
- Melakukan penelitian dan kajian mengenai kelayakan rencana bangunan pengaman
pantai dari berbagai aspek.
- Membuat dan membantu laporan yang diperlukan team leader.
- Melaksanakan diskusi dengan anggota tim lainnya agar hasil pekerjaan menjadi
komprehensif dan terpadu.
- Menyusun / membuat perhitungan BOQ, analisa harga satuan, RAB, metode kerja,
dan spesifikasi teknis

e). Ahli Geodesi


Strata I Teknik Sipil/Geodesi dengan pengalaman jasa konsultansi professional
dibidang keahliannya minimal 5 tahun atau Strata I Geodesi dengan pengalaman minimal 7
tahun.
Mempunyai Tugas ;
- Melaksanakan kegiatan-kegiatan yang dapat mendukung penentuan
kelayakan/tataletak bangunan dan situasi lokasi kegiatan.
- Membuat dan membantu laporan yang diperlukan Team Leader.
- Melaksanakan diskusi dengan anggota tim lainnya agar hasil pekerjaan menjadi
komprehensif dan terpadu.

f). Ahli Geotek/Mektan


Strata I Teknik Sipil/mekanika tanah/geoteknik dengan pengalaman jasa konsultansi
profesional di bidang keahliannya minimal 5 tahun.
Mempunyai tugas :
- Melakukan penelitian dan kajian menyangkut aspek-aspek penelitian tanah,
pengujian laboratorium dan kelayakan bangunan pengaman pantai dari segi
geoteknik dan keamanan bangunan.
- Membuat dan membantu laporan yang diperlukan team leader.
- Melaksanakan diskusi dengan anggota tim lainnya agar hasil pekerjaan menjadi
komprehensif dan terpadu.

g). Ahli Sosial Ekonomi


Strata I sosial ekonomi dengan pengalaman jasa konsultansi professional di bidang
keahliannya minimal 5 tahun.
Mempunyai tugas :

17
- Merumuskan dan memimpin survey sosiologi di lokasi sekitar proyek.
- Menganalisa data lapangan, data sekunder atau master plan yang sudah ada.
- Membantu merumuskan kajian-kajian sosial ekonomi dan hukum jika
dibutuhkan menyangkut tata letak bangunan pantai dan fungsinya.
- Membuat dan membantu laporan yang dierlukan team leader.
- Melaksanakan diskusi dengan anggota tim lainnya agar hasil pekerjaan menjadi
komprehensif dan terpadu.

h). Ahli Lingkungan


Strata I Teknik sipil/lingkungan dengan pengalaman jasa konsultansi professional
dibidang keahliannya minimal 5 tahun, memiliki sertifikat Amdal dan berpengalaman dalam
mengerjakan Amdal atau UPL/UKL pada pekerjaan disektor perikanan atau di bidang
pengairan/rawa pantai atau kegiatan reklamasi daerah pantai atau pembangunan fisik lainnya
di daerah pantai.
Mempunyai tugas:
- Melakukan penelitian dan kajian mengenai kelayakan bangunan pantai dari segi
lingkungan.
- Memberikan masukan kepada perencana (designer) agar dampak lingkungan
yang mungkin timbul dapat diperkecil atau ditiadakan.
- Membuat dan membantu laporan yang diperlukan team leader.
- Melaksanakan diskusi dengan anggota tim lainnya agar hasil pekerjaan menjadi
komprehensif dan terpadu.

i). Ahli Kelembagaan


Strata I dibidang hukum dengan pengalaman jasa konsultansi professional dibidang
keahliannya minimal 5 tahun.
Mempunyai tugas:
- Merumuskan kajian-kajian hukum menyangkut pekerjaan yang ada.
- Menyusun konsep kelembagaan menyangkut pekerjaan yang ada
- Membuat laporan dan membantu laporan yang diperlukan team leader.
- Melaksanakan diskusi dengan anggota tim lainnya agar hasil pekerjaan menjadi
komprehensif dan terpadu.

9.2. Assisten Tenaga Ahli


a). Assisten Coastal Engineer
Strata I Teknik Sipil/Teknik Pantai dengan pengalaman jasa konsultansi professional
dibidang keahliannya minimal 4 tahun, terutama dalam perencanaan desain bangunan pantai.
Mempunyai tugas:
- Membantu dan membuat laporan yang diperlukan ahli Pantai

18
- Melaksanakan diskusi dengan anggota tim lainnya agar hasil pekerjaan menjadi
komprehensif dan terpadu.

b). Assisten Coastal IT Engineer


Strata I Teknik Sipil/Teknik Pantai/Oseanografi dengan pengalaman jasa konsultansi
bidang keahliannya minimal 4 tahun, terutama dalam penyusunan dan pemanfaatan program-
program komputer berpaten seperti SMS, MIKE3 atau sejenisnya.
Mempunyai tugas:
- Membantu ahli teknik informasi pantai untuk menyusun model matematik dan
model numeric dari permasalahan pantai (lokasi pekerjaan) untuk dimasukkan
kedalam program komputer (software) untuk pemodelan masalah pantai.
- Membantu ahli teknik informasi pantai dalam penyusunan laporan.
- Melaksanakan diskusi dengan anggota tim lainnya agar hasil pekerjaan menjadi
komprehensif dan terpadu.

c). Assisten Ahli Struktur


Strata I Teknik Sipil dengan pengalaman jasa konsultansi professional dibidang
keahliannya minimal 4 tahun, terutama dalam perhitungan konstruksi untuk pekerjaan
perencanaan desain bangunan pantai.
Mempunyai tugas:
- Membantu dan membuat laporan yang diperlukan ahli Struktur.
- Membantu ahli struktur dalam perhitungan konstruksi untuk pekerjaan
perencanaan desain bangunan pantai.
- Melaksanakan diskusi dengan anggota tim lainnya agar hasil pekerjaan menjadi
komprehensif dan terpadu.

d). Assisten Ahli Geodesi


Strata I Teknik sipil/Geodesi dengan pengalaman jasa konsultansi professional
dibidang keahliannya minimal 4 tahun.
Mempunyai Tugas ;
- Melaksanakan kegiatan-kegiatan yang dapat mendukung penentuan
kelayakan/tataletak bangunan dan situasi lokasi kegiatan.
- Membuat dan membantu laporan yang diperlukan Ahli Geodesi.
- Melaksanakan diskusi dengan anggota tim lainnya agar hasil pekerjaan menjadi
komprehensif dan terpadu.

e). Assisten Ahli Geotekdan Mektan

19
Strata I Teknik sipil/mekanika tanah/geoteknik dengan pengalaman jasa konsultansi
profesional di bidang keahliannya minimal 4 tahun.

Mempunyai tugas :
- Membantu ahli Geotek dalam melakukan penelitian dan kajian menyangkut
aspek-aspek penelitian tanah, pengujian laboratorium dan kelayakan bangunan
pengaman pantai dari segi geoteknik dan keamanan bangunan.
- membantu dan membuat dan laporan yang diperlukan ahli Geotek.
- Melaksanakan diskusi dengan anggota tim lainnya agar hasil pekerjaan menjadi
komprehensif dan terpadu.

9.2.1 Sertifikat Tenaga Ahli


Semua Tenaga Ahli yang terlibat dalam pekerjaan ini harus memiliki Sertifikat Profesi
Keahlian (SKA) untuk pendidikan diatas D III yang dikeluarkan oleh Assosiasi Profesi
dengan kompetensi tertentu. Adapun untuk Sertifikat Profesi Ketrampilan (SKT) untuk
pendidikan di bawah D III diregistrasi oleh LPJK Nasional.

9.2.2 Mobilisasi dan Persetujuan Tenaga Ahli


Tenaga ahli dan tenaga lainnya yang akan bekerja pada pekerjaan ini sebelum dimobilisasi
harus terlebih dahulu disetujui oleh Kepala Balai Wilayah Sungai Sulawesi I setelah
mereview Curriculum Vitae nya dan atau mewawancarainya. Apabila tenaga-tenaga yang
dipekerjakan oleh Konsultan dipandang tidak mampu melaksanakan tugas, maka Direksi
atau Pemilik Pekerjaan mewajibkan Konsultan untuk mencari penggantinya dalam waktu 7
x 24 jam.

9.3. Technician
a). Chief Surveyor
Sarjana Muda Geodesi atau lulusan STM Geodesi dengan pengalaman kerja
dibidang pengukuran dan pemetaan minimal 8 tahun dengan tugas membantu
tenaga ahli dalam melakukan pengukuran dan pemetaan, mempersiapkan
segala sesuatu untuk melaksanakan pengukuran dan pembuatan peta.
b). Juru Ukur
Pendidikan Kejuruan STM/Diploma (D1, D2) dengan pengalaman
professional dibidangnya minimal 3 tahun serta pernah mengikuti pendidikan
(mempunyai sertifikat) surveyor.
c). Juru Bor

20
Pendidikan Umum/Kejuruan STM dengan pengalaman professional
dibidangnya minimal 3 tahun, dalam bidang pengeboran serta pernah
mengikuti pendidikan (mempunyai sertifikat) juru bor.
d). Surveyor Kelautan
Pendidikan Umum/Kejuruan STM dengan pengalaman professional
dibidangnya minimal 3 tahun, dalam bidang pengukuran pantai/kelautan
(arus, gelombang, dll.) serta pernah mengikuti pendidikan (mempunyai
sertifikat) keahliannya/kelautan.
e). Juru Gambar/Draftman
Pendidikan Umum/Kejuruan STM dengan pengalaman professional
dibidangnya minimal 3 tahun, dalam bidang penggambaran dan pemetaan.

9.4. Tenaga Penunjang


- Kepala Kantor/Office Manager
Pengalaman minimal 5 tahun dalam bidang administrasi.
- Operator Komputer / Grafis
Pengalaman minimal 1 tahun dalam bidang pengetikan serta mempunyai sertifikat
komputer.
- Pembantu Juru Gambar, dengan pengalaman minimal 1 tahun dalam bidang
penggambaran dan pemetaan.
- Pembantu Juru Ukur, dengan pengalaman minimal 1 tahun.
- Pembantu Juru Bor, dengan pengalaman minimal 1 tahun.
- Teknisi Kelautan, dengan pengalaman minimal 1 tahun di bidang kelautan.
- Tenaga Administrasi.
Dan lain-lain disesuaikan dengan kebutuhan.

10. KELUARAN YANG DIHASILKAN

Dari semua kegiatan yang dilakukan, diharapkan akan memberikan produk laporan
perencanaan, analisa dan kajian terhadap pekerjaan, gambar-gambar rencana teknis, peta dan
dokumen pendukung lainnya.
Keluaran yang dihasilkan dari pelaksanaan pekerjaan ini adalah :

Keterangan
No Jenis Laporan Volume
(Penjilidan)

1. Rencana Mutu Kontrak (RMK) 10 eks Soft Cover


2. Draft Laporan Pendahuluan 20 eks Soft Cover
3. Laporan Pendahuluan 10 eks Hard Cover
4. Draft Laporan Antara 20 eks Soft Cover
5. Laporan Antara 10 eks Hard Cover

21
6. Laporan Bulanan 5 Eks/Bln Soft Cover
7. Laporan Harian Tenaga Ahli 5 Eks/Bln Soft Cover
8. Draft Laporan Utama 20 eks Soft Cover
9. Laporan Akhir yang terdiri dari :
1. Laporan Utama 20 eks Hard Cover
2. Laporan Ringkasan 10 eks Soft Cover
3. Executive Summary 10 eks Soft Cover
4. Laporan Pendukung yang terdiri dari:
- Laporan Pengukuran Topografi 5 eks Soft Cover
- Laporan Bathymetry dan Hidro-Oseanografi 5 eks Soft Cover
- Laporan Mekanika Tanah/Geotek 5 eks Soft Cover
- Laporan Lingkungan 5 eks Soft Cover
- Laporan Sosek 5 eks Soft Cover
- Laporan Struktur 5 eks Soft Cover
- Laporan Kelembagaan 5 eks Soft Cover
- Pedoman Operasi & Pemeliharaan 5 eks Soft Cover
- Laporan PCM 5 eks Soft Cover
- Buku Ukur 5 eks Soft Cover
- Nota Perhitungan Teknis (Note Design) 5 eks Soft Cover
- RAB & BOQ 5 eks Soft Cover
- Dokumen Lelang, Spektek dan Metode Pelaksanaan 5 eks Soft Cover
- Rekaman/Fotocopy referensi yang digunakan 1 eks Soft Cover
5. Gambar-gambar meliputi :
a. Peta site plan (ukuran A1) skala 1 : 50000 3 set Soft Cover
b. Gambar situasi skala 1 : 2.000
Penampang memanjang dan melintang, (ukuran
c.
A1).
skala 1 : 1.000 ( H )
skala 1 : 100 ( V )
d. Gambar Detail (ukuran A1) skala 1 : 100
e. Peta Indeks
skala 1 : 3000
Semua Peta dan gambar di atas di buat dalam ukuran A1 3 set Soft Cover
Semua Peta dan Gambar (ukuran A3) 5 set Soft Cover
6. External Disk (120 GB) yang meliputi : 1 set
- Copy Software atau program yang digunakan 1 copy
Copy Laporan Pendahuluan, Laporan Antara,
- 1 copy
Laporan Utama,
Laporan Ringkasan, Laporan Pendukung, Note
1 copy
Design, RAB & BOQ
Copy Dokumen Lelang, Spektek dan Metode
- 1 copy
Pelaksanaan.
- Copy Laporan Public Consultation Meeting (PCM) 1 copy
- Copy Rencana Mutu Kontrak 1 copy
- Copy Peta dan Gambar 1 copy
- Dokumentasi 1 copy

11. LAPORAN

Laporan hasil studi yang harus diserahkan adalah:

22
a. Laporan Pendahuluan
1. Materi/Isi Draft Laporan
- Pendahuluan, berupa uraian garis besar tentang pekerjaan SID Bangunan
Pengaman Pantai di Kabupaten Minahasa Utara.
- Hasil pengumpulan data sekunder dan survey pendahuluan.
- Program kerja konsultan, meliputi struktur organisasi dan personalia
pelaksana, uraian tugas tenaga ahli, jadwal kegiatan selanjutnya, metode pelaksanaan
pekerjaan (termasuk metode analisis), peralatan yang akan digunakan, serta
penyerahan laporan selanjutnya.
2. Waktu Penyerahan/Assistensi dan Jumlah Draft Laporan
- Kegiatan asistensi laporan dilaksanakan dalam bentuk konsultasi dengan
Pihak Direksi Pekerjaan sepanjang kegiatan berlangsung.
- Draft Laporan Pendahuluan dijilid secara sederhana (soft cover).
- Laporan harus diserahkan selambat-lambatnya 1 minggu sebelum
pelaksanaan presentasi inception report sebanyak 20 (duapuluh) eksemplar laporan
untuk dibahas dan didiskusikan.
3. Pelaksanaan Presentasi:
- Dilaksanakan oleh Team Leader beserta seluruh Tenaga Ahli
Konsultan.
- Waktu dan tempat dikonfirmasikan dengan Pihak Balai Wilayah
Sungai Sulawesi I dan Pihak Direktorat Rawa dan Pantai Direktorat Jenderal Sumber
Daya Air Wilayah Timur, Ditjen SDA Dept. Pekerjaan Umum.
4. Perbaikan Draft Laporan
- Berdasarkan hasil masukan dan koreksi pada pelaksanaan Inception
Report, maka Konsultan menyempurnakan Draft Laporan Pendahuluan untuk
dijadikan Laporan Pendahuluan (final).
- Buku Laporan dijilid dalam bentuk hard cover kualitas baik sebanyak
10 eksemplar (1 asli dan 9 fotocopy) dan dimasukkan selambat-lambatnya 10 hari
sesudah pelaksanaan presentasi inception report.
5. Yang dimaksud dengan Laporan Pendahuluan adalah laporan yang dibuat dan
diserahkan oleh konsultan segera atau dalam waktu yang tidak lebih dari 30 hari setelah
konsultan menerima Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK) atau setelah konsultan
menandatangani Surat Perjanjian (kontrak).
6. Secara garis besar laporan pendahuluan tersebut harus memuat antara lain
hal-hal sebagai berikut :
- Hasil Peninjauan atas setiap kegiatan yang harus dilakukan oleh konsultan dan yang
telah ditetapkan dalam KAK. Hal ini karena kemungkinan uraian dalam KAK
dianggap belum jelas atau kemungkinan terjadi kegiatan yang berlebihan atau justru
sebaliknya ada beberapa kegiatan yang terlupakan.

23
- Saran, pendapat atau gagasan konsultan yang mungkin diperlukan untuk
memperbaiki kegiatan yang akan dilakukan. Hal ini perlu diuraikan dengan jelas
bilamana perlu dapat menggunakan skema, gambar, grafik atau sarana lainnya.
- Harus menjelaskan rencana kegiatan tenaga ahli atau assisten tenaga ahli, pengaturan
pembagian waktu kerja, uraian kegiatan yang akan dikerjakan, peralatan yang
mungkin akan membantu kegiatan, metode kerja atau standar prosedur yang akan
diterapkan.
- Bilamana akan menggunakan bantuan jasa atau kerja sama dengan unit kerja lainnya
(misalnya : laboratorium tertentu) harus dijelaskan mana yang akan dikerjakan
kepada pihak lain serta harus menunjukkan kemampuan atau bonafiditas unit kerja
tersebut.
- Program kegiatan konsultan selama periode pelayanan jasanya yang menunjukkan
urutan dan jenis kegiatan-kegiatan yang akan dikerjakan termasuk penyerahan
laporan atau waktu yang diperlukan untuk diskusi program kerja ini sebaiknya
dilengkapi dengan bagan alir atau skema.
- Perlu diinformasikan skema organisasi pelaksanaan kegiatan di lapangan yang akan
menangani kegiatan di lapangan, pengaturan tugas masing-masing petugas atau
tenaga ahlinya, serta mekanisme hubungan kerjanya.
- Perlu dilampirkan dalam Laporan Pendahuluan ini Rencana Mutu Pekerjaan (RMP)
yang telah disiapkan konsultan.
7. Laporan Pendahuluan ini harus dibahas pada pertemuan koordinasi
pengendalian dengan pihak Direksi pekerjaan. Dalam pembahasan seyogyanya dicapai
kesepakatan dan hasilnya dituangkan dalam bentuk Berita Acara Pertemuan.
Kesepakatan ini merupakan bagian dari dokumen kontrak, sehingga pengikat kedua
belah pihak.
8. Semua proses pembahasan dalam pertemuan ini harus dicatat dan
didokumentasikan secara tertib dan teratur dalam notulen pertemuan, sedangkan hasil
pertemuan ini harus didistribusikan kepada unit-unit kerja yang terkait untuk diketahui
dan ditindaklanjuti.
9. Penyerahan Laporan Pendahuluan ini harus dilakukan pada waktu yang telah
ditetapkan dalam kesepakatan. Penyerahan harus dilakukan secara tertulis bilamana
ternyata mengalami keterlambatan dalam penyerahan, pihak direksi pekerjaan harus
memberikan peringatan atau teguran kepada konsultan untuk mempercepat
penyerahannya. Konsultan harus menyampaikan hal-hal yang menyebabkan
keterlambatan.

b. Laporan Bulanan
Isi laporan adalah :

24
- Pendahuluan, berupa uraian garis besar tentang pekerjaan SID Bangunan
Pengaman Pantai di Kabupaten Minahasa Utara dan Kota Manado.
- Kegiatan konsultan pada bulan yang bersangkutan :
a. Rencana kegiatan dan target yang diinginkan
b. Realisasi kegiatan dan pencapaian target, disertai kurva-S.
c. Metode/prosedur kerja yang diterapkan
d. Hambatan.masalah yang dihadapi dan cara mengatasi masalah

- Rencana kegiatan pada bulan yang akan datang.


Laporan bulanan harus diserahkan selambat-lambatnya tanggal 30 setiap bulan
sebanyak 5 eksemplar (1 asli dan 4 fotocopy) dan dijilid secara sederhana (soft cover) .

c. Laporan Antara / Interim


i) Materi/Isi Draft Laporan
ii) - Pendahuluan, berupa uraian garis besar tentang pekerjaan SID Bangunan Pengaman
Pantai di Kabupaten Minahasa Utara dan Kota Manado.
- Hasilnya berisi analisa dan evaluasi data dan informasi analisa lainnya.
iii) Waktu Penyerahan/Assistensi dan Jumlah Draft Laporan
- Kegiatan asistensi laporan dilaksanakan dalam bentuk konsultasi dengan Pihak
Direksi Pekerjaan sepanjang kegiatan berlangsung.
- Draft Laporan Antara dijilid secara sederhana (soft cover)
- Laporan harus diserahkan selambat-lambatnya 1 minggu sebelum pelaksanaan
presentasi interim report sebanyak 20 (duapuluh) eksemplar laporan untuk dibahas
dan didiskusikan.
iv) Pelaksanaan Presentasi:
- Dilaksanakan oleh Team Leader beserta seluruh Tenaga Ahli Konsultan.
- Waktu dan tempat dikonfirmasikan dengan Pihak Balai Wilayah Sungai Sulawesi I,
Ditjen SDA Dept. Pekerjaan Umum.
v) Perbaikan Draft Laporan
- Berdasarkan hasil masukan dan koreksi pada pelaksanaan Interim Report, maka
Konsultan menyempurnakan Draft Laporan Antara untuk dijadikan Laporan Antara
(final).
- Buku Laporan dijilid dalam bentuk hard cover kualitas baik sebanyak 10 eksemplar(1
asli dan 9 fotocopy) dan dimasukkan selambat-lambatnya 10 hari sesudah
pelaksanaan presentasi interim report.
vi) Yang dimaksud dengan Laporan Pertengahan (Interim Report) adalah laporan yang
harus dibuat dan diserahkan oleh konsultan, setelah pelaksanaan kegiatan konsultan
melampaui masa pertengahan jasa pelayanannya.

25
vii) Laporan Pertengahan ini dibuat pada saat diperkirakan bahwa konsultan telah mampu
menyelesaikan pembuatan desain awal, yaitu setelah pengumpulan data selesai dan
yang disusul kegiatan analisa dan perhitungan untuk desain awal telah selesai.
Susunan isi Laporan Pertengahan ini antara lain :
- Progres pekerjaan apa saja yang telah diselesaikan dan bagian program apa
yang mestinya selesai tetapi ternyata belum selesai atau sebaliknya, kegiatan
apa yang semestinya belum dilakukan tetapi telah didahulukan.
- Penjelasan hasil dari desain awal yang telah dicapai, perlu ada rincian bagian-
bagian yang mana yang telah diselesaikan dan mana yang belum tercapai.
- Uraikan kendala dan penyelesaiannya apabila selama pelaksanaan kegiatan
mungkin banyak kendala yang dihadapi oleh konsultan, juga kendala yang tidak
dapat diselesaikan oleh konsultan tetapi perlu bantuan dari pihak lain.
- Program kerja untuk waktu yang akan datang perlu disampaikan dengan jelas,
termasuk rencana kegiatan yang akan dilakukan untuk mengantisipasi bilamana
dijumpai kendala atau kesulitan atau gangguan.
- Demikian juga saran-saran untuk perbaikan pelaksanaan kegiatan pembuatan
desain harus dikemukakan, bilamana perlu dimintakan persetujuan.
viii) Selanjutnya Laporan Pertengahan ini dibahas dan didiskusikan dalam pertemuan
dengan pihak direksi pekerjaan untuk mendapatkan koreksi, saran perbaikan,
petunjuk-petunjuk untuk meningkatkan mutu pembuatan desain pada akhir
pertemuan harus tercapai kesepakatan. Kesepakatan ini diwujudkan dalam bentuk
Berita Acara Pertemuan yang harus ditandatangani oleh penanggungjawab masing-
masing dan berita acara ini merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kontrak.
ix) Semua proses pembahasan dalam pertemuan ini harus dicatat dan didokumentasikan
secara tertib dan teratur dalam notulen pertemuan. Hasil pertemuan ini harus
didistribusikan kepada unit-unit kerja terkait untuk diketahui dan untuk
ditindaklanjuti.
ix) Penyerahan Laporan Pertengahan ini harus diusahakan tepat sesuai dengan jadwal
yang telah disepakati bersama, bilamana diperkirakan akan terjadi keterlambatan
konsultan harus memberitahukan kepada pihak direksi pekerjaan disertai alasan
yang menyebabkan penyelesaiannya terlambat.

d. Laporan Tenaga Ahli


Isi laporan berupa kegiatan/kerja yang dilakukan tenaga ahli di bulan bersangkutan serta
rencana kegiatan/kerja yang akan dilakukan pada bulan berikutnya.
Laporan harian tenaga ahli harus diserahkan selambat-lambatnya setiap akhir bulan
selama pekerjaan berlangsung sebanyak 5 eksemplar (1 asli dan 4 fotocopy) dan dijilid
secara sederhana (soft cover) .

26
e. Laporan PCM (Public Consultation Meeting)
Isi laporan berupa masukkan data dan informasi dari pihak stakeholder (pemerintah,
BPD, tokoh-tokoh adat, tokoh-tokoh agama, LSM, pemuda, dll). PCM ini diadakan
dalam rangka memperoleh sinergi penerapan konsep perencanaan bottom up and top
down planning dimana masyarakat dilibatkan sejak awal dalam proses pembangunan
yang meliputi perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan. PCM ini dilakukan oleh
Konsultan sebelum pelaksanaan presentasi Laporan Akhir(Final Report).
Hasil dari PCM dibuatkan Laporan tersendiri yang harus diserahkan oleh Konsultan
selambat-lambatnya 10 hari sesudah pelaksanaan PCM.
Laporan ini dibuat dalam 5 eksemplar (1 asli dan 4 copy) dan dijilid secara sederhana
(soft cover.

f. Laporan Utama
a) Materi/Isi draft laporan
Rekapitulasi/kumulatif dari semua laporan sebelumnya, yang berisi:
rekomendasi dari presentasi sebelumnya baik dari tim ditjen SDA maupun dari
Balai Wilayah Sungai Sulawesi I, hasil kajian dari survey dan analisa-analisa data,
hasil Public Consultation Meeting (PCM), peta dan gambar rencana hasil kajian.
(b) Waktu Penyerahan/Assistensi dan Jumlah Draft Laporan
Kegiatan asistensi laporan dilaksanakan dalam bentuk konsultasi dengan Pihak
Direksi Pekerjaan sepanjang kegiatan berlangsung.
- Draft Laporan dijilid secara sederhana (soft cover)
- Laporan harus diserahkan selambat-lambatnya 1 minggu sebelum pelaksanaan
presentasi final report sebanyak 20 (dua puluh) eksemplar laporan untuk dibahas
dan didiskusikan.
(c) Pelaksanaan Presentasi:
- Dilaksanakan oleh Team Leader beserta seluruh Tenaga Ahli Konsultan.
- Waktu dan tempat dikonfirmasikan dengan Pihak Balai Wilayah Sungai Sulawesi I
dan Pihak Direktorat Rawa dan Pantai Wilayah Timur Direktorat Jenderal Sumber
Daya Air, Ditjen SDA Dept. Pekerjaan Umum.
(d) Perbaikan Draft Laporan
- Berdasarkan hasil masukan dan koreksi pada presentasi draft Final Report, maka
Konsultan menyempurnakan Draft Laporan untuk dijadikan Laporan Utama.
- Buku Laporan dijilid dalam bentuk hard cover kualitas baik sebanyak 20 eksemplar
(10 asli dan 10 fotocopy) dan dimasukkan selambat-lambatnya 10 hari sesudah
pelaksanaan presentasi final report.
(e) Yang dimaksud dengan Laporan Akhir atau Final Report adalah laporan yang
dibuat dan diserahkan oleh konsultan pada saat mengakhiri pelayanan jasanya.

27
Laporan Akhir ini merupakan rekapitulasi dari laporan-laporan sebelumnya dan
dilengkapi dengan Laporan Pelengkap.
(f) Laporan Akhir yang dibuat konsultan sebelum mengakhiri jasa pelayanan ini masih
merupakan Draft Laporan Akhir, akan tetapi semua kegiatan tenaga ahli telah
selesai dikerjakan dan membuahkan produk desain bangunan yang telah lengkap
termasuk dalam Laporan Akhir ini adalah produk pekerjaan pelengkap
(g) Draft Laporan Akhir ini harus memuat antara lain :
- Rekapitulasi laporan-laporan yang telah terdahulu termasuk tanggapan serta
perbaikan yang disarankan pihak direksi pekerjaan.
- Progres akhir yang telah dicapai harus dijelaskan, kegiatan mana yang telah dicapai
dan kegiatan mana yang belum atau yang tidak dilaksanakan. Bilamana diperlukan
harus dijelaskan untuk setiap kegiatan tenaga ahli serta kegiatan penyelesaian
pekerjaan pelengkapnya.
- Penjelasan secara garis besar draft desain akhir yang telah diselesaikan dan
pekerjaan pelengkap yang juga telah diselesaikan, bilamana ada yang belum selesai
perlu penjelasan.
- Penjelasan kesulitan-kesulitan atau kendala yang dihadapi dalam pembuatan
desain, adanya perubahan atau penyimpangan atau gangguan dan adanya teknologi
yang lebih canggih yang harus diterapkan, yang telah disepakati pihak direksi
pekerjaan hingga membuahkan produk akhir yang disajikan.
- Rekomendasi atau saran-saran dari konsultan tentang produk pembuatan desain
yang telah diselesaikan, serta usaha tindak lanjut untuk meningkatkan mutu
pelaksanaan pekerjaannya.
(h) Bilamana bentuk format laporan kegiatan konsultan telah tersedia dalam bentuk
pedoman dan telah disepakati pihak direksi pekerjaan, maka semua laporan yang
disiapkan konsultan harus mengikuti ketentuan-ketentuan yang terdapat dalam
pedoman pembuatan laporan tersebut baik dalam bentuk, format serta susunannya.
Setiap laporan harus diberi judul laporan, bulan dan tahun pembuatan laporan, serta
nama konsultan dan satuan kerja yang memberikan tugas kegiatan.
(i) Dalam penyajian Draft Laporan Akhir tersebut, konsultan harus telah melengkapi
dengan sejumlah laporan-laporan pelengkap seperti yang telah ditetapkan dan
disepakati (misal : kegiatan survey dan pengukuran, penyelidikan
geoteknik/mekanika tanah, analisa perhitungan konstruksi maupun peralatan yang
digunakan, gambar teknis, RAB, spesifikasi teknis, manual OP dan lain-lain).
Laporan ini sebenarnya merupakan produk akhir dari kegiatan yang harus
disertakan, yaitu :
1. Laporan berkala (laporan bulanan).

28
2. Laporan kegiatan tenaga ahli atau asisten tenaga ahli (misal : pengukuran
penyelidikan geoteknik, hidrologi, nota perhitungan konstruksi/pondasi,
gambar teknik, manual OP, RAB dan lain-lain).
(j) Bilamana tidak disebutkan dalam dokumen kontrak, maka Konsultan wajib
membuat dan menyerahkan laporan berkala kepada pihak direksi pekerjaan,
sedangkan maksud laporan berkala ini adalah untuk memberikan informasi kepada
pihak Direksi pekerjaan, perihal sebagai berikut :
1. Jenis-jenis kegiatan apa yang dilakukan selama periode laporan, di mana
kegiatan dilakukan, oleh siapa dan hasil yang dilakukan telah sesuai dengan
metode atau prosedur yang telah disepakati serta mengikuti jadwal yang
disepakati pula.
2. Progres yang dicapai hingga akhir periode ini telah sesuai dengan program
kerja atau di bawah program kerja apa yang menjadi alasannya dan apa usaha
untuk mengejar progress yang tertinggal ini.
3. Kendala-kendala apa yang dihadapi dan bagaimana cara mengatasi masalah
tersebut. Mungkin ada masalah yang belum diatasi atau bukan kewenangan
konsultan, harus dilaporkan dalam laporan ini.
4. Apa program kerja untuk periode laporan yang akan datang baik untuk
kegiatan tenaga ahli maupun kegiatan pekerjaan pelengkap lainnya. Apa
saran-saran yang perlu diperhatikan pihak direksi pekerjaan agar supaya
kegiatan tim tidak terganggu pelaksanaannya.

g. Laporan Pendukung
Isi laporan tentang hasil analisa dan kajian tenaga ahli sesuai dengan bidang tugasnya
masing-masing. Laporan ini dijilid soft cover sebanyak 5 eksemplar (1asli dan 4
fotocopy).

h. Executive Summary
Laporan Executive Summary berisi tentang ringkasan laporan dalam bahasa Inggris
Laporan ini dijilid rapi soft cover sebanyak 10 eksemplar (1 asli dan 9 fotocopy)

i. Laporan Ringkasan
Laporan Ringkasan berisi tentang ringkasan laporan dalam bahasa Indonesia. Laporan
ini dijilid rapi soft cover sebanyak 10 eksemplar (1 asli dan 9 fotocopy)

j. Laporan Lainnya :
- Laporan BOQ dan RAB yang berisi analisa perhitungan biaya dan harga satuan
biaya terbaru untuk perencanaan detail desain yang dijilid rapi soft cover sebanyak 5
eksemplar (1 asli dan 4 fotocopy).

29
- Laporan Perhitungan Teknis (Note Design) yang berisi analisa perhitungan detail
desain yang direncanakan yang dijilid rapi soft cover sebanyak 5 eksemplar (1 asli
dan 4 fotocopy).
- Dokumen Lelang,Spesifikasi Teknik dan Metode Pelaksanaan yang berisi tentang
petunjuk pelaksanaan dalam pekerjaan konstruksi hasil perencanaan dan dijilid rapi
soft cover sebanyak 5 eksemplar (1 asli dan 4 fotocopy).
- Buku Ukur yang berisi tentang data-data pengukuran dan dokumentasi pengukuran
yang dijilid rapi soft cover sebanyak 5 eksemplar (1 asli dan 4 fotocopy).

k. Peta dan Gambar


- Peta lokasi studi (ukuran A1)
- Gambar situasi, penampang memanjang dan melintang, (ukuran A1).
- Gambar Perencanaan lengkap yang telah didigitasi (ukuran A1)
- Semua Peta dan Gambar (ukuran A3) dan dibuat album gambar dalam bentuk buku
berwarna.
Peta dan Gambar dijilid rapi soft cover untuk ukuran A1 sebanyak 3 set (1 asli kalkir dan
2 blue print) dan ukuran A3 sebanyak 5 set (1 asli dan 4 fotocopy).

l. External
Laporan-laporan diatas dimasukkan dalam compact disk (CD) yang bebas virus,antara
lain:
- Copy Software atau program yang digunakan sebanyak 1 buah
- Copy Laporan Pendahuluan, Laporan Antara, Laporan Utama, Laporan Ringkasan,
Laporan Pendukung, Note Design, RAB & BOQ sebanyak 1 buah.
- Copy Dokumen Lelang,Spektek dan Metode Pelaksanaan sebanyak 1 buah.
- Copy Laporan Public Consultation Meeting (PCM) sebanyak 1 buah.
- Copy Peta dan Gambar sebanyak 1 buah.
- Copy Dokumentasi sebanyak 1 buah.

12. MONITORING PELAKSANAAN PEKERJAAN

- Konsultan diwajibkan melaksanakan pekerjaan di Ibu Kota Propinsi dimana


Direksi pekerjaan berada (Manado) dan diharapkan konsultan bisa bekeja sama
secara kontinue dengan Direksi Pekerjaan.
- Sebelum melakukan kegiatan , konsultan harus menyerahkan rencana kerja
rinci kepada Direksi Pekerjaan, (yang isinya antara lain, urutan kegitan yang akan
dilakukan,sasaran yang akan dilakukan, alokasi waktu setiap kegiatan , perhitungan
hasil dan penggambaran, diskusi atau pembahasan dengan Direksi pekerjaan

30
- Rencana kerja rinci ini setelah diperiksa dan disepakati harus mendapat
persetujuan dari Direksi pekerjaan dan akhirnya diberikan perintah kerja dari Direksi
pekerjaan.
- Konsultan Juga harus memberitahukan Metode atau standart prosedur yang
berlaku untuk pengukuran, analisa perhitungan hasil ukur, cara penggambaran yang
akan digunakan, atau dari referensi buku pengukuran lain kepada Direksi pekerjaan
dan untuk didiskusikan dan mendapat kesepakatan dan persetujuan.
- Semua pekerjaan pengukuran untuk pembuatan peta teristik, peta situasi,
atau pembuatan potongan melintang atau potongan memanjang, demikian pula dalam
penetapan elevasi serta koordinat suatu titik harus dilakukan berdasarkan pada
standart prosedur pelaksanaan pengukuran yang berlaku, atau dasar referensi buku
pengukuran yang telah disetujui Direksi Pekerjaan. Pengunaan Standart prosedur
pengukuran atau referensi buku tersebut harus disebutkan dalam Laporan
Pengukuran.
- Pembuatan peta situasi, gambar, potongan memanjang dan melintang serta
potongan lainya. Harus disesuaikan kebutuhan atau spesifikasi yang disepakati,
dengan batas-batas yang sesuai dengan batas yang terdapat dalam rencana
pendahuluan, Pelaksanaan pembuatan peta situasi secara teristis serta pembuatan
pengukuran yang berlaku, atau pedoman atau persyaratan yang berlaku dan
disepakati, demikian juga penetapan skala atau teknik penggambaran dan format
gambar, penulisan simbol / angka sesuai dengan standart gambar pengukuran yang
berlaku.
- Semua pekerjaan pengukuran lapangan harus dilaksanakan berdasar rencana
kerja rinci, yang mencakup tahap persiapan, pelaksanaan pengukuran, metode kerja,
pealatan yang akan digunakan, tim personil pengukuran, dan jadwal kerja
pelaksanaan pengukuran. Untuk itu Direksi Pekerjaan pengukuran harus melakukan
pemantauan serta pencatatan semua kegitan dan selalu memperhatikan bilamana
terjadi penyimpangan atau keterlambatan.
- Setiap hasil pekerjaan pengukuran lapangan, (hasil pembacaan, hasil
perhitungan,serta hasil gambar pengukuran). harus diperiksa dan dikoreksi pengawas
lapangan setelah diperbaiki dan diselesaikan mendapat persetujuan dari Direksi
pekerjaan. Semua hasil pengukuran tersebut dimasukan dalam laporan pengukuran
yang dilengkapi dengan buku ukur, perhitungan ukur dan gambar ukur yang telah
disetujui.
- Selama pelaksanaan pekerjaan pengukuran, Pengawasan pekerjaan harus
melakukan pemantauan terhadap kegitan ini, serta mencatat hal-hal yang dianggap
tidak sesuia dengan rencana, serta selalu memberikan peringatan kepada konsultan
atas ketidaksesuaian baik mengenai prosedur yang di terapkan waktu yang terlambat.

31
- Bilamana selama melakukan kegiatan pengukuran dilapangan karena
sesuatu hal menyebabkan terjadi perubahan, baik untuk volume pekerjaan maupun
waktu pelaksanaannya, maka konsultan harus menyampaikan usul perubahan ini
disertai dengan alasan-alasan serta upaya mengatasi, kepada Direksi pekerjaan untuk
dikaji kebenarannya dan bilamana dianggap memerlukan perubahan, maka selama
menjadi kewenangan harus di sepakati, akan tetapi bila sudah bukan kewenangannya
harus diteruskan kepada pejabat yang berwenang memberi keputusan.
- Pelaksanaan pekerjaan Pengukuran harus dapat diselesaikan sesuai dengan
batas waktu yang ditetapkan dalam jadwal kerja yang telah disepakati. Bilamana
ternyata pelaksanaan pengukuran terlambat penyelesaiannya atau diperkirakan akan
terlambat, maka Direksi Pekerjaan harus memberikan tegoran atau peringatan kepada
Konsultan agar supaya mempercepat penyelesaiannya.
- Direksi pekerjaan beserta Konsultan harus melakukan peninjauan kembali
program kerja yang diusulkan oleh Konsultan, dan memberikan koreksi, perbaikan
atau petunjuk tentang pengaturan alokasi waktu dan harus memberikan persetujuan
atas rencana kerja yang telah disepakati.
- Direksi pekerjaan harus meninjau ulang dan mengkaji metode pelaksanaan
untuk setiap kegiatan yang diusulkan Konsultan (misalnya : untuk penyelidikan,
pegukuran, analisa/perhitungan atau cara pengumpulan data/informasi), apakah telah
sesuai dengan prosedur masing-masing kegiatan yang disepakati, Demikian juga
pengawas harus mengetahui daftar peralatan yang akan dipergunakan dilapangan,
yang harus memenuhi standart yang telah ditetapkan.
- Bilamana Konsultan akan menerapkan teknologi yang baru, dengan
perkiraan bahwa teknologi tersebut akan memberikan hasil yang lebih cermat, teliti
dan efektif, konsultan harus memberitahukan kepada Direksi untuk mendapat
kesepakatan.
- Dalam program kerja ini harus ditetapkan juga jadwal pertemuan koordinasi
dalam rangka pengendalian pekerjaan, baik untuk membahas proggres pekerjaan
maupun pertemuan khusus yang akan membahas laporan-laporan.
- Dalam pertemuan pembahasan ini harus dibuatkan notulen pertemuan,
misalnya : Risalah pertemuan, Penjelasan, Koreksi, Perbaikan dari Proyek maupun
konsultan, dan harus dituangkan dalam bentuk perbaikan dalam Program kerja,
Program Kerja yang telah mendapat kesepakatan dalam pembahasan ini, harus
ditandatangani bersama oleh pejabat yang bertanggung jawab baik dari Proyek
maupun dari Konsultan.
- Peninjauan bersama kelapangan antara Konsultan dan Direksi Pekerjaan
dengan menelusuri daerah yang diperkirakan akan dilalui jaringan atau lokasi
bangunan yang direncanakan, dan kepada konsultan harus ditunjukan perkiraan

32
Rencana Lokasi tersebut. Dengan peninjauan bersama ini diharapkan Konsultan
dapat mengetahui :
a. Perkiraan Tataletak bangunan atau jaringan yang akan dibangun.
b. Lokasi Bangunan / prasarana milik Instansi lain yang kira-kira akan
terganggu atau harus dipindah, atau terpaksa dilindungi.
c. Hal-hal lain yang harus dipertimbangkan selama membuat desain,
d. Lokasi tempat alat penyelidikan milik proyek.
e. Lokasi yang diperkirakan perlu diukur ulang atau diselidiki,
f. Tempat-tempat yang kiranya tidak diperkenankan, diganggu gugat.
- Penggunaan alat untuk Penyelidikan atau Pengukuran, atau untuk kegiatan
yang lain, harus dilakuakan pemeriksaan dan pengujian terlebih dahulu oleh Direksi
pekerjaan, atau oleh pihak yang terkait dengan pengujian alat tersebut yang telah
disepakati oleh Direksi pekerjaan, untuk mengetahui efektifitas penggunaan peralatan
tersebut. Hasil pengujian atau test peralatan ini perlu didokumentasiakan dalam
bentuk kesekepakatan bersama.
- Konsultan diwajibkan melaksanakan konsultasi/koordinasi dengan Direksi
Pekerjaan atau pengawas lapangan secara kontinue.
- Setiap tahap kegitan pekerjaan yang akan dilaksanakan oleh Konsultan, harus terlebih
dahulu mendapat persetujuan dari Direksi Pekerjaan.
- Pembuatan RMK merupakan salah satu upaya dari Direktorat Jenderal Sumber Daya
Air dalam rangka peninkatan mutu pekerjaan.
Kepada penyedia jasa Konsultan diwajibkan untuk menerapkan Sistem Jaminan
Mutu (Quality Assurance) dalam bentuk pembuatan Type Rencana Mutu Kontrak
Yang dilampirkan dalam penawaran dan membuat Rencana Mutu Kontrak/ Quality
Plan (RMK) bagi pemenang pelelangan. RMK ini harus di selesaikan dan ditanda
tangani bersamaan dengan penandatanganan Kontrak. RMK harus diklarifikasi oleh
Core Team Proyek dan disetujui oleh Pemimpin Proyek.
- Penyedia jasa wajib melaksanakan seluruh tahapan pekerjaan sesuai dengan RMK
yang telah disetujui.

13. PENUTUP

Demikian Kerangka Acuan Kerja (KAK) ini disusun untuk menjadi bagian dari Dokumen
Pengadaan yang harus ditanggapi dan dibuat kerangka kerja logis sebagai usulan teknis yang akan
diajukan oleh penyedia jasa.

Pejabat Pembuat Komitmen Ketua Panitia


Kegiatan Perencanaan dan Program, Pegadaan Jasa Konsultansi,

33
Ir. Jeanne M. Wagey, SP1 I F. Makasaehe, ST. Sp1.
NIP : 560 014 487 NIP : 110 053 969

34

Anda mungkin juga menyukai