Anda di halaman 1dari 29

UJI KOMPETENSI

FR.IA.04. PENJELASAN SINGKAT PROYEK TERKAIT /


KEGIATAN TERSTRUKTUR LAINNYA

Skema Sertifikasi : Ahli Muda Teknik Pantai


Jenjang : 7 (Tujuh)
Nama Asesi :
NIK Asesi :
Tgl. Asesmen :
TUK :
Nama Asesor :
SUBSTANSI PRESENTASI
• Substansi yang harus disampaikan antara lain:
1. Membuat Analisis, Kajian dan Survei dalam Kerusakan Pantai, Mitigasi Bencana dan
Pengembangan Kawasan Pantai
a. Survei identifikasi tingkat kerusakan pantai & penyebab kerusakan
b. Analisis penilaian tingkat kerusakan daerah pantai & prioritas penanganan
c. Konsep penanganan kerusakan pantai
d. Survei lapangan
e. Kajian sistem Pengembangan kawasan pantai beserta bangunan pelindung pantai
f. Kajian Bencana Pesisir
2. Menentukan Jenis dan tipe, tata letak, kala ulang, wave run pada bangunan pantai
a. Menentukan jenis dan tipe struktur bangunan pantai
b. Menentukan tata letak bangunan pantai dan pengaruhnya terhadap angkutan sedimen pantai
c. Melakukan kajian borrow area dan quary
d. Menentukan muka air laut rencana
e. Menentukan kala ulang dan tinggi gelombang rencana
1. Analisis, Kajian dan Survei dalam Kerusakan Pantai, Mitigasi Bencana dan
Pengembangan Kawasan Pantai
a. Survei identifikasi tingkat kerusakan pantai & penyebab kerusakan
Kerusakan pantai atau penurunan sumber daya pantai dapat terjadi secara alamiah
maupun akibat aktivitas manusia. Kerusakan pantai secara alamiah dapat disebabkan oleh
adanya pengaruh proses hidro-oseanografi serta isu global saat ini yaitu dampak dari tren
perubahan iklim yang memicu bahaya kenaikan muka air laut (Sea Level Rise) dan
variabilitas iklim musiman (El Niño, gelombang badai, dan kejadian ekstrim laut lainnya).
• Kriteria kerusakan lingkungan pantai:
1. Permukiman dan fasilitas umum yang terlalu dekat dengan garis pantai.
2. Areal pertanian/perkebunan yang terlalu dekat dengan garis pantai.
3. Penambangan pasir di kawasan pesisir/gumuk pasir.
4. Pencemaran lingkungan di perairan pantai.
5. Instrusi air laut.
6. Penebangan hutan/tanaman mangrove untuk dijadikan tambak.
7. Pengambilan/perusakan terumbu karang.
8. Banjir akibat rob air pasang.
• Kriteria erosi/abrasi:
1. Faktor manusia
2. Faktor alam
• Kriteria kerusakan bangunan yang dimaksud adalah kerusakan yang disebabkan
oleh adanya gerusan pada pondasi bangunan atau rusaknya bangunan tersebut
akibat hempasan gelombang.
• Kriteria permasalahan sedimentasi yang dimaksud adalah sedimentasi yang
menyebabkan banjir muara atau gangguan terhadap pelayaran yang memanfaatkan
muara sungai.
• Kriteria permasalahan sedimentasi:
1. Penutupan muara sungai terjadi tepat di mulut muara sungai pada pantai yang
berpasir atau berlumpur.
2. Pendangkalan muara sungai yang terpengaruh oleh intrusi air laut.
b. Analisis penilaian tingkat kerusakan daerah pantai & prioritas penanganan

1. Melakukan analisis data


• Skala tingkat kerusakan pantai pada masing-masing lokasi dianalisis sesuai dengan
pedoman yang berlaku.
• Skala tingkat kepentingan pantai (luas dampak kepentingan) dianalisis sesuai dengan
pedoman yang berlaku.

2. Menentukan tingkat prioritas penanganan


• Tingkat prioritas penanganan ditentukan berdasarkan perpaduan/kombinasi antara
tingkat kerusakan dan tingkat kepentingan.
• Prioritas penanganan kerusakan pantai disusun sesuai dengan peraturan yang
berlaku.
ANALISIS TINGKAT KERUSAKAN PANTAI AKIBAT BENCANA ABRASI
Abrasi adalah proses pengikisan pantai oleh tenaga gelombang laut dan arus laut yang bersifat
merusak. Abrasi adalah fenomena alam yang selalu menjadi masalah di lingkungan pantai. Proses
terjadinya abrasi dibagi kedalam 2 (dua) faktor yaitu :
(a) Faktor alam proses terjadinya abrasi karena fakto alam disebabkan ketika angin yang
bergerak di laut menimbulkan gelombang dan arus menuju pantai. arus dan angin tersebut
memiliki kekuatan yang lama kelamaan menggerus pinggir pantai. gelombang di sepanjang pantai
menggetarkan atau batuan yang lama kelamaan akan terlepas dari daratan. kekuatan
gelombang terbesar terjadi pada waktu terjadi badai sehingga dapat mempercepat terjadinya
proses abrasi. contoh abrasi karena faktor alam, misalnya adalah pura tanah lot di pulau bali yang
terus terkikis;

(b) Faktor manusia aktifitas manusia di pesisir mengakibatkan cepatnya pantai mengalami abrasi.

Aktifitas manusia diantaranya: pengrusakan terumbu karang, penebangan mangrove,


c. Konsep penanganan kerusakan pantai
1. Menyusun kajian penanganan kerusakan pantai berdasarkan hasil analisis penilaian
tingkat kerusakan daerah pantai
• Jenis kerusakan pantai ditentukan sesuai dengan hasil penentuan kerusakan pantai.
• Penilaian kerusakan pantai dilakukan pada lokasi terjadinya kerusakan.
• Kajian penanganan kerusakan pantai disusun sesuai dengan hasil penilaian.
2. Menentukan prioritas penanganan berdasarkan tingkat kepentingan pantai
• Data hasil survei dibandingkan dengan hasil analisis penilaian tingkat kerusakan
daerah pantai.
• Lokasi penanganan kerusakan pantai disesuaikan dengan hasil pembobotan.
• Luas kajian untuk keperluan perlindungan dan pengamanan pantai ditentukan
berdasarkan luasan sel sedimen pantai (coastal sediment cell).
• Hasil penentuan konsep berdasarkan tingkat kerusakan pantai dibandingkan dengan
hasil pembobotan tingkat kepentingan pantai.
• Konsep penanganan kerusakan pantai ditentukan berdasarkan hasil analisis penilaian
tingkat kerusakan daerah pantai.
Menyusun konsep penanganan kerusakan pantai berdasarkan hasil analisis penilaian
tingkat kerusakan pantai dan menentukan prioritas penanganan berdasarkan tingkat
kepentingan pantai, yang mendukung kegiatan perlindungan dan pengamanan pantai pada
bidang keahlian teknik pantai.
Penanganan kerusakan pantai yang dimaksud adalah dengan melakukan tindakan sebagai
berikut:
• Melakukan pengaktifan perlindungan alami
• Melakukan perlindungan buatan
• Melakukan rehabilitasi sesuai dengan kebutuhan penanganan kerusakan pantai.
• Melakukan upaya konservasi
Perlindungan alami contohnya adalah bukit pasir/sand dunes, hutan pantai (mangrove),
atau batu karang/coral reef.
Perlindungan buatan (artificial protection), dilakukan jika perlindungan alami tidak dapat
digunakan. Perlindungan buatan yang dimaksud meliputi: struktur soft structures (sand
nourishment, sand by passing, beach management system dan artificial reef) dan hard
structures (groin, pemecah gelombang lepas pantai, revetment dan tembok/tanggul laut).
d. Survei lapangan

1. Melakukan persiapan survei lapangan


• Jenis data diidentifikasi sesuai dengan kebutuhan pekerjaan.
• Form survei dan checklist disusun sesuai dengan kebutuhan kegiatan survei.
• Data-data sekunder dikumpulkan sesuai dengan kebutuhan pekerjaan.
• Rencana survei disusun berdasarkan jadwal dan substansi pekerjaan.
2. Melakukan survei lapangan untuk kegiatan bidang teknik pantai
• Lokasi survei ditentukan sesuai Kerangka Acuan Kerja (KAK).
• Koordinasi dilakukan dengan pihak terkait lain dalam kegiatan survei sesuai aturan
yang berlaku.
• Jenis survei lapangan diidentifikasi berdasarkan kebutuhan pekerjaan.
• Survei lapangan dilakukan sesuai dengan pedoman yang berlaku.
Jenis survei lapangan pada bidang keahlian teknik pantai meliputi:
1. Survei hidro-oceanografi dan klimatologi ( Data pasang surut, Data angin, Data
gelombang, Data sedimen transport dan Data arus )
2. Survei bathimetri ( Data kedalaman, posisi (UTM), dan waktu pengukuran
direkam. Data kedalaman, posisi (UTM), dan waktu pengukuran dikoreksi. Hasil
koreksian diikatkan dengan datum vertical ).
3. Survei topografi
4. Survei geologi dan mekanika tanah ( Pada survei geologi dan mekanika tanah
terdapat tahapan pengujian sampel tanah yang dilakukan di laboratorium untuk
survei geologi dan mekanika tanah diantaranya terdiri dari uji: 1. Index properties
(kadar air tanah), 2. Berat jenis tanah dan analisis saringan, 3. Engineering
properties (berat satuan isi dan pengujian geser langsung)

5. Survei sosial, ekonomi, dan lingkungan (Pada survei sosial, ekonomi, dan
lingkungan tidak perlu dilakukan pada pekerjaan perancangan bangunan pantai ).
e. Pengembangan kawasan pantai beserta bangunan pelindung pantai

1. Melakukan kajian awal


• Lokasi kerja/daerah pantai dideskripsikan sesuai dengan tema kajian dan
karakteristik kawasan pantai.
• Jenis potensi pengembangan kawasan pesisir diidentifikasi sesuai karakteristik
kawasan pantai.
• Kajian terhadap kemungkinan pengembangan, rehabilitasi ataupun konservasi
dilakukan sesuai dengan karakteristik dan potensi pengembangan kawasan pantai.
2. Melakukan kajian sistem pengembangan kawasan pantai
• Jenis pengembangan kawasan pantai ditentukan sesuai dengan kebutuhan pekerjaan.
• Dampak kegiatan pengembangan dikaji berdasarkan pekerjaan terkait.
Melakukan kajian awal dan melaukan kajian sistem pengembangan kawasan pantai pada
pekerjaan kajian pengembangan, rehabilitasi, dan konservasi kawasan pantai bidang
keahlian teknik pantai.
Jenis potensi wilayah pesisir yang dimaksud antara lain:
• Potensi taman laut
• Potensi gumuk pasir
• Potensi terumbu karang
• Potensi mangrove
Jenis pengembangan kawasan kawasan pantai meliputi:
• Kajian pengembangan kawasan pantai
• Kajian rehabilitasi kawasan pantai
• Kajian konservasi kawasan pantai
Pada Umumnya bangunan pantai digunakan sebagai infrastruktur yang berfungsi sebagai
pelindung pantai. Akibat pengaruh dari beberapa faktor seperti pasang surut air laut, akan
mudah menggerakkan sedimen-sedimen di sekitar garis pantai, sehingga akan sering
terjadi erosi pada pantai. Bangunan pantai digunakan untuk melindungi pantai terhadap
kerusakan karena serangan gelombang dan arus. Ada beberapa cara yang dapat dilakukan
untuk melindungi pantai yaitu memperkuat pantai atau melindungi pantai agar mampu
menahan kerusakan dengan membangun beberapa struktur bangunan pantai antara lain ;
1) Tanggul laut (Sea Dike);
2) 2) Tembok laut (Sea Wall);
3) 3) Perkuatan lereng (Revetment);
4) 4) Pemecah gelombang (Break Water);
5) 5) Krib (Groin); dan
6) 6) Jeti (Jetty)
f. Bencana Pesisir
1. Melakukan persiapan kajian bencana pesisir
• Jenis bencana pesisir diidentifikasi sesuai dengan kebutuhan kegiatan kajian.
• Lokasi-lokasi rawan bencana pesisir diidentifikasi sesuai dengan Kerangka Acuan
Kerja (KAK).
• Hasil-hasil penelitian terdahulu terkait bencana pesisir dikaji ulang sesuai dengan
kebutuhan kegiatan kajian.
2. Membuat kajian terhadap kemungkinan bencana yang terjadi di wilayah
pesisir
• Lokasi kajian ditentukan berdasarkan hasil identifikasi lokasi.
• Hasil kajian ulang tentang penelitian terdahulu disusun sesuai dengan kebutuhan
pekerjaan terkait.
• Bencana pesisir dilakukan sesuai dengan jenis bencana pesisir.
Lingkungan pesisir sangat rentan terhadap terjadinya berbagai bencana alam, terlebih jika
lingkungan pesisir telah mengalami kerusakan yang berdampak pada berkurangnya daya
dukung lingkungan.
Bencana yang umumnya terjadi di wilayah pesisir Indonesia antara lain: erosi pantai,
tsunami, banjir, gempa bumi, angin topan/badai, kenaikan paras muka air laut, kekeringan,
dan longsor.
Mitigasi bencana merupakan berbagai upaya yang dilakukan untuk mengurangi parahnya
dampak negatif bencana.
Mitigasi bencana adalah serangkaian upaya untuk mengurangi risiko bencana, baik melalui
pembangunan fisik maupun penyadaran dan peningkatan kemampuan menghadapi
ancaman bencana.
Jenis bencana pesisir:
• Kajian kemungkinan bencana tsunami
• Kajian kemungkinan bencana gelombang esktrim
• Kajian kemungkinan bencana rob
• Kajian kemungkinan bencana erosi abrasi
2. Menentukan Jenis dan tipe, tata letak, kala ulang, wave run pada bangunan
pantai
a. Menentukan jenis dan tipe struktur bangunan pantai
1. Melakukan kajian penentuan jenis bangunan pantai di lokasi pekerjaan
• Lokasi perencanaan ditentukan sesuai dengan Kerangka Acuan Kerja (KAK).
• Survei terkait kegiatan perencanaan bangunan pantai dilakukan sesuai kebutuhan
perencanaan.
• Penyebab kerusakan pantai dilakukan sesuai dengan pedoman yang berlaku.
• Kajian jenis bangunan pantai dilakukan sesuai dengan hasil kajian penyebab kerusakan
pantai.
2. Menentukan tipe struktur bangunan pantai yang mampu mengatasi penyebab
kerusakan pantai
• Penentuan tipe struktur bangunan dilakukan sesuai dengan hasil kajian penentuan jenis
bangunan pantai.
• Kajian penggunaan struktur fleksibel atau struktur semi kaku, dan/atau struktur kaku
Melakukan kajian penentuan jenis bangunan pantai di lokasi pekerjaan dan menentukan tipe
struktur bangunan pantai yang mampu mengatasi penyebab kerusakan pantai pada pekerjaan
perencanaan bangunan pengaman pantai bidang keahlian teknik pantai.
Kajian untuk menentukan jenis bangunan pantai meliputi :
• Kajian bangunan tembok laut untuk melindungi fasilitas umum, rumah atau kawasan
dari gempuran gelombang, termasuk untuk mengatasi erosi akibat gempuran gelombang.
• Kajian bangunan tanggul laut berfungsi untuk mencegah agar air (pasang) tidak masuk
ke kawasan yang dilindungi.
• Kajian bangunan revertment, slope protection yang berfungsi sama dengan tembok laut
yang terletak di tebing pantai.
• Kajian bangunan groin yang berfungsi untuk mengatur laju angkutan sedimen sehingga
tidak akan mengerosi pantai.
• Kajian bangunan detached breakwater mengurangi energi gelombang yang datang ke
pantai sehingga daya rusak gelombang berkurang dan pantai yang ada di belakangnya
aman.
• Kajian bangunan jetty yang berfungsi untuk stabilisasi muara sungai dan menjaga agar
muara sungai tidak tersumbat.
• Menentukan jenis dan tipe struktur bangunan pantai

Pada Umumnya bangunan pantai digunakan sebagai infrastruktur yang berfungsi sebagai pelindung pantai.
Akibat pengaruh dari beberapa faktor seperti pasang surut air laut, akan mudah menggerakkan sedimen-
sedimen di sekitar garis pantai, sehingga akan sering terjadi erosi pada pantai. Selain itu, di beberapa daerah
yang memiliki fetching area yang cukup panjang mampu menghasilkan gelombang laut yang cukup besar,
untuk itu perlu sebuah bangunan yang mampu meredam kekuatan dari gelombang laut yang mendekati
pantai.
Berikut beberapa jenis dari bangunan pantai
1. Sea Dikes
Sea Dikes merupakan struktur pantai yang memiliki fungsi utama untuk melindungi daerah dataran
rendah terhadap banjir akibat air laut yang masuk. Sea dikes biasanya dibangun dari material halus
seperti pasir dan tanah liat dan dibentuk seperti gundukan dengan kemiringan yang landai agar
mengurangi efek erosi dari gelombang yang datang. Permukaan tanggul biasanya berupa rumput, aspal,
bebatuan ataupun beton bertulang.
2. Seawalls dan Revetments
Seawalls merupakan struktur pantai yang memiliki fungsi utama untuk mencegah atau mengurangi
limpasan air laut dan banjir terhadap tanah dan struktur yang berada di belakang daerah pantai akibat
badai dan gelombang. Seawalls dibangun sejajar dengan garis pantai sebagai penguat bagian dari profil
pantai. Seawalls biasanya juga sering digunakan untuk melindungi promenade, jalan, dan rumah-rumah,
biasanya struktur ini dipasang menghadap ke laut dari tepi puncak profil alami pantai.
Seawall pada umumnya dibuat dari konstruksi padat seperti beton, turap baja/kayu, pasangan batu atau
pipa beton sehingga seawall tidak meredam energi gelombang, tetapi gelombang yang memukul
permukaan seawall akan dipantulkan kembali dan menyebabkan gerusan pada bagian tumitnya
Revetments adalah struktur onshore dengan fungsi utama melindungi garis pantai dari erosi. Struktur
revetment biasanya terdiri dari batu, beton, atau aspal untuk armornya, bentuknya melandai mengikuti
profil alami dari garis pantai. Dalam Corps of Engineers, perbedaan fungsional dibuat antara seawalls
dan revetments untuk tujuan proyek, namun dalam literatur teknis seringkali tidak ada perbedaan
antara seawalls dan revetments.
3. Bulkhead
struktur pantai-paralel vertikal yang dirancang untuk mencegah limpasan, banjir, atau erosi tanah.
Bulkheads biasanya ditempatkan di sepanjang daerah yang mudah terkikis atau lereng curam dan
dibangun dari kayu, baja, atau lembaran vinyl . Bulkheads idealnya diletakkan di tempat-tempat dengan
lebar basin terbatas, kanal sempit, cekungan buatan, dan sepanjang tebing curam tinggi. Bulkheads dapat
tahan lama, merupakan struktur tahan lama yang dapat dirancang untuk menahan berbagai kekuatan
gelombang.
4. Groins
Groin adalah struktur pengaman pantai yang dibangun menjorok relatif tegak lurus terhadap arah
pantai. Bahan konstruksinya umumnya kayu, baja, beton (pipa beton), dan batu.
5. Jetty
Jetty merupakan struktur sempit yang melindungi garis pantai dari arus dan pasang surut. Jetty
biasanya terbuat dari kayu, tanah, batu, atau beton. Mereka membentang dari pantai ke tengah perairan.
6. Breakwater
Breakwater dibangun untuk mengurangi aksi gelombang yang diperkirakan dapat
mengganggu sebuah struktur. Aksi gelombang berkurang melalui kombinasi refleksi dan disipasi energi
gelombang yang masuk. Jika digunakan untuk pelabuhan, pemecah gelombang yang dibangun
dimaksudkan untuk menciptakan perairan cukup tenang agar operasi bongkar muat pada kapal menjadi
mudah dan aman, dan juga sebagai perlindungan fasilitas pelabuhan.
• Menentukan tata letak bangunan pantai dan pengaruhnya terhadap angkutan sedimen pantai

1. Melakukan kajian terhadap tata letak bangunan pantai


• Kajian tata letak groin sehingga laju angkutan sedimen menjadi terkendali dilakukan
sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
• Kajian tata letak detached breakwater sehingga pembentukan salient dan tombolo
sesuai perencanaan dilakukan.
• Kajian tata letak jetty sehingga mulut muara selalu terbuka dan tidak berpindah
dilakukan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
• Kajian model fisik/matematik digunakan dalam analisis tata letak struktur bangunan
pantai.
2. Melakukan kajian angkutan sedimen
• Faktor gelombang dan arus dianalisis sesuai dengan kebutuhan perencanaan.
• Transpor sedimen sejajar pantai diprediksi sesuai dengan kebutuhan perencanaan.
• Kajian model matematik dan fisik digunakan dalam analisis sesuai dengan kebutuhan
perencanaan.
• Melakukan kajian borrow area dan quary
1. Melakukan identifikasi kualitas dan kuantitas material di lokasi borrow
area
• Perhitungan volume material yang tersedia di borrow area dilakukan sesuai dengan
kebutuhan perencanaan.
• Perhitungan jarak angkut dilakukan sesuai dengan kebutuhan perencanaan.
• Kajian penetapan kualitas dan volume material ditentukan sesuai standar yang
berlaku.
2. Melakukan kegiatan perizinan
• Kegiatan pengurusan perizinan perencanaan dilakukan sesuai dengan prosedur.
• Survei penentuan lokasi borrow area dan quarry dilakukan sesuai dengan prosedur
dan peraturan yang berlaku.
• Menentukan muka air laut rencana

1. Melakukan pemahaman tentang pentingnya muka air laut rencana sebagai


datum untuk keperluan perencanaan.
• Pengetahuan tentang elevasi pasang surut dipahami sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.
• Pengetahuan tentang karakteristik gelombang laut dipahami sesuai dengan kebutuhan
perancangan.
2. Membuat analisis muka air laut rencana
• Pasang surut High Water Spring (HWS) ditentukan berdasarkan hasil survei hidro-
oceanografi.
• Sea Level Rise ditentukan berdasarkan hasil kajian lembaga.
• Muka air laut rencana ditentukan berdasarkan kondisi HWS, Sea Level Rise (SLR),
dan wind set-up/storm surge.
• Elevasi muka air laut merupakan parameter sangat penting di dalam
perencanaan bangunan pantai. Elevasi tersebut merupakan
penjumlahan dari beberapa parameter seperti pasang surut, tsunami,
wave setup, wind setup, dan kenaikan muka air karena perubahan suhu
global. Dalam menentukan elevasi muka air rencana, pasang surut
merupakan faktor terpenting di dalam menentukan elevasi muka air
rencana. Penetapan berdasar MHWL atau HHWL tergantung pada
kepentingan bangunan yang direncanakan.
• Menentukan kala ulang dan tinggi gelombang rencana
1. Menentukan kala ulang gelombang
• Pengumpulan data gelombang minimal 10 tahun dilakukan sesuai dengan prosedur.
• Kala ulang gelombang rencana ditentukan berdasarkan analisis ekstrim.
• Kala ulang gelombang rencana ditentukan berdasarkan jenis konstruksi yang akan
dibangun.
2. Melakukan analisis penentuan tinggi gelombang rencana
• Kala ulang tinggi gelombang rencana ditetapkan berdasarkan resiko kegagalan dan
korban jiwa maupun material serta layanan.
• Tinggi gelombang rencana ditetapkan pada lokasi rencana bangunan.
• Penentuan kala ulang gelombang rencana biasanya didasari pada jenis konstruksi yang akan dibangun
dan nilai daerah yang akan dilindungi. Semakin tinggi nilai daerah yang akan diamankan semakin besar
juga kala ulang gelombang rencana yang dipilih. Sebagai pedoman penentuan kala ulang gelombang
rencana dapat dipakai tabel di bawah ini.
Fungsi Groin Jetty Breakwater

Anda mungkin juga menyukai