Anda di halaman 1dari 10

KRITERIA PENGEMBANGAN DAN PEMBANGUNAN DAERAH PANTAI

Guna melaksanakan pengembangan dan pembangunan daerah pantai dibutuhkan


sebuah pedoman sebagaimana tertuang dalam Rencana Umum Tata Ruang (RUTR).
Pemerintah melalui Badan Perencana dan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) akan
menentukan peruntukan daerah pantai sesuai dengan sumber daya yang ada. RUTR yang
optimal dapat dibentuk dan dievaluasi dengan menggunakan dasar pemikiran dan kriteria
untuk pengembangan dan pembangunan wilayah pantai.

Untuk keperluan perencanaan pembangunan dan pengembangan daerah pantai


diperlukan data potensi daerah pantai, sarana prasarana pendukung, dan kondisi soial
masyarakat setempat. Potensi daerah pantai berupa kekayaan alam ataupun kondisi alam yang
mendukung seluruh kegiatan yang menguntungkan masyarakat, bangsa dan negara. Kegiatan
tersebut dapat berupa kegiatan pelabuhan, pemukiman, dan sebagainya.

Pada umumnya terdapat beberapa macam keperluan untuk mengakses daerah pantai,
beberapa keperluan tersebut harus ditinjau berdasarkan ktiteria pengembangan dan
pembangunan daerah pantai. Penggunaan kriteria tersebut dimaksudkan agar pengembangan
dan pembangunan daerah pantai dapat diarahkan sesuai sumberdaya yang ada dan kondisi
daerah pantai setempat. Beberapa keperluan yang dimaksud antara lain :

a. Pelabuhan
b. Pemukiman
c. Pertanian / perikanan
d. Pariwisata / rekreasi
e. Industri
f. Suaka Alam (daerah konservasi)
g. Waduk Muara.

Terdapat tiga aspek yang digunakan untuk menetapkan kriteria untuk semua keperluan
sebagaimana yang dimaksud di atas, antara lain :

1. Aspek Hidro-oceanografi (kelautan)


2. Aspek ekonomi dan sarana prasarana.
3. Aspek Lingkungan.

a. Kriteria Daerah Pantai untuk Keperluan PELABUHAN


Dasar pemikiran
Pelabuhan merupakan pintu gerbang suatu wilayah, sehingga lokasi pelabuhan harus dekat
dengan pusat wilayah tersebut. Pusat wilayah yang dimaksud adalah pusat pemerintahan
seperti pemerintahan propinsi, kabupaten, atau kecamatan. Secara garis besar wilayah yang
diperuntukan untuk pelabuhan harus merupakan wilayah strategis yang dapat memenuhi
semua kriteria yang dibutuhkan untuk pembangunan dan pengembangan pelabuhan.
Gambar 1. Contoh Kawasan Pelabuhan

Kriteria Pembangunan
a.1 Kriteria dari sudut kelautan.
1. Kondisi gelombang relatif kecil, biaya pembuatan breakwater realtif murah. Bahkan
dalam kondisi tertentu tidak diperlukan, misalnya pelabuhan yang berada di lokasi
terlindung, seperti teluk, atau perairan dengan banyak kepulauan.
2. Angkutan sedimen yang relatif kecil, proses pendangkalan dapat dihindari / dikurangi.
3. Alur pelabuhan yang cukup dalam sepanjang tahun, sehingga biaya pembangunan
relatif murah, karena tidak membutuhkan biaya pengerukan.

a.2 Kriteria dari sudut ekonomi dan sarana prasarana


1. Daerah hinterland (daerah di belakang pelabuhan dan sekitarnya) cukup mendukung
kegiatan pelabuhan, misalnya : daerah industri, daerah perdagangan, daerah tambang,
dsb.
2. Sarana dan prasarana dapat mendukung kegiatan pelabuhan, antara lain jalan raya
atau jalan kereta api, jaringan listrik dan air bersih, serta jaringan komunikasi.
3. Daerah yang dipilih adalah daerah yang dapat dijadikan sebagai pintu gerbang bagi
daerah di belakangnya.

a.3 Kriteria dari sudut lingkungan


1. Lokasi pelabuhan tidak berdekatan atau berdampingan dengan lokasi pemukiman atau
wilayah suaka alam, kecuali jika pelabuhan dibangun untuk kepentingan wisata.
2. Keberadaan pelabuhan tidak boleh memberikan dampak negatip bagi daerah di
sekitarnya, misalnya tentang gangguan terhadap kualitas air laut (pencemaran berupa
tumpahan minyak dan limbah), dan erosi pantai.
3. Lokasi pelabuhan harus sesuai dengan RUTR daerah.

b. Kriteria Daerah Pantai untuk Keperluan PEMUKIMAN


Dasar Pemikiran
Pertambahan jumlah penduduk yang semakin pesat menyebabkan tuntutan terhadap
kebutuhan tempat tinggal juga semakin meningkat, sehingga permintaan terhadap kebutuhan
lahan sebagai tempat tinggal di sekitar wilayah pantai tidak dapat dihindarkan. Mengingat
bahwa daerah tersebut sangat dipengaruhi oleh aktivitas kelautan, maka rencana
pembangunan atau pengembangan pemukiman harus memperhatikan kelayakan yang
berkaitan dengan seluruh faktor pendukung bagi keberadaan pemukiman yang layak.

Gambar 2. Contoh Kawasan Pemukiman

Kriteria Pembangunan
b.1 Kriteria dari sudut kelautan
1. Gelombang di dekat lokasi pemukiman relatif kecil, sehingga tidak berpotensi
mengancam jiwa penghuni pemukiman.
2. Elevasi permukaan lokasi dari pemukiman relatif tinggi, yang memungkinkan untuk
mengalirkan air hujan ke laut. Dalam menentukan elevasi daerah pemukiman tersebut
perlu memperhitungkan kenaikan muka air laut.
3. Lokasi aman dari ancaman erosi dan abrasi, sehingga membutuhkan sistem
perlindungan dan pengamanan pantai.

b.2 Kriteria dari sudut ekonomi dan sarana prasarana


1. Lokasi yang digunakan bukan daerah yang bersifat produktif, misal tanah pertanian,
perikanan, dsb.
2. Terdapat sarana dan prasarana yang mendukung keberadaan pemukiman, antara lain :
prasarana transportasi (jalan raya, dll), jaringan listrik, air bersih, sanitasi, dan sarana
komunikasi.
3. Dapat dipertimbangkan untuk wilayah dengan lahan sangat terbatas, bahwa lokasi
yang digunakan adalah daerah yang diperluas dengan cara reklamasi, dengan catatan
tidak menggangu lingkungan dan telah memenuhi persyaratan yang berlaku.

b.3 Kriteria dari sudut lingkungan


1. Lokasi pemukiman diusahakan tidak berdekatan dengan wilayah pelabuhan, daerah
pemikiman dan suaka alam.
2. Keberadaan pemukiman tidak boleh memberikan dampak negatip bagi daerah di
sekitarnya, pencemaran oleh limbah rumah tangga, ekslpoitasi air tanah yang
berlebihan (menyebabkan instrusi air laut atau menurunkan daya dukung tanah),
pengambilan batu karang sebagai bahan bangunan sehingga merusak lingkungan.
3. Lokasi pemukiman harus sesuai dengan RUTR daerah.

c. Kriteria Daerah Pantai untuk Keperluan PERTANIAN / PERIKANAN


Dasar Pemikiran
Bertambahnya jumlah penduduk selain membutuhkan lahan untuk pemukiman, juga
membutuhkan lahan untuk keperluan usaha, antara lain adalah usaha pada bidang pertanian
dan perikanan. Hasil pertanian dan perikanan tersebut selain untuk konsumsi dalam negeri,
juga dapat menjadi komoditi ekspor non migas yang dapat menaikkan devisa negara. Hasil
pertanian dan perikanan juga memberikan sumbangan yang cukup potensial terhadap
penghasilan daerah.

Gambar 3. Contoh daerah pertanian dan perikanan (tambak)

Kriteria Pembangunan
c.1 Kriteria dari sudut kelautan
1. Gelombang di dekat wilayah pertanian dan perikanan relatif kecil, sehingga tidak
berpotensi merusak wilayah tersebut. Jika wilayah tersebut memiliki ancaman
gelombang yang cukup besar, tetapi memiliki potensi ekonomi yang tinggi, perlu
direncanakan sistem perlindungan yang efektif, misalnya dibuatkan daerah penyangga
(buffer zone) yang dapat menghindarkan wilayah tersebut dari jangkauan gelombang.
2. Lokasi mudah untuk mendapatkan air bersih, baik air tawar maupun air laut (asin) dan
digunakan sesuai kebutuhan. Keberadaan air ini perlu mempertimbangkan adanya
proses kenaikan muka air laut (sea level rise).
3. Lokasi aman dari ancaman erosi dan abrasi, sehingga membutuhkan sistem
perlindungan alami, misalnya dengan pembuatan buffer zone (mis. hutan bakau
dengan ketebalan atau lebar tertentu). Perlindungan dengan membuat konstruksi
bangunan pantai sebaiknya dihindari karena membutuhkan biaya yang besar.

c.2 Kriteria dari sudut ekonomi dan sarana prasarana


1. Daerah pantai yang digunakan sesuai dengan karakteristik / persyaratan dari kegiatan
pertanian atau perikanan (syarat- syarat persawahan pasang surut berbeda dengan
pertambakan).
2. Terdapat sarana dan prasarana yang mendukung kegiatan pertanian dan perikanan.
Sarana dan prasarana untuk persawahan pasang surut, antara lain :
- Adanya pasang surut yang cukup besar untuk menjalankan sistem irigasi pasang
surut.
- Tersedianya sungai yang cukup besar sebagai sumber air irigasi (bukan air asin).
- Tanah relatif subur.
- Sarana transportasi, baik untuk di darat maupun di sungai / laut.
Sarana dan prasarana untuk tambak, antara lain :
- Tersedianya air tawar untuk keperluan tambak, dapat berasal dari sungai atau
jaringan irigasi.
- Sarana drainase dapat dilakukan secara alamiah sehingga biaya operasi dapat lebih
murah.
- Tersedia air asin yang cukup bersih.

c.3 Kriteria dari sudut lingkungan


1. Lokasi tidak berdekatan dengan daerah pelabuhan dan industri, tetapi dapat
berdekatan dengan lokasi pemukiman.
2. Keberadaan wilayah pertanian dan perikanan tidak boleh memberikan dampak
negatip bagi daerah di sekitarnya, misal pemanfaatan daerah sempadan pantai secara
berlebihan (merusak hutan bakau) sehingga menghilangkan sistem perlindungan
alami, pantai akan mengalami proses erosi.
3. Lokasi pertanian dan perikanan harus sesuai dengan RUTR daerah.

d. Kriteria Daerah Pantai untuk Keperluan PARIWISATA / REKREASI


Dasar Pemikiran
Wisata bahari merupakan salah satu obyek wisata yang menarik, yang dapat menarik
kunjungan baik wisatawan domestik maupun mancanegara. Kunjungan yang dimaksud dapat
memberikan masukan bagi pendapatan daerah dan devisa negara.

Gambar 4. Contoh daerah daerah wisata bahari

Krtieria Pembangunan
d.1 Kriteria dari sudut kelautan
1. Merupakan daerah pantai yang indah atau memiliki potensi lainnya, terdapat 2
kriteria.
a. Indah menurut pandangan mata.
b. Terdapat potensi untuk kegiatan lain : olah raga air, berjemur sinar matahari, dll.
2. Untuk pantai tipe 1.b, disyaratkan gelombang tidak terlalu besar. Khusus untuk wave
surfing dibutuhkan gelombang yang cukup besar dengan tipe gelombang Plunging
dan keberadaan gelombangnya relatif kontinyu.
3. Memiliki daya tarik yang cukup potensial, misal :
- Pantai berpasir putih bersih dengan laut relatif tenang.
- Pantai dengan taman laut yang indah.
- Pantai dengan pepohonan yang khas dan rindang.
- Pantai dengan bangunan bersejarah ( benteng Portugis / VOC, kota tua, dll.)
- Pantai dengan kebudayaan khas, tempat pemujaan, desa nelayan yang menarik,
dll.
- Pantai dengan tebing terjal, pantai dengan banyak goa, dan pantai dengan pulau
berbatu karang yang beraneka ragam.
- Pantai dengan berbagai tipe gelombang pecah.

d.2 Kriteria dari sudut ekonomi dan sarana prasarana


1. Memiliki potensi wisata yang menonjol (seperti poin d.1.3).
2. Terdapat sarana dan prasarana yang mendukung kegiatan pariwisata, antara lain :
prasarana transportasi baik darat maupun lautan, jaringan listrik, air bersih, sarana
komunikasi dan penginapan / hotel.

d.3 Kriteria dari sudut lingkungan


1. Lokasi harus bebas pencemaran, sebaiknya lokasi wisata tidak berdekatan dengan
pemukiman dan daerah industri yang umumnya sebagai sumber pencemaran.
2. Keberadaan lokasi wisata tidak boleh memberikan dampak negatip bagi daerah di
sekitarnya. Isu negatip umumnya berkisar tentang datangnya budaya mancanegara
yang bertentangan dengan budaya lokal, pemanfaatan sumberdaya pantai yang
berlebihan sehingga menimbulkan kerusakan lingkungan, dan penutupan pantai untuk
umum oleh beberapa pengembang.
3. Lokasi pariwisata harus sesuai dengan RUTR daerah.

e. Kriteria Daerah Pantai untuk Keperluan INDUSTRI


Dasar Pemikiran
Daerah pantai adalah daerah yang ideal untuk keperluan industri, di mana hal ini disebabkan
pada wilayah tersebut relatif mudah untuk mendatangkan bahan baku, bahan bakar, dan
mengirim hasil industri, serta memanfaatkan air laut sebagai pendingin mesin. Karena
keuntungan tersebut diperkirakan akan semakin banyak industri yang dibangun di wilayah
pantai. Keperluan pembangunan industri ini harus dibatasi sehingga tidak mengganggu
kepentingan lain.
Gambar 5. Contoh daerah kawasan industri.

Kriteria Pembangunan
e.1 Kriteria dari sudut kelautan
1. Kondisi gelombang tidak terlalu besar, sehingga tidak mengancam atau menimbulkan
gangguan terhadap kegiatan industri di wilayah yang dimaksud.
2. Elevasi lahan yang cukup untuk mengalirkan air hujan, sehingga tidak terjadi
genangan-genangan yang mengganggu kegiatan industri maupun transportasi.
Penentuan elevasi lahan harus mempertimbangkan kenaikan muka air laut.
3. Lokasi harus aman dari kemungkinan erosi maupun abrasi karena gelombang laut.
Untuk itu diperlukan sistem perlindungan pantai.
4. Kawasan industri biasanya juga dilengkapi dengan fasilitas pelabuhan, oleh karena itu
persyaratan perairan laut untuk kawasan industri juga sama seperti persyaratan untuk
kawasan pelabuhan.

e.2 Kriteria dari sudut ekonomi dan sarana prasarana


1. Lokasi yang digunakan bukan daerah yang bersifat produktif, misal tanah pertanian
dan daerah perikanan, daerah ini tidak bisa digunakan untuk kawasan industri.
2. Terdapat sarana dan prasarana yang mendukung kegiatan industri, antara lain :
prasarana transportasi berupa jalan raya dan jalan kereta api yang dekat dengan
pelabuhan, jaringan listrik dan air bersih, sarana komunikasi, jaringan drainase,
fasilitas sanitasi dan pengolahan limbah.

e.3 Kriteria dari sudut lingkungan


1. Lokasi tidak berdekatan dengan daerah pemukiman, pariwisata dan daerah suaka
alam.
2. Keberadaan daerah industri tidak boleh memberikan dampak negatip bagi daerah di
sekitarnya. Isu utama yang muncul adalah adanya pencemaran oleh limbah industri,
penggunaan air laut sebagai pendingin dapat mengakibatkan kenaikan suhu di
perairan sekitar dan mematikan berbagai kehidupan laut, pengambilan air tanah yang
dapat menyebabkan instrusi air laut ke cadangan air tanah.
3. Lokasi industri harus sesuai dengan RUTR daerah.

f. Kriteria Daerah Pantai untuk Keperluan SUAKA ALAM


Dasar Pemikiran
Banyak kekayaan alam berupa flora dan fauna terdapat di daerah pantai. Beberapa
diantaranya termasuk katagori langka yang perlu dilestarikan dan dilindungi. Mengingat hal
tersebut, maka perlu disediakan suatu kawasan yang akan dipergunakan sebagai tempat
perlindungan bagi flora dan fauna tersebut (daerah suaka alam).
Gambar 6. Contoh daerah suaka alam (kawasan konservasi)

Kriteria Pembangunan
f.1 Kriteria dari sudut kelautan
Daerah pantai yang memiliki flora dan fauna yang perlu dilestarikan, misal taman laut
dengan berbagai jenis terumbu karang dan biotanya, dan hutan pantai beserta biota di
dalamnya.

f.2 Kriteria dari sudut ekonomi dan sarana prasarana


1. Daerah yang dipakai untuk kawasan suaka alam harus memenuhi persyaratan
kehidupan bagi flora dan fauna yang akan dilestarikan.
2. Adanya jaminan perlindungan terhadap flora fauna agar tidak terganggu oleh
aktivitas perekonomian (peruntukkan daerahnya bersifat khusus). Perlu dibangun pos
khusus untuk pengamat dan penjaga daerah suaka alam, sehingga kegiatan di daerah
tersebut dapat dipantau dengan baik.

f.3 Kriteria dari sudut lingkungan


1. Lokasi suaka alam harus terpisah dari daerah pemukiman, daerah industri, pelabuhan,
pertanian / perikanan. Lokasi suaka alam dapat berdekatan dengan lokasi wisata,
namun kegiatan wisata harus dibatasi untuk melindungi daerah suaka alam dari
kerusakan.
2. Keberadaan daerah suaka alam harus dilindungi dari kemungkinan hal negatip yang
timbul dari lingkungan di sekitarnya.
3. Lokasi suaka alam harus sesuai dengan RUTR daerah.

g. Kriteria Daerah Pantai untuk Keperluan WADUK MUARA


Dasar Pemikiran
Kebutuhan tentang air tawar di sekitar wilayah pantai mutlak diperlukan, baik untuk
kepantingan pemukiman, industri, pertanian / perikanan, dsb., padahal beberapa wilayah di
sekitar pantai umumnya telah terinstrusi air laut. Untuk itu pembuatan waduk muara dapat
menjawab kebutuhan tentang suplay air tawar yang dimaksud, terutama untuk daerah dengan
catchment area yang tidak cukup luas atau tidak tersedia penampungan air di bagian hulu
sungai.

Gambar 7. Contoh waduk muara

Kriteria Pembangunan

g.1 Kriteria dari sudut kelautan


1. Kondisi muara yang cukup besar dan relatif stabil dan dengan kondisi sedemikian
rupa sehingga mudah dilakukan pembendungan. Gelombang di kawasan ini relatif
kecil, sehingga tidak berpotensi merusak waduk muara.. Waduk muara ini cukup ideal
dibangun di daerah teluk di mana debit air cukup besar untuk ditampung dalam
waduk.
2. Muara tersebut disuplai air (lewat sungai) dari suatu kawasan yang cukup luas,
sehingga terdapat volume air yang cukup untuk memenuhi kebutuhan.
3. Lokasi waduk muara tidak terletak di daerah yang terancam erosi atau abrasi karena
gelombang laut.

g.2 Kriteria dari sudut ekonomi dan sarana prasarana


1. Waduk muara sebaiknya memberikan fungsi ekonomis yang lain, misalnya untuk
perikanan, pariwisata, dll.
2. Sarana dan prasarana yang mendukung waduk muara, antara lain : instalasi
pengolahan / penjernihan air, jaringan air bersih, jaringan listrik, jaringan drainase dan
pengolah limbah.

g.3 Kriteria dari sudut lingkungan


1. Lokasi waduk muara tidak berdekatan dengan kawasan pemukiman dan industri,
sehingga pencemaran yang timbul dari kedua daerah tersebut dapat dihindari.
2. Air yang disuplaikan untuk waduk tidak mengandung bahan kimia hasil buangan dari
kegiatan industri, ataupun mengandung banyak sedimen. Dengan demikian industri
tidak boleh dibangun di daerah penangkapan hujan (catchment area) dari waduk
muara tersebut. Apabila aliran air yang mensuplai waduk tersebut banyak
mengandung sedimen maka umur waduk menjadi relatif pendek. Oleh karena itu
wilayah catchment area waduk harus dijaga dari kemungkinan terjadinya proses
erosi / abrasi.
Sumber : Nur Yuwono, (1998), Dasar-Dasar Penyusunan Masterplan PENGELOLAAN
DAN PENGAMANAN DAERAH PANTAI, Laboraorium Hidraulik dan Hidrologi Pusat antar
Universitas Ilmu Teknik, UGM, Yogyakarta.

Keterangan : terdapat sedikit penyesuaian / adaptasi dengan tambahan ilustrasi pada


pemaparan.

Anda mungkin juga menyukai