Anda di halaman 1dari 2

HUBUNGAN PERENCANAAN BENDUNGAN DENGAN MEKANIKA

TANAH TERJADINYA PIPING

Bendungan atau dam adalah konstruksi yang dibangun untuk menahan laju air menjadi
waduk, danau. Kebanyakan dam juga memiliki bagian yang disebut pintu air untuk membuang air
yang tidak diinginkan secara bertahap atau berkelanjutan. Bendungan atau waduk tidak saja sebagai
tampungan air pada musim hujan tetapi dapat dimanfaatkan untuk tujuan lainnya. Tetapi dalam tahap
perencanaannya perlu dilakukan studi-studi yang seksama supaya didapat tujan yang optimal. Salah
satu studi tersebut mengenai aspek kondisi tanah.
Air tanah merupakan air yang terdapat di bawah permukaan bumi. Air sangat berpengaruh
pada sifat-sifat teknis tanah, khususnya tanah berbutir halus. Demikian juga, air merupakan factor
yang sangat penting dalam masalah-masalah teknis yang berhubungan dengan tanah seperti :
penurunan, stabilitas fondasi stabilitas lereng, dan lain-lainnya.
Air pada keadaan statis didalam tanah, akan mengakibatkan tekanan hidrostatis yang arahnya
ke atas. Akan tetapi, jika air mengalir lewat lapisan tanah, aliran air akan mendesak partikel tanah
sebesar tekanan rembesan hidrodinamis yang bekerja menurut arah alirannya. Besarnya tekanan
rembesan akan merupakan fungsi dari gradient hidrolik. Tekanan hidrodinamis mempunyai pengaruh
yang besar pada stabilitas tanah. Tergantung pada arah aliran, tekanan hidrodinamis dapat
mempengaruhi berat volume tanah.
Gaya rembesan air membuat tanah kehilangan beratnya, sehingga tanah menjadi tidak stabil. Hal
demikian, disebut kondisi kritis, dimana pada keadaan ini terdapat gradient hidrolik kritis, dengan
konsekuensinya kecepatan aliran yang terjadi juga kecepatan kritis. Bila kecepatan aliran melampui
kecepatan kritis maka tanah dalam keadaan mengapung atau terangkat ke atas. Tanah dalam kondisi
demikian disebut tanah dalam kondisi mengapung atau mendidih ( quick-condition).
Kondisi mengapungnya tanah ini dapat berakibat terangkutnya butir-butir tanah halus,
sehingga terjadi pipa-pipa di dalam tanah yang disebut piping. Akibat terjadinya pipa-pipa yang
berbentuk rongga-rongga, dapat mengakibatkan fondasi bangunan mengalami penurunan, hingga
menganggu stabilitas bangunan. Untuk menyelidiki keamanan struktur bendungan terhadap bahaya
piping, maka di cari nilai angka aman untuk WCR ( weighted-creep-ratio). Besarnya nilai WCR untuk
masing-masing jenis tanah nilainya berbeda-beda.
Hukum Darcy dapat digunakan untuk menghitung debit rembesan yang melalui struktur
bendungan. Dalam merencanakan sebuah bendungan, perlu diperhatikan stabilitasnya terhadap
bahaya longsoran, erosi lereng dan kehilangan air akibat rembesan yang melalui tubuh bendungan.
Dari beberapa paparan diatas dapat di simpulkan bahwa didalam perencanaan dan perancangan
sebuah bendungan sanngat erat hubungannya dengan studi tentang mekanika tanah.

Nama : Aji Bayu Panuntun


NIM

: I8715002/D-3 T.Sipil Infrastruktur

DAFTAR PUSTAKA

1. Braja M Das, Mekanika Tanah , Erlangga, Jakarta, 1998


2. Braja M Das, Mekanika Tanah 2 , Erlangga, Jakarta, 1998

Anda mungkin juga menyukai