MODUL 1
PRINSIP DASAR HIDROLIKA
1.1. Pendahuluan
Hidrolika adalah bagian dari hidromekanika (hydro mechanics) yang
berhubungan dengan gerak air. Untuk mempelajari aliran saluran terbuka
mahasiswa harus menempuh mata kuliah kalkulus dan mekanika fluida lebih
dulu. Dengan bekal mata kuliah kalkulus dan mekanika fluida mahasiswa akan
mampu memahami penurunan persamaan-persamaan dasar dan fenomena
aliran yang pada prinsipnya merupakan fungsi dari tempat (x,y,z) dan waktu
(t).
Di dalam bab ini akan dibahas:
Hukum ketetapan massa, hukum ketetapan energi dan hukum ketetapan
momentum, yang akan dinyatakan dalam persamaan kontinuitas,
persamaan energi dan persamaan momentum.
Penjelasan perbedaan prinsip antara aliran saluran tertutup dan aliran
saluran terbuka.
Jenis dan geometri saluran terbuka.
Agar mahasiswa memahami penggunaan atau penerapan persamaan-
persamaan dasar yang telah diturunkan maka di akhir bab ini mahasiswa diberi
tugas untuk mengerjakan soal-soal yang ada hubungannya dengan bangunan-
bangunan air seperti bangunan air untuk irigasi dan/atau untuk drainase. Pada
setiap soal diberi petunjuk agar mahasiswa dapat mengevaluasi sendiri apakah
pekerjaannya sudah benar.
Outline Pembahasan :
1) Definisi
2) Karakteristik umum aliran
1.2. Definisi
Hidrolika adalah bagian dari hidrodinamika yang terkait dengan gerak
air atau mekanika aliran. Skema tersebut dibawah ini menunjukkan keterkaitan
tersebut:
- HYDR OSTATI CS
- HYDR AULI CS
FLUI D M ECHANI CS
- AER OSTATI CS
- EXP ER I M ENTAL
AER ODYNAM I CS
Ditinjau dari mekanika aliran, terdapat dua macam aliran yaitu aliran saluran
tertutup dan aliran saluran terbuka. Dua macam aliran tersebut dalam
banyak hal mempunyai kesamaan tetapi berbeda dalam satu ketentuan
1.2.1. Definisi
(1) Garis Arus
Garis arus adalah garis menerus (continous) yang lurus atau
melengkung di dalam cairan dimana garis singgung pada setiap
titiknya menunjukkan arah kecepatan gerak partikel cairan pada
garis arus tersebut. Contoh garis arus adalah seperti pada Gb.1.1
dibawah ini.
y S
V
Vy
Vx
Dimana:
m = jumlah massa cairan per-satuan waktu (slug atau kg)
V = kecepatan rata-rata penampang (ft/s atau m/s)
2 2
A = luas penampang (ft atau m )
2 3
= kerapatan cairan (slug atau slug/ft atau kg/m )
indeks 1 dan 2 menunjukkan harga-harga tersebut pada penampang 1
dan pada penampang 2.
B. Elemen Geometri
Luas penampang (area ), Lebar Permukaan (top w idth ), Keliling Basah
(W etted P arim eter ), dan Jari-jari Hydraulik (Hydraulic R adius ).
Yang dimaksud dengan penampang saluran (channel cross section )
adalah penampang yang diambil tegak lurus arah aliran, sedang penampang
yang diambil vertikal disebut penampang vertikal (vertical section ).
Dengan demikian apabila dasar saluran terletak horizontal maka penampang
saluran akan sama dengan penampang vertikal.
Saluran buatan biasanya direncanakan dengan penampang beraturan menurut
bentuk geometri yang biasa digunakan di dalam praktek yaitu bentuk-bentuk:
trapesium, persegi empat (dengan sudut tajam atau lengkung), segitiga
(dengan sudut dasar tajam atau lengkung), lingkaran, parabol.
Bentuk penampang trapesium adalah bentuk yang biasa digunakan untuk
saluran-saluran irigasi atau saluran-saluran drainase karena menyerupai bentuk
saluran alam, dimana kemiringan tebingnya menyesuaikan dengan sudut lereng
alam dari tanah yang digunakan untuk saluran tersebut. Bentuk penampang
persegi empat atau segitiga merupakan penyederhanaan dari bentuk trapesium
yang biasanya digunakan untuk saluran-saluran drainase yang melalui lahan-
lahan yang sempit. Bentuk penampang lingkaran biasanya digunakan pada
perlintasan dengan jalan; saluran ini disebut gorong-gorong (culvert ).
Elemen geometri penampang memanjang saluran terbuka dapat dilihat pada
Gb.1.4 berikut ini:
y d
Gambar 1.4 Penampang memanjang dan penampang melintang aliran saluran terbuka
Duga (stage ) adalah elevasi atau jarak vertikal dari permukaan air di atas
suatu datum (bidang persamaan).
T
Luas penampang
Keliling basah
B
Gambar 1.5. Parameter Lebar Permukaan (T), Lebar Dasar (B), Luas Penampang dan
Keliling basah suatu aliran
A, .D2 / 4 D
R= Rlingkaran = = ................................... (1.3)
Pw .D 4
Dimana:
R = Jari-jari hydraulik (ft/m)
2 2
A = Luas penampang (ft atau m )
Pw = Keliling basah (ft atau m)
D = Diameter pipa (ft atau m)
A
D= ........................................................................... (1.4)
T
A = B . y; P = B
A By
sehingga R = P = B = y.
D. Kecepatan (velocity )
Kecepatan aliran (V) dari suatu penampang aliran tidak sama diseluruh
penampang aliran, tetapi bervariasi menurut tempatnya. Apabila cairan
bersentuhan dengan batasnya (didasar dan dinding saluran) kecepatan
alirannya adalah nol. Hal ini seringkali membuat kompleksnya analisis, oleh
karena itu untuk keperluan praktis biasanya digunakan harga rata-rata dari
kecepatan di suatu penampang aliran. Kecepatan rata-rata ini didefinisikan
sebagai debit aliran dibagi luas penampang aliran, dan oleh karena itu
satuannya adalah panjang per satuan waktu.
Q
V = .......................................................................... (1.7)
A
Dimana:
V = Kecepatan rata rata aliran (ft/s atau m/s)
3 3
Q = Debit aliran (ft /s atau m /s )
2 2
A = Luas penampang aliran (ft atau m )
V=
A v.dA ........................................................... (1.9)
A
Aliran seragam (uniform flow ) merupakan jenis aliran yang lain; kata
seragam menunjukkan bahwa kecepatan aliran di sepanjang saluran adalah
tetap, dalam hal kecepatan aliran tidak tergantung pada tempat atau tidak
V
berubah menurut tempat ( = 0), sebaliknya apabila kecepatan berubah
s
V
menurut tempat ( 0 ) aliran disebut aliran tidak seragam (nonuniform
s
flow ).
V V
Aliran seragan dan tetap disebut aliran beraturan ( = 0 dan = 0 ).
t s
Aliran tidak seragam dapat dibagi menjadi aliran berubah lambat laun
(gradually varied flow ) dan aliran berubah dengan cepat (rapidly
varied flow ). Aliran disebut berubah lambat laun apabila perubahan kecepatan
terjadi secara lambat laun dalam jarak yang panjang, sedangkan aliran disebut
berubah dengan cepat apabila perubahan terjadi pada jarak yang pendek.
Untuk saluran prismatis jenis aliran tersebut diatas juga dapat dinyatakan
dalam perubahan kedalaman aliran seperti ditunjukkan dalam persamaan-
persamaan sebagai berikut :
h h
Aliran tetap : =0 ; aliran tidak tetap : 0
t t
h h
Aliran seragam : =0 ; aliran tidak seragam : 0
s s
Contoh dari perubahan kedalaman air disepanjang aliran dapat dilihat pada
Gb.1.7 dibawah ini.
Terjunan (drawdown)
Air balik (backwater)
h1
h2
Laut
(b) Laut
(c)
(a)
Gambar 1.7. Perubahan kedalaman air (a. aliran seragam; b. aliran berubah lambat
laun; c. aliran berubah dengan cepat) disepanjang aliran
Untuk membedakan aliran apakah turbulen atau laminer, terdapat suatu angka
tidak bersatuan yang disebut Angka Reynold (R eynolds Num ber ). Angka
ini dihitung dengan persamaan sebagai berikut:
Re = VR .............................................................. (1.10)
Dimana:
Re = Angka Reynold (tanpa satuan)
V = Kecepatan rata-rata (ft/s atau m/s)
R = Jari-jari hydraulik (ft atau m)
= Viskositas kinematis, tersedia dalam tabel sifat-sifat cairan
2 2
(ft /s atau m /s)
Menurut hasil percobaan oleh Reynold untuk aliran saluran tertutup, apabila
angka Reynold kurang daripada 2000, aliran biasanya merupakan aliran
laminer. Apabila angka Reynold lebih besar daripada 2400, aliran biasanya
adalah turbulen. Sedang antara 2000 dan 2400 aliran dapat laminer atau
turbulen (aliran transisi) tergantung pada faktor-faktor lain yang
mempengaruhi.
Dalam hal aliran saluran terbuka digunakan jari-jari hidraulik (R) maka
apabila angka Reynold kurang dari 400 aliran adalah laminar sedang apabila
angka Reynold lebih besar 600 aliran adalah turbulen; angka Reynold antara
400 dan 600 merupakan aliran transisi.
V
FR = .......................................................... (1.11)
gL
Dimana:
V
FR = .............................................................. (1.12)
gD
V = gD .............................................................. (1.13)
Dimana:
Dalam hal ini aliran disebut dalam kondisi kritis, and aliran disebut aliran
kritis (critical flow ).
Apabila harga angka FR lebih kecil daripada satu atau V < gD , aliran
disebut aliran sub-kritis (subcritical flow ). Dalam kondisi ini gaya
gravitasi memegang peran lebih besar; dalam hal ini kecepatan aliran lebih
kecil daripada kecepatan rambat gelombang dan hal ini ditunjukkan dengan
lairannya yang tenang.
Sebaliknya apabila harga FR lebih besar daripada satu atau V > gD , aliran
disebut Aliran super-kritis (supercritical flow ). Dalam hal ini gaya-
gaya inersia menjadi dominan, jadi aliran mempunyai kecepatan besar;
kecepatan aliran lebih besar daripada kecepatan rambat gelombang yang
ditandai dengan alirannya yang deras.
T T
y
y 1
z
B
B (b) Persegi empat
(a) Trapesium
T
T
d0
y y
1
z
(d) Lingkaran
(c) Segitiga
Jawaban:
Kemiringan tebing : 1 (vertikal) : 0 (horizontal)
2
Luas Penampang : A = B x y = 6m x 0,80m = 4,80 m
Keliling basah : P = B + 2y = 6m + 2 x 0,80m = 7,60 m
Lebar permukaan :T=B=6m
A 4,80 m2
Jari-jari hydraulik :R= = = 0,6316 m
P 7,6 m
A 4,8 m2
Kedalaman hydraulik : D = = = 0,80 m
T 6m
Jawaban :
Kemiringan tebing : 1 (vertikal) : 2 (horisontal)
Luas penampang : A = (B+zy) y = (6 m + 2 x 0,80 m) 0,8 m
2
= 6,08 m
A 6,08
Kedalaman hydraulik :D = = = 0,661 m
T 9,20
2,5
Faktor penampang :Z = A D = 6,08 0,661 = 4,94 m
Jawaban :
Kemiringan tebing kanan : 1(vertikal) : 2(horisontal)
Kemiringan tebing kiri : 1(vertikal) : 0(horisontal)
zy.y 1,5 0,80 0,80 2
Luas penampang :A = = = 0,48 m
2 2
Keliling basah : P = y + zy = 0,80 + 1,5 x 0,80
= 2,00 m
Lebar permukaan : T = zy = 1,5 x 0,80 = 1,20 m
A 0,48
Jari-jari hydraulik :R= = = 0,24 m
P 2,00
A 0,48
Kedalaman hydraulik : D = = = 0,40 m
T 1,20
2,5
Faktor penampang :Z=A D = 0,48 0,40 = 0,304 m
Jawaban :
1 / 2d 0 y
cos = = 1 2(y/d0)
1 / 2d 0
-1
= cos { 1- 2 (y/d0) }
-1 -1
= 2 cos { 1-2 (y/d0) = 2 cos { 1 2 ( 1,20/1,50)}
= 253,74 = 1,41
Selanjutnya lihat Tabel 1.1 untuk mencari faktor geometri yang lain yaitu:
Luas penampang :
1 2 2
A= ( - sin ) (d0) = 0,125 ( 1,41 - sin 253,74)(1,50) = 0,125 {
8
2
1,41 x 3,1416 (-0,96)}x 2,25= 1,516 m
Keliling basah :
1 1,41
P= d0= x 1,50 = 3,32 m
2 2
Lebar permukaan :
A 1,516
Jari-jari hydraulik :R = = = 0,457 m
P 3,32
A 1,516
Kedalaman hydraulik :D = = = 1,263 m
T 1,20
2,5
Faktor penampang :Z =A D = 1,516 1,263 = 1,704 m
basah, dan jari-jari hydraulik. Apakah aliran merupakan aliran laminer atau
turbulen.
Penyelesaian:
Dari bentuk penampang saluran (persegi empat), dapat dihitung dengan
mudah :
A = 3 m x 1,5 m = 4,5 m
Pw = 3 m + 2 x 1,5 m = 6,0 m
A 4 ,5
R = = = 0,75 m
PW 6
Untuk mengetahui apakah aliran laminer atau turbulen, harus dihitung dulu
besarnya Angka Reynold dengan langkah sebagai berikut:
Q 30
V= = = 6,67 m/s
A 4 ,5
2
Re= ( 4 x 6,67 m/s x 0,75 m )/(1.00 x 10-6m /s) = 20.000.0000
Angka tersebut lebih besar daripada 4000 maka aliran adalah aliran
turbulen.
Soal Latihan
Dikerjakan dirumah dan dibahas pada waktu kuliah berikutnya.
1) Gambar hubungan antara kedalaman aliran (sebagai ordinat) dan kecepatan
aliran (sebagai absis) dalam satuan SI (m, m/s) untuk empat regime aliran
dalam suatu saluran lebar sekali, pada kertas logaritma. Viskositas dari air
pada temperatur 20 adalah = 1,007 x 10-6 m2/s. Gunakan persamaan
Reynold dan mulai dengan angka Reynold: Re = 31,25 sampai
Re = 128.000; dan persamaan Froude dengan angka Froude; FR = 0,125
sampai FR = 64. Kemudian buat dulu tabel sebagai berikut untuk angka
Reynold :
1.
2.
dst
1.2.4. Rangkuman
Garis arus adalah garis lurus atau lengkung dimana garis
singggung pada setiap titiknya merupakan arah dari kecepatan
dari gerak partikel cairan yang melaluinya. Dalam suatu system
koordinat kartesian kecepatan aliran di arah arus mempunyai
komponen di arah x dan diarah y.
Sekumpulan garis-garis arus yang diawali dan diakhiri dengan
lengkung tertutup disebut pipa arus. Sekumpulan pipa-pipa arus
yang berada di antara batas padat disebut aliran di suatu saluran
yang mempunyai penampang melintang (tegak lurus arah arus)
dengan luas A.
Dengan menggunakan hukum ketetapan massa yaitu dengan
menganggap tidak ada pengurangan maupun penambahan massa
melalui batas padat disepanjang aliran yang ditinjau, dapat
diturunkan persamaan dasar aliran yang disebut persamaan
kontinuitas (continuity equation).
Untuk memepelajari lebih lanjut aliran saluran terbuka dibutuhkan
elemen geometri aliran yaitu: Lebar Dasar (B), Lebar permukaan
(T), Kedalaman Aliran Luas Penampang (A), Keliling Basah (P),
dan Jari jari Hydraulik (R). Elemen geometrik ini dapat diukur dan
dihitung untuk berbagai bentuk penampang saluran.
Kriteria aliran dibedakan ditetapkan menurut perubahan kecepatan
atau kedalaman aliran menurut waktu dan tempat. Dari perubahan
1.2.5 Penutup
Untuk mengukur sendiri kemampuannya mahasiswa dapat
mencocokkan hasilnya dengan cara mencocokkan hasilnya dengan kunci
jawaban sebagai berikut:
No. Soal Bentuk Jawaban Jawaban Nilai
1. Tabel hubungan antara Tabel harga kecepatan aliran 50
kedalaman air y dan V untuk setiap harga y dan
kecepatan V serta R e , R e yang diketahui.
dan hubungan antara
kedalaman air y dan
kecepatan V serta F R .
A/A 0 , P/ P 0 ,R/R 0 , T/ d 0 ,
Z/d 0 .
2,5
R=0,362 m, D = 0,875 m,
Z = 0,851m, T=1,044 m,
1.2.7. Senerai
Arus : mempunyai besar dan arah
Kecepatan : merupakan fungsi waktu dan tempat.
Viskositas
Gaya gravitasi
A A
B B
C C
D D
A
1,2 B
1,1
1,0 C
0,9 0,8 D
EF G H I J K L M I J KLM
2 2
1,5
1,5
1
1
0,5
2,5 2 0,5
1,5
2 1
1,5
2,5
2,5
2
2 1
0,5
1,5
1 (f) Penampang alam tidak
teratur
(e) Penampang persegi empat
yang sempit
Gambar.1.10. Tipe garis-garis dimana kecepatan alirannya sama dalam berbagai jenis
penampang saluran terbuka
Dari gambar tersebut tampak bahwa penampang lingkaran yang mempunyai
pembagian kecepatan yang lebih teratur sesuai lengkung dinding saluran.
Karena pembagian kecepatan yang tidak merata tersebut maka kecepatan di
setiap tidak sama. Dengan demikian apabila Hukum Bernoulli, Hukum Energi
dan Hukum Momentum akan diterapkan untuk suatu penampang aliran
diperlukan harga kecepatan rata rata. Karena kecepatan rata rata tidak
sama dengan kecepatan di tiap tiap garis arus maka perlu ada koreksi dari
kecepatan rata rata V .
Apabila akan diterapkan Hukum Energi maka besarnya tinggi kecepatan perlu
2
V
dikoreksi dengan suatu koefisien . Sehingga tinggi kecepatan menjadi .
2g
Koefisien dikenal dengan koefisien energi atau koefisien Coriolis.
Apabila akan diterapkam persamaan momentum maka besarnya momentum
tiap satuan per-satuan waktu yang melalui suatu penampang harus dilakukan
V
dengan suatu koefisien . Sehingga menjadi g Q .
g
Apabila ditinjau dari pembagian kecepatan di penampang vertikal di arah arus.
dasar licin
dasar kasar
Gambar 1.11. Diagram kecepatan untuk dinding licin dan dinding kasar
U2 = V +
V
U1 = V -
x
Gambar 1.12. Kecepatan rata rata pada suatu diagram kecepatan
Q=V.A= udA
A
Untuk u = V , maka :
(
A
VdA = V dA = VA
A A
VA = VA + dA
dA = 0 ............................................................... (1.15 )
u2dA = V )2 dA = V2 2 V + 2) dA
A
u
2
dA
2
dA
A
=1+ A ......................................... (1.18)
V2 A V2 A
2
u dA
A
= = koefisien momentum (J. Boussinesq)
V2A
2
dA
=1+ A .................................................. (1.19)
V2 A
u3dA = ( V )
3
dA = (V
3
+ 3V3 3V2 3) dA
A A A
3
u dA = V3A + 3V 2 dA 3 dA ........................... (1.21)
A A
3
u dA = V3A + 3V 2 dA ......................................... (1.22)
A
3
u dA
V 3A 3 V 2dA 3 2dA
A = + =1+ ........ (1.23)
3 3 3 2
V A V A V A V A
3
u dA
3 2dA
A = a= 1 +
3 2 ................................ (1.24)
V A V A
3
dA
=1
V2A
hs
hs
A
A
h = d cos
h=dcos2
y
y A
d = y cos
B C
L
d cos
C
Gambar 1.14. Pembagian tekanan dalam aliran peralel lurus dengan kemiringan besar
Dari gambar tersebut diatas, berat air di dalam elemen yang diarsir
sepanjang L adalah sebesar : y cos d L. Jumlah tekanan karena
berat tersebut adalah y cos2 d L maka tekanan per satuan panjang
adalah y cos2 .
Menurut Hukum Hidrostatika :
P=h
Berarti :
p y cos 2
h= = = y cos2
atau : h = d cos
dimana : d = y cos , kedalaman air diukur dari permukaan air tegak
lurus arah aliran (lihat gambar di atas). Dari gambar dan dari
perhitungan di atas bahwa tinggi tekanan pada setiap kedalaman
vertikal sama dengan kedalaman vertikal tersebut dikali faktor koreksi
sebesar cos2 .
Pipa piezometer
A
c
hs h
B
B
h = hs c ............................................... (1.26)
Pada dasar cekung, gaya centrifugal bekerja vertikal ke arah bawah
searah gaya gravitasi sehingga menambah besarnya tinggi tekan
melebihi tekanan hidrostatik.
Pipa piezometer
c
h h
hs c
B B
d V 2
P = m .a = +
g n
V2
Dimana : a= = percepatan centrifugal
i
d V2
c= = = koreksi tinggi energi
g n
d = kedalaman aliran
Soal Latihan
Pada suatu saluran terbuka lebar sekali diasumsikan bahwa profil pembagian
kecepatan mengikuti persamaan sebagai berikut:
v z
= [ ] 1/ 8
V h
Dimana:
v = kecepatan aliran pada pada kedalaman z dalam (m)
V = Kecepatan maksimum dalam (m/det)
z = Kedalaman dimana kecepatan sama dengan u dalam (m)
h = Kedalaman aliran dalam (m)
Hitung besarnya koefisien dan
1.3.3. Rangkuman
1.3.4. Penutup
Untuk mengukur sendiri kemampuannya mahasiswa dapat melihat kunci
jawaban soal latihan.
Jawaban : = 1,04 , = 1,013
Nilai/score : untuk benar adalah 50, dan untuk benar juga 50.
1.3.6. Senerai