Anda di halaman 1dari 10

Institut Teknologi Sumatera Kelompok 16

ALIRAN ATAS PELIMPAH AMBANG


LEBAR DAN AMBANG TIPIS

6.1. Pendahuluan

Pada masa sekarang ini banyak dijumpai bangunan-bangunan yang


berhubungan dengan air, misalnya saluran irigasi, bendungan, waduk dan
lain lain. Dalam merencanakan pembangunan tersebut, diperlukan
pengetahuan mengenai masalah-masalah yang berhubungan dengan aliran
dalam saluran terbuka, seperti mengenai karakteristik aliran dalam kondisi
tertentu dan pengaruh bangunan air terhadap profil aliran.

Ambang adalah salah satu jenis bangunan air yang dapat digunakan untuk
menaikkan tinggi muka air serta menentukan debit aliran air. Dalam
merancang bangunan air, perlu diketahui karakteristik aliran air yang
melewatinya. Pengetahuan ini diperlukan agar pendistribusian air maupun
pengaturan sungai dapat dioptimalkan.

Dalam percobaan ini akan ditinjau aliran pada ambang yang merupakan
aliran berubah tiba-tiba. Selain itu, dengan memperhatikan aliran pada
ambang dapat dipelajari karakteristik dan sifat aliran secara garis besar.
Ambang yang akan digunakan adalah ambang lebar dan ambang tipis.

Fungsi penggunaan ambang lebar dan ambang tipis adalah:


1. Model untuk diaplikasikan dalam perancangan bangunan pelimpah
pada waduk dan sebagainya.
2. Bentuk ambang ini adalah bentuk yang sederhana untuk
meninggikan muka air. Sebagai contoh aplikasi, air yang melewati
ambang lebar akan memiliki energi potensial yang lebih besar
sehingga dapat dialirkan ke tempat yang lebih jauh dan dapat
mengairi daerah yang lebih luas.

Laporan Mekanika Fluida dan Hidraulika


Institut Teknologi Sumatera Kelompok 16

Dalam percobaan ini, kita akan meyelidiki mengenai karakteristik aliran


yang melalui ambang lebar dan ambang tajam, karakterisktik aliran dapat
dilihat dari pengaruh perubahan tinggi muka air di hulu, dan pengaruhnya
terhadap debit air yang keluar.

6.2. Tujuan Percobaan

Adapun tujuan dari pelaksanaan praktikum ini yaitu :

a. Mempelajari karakteristik aliran yang melalui ambang lebar dan


ambang tajam.
b. Menentukan pengaruh perubahan keadaan tinggi muka air di hilir
terhadap muka air di hulu saluran.
c. Menentukan hubungan tinggi muka air di atas ambang terhadap
debit air yang melimpah di atas ambang.

6.3. Alat dan Bahan

Adapun bahan dan peralatan yang digunakan dalam praktikum ini yaitu :
a. Pelimpah Ambang Lebar

Gambar 6.3.1. Pelimpah Ambang Lebar.


b. Pelimpah Ambang Tipis

Gambar 6.3.2. Pelimpah Ambang Tipis.


c. Meteran Taraf

Gambar 6.3.3. Meteran Taraf.


d. Saluran Terbuka Multiguna

Gambar 6.3.4. Saluran Terbuka Multiguna.

Laporan Mekanika Fluida dan Hidraulika


Institut Teknologi Sumatera Kelompok 16

e. Gelas Ukur

Gambar 6.3.5. Gelas Ukur.


f. Meja Hidrolika

Gambar 6.3.6. Meja Hidrolika.


g. Stopwatch

Gambar 6.3.7. Stopwatch

Laporan Mekanika Fluida dan Hidraulika


Institut Teknologi Sumatera Kelompok 16

6.4. Dasar Teori

Aliran pada ambang atau pelimpah (spillway) adalah salah satu jenis aliran
pada saluran terbuka. Profil pelimpah akan menentukan bentuk tirai luapan
(flow nappe) yang akan terjadi di atas ambang tersebut. Tirai luapan ini
dianggap mengalami pengudaraan, yaitu keadaan saat permukaan atas dan
bawah tirai luapan tersebut memiliki tekanan udara luar sepenuhnya. Namun,
pengudaraan di bawah tirai luapan kurang sempurna. Hal ini berarti terjadi
pengurangan tekanan di bawah tirai luapan akibat udara yang tergantikan oleh
pancaraan air.

Pengurangan tekanan ini menimbulkan hal-hal sebagi berikut :

1. Perbedaan tekanan meningkat di ambang.


2. Perubahan bentuk tirai luapan sesuai dengan ambang yang digunakan.
3. Peningkatan debit, disertai fluktuasi.
4. Bentuk hidrolik yang tidak stabil.

Hal-hal di atas dapat menyebabkan timbulnya koefisien pengaliran yang


berbeda-beda pada setiap ambang.

Persamaan yang digunakan untuk menghitung debit pada ambang lebar


adalah sebagai berikut:

2
Q = Cd3 √2𝑔 B H1,5

Keterangan :
Q = Debit air (m3/s)
Cd = Koefisien debit
B = Lebar pelimpah (m)
H = Tinggi air diatas mercu ambang (m).

Laporan Mekanika Fluida dan Hidraulika


Institut Teknologi Sumatera Kelompok 16

Sedangkan untuk menghitung debit aliran air pada ambang tipis adalah:
Q = 1,705 Cd B H1,5
Keterangan :
Q = Debit air(m3/s)
Cd = Koefisien debit
B = Lebar pelimpah (m)
H = Tinggi air diatas mercu ambang (m).

6.5. Prosedur Percobaan


6.5.1. Prosedur Aliran di Atas Pelimpah Ambang Lebar
1. Tempatkan pelimpah pada kait pengunci yang ada di dasar

6.5.2. Prosedur Aliran di Atas Pelimpah Ambang


Tipis

6.6. Data Hasil Percobaan


6.6.1. Ambang Lebar
Berdasarkan hasil percobaan, diperoleh data sebagi berikut :
Volume =
Panjang Ambang (l) =
Lebar Ambang (B) =
Tinggi Ambang (h) =

Tabel 6.6.1.1. Data Hasil Pengamatan Pelimpang Amabang Lebar


No du (m) dc (m) t (s)
I II III
1
2
3
Laporan Mekanika Fluida dan Hidraulika
Institut Teknologi Sumatera Kelompok 16

6.6.2. Ambang Tipis


Berdasarkan hasil percobaan, didapat data sebagi berikut :
Volume =
Lebar Ambang (B) =
Tinggi Dasar Acuan =

Tabel 6.6.2.1. Data Hasil Pengamatan Pelimpang Ambang Tipis


No t(s) H (m)
I II III
1
2
3

Laporan Mekanika Fluida dan Hidraulika


Institut Teknologi Sumatera Kelompok 16
6.7. Perhitungan

Laporan Mekanika Fluida dan Hidraulika


Institut Teknologi Sumatera Kelompok 16
6.7.1. Ambang Lebar

Tabel 6.7.1.1. H dan Cd


No H (m) Cd Q(m-3/dt)
1
2
3

6.7.2 Ambang Tipis


Tabel 6.7.2.1 Log H dan Log Q
No Log H Log Q Q(m-3/dt) H1,5
1
2
3

Tabel 6.7.2.2 Cd dan H


No Cd H
1
2
3

Laporan Mekanika Fluida dan Hidraulika


Institut Teknologi Sumatera Kelompok 16
6.8. Analisis
6.8.1. Ambang Lebar

6.8.2. Ambang Tipis

Laporan Mekanika Fluida dan Hidraulika


Institut Teknologi Sumatera Kelompok 16
6.9. Kesimpulan
Dari hasil percobaan dan perhitungan yang telah dilakukan diperoleh
kesimpulan sebagi berikut :

6.10. Saran

Laporan Mekanika Fluida dan Hidraulika

Anda mungkin juga menyukai