Anda di halaman 1dari 13

Laboratorium Hidraulika

Jurusan Teknik Sipil


Politeknik Negeri Ujung Pandang

PERCOBAAN 1
ALIRAN MELALUI PELUAP SEGI EMPAT

1.1 DASAR TEORI

Peluap adalah suatu bukaan yang dapat berbentuk persegi empat (rectangular
nocth), segitiga (v-nocth) dll. Peluap berfungsi untuk menghitung besar debit yang
mengaliri melalui peluap tersebut.

Setiap tipe peluap masing masing mempunyai karakteristik pengaliran


(koefisien), misalnya koefisien kontraksi (Cc), koefisien kecepatan (Cv), dan
koefisien debit (Cd). Pemakaian nilai-nilaikoefisien aliran pada sebuah formulasi
pengukuran debit dan dimensi bangunan umumnya diambil berdasarkan asumsi.

Dipandang suatu peluap segiempat dimana air mengalir seperti yang di


tunjukkan pada gambar di bawah. Dalam gambar tersebut H adalah tinggi peluap
(tinggi air diatas ambang peluap), b adalah lebar peluap, koefisien debit adalah Cd.
Dipandang suatu pias horisontal air setebal dh pada kedalaman h dari muka air.

Gambar 1.1. Peluap Segiempat

Dengan menggunakan persamaan bernauliuntuk titik 1 dan 2 (pada pias) maka:

p1 V12 p V2
z1 z1 2 2
2g 2g
Laboratorium Hidraulika
Jurusan Teknik Sipil
Politeknik Negeri Ujung Pandang

Apabila disebelah hulu berupa kolom besar, sehingga V1 = 0, dan tekanan pada
pias adalah atmosfer maka :
V22
z1 0 0 z 2 0
2g

atau
V2 2 g z 1 z 2 2 gh

Luas pias adalah :

dA = b.dh

Debit melalui pias :

2 gh
dQ = V2.d.A = 2 . b.dh

b 2g. h1 / 2 dh
= .

Dengan memasukkan koefesien debit, maka debit aliran :

2 gh h1 / 2 .dh
dQ = C2.d.A = 2 .

Debit total melalui seluruh peluap dapat dihitung dengan mengintegralkan


persamaan diatas dari h = 0 pada muka air sampai h = H pada puncak ambang.

C d .b. 2 g 0H h1 / 2 dh C d .b. 2 g
3

2 2/3
h H
0

Q=

2
C d .b. 2 g .H 2 / 3
3
Q=
Laboratorium Hidraulika
Jurusan Teknik Sipil
Politeknik Negeri Ujung Pandang

Apabila air yang melalui peluap mempunyai kecepatan awal maka dalam rumus
debit tersebut tinggi peluapan harus ditambah dengan tinggi kecepatan

2
ha V
2g
, sehingga debit aliran menjadi :

2
3

C d .b. 2 g . H ha ha3 2
2/3

Q=

1.2 ALAT DAN BAHAN

1. Satu set Bench Hidraulic Peluap segi empat


2. Taraf muka air
3. Karet lilin (Plastesin)
4. Stop Watch
1.3 LANGKAH KERJA
1. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
2. Memasang pintu peluap segiempat pada ujung bak lalu mengencangkan baut-
baut penahan dan pasangkan lem lilin pada celah pintu peluap dengan terlebih
dahulu mengukur ukuran lebar (b) dan tinggi(H) peluap segiempat..
3. Menjalankan mesin pompa dan membuka katup pemasukan, hingga mencapai
batas dasar pintu peluap.
4. Kemudian menutup katup dan mematikan mesin pompa sejenak hingga
permukaan air sejajar dengan dasar bukaan atau tidak terjadi pelimpahan lagi.
5. Memasang alat ukur tinggi air, kemudian setting alat tersebut sejajar dengan
muka air pada angka nol dan tetapkan sebagai dasar pengukuran (nol
ketinggian).
6. Menjalankan mesin pompa dan menambah volume air lalu buka katup
pemasukan hingga terjadi peluapan di pintu peluap dengan memulai
ketinggian tertentu.
7. Mencatat tinggi air yang meluap di pintu peluap sebagai H .
8. Menghitung debit(Q) yang terlebih dahulu tentukan volume air (V) yang
diinginkan, kemudian mencatat waktu (T) yang dibutuhkan untuk mencapai
volume yang sudah ditentukan.
Laboratorium Hidraulika
Jurusan Teknik Sipil
Politeknik Negeri Ujung Pandang

9. Mengulangi langkah no.5 hingga no. 7 dengan menambah ketinggian dengan


membuka katup secara perlahan-lahan untuk beberapa variasi ketinggian H

1.4 DATA HASIL PERCOBAAN

Tabel 1.1 Data Hasil Percobaan


H V T(detik) T.rata-rata
No.
(mm) (ltr) T T T (detik)
1 8,30 2 26 26 26 26,00
2 16 2 16 17 18 17,00
3 22,50 2 9 10 10 9,67
4 28,20 2 8 7 9 8,00
5 35 2 4 5 5 4,67

Hubungan Tinggi Muka Air (H) dan Waktu (T)

Grafik 1.1 Hubungan Tinggi Muka Air (H) dan Waktu (T)

1.5 ANALISA PERHITUNGAN


Perhitungan Debit (Q)
Laboratorium Hidraulika
Jurusan Teknik Sipil
Politeknik Negeri Ujung Pandang

Rumus :

V
Q
t

Dimana :

Q = Debit air (m3/det )

V = Volume ( m3)

t = Waktu ( detik )

Penyelesaian :

0,002
Q1 = 0,000077
26,00
m3/dtk.

Untuk nilai debit pada waktu (detik) selanjutnya dapat dilihat pada tabel di bawah.

Tabel 1.2 Perhitungan Debit Air


V T Q
No.
(m) (detik) (m/detik)
1 0,002 26,00 0,000077
2 0,002 17,00 0,000118
3 0,002 9,67 0,000207
4 0,002 8,00 0,000250
5 0,002 4,67 0,000429
Laboratorium Hidraulika
Jurusan Teknik Sipil
Politeknik Negeri Ujung Pandang

Hubungan antara waktu (T) dan Debit Air (Q)

Grafik 1.2 Hubungan antara waktu (T) dengan debit air (Q)

Perhitungan Koefisien Debit (Cd) :


3.Q
Cd
2.b. 2 g .H 3 2
Rumus : Dimana : Q = Debit (m3/dtk)
Cd = Koefisien debit
g = percepatan gravitasi (9.81 m/s2)
H = Ketinggian (m)

3Q (3)(0,000077)
Cd Cd
2b. 2 g H 3 2 (2)(0,04)( (2)(9,81)(0,0083) 3 / 2
Penyelesaian :

Cd = 0,7627
Untuk nilai koefisien debit (Cd) selanjutnya dapat dilihat pada tabel di bawah :
Tabel 1.3 Perhitungan Nilai Koefisien Debit (Cd)

Q g H b he
No Cd
(m/det) m/s (m) (m) (m)
Laboratorium Hidraulika
Jurusan Teknik Sipil
Politeknik Negeri Ujung Pandang

0,06
1 0,000077 9,81 0,0083 0,04 0,7627
9
0,06
2 0,000118 9,81 0,0160 0,04 0,3803
9
0,06
3 0,000207 9,81 0,0225 0,04 0,6721
9
0,06
4 0,000250 9,81 0,0282 0,04 0,6553
9
0,06
5 0,000429 9,81 0,0350 0,04 0,8655
9

Hubungan antara Tinggi Muka Air (H) dan Debit Air (Q)

Grafik 1.3 Hubungan antara tinggi muka air (H) dengan debit air(Q)
Persamaan regresi untuk grafik hubungan antara Debit (Q) dengan Koef.
Debit (Cd)

Tabel 1.4 Perhitungan Hubungan Antara Debit (Q) Dan Koefisien Debit (Cd)
Koefisien
Debit (Q)
No Debit Q x Cd Q2
(m3/dtk) (Cd)
1 0,000077 0,7627 0,000059 0,00000001
2 0,000118 0,3803 0,000045 0,00000001
3 0,000207 0,6721 0,000139 0,00000004
4 0,000250 0,6553 0,000164 0,00000006
5 0,000429 0,8655 0,000371 0,00000018
0,001080 3,3359 0,000777 0,00000031
Laboratorium Hidraulika
Jurusan Teknik Sipil
Politeknik Negeri Ujung Pandang

Rumus Persamaan Garis : y = a.x + b

n. (Q.Cd ) Q. Cd Cd . Q 2 Q. (Q.Cd )
a b
n. Q 2 ( Q ) 2 n. Q 2 ( Q) 2

(5)(0,000777) (0,001080)(3,3359) (3,3359)(0 ,00000031) - (0,001080)(0,000777)


a b
(5)(0,0000 0031) - (0,001080) 2
(5)(0,0000 00777)(0,001080) 2

= 750,58 = 0,5051
Jadi persamaan regresi untuk grafik hubungan antara Debit (Q) dengan Koef. Debit
(Cd) adalah : y = a.x + b, Cd = 750,58 Q + 0,5051

Hubungan antara Debit (Q) dan Koefisien Debit (Cd)

f(x) = 750.58x + 0.51


R = 0.32

Grafik 1.4 Hubungan Debit Air (Q) Dengan Koefisien Debit (Cd)
Persamaan regresi untuk grafik hubungan antara Tinggi Muka Air (H) dan
Koefisien Debit (Cd)
Tabel 1.5 Perhitungan Hubungan Antara Tinggi Muka Air (H) Dan Koef. Debit (Cd)

H H
No. Cd Cd H.Cd
(m) (m)
1 0,0083 0,7627 0,000069 0,5818 0,0063
2 0,0160 0,3803 0,000256 0,1446 0,0061
3 0,0225 0,6721 0,000506 0,4517 0,0151
4 0,0282 0,6553 0,000795 04294 0,0185
Laboratorium Hidraulika
Jurusan Teknik Sipil
Politeknik Negeri Ujung Pandang

5 0,0350 0,8655 0,001225 0,7490 0,0303


0,1100 3,3359 0,002851 2,3566 0,0763

Rumus Persamaan Garis : y = a.x + b

n. ( H .Cd ) H . Cd Cd . H 2 H . ( H .Cd )
a b
n. H 2 ( H ) 2 n. H 2 ( H ) 2

(5)(0,0763) (0,1100)(3,3359) (3,3359)(0,002851) (0,1100)(0,0763)


a b
(5)(0,002851) (0,1100) 2 (5)(0,0028 51) - (0,1100) 2

= 6,7655 = 0,5183
Jadi persamaan regresi untuk grafik hubungan antara Tinggi Muka Air (H) dengan
Koefisien Debit (Cd) adalah : y = a.x + b, Cd = 6,7655 H + 0,5183

Hubungan antara Tinggi Muka Air (H) dan Koefisien Debit (Cd)

f(x) = 6.77x + 0.52


R = 0.15

Grafik 1.5 Hubungan Tinggi Muka Air (H) Dengan Koefisien Debit (Cd)
1.6 KESIMPULAN

Dari hasil percobaan, kami dapat menyimpulkan bahwa :

1. Jika semakin rendah luapan air maka waktu yang dibutuhkan untuk
mengalirkan air akan semakin lama. Hal ini disebabkan karena antara tinggi
luapan dengan waktu berbanding terbalik. (sesuai pada Tabel 1.1 Data Hasil
Percobaan).
Laboratorium Hidraulika
Jurusan Teknik Sipil
Politeknik Negeri Ujung Pandang

2. Hubungan antara debit (Q) dengan Kofisien Debit (Cd) yaitu semakin tinggi
nilai Debit (Q) maka Koefisien Debit (Cd) semakin rendah. (sesuai pada
Tabel 1.4 Hubungan Debit Air (Q) Dengan Koefisien Debit (Cd)).
3. Hubungan antara tinggi muka Air (H) dengan Kofisien Debit (Cd) yaitu
semakin tinggi muka air (H) maka Koefisien Debit (Cd) semakin rendah.
(sesuai pada Tabel 1.5 Hubungan Tinggi Muka Air (H) Dengan Koefisien
Debit (Cd)).
4. Persamaan regresi untuk grafik hubungan antara Debit (Q) dengan Koefisien
debit (Cd), yaitu Cd = 750,58 Q + 0,5051 (sesuai pada hasil perhitungan
Grafik 1.4 Perhitungan Hubungan Antara Debit (Q) Dan Koefisien Debit
(Cd)).
5. Persamaan regresi untuk grafik hubungan antara Tinggi Muka Air (H) dengan
Koefisien debit (Cd), yaitu Cd = 6,7655 H + 0,5183 (sesuai pada hasil
perhitungan Grafik 1.5 Perhitungan Hubungan Antara Tinggi Muka Air (H)
Dan Koef. Debit (Cd)).

1.7 GAMBAR ALAT


Laboratorium Hidraulika
Jurusan Teknik Sipil
Politeknik Negeri Ujung Pandang

Alat Ukur Tinggi Hydraulics Bench


Muka Air
Laboratorium Hidraulika
Jurusan Teknik Sipil
Politeknik Negeri Ujung Pandang

Peluap Segiempat Stopwatch

3.6 DOKUMENTASI
Laboratorium Hidraulika
Jurusan Teknik Sipil
Politeknik Negeri Ujung Pandang

Gambar 1 : Memasang alat ukur tinggi air Gambar 2 : Menambah volume air

Gambar 3 : Mencatat debit dan mencatat waktu

Anda mungkin juga menyukai