TEKANAN HIDROSTATIS
1.1 Tujuan
1. Menghitung tekanan hidrostatis pada suatu permukaan di dalam air
2. Menentukan letak garis tekanan yang terjadi dan membandingkan hasil percobaan
dengan teori
m . g. L = F.h”
Keterangan :
m = massa dipanci penyeimbang
g = percepatan gravitasi
L = panjang lengan penyeimbang
F = tekanan hidrostatis
h” = jarak antara pivot dan pusat tekanan
Dengan menghitung tekanan hidrostatis dan pusat tekanan di sisi ujung kuadran, maka
dapat dibandingkan hasil teori dan praktikum. Sedangkan, teori air penuh atau sebagian
adalah sama, akan lebih jelas jika memisahkan dua kasus tersebut.
180
170
160
150
140 h" H
130
120
110
100
90
80
70 h h'
60 D
50
F d
Keterangan :
F = tekanan hidrostatis
mg = beban
F = ρ.g.A.h
Keterangan :
A = luas area
h = kedalaman pencelupan
A = B.d
h=
sehingga:
F = ρ.g.b.d2
Momen
M = F.h’’
h’’ = =
h’ =
Ix = momen kedua dari luas yang terendam sekitar sumbu permukaan bebas.
Ix = Ic + A . h2 = +Bd =
h’’ = h’ + H-d
h’’ = H -
180
170
160
150
140 h" H
130
120
110
100
90 h'
80
70 h
60 D
50
F d
Keterangan :
d = kedalaman air dari dasar kuadran
F = tekanan hidrostatis
h’ = jarak vertikal antara permukaan air dan pusat tekanan
h’’ = jarak pusat tekanan di bawah pivot
W = lebar permukaan kuadran
D = tinggi muka kuadran
mg = beban
F=ρ.g.A.h=ρ.g.B.d
Keterangan :
A = Luas area
h = kedalaman pencelupan
M = F. h“……(5)
F.h“=W.L=m.g.L
h’ =
keterangan :
Ix = momen kedua dari luas yang terendam sekitar sumbu permukaan bebas.
Ix = Ic + A . h2 = BD
h” = h’ + H - d
Sehingga
Sehingga momen putar dapat dihitung.
h” =
Diskripsi Alat:
1. Panci Kesetimbangan dan Penyeimbang
Sebagai tambahan pada klem kuadran, lengan penyeimbang digabungkan dengan
panci kesetimbangan, penyeimbang disesuaikan dan indikator yang telihat saat
lengan pada posisi seimbang.
2. Tanki
Posisi tangki diubah dengan cara mengatur sekrupnya. Posisi yang tepat
didindikasikan dengan pengatur level berbentuk lingkaran di dasar tangki.
3. Suplai air dan sistem pengeringan (drainase)
Air boleh mencapai puncak tangki melalui pipa fleksibel dan dapat dikeringkan
melalui kran didasar tangki.Suplai air diperoleh dari hidraulic bench.Tinggi muka
air diindikasikan berdasarkan skala.
4. Data teknis
Dimensi-dimensi berikut ini digunakan untuk membantu proses menghitung.
Namun demikian tetap lakukan pengecekkan terhadap alat uji di lapangan.
1.5 Pencatatan
JARAK KE
PENAMBAHAN TEKANAN MOMEN PUTAR
KEDALAMAN PUSAT
MASSA HIDROSTATIS YANG TERUKUR
TEKANAN
m d F h M = F h”
100.000 89.518
80.000
60.000
40.000
20.000
0.000
0.064 0.080 0.095 0.110 0.125
Kedalaman (m)
0.00400 0.00332
0.00300 0.00235
0.00200 0.00151
0.00100
0.00000
0.064 0.080 0.095 0.110 0.125
Kedalaman (m)
JARAK KE
PENAMBAHAN TEKANAN MOMEN PUTAR
KEDALAMAN PUSAT
MASSA HIDROSTATIS YANG TERUKUR
TEKANAN
m d F h M = F h”
(Kg) (m) (N) (m) (Nm)
0.05 0.064 0.00151 0.0320 0.00027
0.10 0.080 0.00235 0.0400 0.00041
0.15 0.095 0.00332 0.0475 0.00056
0.20 0.110 0.00445 0.0550 0.00073
0.25 0.125 0.00575 0.0625 0.00091
2. Perhitungan
JARAK KE
PENAMBAHAN LUAS TEKANAN
KEDALAMAN PUSAT
MASSA AREA HIDROSTATIS
TEKANAN
m d h = d/2 A= Bd F=ρgAh
(Kg) (m) (m) (m2) (N)
0.05 0.064 0.0320 0.00480 0.00151
0.10 0.080 0.0400 0.00600 0.00235
0.15 0.095 0.0475 0.00713 0.00332
0.20 0.110 0.0550 0.00825 0.00445
0.25 0.125 0.0625 0.00938 0.00575
PUSAT
PENAMBAHAN TEKANAN
KEDALAMAN TEKANAN
MASSA HIDROSTATIS
(PERCOBAAN)
m d F=ρgAh h" = H-(d/3)
(Kg) (m) (N) (m)
0.05 0.064 0.00151 0.179
0.10 0.080 0.00235 0.173
0.15 0.095 0.00332 0.168
0.20 0.110 0.00445 0.163
0.25 0.125 0.00575 0.158
0.175
0.168
0.170
0.163
0.165
0.158
0.160
0.155
0.150
0.145
0.064 0.080 0.095 0.110 0.125
Kedalaman (m)
0.00500 0.00445
0.00400 0.00332
0.00300 0.00235
0.00200 0.00151
0.00100
0.00000
0.064 0.080 0.095 0.110 0.125
Kedalaman (m)
PUSAT PUSAT
PENAMBAHAN
TEKANAN TEKANAN
MASSA
(PERCOBAAN) (PERCOBAAN) PERBANDINGAN
m h" = (m g L) / F h" = H-(d/3)
(Kg) (m) (m) (%)
0.05 89.518 0.179 0.200
0.10 114.583 0.173 0.151
0.15 121.884 0.168 0.138
0.20 121.212 0.163 0.135
0.25 117.333 0.158 0.134
564.531 0.842 0.49
3. Perhitungan
JARAK KE
PENAMBAHAN LUAS TEKANAN
KEDALAMAN PUSAT
MASSA AREA HIDROSTATIS
TEKANAN
m d h = d/2 A= Bd F=ρgAh
(Kg) (m) (m) (m2) (N)
0.30 0.135 0.0675 0.01013 0.00670
0.35 0.150 0.0750 0.01125 0.00828
0.40 0.162 0.0810 0.01215 0.00965
0.45 0.173 0.0865 0.01298 0.01101
0.50 0.184 0.0920 0.01380 0.01245
PUSAT
PENAMBAHAN TEKANAN
KEDALAMAN TEKANAN
MASSA HIDROSTATIS
(PERCOBAAN)
m d F=ρgAh h" = (m L) / F
(Kg) (m) (N) (m)
0.30 0.135 0.00670 12.305
0.35 0.150 0.00828 11.628
0.40 0.162 0.00965 11.394
0.45 0.173 0.01101 11.240
0.50 0.184 0.01245 11.040
12.000
11.800 11.628
11.600 11.394
11.400 11.240
11.200 11.040
11.000
10.800
10.600
10.400
0.135 0.150 0.162 0.173 0.184
Kedalaman (m)
0.01000 0.00828
0.00800 0.00670
0.00600
0.00400
0.00200
0.00000
0.135 0.150 0.162 0.173 0.184
Kedalaman (m)
MOMEN
JARAK KE
PENAMBAHAN TEKANAN PUTAR
KEDALAMAN PUSAT
MASSA HIDROSTATIS YANG
TEKANAN
TERUKUR
m d F h M = F h”
(Kg) (m) (N) (m) (Nm)
0.30 0.135 0.00670 0.0675 0.01094
0.35 0.150 0.00828 0.0750 0.01331
0.40 0.162 0.00965 0.0810 0.01483
0.45 0.173 0.01101 0.0865 0.01631
0.50 0.184 0.01245 0.0920 0.01784
4. Perhitungan
JARAK KE
PENAMBAHAN LUAS TEKANAN
KEDALAMAN PUSAT
MASSA AREA HIDROSTATIS
TEKANAN
m d h = d/2 A= Bd F=ρgAh
(Kg) (m) (m) (m2) (N)
0.30 0.135 0.0675 0.01013 0.00670
0.35 0.150 0.0750 0.01125 0.00828
0.40 0.162 0.0810 0.01215 0.00965
0.45 0.173 0.0865 0.01298 0.01101
0.50 0.184 0.0920 0.01380 0.01245
PUSAT TEKANAN
PENAMBAHAN TEKANAN (PERCOBAAN)
KEDALAMAN
MASSA HIDROSTATIS 𝐷2 𝐷 2
d + (𝑑 − )
m F=ρgAh ℎ" = 12
𝐷
2
+𝐻−𝑑
𝑑−
2
1.400
1.350
1.300
0.135 0.150 0.162 0.173 0.184
Kedalaman (m)
0.01000 0.00828
0.00800 0.00670
0.00600
0.00400
0.00200
0.00000
0.135 0.150 0.162 0.173 0.184
Kedalaman (m)
Tabel 1.5 Perbandingan Hasil Pusat Tekanan Secara Teoritis dan Eksperimen
PUSAT PUSAT
PENAMBAHAN
TEKANAN TEKANAN
MASSA PERBANDINGAN
(PERCOBAAN) (PERCOBAAN)
m h" = (m L) / F h"
(Kg) (m) (m) (%)
0.30 12.305 1.632 13.263
0.35 11.628 1.608 13.831
0.40 11.394 1.537 13.486
0.45 11.240 1.481 13.176
0.50 11.040 1.433 12.977
57.607 7.690 13.347
2.1 Tujuan
Menghitung koefisien kecepatan aliran melalui lubang kecil.
2.3 Peralatan
Perlengkapan (tangki air) berhubungan dengan supply air melalui selang air. Selain
itu juga dilengkapi dengan papan tempat meletakkan kertas untuk menggambarkan
profil alirannya.Alat ini juga dilengkapi dengan dua lubang kecil yang berbeda diameter
dan dapat ditukar tempatnya dengan mengendurkan uliran.
Data teknis dari alat tersebut adalah :
a) Diameter lubang 1 = 0,003 m = 3 mm ; Diameter lubang 2 = 0,006 m = 6 mm
b) Luas permukaan tampungan AR = 1,812 x 10-3 m2
Menghitung koefisien debit pada kondisi muka air tetap (constant head)
Muka air (head) M H Diukur Tinggi muka air pada waktu ke-t
Muka air awal M h1 Diukur Tinggi muka air pada waktu t=0
(initial head)
Waktu Det T Diukur Waktu percobaan
Untuk debit aliran yang tidak tetap (unsteady state), pada t waktu, untuk setiap
penurunan muka air dari h, ke h, maka:
Ar 2
t= √ ∙ (√h1 − √h)
Cd ∙ Ao g
Keterangan:
A = Luas penampang reservoir (termasuk ruang ke-2). Ini merupakan hasil perkiraan,
yang tidak bergantung sepenuhnya untuk efek aliran unsteady.
2.4.2 Menghitung Koefisien Debit pada Kondisi Muka Air Tetap (Constant Head)
1. Ukur debit aliran berdasarkan waktu yang dibutuhkan, dengan menggunakan
silinder (gelas ukur) dan catat tinggi muka airnya
2. Ulangi prosedur tersebut, untuk tinggi muka air tetap dengan cara mengatur
tinggi pipa debit
3. Ulangi lagi untuk diameter lubang kecil lainnya.
2.5 Pencatatan
PLOT X - √YH
119.00
112.16
99.00
89.72
79.00
√YH
60.00 59.00
39.00
27.20 19.49
19.00
255 205 155 105 55
JARAK HORIZONTAL
1
55 1 0,018 Slope = = 0,018
55
98 2 0,020
148 10 0,068
199 23 0,116
249 37 0,149
Rata−rata slope
3. Hitung kecepatan Cv =
2
Rata−rata slope
Cv =
2
0,018+0,020+0,068+0,116+0,149
=
2
= 0,1855
Menghitung koefisien debit pada kondisi muka air tetap (constant head)
QT DAN √H
2.50E-06
2.07E-06 2.04E-06 2.02E-06
2.00E-06 1.78E-06
1.51E-06
QT (M/DET)
1.50E-06
1.00E-06
5.00E-07
0.00E+00
0.62 0.62 0.62 0.62 0.62
√H (M)
QT DAN H
2.50E-06
2.07E-06 2.04E-06 2.02E-06
2.00E-06 1.78E-06
1.51E-06
QT (M/DET)
1.50E-06
1.00E-06
5.00E-07
0.00E+00
0.38 0.38 0.38 0.38 0.38
H (M)
2. Hitung kemiringan / slope grafik yang dihasilkan
KEMIRINGAN
Qt = V/t √ℎ (SLOPE)
Rata−rata slope
Cv =
2
3.04×10−6
=
2
= 1.52× 10−6
S
4. Koefisien debit Cd dapat dihitung dari Cd = A0 √2g
= 7,065 x 10-6
S
Cd =
A0 √2g
3.04 ×10−6
=
7,065 x10−6 √2x9,8
= 0.097
2.5.2 Menghitung koefisien debit pada kondisi muka air berubah (varring head)
Tabel 2.6 pencatatan pengamatan koefisien debit pada kondisi varring head
7.26E-07
8.00E-07
5.45E-07
6.00E-07 4.08E-07
3.45E-07
4.00E-07
2.00E-07
0.00E+00
0.62 0.61 0.6 0.59 0.58
√H (M
QT DAN H 1.51E-06
1.60E-06
1.40E-06
1.20E-06
1.00E-06
QT (M/DET)
7.26E-07
8.00E-07
5.45E-07
6.00E-07 4.08E-07
3.45E-07
4.00E-07
2.00E-07
0.00E+00
0.38 0.37 0.36 0.35 0.34
H (M)
KEMIRINGAN
Qt = V/t √ℎ (SLOPE)
Rata−rata slope
Cv =
2
1.19 ×10−6
= = 5.95× 10−7
2
Ar 2
4. Koefisien debit Cd = √ S
Ao g
0,001812 2
= 0,000007065 √9,8 0,012
1. Disimpulkan bahwa nilai Cd atau koefisien debit aliran konstan pada aliran tetap
memiliki nilai yang lebih kecil dibanding dengan nilai Cd atau koefisien debit aliran
tidak konstan pada aliran.
2. Dan dapat disimpulkan bahwa dengan nilai perbandingan Cd presentase antara
varrying head dengan constan head yaitu sebesar 76% .
3.1 Tujuan
3.2 Teori
Keterangan:
Q = Debit air (m3/det)
Cd = Koefisien kontraksi ( 0,5 – 0,6)
h = Tinggi muka air (m)
ϴ = Sudut ambang tajam
g = Grafitasi (g =9.8 m/det2)
3.3 Peralatan
1. Perangkat Hydraulic Bench
2. Alat Ukur Thomson
3. Penggaris dan Busur Derajat
Dalam praktikum ini perlu diperhatikan dan dicatat beberapa hal, meliputi :
3.6 Tugas
1. Gambarlah alat ukur Thomson.
2. Hitung debit air dalam berbagai tinggi muka air.
3. Buatlah grafik hubungan debit air (Q) dengan tinggi muka air (h).
4. Kesimpulan yang dapat diambil.
3.7 Perhitungan
𝟖 𝟏
Q = 𝟏𝟓 . 𝐂𝐝. 𝐭𝐚𝐧 𝟐 ϴ. H5/2 √𝟐𝐠
Keterangan:
Q = Debit air (m3/det)
Cd = Koefisien kontraksi ( 0,5 – 0,6)
h = Tinggi muka air (m)
ϴ = Sudut ambang tajam
g = Gravitasi (g=9.8 m/det2)
TINGGI MUKA AIR DIATAS AMBANG ALAT UKUR (h) DEBIT (Q)
NO
m m3/s
1 0,0334 0,000241
2 0,0330 0,000234
3 0,0317 0,000211
4 0,0287 0,000165
5 0,0183 0,000053
𝟖 𝟏
Q = 𝟏𝟓 . 𝑪𝒅. 𝐭𝐚𝐧 𝟐 ϴ. H5/2 √𝟐𝒈
8 1
Q1 = 15 . Cd. tan 2 ϴ. h5/2√2g
8 1
= 15 (0,5). tan 2 900. 0,03345/2 √2.9,8
= 2,41x10-4 m3/detik
8 1
Q2 = 15 . Cd. tan 2 ϴ. h5/2√2g
8 1
= 15 (0,5). tan 2 900. 0,03305/2 √2.9,8
= 2,34x10-4 m3/detik
3. Grafik Q Vs h
0.000250
0.000211
0.000150
0.000165
0.000100
0.000050
0.000053
0.000000
0.0334 0.0183 0.0330 0.0287 0.0317
TINGGI MUKA AIR (h)
3.8 Kesimpulan
Debit pada suatu saluran berbanding lurus dengan tinggi muka air pada saluran
tersebut. Jadi semakin tinggi muka air suatu saluran maka semakin besar pula debit yang
mengalir pada saluran tersebut.