Anda di halaman 1dari 46

HIDROMETRI

Hidrometri adalah ilmu pengukuran air. Di dalam hidrologi


ditekankan ke masalah pengukuran debit pada suatu sungai
atau saluran

Pengukuran debit aliran sungai mempunyai banyak cara, tetapi


pada prinsipnya yang diukur adalah :
1. Luas penampang melintang aliran sungai di suatu titik
pengukuran
2. Kecepatan aliran pada titik pengukuran tersebut.

Dari prinsip tersebut maka dapat dilakukan 3 cara untuk


mendapatkan besarnya debit dari suatu aliran pada suatu
penampang sungai :

1. Dengan pengukuran langsung


2. Dengan perumusan (Chezy, Manning, Strickler)
3. Dengan Bangunan Ukur
1. Pengukuran Langsung
Pengukuran debit tidak dapat dilakukan
secara langsung, tetapi yang dapat diukur
secara langsung adalah kecepatan aliran
dan potongan melintang dari penampang
sungai (saluran pada titik pengukuran).

Pada titik pengukuran diadakan


pengamatan tinggi muka air sugai yang
selalu dapat berubah-ubah. Tempat titik
pengukuran disebut STASIUN HIDROMETRI
 Pengukuran tinggi muka air
Luas penampang aliran dapat diketahui bila bentuk (ukuran) profil dari
penampang sungai disuatu titik pengukuran sudah diketahui dan tinggi
muka air di sungai juga diketahui.

Pengukuran tinggi muka air sungai dapat dilakukan dengan cara :


- Manual (duga muka air, peil schaal, dsb)
- Otomatis (AWLR)

Cara Manual

Pengukuran muka air


dengan tongkat duga
muka air/peil schaal ini
Tegak
dilakukan dalam interval
O waktu tertentu, misal :
interval 3 jam, 6 jam,
atau 12 jam.
Bertingkat
Makin pendek
intervalnya makin baik
Miring
data yang didapat tetapi
makin mahal.
Contoh Data
t (jam) 6.00 9.00 12.00 15.00 18.00
h (cm) 128 143 135 186 194

Cara Otomatis :
Pengukuran dengan cara ini memakai alat Automatic Water Level Recorder
(AWLR) yang dipasang pada stasiun Hidrometri. Cara kerjanya dapat secara
otomatis mencatat setiap perubahan tinggi muka air sepanjang waktu pada
kertas grafik pencatat. Kertas grafik dapat diganti 1 minggu sekali atau 2
minggu sekali.
Pengukuran dengan AWLR lebih teliti dibandingkan dengan
pengukuran dengan tongkat duga/peil schaal. Grafik berikut dapat
memberikan gambaran hasil pengukuran :

h
AWLR
PEIL SCHAL

t1 t 2 t3 t4 t5 t6 t

Terlihat bahwa pada waktu antara dua interval pengukuran dengan


AWLR dan Peil Schaal tidak sama ada harga-harga max dan min yang
tidak tercatat di peil schaal tetapi tercatat di AWLR.

- Pengukuran Kecepatan Aliran


Pengukuran kecepatan aliran di sungai dapat dilakukan dengan cara :
1. Pelampung
2. Current meter
3. Pelarutan (dillution)
Dengan pelampung
Di pilih pada bagian sungai yang lurus dan ditentukan tiga tempat
profil sungai.
Kecepatan pelampung adalah
kecepatan aliran permukaan
l pada sungai (Vp), sehingga
Vp  untuk mendapatkan kecepatan
t
B A C rata-rata aliran penampang
sungai perlu dikoreksi.
V = k . Vp
L

Bila kecepatan rata-rata pada penampang A didapat dan luas


penampang aliran diketahui, maka debit pada penampang A dapat
dihitung (Q = V. A)

Dengan Current Meter


Pengukuran kecepatan aliran dapat dilakukan dengan
current meter, yang mempunyai dua jenis/type :
- Type Ott, dengan sumbu horizontal
- Type Price, dengan sumbu vertikal Current meter sumbu mendatar
Pengukuran dengan current
meter dengan terlebih dahulu b b b b b b
membagi profil penampang
sungai menjadi beberapa bagian
yang mempunyai lebar
permukaan sama.
Pada masing-masing bagian
dapat dilakukan beberapa kali
pengukuran dengan bermacam-
macam kedalaman.
Pengukuran Tempat kedalaman

1x 0.6 h
2x 0.2 h ; 0.8 h
3x 0.2 h : 0.6 h ; 0.8 h
5x permukaan ; 0.2 h ; 0.6 h ; 0.8 h ; dasar

h = kedalaman air pada masing-masing bagian


Kecepatan aliran didapat dengan perumusan yang terdapat pada alat
current meter.
N
Perumusan secara umum : v = a . n + b n=
t
Dimana : v = kecepatan aliran
a,b = konstanta alat
N = jumlah putaran dalam interval t
t = lama satu kali pengukuran
Kecepatan yang didapat adalah kecepatan aliran pada kedalaman yang
dikehendaki bukan kecepatan rata-rata pada bagian section. Untuk
mendapatkan kecepatan rata-rata bagian section maka dapat dipakai
perumusan :
a. 1x pengukuran  v  v0.6

b. 2x pengukuran  v
1
v0.2  v0.8 
2

c. 3x pengukuran  v
1
v0.2  v0.6  v0.8 
3

atau v
1
v0.2  2  v0.6  v0.8 
4

d. 5x pengukuran  v
1
10
v p  3  v0.2  2  v0.6  3  v0.8  vd 

Bila masing-masing bagian (section) sudah didapat kecepatannya dan tinggi muka air juga
diketahui sehingga luas penampang aliran didapat, maka besarnya debit dapat dihitung
untuk masing-masing bagian section yang kemudian untuk seluruh penampang aliran.
Kelompok Kelas 3A D3
 Kel I : Cindy, Ristia, Eis, Rohim, Rafi, Andika
 Kel II : Syaidatul, Misriana, Natasha, Takim,
Ricky, Afan
 Kel III : Vina, Jannah, Khairunnisa, Asif,
Mustazah, Amin
 Kel IV : Riza, Maysarah, Apra, Surade, Fadli,
 Kel V : Nurul, Selvi, Okta, Mariadi, Rafiq
Kelompok Kelas 3B D3
 Kel I : Desma, Iis, Eka, Zakaria, Reren
 Kel II : Nurul, Endah, Veli, Hafiz, Zani
 Kel III : Faza, Nurasyikin, Wulandari, Risky,
Adop
 Kel IV : Ayu, Rida, Lilik, Rohim, Mazrul, Alvi
 Kel V : Dania, Ainun, Farhan, Nurlela, Iqbal,
M. Resky
Perhitungan Debit

1. Cara tengah penampang (Mid Section)


b b
Debit ruas (section) :
A B C D E
q = vB . b . hB
hA vB hE
hB Debit sungai :
hC hD
q =  vi . b . hi
b

2. Cara tengah penampang (Mean Section)


Debit ruas (section) :
b b b
q
1
2
 
v B  v C  bhB  hC 
1
2
A B C D E
atau :
hA vB vC hE
hB
hC hD q
1
2
 2

v i  v i 1  bhi  hi 1 
1

Debit sungai :
 
Q  q  b   v i  v i 1 hi  hi 1 
1
4
Kelompok Kelas VB
 Kel I : Noprianto, Sri Mulyani, Wahyulia, Syafiq,
Firdaus, Putra, Sarifah
 Kel II : Yusrizal, Nurul, Yenni, Saiful, Yasin,
Kamarudin, Norania, Rizqi
 Kel III : Muhadir, Qomarul, Sri Mariani, Musliadi,
Saidi, Safii, Rivaldi
 Kel IV : Sarwo Edi, Putri, Siti, Zulkarnaen,
Syahril Hadi, Satria Darma, Satriyadi
Kelompok Kelas 5A
 Kel I : Firdiansyah, Adelina, Juzika, Hilviana,
Abdul Rahman, Mubarikah
 Kel II : Asri, Erma, Elviandi, Desi K, Asmirin,
Aprillia
 Kel III : Nur Ilham, Dwi, Isnandar, Lasmira,
Arisno, Dewi
 Kel IV : Ade Rizky, Amelia, Iskandar, Ainur,
Riski, Maryati
Perumusan Kecepatan
Debit : Q = A . V
 Chezy
V  c RI C = koefisien chezy

 Manning
1 1
C  R1/6 V  R 2/3I1/2
n n

 Bazin
87
C B
1
R
Harga Koefisien Manning
Bahan Koefisien Manning
Besi tuang lapis 0.014
Kaca 0.010
Saluran Beton 0.013
Bata dilapis Mortar 0.015
Pasangan batu disemen 0.025
Saluran tanah bersih 0.022
Saluran tanah 0.030
Saluran dengan dasar batu dan 0.040
tebing rumput
Harga Koefisien Bazin
Jenis Dinding Koefisien Bazin
Dinding sangat halus (semen) 0.06
Dinding halus (papan, batu, bata) 0.16
Dinding batu pecah 0.46
Dinding tanah sangat teratur 0.85
Saluran tanah dengan kondisi 1.30
biasa
Saluran dengan dasar batu pecah 1.75
dan tebing rumput
Mencoba merencanakan
dimensi (B atau H)
 Saluransegiempat dengan lebar 5m,
kemiringan dasar saluran I = 0.005 dan
koef manning 0.022. Apabila debit aliran Q
= 20 m3/dtk. Hitung kedalam aliran

Q =A.V
 20 = B.H
Q = A. V
 Q = B. H . 1/n . R ^(2/3) . I ^ (1/2)
 20 = 5 . H. (1/0.022) . (A/P)^(2/3). 0,005^(1/2)
 20 = 16,07 . H. [ (5. H)/(5 + 2H)]^(2/3)
 20/16.07 = H. [ (5. H)/(5 + 2H)]^(2/3)
 1,24 = H. [ (5. H)/(5 + 2H)]^(2/3)
 H = 1,24 / [ (5 H)/(5 + 2H)]^(2/3) pers
Soal 2
 Saluran bentuk trapesium dengan lebar
dasar 5 m , kemiringan tebing V : H = 1 : 1
terbuat dari pasangan batu (n = 0.025).
Kemiringan dasar saluran adalah 0.0005.
Debit aliran Q = 10 m3/dtk. Hitung
kedalam aliran.
Olah Data
 Profil Melintang : B, H, W : A, P, R
 Profil Memanjang : Delta H antara dasar
saluran.
 Berdasarkan Delta H, Hitung Kemiringan
Dasar saluran ;
 I = (Delta H/Jarak)*100%

Kecepatan Aliran Menggunakan Rumus Rata-


rata : V rata-rata
Rating Curve
h
Yaitu kurva yang Q

menunjukkan hubungan
antara tinggi muka air di
sungai dengan debit. t1 t2 tn t t1 t2 tn t

STAGE HYD DISCHARGE HYD

Rating Curve
Dari 2 data kurva diatas
untuk t yang sama akan
dapat digambarkan kurva
rating curve-nya
h1 h1 h1
h
Q3 Q1 Q2 Q
t1

t2
t H Q
t3
6.00 1.85 43.2
9.00 1.67 36.4
Pembuatan rating curve dapat
dilakukan dengan perhitungan
persamaan regresi untuk pasangan
data h dan Q.
h

Kemungkinan bentuk-bentuk rating curve

Q O
Q
h=0 Q=0
h

a a
Q

h0 Q=0

O
Q
h=0 Q0 q
Macam sungai dilihat dari hidrographnya.
Sungai dikelompokan dalam 3 golongan kalau ditinjau dari kontinuitas
alirannya.
1. Ephemeral Rivers
Sungai yang mengalirkan aliran hanya pada saat ada hujan saja,
karena muka air tanah selalu berada dibawah dasar sungai.
2. Intermitten Rivers
Sungai yang mengalirkan aliran selama musim hujan dan tidak
mengalir selama musim kemarau karena muka air tanah akan berada
dibawah dasar sungai kalau pada musim kering.
3. Perennial Rivers
Sungai yang selalu mengalirkan aliran sepanjang tahun, karena muka
air tanah selalu diatas dasar sungai
Ephemeral

ada hujan

m . a.t

t
Intermitten

musim
m.a.t
hujan

musim
m.a.t kemarau

musim musim
hujan kemarau

Perennial

Q
musim
hujan musim
kemarau
Aliran Permukaan / Limpasan (Surface Run Off)
Q
I
Discharge

Øindex
t t
Recharge Hydrograp

Untuk hujan mulai kontinu (musim hujan)


Q

Untuk hujan mulai jarang (awal musim kemarau)


Q

sudah tidak ada hujan


t
 Hidrograf Satuan:
 HS Snyder (1)
 HS Nakayasu (2)
 HS Gama I
 HS Gama II

Dan pemaparan perhitungan debit hasil survey


Hydrograph Tunggal
Q
Qmax
C.A
direct run off

d.r.o
base flow

b.f

t
t

Bagian-bagian dari Hydrograph tunggal


a–d = kurva naik
Q d – b – c = kurva puncak
Q
b c–e = kurva turun
d
c b = debit puncak
c = titik balik
d.r.o
(inflection point)
e
a e = akhir dari aliran langsung
d.r.o (direct run off)
Tc t t Tc = waktu konsentrasi
Tb Tc
(time of concentration)
Tb
Tb = waktu dasar aliran
(time base)
Aliran Baseflow
Bila tidak ada hujan aliran di dalam sungai merupakan aliran base flow yaitu
suplesi air tanah terhadap sungai.
Persamaan debit baseflow adalah sebagai berikut :
Q = Q0 . e-.t
Dimana : Q = debit saat sekarang (setelah t)
Q0 = debit mula-mula (sebelum t)
 = koef. yang tergantung dari sifat akifer
t = waktu
e = bilangan natural

base flow (kurva deplesi)

t
Contoh :
Pada suatu daerah aliran mengalami periode tanpa hujan
- Setelah 10 hari tanpa hujan, debit aliran permukaan = 100 m3/dt
- setelah 40 hari tanpa hujan, debit aliran permukaan = 50 m3/dt
1. Bagaimana persamaan dari kurva deplesi ?
2. Berapa debit aliran setelah 120 hari tiada hujan ?

Penyelesaian :
Karena daerah aliran lama tanpa hujan maka debit aliran adalah debit aliran
dasar.
Persamaan kurva deplesi : Q = Q0 . e-.t
Untuk Q0 = 100 m3/dt
Q = 50 m3/dt
t = 40 – 10 = 30 hari
Maka 50 = 100 . e-.30   = 0.023

 Persamaan kurva deplesi : Q = Q0 . e-0.023.t


Untuk setelah 120 hari tanpa hujan :
Q120 = Q10 . e-0.023.t = 100 . e-0.023.(110) = 7.96 m3/dt
Pengaruh sifat daerah aliran pada bentuk Hidrograp
Bentuk hidrograp sangat dipengaruhi oleh intensitas hujan, lama hujan dan
keadaan daerah aliran sebelum terjadi hujan serta bentuk daerah aliran.
Kalau daerah aliran dalam keadaan kering, dapat dikatakan bagian puncak dari
hidrograp akan berbentuk datar bila dibandingkan pada keadaan yang lebih basah.

Macam bentuk daerah aliran dan pengaruh alirannya

Q (m 3 /dt)
b a1
a
c

a2
C
B c
A t (jam)
b
a

Daerah aliran yang mempunyai bentuk berbeda tapi luas sama dan hujan yang
mempunyai intensitas sama besar jatuh di daerah tersebut, maka aliran yang dihasilkan
didalam titik pengamatan (a, b, & c) akan berbeda pula bentuk hidrograpnya.
Bila hujan jatuh didaerah A dari titik a ke arah hulu maka aliran yang didapat adalah kurva
a1 , bila hujan bergerak dari hulu ke hilir didapat kurva a2.
Hydrograph Segitiga

Qp
s. sro
hst
r.o
Qp
bf

t
t Tb
Tb
tr = duration hujan effektif
I Tc = waktu mencapai debit puncak
R tot
Tb = waktu (duration) aliran akibat Reff
tr t
Q Luas segitiga = Vol. Aliran
Qp
Vol. aliran ( = koef. Aliran DAS)
Reff     Rtot
Luas DAS

Vol. Aliran = ½ . Qp . Tb
Tb t
Tc Reff =  I . tr
Tb
1
 Q p  Tb tr
Maka : 2   .I .tr
Sehingga : Q p  2    I  A
Tb
A
I
Anggapan :
Tr = Tc
tr t
Q Tb = 2 Tc
Qp
Sedang : Reff =  . Rtot =  . I . Tc

tr Tc
Untuk : Q p  2    I  A maka : p
Q  2    I  A
Tb 2T
Tc
t c

Tb

Jadi : Qp =  . I . A  Rumus RATIONAL


dimana : Qp = debit maksimum (m3/dt)
 = koef. Aliran (run off)
Rtot
I = = intensitas hujan (m/dt)
Tc
Rtot = hujan total
Tc = waktu debit maksimum (= waktu hujan)= waktu konsentrasi
A = Luas daerah (m3)

Sistem satuan : 1
Untuk : Qp = m3/dt ; I = mm/jam ; A = km2  Qp    I  A
3,6

Konversi satuan : 10.3 m 1 6 m 1 m3


 10 6
m 2
  10  10 6
m 2
 
3,6.103 det 3,6 det 3,6 det
Bila tr > Tc
I
Reff =  . I . Tr
tr t
Vol. aliran = ½ Qp (tr – Tc + tr + Tc) = Qp . Tr
Q
Vol. aliran Qp  tr
Qp Reff    I  tr 
A A
Qp =  . I . A
1
Tc tr-Tc Tc Satuan metrik : Q p    I  A
3,6
tr

Bila tr < Tc dan Tb = 2,67 Tc


I Reff =  . I . Tr
Vol. aliran = ½ Qp . 2,67 Tc = 1,335 Qp . Tc
tr t
Vol. aliran 1,335  Q p  tc
1/2tr
Reff    I  tr 
L A A
Q

Q p  0,75    I  A 
tr atau Q p  0,75    I  A 
tr
Tc 1 / 2t r  L
Qp
1 tr
Satuan metrik : Q p   0,75    I  A 
t
3,6 1 / 2t r  L
Tc 1.67Tc (L = time lag) tr
Q p  0,417    I  A 
tr  2L
TUGAS KELOMPOK

DIKUMPULKAN BESOK (29 November


2013) , DAN DIPRESENTASIKAN

 HS SNYDER
 HS NAKAYASU
 HS GAMA I
 HS GAMA II
2. Perumusan
Debit : Q = A . V
 Chezy
V  c RI

 Manning
1
V  R 2/3I1/2
n

 Strickler
V  kR2/3I1/2
3. Bangunan Ukur
 Ambang Lebar (Broad-crested weirs)
 Ambang Tajam (Short-crested weirs)
 Flumes

Anda mungkin juga menyukai