Anda di halaman 1dari 16

Current Meter Kelompok XI

ercobaan 2
CURRENT METER

A. Teori Percobaan

Current meter atau alat ukur arus adalah alat yang digunakan untuk mengukur
kecepatan aliran pada saluran terbuka.Ada dua tipe current meter yaitu tipe price dan
tipe propeller (baling-baling). Perbedaan antara kedua tipe alat ukur tersebut terletak
pada bagian yang berputar. Pada tipe price, bagian yang berputar terdiri dari beberapa
(biasanya enam) buah mangkuk atau konis yang berputar terhadap sumbu vertikal,
sedangkan pada tipe propeller bagian yang berputar yaitu baling-baling berputar
terhadap sumbu horizontal. Bagian yang berputar dihubungkan dengan alat elektronik
yang mencatat jumlah putaran. Berdasarkan jumlah putaran tersebut, dihitung
kecepatan aliran dengan rumus umum:

V  an  b

Dimana : V = Kecepatan aliran


n = Jumlah putaran per detik
a dan b = Konstanta kalibrasi alat

Penentuan titik pengukuran.


Titik pengukuran ditentukan dengan mempertimbangkan distribusi kecepatan
aliran, baik dalam arah vertical, maupun dalam arah horizontal.

Laboratorium Hidrolika – Fakultas Teknik Jurusan Sipil


Current Meter Kelompok XI

Gambar 2.1 Penentuan titik pengukuran kecepatan aliran

Laboratorium Hidrolika – Fakultas Teknik Jurusan Sipil


Current Meter Kelompok XI
Dalam arah horizontal (melintang sungai) jumlah titik pengukuran minimal 10
titik (10 segmen penampang). Secara matematis kriteria tersebut dinyatakan dengan
persamaan:

b  0.1B

Dimana : b = Lebar segmen


B = Lebar total saluran/sungai

Dalam arah vertikal jumlah titik pengukuran disesuaikan dengan kedalaman


aliran (D), sedangkan kedalaman titik pengukuran dari muka air (d) disesuaikan
dengan distribusi kecepatan dalam arah vertikal.

a. Pengukuran pada 1 (satu) titik kedalaman hanya dibenarkan untuk keperluan


praktis apabila kedalaman aliran D  0.6 m . Dalam hal ini, pengukuran
dilakukan pada kedalaman 0.6 kali kedalaman aliran, diukur dari permukaan
aliran. ( d  0.6D )
b. Pengukuran pada dua titik kedalaman. Apabila pengukuran dilakukan pada dua
titik kedalaman, maka kedalaman titik pengukuran masing-masing: d  0.2D dan
d  0.8D diukur dari permukaan aliran.
c. Pengukuran pada tiga titik kedalaman. Apabila pengukuran dilakukan pada tiga
titik kedalaman, maka kedalaman titik pengukuran masing-masing: d  0.2D ,
d  0.6D dan d  0.8D diukur dari permukaan aliran.

Perhitungan kecepatan rata-rata kedalaman


(a) Apabila pengukuran hanya dilakukan pada 1 (satu) titik kedalaman, maka
kecepatan rata-rata kedalaman:

V d  V 0 .6

(b) Apabila pengukuran dilakukan pada 2 (dua) titik kedalaman, maka kecepatan
rata-rata kedalaman:

V0.2  V0.8
Vd 
2

Laboratorium Hidrolika – Fakultas Teknik Jurusan Sipil


Current Meter Kelompok XI
(c) Apabila pengukuran dilakukan pada 3 (tiga) titik kedalaman, maka kecepatan
rata-rata kedalaman:

V0.2  2V0.6  V0.8


Vd 
4

Dimana : Vd = Kecepatan rata-rata kedalaman


V0.2 = Kecepatan aliran pada kedalaman 0.2 D
V0.6 = Kecepatan aliran pada kedalaman 0.6 D
V0.8 = Kecepatan aliran pada kedalaman 0.8 D

Laboratorium Hidrolika – Fakultas Teknik Jurusan Sipil


Current Meter Kelompok XI

Gambar 2.2 Luas penampang basah (A)

Laboratorium Hidrolika – Fakultas Teknik Jurusan Sipil


Current Meter Kelompok XI
Perhitungan luas penampang basah (A)

Perhitungan luas penampang basah (A) dengan metode interval tengah (mid section):

d i  d i 1
Ai   xi  xi 1 
2
d  d i 1
 i  bi
2
Dimana : Ai = Luas penampang basah
di = Kedalaman segmen ke-i
bi = Lebar segmen ke-i

Perhitungan debit aliran (Q)


Debit per sub penampang (Qi) dihitung dengan persamaan:

Qi  Ai  Vi

Dimana : Qi = Debit per sub penampang


Ai = Luas penampang basah ke-i
Vi = Kecepatan rata-rata penampang ke-i

Debit total (Q) dihitung dengan persamaan:


n
Q   Qi  Q1  Q2  Q3    Qn
i 1

Luas penampang total (A) dihitung dengan persamaan:


n
A   Ai  A1  A2  A3    An
i 1

Kecepatan rata-rata penampang, dihitung dengan persamaan:

Q
V 
A

Dimana : V = Kecepatan rata-rata penampang


Q = Debit total
A = Luas penampang total

Laboratorium Hidrolika – Fakultas Teknik Jurusan Sipil


Current Meter Kelompok XI
B. Maksud dan Tujuan Percobaan
 Menentukan kecepatan aliran di beberapa titik pada penampang saluran
 Menentukan kecepatan rata-rata dan debit aliran
 Menggambarkan kurva distribusi kecepatan pada penampang saluran

C. Alat dan Bahan yang Digunakan

 Current Meter
 Saluran terbuka.
 Roll Meter
 Stopwatch
 Patok dan tali

Laboratorium Hidrolika – Fakultas Teknik Jurusan Sipil


Current Meter Kelompok XI
D. Prosedur Percobaan

Pengukuran debit dengan cara merawas adalah petugas mengukur langsung

masuk ke dalam badan air. Petugas pengukur minimal terdiri dari dua orang. Satu

orang petugas mengoperasikan peralatan dan satu orang petugas mencatat data

pengukuran. Dalam pelaksanaannya perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut.

1. Pasang patok dan rentangkan tali pada lebar penampang saluran terbuka.
2. Bagi penampang saluran yang ditentukan asisten.
3. Bagi penampang menjadi beberapa segmen sesuai petunjuk Asisten.
4. Baca dan catat elevasi muka air, dan ukur kedalaman aliran pada setiap segmen
penampang.
5. Rakit atau atur current meter pada statif dan hubungkan dengan counter.
6. Dilakukan pada lokasi sebatas pengukur mampu merawas.
7. Posisi berdiri pengukur harus berada di hilir alat ukur dan tidak boleh
menyebabkan berubahnya garis aliran pada jalur vertikl yang diukur.
8. Letakkan tongkat penduga tegak lurus.
9. Hindari bediri dalam air apabila akan mengakibatkan penyempitan penampang
melintang.
10. Apabila posisi current meter (arah aliran) tidak tegak lurus terhadap penampang
melintang sungai maka besarnya sudut penyimpangan perlu dicatat untuk
menghitung koreksi kecepatan di vertikalnya.
11. Pasang current meter pada titik pengukuran kecepatan kemudian baca dan catat
waktu yang diperlukan untuk mencapai jumlah putaran yang telah ditentukan.
Pembacaan waktu dilakukan minimal tiga kali.
12. Lakukan prosedur nomor 11 pada setiap titik pengukuran yang telah ditentukan.
Warning:Kontrol kemungkinan perubahan elevasi muka air selama pengukuran

berlangsung.

Laboratorium Hidrolika – Fakultas Teknik Jurusan Sipil


Current Meter Kelompok XI
F. Analisa Data

Segmen 1
 Menghitung kedalaman titik pengukuran dari muka air (d) :

d = 0,2 D = 0,2 x 60,60 = 12,120 m


d = 0,6 D = 0,6 x 60,60 = 36,360 m
d = 0,8 D = 0,8 x 60,60 = 48,480 m

 Menghitung jumlah putaran per detik (n) :


 0,2 D
𝑁 4
n = 𝑇 = 10 = 0,4 kali/detik

 0,6 D
𝑁 3
n = 𝑇 = 10 = 0,3 kali/detik

 0,8 D
𝑁 3
n = 𝑇 = 10 = 0,3 kali/detik

Tabel 2.2 Nilai Kalibrasi Alat

n ≤ 1. 34 V = 0.1299 n + 0.0128

1. 34 < n ≤ 12.54 V = 0.1268 n + 0.0170

n > 12.54 V = 0.1271 n + 0.0127

Laboratorium Hidrolika – Fakultas Teknik Jurusan Sipil


Current Meter Kelompok XI
 Menghitung kecepatan segmen (V)

Nilai n didapat rumus V dari kalibrasi yaitu:


V = 0,1299 n + 0,0128

 0,2 D
V = 0,1299n + 0,0128
= (0,1299 x 0,4) + 0,0128
= 0,065 m/detik

 0,6 D
V = 0,1299n + 0,0128
= (0,1299 x 0,3) + 0,0128
= 0,052 m/detik

 0,8 D
V = 0,1299n + 0,0128
= (0,1299 x 0,3) + 0,0128
= 0,052 m/detik

 Menghitung kecepatan rata-rata segmen


𝑉0,2 +𝑉0,6 +𝑉0,8
𝑉̅𝐼 =
3

0,065+0,052+0,052
=
3
= 0,056 m/detik

Laboratorium Hidrolika – Fakultas Teknik Jurusan Sipil


Current Meter Kelompok XI
 Menghitung luas penampang basah (A)
𝑑1 +𝑑2
A= × 𝑏𝑖
2
0,303+0,701
= × 1,73
2
= 0,868 m2

 Menghitung debit aliran (Q)


Qi = 𝐴𝑖 × 𝑉̅𝑖
= 0,868 x 0,056

= 0,049 m3/ detik

Laboratorium Hidrolika – Fakultas Teknik Jurusan Sipil


Current Meter Kelompok XI
 Pembahasan

1. Dari grafik, diperoleh hubungan antara kedalaman rata-rata titik pengukuran


̅̅̅𝟏 ) dengan Kecepatan Segmen (V1) yaitu berbanding terbalik.
segmen 1 ((𝒅
Dimana jika nilai kedalaman titik pengukuran semakin besar, maka nilai
kecepatan segmen akan semakin kecil.

Kedalaman rata-rata
Kecepatan Segmen
No. pada titik pengukuran
̅̅̅𝟏̅) (V1)
(𝒅
1 12,12 0,068
2 36,36 0,055
3 48,48 0,055

2. Dari grafik, diperoleh hubungan antara kedalaman rata-rata titik pengukuran


̅̅̅𝟐 ) dengan kecepatan segmen 2 (V2) yaitu berbanding terbalik.
segmen 2 ((𝒅
Dimana jika nilai kedalaman kedalaman titik pengukuran semakin besar, maka
nilai kecepatan segmen akan semakin kecil.

Kedalaman rata-rata
Kecepatan Segmen
No. pada titik pengukuran
̅̅̅𝟐̅) (V2)
(𝒅
1 14,02 0,068
2 42,06 0,055
3 56,08 0,055

̅̅̅𝟑 ) dengan
3. Dari grafik, hubungan antara kedalaman titik pengukuran segmen 3 (𝒅
kecepatan segmen 3 (V3) tidak tentu. Karena nilai yang diperoleh juga tidak
konstan seperti pada tabel.

Kedalaman rata-rata
Kecepatan Segmen
No. pada titik pengukuran
̅̅̅𝟑̅) (V3)
(𝒅
1 12,14 0,039
2 36,42 0,055
3 48,56 0,039

Laboratorium Hidrolika – Fakultas Teknik Jurusan Sipil


Current Meter Kelompok XI
H. Kesimpulan dan Saran

 Kesimpulan

1. Dari hasil perhitungan diperoleh nilai debit terbesar terjadi pada segmen dua
yaitu segmen yang terletak di tengah penampang. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa debit terbesar suatu penampang terjadi di tengah
penampang tersebut.
2. Pada grafik kedalaman titik pengukuran segmen 3 (d3) dengan kecepatan
segmen 3 (V3) nilai yang diperoleh tidak konstan, hal ini disebabkan karena
kondisi penampang saluran dan kurang akuratnya dalam proses pengambilan
data.

 Saran
1. Praktikan harus memahami terlebih dahulu prosedur percobaan sebelum
melaksanakan proses praktikum.
2. Pada saat proses praktikum harus dilakukan dengan teliti agar data yang
diperoleh lebih akurat.
3. Praktikum harus tetap menjaga kebersihan lokasi praktikum.
4. Harus juga diperhatikan dalam pemilihan penampang saluran karena kondisi
penampang akan sangat berpengaruh terhadap data yang diperoleh.

Laboratorium Hidrolika – Fakultas Teknik Jurusan Sipil


Current Meter Kelompok XI
I. Gambar Alat dan Foto Kelompok
 Gambar Alat

Current Meter

Roll Meter

Laboratorium Hidrolika – Fakultas Teknik Jurusan Sipil


Current Meter Kelompok XI

Stopwatch

Tali

Laboratorium Hidrolika – Fakultas Teknik Jurusan Sipil


Current Meter Kelompok XI

 Foto Kelompok

Laboratorium Hidrolika – Fakultas Teknik Jurusan Sipil

Anda mungkin juga menyukai