Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN

B ab ini menjelaskan sejarah munculnya ilmu Pengembangan Sumber Daya Air,aspek-aspek


pengembangan sumber daya air, hubungan siklus hidrologi dengan ilmu pengembangan
sumber daya air, serta konsep pengembangan sumber daya air.

1.1. LATAR BELAKANG


Sejarah menunjukkan bahwa kehidupan manusia dari jaman dahulu sampai sekarang tidak
dapat dipisahkan dengan air, baik untuk dikonsumsi, sanitasi, pengairan maupun untuk
dimanfaatkan tenaganya. Berbagai macam sumber air yang ada di bumi dikelompokkan
menjadi 2 (dua) macam yaitu sumber air permukaan dan sumber air bawah permukaan.
Sumber air permukaan meliputi: presipitasi (hujan, embun, salju dan es), sungai, mata air,
danau dan laut. Sedangkan sumber air bawah permukaan adalah air tanah.

Manusia belajar dari sejarah, selanjutnya memahami bahwa keberadaan air di sekitarnya
tidaklah selalu tetap sepanjang masa melainkan berubah baik dari segi bentuk maupun
jumlah. Di beberapa daerah, suatu ketika jumlah air di sekitar manusia sangatlah berlimpah
bahkan sampai manusia harus mengupayakan pengurangannya agar terhindar dari banjir dan
akibat-akibat dari banjir. Sedangkan pada saat yang lain, jumlah air di sekitar manusia
sangatlah kurang sampai terjadi bencana kekeringan (Saidah, 2022; Surahman dkk., 2022).
Hal tersebut mendasari manusia untuk berpikir dan berupaya agar jumlah air di sekitarnya
tersedia selamanya dengan jumlah yang optimal untuk kehidupan. Dari hasil pemikiran ini
kemudian muncullah ilmu-ilmu pengembangan sumber daya air yang meliputi: pemanfaatan,
pengendalian, rehabilitasi, pemeliharaan, dan konservasi sumber daya air. Menurut
Sudjarwadi (1988), aspek pengembangan sumber daya air meliputi:
1. Pengendalian Banjir,
2. Irigasi dan Drainase,
3. Listrik tenaga air,
4. Sedimentasi,
5. Pengaturan DAS,
6. Penyediaan air untuk rumah tangga,
7. Lalu lintas air,
8. Perikanan dan kesatwaan
9. Penggunaan sumber daya air untuk rekreasi,
1
10. Penanganan pencemaran,
11. Penjagaan keseimbangan ekologi,
12. Pengendalian kadar garam,
13. Pembuatan hujan

1.2. PENGERTIAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR


Memperhatikan keberadaan air di bumi, kita mengetahui bahwa air mengalami sirkulasi yang
kontinyu yang kemudian dikenal dengan siklus hidrologi (hydrological cycle) seperti telah
dijelaskan di atas dan diilustrasikan pada Gambar 1.1. Sirkulasi ini meskipun kontinyu
namun tidak merata pada setiap waktu dan tempatnya. Sangat banyak faktor yang
mempengaruhi kejadian siklus hidrologi tersebut. Siklus hidrologi dipengaruhi oleh kondisi
meteorologi, topografi, geologi, geografi, kondisi kepulauan, tata guna lahan, dan masih
banyak faktor lagi yang masih diteliti oleh para ahli (Nandari, 2020).

Gambar 1.1 Siklus Hidrologi


Sumber: Wiest, 2005

Sehubungan dengan keberadaan air di bumi, maka pada keadaan jumlah air yang optimum
disekitar manusia, maka air akan sangat bermanfaat bagi kehidupan manusia, seperti untuk
kebutuhan domestik, irigasi, PLTA, pelayaran, dsb. Namun pada keadaan jumlah air yang
maksimum ataupun minimum, maka air akan membahayakan dan merugikan kehidupan

2
manusia. Sebagai contoh kejadian banjir dan kejadian kekeringan (Saidah, 2022; Surahman
dkk., 2022).

Dalam mencukupi kebutuhan akan air, manusia memanfaatkan air dari sumber air yang ada.
Sehingga muncul upaya ilmu pemanfaatan sumber daya air. Dalam perkembangannya
semakin meningkat jumlah penduduk, semakin meningkat pula perkembangan lingkungan
yang diikuti dengan perkembangan kebutuhan manusia akan air, sehingga terjadilah
perubahan lingkungan dan peningkatan pemanfaatan sumber daya air yang disebut dengan
eksploitasi sumber daya air. Eksploitasi sumber daya air ini pada akhirnya menimbulkan
kondisi krisis sumber daya air, baik kualitas maupun kuantitasnya. Hal ini nyata
membuktikan bahwa pertumbuhan penduduk mempunyai andil yang besar dalam perubahan
irama siklus hidrologi di daerah tersebut.

Oleh karenanya, kemudian seiring dengan perkembangan jaman, manusia dengan kesadaran
dan kemampuannya mencoba upaya-upaya agar mampu mengantisipasi keadaan jumlah air
yang maksimum ataupun minimum tersebut. Manusia memikirkan upaya yang lebih dari
sekedar ilmu pemanfaatan sumber daya air yaitu ilmu pengembangan sumber daya air. Ilmu
ini selain mempelajari pemanfaatan sumber air secara komprehensif juga mempelajari
pengendalian, pengelolaan dan pembaharuan demi pelestarian sumber daya air. Ilmu ini
disebut sebagai Ilmu Pengembangan Sumber Daya Air.

Pengembangan sumber daya air memerlukan adanya konsepsi, perencanaan, perancangan,


konstruksi, operasi dan pemeliharaan terhadap sumber daya teknologi, fasilitas,lembaga dan
peraturan (Linsley, dkk, 1989). Pengembangan sumber daya air memerlukan penanganan dari
para ahli dibidang sipil, geologi, elektrikal, mekanikal, kimia, biologi, ekonomi, politik, dan
sosial.

Pengembangan sumber daya air dibidang teknik sipil secara garis besar dilandasi dengan
pemahaman atas ilmu-ilmu dasar yaitu: hidrologi, teknik sungai dan daerah aliran sungai
(DAS), bangunan sungai serta menejemen sumber daya air (Amitaba, 2018; Supardi and
Sulistiyono, 2018). Aspek-aspek yang telah dikemukakan oleh Sudjarwadi dapat
dikelompokkan menjadi 4 (empat) upaya pengembangan sumber daya air, yaitu:

3
1. Pengendalian :
 Pengendalian Banjir
 Pengendalian DAS
 Pembuangan Limbah
2. Pemanfaatan :
 Penyediaan Air Domestik
 Penyediaan Air Irigasi
 Penyediaan Air PLTA
 Prasarana lalulintas air
 Peternakan dan Perikanan
 Industri dan Pariwisata
3. Pengelolaan :
 Pengelolaan Kualitas Air
 Pengelolaan Sumber daya lembaga, manusia, sarana dan teknologi
4. Konservasi :
 Reservoir, Bendungan, Embung dan Kolam
 DAS, hutan lindung dan tata guna lahan

1.3. KONSEP PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR


Menurut Rintis (2006), bahwa konsep pengembangan sumber daya air meliputi:
 Dasar pengembangan :
o multiple purpose
o multiple objective
 Potensi sumberdaya manusia :
o untuk manajemen air
o engineers bekerja sama dengan ahli lain
 Potensi sumberdaya air :
o di atas permukaan : sungai, rawa & pantai, danau
o di bawah permukaan : air tanah
 Sistem pendekatan : dengan pemodelan

4
Sehingga dalam mengembangkan sumber daya air terutama air permukaan, dalam hal ini
adalah sungai, maka prinsip-prinsip pokok kebijaksanaan yang harus diperhatikan adalah:
 Adanya batasan yang jelas, antara tujuan regional & Nasional
 Perencanaan river basin secara menyeluruh “one river one plan”
 Penyederhanaan prosedur yang menyangkut sosial ekonomi
 System pengelolaan secara ekonomis yang memadai
 Penyediaan pembiayaan pemeliharaan yang layak
 Penyediaan Sumber Daya Manusia dan informasi yang memadai
 Penerapan manajemen keairan yang sehat
 Pengaturan penggunaan pelayanan atau fasilitas sumber daya air untuk memberikan
sumbangan yang besar kepada pembangunan bangsa (Fibrianti, dkk. 2018)

Gambar 1.2. Prinsip Pokok Kebijakan Pengembangan Sumber Daya Air

Selanjutnya menurut Rintis, dasar-dasar pengembangan sumber daya air meliputi:


 Satuan Wilayah Sungai
 Arah pengembangan sehubungan dengan pemanfaatannya
 Efisiensi pemanfaatan sumber daya air
 Manajemen atau pengelolaan sumber daya air
 Optimasi pemanfaatan sumber daya air
5
 Pengembangan pelestarian dan penanggulangan sumber daya air

Dalam pelaksanaannya, kegiatan-kegiatan pengembangan sumber daya air akan melibatkan


persoalan-persoalan non teknis yang secara umum dikelompokkan dalam: politis, ekonomi,
sosial, dan budaya. Solusi yang diambil umumnya akan dianalisis, diuji dan dievaluasi
berdasarkan pendekatan sistem dengan metode optimasi.
Menurut Sudjarwadi, (1988), model optimasi yang sering digunakan untuk memecahkan
permasalahan pengembangan sumber daya air dikelompokkan menjadi 5 (lima) kategori,
yaitu:
1. Model Kalkulus,
2. Model Linier,
3. Model Non Linier,
4. Model Dinamik,
5. Model Simulasi.

Sedangkan untuk menentukan prioritas kegiatan-kegiatan dalam pengembangan sumber daya


air sering digunakan pendekatan:
1. Model SWOT
2. Model AHP
3. Model Cause Root Analysis
Mengenai model-model tersebut akan dijelaskan degan rinci dalam Bab III.

Dengan memahami pengertian pengembangan sumbar daya air tersebut, maka selanjutnya
elemen-elemen pokok yang harus dipelajari adalah:
1. Ilmu Hidrologi,
2. Ilmu Penatagunaan Daerah Aliran Sungai,
3. Ilmu Pengendalian Sungai,
4. Ilmu Perencanaan Bangunan Air,
5. Ilmu Manajemen Sumber Daya Air.
Ilmu-ilmu tersebut dibahas dalam bab-bab selanjutnya dalam buku ini.

Anda mungkin juga menyukai