kmkosipil.blogspot.com
Bab 1
Pendahuluan
Drainase (drainage) yang berasal dari kata kerja 'to draim' yang berarti
mengeringkan atau mengalirkan air, adalah terminologi yang digunakan untuk
menyatakana sistim-sistim yang berkaitan dengan penanganan masalah kelebihan air,
baik diatas maupun dibawah permukaan tanah.
Pengertian drainase perkotaan tidak terbatas pada teknik pembuangan air
yang berlebihan namun lebih luas lagi menyangkut keterkaitannya dengan aspek
kehidupan yang berada di dalam kawasan perkotaan.
Semua hal yang menyangkut kelebihan air yang berada di kawasan kota
sudah pasti dapat menimbulkan permasalahan drainase yang cukup komplek.
Dengan semakin kompleknya permasalahan drainase di perkotaan, maka di dalam
perencanaan dan pembangunan bangunan air untuk drainase perkotaan,
keberhasilannya tergantung pada kemampuan masing-masing perencana. Dengan
demikian di dalam proses pekerjaan memerlukan kerjasama dengan beberapa ahli
di bidang lain yang terkait.
1.1
Dari siklus keberadaan air di suatu lokasi dimana manusia bermukim, pa( a
masa tertentu selalu terjadi keberadaan air secara berlebih, sehingga menggang
kehidupan manusia itu sendiri. Selain daripada itu, kegiatan manusia sem
bervariai sehingga menghasilkan limbah kegiatan berupa air buangan yang dap t
mengganggu kualitas lingkungan hidupnya. Berangkat dari kesadaran akan i
kenyamanan hidup sangat tergantung pada kondisi lingkungan, maka orang mu
berusaha mengatur lingkungannya dengan cara melindungi daerah pemukimann a dari
kemungkinan adanya gangguan air berlebih atau air kotor.
u
a
t
p
suku bangsa, ilmu drainase perkotaan akhirnya harus ikut tumbuh dan berkemb g
sesuai dengan perubahan tata nilai yang berlangsung di lingkungannya.
Harus diakui bahwa pertumbuhan dan perkembangan ilmu draina e
perkotaan dipengaruhi oleh perkembangan ilmu hidrolika, matematika, statisti ,
fisika, kimia, komputasi dan banyak lagi yang lain, bahkan juga ilmu ekonor ii dan
social sebagai ibu asuhnya pertama kali. Ketika di dominasi oleh iln u
hidrologi, hidrolika, mekanika tanah, ukur tanah, matematika, pengkajian it u
drainase perkotaan masih menggunakan konsep statika.
Namun dengan semakin akrabnya hubungan ilmu drainase perkotaan deng
statistika, kesehatan, lingkungan, sosial. ekonimi yang umumnya menyajik suatu
telaah akan adanya ketidak pastian dan menuntut pendekatan masal secara
terpadu (integrated) maka ilmu drainase perkotaan semakin tumb h
menjadi ilmu yang mempunyai dinamika yang cukup tinggi.
1.3.
JENIS DRAINASE
1.3.1. MENURUT SEJARAH TERBENTUKNYA
a.
seperti sungai.
evaporas!
b.
Drainage)
Saluran drainase yang bertujuan mengalirkan air limpasan
permukaan melalui media di bawah permukaan tanah (pipa-pipa),
dikarenakan alasan-alasan tertentu. Alasan itu antara lain :
Tuntutan artistik, tuntutan fungsi permukaan tanah yang tidak
membolehkan adanya saluran di permukaan tanah seperti lapangan
sepak bola, lapangan terbang, taman dan lain-lain.
bergantian.
Siku
Dibuat pada daerah yang mempunyai topografi sedikit lebih tinggi i
pada sungai. Sungai sebagai saluran pembuang akhir berada di ten
kota.
alt
b. Pararel
Saluran utama terletak sejajar dengan saluran cabang. Dengan salt
an
ila
an
saluran cabang
saluran utama
saluran cabang
saluran cabang
saluran u
c.
Grid Iron
Untuk daerah dimana sungainya terletak di pinggir kota, sehingga
saluransaluran cabang dikumpulkan dulu pada saluran pengumpul.
Sh1uran
caban
saluran utama
d. Alamiah
Jani.i ceperti pola siku, hanya beban sungai pada pola alamiah lebih besar.
e.
Radial
Pada daerah berbukit, sehingga pola saluran memencar ke segala
arah.
7
f Jaring-jaring
Mempunyai saluran-saluran pembuang yang
mengikuti arab jalan raya. dan cocok untuk daerah
dengan topografi datar.
SOAL
1.
2. Dalam Sistem drainase sering dikenal atau ditemukan saluran yang berfungsi
lebih dari satu pelayanan. Sebutkan permasalahan yang muncul dari sistem
drainase tersebut.
3. Berikan gambaran tentang permasalahan drainase di daerah yang mengalarni
perubahan tata guna lahan.
JAWABAN
1. Permasalahan drainase perkotaan sangat komplek karena menyangkut bukan
hanya lingkungan fisik saja melainkan terkait dengan masalah lingkungan
sosial budaya serta karakteristik daerah.
2. Pada umumnya di Indonesia sering ditemukan saluran yang berfungsi selain
untuk mengalirkan air hujan juga sekaligus tempat pembuangan air limbah
domestik. Hal ini akan berdampak terhadap kesehatan lingkungan /
pencemaran air terutama pada daerah yang terkena pengaruh pasang surut
atau daerah daratan rendah ( down land ), sehingga akan berdampak pula
dengan kriteria desain saluran yang akan dibuat.
3. Permasalahan yang terjadi yaitu adanya benturan sistem drainase mikro
daerah sekitar ( daerah sebelum terjadi perubahan fungsi ) dengan sistem
drainase barn, sehingga perubahan ini perlu disesuaikan dengan mereview
sistem drainase secara makro ataupun RUTR-nya.
Bab 2
Aspek Hidrologi
2.1. KARAKTERISTIK HUJAN
2.1.1. DURASI
Durasi hujan adalah lama kejadian hujan (menitan. jam-jaman,
harian) diperoleh terutama dari hasil pencatatan alat pengukur hujan
otomatis. Dalam perencanaan drainase durasi hujan ini sexing dikaitkan
dengan waktu konsentrasi, khususnya pada drainase perkotaan
diperlukan durasi yang relatif pendek, mengingat akan toleransi terhadap
lamanya genangan.
2.1.2. INTENSITAS
Intensitas adalahjumlah hujan yang dinyatakan dalam tinggi hujan atau
volume hujan tiap satuan waktu. Besarnya intensitas hujan berbedabeda,
tergantung dari lamanya curah hujan clan frekuensi kejadiannya. Intensitas
hujan diperoleh dengan cara melakukan analisis data hujan baik secara
statistik maupun secara empiris.
11
00
/A
/////I)l
v / / 1111i T
>-
3
cy
3ZE
JL
m
E
0
n
n
I
0
N
(Zuu. i/iap/w) b
12
= to + td
Kecepatan rata-rata
Kurang dari I
0,40
(meter / dt)
Z -
0,60
0,90
1,20
4
6
10
1,50
10
15
2,40
13
an
tu
14
I
'an
ga
nsi
jan
15
Cara Thiessen
Rka titik-titik di daerah pengamatan di dalam daerah itu t
tersebar merata, maka cara perhitungan curah hujan dilaki
dengan memperhitungkan daerah pergaruh tiap titik pengam,
A).Rl +A,.R, +..................... +An. Rn
AI+A2+.................+A.
= WI.RI+W2.R,+....................+Wn. Rn
dimana
R
RI, R2,.Rn
A A.........An
16
ak
an
an.
W,, W........W,
Ai. A
17
c. Cara Isohyet
Peta isohyet digambar pada peta topografi dengan perbedaan 10
mm sampai 20 mm berdasarkan data curah hujan pada titik-ti k
pengamatan di dalam dan sekitar daerah yang dimaksud.
Luas bagian daerah antara 2 garis isohyet yang berdekatan diu
dengan planimeter. Demikian pula harga rata-rata dari garis-g
isohyet yang berdekatan yang termasuk bagian-bagian itu da
dihitung. Curah hujan daerah itu dapat dihitung menurut persam
sebagai berikut :
r
is
at
n
dimana :
R
RI, R,..................... Rn
AL.A,.................... An
Cara ini adalah cara rasional yang terbaik jika garis-garis isoh:Cet
dapat digambar dengan teliti. Akan tetapi jika titik-titik pengamal 4n
itu banyak dan variasi curah hujan di daerah bersangkutan besar, ma
a
pads pembuatan peta isohyet ini akan terdapat kesalahan pribadi si
pembuat data.
120 mm
120
110
1,00 jns
9"
100
90
80
18
80 n:m
1 /3 {
dimana :
R
R
R
R
rA + -r r 13 +
R8
rc }
Rc
rA, rB, rc
RA, RB, Rc
19
b/5-
R
24
24
t
2/3
mm/jam
dimana :
R
tc
20
Q = a.3.I.A
dimana
Q
:
a
:
Koefisien pengaliran
21
dipengaruhi oleh tata guna lahan, kemiringan lahan, jenis dan kondisi tan
Pemilihan koefisien pengaliran harus memperhitungkan kemungkinan ad,
perubahan tata guna lahan di kemudian hari.
ya
0,25 -
40
0,40-(,70
0,70-00
0,20-(,30
0,80-(,90
0,90-1,,95
(B)
0--t
0.995
10
0.980
0.955
15
20
25
30
50
22
0.920
0.875
0.820
0.500
soar LATIHAN
1. Bagaimana prosedur pendekatan untuk penyelesaian problem
drainase suatu daerah perkotaan ditinjau dari aspek hidrologi.
2. Berikan ulasan dan contoh perhitungan untuk menentukan besaran
intenitas hujan pada suatu daerah aliran apabila diketahui data
hujan harian dengan kala ulang 2 tahun R = 42 mm, waktu
konsentrasi pada daerah aliran tersebut Tc = 1,2 jam.
3. Suatu daerah pusat perniagaan dengan suatu bentuk titik Q sebagai
titik............. kontrol keluaran. Saluran drainase berada di tengahtengah areal dengan kemiringan saluran sebesar 4 %, kecepatan
aliran di atas permukaan tanah diperkirakan sebesar 0.15 m/dt.
Jika terjadi hujan merata pada aerah aliran tersebut dengan
intensitas sebesar 10 mm/jam, tentukan besamya debit maksimum
untukmerancang dimensi saluran drainasinya.
Saluran
Q *
H
G
-------------------------13 km,
23
PENYELESAIAN
1.
- Was genangan
- lama berlangsungnya genangan
2.
b.
c.
a.
b.
Contoh hitungan :
Rumus Mononobe :
R
I
24
2/3
24
t
I
=
-
42 mm
1,2 Jam
42
24
24
2/3
1.2
12.894 mm/jam
24
N
1
3.
a.
a = 0.9
Luas daerah pengalian :
A = 2x3
= 6km2
0.992
Waktu Konsentrasi : tc = to + td
to : kecepatan di atas tanah Vo = 0.15 m/dt
EP = 1000 m -> to = EP/ Vo
= 1000 / 0.15
= 6666.67 det
td : Kemiringan saluran 4 %, menurut tabel :
Vd = 0.9 m/dt
PQ = 3000m->td= PQ/Vo
= 3000 / 0.9
= 3333.33 det
Waktu konsentrasi : tc = 6666.67 + 3333.33
= 10000 det
= 166.67 menit
Q = ax(3xIxA
=
14.88 m3 / dt.
25
Bab3
Aspek Hidrolika
3.1. UMUM
Aliran air dalam suatu saluran dapat berupa aliran saluran terbuka (open
channel flow) maupun saluran tertutup ( pipe flow).
Pada aliran saluran terbuka terdapat permukaan air yang bebas (free
surface), permukaan bebas ini dapat dipengaruhi oleh tekanan udara luar secara
langsung. Sedangkan pada aliran pipa tidak terdapat permukaan yang bebas,
oleh karena seluruh saluran diisi oleh air. Pada aliran pipa permukaan air secara
langsung tidak dipengaruhi oleh tekanan udara luar, kecuali hanya oleh tekanan
hidraulik yang ada dalam aliran saja.
Ali,an pipa
Zq
III
2 I
zg
Yt
sm's te^9a p
Garis persarnaan
p Garis energj
_ermLl.aan
fI
Yt
Ga
21
alr
'Ti
,
vz
Vt
Aliran saluran-terbuka
1
2
r,
i2
LL__
Oasar safuran
Garis persaaan
V' YZ
_J-L
Gambar 3.1. Perbandingan Antara Aliran Pipa Dengan Aliran Saluran Terbuka
27
Pada aliran pipa dua tabung piezometer dipasangkan pipa yaitu pac
penampang 1 dan 2. Permukaan air dalarn tabung diatur dengan tekanan dalai
pipa pada ketinggian yang disebut garis derajad hidraulik (Hydraulic Gra(
Line). Tekanan yang ditimbulkan oleh air pada setiap penampang ditunjukke
dalam tabung yang bersesuaian dengan kolom air setinggi y di atas garis tenp
pipa. Jumlah energi dalam aliran dipenampang berdasarkan suatu garis persamea
yang disebut Garis Derajat Energi (Energy Line), yaitu jumlah dari tinggi temp z
diukur dari garis tengah pipa, tinggi tekanan y dan tinggi kecepatan V2/2
dimana V adalah kecepatan rata-rata aliran dalam pipa. Energi yang hilai
28
29
a
.
u
s
b. Aliran turbulen.
Aliran saluran terbuka dikatakan turbulen apabila gaya kekentel n
relatif lemah dibandingkan dengan gaya inersia. Butir-butir r
bergerak menurut lintasan yang tidak teratur, tidak lancar d
tidak tetap, walaupun butir-butir tersebut tetap bergerak m u
didalam aliran secara keseluruhan.
Aliran laminer akan terjadi dalam aliran saluran terbuka unt ' k
harga-harga bilangan Reynold Re yang besarnya 2000 atau kur Aliran
bisa menjadi leminer sampai ke Re = 10.000. Unt k
aliran saluran terbuka, Re = 4 R V/v, dimana R adalah jari-j
hidraulik.
30
ME
ME
Segi Empat
Segi Empat
Bulat, Penuh
IW
Setengah Lingkaran
Trapesium
3.2.4. RUMUS-RUMUS
Kecepatan dalam saluran
a.
23. + 0,00155 + 1
KUTTER ;
C
1 +n(23+0,00155)
S
MANNING ;
Rub
n
87
BAZIN ;
i
32
y
POWEL ; C
Re F
menggunakan S = hL/L
R73
3v
33
v = 2,5 Ito/p In
h. ENERGI SPESIFIK ( E )
Didefinisikan sebagai energi persatuan berat
(Nm/N) rel
4if
KEDALAMAN KRITIS
Kedalam kritis yc untuk suatu aliran satuan tetap q dalam salt
segiempat terjadi bila energi spesifiknya minimum. Den
persamaan sebagai berikut :
4n
I.
34
41.
9max
Vc2
2g
So-S
So-S
dimana :
So
S
berikut :
S = (n V rerata )2 atau V2 rerata
R213
rerata
OR rerata
Profil permukaan untuk kondisi aliran yang berubah rerlahanlahan dalam saluran segiempat lebar bisa diana'isa dengan
menggunakan pernyataann :
dy
dL _
(SO - S)
(1 - V2/gy)
35
1.
LOMPATAN HIDROLIK
Lompatan hidrolik terjadi bila suatu aliran super kritis berut4h
menjadi aliran sub kritis. Dalam ha-hal seperti itu ketingg
permukaan air naik secara tiba-tiba dalam arah alirannya. Unl4k
suatu aliran tetap sebuah saluran segiempat dinyatakan dal
ya
3.3.2. SIFAT.ALIRAN
Ada dua jenis aliran tunak dalam aliran air dalam saluran tert tup
(lira). Aliran-aliran tersebut dinamakan aliran laminer dan a abran
iurbulen.
36
a. Bilangan Reynold.
Aliran dari suatu zat cair dalam pipa adalah laminer atau turbulen
dan bisa dibed kan sesuai dengan nilai dari bilangan Reynold.
Bilangan Reynoi.. I R ) ini adalah tak berdimensi, dan sama
dengan hash kali keceratan karakteristik dari sistem, dibagi dengan
kecepatan kinematik dari airan, kesemuanya dinyatakan dengan
satuan yang konsisten.
Re = Vdo atau Vd = V(2r
dimana
Re = adalah angka Reynold (tak berdimensi)
d
= adalah diameter bagian dalam dari pipa (m)
V
dan v
it
b. Aliran Laminer.
Pada aliran laminer partikel = partikel zat cair bergerak di sepanjang
lintasan-lintasan lurus, sejajar dalam lapisan-lapisan. Besarnya
kecepatan-kecepafan!&ri lapisan-lapisan yang berdekatan tidak
sama. Aliran laminer diatur oleh hukum yang menghubungkan
tegangan geser ke laju perubahan bentuk sudut. yaitu hash kali
kekentalan zat cair dan gradien kecepatan atau r = g dv/dy.
Kekentalan zat cair tersebut dominan dan karenanya mencegah
setiap kecenderungan menuju kondisi-kondisi turbulen.
Kecepatan kritis yang punya arti pentingbagi praktisi adalah
kecepatan di bawah mana sernua turbulensi diredam oleh
kekentalan zat alirnya. Telah ditemukan bahwa batas atas aliran
=laminer yang mempunyai arti penting dinyatakan oleh suatu
bilangan Reynolds sebesar 2000. Aliran zat cair yang bilangan
Reynolds-nya berada pada 2000 4000 akan berubah dari laminer_
menjadi turbulen.
Untuk irisan-irisan penampang yang tak bundar,perbandingan luas
irisan penampang terhadap keliling yang basah,disebut jari-jari
hidraulik R (dalam m), digunakan dalam bilangan Reynolds.
Pernyataan tersebut menjadi
37
R = V (4R)
v
c. Aliran Turbulen
Karakteristik aliran turbulen adalah sangat penting mengin at
hampir semua aliran dalam drainase berada dalam kategori ali n
turbulen. Koefisien yang berlaku untuk kondisi turbulen, bila ru s
hidrolika dengan bilangan reynolds akan digunakan, berubah ses ai
dengan kekasaran dinding pipa maupun kekenyalan dan kerapa dari
zat alirnya.
Aliran turbulen dapat diklasifikasikan sebagai berikut
1. Aliran dalam pipa mulus
2. Aliran dalam pipa relatif kasar, pada kecepatan tinggi diang ap
sepenuhnya kasar.
3. Aliran pada daerah diantara kedua kondisi tersebut.
Hampir semua masalah hidrolika yang biasa, dihubungkan dengan
aliran dalarn katagori yang terakhir ini.
hf=fL.V2
D 2g
38
dimana :
hf
D
f
(m)
= Koefisien Darcy - Weisbach. tanpa dimensi
(= Friction factor), g = Konstant gravitasi pada
percepatan terjun bebas (m/detik'), 9,8 m/dt'.
+ 2,5 )
37D Nr\/f
Harus diselesaikan secara iterai, untuk mendapatkan faktor geser dari
kekasaran dinding ; ratio tinggi/garis tengah k/d, dan bilangan
Reynolds.
Nr = VD
v
dimana :
V
= Kecepatan
= Kekentalan kinematik
39
1.325
{log e (C K+ 5,13)}2
3,7D Ne'_sb
Persamaan Swamee dan lain adalah :
1.325
[log e ( K + 5,74)]
3,7D NO 9
b.
dan bercabang.
Sebuah pipa ekivalen dengan pipa lainnya atau dengan suatu siste pipa
bila, untuk suatu head turun tertentu, dihasilkan aliran yang sama
dalam pipa ekivalen itu seperti yang telah dihasilkan dal sistem
tersebut. Seringkali terbukti lebih mudah untuk mengga suatu sistem
yang rumit dengan sebuah pipa ekivalen tunggal
Pipa-pipa bersambung terdiri dari pipa-pipa dari beberapa ukurin
yang berhubungan seri.
Pipa-pipa beruntai terdiri dari dua atau lebih pipa yang bercabag
dan kembali bertemu di arah hilirnya ( sejajar),
Pipa-pipa bercabang terdiri dari dua atau lebih pipa yang bercabag
dan tidak kembali bertemu dihilirnya.
Untuk menyelesaikan permasalahan ini dapat digunakan Ru
HAZEN - WILLIAMS, rumus pembuangannya adalah :
Q = 0.2785 C1 d2-63 S.54
dimana :
Q = Aliran dalam m'Jdt
d = Garis tengah pipa bagian dalam (m)
S = Kemiringan Gradien Hidraulik
C1 = Koenfisien kekasaranralatif Hazen - Williams.
( didasarkan pada tabellampiran )
40
= (EK + f) L.V'
d.2g
dimuna :
h
f
d
g
k
41
3.4
BAGUNAN AIR
a.
Bangunan Gorong-gorong
Bangunan gorong-gorong ini dimaksudkanb untuk meneruskan all
42
B = lebar lubang
Cb = koefisien yang menyatakan pengaruh lebar
penyempitan aliran.
Apabila tepi vertikalnya dibuat bulat dengan radius 0.1
B atau
43
persamaan
Q = Ch. B.B J2g( Hw - Cn D)................. (Hw/D > 1,2)
hasilnya akan berada antara 2 debit yang terukur untuk
3.5
an
Kecepatan maksimum aliran agar ditentukan tidak lebih besar dari kecepa
maksimum yang diijinkan sehingga tidk ta erjadi kerusakan
anad
44
x
$
1
SOAL / L4TIHAN :
1.
AN = A . R2,''
S I /2
L 6.50 1
10,16 (
1,01)2r'
=1,01 m
(0,0009)0.5
0,025
=
12,27 m3/dt
kemiringan 0,00020 dan mengalirkan air sebesar 2,36 m'/dt bila pips tersebut mengalir 0,09 penuh, n = 0,015. Berapakah ukuran pipa yang
dibutuhkan ?
Jawab :
Lihat gambar
lingkaran - (sektor AOCE) - (segitiga AOCD)
Dicari R = A
Sudut
0
0
busur ABC
36 52
360
45
( 1id
11 d2 - (2 (3652)
= 2,498d
360"
Luas segitiga AOCD
R
1/4 11 d
2.498d
0,7442 d2 =0.298 d
2,498 d
Menggunakan C Kutter (dimisalkan sebesar 55, untuk perhitungan pertama#,
Q
= CAVRS
2,36 =
d5'2 =
Menguji C. R
55 ( 0,7442d2-40,298.0,0002
7,469, d = 2,235 m
d5'2 =
7,469 ( 55/62
2.13 m.
= 6,626
11
Menggunakan C Manning,
Q
= AN = A.Rv3 Sir
n
2,36 =
dv3
46
7,56,
= 2,14 m.
TABEL I
KECEPATAX ALIR. N :SIR YANG DIIZINK_1ti
BERDAS:ARKAN .JENIS MATERIAL
Keeepatan aliran
Jenis Bahan
m/detik)
Pasir Hula;
0 -I-S
Lempuna k pas;ran
0.51)
LandLl alUy.Ial
Kerikil halos
0.75
Lernpuna kokoh
U_ 5
L; mpun_ padat
1.10
Kerikil ka'ar
1 .210
Bath-hatu hestr
i 1)
Pas ui an bate
Bc ton
1 . `O
Beton bertulan's
1 .50
(;
TABEL 2
IILBUNG:AN KEMIIRINCAN SELOKAN SANIPING .JALAN fi)
DAN JENIS MATERIAL
Kemirin*an
Jervis material
selokan sampina
I (r'c)
Tanah Ash
Kerikil
0_
5 _ 7.5
Pasanaan
47
TABEL 3
HUBUNGAN KEMIRINGAN SELOKAN SAMPING
JALAN (i) DAN JARAK PEMATAH ARUS (L)
(VI)
W\4
IOtil
8C'c
9c-
1 0j
8.%'I
7VI
Od 21
TABEL 4
BEBERAPA HARGA RATA-RATA DARI n UNTUK PENGGUNAAN DALAV
RUMUS KUITER DAN MANNING DAN M DALAM RUMUS BAZIN
n
0.010
0,11
0.012
0.20
0.013
0.29
Pipa selokan tanah biasa dan pipa besi tulana. lapisan semen biasa
0.015
0.40
0.023
1 .54
0.027
2.36
0.040
3.50
0.030
3.00
Pipa selokan bening yang bagus. tembok -bata yang bagus. pipa
48
it.
TABEL 5
HARGA-HARGA FAKTOR PEIIBUANGAN K' da[am Q = (K'/n)h. S}
untuk SALURAN-SALURAN TRAPESR;MI
(v = kedalaman aliran. b = lebar dasar saluran)
Kemirinean Sisi-;isi Penampang Saluran (inendatar terhadap tgak)
cih
Tegak
1:4
1:2
00
( .01846
0,(44x)46
i)I )H}0.,
(( U
0.x1143
4 (x127(
!1.1X 444
0.!x)145
( 02202
4,04451
1 (x)145
4x1285
().0047
0 (4)'_)17
4.fx)288
X1.45
6 (x)63'
0.1)06-39
( .1)1)4159
0.4x}461
4.1x1465
46
(1 (0855
4.40875
0 1x1888
((_1x)667
101490
'.01 44
414_'4
0.4172
4,1)16x)2
ii 4
0014
).01346
19
'016_'_
4.41 7
4.41 386
0.01676
1 (11 911
4.01978
0.02_046
11.! 2
).01114
6.112 553
1,02308
1).02645
0.02,18-1
+1.1 )_560
11.03)x)1
3:4
1:1
3:2
2:1
5:2
3:1
4:1
+8x}(41
4.444x36
44)1x)46
0.(0x)46
4,134x36
4.(X44)47
0.(44x)47
((.4x)136
44x1147
4,4x)148
0.1x0_'91
0.(x)149
(1.1x}29.3
0.141149
1}.0(11 5()
11,14)295
1.04_95
((.181 I S I
((.0(134)3
ll (4376
4,1)1x695
).(x 482
7(.004417
0.(10493
4.01673
(.)(1471
1.1))686
0118)745
4.0(1713
4.(x1731
11x)915
141178
) (11 (92)
(.(112211
0.(x1949
0.00962
0.(4)976
44.7)1(109
0,41374
(015(4
4.(x(1 779
1).41'31
)_11 555
0.1) 898
).111 '58
0.14588
i) 0 1945
4.01279
11.0 (61
001992
4.01326
4 (.4168'
0.02086
().' )1 1 64
!.()4))13'
1.() 1 76 3
1.(1'093
4.4' 1511
11.41815
0.02214
(1.1 12_281
0 023-4-2
(1.01309
3(4)253
(1012746
1) 11_2450
0.0_514
!0.02_644
0.112_692_
0.027
1) 0_853
((.1)31)1 5
4.02826
4 03230
4 (1_9(x(
0.03318
).43425
4.03472
4 (13234
').43345
'1 .!13178
11"
(.1)352_6
(113741
U 113869
0.41546
0.441357
'.1( 3647
'.43762
4.4395)
(1.1)32_36
0.43614
),131 8
0.04 51
( 1142_19
0.04-455
0,44657
0.(}4`_84
0.01852
{1.43435
0.44092_
0.05434
0.115317
(( )4549
4.0471 1
4.04980
1) 452_29
0.1)5458
005686
4.116137
11.452_89
4.05434
0.W21 5
0.45538
0.45828
006104
3,4)4)373
4.46944
11)5144
(1.0576,
U.4)i747
1.054 -1
0.05895
0.1)6_'65
().45. 32
+4(605((
(1.416299
0.06124
o.067.36
(},06160
007127
1.06_'55
006830
4.7)7335
').(x65418
7).0657 I
(1.07376
0.07826
0.06783
4.07543
0.08_257
7071)x)
4.07867
0.08681
0.07725
0.08594
009515
1(,0841
0.0956
0 1077
0.077 :9
4.48075
0.08748
0.09354
009892
0.10131
0.11507
4.0895
0.0942
1.14541
4.1023
0.1 78
I). 1097
0.0 )164
0.1'38
11.1373
0.1272
1.1 1180
0.1 353
0,1534
U. 1 460
0.1669
0.1359
0.1575
0.1797
0.14-47
0.1676
0 1931
(1.1622
().1891
0.2180
0.220
0.249
0.25 (1
0.289
0.280
0.313
0.322
0.361
0.03553
4.11376_
0.1)3937
((. ;0
'
113917
(1.114_9;
0.04 (66
41(4576
('.( 3374
0.44818
1. 8
4.(3677
0.1)5(5)7
1. ! 1
1.45157
1.214
11.22-4
4.26
25
1.0713
0.0801
11.0888
4.0781
4.+1882_
4.0989
0.30
4.0983
0.1 (197
0 I'_45
) 3'
0.108
0.121
0.134
0.31
0.!17
0.133
0.1477
0111
0.38
0.12_7
0.137
4.145
0.1 57
0,162
0.177
0.44
4.157
0.170
0.191
0.42
0.157
(1.184
0-108
0.1023
0.1157
}. _299
0 155
4.172
0,189
0.'05
0.)93
0.2 15
0.238
0.213
0.238
0._264
11.231
U.177
4.194
0.17'
0.190
0.'10
i(._ 12_
0.229
0.262
0.292
0.320
0.349
0.404
0,25t
0_287
0.322
0,354
0.386
0.450
0.270
0.353
0386
0.390
0.428
0.426
0.295
0.314
0.343
0.468
0.498
0.549
0-145
0.160
4.259
0.285
0.44
0.167
0.197
0.225
0.230
0,46
0.1 78
11.211
0,24'
0'50
0.48
0.188
1).199
0.225
0.239
4.'59
0.402
0.421
0.457
0509
0.513
0.561
0.604
0.662
0.315
0.334
0.375
0.319
11.344
0.468
0.276
U-191
0.31'
0.1172
(1.369
0.410
0.486
0.556
0623
0.821
0.486
0.431
71.577
0.666
0.834
1 .003
0.488
0.610
(1.787
0.922
0.585
0.747
0.568
0.725
0.483
0.645
0.752
0.690
0.398
4.90
0.225
0.252
0.3118
0 365
0.423
1 .04
1 .23
I8
1 .59
1 .43
1 .95
1 .00
0.480
0.688
0.915
0.895
0.902
0.834
1.05
.05
.41
1 .33
1 .59
.84
.09
1.58
1.24
.10
1 ,30
1 .66
2.01
2.34
2.67
303
4.32
3.58
4.11
3.32
516
5.9)
7.81
5.14
7.08
5.95
8._21
7.54
10.5
9.42
0.50
0.55
0.64
0.70
0.So
1 .20
0.600
1 .41)
0.720
0.60
0.80
2.00
2,
25
0.277
1.17
1.65
.57
1 .88
_2.47
0.841
4.96?
1,-}5
2.11
2.64
2.13
2.59
2.79
1.08
2.10
2.56
3.48
4.70
6.16
1 1 .4
1 4,1
7,87
10.0
2.2
14,3
1 8,4
10.40
13.3
162
19.1
247
1.24
176
3.24
3.55
3.45
4.44
4.10
4.43
5.60
5.69
7 87
49
Ii
TABEL 6
HARGA-HARG:1 FAKTOR PENIBUANGAN K' dalam Q = (K'/n)y S
untuk SALURAN-SALURAN TRAPESIUMI
n = kedalaman aliran. b = lebar usar ,aluran
Kemirim_aan Sisi-,i,i Penampang Saluran (mendatar terhadap tegak)
4:1
Tegak
1:4
1:2
3:4
48.'
48.7
49.1
19.1
49.7
19 1
99.6
99.8
('4)
1181.4
19.6
32.1)
.2 4
33.11
23.8
+2.4
24. I
50.1
;3,3
50.1
0.03
004
49.8
33.
4.4
24 6
((.(15
8.8
1 9.1
94
1 9.7
5.8
3.5
1 .6
6.1
6.4
0.07
5.5
3.1
._
1.0 ]
1 (3) 4
114.7)
9.9
6.6
4.2
?.
IIK) 6
5117
110.9
50A
.!
34.3
10
21)
6.9
35
r...
il `+
0.l I9
9 96
0.4
G"D
11.8
u.:0
8.88
9.22
,) .511
469
1 .0
0.3
.4
Oi.
1).1 1
21.0
21
7.5
7. 7
15.3
1 3.6
11.2
1 5.9
1 4_ I
1 2.2
2.S
5.1
1 .7
0.29
9.56
.7).95
II ).I
:4.11
".94
4.1)3
'54
8.13
7.81
))
7 96
8:30
8.54
7.84
8.82
8.08
9 tl3
8.1_8
9. ;;
6.59
7.56
6.92
y.21
7.44
7.65
5.18)
\ 11
46:
1.14
64)6
6.39
6.67
7.11
5.60
5.92
6.20
7.47
7 15)
.7)1
1).15
6.90
6.44
+4 )7)
- 1,-
(.16
0.17
5.-0
4.84
5.5'
5.16
5.79
611_
6.65
11.18
4.53
4.85
1,
If,
6.24
5.88
5.57
0.19
1.'"5
4.66
4.54
5.07
5.28
65
( .20
4.00
4.31
4.58
4.52
5.03
5.39
71.11
3.57
3.1ts
1, i 5
3.78
3.47
4.59
4,22
4.59
026
351
3.-11
4.314
4.01
4.45
3.21
222.91
3"1
3.92
1.314
2.()6
1.95
1.2
0 30
3.44
".73
299
3,45
3.22
n.32
125
222.5-1
179
1).34
2.08
2.116
2.62
0.36
1 .94
.80
2.08
169
11.42
0.44
0.46
5.44
74.7
20.8
0.122
0.1 3
51.3
26.4
2.1
'
M1.3
6.01
3.67
6.61)
(,.;'
6.21
648
7.19
l."
63
(4.87
6.29
6 1)4
5.59
_ 74
5.61
193
524
5.56
6.1 7
4.29
462
-9j
5.26
5.88
3.65
4.02
1.36
5.1x)
5.63
, 43
3.80
1.14
4 7`i
541
3.1)2
3.23
?6)
45u
b.53
2.85
_' .70
3.1)6
2.90
; 43
3_'8
3.b2
2.34
2.46
2 -7
3.14
347)
.97
2.21
241
12.64
3.0)
?n
1.59
.49
( .36
.76
2. i I
_.31
22 .23
'_.54
2.91
2_
.67
159
2.14
2.34
_. 71
= 1?h
0.48
1 .41
1 33
1 .26
2.26
2.19
2.63
0.50
2.06
1 .98
0.55
0.60
1 .1
0.983
1 .36
1.23
..59
.46
0.70
0.794
1 .03
1 .26
0.80
0.661
0.882
1 .10
0.90
0.559
0.774
0.989
.3 )
1 .20
1 .39
1 .00
1 20
0.180
0686
0563
0895
0 767
.10
0.369
0.962
40
0.476
0.415
0.367
0.672
0.604
0.552
0.868
0.794
.81)
0293
0.240
0.201
0.740
2.00
0.171
0.330
0.51
0.700
2 25
0.143
0.295
0.471
0.38
0.40
.60
2.01
91
.83
76
1 .82
1 .68
1 .47
k
`Harea-harga Bari King.. "Handbook of Hidraulics".
50
0.656
; 4c
0.26
4. 74 6
)4 215
92
r, >
5.1)5
4.1 (1
'.7)1
20
6 1
4.90
4 2?
4.7
404
4 65
351
;.4O
454
3.4U
1.8 )
4.44
4.35
2.98
31
3.71
3.63
2.39
2 25
"4
3.0-
3.40
4.04
'.611
2.93
2.04
1 .88
2.39
223
"2
-.39
3.26
3.05
3.90
3.69
76
2.11
2.91
2.72
2.77
3.55
3 4'.
1 .30
.66
2.67
3.32
1 52
12.01
1 .86
1.34
1 .16
220
2.53
3.18
1.06
1 .42
.76
2.42
3.08
0.983
.35
1.29
.69
0.929
2.10
2.02
196
2.35
'.29
2.99
2.93
0.892
4.24
.9)
1.86
2.24
2.89
2.84
0.834
1.19
2.44
202
1.88
.67
.51
190
2.56
.63
{
58
.53
_.56
2.19
4.27
420
II
II
! I
1
1
TABEL 7
HARGA-HARGA C DARI RUM'IUS KUTTER
Kemiringan
S
2251
7.0 !'
03'0
325
0.030
35
9: j
52..:
393
9.7
s
: 2.1
65
3.3
93
55
0.01:
1::J
47 _
U.Ol
:5..
00'5
:5:
3.3
0.010
00:
$5.0
63.5
0.017
0.0:0
:3.7
.5
'7 ' a 265
69 5
~_
i1
69 .)
-:
:5 5
-56
:
,
0.013
0.012
0.0! 5
0.017
0.020
0.0:5
0.0)0
0.001
0.C I
50.
180
35.3
:9 3
-3.7
1 77
44
3.010
0.012
0.015
0.017
0.0_'0
0.0:5
0.030
52.1
0.010
529
49.1
37.0
30.9
:5.1
13.3
1.9
0.0! 2
0.01 5
0.01 7
0 020
20;5
0.030
16.3
30.4
v3
i 8._
11,9
.I
`59
35-
136
159
>=_3
15.3
354
:9
4:.:.
33
6".4
53.0
747.5
,9 9
3 5
13
52.:
:03
31:
_ 7.5
.69
:3.0
53.5
53.5
1!.1
31 3
3..
0
5.6
11
J,
':9
53.3
"2
17 5
70.9
:J
38
c90
'3:
`17
53.5
1::0 k :1 ;
3'..'
33.:
.3 7
1 .3
!.5
1 7.1
:1 3
.9 i
7 34 5
6.3
69')
51.3
.:I
it
J
6
_3._
J.
51
52.1
:3
:_9
79 0j
515
:8.5
34,3
21.0
-90i
67 0
:9.1
:1 3
:7'
:1.5
90.5
-10
18.5
40.8
73.1
5
91.9
71 c
59.:
50.3
32.3
56.3
51.9
4.3
75
169:
13.1
39.: i
'3.7
0.1
2_
3.2
65.5
'0.:
51.1
'1.3
33.4
36 1
6;4
0.7
52.4 1 51 7
15}
37.5
:8.7
1 :'
398
309'
5_3
33.7
'76
91.9
75.1
59.1
51.3
347
91.1
: 73
01.8
:.t l
=53
5.9
_93
.5.0
75,:
51.3
51.1
:6.1
35.9
99
95 0
78?
6:.1
5
1.7
.5.9
30.1
6:
30.1
6 3.5
.3
59 5
._.3
:1 _
65.1
':
-85
35
:5
`.'66
10.1
r33
_'.3
47, 5
C2
5
5-9
S0
05
:3.9
71.3
a
51.
:
5
.02
85.0
OS
38.3
6.r
'1.3
50.'
53.5
54I
:1 1
313
10.!
510
55.0
a0
'.`
3 3
55.7
53.0
:9..
5.6
a5
6' 9
SJ
3
4, t
sSS
r 2
53.5
96.1
5901
i9.!
4._
37
_0.3
'1
S9.
_59
oO.3
_a
52.3
939
-,
- I a 5
S0.1
:co
.i-
0.030
0.00 4
97,2
01
$1 3
'13
:3.1
`3'J
1:3
.1
:5
32
J.OW_
J.' ._
2;
91.1
-1.0
66.1
`7.4
:6.9
-J.3 f
:e8
9 01
1I
69 ?
`951
49
43,A
1t.09
??:
7413
07
90.0
"ia
65 l
56.:
15.3
.i
=1
139
9:3' $5.3
161 -3.:
6 '
1
61.:
90.5
53.0
-31
55.7
10.9
56.9
=6.4
39.3 1 91.6
5a.1
9
5:
7
6;
1
56.3
53.3
50
1O
31
'7.1
3:1
-..
:9 6
)'6'I
:7 5
40.3
= .5
51
DIAGRAM B
KARTA ALIRAN
RUMUS HAZEN-WILLIAMS, C =1000
C- 0.05
t- 0.0100
0.15
50-
0.20
40
30
0.30
60
0
G
11
54
15
48
0.40
0.30
42
10
/
4
1 00
1.50
f ry
s
2
E
a0
0
36 H
30-i
E 0.70
2.00
:X1
03
16
3.00
< "
12 -z 7
10 H V1
aJ
4.00
N
500
9.00
10.0
15.0
0.5
6 -i
0.4
2010
r
30.0
0.3-1
4 -J
40.0
0.2
50.0
0.1
100.0
PENGGUNAAN KARTA
(1) Misal D = 609.6 mm, S =1.0 m/1000m, C = 120; carilah aliran Q.
Karta memberi Q100 = 4.2 mgd = 0.184 ,3/dtk
untuk Cl = 120, Q = (120/100) (0.184) = 0.219 m3/dtk
(2) Misal Q = 0.1576 m3/dtk. D = 609.6mm, C 1 = 120; carilah Head Turun
Ubah Q120 menjadi Q100;Q100 = (100/120)(0.1576) = 0.1313 m3/dtk
Karta memberi S = 0,55m/1000m
52
III
Bb4
Sistem D
4.1. UMUM
Pertumbuhan kota dan perkembangan industri menimbulkan dampak yang
cukup besar pada siklus hidrologi sehingga berpengaruh besar terhadap sistem
drainase perkotaan. Sebagai contoh ada perkembangan beberapa kawasan hunian
yang disinyalir sebagai penyebab banjir dan genangan di lingkungan sekitarnya. Hal
ini disebabkan karena perkembangan urbanisasi, menyebabkan perubahan tata
guna lahan, sedangkan siklus hidrologi sangat dipengaruhi oleh tata guna lahan.
Oleh karena itu setiap perkembangan kota hares diikuti dengan perbaikan sistem
drainase, tidak cukup hanya pada lokasi yang dikembangkan, melainkan hares
meliputi daerah sekitarnya juga.
Jaringan drainase perkotaan meliputi seluruh alur air, baik alur alam maupun
slur buatan yang hulunya terletak di kota dan bermuara di sungai yang melewati kota
tersebut atau bermuara ke laut di tepi kota tersebut.
Drainase perkotaan melayani pembuangan kelebihan air pads suatu kota
dengan cara mengalirkannya melalui permukaan tanah (surface drainage) atau
lewat di bawah permukaan tanah (sub surface drainage), untuk dibuang ke
sungai, taut atau danau. Kelebihan air tersebut dapat berupa air hujan, air limbah
domestik maupun air limbah industri. Oleh karena itu, drainase perkotaan hares
terpadu dengan sanitasi, sampah, pengendalian banjir kota dan lain-lain.
53
4.2.
rah
2. Infiltrasi air permukaan (hujan) dan air tanah (pada daerah pelayanan
sepanjang pipa)
dan
3. Air buangan industri & komersial : tambahan aliran maksimum dari dat
daerah industri dan komersial.
ah-
54
air
1.
2. Kuantitas yang jauh berbeda antara air buangan dan air hujan. 3.
Air buangan memerlukan pengolahan terlebih dahulu sedangkan
masyarakat.
3. Pada instalasi pengolahan air buangan tidak ada tambahan beban
kapasitas, karena penambahan air hujan.
55
Keuntungan :
1. Hanya diperlukan satu sistem penyaluran air sehingga dal,
pemilihannya lebih ekonomis.
2. Terjadi pengeceran air buangan oleh air hujan sehingga konsentr
air buangan menurun.
Kerugiaan
Diperlukan area] yang luas untuk menempatan instalasi tambahn
untuk penanggulangan di saat-saat tertentu.
56
.
4.4.
DISKRIPSI
SISTEM
LINGKUNGAN
FISIK
DALAM
DRAINASE
ggunaan lahan
didaerah rencana. Pola penggunaan lahan yang dimaksud harus mencakup
tentang kondisi eksisting maupun rencana pengembangan di masa mendatang.
informasi tersebut diperlukan untuk menentukan lingkup sistem drainase
yang diperlukan dan untuk merencakan drainase yang tingkatnya sesuai
dengan kategori tata guna tanah dari daerah yang bersangkutan.
2.
Prasarana lain
Informasi tentang prasarana lain yang dimaksud meliputi jaringan jalan, air
minum. listrik, jaringan telepon dan jaringan lain yang diperkirakan dapat
menyebabkan bottle leck. Ini dimaksudkan sebagai pertimbangan dalam
menentukan trase saluran dan untuk mengindentifikasi jenis bangunan
penunjang yang diperlukan.
3. Topografi
Informasi yang diperlukan untuk menentukan arah penyaluran/pematusan
dan batas wilayah tadahnya. Pemetaan kontur di suatu daerah urban perlu
dilakukan pads skala 1:5000 atau 1:10.000 dengan beda kontur 0.5 meter
di daerah datar, dan beda kontur 1 meter pada daerah curam. Pemetaan
tersebut perlu mengacu pada suatu datum survai yang dikenal. Pemetaan
kontur dengan skala 1:50.000 atau 100.000 juga mungkin diperlukan untuk
57
a
n
si
kondisi lahan daerah rencana. Secara tidak Ian-sung sebenarnya info
ini dapat diinterpretasikan dari peta topograti dengan cara mengidentifi si
bagian lembah dan punggung. Dimana pola aliran buangan alam eru,
mengarah pada bagian lembah. Namun untuk dapat memperoleh h' ;il
informasi yang lebih akurat, observasi lapangan kerja diperlukan. A ar
pekerjaan observasi lebih efisien, hendaknya diidentifikasi terlebih dah lu
daerah-daerah yang akan disurvai melalui informasi yang tersedia ( to
sekunder).
5.
Pola Alamiah
Letak conveyor drain (b) ada dibagian terendah (lembah) an
suatu daerah (alam) yang secara efektif berfungsi seb at
pengumpul dari anak cabang saluran yang ada (collector dr
dimana collector maupun conveyor drain merupakan sal
an
alamiah.
58
11.
aLL
\a
b
,ea
a
b
= Collector drain
= Conveyor drain
2. Pola Siku
Conveyor drain (h) terletak di lembah dan merupakan saluran
alamiah. sedangkan conveyor drain dibuat tegak lurus dari conveyor
drain.
--
Collector drain
= Conveyor drain
3. Pola Paralel
Colector drain yang menampung debit dari sungai-sungai yang
lebih kecil_ dibuat sejajar satu sama lain dan kemudian masuk ke
a
a
a
4-a
a
b
= Collector drain
= Conveyor drain
59
a
b
Interceptor drain
Collector drain
Conveyor drain
5. Pola Radial
r
(sesuai deng n
60
6. Pola Jaring-jaring
Untuk mencegah terjadinya pembebanan aliran dari suatu daerah
terhadap daerah lainnya, maka dapat dibuat beberapa interceptor
drain (a) yang kemudian ditampung ke dalam saluran collector (b)
dan selanjutnya dialirkan menuju saluran conveyor.
a
=
Interceptor drain
Collector drain
b
=
Conveyor drain
c
=
a
a
f
bi
aI
A
h
k? h
61
Y Conveyor drain
Saluran conveyor adalah saluran yang berfungsi sebagai pemba air
buangan dari suatu daerah ke lokasi pembuangan tanpa har`t'
mambahayakan daerah van- dilalui.
Letak saluran conveyor di bagian terendah lembah dari sua
daerah. sehingga secara efektif dapat berfungsi sebagai pengump l dari
anak cabang saluran yang ada.
Sebagai contoh adalah saluran banjir kanal atau sudetan-sudet+
atau saluran by-pass van- bekerja secara khusus hanva mengalirk air
secara cepat sampai ke lokasi pembuangan.
Dalam pengertian van- lain. saluran ini berbeda dengan "sun surfaQe
drainege" atau drainase bawah tanah. Dalam hal ini yang terakhir ii
masuknva air melalui resapan tanah secara gravitasi masuk ke dala
lubang-lubang yang terdapat pada saluran drainase yang ditanam dalam
tanah.
Dalam kenvataan dapat terjadi suatu saluran bekerja sekalig s
untuk kedua atau bahkan betiga jenis fungsi tersebut.
daerah rencana.
2. Situasi dan kondisi Milk kota
Informasi situasi dan kondisi fisik kota baik yang ada (eksistin
)
maupun yang sedang direncanakan perlu diketahui, ant a
lain :
a. Sistem jaringan yang ada (drainase, irigasi, air minu ,
telephon, listrik,dsb).
62
11.
b.
c.
d.
e.
f.
4.6.
BANGUNAN PENUNJANG
Untuk menjamin berfungsinya saluran drainase secara baik maka diperlukan
bangunan-bangunan pelengkap ditempat-tempat tertentu. Jenis bangunan
pelengkap yang dimaksud meliputi :
63
LATIHAN :
1.
* Fenomena apa yang akan terjadi terutama pada saluran di jalan ray
* Bila pada saluran tersebut terjadi masalah, tentukan 2 cara yang spesi ik
untuk mengatasinya
64
2 ,S3
f5
3o.to
KETERANGAN GAMIBAR :
Jalan Raya
Rencana Jaringan Drainase
Saluran Conveyor Drainase
Jalan Monian
Jalan Arteri
65
Bab 5
Langkah
Perancangan
5. I. DATA PERANCANGAN
Untuk memulai suatu perencanaan sistim drainase, perlu dikumpulkan data
penunjang agar hasil perencanaan dapat dipertanggung-jawabkan.
Data yang diperoleh dari sumbernya, atau dikumpulkan langsung di lapangan
dengan melakukan pengukuran/penyelidikan. Jenis data dan sumbernya akan
diuraikan berikut ini.
a. Data permasalahan
Setiap usaha manusia akan didasarkan oleh suatu alasan yang mendorong
untuk bertindak. Apabila diinginkan suatu perencanaan drainase, harus
diketahui pula alasannya. Pertimbangannya adalah laporan mengenai
terjadinya permasalahan genangan atau banjir. Laporan tersebut tidak cukup
apabila tidak didukung data yang lebih lengkap. Data genangan yang perlu
diketahui meluputi antara lain :
- Lokasi genangan
Sebutkan secara rinci dari nama Kota, Kecamatan, Kelurahan, Rw dan bila
perlu disampai RT, sehingga diperoleh gambaran berupa luas genangan
tersebut.
Lokasi yang akurat juga akan memberikan informasi tentang sifat-sifat
hidrolik bawaan (hydraulic regime) daerah tersebut.
67
Lama genangan
Cari informasi ke penduduk yang mengalami kejadian tersebut menge
berapa lama genagan terjadi dan berapa seringnya.
Contoh : Tiap tahun rata-rata 2 hari tergenang.
- Tinggi genangan
Disamping lama dan frekuensi genangan, ditanyakan pula berapa tint
genangan untuk mengetahui tingkat kerugian.
Contoh : Genangan setinggi 3 m meskipun terjadi dalam waktu kura
dari 0.5 jam akan memberikan kerugian yang besar dibandingk
genangan 0,10 m selama 2 hari.
g
n
- Besarnya kerugian
Dicatat pula berapa kerugian baik kerugian harta benda maupun kort
manusia.
Contoh : Korban manusia meninggal I orang, masuk rumah saki
orang selama rata-rata 3 hari, kerugian material berupa rusaknya pera
5
of
68
dalam berapa besar koenfisien larian. Yang dimaksud dengan koefisien larian
adalah persentase besamya air yang mengalir.
Contoh : Jalan Beton akan mengalirkan seluruh air hujan yang jatuh
diatasnya, atau koefisien lariannya adalah sama dengan 1. Lahan berpasir
akan menyerap sebagaian besar air yang jatuh diatasnya atau koefisein
lariannya dapat diperkirakan kurang lebih 0,1.
d. Jenis Tanah
Tiap daerah mempunyai jenis tanah yang berbeda. Jenis tanah disuati daerah
dapat berupa tanah lempung, berpasir, kapur atau lainnya.
Tujuan dari pengetahuan tentang jenis tanah adalah untuk menentukan
kemampuan menyerap air.
e. Master Plan
Agar pembangunan dapat berkembang secara terarah, diperlukan suatu master
plan, demikian Pula halnya dalam perencanaan sistem drainase adalah sistem
yang melayani kebutuhan kota akan saluran buangan. Dengan demikian
master plan drainase haruslah mengacu pada master plan kota, Master plan
kota dapat diperoleh dari Pemerintah Daerah setempat.
Dari data tersebut dapat diketahui arah perkembangan kota sehingga
perencanaan sistim drainasi tinggal mengikuti saja.
f.
g. Biaya
Berbeda dengan jalan tol, yang bisa menghasilkan keuntungan setelah jadi,
jaringan drainase tidak memberikan keuntungan langsung. Olah karena itu
tidak ada investor yang mau menanamkan modalnya untuk proyek drainase.
Meskipun drainase dirasakanb pelu bagi masyarakat, tetapi untuk membangun sendiri-sendiri rasanya tidak mungkin. Jadi Pemerintahlah yang
69
i.
Kelembagaan
Yang dimaksud kelembagaan adalah instansi Pemerintah yang terkait den
sistim drainase, khususnya pada saat pemeliharaan dan pengorperasian, 1a
ada. Yang perlu ditanyakan adalah berapa orang personil yang saat
ditugaskan untuk menangani masalah drainase. Dari jumlah terse
bagaimana tingkat pendidikannya, apa jabatannya, bagaimana posisinya p
struktur organisasi yang ada. Apa tujuan semua itu ?
an
'ni
ut
da
Peraturan
Peraturan-peraturan yang diperlukan adalan semua peraturan yang berk,
dengan drainase perkotaan, yang sudah ada di daerah tersebut, misa
Perda tentang saluran drainase, sampah dsbnya. Kemudian ditinjau
apakah peraturan yang sudah ada cukup memadai dengan sistim jarii
drainase yang akan direncanakan.
an
ya
agi
an
70
an
an
71
q. Data Hujan
Data hujan diperoleh dari Dinas Meterorologi & Geofisika atau stasifrn
pengamat hujan lainnya, misalkan milik Puslitbang Pengairan.
Yang perlu dikumpulkan minimal data curah hujan harian selama 10
in
atau lebih. Data ini diperlukan untuk menghitung debit rencana (lihat bag in
hidrologi)
r.
72
Contoh :
Koefisien pengaliran (run off coefisient)
Makin kedap permukaan tanah, maka makin tinggi koefisien pengaliran,
(lantai beton lebih kedap air dari pada permukaan tanah).
- Koefisien Kekasaran Manning.
Makin halus permukaan , makin kecil nilai koenfisien Manning (Beton
lebih halus dari tanah).
Kemiringan Tebing Saluran.
Makin kaku (stiff) tanah, tebing saluran bisa lebih tegak. (cadas lebih kaku
dari pada tanah berpasir).
Tujuan dari perencanaan ini adalah untuk mengalirkan genangan air sesaat
yang terjadi pada saat musin hujan serta dapat mengalirkan air kotor hasil
buangan dari rumah tangga.
Kelebihan air atau genangan air sesaat terjadi karena keseimbangan air
pada daerah tsb terganggu. Yang disebabkan oleh air yang masuk dalam daerah
tersebut Iebih besar dari air keluar.
Pada daerah perkotaan, kelebihan air ini terjadi biasanya dikarenakan oleh
kelebihan air hujan.
Kapasitas infiltrasi pada daerah perkotaan sangat kecil sehingga
menyebabkan terjadinya limpasan air sesaat setelah hujan turun. Sehingga
demensi diperlukan untuk membuang kelebihan air hujan yang terjadi, dimana
air hujan dapat menimbulkan bahaya pada daerah perkotaan tersebut.
Dalam perancangan saluran drainase, akan digunakan dasar-dasar
perancangan saluran tahan erosi. Yaitu saluran yang mampu menahan erosi
dengan memuaskan, yang mana dengan mengatur kecepatannya maupun dengan
menggunakan dinding dan dasarnya diberi lapisan yang berguna baik untuk
menahan erosi maupun mengontrol kehilangan rembesan.
73
.A
dimana :
Q = kapasitas pengaliran ( in 3/dt)
f
= faktor konversi sebesar 0,278
C = koefisien pengaliran
I
= intensitas hujan pada periode ulang tertentu ( mm/ja
A = luas daerah pengaliran ( km2 ).
Besamya koefisien pengaliran dapat dilihat pads tebel berikut ini :
b. Bentuk-bentuk Saluran :
Bentuk-bentuk saluran untuk drainase tidak terlampau jauh berb
dengan saluran air irigasi pada umumnya.
74
H
.
4. Bentuk tersusun
Untuk lebih jelasnya bentuk-bentuk saluran drainase dapat dilihat
pada gambar berikut :
Koenfisien Pengaliran ( C )
Type Daerah Aliran
Perurnputan :
1
Dinah pasir. datar 2'7r'
Harga C
0.05 - 0,10
0.10 - 0. 15
0.15 - 0,20
0.1 3- 0.17
0.18 - 0.22
0,25 - 0,35
6.
13usines :
1
2. daerah ping/,iran
Perumahan
1 daerah "single family"
2. "nm1ti units" terpisah-pisah
"multi unit" tertutup
4. " suburan"
5. daerah rumah-rumah apartemen
0,75
- 0.95
0.50 - 0,70
{}.30 0,50
0,40- 0.60
0.60 - 0.75
0.25 - 0,40
0.50 - 0,70
Industri :
1
daerah ringan
2. daerah berat
0.50- 0.80
0.60- 0,90
75
0.10 -0,25
Pertamanan. kuburan.
Tempat bermain
0,20- 0,35
0,20- 0,40
0,10- 0,30
Jalan :
1
2. beton
3. batu
. beraspal 0,70-0,95
0,80- 0,95
0,75- 0,85
Atap
0,75- 0.95
0,70- 0.85
t
l
\
J
1\ 1J \ 1
t.,14
1
J
1\
L
i
t
1 r
(1)
76
i
t
(2)
f.'
(3a)
(3c)
(3b)
(4a)
(4b)
c. Macam Material
Lapisan dasar dan dinding saluran drainase tanah erosi bisa dibuat
dari : beton, pasangan batu kali, pasangan bate merah, aspal, kayu,
besi cor, Baja, plastik dll.
77
r i
Batuan / cadas
Tanah lmpur
Lempungo kerns/tanah
Tanah dengan pasangan batuan
Lempun`
Tanah berpasir lepas
Lumpur berpasir
d.
Kemiringan Saluran
Yang dimaksud kemiringan saluran adalah kemiringan dasar salui
dan kemiringan Ban Binding saluran.
Kemiringan dasar saluran disini adalah kemiringan dasar saluran at
memanjang dimana umumnya dipengaruhi oleh kondisi topogn 1
serta tinggi tekanan yang diperlukan untuk adanya pengaliran ses ai
ah
n.
Kemiringan yang lebih curam dari 0,002 bagi tanah lepas sam
dengan 0,005 untuk tanah padat akan menyebabkan er
(Penggerusan).
ai
si
78
.
Jagaan (Freeboard)
Yang dimaksud dengan jagaan atau freeboard dari suatu saluran adalah
jarak vertikal dari puncak tanggul sampai permukaan air pada kondisi
perencanaan.
Jagaan direncanakan untuk dapat mencegah peluapan air akibat
gelombang serta fluktuasi permukaan air, misalnya berupa
gerakangerakan angin serta pasang surut.
Jagaan tersebut direncanakan antara kurang dari 5% sampai dengan
30% lebih dari dalamnya aliran.
g.
Kondisi
baik
cukup
buruk
0,020
0,028
0.023
0.030
0,25
0,025
0,040
0,030
0,030
0.045
0.035
0.035
0,045
0,035
0,040
Saluran buatan :
1.
0.030
0.030
0,040
79
0,025
0.028
0,030
0.028
0.030
0,033
0.035
0.045
0,040
0,050
0,045
0, 065
lubang dalam
5. Tumbuh tinggi dan padat
0.060
0.100
0.070
0,080
0,125
0,150
Saluran dilapisi :
1 Batu kosong tanpa adukan semen
2. Idem 1, dengan adukan semen
3. lapisan beton sangat halus
4. Lapisan beton biasa dengan
0.030
0.020
0.011
0.033
0.025
0.012
0,035
0,030
0,013
0.014
0.016
0.014
0,016
0,015
0,018
tulangan baja
5. Idem 4, tetapi tulangan kayu
Pemukiman
Komersial
2
5
Industri
Permulaan
- Utama
80
Saluran-saluran
Kala Ulang ( th )
25
BIAYA (Rp.)
5.3.
PERANCANGAN SALURAN
Sebelum merencanakan dimensi saluran, langkah pertama yang harus
diketahui adalah berapa debit rencananya. Untuk menghitung debit rencana,
perlu diketahui berapa luas daerah yang harus dikeringkan oleh saluran tersebut.
Berapa besar air yang dibuang berdasarkan tata guna lahan. Jadi langkah
pertama adalah merencana tata letak. Tata letak direncana berdasarkan peta kota
dan peta topografi. Tentukan letak saluran-saluran, kemudian hitung beban
saluran-saluran tersebut, dari yang terkecil sampai ke saluran induk. Setelah
besarnya debit untuk masing-masing saluran diketahui, barulah dilakukan
perhitungan dimensi saluran.
Untuk merencanakan dimensi penampang pada saluran drainase digunakan
pendekatan rumus-rumus aliran seragam.
81
A.V=A.1/n.R"3.S"2
= 1 /n . Rua S "'
= A / V = A . 1/n.R"3.S`n
Angka kekasaran ( n) dapat ditentukan berdasarkan jenis bah
yang dipergunakan (lihat tabel di Bagian 5.2).
Kemiringan tanah asli, = kemiringan dasar saluran (S) dap; t
diketahui berdasarkan topografinya.
Penampang segiempat berarti talud t = 1 : 1. m = 1, perbanding
lebar saluran (9b) dan tinggi air (h) = b/h = 1, sehingga b =
Luas penampang (A) = b x h = h2
82
1
4
.
2)
b=h
Luas penampang (A)
Keliling basah (P)
- Jari-jari hidrolis (R)
Kecepatan aliran
Q = A. V, dimana Q
83
= dapat dicari
= 1,5 x h
= 25 % h.
= h + tinggi jagaan.
PERANCANGAN BANGUNAN
Dalam perancangan Drainase Perkotaan, diperlukan pula bermacam-mac
Bangunan yang berfungsi sebagai sarana untuk
- Memperlancar surutnya genangan yang mungkin timbul diatas permuk
jalan, karena Q hujan Q rencana.
- Memperlancar arus saluran.
- Mengamankan terhadap bahaya degradasi pasa dasar saluran.
- Mengatur saluran terhadap pasang surut, khususnya didaerah pantai.
Adapun bangunan-bangunan sebagaimana tersebut diatas adalah :
a. Inlet-tegak.
Bangunan Inlet-tegak ditempatkan pada jarak-jarak tertentu disepanj g
tepi jalan (KERB) atau pada pertemuan Kerb diperempatan-jalan. Pe.1u
diperhatikan bahwa tinggi Jagaan (F) minimal harus dipertahankan sehin a
air dalam saluran tidak keluar lagi kepermukaan tepi jalan melewati Inl ttegak tersebut.
84
N
'
b. Inlet-Tatar.
Bangunan Inlet-datar ditempatkan pada pertigaan jalan, dimana pada arah
melintang jatsn terdapat saluran. Perlu diperhatikan bahwa tinggi jagaan (F)
minimal harus dipertahankan sehingga air dalam saluran tidak sampai meluap
melalui Inlet-datar tersebut.
1 II
i+
85
c. Grill.
Bangunan Grill ditempatkan pada perempatan melintang jalan, di na
dibawahnya terdapat saluran, yang berfungsi menerima air yang lewat trill
tersebut. Perlu diketahui penempatan Grill tersebut harus berada pada to pat
yang terendah dari jalan yang menurun (BE). Persyaratan tinggi Ja n
minimum (F) juga harus dipertahankan. Kecuali itu permukaan atas ari
Grill harus sama dengan permukaan jalan, sehingga nyaman bagi pengen ara
yang lewat.
.`-yam
d. Manhole.
ANH0
Por A h
86
f.
Jembatan.
87
g. Bangunan Terjun.
ti
h. Ground Sill.
88
ak
rya
i.
Pintu Air.
Bangunan Pintu Air dapat berupa Pintu Air Manual dan Pintu Air Otomatis,
berfungsi sebagai penahan air pasang atau air banjir dari sungai.
89
SOAL / LATIHAN
1.
Soal .
Pada waktu mengumpulkan data topografi, dicari pula infomasi tent*g
elevasi muka air banjir di sungai, dimana saluran drainase akan bermu*a.
Jelaskan tujuan informasi tersebut.
Penyelesaian :
Saluran drainase berfungsi pada waktu hujan. Pada saat yang bersam
,
bisa terjadi aliran air di sungai meningkat karena adanya aliran dari h u.
Elevasi muka air banjir tersebut perlu dipertimbangkan pada desain salur
,
karena bisa menimbulkan efek pengempangan pada saluran drainase.
2.
Soal :
Dari hasil analisa hidrologi, diperoleh Q rancangan sebesar 2,3 m3/det
Rencanakan saluran drainase tersebut bila dari data lapangan diper
informasi sebagai berikut
- jenis tanah : lempung
- lebar tanah tersedia : 5,5 m
- kemiringan lahan = 0,001
eh
Penyelesaian :
Dicoba saluran tanah (tanpa pasangan)
Jenis tanah lempung : m =1,5
Koefisien kekasaran Manning = 0,023
Tinggi jagaan diambil 0,25 h
Coba lebar dasar saluran = 2 m
Q =
RIJI S I/2
]213
2,3 =
1/0,023h x (2+1,5h)h x [ (2+1,5h)h / (2+2hV3,25)
x 0,00
12
diperoleh h = 0,8 m
Cek lebar tanah yang diperlukan
b+1,25hx1,5=2+3,75x0,8=5m(5,5,m(OK)
Kecepatan saluran
alu
90
f
3. Soal
AliraN air pada soal No. 2 diatas menyilang jalan. Lebar jalan = 8 m.
Elevasi muka air hulu (sebelum menyilang jalan) 1 m dibawah muka jalan.
Rencanakan bangunan silang tersebut.
Hitung elevasi muka air hilir terhadap muka jalan.
Penyelesaian :
Kecepatan dalam gorong-gorong I - 2 m/det.
Ketebalan tanah penutup diatas gorong-gorong minimum 0,6 m ambil
-----> 0,8 m.
Jadi muka air dalam gorong-gorong = 0,2 m dari bagian atas
goronggorong.
Coba gorong-gorong persegi lebar I m dan tinggi air 0,7 m, jagaan 0,2 m.
Penampang basah = 1 x 0,7 m = 0,7 m2
Misalkan kecepatan air dalam gorong-gorong diambil 1,5 m/det.
Kebutuhan gorong-gorong = n
n x 0,7 = 2,3/1,5 ---> v = 2,2
Ambil jumlah gorong-gorong 2 buah.
Cek kecepatan : 2,3/2 x 0,7 = 1,64 m/det < 2 m/det (OK)
Jadi dimensi gorong-gorong adalah 2 x (1
dibuat dari beton.
=
=
91
Bab 6
Drainase Khusus
6.1
93
4Sm
ti5
r,sie
t.ANOASArJ AAC.U
(RUN WAY)
94
Dasar Perhitungan :
1. Perhitungan debit air hujan rencana : Q = Aa it (=T)
Q
A
= Koefisien pengaliran
= Koefisien penyebaran hujan
i,
NO.
1
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
H.
12.
KEADAAN TEMPAT
Atap
Perkerasan aspal
Perkerasan Beton
Perkerasan batu pecah
Tanah Padat
Tanah padat dg rumput
Tanah
Tanah dg rumput
Tanah campur pasir
Tanah campur pasir dan rumput
Taman
Kebun
a
0,75 - 0,95
0,80 - 0,95
0,70 - 0,90
0,35 - 0,70
0,40 - 0,55
0,30 - 0,55
0,15 - 0,40
0,10 - 0,30
0.10 - 0,20
0.00 - 0,10
0,05 - 0.25
0,00 - 0,20
95
3.
V. BREIN
EROPA
0.1
1,000
0.95
0.2
1,000
0.93
0.3
,0000.91
0.4
1,000
0,90
0.5
,0000.89
1.0
,000 0.84
2.0
1,000
0.68
4.0
1,000
0,65
5.0
0,995
0,60
10.0
0,960
0.50
15.0
0,955
0.39
20.0
0,920
0.29
25.0
0,875
0.21
30.0
0.820
50.0
0,500
Perlu diingat bahwa prinsip perhitungan disini tidak semua air huj
diperhitungkan.
96
Contoh :
Untuk menghitung jumlah air hujan untuk daerah Jakarta dengan 1
=5
Q5
= 30 m3/dedkm2.
RUMUS - RUMUS :
Q
Axax/3xi,=T
L
v
Fxv
c x \RI
87
Y
+
Y$
R
loo 4R
(BAZIN)
(KUTTER)
m+=R
F
P
97
Keterangan :
Q = Debit air hujan A
= Luas daerah
a
= Koefisien pengaliran
b
P
= Koefisien penyebaran
= Keliling Basah
= Panjang saluran
R =
= Lama hujan
= Kecepatan rata-rata
B Konstanta Bazin
Sarijari hidrolik
TYPE SALURAN
BAIK SEKALI
A. SALURAN BUATAN
1
0,50
0.700,88 1 ,05
1,05
1,38
1.75
2,10
,38
1.75
2.05 2,30
1,05
1.38
1,75
2,10
,75
140
3,50 4,85
0.0550,14 0,22
0,275
0,33
B. SALURAN ALAM
1. Terpelihara
2. Saluran dengan vegetasi.
batu dlsb.
C. SALURAN DG LAPISAN
. Beton diplester
0,055
0.22
0,50
0.69
,05 1,38
1,05
1.38
1,60
1,75
98
1I.
%,
99
4N
van
it
V
t
= Kecepatan infiltrasi.
= S / V sing dan sing = H/S = H / (1/4 L2 + H2)0,5
1/m*H*)?=1/m*(H/V)*q
1/m = faktor koreksi, karena air yang masuk hanya dari bag
yang diasir dan besarnya = 4/5
Contob Perhitungan :
Diketahui : Suatu lapangan olah raga dengan luas (200 x 300)m2 = 6
ta.
Jawab :
a. q
Q 6Ha =
100
hd
1,95
/(1,95 2 + 52)0.5
0,36
5,37 m
=
=
5,37/(0,65 * 0,36)
22,8 hari
I 1,95
4/5 (1,95/0,65)195
468 mm
ee
Lapisan penutup
o0O
0 z-to
fE b
KERIKIL
ZO U,y
: 1
\`\
-A.
\; \
SALURAN
PENGUMPUL
101
LAMAWW4 4p. V.
1.. 4007
4"0;637
- CAMPURAN KHUSUS
- LIUK
5
,
o o "
OpOd
v o o ee nt3-tose
aeD o s
Q7
'oW Od %W"'p
.n e
ie e
o
BATU KORAL
o oQe'
100%
Diameter 4 mm
75%
Diameter 0,05 mm
20%
Diameter 0,02 mm
102
N1
103
= C.I.A....................(cfs)
A
I
C
= (1/3,6). C.I.A........m3/det.
= 0,278. C.I.A..........m3/det
= Luas
= Intensitas hujan rata-rata
= Angka pengaliran
Rumus KIRPICH :
t
= L1.15/7700. H.3
85
.. (jam)
= H/L
(m)
(m)
(menit)
an V = 72.(H/L)6
104
=
=
=
(1,49/n) R. 2/3
S uz
= slope
= (cfs)
= Manning discharge coefficient
= (inchi)
(fe
6.4.
LINGKUNGAN
105
Hujan
Volume hujan
(hari)
(mm)
perhari (mm/hari)
286
286
362
72
10
399
60
20
1053
53
Hujan
(hari)
Volume hujan
selama 10 hari (mm)
Peringatan perhari
(mm/hari)
286
28,6
362
36,2
10
599
59,9
20
10/20.1053.
52,7
106
Hujan
(hard
Jangka waktu
Peringatan perhari
(hari)
(mm/hari)
l + 10
286
26
5+ 1
362 24
10
0 + 10
599 30
20
20 + 10
1053
35
RUN WAY
SHOULDER
INLET
INLET
107
Jawab :
a.
b.
Menghitung a
c.
Runway
20 % x 0,95
19 %
Lapangan
80% x 0,30
24 %
43 %
Qmak
Oxaxbxqt = T
205,852 1/detik =
0,206 m3/detik
"A
= VxA
= Qmak/V
= (0,206 / 0,5) m2
= 0,824 m2
Luas penampang saluran = 0,824 m2, dimensi saluran
D
= J 4 x (0,824)
rJ
108
I
x
,
BAHU
JALAN
a
z
BAHU
JALAN
JALAN
AREAL
PARKIR
AREAL
PARKIR
200 M
-------- t
1-L---- 1-U
F2 +- 12 4-2150
12
50
- I
Pertayaan :
a) Hitung besamya debit limpasan jalan,
b) Hitung besarnya dimensi saluran, bila kemiringan saluran lama dengan
kemiringan jalan yaitu = 0,003, salarun dengan konstruksi pasangan
batu kali dengan nilai kenfisien kekasaran n = 0,02, bentuk saluran
segi empat dengan tinggi saluran
Jawah :
a) Menghitung debit limpasan jalan
Al luas area (jalan)
A2 luas area (parkir)
=
=
12 x 200
50 x200
= 2.400 m2
= 10.000 m2
4 x 200
Total luas =
800 m2
13.200 m2
Crata-rata
Crata-rata
0,83
0,578 m3/detik
13200
109
= n
(R ' ) x S
= VxA
- n xRnxV
0,578
WxR3x
o003
0,578
50x0.0547xR3
R
J,2BxB+ =
2,4B B
110
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
01. ---------------, 1990, Tata Cara Perencanaan Umum Drainase Perkotaan,
Departemen Pekerjaan Umum, Jakarta
02. Darmanto, 1990, Drainase Perkotaan, Seminar Sehari Himpunan mahasiswa
Teknik Sipil Universitas Muhammadiyah Malang.
03. Hardjoso P..
04. Sudjarwadi, 1990, Teknik Drainase, PAU Ilmu Teknik UGM, Yogyakarta.
BAB II
Suyono Sosrodarsono, Ir. , Kensaku Takeda,
" Hidrologi untuk Pengairan ", edisi IV tahun 1987, PT Pradya Paramita,
Jakarta.
Joyce Martha W, Ir. , Wanny Adidarma, Ir. Dipl. H.
" Mengenal Dasar-dasar Hidrologi " Penerbit Nova
Imam Subarkah, Jr.
"Hidrologi untuk Perencanaan Bangunan Air". 1980 Ide Dharma, Bandung.
Sudjarwadi, Dr. , Jr.
" Teknik Drinase:. PAU - UGM Yogyakarta.
Sri Harto Br,
"Analisis Hidrologi " , 1983, PT. Gramedia, Jakarta
CD. Soemarto, Ir. B.I.E. Dipi. H.
" Hidrologi Teknik". 1986 PPMTT - Malang.
BAB III
Departemen Pekerjaan Umum, Tata Cara Perencanaan Umum Drainase Perkotaan
( SK SNI T - 07 - 1990 - F, Yayasan Badan Penerbit Pekerjaan Umum,
Jakarta , 1990
Dewan Standarisasi Nasional - DSN ( SNI 03
- 3424 - 1994 ), Tata Cara
Perencanaan Drainase Permukaan Jalan, Yayasan Badan Penerbit Pekerjaan
Umum, Jakarta, 1994.
111
1992
BAB IV
01. Anonymous, 1986, MATERI TRAINING UNTUK TINGKAT ST F
USA
04. Prodjopangarso, Hardjoso, Prof. Ir, 1987, "DRAINASI"
Laboratorium P.4 Senat Fakultas Teknik UGM, Yogyakarta.
05. Ray K Linsley, Joseph B Franzini, Djoko Sasongko, 1991
Teknik Sumber Daya Air Jilid II (terjemahan). Erlangga Jakarta
BAB V
Standar Tata Cara Perencanaan Umum Drainase Perkotaan Departemen Peke
Umum
Hidrologi Perkotaan
Joesron Loebis, Ir, MEng
Kepala Balai Penyelidikan Hidrologi
Open Chennel Hydraulic
Ven Te Chow, Ph.D
Profesor of Hydraulic Engineering
University of Illinois
Drainasi
Hardjoso Prodjo Pangarso, Prof.,Ir.
Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik
Universitas Gadjah Mada.
112
an
BAB V.
BAB VI.
LANGKAH PERANCANGAN
5.1. Data Perancangan..................................................................................
67
72
73
81
83
85
DRAINASE KHUSUS
6.1. Drainase Lapangan Udara......................
6.1.1. Tujuan........................................................................................
6.1.2. Kriteria Perencanaan dan Perancangan Drainase
Lapangan Terbang....................................................................
6.2. Drainase Lapangan Olah Raga............................................................
6.2.1. Tu j u an........................................................................................
6.2.2. Kriteria Perencanaan dan Perancangan Drainase
Untuk Lapangan Olahraga.....................................................
95
95
101
101
101
105
105
Drainase Jalan..................................................................
105
107
107
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................
113
107
xvii
Bab 1
Pendahuluan
Drainase (drainage) yang berasal dari kata kerja 'to draim' yang berarti
mengeringkan atau mengalirkan air, adalah terminologi yang digunakan untuk
menyatakana sistim-sistim yang berkaitan dengan penanganan masalah kelebihan
air, baik diatas maupun dibawah permukaan tanah.
Pengertian drainase perkotaan tidak terbatas pada teknik pembuangan air
yang berlebihan namun lebih luas lagi menyangkut keterkaitannya dengan aspek
kehidupan yang berada di dalam kawasan perkotaan.
Semua hal yang menyangkut kelebihan air yang berada di kawasan kota
sudah pasti dapat menimbulkan permasalahan drainase yang cukup komplek.
Dengan semakin kompleknya permasalahan drainase di perkotaan, maka di dalam
perencanaan dan pembangunan bangunan air untuk drainase perkotaan,
keberhasilannya tergantung pada kemampuan masing-masing perencana. Dengan
demikian di dalam proses pekerjaan memerlukan kerjasama dengan beberapa
ahli di bidang lain yang terkait.
1.1
Dari siklus keberadaan air di suatu lokasi dimana manusia bermukim, pa( a
masa tertentu selalu terjadi keberadaan air secara berlebih, sehingga menggang
kehidupan manusia itu sendiri. Selain daripada itu, kegiatan manusia sem
bervariai sehingga menghasilkan limbah kegiatan berupa air buangan yang dap t
mengganggu kualitas lingkungan hidupnya. Berangkat dari kesadaran akan i
kenyamanan hidup sangat tergantung pada kondisi lingkungan, maka orang mu
berusaha mengatur lingkungannya dengan cara melindungi daerah pemukimann a
dari kemungkinan adanya gangguan air berlebih atau air kotor.
u
a
t
p
suku bangsa, ilmu drainase perkotaan akhirnya harus ikut tumbuh dan berkemb g
sesuai dengan perubahan tata nilai yang berlangsung di lingkungannya.
Harus diakui bahwa pertumbuhan dan perkembangan ilmu draina
perkotaan dipengaruhi oleh perkembangan ilmu hidrolika, matematika, statisti ,
fisika, kimia, komputasi dan banyak lagi yang lain, bahkan juga ilmu ekonor
dan social sebagai ibu asuhnya pertama kali. Ketika di dominasi oleh iln
hidrologi, hidrolika, mekanika tanah, ukur tanah, matematika, pengkajian it
drainase perkotaan masih menggunakan konsep statika.
Namun dengan semakin akrabnya hubungan ilmu drainase perkotaan deng
statistika, kesehatan, lingkungan, sosial. ekonimi yang umumnya menyajik
suatu telaah akan adanya ketidak pastian dan menuntut pendekatan masal
secara terpadu (integrated) maka ilmu drainase perkotaan semakin tumb h
menjadi ilmu yang mempunyai dinamika yang cukup tinggi.
e
ii
u
u
1.3.
JENIS DRAINASE
1.3.1. MENURUT SEJARAH TERBENTUKNYA
a.
seperti sungai.
evaporas!
b.
Drainage)
Saluran drainase yang bertujuan mengalirkan air limpasan
permukaan melalui media di bawah permukaan tanah (pipa-pipa),
dikarenakan alasan-alasan tertentu. Alasan itu antara lain :
Tuntutan artistik, tuntutan fungsi permukaan tanah yang tidak
membolehkan adanya saluran di permukaan tanah seperti lapangan
sepak bola, lapangan terbang, taman dan lain-lain.
bergantian.
Siku
Dibuat pada daerah yang mempunyai topografi sedikit lebih tinggi i
pada sungai. Sungai sebagai saluran pembuang akhir berada di ten
kota.
alt
b. Pararel
Saluran utama terletak sejajar dengan saluran cabang. Dengan salt
an
ila
an
saluran cabang
saluran utama
saluran cabang
saluran cabang
saluran u
c.
Grid Iron
Untuk daerah dimana sungainya terletak di pinggir kota, sehingga
saluransaluran cabang dikumpulkan dulu pada saluran pengumpul.
Sh1uran
caban
saluran utama
d. Alamiah
Jani.i ceperti pola siku, hanya beban sungai pada pola alamiah lebih besar.
e.
Radial
Pada daerah berbukit, sehingga pola saluran memencar ke segala
arah.
7
f Jaring-jaring
Mempunyai saluran-saluran pembuang yang
mengikuti arab jalan raya. dan cocok untuk daerah
dengan topografi datar.
SOAL
1.
2. Dalam Sistem drainase sering dikenal atau ditemukan saluran yang berfungsi
lebih dari satu pelayanan. Sebutkan permasalahan yang muncul dari sistem
drainase tersebut.
3. Berikan gambaran tentang permasalahan drainase di daerah yang mengalarni
perubahan tata guna lahan.
JAWABAN
1. Permasalahan drainase perkotaan sangat komplek karena menyangkut bukan
hanya lingkungan fisik saja melainkan terkait dengan masalah lingkungan
sosial budaya serta karakteristik daerah.
2. Pada umumnya di Indonesia sering ditemukan saluran yang berfungsi selain
untuk mengalirkan air hujan juga sekaligus tempat pembuangan air limbah
domestik. Hal ini akan berdampak terhadap kesehatan lingkungan /
pencemaran air terutama pada daerah yang terkena pengaruh pasang surut
atau daerah daratan rendah ( down land ), sehingga akan berdampak pula
dengan kriteria desain saluran yang akan dibuat.
3. Permasalahan yang terjadi yaitu adanya benturan sistem drainase mikro
daerah sekitar ( daerah sebelum terjadi perubahan fungsi ) dengan sistem
drainase barn, sehingga perubahan ini perlu disesuaikan dengan mereview
sistem drainase secara makro ataupun RUTR-nya.
Bab 2
Aspek Hidrologi
2.1. KARAKTERISTIK HUJAN
2.1.1. DURASI
Durasi hujan adalah lama kejadian hujan (menitan. jam-jaman,
harian) diperoleh terutama dari hasil pencatatan alat pengukur hujan
otomatis. Dalam perencanaan drainase durasi hujan ini sexing dikaitkan
dengan waktu konsentrasi, khususnya pada drainase perkotaan
diperlukan durasi yang relatif pendek, mengingat akan toleransi terhadap
lamanya genangan.
2.1.2. INTENSITAS
Intensitas adalahjumlah hujan yang dinyatakan dalam tinggi hujan
atau volume hujan tiap satuan waktu. Besarnya intensitas hujan
berbedabeda, tergantung dari lamanya curah hujan clan frekuensi
kejadiannya. Intensitas hujan diperoleh dengan cara melakukan analisis
data hujan baik secara statistik maupun secara empiris.
11
00
/A
/////I)l
v / / 1111i T
>-
3
cy
3ZE
JL
m
E
0
n
n
I
0
N
(Zuu. i/iap/w) b
12
= to + td
Kecepatan rata-rata
Kurang dari I
0,40
(meter / dt)
Z -
0,60
0,90
1,20
4
6
10
1,50
10
15
2,40
13
an
tu
14
I
'an
ga
nsi
jan
15
Cara Thiessen
Rka titik-titik di daerah pengamatan di dalam daerah itu t
tersebar merata, maka cara perhitungan curah hujan dilaki
dengan memperhitungkan daerah pergaruh tiap titik pengam,
A).Rl +A,.R, +..................... +An. Rn
AI+A2+.................+A.
= WI.RI+W2.R,+....................+Wn. Rn
dimana
R
RI, R2,.Rn
A A.........An
16
ak
an
an.
W,, W........W,
Ai. A
17
c. Cara Isohyet
Peta isohyet digambar pada peta topografi dengan perbedaan 10
mm sampai 20 mm berdasarkan data curah hujan pada titik-ti k
pengamatan di dalam dan sekitar daerah yang dimaksud.
Luas bagian daerah antara 2 garis isohyet yang berdekatan diu
dengan planimeter. Demikian pula harga rata-rata dari garis-g
isohyet yang berdekatan yang termasuk bagian-bagian itu da
dihitung. Curah hujan daerah itu dapat dihitung menurut persam
sebagai berikut :
r
is
at
n
dimana :
R
RI, R,..................... Rn
AL.A,.................... An
Cara ini adalah cara rasional yang terbaik jika garis-garis isoh:Cet
dapat digambar dengan teliti. Akan tetapi jika titik-titik pengamal 4n
itu banyak dan variasi curah hujan di daerah bersangkutan besar, ma
a
pads pembuatan peta isohyet ini akan terdapat kesalahan pribadi si
pembuat data.
120 mm
120
110
1,00 jns
9"
100
90
80
18
80 n:m
1 /3 {
dimana :
R
R
R
R
rA + -r r 13 +
R8
rc }
Rc
rA, rB, rc
RA, RB, Rc
19
b/5-
R
24
24
t
2/3
mm/jam
dimana :
R
tc
20
Q = a.3.I.A
dimana
Q
:
a
:
Koefisien pengaliran
21
dipengaruhi oleh tata guna lahan, kemiringan lahan, jenis dan kondisi tan
Pemilihan koefisien pengaliran harus memperhitungkan kemungkinan ad,
perubahan tata guna lahan di kemudian hari.
ya
0,25 -
40
0,40-(,70
0,70-00
0,20-(,30
0,80-(,90
0,90-1,,95
(B)
0--t
0.995
10
0.980
0.955
15
20
25
30
50
22
0.920
0.875
0.820
0.500
soar LATIHAN
1. Bagaimana prosedur pendekatan untuk penyelesaian problem
drainase suatu daerah perkotaan ditinjau dari aspek hidrologi.
2. Berikan ulasan dan contoh perhitungan untuk menentukan besaran
intenitas hujan pada suatu daerah aliran apabila diketahui data
hujan harian dengan kala ulang 2 tahun R = 42 mm, waktu
konsentrasi pada daerah aliran tersebut Tc = 1,2 jam.
3. Suatu daerah pusat perniagaan dengan suatu bentuk titik Q sebagai
titik............. kontrol keluaran. Saluran drainase berada di tengahtengah areal dengan kemiringan saluran sebesar 4 %, kecepatan
aliran di atas permukaan tanah diperkirakan sebesar 0.15 m/dt.
Jika terjadi hujan merata pada aerah aliran tersebut dengan
intensitas sebesar 10 mm/jam, tentukan besamya debit maksimum
untukmerancang dimensi saluran drainasinya.
Saluran
Q *
H
G
-------------------------13 km,
23
PENYELESAIAN
1.
- Was genangan
- lama berlangsungnya genangan
2.
b.
c.
a.
b.
Contoh hitungan :
Rumus Mononobe :
R
I
24
2/3
24
t
I
=
-
42 mm
1,2 Jam
42
24
24
2/3
1.2
12.894 mm/jam
24
N
1
3.
a.
a = 0.9
Luas daerah pengalian :
A = 2x3
= 6km2
0.992
Waktu Konsentrasi : tc = to + td
to : kecepatan di atas tanah Vo = 0.15 m/dt
EP = 1000 m -> to = EP/ Vo
= 1000 / 0.15
= 6666.67 det
td : Kemiringan saluran 4 %, menurut tabel :
Vd = 0.9 m/dt
PQ = 3000m->td= PQ/Vo
= 3000 / 0.9
= 3333.33 det
Waktu konsentrasi : tc = 6666.67 + 3333.33
= 10000 det
= 166.67 menit
Q = ax(3xIxA
=
14.88 m3 / dt.
25
Bab3
Aspek Hidrolika
3.1. UMUM
Aliran air dalam suatu saluran dapat berupa aliran saluran terbuka (open
channel flow) maupun saluran tertutup ( pipe flow).
Pada aliran saluran terbuka terdapat permukaan air yang bebas (free
surface), permukaan bebas ini dapat dipengaruhi oleh tekanan udara luar secara
langsung. Sedangkan pada aliran pipa tidak terdapat permukaan yang bebas,
oleh karena seluruh saluran diisi oleh air. Pada aliran pipa permukaan air secara
langsung tidak dipengaruhi oleh tekanan udara luar, kecuali hanya oleh tekanan
hidraulik yang ada dalam aliran saja.
Ali,an pipa
Zq
III
2 I
zg
Yt
sm's te^9a p
Garis persarnaan
p Garis energj
_ermLl.aan
fI
Yt
Ga
21
alr
'Ti
,
vz
Vt
Aliran saluran-terbuka
1
2
r,
i2
LL__
Oasar safuran
Garis persaaan
V' YZ
_J-L
Gambar 3.1. Perbandingan Antara Aliran Pipa Dengan Aliran Saluran Terbuka
27
Pada aliran pipa dua tabung piezometer dipasangkan pipa yaitu pac
penampang 1 dan 2. Permukaan air dalarn tabung diatur dengan tekanan dalai
pipa pada ketinggian yang disebut garis derajad hidraulik (Hydraulic Gra(
Line). Tekanan yang ditimbulkan oleh air pada setiap penampang ditunjukke
dalam tabung yang bersesuaian dengan kolom air setinggi y di atas garis tenp
pipa. Jumlah energi dalam aliran dipenampang berdasarkan suatu garis persamea
yang disebut Garis Derajat Energi (Energy Line), yaitu jumlah dari tinggi temp z
diukur dari garis tengah pipa, tinggi tekanan y dan tinggi kecepatan V2/2
dimana V adalah kecepatan rata-rata aliran dalam pipa. Energi yang hilai
28
29
a
.
u
s
b. Aliran turbulen.
Aliran saluran terbuka dikatakan turbulen apabila gaya kekentel n
relatif lemah dibandingkan dengan gaya inersia. Butir-butir r
bergerak menurut lintasan yang tidak teratur, tidak lancar d
tidak tetap, walaupun butir-butir tersebut tetap bergerak m u
didalam aliran secara keseluruhan.
Aliran laminer akan terjadi dalam aliran saluran terbuka unt ' k
harga-harga bilangan Reynold Re yang besarnya 2000 atau kur Aliran
bisa menjadi leminer sampai ke Re = 10.000. Unt k
aliran saluran terbuka, Re = 4 R V/v, dimana R adalah jari-j
hidraulik.
30
ME
ME
Segi Empat
Segi Empat
Bulat, Penuh
IW
Setengah Lingkaran
Trapesium
3.2.4. RUMUS-RUMUS
Kecepatan dalam saluran
a.
23. + 0,00155 + 1
KUTTER ;
C
1 +n(23+0,00155)
S
MANNING ;
Rub
n
87
BAZIN ;
i
32
y
POWEL ; C
Re F
menggunakan S = hL/L
R73
3v
33
v = 2,5 Ito/p In
h. ENERGI SPESIFIK ( E )
Didefinisikan sebagai energi persatuan berat
(Nm/N) rel
4if
KEDALAMAN KRITIS
Kedalam kritis yc untuk suatu aliran satuan tetap q dalam salt
segiempat terjadi bila energi spesifiknya minimum. Den
persamaan sebagai berikut :
4n
I.
34
41.
9max
Vc2
2g
So-S
So-S
dimana :
So
S
berikut :
S = (n V rerata )2 atau V2 rerata
R213
rerata
OR rerata
Profil permukaan untuk kondisi aliran yang berubah rerlahanlahan dalam saluran segiempat lebar bisa diana'isa dengan
menggunakan pernyataann :
dy
dL _
(SO - S)
(1 - V2/gy)
35
1.
LOMPATAN HIDROLIK
Lompatan hidrolik terjadi bila suatu aliran super kritis berut4h
menjadi aliran sub kritis. Dalam ha-hal seperti itu ketingg
permukaan air naik secara tiba-tiba dalam arah alirannya. Unl4k
suatu aliran tetap sebuah saluran segiempat dinyatakan dal
ya
3.3.2. SIFAT.ALIRAN
Ada dua jenis aliran tunak dalam aliran air dalam saluran tert tup
(lira). Aliran-aliran tersebut dinamakan aliran laminer dan a abran
iurbulen.
36
a. Bilangan Reynold.
Aliran dari suatu zat cair dalam pipa adalah laminer atau turbulen
dan bisa dibed kan sesuai dengan nilai dari bilangan Reynold.
Bilangan Reynoi.. I R ) ini adalah tak berdimensi, dan sama
dengan hash kali keceratan karakteristik dari sistem, dibagi dengan
kecepatan kinematik dari airan, kesemuanya dinyatakan dengan
satuan yang konsisten.
Re = Vdo atau Vd = V(2r
dimana
Re = adalah angka Reynold (tak berdimensi)
d
= adalah diameter bagian dalam dari pipa (m)
V
dan v
it
b. Aliran Laminer.
Pada aliran laminer partikel = partikel zat cair bergerak di sepanjang
lintasan-lintasan lurus, sejajar dalam lapisan-lapisan. Besarnya
kecepatan-kecepafan!&ri lapisan-lapisan yang berdekatan tidak
sama. Aliran laminer diatur oleh hukum yang menghubungkan
tegangan geser ke laju perubahan bentuk sudut. yaitu hash kali
kekentalan zat cair dan gradien kecepatan atau r = g dv/dy.
Kekentalan zat cair tersebut dominan dan karenanya mencegah
setiap kecenderungan menuju kondisi-kondisi turbulen.
Kecepatan kritis yang punya arti pentingbagi praktisi adalah
kecepatan di bawah mana sernua turbulensi diredam oleh
kekentalan zat alirnya. Telah ditemukan bahwa batas atas aliran
=laminer yang mempunyai arti penting dinyatakan oleh suatu
bilangan Reynolds sebesar 2000. Aliran zat cair yang bilangan
Reynolds-nya berada pada 2000 4000 akan berubah dari laminer_
menjadi turbulen.
Untuk irisan-irisan penampang yang tak bundar,perbandingan luas
irisan penampang terhadap keliling yang basah,disebut jari-jari
hidraulik R (dalam m), digunakan dalam bilangan Reynolds.
Pernyataan tersebut menjadi
37
R = V (4R)
v
c. Aliran Turbulen
Karakteristik aliran turbulen adalah sangat penting mengin at
hampir semua aliran dalam drainase berada dalam kategori ali n
turbulen. Koefisien yang berlaku untuk kondisi turbulen, bila ru s
hidrolika dengan bilangan reynolds akan digunakan, berubah ses ai
dengan kekasaran dinding pipa maupun kekenyalan dan kerapa dari
zat alirnya.
Aliran turbulen dapat diklasifikasikan sebagai berikut
1. Aliran dalam pipa mulus
2. Aliran dalam pipa relatif kasar, pada kecepatan tinggi diang ap
sepenuhnya kasar.
3. Aliran pada daerah diantara kedua kondisi tersebut.
Hampir semua masalah hidrolika yang biasa, dihubungkan dengan
aliran dalarn katagori yang terakhir ini.
hf=fL.V2
D 2g
38
dimana :
hf
D
f
(m)
= Koefisien Darcy - Weisbach. tanpa dimensi
(= Friction factor), g = Konstant gravitasi pada
percepatan terjun bebas (m/detik'), 9,8 m/dt'.
+ 2,5 )
37D Nr\/f
Harus diselesaikan secara iterai, untuk mendapatkan faktor geser
dari kekasaran dinding ; ratio tinggi/garis tengah k/d, dan bilangan
Reynolds.
Nr = VD
v
dimana :
V
= Kecepatan
= Kekentalan kinematik
39
1.325
{log e (C K+ 5,13)}2
3,7D Ne'_sb
Persamaan Swamee dan lain adalah :
1.325
[log e ( K + 5,74)]
3,7D NO 9
b.
dan bercabang.
Sebuah pipa ekivalen dengan pipa lainnya atau dengan suatu siste pipa
bila, untuk suatu head turun tertentu, dihasilkan aliran yang sama
dalam pipa ekivalen itu seperti yang telah dihasilkan dal sistem
tersebut. Seringkali terbukti lebih mudah untuk mengga suatu sistem
yang rumit dengan sebuah pipa ekivalen tunggal
Pipa-pipa bersambung terdiri dari pipa-pipa dari beberapa ukurin
yang berhubungan seri.
Pipa-pipa beruntai terdiri dari dua atau lebih pipa yang bercabag
dan kembali bertemu di arah hilirnya ( sejajar),
Pipa-pipa bercabang terdiri dari dua atau lebih pipa yang bercabag
dan tidak kembali bertemu dihilirnya.
Untuk menyelesaikan permasalahan ini dapat digunakan Ru
HAZEN - WILLIAMS, rumus pembuangannya adalah :
Q = 0.2785 C1 d2-63 S.54
dimana :
Q = Aliran dalam m'Jdt
d = Garis tengah pipa bagian dalam (m)
S = Kemiringan Gradien Hidraulik
C1 = Koenfisien kekasaranralatif Hazen - Williams.
( didasarkan pada tabellampiran )
40
= (EK + f) L.V'
d.2g
dimuna :
h
f
d
g
k
41
3.4
BAGUNAN AIR
a.
Bangunan Gorong-gorong
Bangunan gorong-gorong ini dimaksudkanb untuk meneruskan all
42
B = lebar lubang
Cb = koefisien yang menyatakan pengaruh lebar
penyempitan aliran.
Apabila tepi vertikalnya dibuat bulat dengan radius 0.1
B atau
43
persamaan
Q = Ch. B.B J2g( Hw - Cn D)................. (Hw/D > 1,2)
hasilnya akan berada antara 2 debit yang terukur untuk
3.5
an
Kecepatan maksimum aliran agar ditentukan tidak lebih besar dari kecepa
maksimum yang diijinkan sehingga tidk ta erjadi kerusakan
anad
44
x
$
1
SOAL / L4TIHAN :
1.
AN = A . R2,''
S I /2
L 6.50 1
10,16 (
1,01)2r'
=1,01 m
(0,0009)0.5
0,025
=
12,27 m3/dt
kemiringan 0,00020 dan mengalirkan air sebesar 2,36 m'/dt bila pips tersebut mengalir 0,09 penuh, n = 0,015. Berapakah ukuran pipa yang
dibutuhkan ?
Jawab :
Lihat gambar
lingkaran - (sektor AOCE) - (segitiga AOCD)
Dicari R = A
Sudut
0
0
busur ABC
36 52
360
45
( 1id
11 d2 - (2 (3652)
= 2,498d
360"
Luas segitiga AOCD
R
1/4 11 d
2.498d
0,7442 d2 =0.298 d
2,498 d
Menggunakan C Kutter (dimisalkan sebesar 55, untuk perhitungan pertama#,
Q
= CAVRS
2,36 =
d5'2 =
Menguji C. R
55 ( 0,7442d2-40,298.0,0002
7,469, d = 2,235 m
d5'2 =
7,469 ( 55/62
2.13 m.
= 6,626
11
Menggunakan C Manning,
Q
= AN = A.Rv3 Sir
n
2,36 =
dv3
46
7,56,
= 2,14 m.
TABEL I
KECEPATAX ALIR. N :SIR YANG DIIZINK_1ti
BERDAS:ARKAN .JENIS MATERIAL
Keeepatan aliran
Jenis Bahan
m/detik)
Pasir Hula;
0 -I-S
Lempuna k pas;ran
0.51)
LandLl alUy.Ial
Kerikil halos
0.75
Lernpuna kokoh
U_ 5
L; mpun_ padat
1.10
Kerikil ka'ar
1 .210
Bath-hatu hestr
i 1)
Pas ui an bate
Bc ton
1 . `O
Beton bertulan's
1 .50
(;
TABEL 2
IILBUNG:AN KEMIIRINCAN SELOKAN SANIPING .JALAN fi)
DAN JENIS MATERIAL
Kemirin*an
Jervis material
selokan sampina
I (r'c)
Tanah Ash
Kerikil
0_
5 _ 7.5
Pasanaan
47
TABEL 3
HUBUNGAN KEMIRINGAN SELOKAN SAMPING
JALAN (i) DAN JARAK PEMATAH ARUS (L)
(VI)
W\4
IOtil
8C'c
9c-
1 0j
8.%'I
7VI
Od 21
TABEL 4
BEBERAPA HARGA RATA-RATA DARI n UNTUK PENGGUNAAN DALAV
RUMUS KUITER DAN MANNING DAN M DALAM RUMUS BAZIN
n
0.010
0,11
0.012
0.20
0.013
0.29
Pipa selokan tanah biasa dan pipa besi tulana. lapisan semen biasa
0.015
0.40
0.023
1 .54
0.027
2.36
0.040
3.50
0.030
3.00
Pipa selokan bening yang bagus. tembok -bata yang bagus. pipa
48
it.
TABEL 5
HARGA-HARGA FAKTOR PEIIBUANGAN K' da[am Q = (K'/n)h. S}
untuk SALURAN-SALURAN TRAPESR;MI
(v = kedalaman aliran. b = lebar dasar saluran)
Kemirinean Sisi-;isi Penampang Saluran (inendatar terhadap tgak)
cih
Tegak
1:4
1:2
00
( .01846
0,(44x)46
i)I )H}0.,
(( U
0.x1143
4 (x127(
!1.1X 444
0.!x)145
( 02202
4,04451
1 (x)145
4x1285
().0047
0 (4)'_)17
4.fx)288
X1.45
6 (x)63'
0.1)06-39
( .1)1)4159
0.4x}461
4.1x1465
46
(1 (0855
4.40875
0 1x1888
((_1x)667
101490
'.01 44
414_'4
0.4172
4,1)16x)2
ii 4
0014
).01346
19
'016_'_
4.41 7
4.41 386
0.01676
1 (11 911
4.01978
0.02_046
11.! 2
).01114
6.112 553
1,02308
1).02645
0.02,18-1
+1.1 )_560
11.03)x)1
3:4
1:1
3:2
2:1
5:2
3:1
4:1
+8x}(41
4.444x36
44)1x)46
0.(0x)46
4,134x36
4.(X44)47
0.(44x)47
((.4x)136
44x1147
4,4x)148
0.1x0_'91
0.(x)149
(1.1x}29.3
0.141149
1}.0(11 5()
11,14)295
1.04_95
((.181 I S I
((.0(134)3
ll (4376
4,1)1x695
).(x 482
7(.004417
0.(10493
4.01673
(.)(1471
1.1))686
0118)745
4.0(1713
4.(x1731
11x)915
141178
) (11 (92)
(.(112211
0.(x1949
0.00962
0.(4)976
44.7)1(109
0,41374
(015(4
4.(x(1 779
1).41'31
)_11 555
0.1) 898
).111 '58
0.14588
i) 0 1945
4.01279
11.0 (61
001992
4.01326
4 (.4168'
0.02086
().' )1 1 64
!.()4))13'
1.() 1 76 3
1.(1'093
4.4' 1511
11.41815
0.02214
(1.1 12_281
0 023-4-2
(1.01309
3(4)253
(1012746
1) 11_2450
0.0_514
!0.02_644
0.112_692_
0.027
1) 0_853
((.1)31)1 5
4.02826
4 03230
4 (1_9(x(
0.03318
).43425
4.03472
4 (13234
').43345
'1 .!13178
11"
(.1)352_6
(113741
U 113869
0.41546
0.441357
'.1( 3647
'.43762
4.4395)
(1.1)32_36
0.43614
),131 8
0.04 51
( 1142_19
0.04-455
0,44657
0.(}4`_84
0.01852
{1.43435
0.44092_
0.05434
0.115317
(( )4549
4.0471 1
4.04980
1) 452_29
0.1)5458
005686
4.116137
11.452_89
4.05434
0.W21 5
0.45538
0.45828
006104
3,4)4)373
4.46944
11)5144
(1.0576,
U.4)i747
1.054 -1
0.05895
0.1)6_'65
().45. 32
+4(605((
(1.416299
0.06124
o.067.36
(},06160
007127
1.06_'55
006830
4.7)7335
').(x65418
7).0657 I
(1.07376
0.07826
0.06783
4.07543
0.08_257
7071)x)
4.07867
0.08681
0.07725
0.08594
009515
1(,0841
0.0956
0 1077
0.077 :9
4.48075
0.08748
0.09354
009892
0.10131
0.11507
4.0895
0.0942
1.14541
4.1023
0.1 78
I). 1097
0.0 )164
0.1'38
11.1373
0.1272
1.1 1180
0.1 353
0,1534
U. 1 460
0.1669
0.1359
0.1575
0.1797
0.14-47
0.1676
0 1931
(1.1622
().1891
0.2180
0.220
0.249
0.25 (1
0.289
0.280
0.313
0.322
0.361
0.03553
4.11376_
0.1)3937
((. ;0
'
113917
(1.114_9;
0.04 (66
41(4576
('.( 3374
0.44818
1. 8
4.(3677
0.1)5(5)7
1. ! 1
1.45157
1.214
11.22-4
4.26
25
1.0713
0.0801
11.0888
4.0781
4.+1882_
4.0989
0.30
4.0983
0.1 (197
0 I'_45
) 3'
0.108
0.121
0.134
0.31
0.!17
0.133
0.1477
0111
0.38
0.12_7
0.137
4.145
0.1 57
0,162
0.177
0.44
4.157
0.170
0.191
0.42
0.157
(1.184
0-108
0.1023
0.1157
}. _299
0 155
4.172
0,189
0.'05
0.)93
0.2 15
0.238
0.213
0.238
0._264
11.231
U.177
4.194
0.17'
0.190
0.'10
i(._ 12_
0.229
0.262
0.292
0.320
0.349
0.404
0,25t
0_287
0.322
0,354
0.386
0.450
0.270
0.353
0386
0.390
0.428
0.426
0.295
0.314
0.343
0.468
0.498
0.549
0-145
0.160
4.259
0.285
0.44
0.167
0.197
0.225
0.230
0,46
0.1 78
11.211
0,24'
0'50
0.48
0.188
1).199
0.225
0.239
4.'59
0.402
0.421
0.457
0509
0.513
0.561
0.604
0.662
0.315
0.334
0.375
0.319
11.344
0.468
0.276
U-191
0.31'
0.1172
(1.369
0.410
0.486
0.556
0623
0.821
0.486
0.431
71.577
0.666
0.834
1 .003
0.488
0.610
(1.787
0.922
0.585
0.747
0.568
0.725
0.483
0.645
0.752
0.690
0.398
4.90
0.225
0.252
0.3118
0 365
0.423
1 .04
1 .23
I8
1 .59
1 .43
1 .95
1 .00
0.480
0.688
0.915
0.895
0.902
0.834
1.05
.05
.41
1 .33
1 .59
.84
.09
1.58
1.24
.10
1 ,30
1 .66
2.01
2.34
2.67
303
4.32
3.58
4.11
3.32
516
5.9)
7.81
5.14
7.08
5.95
8._21
7.54
10.5
9.42
0.50
0.55
0.64
0.70
0.So
1 .20
0.600
1 .41)
0.720
0.60
0.80
2.00
2,
25
0.277
1.17
1.65
.57
1 .88
_2.47
0.841
4.96?
1,-}5
2.11
2.64
2.13
2.59
2.79
1.08
2.10
2.56
3.48
4.70
6.16
1 1 .4
1 4,1
7,87
10.0
2.2
14,3
1 8,4
10.40
13.3
162
19.1
247
1.24
176
3.24
3.55
3.45
4.44
4.10
4.43
5.60
5.69
7 87
49
Ii
TABEL 6
HARGA-HARG:1 FAKTOR PENIBUANGAN K' dalam Q = (K'/n)y S
untuk SALURAN-SALURAN TRAPESIUMI
n = kedalaman aliran. b = lebar usar ,aluran
Kemirim_aan Sisi-,i,i Penampang Saluran (mendatar terhadap tegak)
4:1
Tegak
1:4
1:2
3:4
48.'
48.7
49.1
19.1
49.7
19 1
99.6
99.8
('4)
1181.4
19.6
32.1)
.2 4
33.11
23.8
+2.4
24. I
50.1
;3,3
50.1
0.03
004
49.8
33.
4.4
24 6
((.(15
8.8
1 9.1
94
1 9.7
5.8
3.5
1 .6
6.1
6.4
0.07
5.5
3.1
._
1.0 ]
1 (3) 4
114.7)
9.9
6.6
4.2
?.
IIK) 6
5117
110.9
50A
.!
34.3
10
21)
6.9
35
r...
il `+
0.l I9
9 96
0.4
G"D
11.8
u.:0
8.88
9.22
,) .511
469
1 .0
0.3
.4
Oi.
1).1 1
21.0
21
7.5
7. 7
15.3
1 3.6
11.2
1 5.9
1 4_ I
1 2.2
2.S
5.1
1 .7
0.29
9.56
.7).95
II ).I
:4.11
".94
4.1)3
'54
8.13
7.81
))
7 96
8:30
8.54
7.84
8.82
8.08
9 tl3
8.1_8
9. ;;
6.59
7.56
6.92
y.21
7.44
7.65
5.18)
\ 11
46:
1.14
64)6
6.39
6.67
7.11
5.60
5.92
6.20
7.47
7 15)
.7)1
1).15
6.90
6.44
+4 )7)
- 1,-
(.16
0.17
5.-0
4.84
5.5'
5.16
5.79
611_
6.65
11.18
4.53
4.85
1,
If,
6.24
5.88
5.57
0.19
1.'"5
4.66
4.54
5.07
5.28
65
( .20
4.00
4.31
4.58
4.52
5.03
5.39
71.11
3.57
3.1ts
1, i 5
3.78
3.47
4.59
4,22
4.59
026
351
3.-11
4.314
4.01
4.45
3.21
222.91
3"1
3.92
1.314
2.()6
1.95
1.2
0 30
3.44
".73
299
3,45
3.22
n.32
125
222.5-1
179
1).34
2.08
2.116
2.62
0.36
1 .94
.80
2.08
169
11.42
0.44
0.46
5.44
74.7
20.8
0.122
0.1 3
51.3
26.4
2.1
'
M1.3
6.01
3.67
6.61)
(,.;'
6.21
648
7.19
l."
63
(4.87
6.29
6 1)4
5.59
_ 74
5.61
193
524
5.56
6.1 7
4.29
462
-9j
5.26
5.88
3.65
4.02
1.36
5.1x)
5.63
, 43
3.80
1.14
4 7`i
541
3.1)2
3.23
?6)
45u
b.53
2.85
_' .70
3.1)6
2.90
; 43
3_'8
3.b2
2.34
2.46
2 -7
3.14
347)
.97
2.21
241
12.64
3.0)
?n
1.59
.49
( .36
.76
2. i I
_.31
22 .23
'_.54
2.91
2_
.67
159
2.14
2.34
_. 71
= 1?h
0.48
1 .41
1 33
1 .26
2.26
2.19
2.63
0.50
2.06
1 .98
0.55
0.60
1 .1
0.983
1 .36
1.23
..59
.46
0.70
0.794
1 .03
1 .26
0.80
0.661
0.882
1 .10
0.90
0.559
0.774
0.989
.3 )
1 .20
1 .39
1 .00
1 20
0.180
0686
0563
0895
0 767
.10
0.369
0.962
40
0.476
0.415
0.367
0.672
0.604
0.552
0.868
0.794
.81)
0293
0.240
0.201
0.740
2.00
0.171
0.330
0.51
0.700
2 25
0.143
0.295
0.471
0.38
0.40
.60
2.01
91
.83
76
1 .82
1 .68
1 .47
k
`Harea-harga Bari King.. "Handbook of Hidraulics".
50
0.656
; 4c
0.26
4. 74 6
)4 215
92
r, >
5.1)5
4.1 (1
'.7)1
20
6 1
4.90
4 2?
4.7
404
4 65
351
;.4O
454
3.4U
1.8 )
4.44
4.35
2.98
31
3.71
3.63
2.39
2 25
"4
3.0-
3.40
4.04
'.611
2.93
2.04
1 .88
2.39
223
"2
-.39
3.26
3.05
3.90
3.69
76
2.11
2.91
2.72
2.77
3.55
3 4'.
1 .30
.66
2.67
3.32
1 52
12.01
1 .86
1.34
1 .16
220
2.53
3.18
1.06
1 .42
.76
2.42
3.08
0.983
.35
1.29
.69
0.929
2.10
2.02
196
2.35
'.29
2.99
2.93
0.892
4.24
.9)
1.86
2.24
2.89
2.84
0.834
1.19
2.44
202
1.88
.67
.51
190
2.56
.63
{
58
.53
_.56
2.19
4.27
420
II
II
! I
1
1
TABEL 7
HARGA-HARGA C DARI RUM'IUS KUTTER
Kemiringan
S
2251
7.0 !'
03'0
325
0.030
35
9: j
52..:
393
9.7
s
: 2.1
65
3.3
93
55
0.01:
1::J
47 _
U.Ol
:5..
00'5
:5:
3.3
0.010
00:
$5.0
63.5
0.017
0.0:0
:3.7
.5
'7 ' a 265
69 5
~_
i1
69 .)
-:
:5 5
-56
:
,
0.013
0.012
0.0! 5
0.017
0.020
0.0:5
0.0)0
0.001
0.C I
50.
180
35.3
:9 3
-3.7
1 77
44
3.010
0.012
0.015
0.017
0.0_'0
0.0:5
0.030
52.1
0.010
529
49.1
37.0
30.9
:5.1
13.3
1.9
0.0! 2
0.01 5
0.01 7
0 020
20;5
0.030
16.3
30.4
v3
i 8._
11,9
.I
`59
35-
136
159
>=_3
15.3
354
:9
4:.:.
33
6".4
53.0
747.5
,9 9
3 5
13
52.:
:03
31:
_ 7.5
.69
:3.0
53.5
53.5
1!.1
31 3
3..
0
5.6
11
J,
':9
53.3
"2
17 5
70.9
:J
38
c90
'3:
`17
53.5
1::0 k :1 ;
3'..'
33.:
.3 7
1 .3
!.5
1 7.1
:1 3
.9 i
7 34 5
6.3
69')
51.3
.:I
it
J
6
_3._
J.
51
52.1
:3
:_9
79 0j
515
:8.5
34,3
21.0
-90i
67 0
:9.1
:1 3
:7'
:1.5
90.5
-10
18.5
40.8
73.1
5
91.9
71 c
59.:
50.3
32.3
56.3
51.9
4.3
75
169:
13.1
39.: i
'3.7
0.1
2_
3.2
65.5
'0.:
51.1
'1.3
33.4
36 1
6;4
0.7
52.4 1 51 7
15}
37.5
:8.7
1 :'
398
309'
5_3
33.7
'76
91.9
75.1
59.1
51.3
347
91.1
: 73
01.8
:.t l
=53
5.9
_93
.5.0
75,:
51.3
51.1
:6.1
35.9
99
95 0
78?
6:.1
5
1.7
.5.9
30.1
6:
30.1
6 3.5
.3
59 5
._.3
:1 _
65.1
':
-85
35
:5
`.'66
10.1
r33
_'.3
47, 5
C2
5
5-9
S0
05
:3.9
71.3
a
51.
:
5
.02
85.0
OS
38.3
6.r
'1.3
50.'
53.5
54I
:1 1
313
10.!
510
55.0
a0
'.`
3 3
55.7
53.0
:9..
5.6
a5
6' 9
SJ
3
4, t
sSS
r 2
53.5
96.1
5901
i9.!
4._
37
_0.3
'1
S9.
_59
oO.3
_a
52.3
939
-,
- I a 5
S0.1
:co
.i-
0.030
0.00 4
97,2
01
$1 3
'13
:3.1
`3'J
1:3
.1
:5
32
J.OW_
J.' ._
2;
91.1
-1.0
66.1
`7.4
:6.9
-J.3 f
:e8
9 01
1I
69 ?
`951
49
43,A
1t.09
??:
7413
07
90.0
"ia
65 l
56.:
15.3
.i
=1
139
9:3' $5.3
161 -3.:
6 '
1
61.:
90.5
53.0
-31
55.7
10.9
56.9
=6.4
39.3 1 91.6
5a.1
9
5:
7
6;
1
56.3
53.3
50
1O
31
'7.1
3:1
-..
:9 6
)'6'I
:7 5
40.3
= .5
51
DIAGRAM B
KARTA ALIRAN
RUMUS HAZEN-WILLIAMS, C =1000
C- 0.05
t- 0.0100
0.15
50-
0.20
40
30
0.30
60
0
G
11
54
15
48
0.40
0.30
42
10
/
4
1 00
1.50
f ry
s
2
E
a0
0
36 H
30-i
E 0.70
2.00
:X1
03
16
3.00
< "
12 -z 7
10 H V1
aJ
4.00
N
500
9.00
10.0
15.0
0.5
6 -i
0.4
2010
r
30.0
0.3-1
4 -J
40.0
0.2
50.0
0.1
100.0
PENGGUNAAN KARTA
(1) Misal D = 609.6 mm, S =1.0 m/1000m, C = 120; carilah aliran Q.
Karta memberi Q100 = 4.2 mgd = 0.184 ,3/dtk
untuk Cl = 120, Q = (120/100) (0.184) = 0.219 m3/dtk
(2) Misal Q = 0.1576 m3/dtk. D = 609.6mm, C 1 = 120; carilah Head Turun
Ubah Q120 menjadi Q100;Q100 = (100/120)(0.1576) = 0.1313 m3/dtk
Karta memberi S = 0,55m/1000m
52
III
Bb4
Sistem D
4.1. UMUM
Pertumbuhan kota dan perkembangan industri menimbulkan dampak yang
cukup besar pada siklus hidrologi sehingga berpengaruh besar terhadap sistem
drainase perkotaan. Sebagai contoh ada perkembangan beberapa kawasan hunian
yang disinyalir sebagai penyebab banjir dan genangan di lingkungan sekitarnya. Hal
ini disebabkan karena perkembangan urbanisasi, menyebabkan perubahan tata
guna lahan, sedangkan siklus hidrologi sangat dipengaruhi oleh tata guna lahan.
Oleh karena itu setiap perkembangan kota hares diikuti dengan perbaikan sistem
drainase, tidak cukup hanya pada lokasi yang dikembangkan, melainkan hares
meliputi daerah sekitarnya juga.
Jaringan drainase perkotaan meliputi seluruh alur air, baik alur alam maupun
slur buatan yang hulunya terletak di kota dan bermuara di sungai yang melewati kota
tersebut atau bermuara ke laut di tepi kota tersebut.
Drainase perkotaan melayani pembuangan kelebihan air pads suatu kota
dengan cara mengalirkannya melalui permukaan tanah (surface drainage) atau
lewat di bawah permukaan tanah (sub surface drainage), untuk dibuang ke
sungai, taut atau danau. Kelebihan air tersebut dapat berupa air hujan, air limbah
domestik maupun air limbah industri. Oleh karena itu, drainase perkotaan hares
terpadu dengan sanitasi, sampah, pengendalian banjir kota dan lain-lain.
53
4.2.
rah
2. Infiltrasi air permukaan (hujan) dan air tanah (pada daerah pelayanan
sepanjang pipa)
dan
3. Air buangan industri & komersial : tambahan aliran maksimum dari dat
daerah industri dan komersial.
ah-
54
air
1.
2. Kuantitas yang jauh berbeda antara air buangan dan air hujan. 3.
Air buangan memerlukan pengolahan terlebih dahulu sedangkan
masyarakat.
3. Pada instalasi pengolahan air buangan tidak ada tambahan beban
kapasitas, karena penambahan air hujan.
55
Keuntungan :
1. Hanya diperlukan satu sistem penyaluran air sehingga dal,
pemilihannya lebih ekonomis.
2. Terjadi pengeceran air buangan oleh air hujan sehingga konsentr
air buangan menurun.
Kerugiaan
Diperlukan area] yang luas untuk menempatan instalasi tambahn
untuk penanggulangan di saat-saat tertentu.
56
.
4.4.
DISKRIPSI
SISTEM
LINGKUNGAN
FISIK
DALAM
DRAINASE
ggunaan lahan
didaerah rencana. Pola penggunaan lahan yang dimaksud harus mencakup
tentang kondisi eksisting maupun rencana pengembangan di masa mendatang.
informasi tersebut diperlukan untuk menentukan lingkup sistem drainase
yang diperlukan dan untuk merencakan drainase yang tingkatnya sesuai
dengan kategori tata guna tanah dari daerah yang bersangkutan.
2.
Prasarana lain
Informasi tentang prasarana lain yang dimaksud meliputi jaringan jalan, air
minum. listrik, jaringan telepon dan jaringan lain yang diperkirakan dapat
menyebabkan bottle leck. Ini dimaksudkan sebagai pertimbangan dalam
menentukan trase saluran dan untuk mengindentifikasi jenis bangunan
penunjang yang diperlukan.
3. Topografi
Informasi yang diperlukan untuk menentukan arah penyaluran/pematusan
dan batas wilayah tadahnya. Pemetaan kontur di suatu daerah urban perlu
dilakukan pads skala 1:5000 atau 1:10.000 dengan beda kontur 0.5 meter
di daerah datar, dan beda kontur 1 meter pada daerah curam. Pemetaan
tersebut perlu mengacu pada suatu datum survai yang dikenal. Pemetaan
kontur dengan skala 1:50.000 atau 100.000 juga mungkin diperlukan untuk
57
a
n
si
kondisi lahan daerah rencana. Secara tidak Ian-sung sebenarnya info
ini dapat diinterpretasikan dari peta topograti dengan cara mengidentifi si
bagian lembah dan punggung. Dimana pola aliran buangan alam eru,
mengarah pada bagian lembah. Namun untuk dapat memperoleh h' ;il
informasi yang lebih akurat, observasi lapangan kerja diperlukan. A ar
pekerjaan observasi lebih efisien, hendaknya diidentifikasi terlebih dah lu
daerah-daerah yang akan disurvai melalui informasi yang tersedia ( to
sekunder).
5.
Pola Alamiah
Letak conveyor drain (b) ada dibagian terendah (lembah) an
suatu daerah (alam) yang secara efektif berfungsi seb at
pengumpul dari anak cabang saluran yang ada (collector dr
dimana collector maupun conveyor drain merupakan sal
an
alamiah.
58
11.
aLL
\a
b
,ea
a
b
= Collector drain
= Conveyor drain
2. Pola Siku
Conveyor drain (h) terletak di lembah dan merupakan saluran
alamiah. sedangkan conveyor drain dibuat tegak lurus dari conveyor
drain.
--
Collector drain
= Conveyor drain
3. Pola Paralel
Colector drain yang menampung debit dari sungai-sungai yang
lebih kecil_ dibuat sejajar satu sama lain dan kemudian masuk ke
a
a
a
4-a
a
b
= Collector drain
= Conveyor drain
59
a
b
Interceptor drain
Collector drain
Conveyor drain
5. Pola Radial
r
(sesuai deng n
60
6. Pola Jaring-jaring
Untuk mencegah terjadinya pembebanan aliran dari suatu daerah
terhadap daerah lainnya, maka dapat dibuat beberapa interceptor
drain (a) yang kemudian ditampung ke dalam saluran collector (b)
dan selanjutnya dialirkan menuju saluran conveyor.
a
=
Interceptor drain
Collector drain
b
=
Conveyor drain
c
=
a
a
f
bi
aI
A
h
k? h
61
Y Conveyor drain
Saluran conveyor adalah saluran yang berfungsi sebagai pemba air
buangan dari suatu daerah ke lokasi pembuangan tanpa har`t'
mambahayakan daerah van- dilalui.
Letak saluran conveyor di bagian terendah lembah dari sua
daerah. sehingga secara efektif dapat berfungsi sebagai pengump l dari
anak cabang saluran yang ada.
Sebagai contoh adalah saluran banjir kanal atau sudetan-sudet+
atau saluran by-pass van- bekerja secara khusus hanva mengalirk air
secara cepat sampai ke lokasi pembuangan.
Dalam pengertian van- lain. saluran ini berbeda dengan "sun surfaQe
drainege" atau drainase bawah tanah. Dalam hal ini yang terakhir ii
masuknva air melalui resapan tanah secara gravitasi masuk ke dala
lubang-lubang yang terdapat pada saluran drainase yang ditanam dalam
tanah.
Dalam kenvataan dapat terjadi suatu saluran bekerja sekalig s
untuk kedua atau bahkan betiga jenis fungsi tersebut.
daerah rencana.
2. Situasi dan kondisi Milk kota
Informasi situasi dan kondisi fisik kota baik yang ada (eksistin
)
maupun yang sedang direncanakan perlu diketahui, ant a
lain :
a. Sistem jaringan yang ada (drainase, irigasi, air minu ,
telephon, listrik,dsb).
62
11.
b.
c.
d.
e.
f.
4.6.
BANGUNAN PENUNJANG
Untuk menjamin berfungsinya saluran drainase secara baik maka diperlukan
bangunan-bangunan pelengkap ditempat-tempat tertentu. Jenis bangunan
pelengkap yang dimaksud meliputi :
63
LATIHAN :
1.
* Fenomena apa yang akan terjadi terutama pada saluran di jalan ray
* Bila pada saluran tersebut terjadi masalah, tentukan 2 cara yang spesi ik
untuk mengatasinya
64
2 ,S3
f5
3o.to
KETERANGAN GAMIBAR :
Jalan Raya
Rencana Jaringan Drainase
Saluran Conveyor Drainase
Jalan Monian
Jalan Arteri
65
Bab 5
Lang ka ft
Prancangan
5. I. DATA PERANCANGAN
Untuk memulai suatu perencanaan sistim drainase, perlu dikumpulkan data
penunjang agar hasil perencanaan dapat dipertanggung-jawabkan.
Data yang diperoleh dari sumbernya, atau dikumpulkan langsung di lapangan
dengan melakukan pengukuran/penyelidikan. Jenis data dan sumbernya akan
diuraikan berikut ini.
a. Data permasalahan
Setiap usaha manusia akan didasarkan oleh suatu alasan yang mendorong
untuk bertindak. Apabila diinginkan suatu perencanaan drainase, harus
diketahui pula alasannya. Pertimbangannya adalah laporan mengenai
terjadinya permasalahan genangan atau banjir. Laporan tersebut tidak cukup
apabila tidak didukung data yang lebih lengkap. Data genangan yang perlu
diketahui meluputi antara lain :
- Lokasi genangan
Sebutkan secara rinci dari nama Kota, Kecamatan, Kelurahan, Rw dan bila
perlu disampai RT, sehingga diperoleh gambaran berupa luas genangan
tersebut.
Lokasi yang akurat juga akan memberikan informasi tentang sifat-sifat
hidrolik bawaan (hydraulic regime) daerah tersebut.
67
Lama genangan
Cari informasi ke penduduk yang mengalami kejadian tersebut menge
berapa lama genagan terjadi dan berapa seringnya.
Contoh : Tiap tahun rata-rata 2 hari tergenang.
- Tinggi genangan
Disamping lama dan frekuensi genangan, ditanyakan pula berapa tint
genangan untuk mengetahui tingkat kerugian.
Contoh : Genangan setinggi 3 m meskipun terjadi dalam waktu kura
dari 0.5 jam akan memberikan kerugian yang besar dibandingk
genangan 0,10 m selama 2 hari.
g
n
- Besarnya kerugian
Dicatat pula berapa kerugian baik kerugian harta benda maupun kort
manusia.
Contoh : Korban manusia meninggal I orang, masuk rumah saki
orang selama rata-rata 3 hari, kerugian material berupa rusaknya pera
5
of
68
dalam berapa besar koenfisien larian. Yang dimaksud dengan koefisien larian
adalah persentase besamya air yang mengalir.
Contoh : Jalan Beton akan mengalirkan seluruh air hujan yang jatuh
diatasnya, atau koefisien lariannya adalah sama dengan 1. Lahan berpasir
akan menyerap sebagaian besar air yang jatuh diatasnya atau koefisein
lariannya dapat diperkirakan kurang lebih 0,1.
d. Jenis Tanah
Tiap daerah mempunyai jenis tanah yang berbeda. Jenis tanah disuati daerah
dapat berupa tanah lempung, berpasir, kapur atau lainnya.
Tujuan dari pengetahuan tentang jenis tanah adalah untuk menentukan
kemampuan menyerap air.
e. Master Plan
Agar pembangunan dapat berkembang secara terarah, diperlukan suatu master
plan, demikian Pula halnya dalam perencanaan sistem drainase adalah sistem
yang melayani kebutuhan kota akan saluran buangan. Dengan demikian
master plan drainase haruslah mengacu pada master plan kota, Master plan
kota dapat diperoleh dari Pemerintah Daerah setempat.
Dari data tersebut dapat diketahui arah perkembangan kota sehingga
perencanaan sistim drainasi tinggal mengikuti saja.
f.
g. Biaya
Berbeda dengan jalan tol, yang bisa menghasilkan keuntungan setelah jadi,
jaringan drainase tidak memberikan keuntungan langsung. Olah karena itu
tidak ada investor yang mau menanamkan modalnya untuk proyek drainase.
Meskipun drainase dirasakanb pelu bagi masyarakat, tetapi untuk membangun sendiri-sendiri rasanya tidak mungkin. Jadi Pemerintahlah yang
69
i.
Kelembagaan
Yang dimaksud kelembagaan adalah instansi Pemerintah yang terkait den
sistim drainase, khususnya pada saat pemeliharaan dan pengorperasian, 1a
ada. Yang perlu ditanyakan adalah berapa orang personil yang saat
ditugaskan untuk menangani masalah drainase. Dari jumlah terse
bagaimana tingkat pendidikannya, apa jabatannya, bagaimana posisinya p
struktur organisasi yang ada. Apa tujuan semua itu ?
an
'ni
ut
da
Peraturan
Peraturan-peraturan yang diperlukan adalan semua peraturan yang berk,
dengan drainase perkotaan, yang sudah ada di daerah tersebut, misa
Perda tentang saluran drainase, sampah dsbnya. Kemudian ditinjau
apakah peraturan yang sudah ada cukup memadai dengan sistim jarii
drainase yang akan direncanakan.
an
ya
agi
an
70
an
an
71
q. Data Hujan
Data hujan diperoleh dari Dinas Meterorologi & Geofisika atau stasifrn
pengamat hujan lainnya, misalkan milik Puslitbang Pengairan.
Yang perlu dikumpulkan minimal data curah hujan harian selama 10
in
atau lebih. Data ini diperlukan untuk menghitung debit rencana (lihat bag in
hidrologi)
r.
72
Contoh :
Koefisien pengaliran (run off coefisient)
Makin kedap permukaan tanah, maka makin tinggi koefisien pengaliran,
(lantai beton lebih kedap air dari pada permukaan tanah).
- Koefisien Kekasaran Manning.
Makin halus permukaan , makin kecil nilai koenfisien Manning (Beton
lebih halus dari tanah).
Kemiringan Tebing Saluran.
Makin kaku (stiff) tanah, tebing saluran bisa lebih tegak. (cadas lebih kaku
dari pada tanah berpasir).
Tujuan dari perencanaan ini adalah untuk mengalirkan genangan air sesaat
yang terjadi pada saat musin hujan serta dapat mengalirkan air kotor hasil
buangan dari rumah tangga.
Kelebihan air atau genangan air sesaat terjadi karena keseimbangan air
pada daerah tsb terganggu. Yang disebabkan oleh air yang masuk dalam daerah
tersebut Iebih besar dari air keluar.
Pada daerah perkotaan, kelebihan air ini terjadi biasanya dikarenakan oleh
kelebihan air hujan.
Kapasitas infiltrasi pada daerah perkotaan sangat kecil sehingga
menyebabkan terjadinya limpasan air sesaat setelah hujan turun. Sehingga
demensi diperlukan untuk membuang kelebihan air hujan yang terjadi, dimana
air hujan dapat menimbulkan bahaya pada daerah perkotaan tersebut.
Dalam perancangan saluran drainase, akan digunakan dasar-dasar
perancangan saluran tahan erosi. Yaitu saluran yang mampu menahan erosi
dengan memuaskan, yang mana dengan mengatur kecepatannya maupun dengan
menggunakan dinding dan dasarnya diberi lapisan yang berguna baik untuk
menahan erosi maupun mengontrol kehilangan rembesan.
73
.A
dimana :
Q = kapasitas pengaliran ( in 3/dt)
f
= faktor konversi sebesar 0,278
C = koefisien pengaliran
I
= intensitas hujan pada periode ulang tertentu ( mm/ja
A = luas daerah pengaliran ( km2 ).
Besamya koefisien pengaliran dapat dilihat pads tebel berikut ini :
b. Bentuk-bentuk Saluran :
Bentuk-bentuk saluran untuk drainase tidak terlampau jauh berb
dengan saluran air irigasi pada umumnya.
74
H
.
4. Bentuk tersusun
Untuk lebih jelasnya bentuk-bentuk saluran drainase dapat dilihat
pada gambar berikut :
Koenfisien Pengaliran ( C )
Type Daerah Aliran
Perurnputan :
1
Dinah pasir. datar 2'7r'
Harga C
0.05 - 0,10
0.10 - 0. 15
0.15 - 0,20
0.1 3- 0.17
0.18 - 0.22
0,25 - 0,35
6.
13usines :
1
2. daerah ping/,iran
Perumahan
1 daerah "single family"
2. "nm1ti units" terpisah-pisah
"multi unit" tertutup
4. " suburan"
5. daerah rumah-rumah apartemen
0,75
- 0.95
0.50 - 0,70
{}.30 0,50
0,40- 0.60
0.60 - 0.75
0.25 - 0,40
0.50 - 0,70
Industri :
1
daerah ringan
2. daerah berat
0.50- 0.80
0.60- 0,90
75
0.10 -0,25
Pertamanan. kuburan.
Tempat bermain
0,20- 0,35
0,20- 0,40
0,10- 0,30
Jalan :
1
2. beton
3. batu
. beraspal 0,70-0,95
0,80- 0,95
0,75- 0,85
Atap
0,75- 0.95
0,70- 0.85
t
l
\
J
1\ 1J \ 1
t.,14
1
J
1\
L
i
t
1 r
(1)
76
i
t
(2)
f.'
(3a)
(3c)
(3b)
(4a)
(4b)
c. Macam Material
Lapisan dasar dan dinding saluran drainase tanah erosi bisa dibuat
dari : beton, pasangan batu kali, pasangan bate merah, aspal, kayu,
besi cor, Baja, plastik dll.
77
r i
Batuan / cadas
Tanah lmpur
Lempungo kerns/tanah
Tanah dengan pasangan batuan
Lempun`
Tanah berpasir lepas
Lumpur berpasir
d.
Kemiringan Saluran
Yang dimaksud kemiringan saluran adalah kemiringan dasar salui
dan kemiringan Ban Binding saluran.
Kemiringan dasar saluran disini adalah kemiringan dasar saluran at
memanjang dimana umumnya dipengaruhi oleh kondisi topogn 1
serta tinggi tekanan yang diperlukan untuk adanya pengaliran ses ai
ah
n.
Kemiringan yang lebih curam dari 0,002 bagi tanah lepas sam
dengan 0,005 untuk tanah padat akan menyebabkan er
(Penggerusan).
ai
si
78
.
Jagaan (Freeboard)
Yang dimaksud dengan jagaan atau freeboard dari suatu saluran adalah
jarak vertikal dari puncak tanggul sampai permukaan air pada kondisi
perencanaan.
Jagaan direncanakan untuk dapat mencegah peluapan air akibat
gelombang serta fluktuasi permukaan air, misalnya berupa
gerakangerakan angin serta pasang surut.
Jagaan tersebut direncanakan antara kurang dari 5% sampai dengan
30% lebih dari dalamnya aliran.
g.
Kondisi
baik
cukup
buruk
0,020
0,028
0.023
0.030
0,25
0,025
0,040
0,030
0,030
0.045
0.035
0.035
0,045
0,035
0,040
Saluran buatan :
1.
0.030
0.030
0,040
79
0,025
0.028
0,030
0.028
0.030
0,033
0.035
0.045
0,040
0,050
0,045
0, 065
lubang dalam
5. Tumbuh tinggi dan padat
0.060
0.100
0.070
0,080
0,125
0,150
Saluran dilapisi :
1 Batu kosong tanpa adukan semen
2. Idem 1, dengan adukan semen
3. lapisan beton sangat halus
4. Lapisan beton biasa dengan
0.030
0.020
0.011
0.033
0.025
0.012
0,035
0,030
0,013
0.014
0.016
0.014
0,016
0,015
0,018
tulangan baja
5. Idem 4, tetapi tulangan kayu
Pemukiman
Komersial
2
5
Industri
Permulaan
- Utama
80
Saluran-saluran
Kala Ulang ( th )
25
BIAYA (Rp.)
5.3.
PERANCANGAN SALURAN
Sebelum merencanakan dimensi saluran, langkah pertama yang harus
diketahui adalah berapa debit rencananya. Untuk menghitung debit rencana,
perlu diketahui berapa luas daerah yang harus dikeringkan oleh saluran tersebut.
Berapa besar air yang dibuang berdasarkan tata guna lahan. Jadi langkah
pertama adalah merencana tata letak. Tata letak direncana berdasarkan peta kota
dan peta topografi. Tentukan letak saluran-saluran, kemudian hitung beban
saluran-saluran tersebut, dari yang terkecil sampai ke saluran induk. Setelah
besarnya debit untuk masing-masing saluran diketahui, barulah dilakukan
perhitungan dimensi saluran.
Untuk merencanakan dimensi penampang pada saluran drainase digunakan
pendekatan rumus-rumus aliran seragam.
81
A.V=A.1/n.R"3.S"2
= 1 /n . Rua S "'
= A / V = A . 1/n.R"3.S`n
Angka kekasaran ( n) dapat ditentukan berdasarkan jenis bah
yang dipergunakan (lihat tabel di Bagian 5.2).
Kemiringan tanah asli, = kemiringan dasar saluran (S) dap; t
diketahui berdasarkan topografinya.
Penampang segiempat berarti talud t = 1 : 1. m = 1, perbanding
lebar saluran (9b) dan tinggi air (h) = b/h = 1, sehingga b =
Luas penampang (A) = b x h = h2
82
1
4
.
2)
b=h
Luas penampang (A)
Keliling basah (P)
- Jari-jari hidrolis (R)
Kecepatan aliran
Q = A. V, dimana Q
83
= dapat dicari
= 1,5 x h
= 25 % h.
= h + tinggi jagaan.
PERANCANGAN BANGUNAN
Dalam perancangan Drainase Perkotaan, diperlukan pula bermacam-mac
Bangunan yang berfungsi sebagai sarana untuk
- Memperlancar surutnya genangan yang mungkin timbul diatas permuk
jalan, karena Q hujan Q rencana.
- Memperlancar arus saluran.
- Mengamankan terhadap bahaya degradasi pasa dasar saluran.
- Mengatur saluran terhadap pasang surut, khususnya didaerah pantai.
Adapun bangunan-bangunan sebagaimana tersebut diatas adalah :
a. Inlet-tegak.
Bangunan Inlet-tegak ditempatkan pada jarak-jarak tertentu disepanj g
tepi jalan (KERB) atau pada pertemuan Kerb diperempatan-jalan. Pe.1u
diperhatikan bahwa tinggi Jagaan (F) minimal harus dipertahankan sehin a
air dalam saluran tidak keluar lagi kepermukaan tepi jalan melewati Inl ttegak tersebut.
84
N
'
b. Inlet-Tatar.
Bangunan Inlet-datar ditempatkan pada pertigaan jalan, dimana pada arah
melintang jatsn terdapat saluran. Perlu diperhatikan bahwa tinggi jagaan (F)
minimal harus dipertahankan sehingga air dalam saluran tidak sampai meluap
melalui Inlet-datar tersebut.
1 II
i+
85
c. Grill.
Bangunan Grill ditempatkan pada perempatan melintang jalan, di na
dibawahnya terdapat saluran, yang berfungsi menerima air yang lewat trill
tersebut. Perlu diketahui penempatan Grill tersebut harus berada pada to pat
yang terendah dari jalan yang menurun (BE). Persyaratan tinggi Ja n
minimum (F) juga harus dipertahankan. Kecuali itu permukaan atas ari
Grill harus sama dengan permukaan jalan, sehingga nyaman bagi pengen ara
yang lewat.
.`-yam
d. Manhole.
ANH0
Por A h
86
f.
Jembatan.
87
g. Bangunan Terjun.
ti
h. Ground Sill.
88
ak
rya
i.
Pintu Air.
Bangunan Pintu Air dapat berupa Pintu Air Manual dan Pintu Air Otomatis,
berfungsi sebagai penahan air pasang atau air banjir dari sungai.
89
SOAL / LATIHAN
1.
Soal .
Pada waktu mengumpulkan data topografi, dicari pula infomasi tent*g
elevasi muka air banjir di sungai, dimana saluran drainase akan bermu*a.
Jelaskan tujuan informasi tersebut.
Penyelesaian :
Saluran drainase berfungsi pada waktu hujan. Pada saat yang bersam
,
bisa terjadi aliran air di sungai meningkat karena adanya aliran dari h u.
Elevasi muka air banjir tersebut perlu dipertimbangkan pada desain salur
,
karena bisa menimbulkan efek pengempangan pada saluran drainase.
2.
Soal :
Dari hasil analisa hidrologi, diperoleh Q rancangan sebesar 2,3 m3/det
Rencanakan saluran drainase tersebut bila dari data lapangan diper
informasi sebagai berikut
- jenis tanah : lempung
- lebar tanah tersedia : 5,5 m
- kemiringan lahan = 0,001
eh
Penyelesaian :
Dicoba saluran tanah (tanpa pasangan)
Jenis tanah lempung : m =1,5
Koefisien kekasaran Manning = 0,023
Tinggi jagaan diambil 0,25 h
Coba lebar dasar saluran = 2 m
Q =
RIJI S I/2
]213
2,3 =
1/0,023h x (2+1,5h)h x [ (2+1,5h)h / (2+2hV3,25)
x 0,00
12
diperoleh h = 0,8 m
Cek lebar tanah yang diperlukan
b+1,25hx1,5=2+3,75x0,8=5m(5,5,m(OK)
Kecepatan saluran
alu
90
f
3. Soal
AliraN air pada soal No. 2 diatas menyilang jalan. Lebar jalan = 8 m.
Elevasi muka air hulu (sebelum menyilang jalan) 1 m dibawah muka jalan.
Rencanakan bangunan silang tersebut.
Hitung elevasi muka air hilir terhadap muka jalan.
Penyelesaian :
Kecepatan dalam gorong-gorong I - 2 m/det.
Ketebalan tanah penutup diatas gorong-gorong minimum 0,6 m ambil
-----> 0,8 m.
Jadi muka air dalam gorong-gorong = 0,2 m dari bagian atas
goronggorong.
Coba gorong-gorong persegi lebar I m dan tinggi air 0,7 m, jagaan 0,2 m.
Penampang basah = 1 x 0,7 m = 0,7 m2
Misalkan kecepatan air dalam gorong-gorong diambil 1,5 m/det.
Kebutuhan gorong-gorong = n
n x 0,7 = 2,3/1,5 ---> v = 2,2
Ambil jumlah gorong-gorong 2 buah.
Cek kecepatan : 2,3/2 x 0,7 = 1,64 m/det < 2 m/det (OK)
Jadi dimensi gorong-gorong adalah 2 x (1
dibuat dari beton.
=
=
91
Bab 6
Drainase Khusus
6.1
93
4Sm
ti5
r,sie
t.ANOASArJ AAC.U
(RUN WAY)
94
Dasar Perhitungan :
1. Perhitungan debit air hujan rencana : Q = Aa it (=T)
Q
A
= Koefisien pengaliran
= Koefisien penyebaran hujan
i,
NO.
1
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
H.
12.
KEADAAN TEMPAT
Atap
Perkerasan aspal
Perkerasan Beton
Perkerasan batu pecah
Tanah Padat
Tanah padat dg rumput
Tanah
Tanah dg rumput
Tanah campur pasir
Tanah campur pasir dan rumput
Taman
Kebun
a
0,75 - 0,95
0,80 - 0,95
0,70 - 0,90
0,35 - 0,70
0,40 - 0,55
0,30 - 0,55
0,15 - 0,40
0,10 - 0,30
0.10 - 0,20
0.00 - 0,10
0,05 - 0.25
0,00 - 0,20
95
3.
V. BREIN
EROPA
0.1
1,000
0.95
0.2
1,000
0.93
0.3
,0000.91
0.4
1,000
0,90
0.5
,0000.89
1.0
,000 0.84
2.0
1,000
0.68
4.0
1,000
0,65
5.0
0,995
0,60
10.0
0,960
0.50
15.0
0,955
0.39
20.0
0,920
0.29
25.0
0,875
0.21
30.0
0.820
50.0
0,500
Perlu diingat bahwa prinsip perhitungan disini tidak semua air huj
diperhitungkan.
96
Contoh :
Untuk menghitung jumlah air hujan untuk daerah Jakarta dengan 1
=5
Q5
= 30 m3/dedkm2.
RUMUS - RUMUS :
Q
Axax/3xi,=T
L
v
Fxv
c x \RI
87
Y
+
Y$
R
loo 4R
(BAZIN)
(KUTTER)
m+=R
F
P
97
Keterangan :
Q = Debit air hujan A
= Luas daerah
a
= Koefisien pengaliran
b
P
= Koefisien penyebaran
= Keliling Basah
= Panjang saluran
R =
= Lama hujan
= Kecepatan rata-rata
B Konstanta Bazin
Sarijari hidrolik
TYPE SALURAN
BAIK SEKALI
A. SALURAN BUATAN
1
0,50
0.700,88 1 ,05
1,05
1,38
1.75
2,10
,38
1.75
2.05 2,30
1,05
1.38
1,75
2,10
,75
140
3,50 4,85
0.0550,14 0,22
0,275
0,33
B. SALURAN ALAM
1. Terpelihara
2. Saluran dengan vegetasi.
batu dlsb.
C. SALURAN DG LAPISAN
. Beton diplester
0,055
0.22
0,50
0.69
,05 1,38
1,05
1.38
1,60
1,75
98
1I.
%,
99
4N
van
it
V
t
= Kecepatan infiltrasi.
= S / V sing dan sing = H/S = H / (1/4 L2 + H2)0,5
1/m*H*)?=1/m*(H/V)*q
1/m = faktor koreksi, karena air yang masuk hanya dari bag
yang diasir dan besarnya = 4/5
Contob Perhitungan :
Diketahui : Suatu lapangan olah raga dengan luas (200 x 300)m2 = 6
ta.
Jawab :
a. q
Q 6Ha =
100
hd
1,95
/(1,95 2 + 52)0.5
0,36
5,37 m
=
=
5,37/(0,65 * 0,36)
22,8 hari
I 1,95
4/5 (1,95/0,65)195
468 mm
ee
Lapisan penutup
o0O
0 z-to
fE b
KERIKIL
ZO U,y
: 1
\`\
-A.
\; \
SALURAN
PENGUMPUL
101
LAMAWW4 4p. V.
1.. 4007
4"0;637
- CAMPURAN KHUSUS
- LIUK
5
,
o o "
OpOd
v o o ee nt3-tose
aeD o s
Q7
'oW Od %W"'p
.n e
ie e
o
BATU KORAL
o oQe'
100%
Diameter 4 mm
75%
Diameter 0,05 mm
20%
Diameter 0,02 mm
102
N1
103
= C.I.A....................(cfs)
A
I
C
= (1/3,6). C.I.A........m3/det.
= 0,278. C.I.A..........m3/det
= Luas
= Intensitas hujan rata-rata
= Angka pengaliran
Rumus KIRPICH :
t
= L1.15/7700. H.3
85
.. (jam)
= H/L
(m)
(m)
(menit)
an V = 72.(H/L)6
104
=
=
=
(1,49/n) R. 2/3
S uz
= slope
= (cfs)
= Manning discharge coefficient
= (inchi)
(fe
6.4.
LINGKUNGAN
105
Hujan
Volume hujan
(hari)
(mm)
perhari (mm/hari)
286
286
362
72
10
399
60
20
1053
53
Hujan
(hari)
Volume hujan
selama 10 hari (mm)
Peringatan perhari
(mm/hari)
286
28,6
362
36,2
10
599
59,9
20
10/20.1053.
52,7
106
Hujan
(hard
Jangka waktu
Peringatan perhari
(hari)
(mm/hari)
l + 10
286
26
5+ 1
362 24
10
0 + 10
599 30
20
20 + 10
1053
35
RUN WAY
SHOULDER
INLET
INLET
107
Jawab :
a.
b.
Menghitung a
c.
Runway
20 % x 0,95
19 %
Lapangan
80% x 0,30
24 %
43 %
Qmak
Oxaxbxqt = T
205,852 1/detik =
0,206 m3/detik
"A
= VxA
= Qmak/V
= (0,206 / 0,5) m2
= 0,824 m2
Luas penampang saluran = 0,824 m2, dimensi saluran
D
= J 4 x (0,824)
rJ
108
I
x
,
BAHU
JALAN
a
z
BAHU
JALAN
JALAN
AREAL
PARKIR
AREAL
PARKIR
200 M
-------- t
1-L---- 1-U
F2 +- 12 4-2150
12
50
- I
Pertayaan :
a) Hitung besamya debit limpasan jalan,
b) Hitung besarnya dimensi saluran, bila kemiringan saluran lama dengan
kemiringan jalan yaitu = 0,003, salarun dengan konstruksi pasangan
batu kali dengan nilai kenfisien kekasaran n = 0,02, bentuk saluran
segi empat dengan tinggi saluran
Jawah :
a) Menghitung debit limpasan jalan
Al luas area (jalan)
A2 luas area (parkir)
=
=
12 x 200
50 x200
= 2.400 m2
= 10.000 m2
4 x 200
Total luas =
800 m2
13.200 m2
Crata-rata
Crata-rata
0,83
0,578 m3/detik
13200
109
= n
(R ' ) x S
= VxA
- n xRnxV
0,578
WxR3x
o003
0,578
50x0.0547xR3
R
J,2BxB+ =
2,4B B
110
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
01. ---------------, 1990, Tata Cara Perencanaan Umum Drainase Perkotaan,
Departemen Pekerjaan Umum, Jakarta
02. Darmanto, 1990, Drainase Perkotaan, Seminar Sehari Himpunan mahasiswa
Teknik Sipil Universitas Muhammadiyah Malang.
03. Hardjoso P..
04. Sudjarwadi, 1990, Teknik Drainase, PAU Ilmu Teknik UGM, Yogyakarta.
BAB II
Suyono Sosrodarsono, Ir. , Kensaku Takeda,
" Hidrologi untuk Pengairan ", edisi IV tahun 1987, PT Pradya Paramita,
Jakarta.
Joyce Martha W, Ir. , Wanny Adidarma, Ir. Dipl. H.
" Mengenal Dasar-dasar Hidrologi " Penerbit Nova
Imam Subarkah, Jr.
"Hidrologi untuk Perencanaan Bangunan Air". 1980 Ide Dharma, Bandung.
Sudjarwadi, Dr. , Jr.
" Teknik Drinase:. PAU - UGM Yogyakarta.
Sri Harto Br,
"Analisis Hidrologi " , 1983, PT. Gramedia, Jakarta
CD. Soemarto, Ir. B.I.E. Dipi. H.
" Hidrologi Teknik". 1986 PPMTT - Malang.
BAB III
Departemen Pekerjaan Umum, Tata Cara Perencanaan Umum Drainase Perkotaan
( SK SNI T - 07 - 1990 - F, Yayasan Badan Penerbit Pekerjaan Umum,
Jakarta , 1990
Dewan Standarisasi Nasional - DSN ( SNI 03
- 3424 - 1994 ), Tata Cara
Perencanaan Drainase Permukaan Jalan, Yayasan Badan Penerbit Pekerjaan
Umum, Jakarta, 1994.
111
kmkosipil.blogspot.com