PERENCANAAN-TERSIER

(PETA PETAK) IRIGASI

 OLEH :

 WINSKAYATI
 JARINGAN IRIGASI

Grs ketinggian 30

Sungai
30
Kampung
Bendung
permanen dg.
29
30 pengambilan
Sal. Irigasi
Primer/Sekunder

31 Saluran Tersier

28 Saluran
Pembuang
29 28
Tersier
Bangunan
Bagi/Sadap

62
 PERENCANAAN PETA PETAK

PERENCANAAN PETAK PETAK ADALAH

KEGIATAN PERENCANAAN TATA LETAK
PENDAHULUAN YANG MEMPERLIHATKAN :

• LOKASI BANGUNAN UTAMA

• TRASE JARINGAN IRIGASI DAN PEMBUANG
• BATAS BATAS DAN PERKIRAAN LUAS
(DALAM HA) JARINGAN IRIGASI DENGAN
PETAK PRIMER SEKUNDER DAN TERSIER
SERTA DAERAH YANG TIDAK BISA DIAIRI.
• BANGUNAN BANGUNAN PADA JARINGAN
IRIGASI DAN PEMBUANG LENGKAP DENGAN
FUNGSI DAN TIPENYA, KONSTRUKSI
LINDUNGAN TERHADAP BANJIR DAN
TANGGUL, JARINGAN JALAN DENGAN
BANGUNAN-BANGUNANNYA.
 PERENCANAAN PETA PETAK
 PEMBUATAN PETA PETAK SKALA 1 : 5.000

 PEMBUATAN SKEMA JARINGAN IRIGASI

 PEMBUATAN DAFTAR DIMENSI SALURAN

 PEMBUATAN DAFTAR ELEVASI MUKA AIR

 KRITERIA PERENCANAAN PETA PETAK

 MASALAH YANG HARUS DIPERHATIKAN

1. JARINGAN IRIGASI HARUS BERADA DITEMPAT TERTENTU

SEHINGGA SAWAH TERTINGGI DAN TERJAUH DAPAT
DIAIRI.

2. BILA SALURAN MEMOTONG BUKIT, HARUS

DIPERTIMBANGKAN UNTUNG RUGINYA BILA
DIBANDINGKAN DENGAN MELALUI KONTUR ( GARIS
TINGGI.
 KRITERIA PERENCANAAN PETA PETAK

 LUAS DAN BENTUK PETAK TERSIER

1. MENURUT PENGALAMAN UKURAN OPTIMUM ANTARA (50-
100) HA (MAKSIMUM 150 HA JIKA KEADAAN MEMAKSA)

2. LUAS PETAK KWARTER ANTARA (8-15) HA.

3. BENTUK OPTIMUM PETAK TERSIER ADALAH BUJUR

SANGKAR.

4. LUAS PETAK TERSIER DIUKUR DENGAN PLANIMETER DAN

HASILNYA DIKURANGI 10 %.
 PEMBERIAN NAMA, WARNA PETA PETA

 WARNA WARNA YANG DIPAKAI.

a. BIRU UNTUK JARINGAN IRIGASI

GARIS TITIK GARIS UNTUK SALURAN PRIMER &
SEKUNDER RENCANA.
GARIS PUTUS-PUTUS UNTUK SALURAN TERSIER.
b MERAH UNTUK SUNGAI & JARINGAN PEMBUANG
1. GARIS PENUH UNTUK SALURAN PEMBUANG
YANG SUDAH ADA
2. GARIS PUTUS-PUTUS UNTUK SALURAN
PEMBUANG RENCANA.
PEMBERIAN NAMA, WARNA PETA PETAK DAN
PELIPATAN KERTAS GAMBAR
COKLAT UNTUK JARINGAN JALAN
KUNING UNTUK DAERAH YANG TIDAK DIAIRI
(DATARAN TINGGI, RAWA-RAWA)
HIJAU UNTUK PERBATASAN KABUPATEN,
KECAMATAN, DESA DAN KAMPUNG.
MERAH UNTUK NAMA / KODE BANGUNAN.
HITAM UNTUK JALAN KERETA API.
WARNA BAYANGAN UNTUK BATAS PETAK
SEKUNDER, BATAS PETAK TERSIERNYA AKAN
DIARSIR DENGAN WARNA YANG SAMA TETAPI
LEBIH MUDA
 JENIS GARIS
PADA GAMBAR UNTUK SALURAN
 JARINGAN IRIGASI
Saluran Primer
Saluran Sekunder
Saluran Tersier

 JARINGAN PEMBUANG
Saluran Pembuang Primer
Saluran Pembuang Sekunder
Saluran Pembuang Tersier
 PERENCANAAN PETA PETAK

PEMBUATAN PETA PETAK

SKALA 1 : 5.000
 PEMBUATAN PETA PETAK SKALA 1 : 5.000

SEBELUM MULAI PERENCANAAN PETA PETAK

 HARUS MENGETAHUI LETAK LEMBAH, LETAK

BUKIT DAN KEMIRINGAN LAHAN, BEGITU JUGA
LETAK SUNGAI, ALUR PEMBUANG, KAMPUNG/DESA,
JALAN RAYA/KA, BATAS DESA, KECAMATAN,
KABUPATEN DAN LAIN LAIN.

 UNTUK LEBIH JELASNYA KITA MEMBERI WARNA

PADA PETA SESUAI KRITERIA.

 MENGETAHUI LOKASI RENCANA DAERAH IRIGASI

DAN ATAU LOKASI RENCANA BENDUNG.
 CONTOH PUNGGUNG DAN
LEMBAH

1
2 5
3 4
4 3
5 2
1
 PEMBUATAN PETA PETAK SKALA 1 : 5.000

MENARIK GARIS YANG HAMPIR SEJAJAR DENGAN KONTUR /

GARIS TINGGI MULAI DARI LOKASI BENDUNG DENGAN ELEVASI
1,00 M DIBAWAH ELEVASI MERCU BENDUNG DAN MENURUN 0,50
M SETIAP PANJANG 1 KM.

MENENTUKAN LETAK BANGUNAN SADAP DAN PETAK PETAK

TERSIER SESUAI DENGAN KRITERIA.

CARA MENARIK GARIS :

SAL PRIMER STRIP TITIK STRIP WARNA BIRU
SAL SEKUNDER SAMA DENGAN PRIMER.
SAL TERSIER STRIP STRIP WARNA BIRU
SAL PEMBUANG STRIP STRIP WARNA MERAH.
BEGITU SETERUSNYA DAN DILANJUTKAN DENGAN PEMBERIAN
NAMA, LUAS PETAK DAN PANJANG SALURAN SERTA DEBIT,
PEMBERIAN WARNA BAYANGAN UNTUK BATAS PETAK
SEKUNDER DAN ARSIR UNTUK BATAS PETAK TERSIER.
SALURAN TRASE

45

44
43
+45
42
 PEMBUATAN PETA PETAK SKALA 1 : 5.000

 PENENTUAN LUAS PETAK DAN PANJANG SALURAN

LUAS PETAK DITENTUKAN DENGAN ALAT PLANIMETER
DENGAN CARA :
- MENCARI KOEFISIEN ALAT
- MEMUTAR KACA PEMBESAR PADA UJUNG
LENGAN PLANIMETER SEARAH JARUM JAM
MENGIKUTI BATAS PETAK TERSIER.
- DILAKUKAN MINIMUM DUA KALI.
- MENGHITUNG LUAS PETAK TERSIER DENGAN
CARA MENGALIKAN KOEFICIEN ALAT DENGAN
HASIL RATA-RATA PERBEDAAN PEMBACAAN
ANGKA PADA PLANIMETER SESUDAH DAN
SEBELUM DIPUTAR.
 Contoh Alat Planimeter dan Curvimeter

100 ha
20 cm

20 cm

PLANIMETER
CURVIMETER
PEMBUATAN PETA PETAK SKALA 1 : 5.000

PANJANG SALURAN DITENTUKAN DENGAN

ALAT CURVIMETER DENGAN CARA :

- MELETAKAN JARUM PADA ANGKA 0.

- MENGGESER ALAT PADA SETIAP RUAS
SALURAN
- MEMBACA ALAT SESUAI SEKALA.
- DILAKUKAN MINIMUM DUA KALI.
 PEMBERIAN NAMA, WARNA PETA PETAK

 TATA NAMA

HARUS JELAS DIAMBIL DARI NAMA SUNGAI / DESA

DIDEKATNYA TIDAK MEMPUNYAI TAFSIRAN
GANDA.

 NAMA DAERAH IRIGASI

DIAMBIL DARI NAMA SUNGAI ATAU DESA

TERKENAL DIDEKATNYA ATAU NAMA BENDUNG
YANG DITETAPKAN (NAMA BENDUNG DIAMBIL
DARI NAMA SUNGAI ATAU DESA)

11 SEPT 2015
 PEMBERIAN NAMA, WARNA PETA PETAK

 NAMA JARINGAN IRIGASI PRIMER DAN

SEKUNDER

1. UNTUK SALURAN PRIMER SAMA DENGAN NAMA BENDUNG

ATAU D.I. DENGAN MENAMBAH KATA RUAS DAN NOMOR,
SEDANGKAN BANGUNANNYA, SINGKATAN DARI NAMA
TERSEBUT DENGAN MENAMBAH HURUF B DIDEPANNYA
DAN NOMOR DIBELAKANGNYA.

2. UNTUK SALURAN SEKUNDER DIAMBIL DARI NAMA DESA

YANG DIAIRI DENGAN MENAMBAH KATA RUAS DAN
NOMOR, SEDANGKAN BANGUNANNYA, SINGKATAN DARI
NAMA TERSEBUT DENGAN MENAMBAH HURUF B
DIDEPANNYA DAN NOMOR DIBELAKANGNYA.
 PEMBERIAN NAMA, WARNA PETA PETAK

 NAMA PETAK TERSIER

NAMA PETAK TERSIER DIAMBIL DARI

NAMA BANGUNAN SADAPNYA,
DENGAN MEMBUANG HURUF B DAN
MENAMBAH HURUF (ka) UNTUK
KANAN, (ki) UNTUK KIRI, DAN (tg)
UNTUK TENGAH.
PEMBUATAN SKEMA IRIGASI
 SETELAH SELESAI PEMBUATAN PETA PETAK KITA
LANJUTKAN DENGAN PEMBUATAN SKEMA IRIGASI.
 SKEMA IRIGASI DIBUAT BERDASARKAN HASIL
PEMBUATAN PETA PETAK SKALA 1 : 5.000
 SETIAP RUAS SALURAN DIBERI NAMA RUAS, LUAS
YANG DIARI, PANJANG RUAS, DAN DEBIT AIR
DIRUAS TERSEBUT.
 SETIAP BANGUNAN DIBERI NAMA SEPERTI YANG
ADA PADA PETA PETAK.
 SETIAP PETAK TERSIER DIBUAT KOTAK YANG
BERISI NAMA PETAK TERSIER, LUAS PETAK, DAN
DEBIT AIR DI SALURAN TERSIER TERSEBUT SEPERTI
PADA PETA PETAK.
 NAMA JARINGAN
CONTOH
 PRIMER

BENDUNG SADANG / D.I. SADANG

Primer Sadang
Sal Primer Sadang Ruas 1
Bangunan Bagi/Sadap B.S.1
Bangunan Lainnya B.S.1.a atau B.S.3.b
 SEKUNDER

Sekunder Ketapang
Sal Sekunder Ketapang Ruas 2
Bangunan Bagi/Sadap B.K.2
Bangunan Pelengkap Lainnya B.K.2.a
 Lanjutan……
 TERSIER
Primer Sadang
S.1.ka atau S.2.ki atau S.3.tg
Sekunder Ketapang
K.3.ka atau K.2.ki atau K.1.tg
 SKEMA JARINGAN IRIGASI
CONTOH
SALURAN PRIMER SADANG

RUAS I
A = 3.184 ha
Q = 5,508 m3/dt B.S.1 B.S.2
L = 1.750 m
B.S.O

S.1.ka.1 S.1.ka.2
68 ha 95 l/dt 107 ha 150 l/dt

B.K.1
 STANDARD TATA NAMA & SKEMA JARINGAN

BANG. BAGI dg. PINTU SADAP

SAL. INDUK (SI. ............. )
BANG. SADAP
A = 3891 ha
Q = 6,731 m3/dt

SAL. INDUK (SI. ............. )

BM2 A = 3184 Ha
Q = 5,508 m3/dt BM1 M1 kr1
19 ha 27 l/dt
M1 kr.2

Q =........ m3/dt
Nama Petak

A = .......... ha
Q =........ m3/dt
A = .......... ha

68 ha 95 l/dt
A Ha Q l/dt

(SS....................... )
(SS....................... )

SAL.SEKUNDER
SAL.SEKUNDER

BK1
BS1

Nama Petak K1 kr.

A ha Q l/dt 26
A ha Q l/dt