Saluran
M. Dikman Maheng
PENDAHULUAN
Komponen Sistem Drainase:
1. Saluran
2. Gorong-gorong
3. Bangunan terjunan
4. Shipon
5. Pintu air
6. Trashrack (saringan sampah)
7. Stasiun pompa
8. Kolam
PENDAHULUAN
1. Persegi (rectangular)
2. Trapesium (trapezoidal)
3. Segitiga (triagle)
4. Lingkaran (circular)
PENDAHULUAN
KLASIFIKASI SALURAN BERDASARKAN BAHAN
1. Galian tanah
2. Kayu
4. Beton
PENDAHULUAN
KLASIFIKASI ALIRAN DALAM SALURAN TERBUKA
Aliran dalam saluran terbuka dapat diklasifikasikan
sebagai berikut :
1. Fungsi ruang:
a) aliran seragam (uniform flow)
b) aliran tidak seragam (non uniform flow)
2. Fungsi waktu:
a) aliran mantab (steady flow)
b) aliran tidak mantab (unsteady flow)
KLASIFIKASI ALIRAN DALAM SALURAN
TERBUKA
Berdasarkan fungsi waktu dan ruang
Flow
1 h
m
b
So
So//Sw//Se
GEOMETRI SALURAN
h = kedalaman aliran vertikal, adalah jarak vertikal antara titik
terendah pada dasar saluran dan permukaan air (m)
b = lebar dasar saluran (m)
B = lebar potongan melintang pada bagin atas saluran (m)
T = lebar potongan melintang pada permukaan air (m)
A = luas penampang basah yang diukur tegak lurus arah aliran
(m2)
P = keliling basah, yaitu panjang garis persinggungan antara air
dan dinding dan atau dasar saluran yang diukur tegak lurus
arah aliran (m)
R = jari-jari hidraulik, R = A/P (m)
D = kedalaman hidraulik, D = A/T (m)
S = kemiringan dasar saluran (m/m)
m = kemiringan dinding saluran
GEOMETRI SALURAN
PERSEGI PANJANG
T
1 h
m
1
1
m m h
d
Ф h
1 sin
Jari – jari hidraulik R = 1
4
d
Lebar permukaan air T = sin d atau 2 hd h
2
Kedalaman hidraulik D = 1 sin
d
8 sin
2
Ambang Batas (Free Board)
• Ambang batas pada saluran dan
perlengkapan adalah jarak
vertikal dari permukaan
saluran/perlengkapan saluran
tertinggi terhadap permukaan
air di dalam
saluran/perlengkapan saluran
tersebut.
No Bentuk Saluran Fungsi Lokasi
Untuk menyalurkan limpasan air hujan dengan Q Pada daerah yang cukup
besar yang sifat alirannya terus menerus dengan lahan
1 Trapesium fluktuasi kecil
Q A
0
x t
Pada aliran tetap (steady) luas tampang basah tidak berubah
selama t, sehingga integrasi persamaan di atas
menghasilkan :
Q1 = Q2 A1V1 = A2V2
Yang dikenal dengan persamaan kontinuitas
HUKUM DASAR
Hukum Kekekalan Energi (PERSAMAAN BERNOULLI)
Sf
v12 hf
2g
Sw
Di mana :
v 22
h1 2g z = fungsi titik diatas garis
v2 referensi
So h2
h = fungsi tekanan di suatu titik
v12 v 22
z1 h 1 z2 h2 hf
z1
g g z2
v = kecepatan aliran
Datum
Variasi Kecepatan
Tipe Saluran
(m/detik)
1. Persamaan Chezy:
insinyur Perancis Antoine Chezy, 1769
V = kecepatan arus, m/s
V C RS C
R
= koefisien Chezy
= jari-jari hidraulik, m
S = kemiringan dasar saluran
2. Persamaan Strickler:
2 1 kstr = koefisien Strickler
V kstrR S 3 2 R = A/P, m
A = luas penampang basah, m2
Koefisien Manning
Harga n
No. Tipe saluran dan jenis bahan
Minimum Normal Maksimum
1. Beton
Gorong-gorong lurus dan bebas dari kotoran 0,010 0,011 0,013
Gorong-gorong dengan lengkungan dan sedikit 0,011 0,013 0,014
kotoran/gangguan
Beton dipoles 0,011 0,012 0,014
Saluran pembuang dengan bak kontrol 0,013 0,015 0,017
3. Saluran alam
Bersih lurus 0,025 0,030 0,033
Bersih, berkelok-kelok 0,033 0,040 0,045
Banyak tanaman pengganggu 0,050 0,070 0,08
Dataran banjir berumput pendek – tinggi 0,025 0,030 0,035
Saluran di belukar 0,035 0,050 0,07
KAPASITAS SALURAN
Q=AxV
Q = debit atau kapasitas, m3/s
A = luas penampang basah, m2
V = kecepatan aliran, m/s
Q A.C R.S
2
Q A.kstr.R .S
1
3 2
A 23 12
Q R .S
n
KONSTANTA MANNING EKIVALEN
(saluran komposit)
Saluran yang dinding dan dasarnya terbuat dari material yang berbeda, maka
angka n Manning untuk dinding dan dasar saluran akan berbeda.
Perlu ditentukan harga n ekuivalen, ne, yang berlaku untuk keseluruhan
penampang basah.
P
i i
3 S2 S2 i i
S4 S 4 i 1 ne 1 ni
i 1
n
i
SALURAN BERGANDA
Saluran berganda dengan nilai n yang bervariasi
Q1 Q3
Q2
Q Q1 Q2 Q3
2 2 2
A1 A1 3 1 A2 A2 3 1 A3 A3 3 1
Q S2 S2 S 2
n1 P1 n2 P2 n3 P3
BENTUK SALURAN YANG
PALING EKONOMIS
Jika lebar dasar saluran sama dengan dua kali kedalaman air
B
B 2h OR h
2
A Bh r
h
P B 2h
B
2
2h h
R
2h 2h 2
PENAMPANG YANG PALING
EKONOMIS SECARA HIDRAULIK
Bentuk trapesium:
Jika lebar dasar saluran sama dengan jari-jari lingkaran luar segi
enam beraturan (hexagonal)
2
B h 3
3
A h2 3
1 r
h
P 2h 3 m
B
h
R
2
PENAMPANG YANG PALING
EKONOMIS SECARA HIDRAULIK
Bentuk segitiga:
P 2h 2 r
h
h 2 1 1
R
m m
4
GORONG-GORONG
(a). Zu.
Zd.
Loncat hidraulik
(b).
(c).
Loncat hidraulik
(e).
2 2
Q CBH gH
dimana: 3 3
B = lebar gorong-gorong
C = koefisien konstraksi pada sisi-sisi pemasukan, untuk ujung persegi C = 0,9; untuk ujung
yang dibulatkan C = 1.
dimana:
Q CBD 2gH CD
D = diameter gorong-gorong
C = koefisien konstraksi pada sisi-sisi pemasukan, untuk ujung persegi C = 0,6; untuk ujung
yang dibulatkan C = 0,8.
GORONG-GORONG KONTROL
KELUARAN (OUTLET CONTROL)
L V 2
2. Kehilangan energi sepanjang gorong-gorong: hf
D 2g
V2
ho
3. Kehilangan energi pada pengeluaran (exit): 2g
di mana:
V= kecepatan aliran dalam gorong-gorong
= koefisien gesekan pada dinding gorong-gorong
L= panjang gorong-gorong
D= diameter gorong-gorong
PERENCANAAN DIMENSI
SALURAN
Data dan informasi (input):
1) Debit, Q
2) Lebar lahan yang tersedia
3) Batasan kedalaman air
4) Kemiringan lahan
5) Bahan yang akan digunakan
Perhitungan (output):
1) Bentuk penampang saluran
2) Dimensi saluran: lebar dan kedalaman
3) Kemiringan dasar saluran
MENGHITUNG DIMENSI
SALURAN
Permasalahan:
Saluran drainase berbentuk trapesium mengalirkan debit sebesar 10 m3/det.
Kemiringan dasar saluran 1 : 5.000. Dinding saluran dilining dengan koefisien
kekasaran n = 0,012. Tentukan dimensi potongan melintang saluran yang paling
ekonomis.
Penyelesaian :
P 2h 3 h
R
A h2 3 2
2
2 1 h 3 1
Q h 3x S 2 r
n2 h=2,16 m
2 1
1 h 3 1 2
10 h2 3 x
0.012 2 5,000 B=2,49 m
2
B h 3 B = 2.49 m
3 Dengan metode coba – coba , didapat
h = 2.16 m
KAPASITAS SALURAN
Perhitungan (output):
1) Luas penampang saluran, A
2) Kecepatan aliran, v
3) Debit, Q
MENGHITUNG KAPASITAS
SALURAN
Informasi awal:
Saluran berbentuk persegi dengan lebar 2 meter, tinggi 1,5 meter,
terbuat dari beton precast. Kemiringan dasar 1 : 1500. Berapa
kapasitas saluran?
Perhitungan:
Koefisien Manning n = 0,02
Tinggi jagaan, w diambil 0,20 meter,
sehingga kedalaman air h = 1,30 meter.
Luas penampang basah A= 2 x 1,30 = 2,60 m2
Keliling basah P = 2 + 2 x 1,30 = 4,60 m.
Jari-jari hidrolik R = 2,60/4,60 = 0,565 m
Kecepatan aliran v = 1/0,02x0,5652/3x0,00080,5=0,97 m/s
Debit Q = 2,6 x 0,97 = 2,51 m3/s.
ALIRAN KRITIS
ENERGI SPESIFIK:
Energi yang dihitung dari dasar saluran:
q 2 v2 Q2
E h E h E h
2gh2 2g 2gA2
2
E hh
2 q v12
2g
Sf
hf
2g Energi Spesifik Sw v 22
2g
h1
v2
So h2
Energi Total z1
Datum z2
X
1 2
KURVA ENERGI SPESIFIK
h
garis E = h
• Persamaan ini mungkin
mempunyai tiga akar yang
berbeda. Satu diantaranya
Kurva E-h
selalu negatif.
h1
V12 1 • Dua nilai h untuk harga E
2g
tertentu, yaitu h1 dan h2,
dinamakan kedalaman selang-
h1
seling (alternate depths).
C
h2
2
• Pada kondisi khusus,
45o h2
E
dimungkinkan h1 = h2, yaitu
V22 pada titik C
h3
2g
3 • Kedalaman pada titik ini
dinamakan kedalaman kritis,
hc, dan alirannya dinamakan
aliran kritis.
KEDALAMAN KRITIS
Aliran kritis terjadi jika Energi Spesisik-nya minimum
1 2
E min hc hc or hcr Emin Vcr ghcr
2 3
Penyelesaian:
q2 Q2 10 2
a) hcr 3 3 2 3 2
0,566 m
g Bg 7,5 .9,81
q2 Q2 10 2
b) hcr 3 3 2 3 2 0,742m
g B g 5 .9,81
MENENTUKAN KEDALAMAN
KRITIS
c) Berapa kemiringan dasar saluran sehingga terjadi
kecepatan kritis pada soal b), jika koefisien Manning
n=0,012.
Penyelesaian:
c) Vcr ghcr 9,81.0,742 2,697 m / s
2
5.0,742 12 3
2 1
Rcr Scr Scr
5 2.0,742
3 2
Vcr 2,697
n 0,012
Scr = 0,00221
Contoh
Untuk mengalirkan air dengan Q = 11 m3/det diperlukan suatu saluran
yang mempunyai kemiringan dasar i=0,0016 dan harga kekasaran
saluran n = 0,025.