1
Gambar 1.1.Perubahan Tinggi Rata-Rata Muka Laut Diukur
Dari Daerah Dengan Lingkungan Yang Stabil Secara Geologi
(Sumber : Wahyudi S. Imam, 2010)
2
mengganggu masyarakat dan dapat memberikan manfaat bagi
kegiatan kehidupan manusia. Sedangkan sistem drainase perkotaan
adalah jaringan drainase perkotaan dalam satu kesatuan wilayah
administrasi kota dansekitarnya (urban) yang saling berhubungan.
3
Perkotaan. Dimana sungai besarnya merupakan sungai
lintas kabupaten/kota
2. Satuan Wilayah Sungai di Kabupaten/Kota; adalah
kumpulan jaringan anak-anak sungai dan saluran pada
masing-masing daerah alirannya dimana wilayah sungainya
menjadi kewenanganpemerintahan kabupaten atau
pemerintahan kota.
4
badan air. Selayaknya, kualitas air sudah bagus sebelum dialirkan
ke badan sungai.
5
B. Sistem Drainase Utama (Major Urban Drainage)
Suatu sistem jaringan drainase yang berfungsi sebagai
pematus untuk suatu wilayah perkotaan, yang pengurusan
dan pengelolaannya menjadi tanggung jawab Pemerintah
Daerah kota/Kabupaten atau Pemerintah Provinsi. Sistem
drainase utama mengumpulkan dan mengeluarkan air dari
sistem drainase lokal
6
Pengendalian Banjir (Flood Control)
Pengendalian Banjir adalah upaya mengendalikan aliran
permukaan dalam sungai maupundalam badan air yang
lainnya agar tidak meluap serta limpas atau menggenangi
daerahperkotaan. Pengendalian banjir merupakan tanggung
jawab pemerintah kabupaten/kota, pemerintah propinsi
ataupemerintah pusat sesuai wilayah sungainya. Konstruksi
atau bangunan air pada sistem flood control antara lain
berupa:
o Tanggul
o Bangunan Bagi
o Pintu Air
o Saluran Flood Way
7
c) Sistem Saluran Tersier
Saluran drainase yang menerima aliran air langsung
dari saluran-saluran pembuangan rumah
tangga.Umumnya saluran tersier ini adalah saluran di
kiri kanan jalan perumahan.
8
B. Topografi
Kondisi topografi yang bergelombang sesuai kontur dalam
pengukuran atau citra satelit.Kota yang berada pada
bagian yangrendah lebih rawan terkena banjir dan
genangan.
C. Geometri Alur Sungai
Kemiringan dasar sungai yang terlalu besar akan
menimbulkan gerusan dasarsungai. Hal semacam ini
akan menyebabkan konsentrasi sedimentasi pada
bagian hilir yang datar dapat menyebabkan saluran /
sungai cepat menjadi dangkal.
Sungai Berkelok (Meander) umumnya terjadi pada
alur sungai yang disebut dalam morfologi sungai
sebagai sungai tua, dimana kemiringan alur sungai
sudah berkurang (mnjadi lebih landai). Sedimentasi
akan mengendap pada bagian yang kecepatan
alirannya menurun. Endapan sedimentasi tersebut
dapat membelokkan arah aliran ke kanan atau kekiri
sehingga sungai menjadi berkelok-kelok.
9
B. Pasang Surut
Tingginya pasang surut laut merupakan faktor penyebab
banjir untuk kota di daerahpantai. Kondisi sekarang, darat
semakin lebih rendah dari air pasang.
10
1.5. Faktor yang Berpengaruh Terhadap Sistem Drainase
Perkotaan
1.5.2. CatchmentArea
Catchment area atau daerah tangkapan air adalah kesatuan
area dimana air permukaannyamengalir ke badan air yang sama
yang berupa sungai atau danau, mengikuti arah konturtopografi
area tersebut.
11
1.5.3. Pertumbuhan daerah perkotaan
a. Pertumbuhan fisik kota: Pertumbuhan fisik kota
dipengaruhi oleh laju pertumbuhan penduduk dan
urbanisasi, yang pada akhirnya mempengaruhi
ketersediaan lahan. Makin sempitnya ruang terbuka
menyebabkan makin besarnya pengaliran (koefisien
run-off) air permukaan sehingga beban sistem drainase
perkotaan semakin berat. Dengan demikian
pembangunan sistem drainase perkotaan harus
mengantisipasi laju pertumbuhan penduduk, sejalan
dengan arahan Rencana Tata Ruang Kota maupun
pentahapan pelaksanaannya.
b. Keseimbangan pembangunan antarkota dan dalam
kota: Pertumbuhan suatu kota harusdidukung oleh
daerah belakang yang menunjang pertumbuhan kota
tersebut. Pertumbuhandaerah belakang yang tidak
terkendali atau tidak sesuai dengan peruntukannya
dapatmengakibatkan bertambahnya potensi banjir dan
genangan di wilayah perkotaan, karenapenurunan
fungsi daerah tersebut sebagai daerah resapan air.
c. Faktor sosial ekonomi budaya: Kurangnya kesadaran
masyarakat terhadap sanitasilingkungan dapat
menimbulkan permasalahan dalam saluran
disampingmenghambat pembangunan sistem drainase
dan mengurangi public area serta keindahan kota.
12
Penerapan peraturan serta perkuatan aspek hukum sangat
diperlukan, agar lahan sepanjangsungai atau saluran dapat
dibebaskan dari hunian penduduk sehingga memudahkan
untukpelebaran atau peningkatan kapasitas saluran pada masa
mendatang serta kegiatan operasi danpemeliharaan saluran.
13