Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH HIDROLOGI

ANALISIS DATA HUJAN

Disusun oleh:
Olivira Ismi Alim( 12050534007)
Prasetio Utomo (12050534021)
Ima Chayanti

(12050534218)

S1 PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN


TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
2015

KATA PENGANTAR

Segala puji kehadirat Tuhan YME yang telah melimpahkan Rahmat serta
Karunia-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah hidrologi
analisis data hujan, kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak
akan bisa terwujud tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu kami
mengucapkan terima kasih kepada Ibu Ir. Nurhayati Aritonang, M.T Selaku dosen
pembimbing dan teman-teman yang membantu tersusunya makalah ini.
Kami

menyadari

bahwa

Makalah

ini

masih jauh dari

sebuah

kesempurnaan, untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya
membangun demi kesempurnaan makalah ini. Akhir kata, kami berharap semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak, khususnya bagi yang
membacanya.

Surabaya, 14 September 2015

Tim Penyusun.

ii

DAFTAR ISI

Halaman Judul.......................................................................................................... i
Kata Pengantar ....................................................................................................... ii
Daftar Isi ................................................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1
A. Latar Belakang .............................................................................................1
B. Tujuan ..........................................................................................................2
C. Manfaat........................................................................................................2
BAB II ANALISIS DATA HUJAN ....................................................................3
A. Umum ..........................................................................................................3
B. Pengecekan Data .........................................................................................3
C. Pengisian Data Kosong .............................................................................. 4
BAB III KESIMPULAN .................................................................................... 11
A. Tinjauan ....................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 12

iii

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kebutuhan akan data curah hujan untuk mendukung perencanaan
pengelolaan sumber daya air suatu wilayah, adalah suatu hal yang mutlak
diperlukan. Cuaca sebagai salah satu elemen dari kondisi iklim di suatu
tempat adalah faktor alam yang perlu diperhitungkan dalam banyak
kegiatan pengelolaan sumber daya air wilayah, mulai dari kegiatan yang
berhubungan langsung dengan tata guna air seperti ketersediaan air, penentuan
musim tanam, pengendalian erosi dan banjir, pengembangan air tanah,
pemilihan jenis pohon untuk reboisasi, penentuan lokasi yang sesuai untuk
suatu kegiatan budidaya pertanian, hingga penentuan jadwal kegiatan proyek
yang disesuaikan dengan kondisi musim atau iklim.
Curah hujan sebagai unsur utama dari iklim mempunyai
karakteristik

yang

dapat mempengaruhi

produk

akhir

banyak

suatu

hasil

perencanaan pengelolaan sumber daya air. Hal yang paling utama untuk
mengetahui kondisi kelembaban tanah atau cadangan air tanah maupun debit
sungai di suatu daerah, adalah terlebih dahulu mengetahui kondisi curah hujan
di daerah tersebut. Oleh karena itu umumnya data curah hujan lebih
diperhatikan dari pada data komponen iklim lainnya. Hujan yang jatuh ke
permukaan

bumi

dipengaruhi

oleh

beberapa

faktor

alam

sehingga

penyebarannya tidak akan merata dengan intensitas yang sama untuk


suatu wilayah sungai. Kedalaman, penyebaran dan intensitas hujan yang tidak
merata dapat diketahui dengan menempatkan stasiun curah hujan yang tepat
baik lokasi, jumlah dan penyebarannya. Kerapatan (density) dalam suatu
Wilayah Sungai (WS) merupakan salah satu faktor penting dalam analisis
hidrologi terutama yang menyangkut parameter hujannya. Hal ini berkaitan
dengan berapa besar sebaran dan kerapatan stasiun hujan dalam suatu WS
dapat memberikan data yang mewakili WS tersebut berpengaruh terhadap
tingkat kesalahan nilai rerata datanya.

Maka penting sekali melakakuan pengecekan kwalitas data agar data yang
dianalisis sesuai dan valid serta dibutuhkan pula metode pengisian data kosong
mengingat ada kalanya data tidak tercatat (incomplete record) dikarenakan
faktor manusia dan alat

B. Tujuan
Makalah ini akan bertujuan untuk menjelaskan mengenai cara mengecek
kwalitas data dan cara mengisi data kosong dengan berbagai metode sebelum
melakukan analisis hidrologi agar data yang digunakan adalah data yang benar
sehingga analisis hidrologi memiliki keakuratan yang tinggi.

C. Manfaat
Makalah ini bermanafaat sebagai pengetahuan bagi mahasiswa sebelum
melakukan analisis hidrologi serta menjadi referensi dalam kegiatan praktek
menganalisis curah hujan di lapangan.

BAB II
ANALISIS DATA HUJAN
A. Umum

Analisa data terhadap perencanaan jaringan drainase terdiri dari beberapa


tahapan untuk mencapai suatu hasil yang optimal. Sebelum tahapan analisa
dilakukan, terlebih dahulu diperlukan data pendukung yang dapat membantu
proses analisa. Adapun data-data yang dipakai dalam proses analisa adalah datadata yang didapat dari beberapa instansi terkait dan narasumber yang dapat
dipercaya. Setelah data-data yang dibutuhkan didapat maka selanjutnya dilakukan
proses analisa data tersebut.

B. Pengecekan Kualitas Data


Data curah hujan yang digunakan dalam analisa terhadap alternatif
penanganan banjir tersebut adalah data curah hujan yang maksimum. Hal ini
bertujuan agar analisa dapat mendekati kondisi yang sebenarnya yang ada di
lapangan. Data curah hujan tersebut didapat dari stasiun-stasiun penakar hujan
maupun stasiun-stasiun pos hujan yang terdapat di sekitar daerah aliran, yang
dapat mewakili frekuensi curah hujan yang jatuh dalam daerah tangkapan hujan
(catchment area).
Pengecekan kualitas data hujan digunakan sebelum analisis hidrologi
lebih lanjut, agar data yang digunakan menjadi runtut waktu dan tidak boleh
mengandung kesalahan serta data kosong. Ada beberapa faktor yang menjadi
penyebab terjadinya kesalahan data hujan yang harus dicek, yaitu :
1. Faktor alam, faktor ini dapat terjadi apabila lokasi stasiun pencatat terletak
pada daerah yang sangat sulit untuk dijangkau, terjadi perubahan
lingkungan sekitarnya (perubahan iklim), dan pemindahan lokasi pada
elevasi yang tidak sesuai.
2. Faktor manusia, faktor ini dapt terjadi apabila sumber daya manusia yang
sanagat kurang, atau dapat pula oleh mental dan tingkah laku orang orang
yang terlibat dalam pengumpulan data.

3. Faktor alat, faktor ini dapat terjadi apabila alat yang digunakan tidak sesuai,
terjadi penggantian alat dengan spesifikasi yang berbeda, dan terjadi
kerusakan alat yang tidak diketahui.

Berikut

adalah

cara

untuk

mengecek

kualitas

data

curah

hujan

(Soewarno,2000) :
1. Melakuakan pengecekan lapangan, untuk memastikan apakah pos hujan
masih beroperasi sama dengan ketentuan teknisnya, atau sudah terjadi
perubahan, cek jenis alat, kedudukan alat, perubahan lokasi dan
perkembangan lokasi pada pos hujan.
2. Melaksanakan pengecekan ke kantor pengolahan data untuk mengetahui,
sejarah beroperasinya pos, metode pengukuran atau penghitungan.
3. Membandingkan data hujan dan iklim untuk lokasi yang sama.
4. Analisis kurva masa ganda.
5. Analisis statistik.

C. Pengisian Data Kosong


Pengisian data kosong digunakan untuk melengkapi data curah hujan yang
tercatat tidak lengkap (incomplate record), berikut ini adalah faktor yang
menyebabkan terjadinya data tidak lengkap :
1.

Faktor manusia, misalnya kesengajaan dari pengamat tidak mencatat data


atau pengarsipan yang kurang baik sehingga data yang diarsip hilang.

2.

Faktor alat, terjadi kerusakan pada alat ukurnya.


Keadaan tersebut menyebabkan ada bagian-bagian tertentu dari data yang

hilang (missing record) untuk melengkapi dapat dilakukan beberapa cara yaitu:
1.

Cara Interpolasi / ekstrapolasi


Misalnya A dan B merupakan pencatat hujan sehingga dapat mencatat
tinggi hujan setiap saat, karenanya lengkung masanya yang dibuat.
Sedangkan C adalah penakar biasa (non recording gauge) yang
menghasilkan tinggi ujan dc dalam 1 hari. Jika distribusi hujan C dianggap
sama dengan distribusi hujan di pos penangkar yang berdekatan (A dan B),

maka lengkung masa C dapat diintropolikan (atau diekstrapolasikan)


dengan lengkung masa A dan B.

d(mm)

t= 1 hari

B
C

Gambar 3.1 Lengkung Massa Hujan Sta A, B dan C

2.

Cara Ratio Normal


Hal in bergunan untuk mengisi data yang hilang atau kesenjangan
(gap) data pada pos penakar hujan tertentu dan pada saat tertentu dengan
bntuan data tersedia pada pos pos penakar disekitarnya pada saat yang
sama.

Cara yang dipakai dinamakan ratio normal. Syarat untuk dapat


menggunakan cara ini adalah tinggi hujan rata rata tahunan pos penakar
yang datanya hilang harus diketahui disamping dibantu dengan data tinggi
hujan rata rata tahunan dan data pada saat data hilang pada pos pos
penakar disekitarnya.
Misalnya pos X (lihat gambar 2.13) adalah pos penakar yang
datanya hilang mempunyai tinggi hujan rata rata tahunan sebesar Anx,
sedangkan pos pos penakar disekitarnya A, B, dan C mempunyai tinggi
hujan rata rata tahunan masing masing sebesar Ana, Anb, dan Anc.
Jika tinggi hujan di pos pos penakar A, B, C pada saat data dipos
penakar X hilang diketahui sbesar da, db, dan dc maka tinggi hujan dipos
penakar X pada saat data hilang dapat ditaksir dengan rumus sebagai
berikut :

dx =

A
B

X
C

Gambar 3.2 Station Pencatan Hujan A, B, C dan X

Jika jumlah pos penakar untuk membantu menentukan data X yang


hilang adalah sebanyak n maka :

Dalam mana n = banyaknya pos penakar disekitar x untuk membantu


menentukan data X
Anx = tinggi hujan rata rata tahunan di X
Ani = tinggi hujan rata rata tahunan di pos penakar disekitar X
untuk membantu menentukan data X

3.

Trend
Trend adalah perubahan gradual (perubahan naik atau turun) faktor
iklim dan hidrologi terhadap waktu. Trend dapat digambarkan jika telah
mempunyai hasil pengamatan (penakaran atau pencatatan) dalam jangka
panjang (long term observation). Adanya oksilasi, siklis atau bentuk lain
dalam trend dapat dihaluskan dengan pertolongan harga rata-rata progresif
atau harga rata-rata bergerak (progresive or moving average) yang
ditentukan sebagai berikut :

Dimana :
y = harga rata-rata progresif
n = jumlah data yang dirata-ratakan
x = hasil pengamatan, misalnya tinggi curah hujan

4.

Rata-rata Aritmatik (Arithmetical Average)


Misalnya pada pos X terdapat data kosong, maka data pada periode kosong
ini dapat diperkirakan dari pos pos lain yang berdekatan misalnya dari

pos A, B, dan C bila semua pos hujan mempunyai karakteristik yang sama
dan curah normal tahunan pos , B, dan C tidak lebih besar 10% bedanya
dengan pos X, maka data hujan pos X pada periode kosong dapat dihitung
dengan rumus (Soewarno,2000) :
Hx = 1/3 (Ha + Hb + Hc)
Dimana :
Hx = Hujan normal tahunan di pos X.
Ha = Hujan normal tahunan di pos A.
Hb = Hujan normal tahunan di pos B.
Hc = Hujan normal tahunan di pos C
.
5.

Kantor Cuaca Nasional Amerika Serikat (US National Weather Service)


Metode ini memerlukan data dari 4 (empat) pos hujan sebagai pos indeks
(index station) misalnya pos A, B, C, dan D yang berlokasi disekeliling
pos X yang datanya hilang. Bila pos indeks itu lokasinya berada di setiap
kuadran dari garis yang menghubungkan Utara-Selatan dan Timur Barat
melalui titik pusat di pos hujan X maka persamaannya adalah
(Soewarno,2000).
Hx=((Hi/Li-2)/((1/Li-2))
Dalam hal ini :
Hx = tebal hujan di pos X
Hi = tebal hujan di pos I (A, B, C, dan D)
Li = jarak pos i ke pos X.

D
B
La
Lb

X
Lc
Ld
C
A
Gambar 3.3. Posisi Pos A, B, C dan D terhadap X

Contoh :
Dari suatu Daerah Pengaliran dengan luas 140 km terdapat 5 buah pos
hujan X, A, B, C, dan D. Pada suatu bulan pos X rusak, tentukan tinggi
hujan di pos X bila pos tersebut dikelilingi oleh pos A, B, C dan D sebagai
pos indeks yang terletak di setiap kuadran dengan data :
Kuadran

Pos Indek

Hujan (mm)

Jarak

dari

(km)
I

100

II

90

10

III

110

IV

120

Jawab:
Kuadran

Pos

H (mm)

Li2

1 / Li2

H / Li2

100

25

0.040

4.000

II

90

100

0.010

0.900

III

110

64

0.015

1.718

IV

120

36

0.027

3.333

0.093

9.952

Total
Dari rumus (3 4) :
Hx =((Hi/Li-2)/((1/Li2))
Hx=9.95208/0.0934
=106.56 mm

10

BAB III
KESIMPULAN
A. Tinjauan
Untuk membuat suatu bangunan air sangat penting sekali untuk
mengetahui besarnya curah hujan dengan cara melakukan analisis hidrologi,
akan tetapi data yang dianalisis tidak boleh salah atau kososng oleh karena itu
dilakukan pengecekan kualitas data dan selanjutnya melakukan pengisian data
kosong yang dapat dilakukan dengan berbagai metode yaitu Interpolasi /
ekstrapolasi, Ratio Normal, Trend, Rata-rata Aritmatik (Arithmetical Average),
Kantor Cuaca Nasional Amerika Serikat (US National Weather Service).

11

DAFTAR PUSTAKA
Aritonang, Nurhayati. 2013. Bahan Ajar Hidrologi Teknik. Surabaya: UNESA
Pers.

Denik Sri Krisnayanti, Wilhelmus Bunganaen, dan Jacob Kedoh.


PENGGUNAAN METODE KAGAN UNTUK ANALISIS
KERAPATAN JARINGAN STASIUN HUJAN PADA WILAYAH
SUNGAI (WS) WAE-JAMAL DI PULAU FLORES. Nusa Tenggar
Timur: e-jurnal Universitas Cendana.

Purwati, Evi. 2011. ANALISIS PEMODELAN HUJAN-ALIRAN


MENGGUNAKAN AVSWAT DI DAS PACAL KABUPATEN
BOJONEGORO. Jember: e-jurnal Universitas Jember.

http://adnyana4al l .blogspot.com/2013/02/anal i sa- cur ah- huj an- r encana.html

http://www.sl i deshar e.net/gr usmayadi /i v- cur ah- huj an- anal i si s- data- hi l
ang- pel uang- huj an- dan- evapotr anspi r asi - gtr

http://www.asamoksida.blogspot.co.id/2012/09/analisis-data-curahhujan_9.html?m=1

http://wxmod.bppt.go.id/JTMC/htstmc/VOL01/vol1no2-09.htm

http://www.academia.edu/6263365/ANALISA_DATA_CURAH_HUJAN_STASI
UN_KLIMATOLOGI_SEMARANG_DENGAN_MODEL_JARINGAN
_SYARAF_TIRUAN

12

Anda mungkin juga menyukai